• Tidak ada hasil yang ditemukan

: 1. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": 1. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN

STANDARDtSASI NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR lA TAHUN 2021

TENTANG

KEBIJAKAN INTERNAL TATA KELOLA SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS

ELEKTRONIK BADAN STANDARDISASI NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

Menimbang a. bahwa untuk meningkatkan prinsip Good Governance

dalam tata kelola teknoiogi informasi dan komunikasi, perlu disusun kebijakan tata kelola sistem pemerintahan

berbasis elektronik sebagai dasar penyelenggaraan

teknoiogi informasi dan komunikasi di Badan

Standardisasi Nasional;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepaia Badan Standardisasi Nasional tentang Kebijakan Internal

Tata Kelola Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Badan Standardisasi Nasional;

Mengingat

: 1. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan

Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);

2. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (Lembaran Negara

(2)

-2-3. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun

2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional (Berita Negara RepubUk Indonesia Tahun 2020 Nomor 1037);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KERALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KEBIJAKAN INTERNAL TATA KELOLA SISTEM

PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK BADAN

STANDARDISASI NASIONAL.

Pasal 1

Kebijakan Internal Tata Kelola Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Badan Standardisasi Nasional disusun untuk memberikan batasan dan panduan bagi internal BSN dan

entitas pengambil keputusan dalam pengelolaan sumber daya teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka penerapan menyeluruh terhadap Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

(SPBE).

Pasal 2

Kebijakan Internal Tata Kelola Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik Badan Standardisasi Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

Pasal 3

Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggaUJ-JaQuari 2021

KEPALA NASIONAL.

(3)

LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

NOMOR lATAHUN 2021 TENTANG

ICEBIJAKAN INTERNAL TATA KELOLA SISTEM PEMERINTAHAN

BERBASIS ELEKTRONIK BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BADAN

STANDARDISASI NASIONAL

KEBIJAKAN INTERNAL

TATA

KELOLA

SPBE BSN

E-60VERNMENT

STATEMENT

POLICY

Badan Standardisasi Nasional

(4)

Kebljakan Internal Tata Kefola SP8S

2021

VellO

DAFTAR ISl

1. DESKRIPSIUMUM

^

1.1. Latar Belakang

^

1.2. Peruntukan

5

1.3. Tujuan

_

^

1.4. Manfaat g

2. KEBIJAKAN INTERNAL ARSITEKTURSPBE B5N

2.1. Pendahuluan y

2.2. Definisi y

2.3. Arsitektur SPBE di Badan Standardisasi Nasional , g

2.4. Referensi g

3. KEBIJAKAN INTERNAL PETA RENCANA SPBE BSN 10

3.1. Pendahuluan jq

3.2. Definist...

3.3. Peta Rencana SPBE di Badan Standardisasi Nasional 10

3.4. Referensi _ ^2

4. KEBUAKAN INTERNAL MANAJEMEN DATA BSN

4.1. Pendahuluan j2

4.2. Definisi 23

4.3. Manajemen Data di Badan Standardisasi Nasional 14

4.4. Referensi 25

5. KEBIJAKAN INTERNAL PEMBANGUNAN APLIKASI SPBE BSN 16

5.1. Pendahuluan 26

5.2. Definisi 26

(5)

Kebijakan Internal Tota Kelala SPBE 2021 j q

5.3. Pembangunan Aplikasi SPBE Badan Standardisasf Nasional

5.4. Referensi

6. KEBIJAKAN INTERNAL LAYANAN PUSAT DATA BSN

19

6.1. Pendahuiuan jg

6.2. Deftnisi

6.3. Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional 20

6.4. Referensi 2i

7. KEBIJAKAN INTERNAL PENGOPERASIAN JARINGAN INTRA SPBE BSN 22

7.1. Pendahuiuan 22

7.2. Definisi 22

7.3. Pengoperasian Jaringan Intra Badan Standardisasi Nasional 23

7.4. Referensi 24

8. KEBIJAKAN INTERNAL SISTEM PENGHUBUNG LAYANAN SPBE BSN 24

8.1. Pendahuiuan 24

8.2. Definisi 25

8.3. Penggunaan Sistem Penghubung Layanan SPBE Badan Standardisasi Nasional 25

8.4. Referensi 27

9. KEBIJAKAN INTERNAL MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI SPBE BSN 27

9.1. Pendahuiuan 27

9.2. Definisi 28

9.3. Manajemen Keamanan Informasi SPBE Badan Standardisasi Nasional 28

9.4. Referensi 29

10. KEBIJAKAN INTERNALAUDfTTIKBSN

10.1. Pendahuiuan 3q

10.2. Definisi

10.3. Audit TIK Badan Standardisasi Nasional 31

(6)

Kebijakan /ntemol Tata Kelola SPBE jn»i

VefsTl.O

10.4. Referensi

34

11. KEBIJAKAN INTERNAL TIM KOORDINASI SPBE BSN

34

11.1. Pendahuluan

- 34

11.2. Definisi

34

11.3. Tim Koordinasi SPBE di Badan Standardisasi Nasfonal

3g

11.4. Referensi

(7)

Kebijakon Internal Tata Kelola SPBE 2021

Versll.O

1. DESKRIPSIUMUM

1.1. LatarBelakang

Penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan publik memerlukan

Good Governance. ImplementasI Good Governance akan menjamin transparansi,

efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Pada sisi lain, penggunaan

TIK oleh institusi pemerintahan sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, dengan

intensitas yang semakin meningkat. Untuk memastlkan penggunaan TIK tersebut

benar-benar mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan, dengan

memperhatikan ehsiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko terkait

dengannya, diperlukan Good Governance terkait dengan TIK, yang dalam dokumen

Ini disebut sebagai Tata Kelola TIK. Didalam Tatakelola TIK ada komponen Kebljakan

TIK yang menjadi dasar penyelenggaraan TIK di Instansi Pemerintah.

Digitalisasi tata kelola pemerintahan ini juga merupakan langkah nyata

reformasi birokrasi yang bermuara pada peningkatan kualitas layanan publik. Selring

perkembangan zaman, birokrasi pemerintahan pun harus beradaptasi. Implementasi e-government akan menekan praktik curang daiam birokrasi, seperti pungutan liar, suap menyuap, bahkan korupsi, kotusi, dan nepotisme (KKN). Bedasarkan Perpres tereebut, seluruh penyelenggara negara mulai dari pusat hingga daerah 'dipaksa' untuk menerapkan e-government secara terintegrasi sebagai babak baru pengelolaan semua urusan pemerintahan dan pelayanan masyarakat menerapkan

SPBE. Digitalisasi sistem pemerintahan ini, adalah salah satu cara untuk mereformasi

birokrasi yang bermuara pada pelayanan publik yang prima. Penerapan SPBE secara optimal akan berdampak pada integrasi sistem sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Semua pimpinan instansi pemerintah, dari pusat hingga daerah, harus mendukung akselerasi SPBE pada liga domain utama, yaitu kebijakan, tata kelola, dan layanan. SPBE tak sekadar mengubah administrasi pemerintahan yang tadinya manual, menjadi digital atau komputerisasi. Lebih dari itu, sistem antar unit kerja

bahkan antar instansi harus terhubung atau terintegrasi

Kehadiran Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) merupakan babak baru bagi tata kelola atau

manajemen pemerintahan di Indonesia. Berdasarkan kebijakan tersebut, seluruh

(8)

Kebiiakan Internal Tata Kelola SPBE

2021

j

g

instansi pemerintah wajifa menerapkan SPBE atau yang leblh dikenat dengan

e-governmenL Selain itu, dengan terbitnya Peraturan Menteri PANRB No 59 tahun

2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi SPBE semakin menegaskan bahwa

pentingnya menerapkan SPBE bagi seluruh instansi pemerintahan pusat mupun

daerah dengan adanya proses penilaian terhadap kematangan SPBE di

masing-masing instansi pemerintahan di Indonesia.

Sebenarnya, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang

merupakan embrio dari e-government itu sendiri, bukan barang baru dl tanah air,

termasuk di kalangan birokrasi pemerintah. Namun, dalam implementasinya masih

bersifat silo-silo^ sehingga terjadi inefisiensi. Untuk memetakan e-government secara

nasional, tahun 2018, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) melakukan evaluasi penerapan e-government pada 616 instansi pemerintah.

1.2. Peruntukan

a. Kebijakan SPBE BSN diperuntukkan bagi seluruh instansi Badan Standardisasi Nasional (BSN) di semua level sebagai berikut:

• semua eselon dari 1 s/d 2;

• semua staf dengan jabatan fungsional umum;

• semua staf dengan jabatan fungsional tertentu (khusus); • semua instansi terkait Standardisasi;

• semua mitra kerja BSN.

b. Kebijakan SPBE akan digunakan sebagai prinsip pelaksanaan SPBE dalam penggunaan sumberdaya TIKdi masing-masing unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional, sehingga memenuhi asas: efektivitas, efislensi, dan akseptabilitas.

1.3. Tujuan

Tujuan kebijakan SPBE adalah memberikan batasan dan panduan bagi internal BSN dan entitas pengambil keputusan di dalamnya dalam pengetolaan sumber daya

(9)

Kebijakon Internal Tata KelahSPBE 2021 Vers/IO

TIK dalam rangka penerapan menyeluruh terhadap Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik (SPBE).

Panduan Umum Tata Kelola TIK yang dikembangkan ini juga akan menjadi

rujukan bagi pihak-pihak di luar BSN untuk memberikan pendapat, penilaian maupun

evaluasi atas penyelenggaraan TIK di BSN diantaranya :

a. internal auditor pemerintahan

b. Komunitasbisnis c. Publik

Aspek-aspek berikut ini diharapkan akan mengalami peningkatan secara signifikan dengan kebijakan internal SPBE ini diantaranya:

a. Sinkronisasi dan integrasi SPBE BSN b. Eflsiensi belanjaTIK BSN

c. Realisasi solus! TIK yang sesual kebutuhan secara efisien

d. Operasiona! TIK yang memberikan nilai tambah secara signifikan kepada

publik dan internal manajemen BSN

1.4. Manfaat

Manfaat Kebijakan TIK di BSN dapat dilihat dalam 3 perspektif: nasional,

internal, dan publik.

a. Naslonal. Untuk level nasional, berikut Ini adalah manfaat yang akan dapat dirasakan:

a. Koordinasi dan integrasi Rencana TIK Nasional

b. Mendapatkan standar rujukan kualitas penyelenggaraan TIK Nasional

b. Institusional. Setiap institusi pemerintahan akan:

a. Mendapatkan batasan dan panduan sesuai best practice dalam

penyelenggaraan TIK-nya di internal BSN

b. Mengoptimalkan ketercapaian nilai penyelenggaraan SPBE di unit kerja

masing-masing: internal manajemen & pelayanan publik

c. Memudahkan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan TIK di Internal

BSN

(10)

Kebljokan Internal TatoKelolaSPBE 2021 . Versll.O

c. Publik. Masyarakat diharapkan mendapat manfaat:

a. Kualitas pelayanan publik yang lebih baik

b. Transparansi kriteria batasan penyelenggaraan TIK oleh institusi

pemerintah, sehlngga dapat melakukan fungsi kontrol social.

2. KEBIJAKAN INTERNAL ARSUEKTUR SPBE BSN

2.1. Pendahuluan

Arsitektur menjadi salah satu unsur penting dalam pelaksanaan Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk menclptakan keterpaduan yang

diharapkan akan menciptakan proses bisnis pemerintahan yang terintegrasi antara

instansi pusat dan pemerintah daerah, sehlngga akan membentuk satu kesatuan pemerintahan yang utuh dan menyeluruh serta menghasllkan birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang berkinerja tinggi. Langkah untuk menciptakan keterpaduan adalah dengan membangun tata kelola SPBE dan membuat tools melalui arsitektur SPBE. Selanjutnya, arsitektur SPBE ini yang akan digunakan oleh masing-masing instansi pemerintahan, khususnya dalam kebijakan ini

yaitu Badan Standardlsasi Nasional untuk menyusun rencana induk SPBE.

2.2. Definisi

1. Arsitektur SPBE Nasional bertujuan untuk memberikan panduan dalam

pelaksanaan integrasi Proses Bisnis, data dan informasi, Infrastruktur SPBE, Aplikasi SPBE, dan Keamanan SPBE untuk menghasilkan Layanan SPBE yang

terpadu secara nasional.

2. Arsitektur SPBE BSN adalah kerangka dasar yang mendeskripsikan integrasi proses bisnis, data dan informasi, infrastruktur SPBE, aplikasi SPBE, dan keamanan SPBE untuk menghasilkan layanan SPBE yang terintegrasi baik di lingkungan internal maupun eksternal BSN .

(11)

Kebijakan Internal Tata Kelala SP8E

2021

j, g

2.3. ArsitekturSPBE di Badan Standardisasi Nasional

1. ArsitekturSPBE Badan Standardisasi Nasional disusun dengan berpedoman pada

Arsitektur SPBE Nasional, Peta ftencana SPBE Nasional .

Peta Rencana SPBE

Badan Standardisasi Nasional dan Rencana Strategis Badan Standardisasi

Nasional.

2. Arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasional disusun untuk jangka waktu 5

(lima) tahun.

3. Arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasional disusun dan dikelola oteh Unit

Pengelola TIK dan ditetapkan oleh serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2

pada Unit Pengelola TIK.

4. ArsitekturSPBE Badan Standardisasi Nasional terdiri dari:

■ Referensi arsitektur;

■ Domain arsitektur.

5. Referensi arsitektur mendeskripslkan komponen dasar arsitektur baku yang

digunakan sebagal acuan untuk penyusunan setiap domain arsitektur.

6. Domain arsitektur SPBE BSN terdiri atas:

domain arsitektur Proses Bisnis SPBE Badan Standardisasi Nasional;

■ domain arsitektur data dan informasi SPBE Badan Standardisasi Nasional;

domain arsitektur infrastruktur SPBE Badan Standardisasi Nasional;

■ domain arsitektur aplikasi SPBE Badan Standardisasi Nasional;

■ domain arsitektur Keamanan SPBE Badan Standardisasi Nasional; dan ■ domain arsitektur layanan SPBE Badan Standardisasi Nasional.

7. Untuk menyelaraskan Arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasional dengan

Arsitektur SPBE Nasional, Pimpinan Badan Standardisasi Nasional yang diwakili

serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK

berkoordinasi dan dapat melakukan konsultasi dengan

Instansl yang

menyelenggarakan urusan pemerlntahan di bidang aparatur negara.

8. Arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasional dilakukan perlu pemutakhiran

berkelanjutan berdasarkan hasil kaji ulang /

reviu apabila terdapat perubahan

kebijakan strategis nasional atau Arsitektur SPBE Nasional ataupun perubahan

(12)

Kebijakan Internal Tata Kelala 5PB£ ami

Versll.a

fingkungan dan teknolagi untuk menjamin kesesuaian dengan kebutuhan Badan

Standardisasi Nasional pada paruh waktu dan tahun terakhir pelaksanaan atau

sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

9. Reviu Arsitektur SPBE Instansi Pusat dilakukan faerdasarkan:

■ perubahan Arsitektur SPBE Nasional;

■ hasil pemantauan dan evaluasi SPBE dt BSN; • perubahan pada unsur SPBE BSN; atau

• perubahan rencana strategis BSN.

10. Reviu Arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasional dilakukan oleh Pimpinan

Badan Standardisasi Nasional yang diwakili serendah-rendahnya oleh Pejabat

Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK.

11. Kebijakan internal arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasional dipantau,

dinilai, dan dievaluast secara berkala terhadap perubahan llngkungan, teknologi

dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim Penilai SPBE dart

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

2.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik. 4

September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem

Pemerintahan Beibasis Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018 Penyusunan Peta Proses Bisnis

Instansi Pemerintah. 27 Maret 2018. Jakarta;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

(13)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPBE

2021

j

g

3. KE8IJAKAN INTERNAL PETA RENCANA SPBE BSN

3.1. Pendahuluan

Inovasi pembangunan aparatur negara dilakukan melalui penerapan SPBE

yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan TIK untuk memberlkan

layanan kepada instansi pemerintah, aparatursipll negara, pelaku bisnis, masyarakat,

dan pihak -

plhak lainnya, namun dalam penyelenggaraan SPBE tiarus memberlkan

arah SPBE yang terpadu dan berkeslnambungan dengan Peta Rencana Induk SPBE

Nasional, maka Badan Standardisasi Nasional perlu menetapkan perencanaan induk

penyelenggaraan SPBE selama lima tahun kedepan yang Implementatif dan

komprehensif sesuai dengan regulasi yang berlaku, perkembangan teknologi serta

dengan pengguna layanan Badan Standardisasi Nasional baik Internal maupun

eksternal.

3.2. Definisi

1. Rencana induk SPBE adalah dokumen perencanaan SPBE yang mendukung

pelaksanaan SPBE. Rencana induk SPBE dikenal dengan nama Rencana Induk

TIK, Master Plan TIK, rencana pengembangan TIK, Blue Print Pengembangan TIK.

2. Visi dan misi SPBE merupakan pemyataan yang selaras dan mendukung

teriaksananya visI dan misi Badan Standardisasi Nasional.

3. Peta rencana SPBE berisi tahapan pelaksanaan SPBE yang diuraikan melalui

program kegiatan, target keluaran, tahun pelaksanaan, dan perklraan biaya.

3.3. Peta Rencana SPBE dl Badan Standardisasi Nasional

1. Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional disusun dan dikeiola oleh Unit

Pengelola TIK dan diletapkan serendah-rendahnya oleh Pejabal Eselon 2 pada

Unit Pengelola TIK.

2. Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional disusun untuk jangka waktu 5

(lima) tahun.

3. Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional terdiri darl:

■ Tata Kelola SPBE Badan Standardisasi Nasional;

■ Manajemen SPBE Badan Standardisasi Nasional;

(14)

Kebljakon Internal Tata Kelala SPBE 2031

VersI 1.0

Layanan SPBE Badan StandardisasI Nasionai;

Infrastruktur SPBE Badan Standardisasi Nasionai;

Apllkasi SPBE Badan Standardisasi Nasionai; Keamanan SPBE Badan Standardisasi Nasionai; dan

Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi.

4. Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasionai disusun berdasarkan Peta Rencana SPBE Nasionai, Arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasionai dan

Rencana Strategis Badan Standardisasi Nasionai.

5. Penyusunan Peta Rencana SPBE harus memperhatikan keselarasan dengan Peta

Rencana SPBE Nasionai.

6. Untuk menyelaraskan Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasionai dengan

Peta Rencana SPBE Nasionai, Pimpinan Badan Standardisasi Nasionai yang

diwakili serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK

berkoordlnasi dan dapat melakukan konsultasi dengan

instansi yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.

7. Cakupan Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasionai paling sedikit

memuat;

a. muatan visi dan misi SPBE Badan Standardisasi Nasionai;

b. arsitektur SPBE Badan Standardisasi Nasionai yang termasuk arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi,

arsitektur keamanan, dan gambaran integrasi SPBE antar instansi; c. indikator keberhasilan;

d. Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasionai dan portofoiio

kegiatan pengembangan SPBE Badan Standardisasi Nasionai selama

lima tahun yang diterapkan secara konsisten melalui Rencana Kerja

yang dipantau, dievaluasi secara berkala, dan dilakukan pemutakhiran berkesinambungan.

8. Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasionai dilakukan perlu pemutakhiran berkelanjutan berdasarkan hasil kaji utang / reviu apabila terdapat perubahan kebijakan strategis nasionai atau Peta Rencana SPBE Nasionai ataupun perubahan iingkungan dan teknologi untuk menjamin kesesuaian dengan

(15)

Kebijakan Internal TotoKeloIaSPBE 2021

Versll.0

kebutuhan Badan Standardisasi Nasional pada paruh waktu dan tahun terakhir

pelaksanaan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

9. Reviu Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional dilakukan oleh Pimpinan

Badan Standardisasi Nasional yang diwakili serendah-rendahnya oieh Pejabat

Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK.

10. Kebijakan internal Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional dipantau,

dinilal, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan lingkungan, teknologi

dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oieh Tim Penllai SPBE dari Kementerlan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasl.

3.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasl

Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem

Pemerlntahan Berbasis Elektronik. 4 September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrast

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Eiektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasl Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018 Penyusunan Peta Proses Bisnis instansi Pemerintah. 27 Maret 2018. Jakarta;

4. Peraturan Preslden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerintahan Berbasis Eiektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

4. KEBIJAKAN INTERNAL MANAJEMEN DATA BSN 4.1. Pendahuluan

Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 16 Tahun 2020 tentang Manajemen

Data SPBE merupakan tindak lanjut dari Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE

terkait manajemen data. Beberapa tantangan yang masih dihadapl adalah data bersifat silo atau belum terintegrasi sehlngga akses data menjadl sulit ketika dibutuhkan untuk intervensl publik, standar data maslh lemah sehlngga berpengaruh

terhadap proses bagi pakal data, dan kemampuan SDM yang terbatas faerkaitan

(16)

Kebijakan Internal Tata Kelola SPBE 7mi

Versl l.c

dengan transformasi digital. Satah satu prakarsa pemerlntah terkatl data adalah

melalul Satu Data Indonesia dengan Instansi Pembina yaitu Kementerian

PPN/Bappenas. Manajemen data sangat panting untuk mengintegrasikan data,

seperti dalam bantuan sosial diharapkan manfaatnya dapat dirasakan beneficiaries.

Manajemen data induk dan referensijuga krusial untuk memberikan perspektif yang

lebih nyata. Manajemen basis datajuga penting untuk memenuhl kebutuhan data

setiap saat. Manajemen data SPBE diharapkan dapat mendukung amanat dari

Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, yaitu mewujudkan

ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan,

serta mudah dlakses dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan daerah sebagat

dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan.

4.2. Definisi

1. Manajemen Data adalah proses pengelolaan data mencakup perencanaan, pengumpulan, pemeriksaan dan penyebarluasan yang dilakukan secara efektif dan efisien sehingga diperoleh data yang akurat. mutakhir, dan terintegrasl.

2. Manajemen Arsitektur Data adalah rangkaian proses untuk menetapkan dan

menyebarluaskan komponen Arsitektur Data.

3. Manajemen Data Referensi adalah rangkaian proses perencanaan, pengumpulan,

pemeriksaan dan penyebarluasan Data Referensi.

4. Manajemen Basis Data adaiah proses pengelolaan kumpulan data yang disimpan

di pusat Data Nasional.

5. Manajemen Kualitas Data adalah proses untuk memastikan Data yang dihasilkan dan dikelola secara elektronik memenuhi prinsip Satu Data Indonesia.

6. Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola Data pemerlntah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan serta mudah untuk diakses dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah melalui pemenuhan Standar Data, Metadata, kaidah tnteroperabilitas Data dan menggunakan Kode Referensi dan Data Induk. 7. Pusat Data Nasional adalah sekumpulan pusat Data yang digunakan secara bagi

pakai oleh Instansi Pusat dan Pemerlntah Daerah, saling terhubung, dan

(17)

Kebljakan Intemol Tata Kelola SPBE ?rai

Versil.O

digunakan untuk penempatan sistem elektronik dan komponen terkait lainnya

untuk keperluan pemulihan Data.

4.3. Manajemen Data di Badan Standardisasi Nasional

1. Data dan informasi yang terdapat dalam Manajemen Data SPBE Badan

Standardisasi Nasionai mencakup semua jenis data dan informasi yang dimiliki

oleh Badan Standardisasi Nasional dan/atau yang diperoleh masyarakat umum

terkait bidangTeknologI informasi dan Komunikasi.

2. Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasional disusun dan dikelola oleh

Unit Pengelola TIK dan ditetapkan serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2

pada

Unit Pengelola TIK.

3. Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasional disusun berdasarkan Peta

Rencana SPBE Nasional, Arsitektur SPBE Nasional. Arsitektur SPBE Badan

Standardisasi Nasional, Manajemen Data SPBE Nasional dan Rencana Strategls

Badan Standardisasi Nasional..

4. Penyusunan Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasional harus

memperhatikan keselarasan dengan Manajemen Data SPBE pada Kementerian

PPN/Bappenas.

5. Untuk menyelaraskan Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasional

dengan Manajemen Data SPBE Nasional, Pimpinan Badan Standardisasi Nasional

yang diwakill serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK

berkoordinasi dan dapat melakukan konsultasi dengan Kementerian

PPN/Bappenas.

6. Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasional dilakukan melalui

serangkaian proses pengelolaan arsitektur data, data induk, data referensi, basis

data dan kualitas data.

7. Data dan informasi yang diatur dalam Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi

Nasional harus memenuhi kriteria ;

a. Berdasarkan standar data dan informasi; b. Berbagi pakai data dan informasi;

c. Mudah diakses;

(18)

Kebljakon Internal Tote Kelola SPB£ 2021

veni 1.0

d. Selaras dengan Manajemen Data SPBE Nastonal dan ArsitekturSPBE Badan

Standardisasi Nasional;

8. Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasionai dilakukan perlu

pemutakhlran berkelanjutan berdasarkan hasil kaji ulang / reviu apabila terdapat

perubahan kebijakan strategis nasional atau Manajemen Data SPBE Nasional

ataupun perubahan iingkungan dan teknologi untuk menjamin kesesuaian dengan

kebutuhan Badan Standardisasi Nasional pada paruh waktu dan tahun terakhir

pelaksanaan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

9. Kebijakan internal Manajemen Data SPBE Badan Standardisasi Nasional dipantau,

dinilai, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan Iingkungan, teknologi

dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim Penilai SPBE dari

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birckrasi.

4.4. Referensi

1. Peraturan Menterl Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BIrokrasI Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pemerlntahan Berbasis Elektronlk. 4 September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri PPN / Bappenas No 16 Tahun 2020 Manajemen Data Sistem Pemerlntahan Berbasis Eiektronik. 22 Desember 2020. Jakarta;

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerlntahan

Berbasis Eiektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018 Penyusunan Peta ProsesBisnis Instansi Pemerintah. 27 Maret 2018. Jakarta;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 Sofu Data

Indonesia. 17 Juni 2019. Jakarta;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerlntahan Beibasis Eiektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

(19)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPB£ 2021 j q

5. KEBIJAKAN INTERNAL PEMBANGUNAN APLIKASI SPBE BSN

5.1. Pendahuluan

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang SIstem

Pemerintahan Berbasis Elektronik, pembangunan aplikast merupakan suatu proses

perancangan apllkasi melalui siklus pembangunan aplikasi dimana aplikasi-apltkasi

tersebut bertujuan untuk memberikan layanan SPBE yang optimal balk di lingkungan

Internal Instansi pemerintahan maupun dengan lingkungan eksternal InstansI

pemerintah baik pusat maupun daerah. Dalam pembangunan dan pengembangan

aplikasi SPBE khususnya di lingkungan Badan Standardisasi Nasional, diperlukan

suatu pedoman atau kebijakan internal yang menjadi dasar dalam proses

pembangunan maupun pengembangan aplikasi SPBE. Diharapkan dengan adanya

dasar hukum pedoman atau kebijakan yang terarah dan terkontrol terkait

pembangunan aplikasi SPBE ,

tidak ada lagi redudansi ketersediaan aplikasi terkait

layanan SPBE baik di internal instansi pemerintah maupun antar instansi pemerintah

pusat maupun daerah.

5.2. DefinisI

1. Aplikasi SPBE adalah satu atau sekumpulan program komputer dan prosedur

yang dirancang untuk melakukan tugas atau fungsi layanan SPBE.

2. Pembangunan Aplikasi SPBE merupakan suatu proses perancangan apllkasi

melalui siklus pembangunan aplikasi.

3. Aplikasi Umum adalah Aplikasi SPBE yang sama, standar, dan digunakan secara

bagi pakai oleh Instansi pusat dan/atau pemerintah daerah.

4. Aplikasi Khusus adalah Aplikasi SPBE yang dibangun, dlkembangkan,

digunakan, dan dikelola oleh instansi pusat atau pemerintah daerah tertentu untuk memenuhi kebutuhan khusus yang bukan kebutuhan Instansi pusat dan pemerintah daerah lain

5. Siklus Pembangunan Aplikasi terdirl darl:

a. Perencanaan;

b. Analisis;

c. Desain;

(20)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPBE 2021 Versl J 0

d. Implementasi; dan

e. Pemeliharaan.

5.3. Pembangunan Apiikasi SPBE Badan Standardlsasi Nasional

1. Apiikasi SPBE Badan StandardisasI Nasional digunakan oleh satuan unit kerja

di lingkungan BSN untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE BSN.

2. Apiikasi SPBE Badan Standardisasi Nasional terdiri atas:

a. Apiikasi Umum; b. Apiikasi Khusus

3. Apiikasi SPBE Badan Standardisasi Nasional harus dibangun sscara

terintegrasi baik di lingkungan internal Badan Standardisasi Nasional maupun

dengan instansi lain dalam rangka mendukungsistem informasi nasional yang

terintegrasi (smart nation).

4. Pembangunan dan pengembangan Apiikasi SPBE Badan Standardisasi

Nasional mengutamakan penggunaan perangkat kode sumber terbuka {open

source).

5. Pembangunan dan pengembangan Apiikasi SPBE Badan Standardisasi

Nasional secara terpadu dikoordinasikan oleh Unit Pengelola TIK di Badan Standardisasi Nasional.

6. Apiikasi SPBE Badan Standardisasi Nasional ditetapkan oleh

serendah-rendahnya pejabat Eselon 2 di Unit Pengelola TIK Badan Standardisasi

Nasional.

7. Apiikasi Umum SPBE Badan Standardisasi Nasional yang dibangun dan

dlkembangkan harus:

a. Selaras dengan Arsitektur SPBE Nasional;

b. Berpedoman pada Rencana Induk SPBE Nasional;

c. Memenuhi standar teknis dan prosedur pembangunan dan pengembangan Apiikasi Umum sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan dan Sistem Manajemen Keamanan Informes!

(SMKl).

(21)

Kebljakan Internal Tato Kelola SPBl 2021 VerstlO

8. Aplikast Umum SPBE Bsdan Standardisasi Nasional dan kode sumbernya

didaftarkan dan disimpan pada repositori aplikasi SPBE.

9. Repositori Aplikasi SPBE dikelola oleh Menteri yang menyelenggarakan tugas

pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.

10. Aplikasi Umum SPBE Badan Standardisasi Nasional wajib digunakan oleh

seluruh satuan unit kerja dl lingkungan Badan Standardisasi Nasional.

11. Aplikasi Khusus SPBE Badan Standardisasi Nasional yang dibangun dan

dikembangkan harus:

a. Selarasdengan ArsitekturSPBE Nasional;

b. Sesuai dengan tugas dan fungsl BSN;

c. Berpedoman pada Rencana Induk SPBE Nasional;

d. Memenuhi standar teknis dan prosedur pembangunan dan pengembangan Aplikasi khusus sesuai dengan ketentuan peratuan

perundang-undangan dan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI)

di lingkungan Badan Standardisasi Nasional.

12. Sebelum melakukan pembangun dan pengembangan Aplikasi Khusus, Badan

Standardisasi Nasional harus mendapatkan pertimbangan dari Menteri yang

menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang aparatur negara.

13. Aplikasi Khusus SPBE Badan Standardisasi Nasional dapat dibangun dan dikembangkan oleh satuan unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional sesuai dengan tugas dan fungslnya, setelah mendapat persetujuan

dari satuan unit pengelola TIK BSN.

14. Pembangunan dan pengembangan Aplikasi SPBE Badan Standardisasi

Nasional dikendalikan, dinilai secara kuantltatif, dievaluasi secara berkala, dan dikembangkan secara optima! untuk meningkatkan efektivitas dan efislensi terhadap perubahan lingkungan, teknologi, dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional.

15. Kebijakan internal pembangunan Aplikasi SPBE Badan Standardisasi Nasional

dipantau, dinilai, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan

lingkungan, teknologi, dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim

(22)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPB£ ymr

Vera/1.0

Penilai SPBE dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi.

5.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik. 4

September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

4. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2016. Baku

Pedoman Manajemen IntegrasI dan Pertukaran Data (MANTRA)

Government

Service Bus. Jakarta;

5. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2018 Tata

Keioia TeknologiInformasi dan Komunikasi. 31 Januari 2018. Yogyakarta.

6. KEBIJAKAN INTERNAL LAYANAN PUSAT DATA BSN

6.1. Pendahuluan

Salah satu penyelenggaraan infrastruktur SPBE mencakup pusat data yang

merupakan otak dari sebuah organisasi. Keandalan dan kesuksesan layanan pusat dat

bergantung pada fasilitas infrastruktur, manajemen, dan perencanaan pemulihan

bencana. Oleh karena itu perencanaan dan dukungan yang balk terhadap

pengoperasian pusat data akan meningkatkan produktivitas dan memberikan layanan yang optimal walaupun terjadi suatu bencana.

6.2. Definisl

1. Pusat Data adalah fasilitas yang digunakan untuk penempatan sistem

elektronik dan komponen terkait lainnya untuk keperluan penempatan,

penyimpanan dan pengolahan data, dan pemulihan data.

(23)

Kebljakan Internal Tata Kelala SPB£ 3071 .. . Ver^l.O

2. Pengoperasian pusat data merupakan perencanaan, pembangunan,

pengembangan, penyediaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan infrastruktur

Pusat Data serta Teknologi Informasl dan Komunikasl.

3. Pusat Data Nasional adalah sekumpulan pusat data yang digunakan secara

bersama dan bagi pakai oleh instansi pusat dan pemerintah daerah, dan saling

terhubung yang terdlrl atas pusat data yang diselenggarakan oleh instansi

pusat /

pemerintah daerah dengan memenuhi persyaratan pusat data atau

pusat data yang dibangun khusu untuk digunakan secara bersama dan bagi

pakai oleh instansi pusat dan pemerintah daerah.

6.3. Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional

1. Pengelolaan Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Standar Nasional Indonesia terkait desain Pusat Data dan Manajemen

Pusat Data;

b. tersedianya fasiiitas bagi pakai dengan instansi pemerintah lain;

c. membuat keterhubungan dengan Pusat Data Nasional.

2. Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional sebagai fasiiitas pengolahan

data elektronik perlu memenuhi persyaratan atau standar Intemasional

ANSI/TiA 942 atau Uptime institute, dl mana dalam penerapannya disesuaikan

dengan kebutuhan dan kompleksitas proses bisnis Badan Standardisasi Nasional.

3. Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional dikelola oleh Unit Pengeiota

TiK dan ditetapkan serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2 pada Unit

Pengeiola TIK.

4. Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional harus dimanfaatkan oleh

semua unit kerja pemilik sistem informasl.

5. Tersedia prosedur pengoperasian baku (SOP) mengenai Layanan Pusat Data

Badan Standardisasi Nasional yang menjamin operasi pusat data yang andal

dan:

a. diterapkan secara konsisten di seiuruh unit kerja;

(24)

Kebljakon Internal Tata Kelola SPOE 7mi

Vers/ I.O

b. dikomunikasikan dan dipahami oleh personal pengelola Pusat Data BSN.

6. Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional harus terhubung dengan

pusat data nasional.

7. Monitoring dan perencanaan kapasitas Layanan Pusat Data Badan

Standardisasi Nasional dilakukan secara berkala berdasarkan hasil anatlsis

rekaman aktivitas pusat data.

8. Pengoperasian Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional dievaluasi

secara berkala dan peningkatan kinerja pengoperasian layanan pusat data

dilakukan secara berkesinambungan.

9. Badan Standardisasi Nasional harus memiliki pusat pemulihan bencana

(Disaster Recovery Center/Disaster Recovery Plan) dan prosedur yang telah

ditetapkan dan teruji untuk metnulihkan kembali data atau informasi serta

fungsi -

fungsi penting yang terganggu atau rusak akibat terjadinya bencana

yang disebabkan oleh alam atau manusia.

10. Kebijakan internal Layanan Pusat Data Badan Standardisasi Nasional dipantau,

dinllai, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan lingkungan.

teknologi dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim Penilai SPBE dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

6.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Shtem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 4 September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

4. Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatlka Republik Indonesia

Tahun 2013 Pedoman Teknis Pusat Data.

(25)

Kebllakon Internal Tata Kelola SPfif jnyi

* Vcfs/ to

7. KEBUAKAN INTERNAL PENGOPERASIAN JARINGAN INTRA SPBE BSN

7.1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membertkan dampak positif bagi

sektor pemerintahan yang mampu mengimbangi dan menerapkan teknologi dalam

iingkungan organisasinya, sehlngga mampu mendptakan pemerintahan yang

transparan, akuntabel dan efektif. Penerapan teknologi pada sektor pemerintahan

didukung oleh pemerintah daiam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun

2018, memuat rencana strategis terkait infrastruktur teknologi tnformasi dan

komunikasi yang memadal. Infrastruktur tersebut adalah pusat data, sistem

penghubung layanan pemerintah berbasis sharing sistem, dan jaringan intra

pemerintah. Menurut Perpren nomor 95 tahun 2018, Jaringan Intra adalah jaringan

tertutup yang menghubungkan antar simpul jaringan dalam suatu organisasi.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyeienggaraan Urusan Pemerintahan

Konkuren Bidang Komunikasi Dan Informatika, Jaringan Intra Pemerintah adalah

jaringan Sistem Elektronik yang digunakan dalam Iingkungan Instansl. Merujuk

kepada dua peraturan tersebut dapat di simpulkan bahwa jaringan intra pemerintah

merupakan Jaringan tertutup yang digunakan dalam Iingkungan instansi dimana

Instansi tersebut bertanggung jawab untuk melaksanakan penyediaan infrastruktur,

pemeliharaan dan penataan sarana dan prasarana sistem jaringan intra pemerintah,

serta melaksanakan pemantauan trafik dan pemulihan (recovery).

7.2. Definisi

1. Jaringan intra adatah jaringan tertutup yang menghubungkan antar simpul

jaringan dalam suatu organisasi.

2. jaringan intra pemerintah merupakan jaringan tertutup yang digunakan dalam

Iingkungan instansi dimana instansi tersebut bertanggung Jawab untuk

melaksanakan penyediaan infrastruktur, pemeliharaan dan penataan sarana dan

prasarana sistem jaringan intra pemerintah, serta melaksanakan pemantauan

trafik dan pemulihan (recovery).

(26)

Kebljakan Internal Tata Kelala SPBE

2021

VenllO

3. Jaringan Intra Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan Jaringan Intra

vang diselenggarakan oleh Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah untuk

menghubungkan antar simpul jaringan dalam Instansi Pusat atau dalam

Pemerintah Daerah.

4. Jaringan Intra Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah bertujuan untuk menjaga

keamanan dalam meiakukan pengiriman data dan informasf antar simpul jaringan

dalam Instansi Pusat atau dalam Pemerintah Daerah.

7.3. Pengoperasian Jaringan Intra Badan Standardlsasi Nasional

1. Penyelenggaraan Jaringan Intra di Badan Standardlsasi Nasional menggunakan

jaringan fislk yang dfbangun sendiri oleh Badan Standardlsasi Nasional dan/atau

yang dibangun oleh penyedia jasa layanan jaringan.

2. Jaringan Intra Badan Standardlsasi Nasional disusun dan dikelola oleh Unit

Pengelola TIK dan ditetapkan serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2

pada Unit

Pengelola TIK.

3. Dalam menggunakan Jaringan Intra pemerintah ,

Badan Standardlsasi Nasional

harus;

a. membuat keterhubungan dan akses Jaringan Intra Badan Standardlsasi

Nasional mendapatkan pertimbangan kelayakan operasi dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika; dan

b. mendapatkan pertimbangan kelayakan keamanan dari kepala lembaga yang

menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber;

4. Jenis jaringan intra pemerintah yang digunakan oleh Badan Standardlsasi Nasional yaitu Jaringan Intra Instansi Pusat menghubungkan jaringan di daiam Instansi

Pusat dan Jaringan Intra pemerintah;

5- Penyediaan jaringan intra pemerintah di Badan Standardlsasi Nasional dapat

dilakukan dengan memanfaatkan Jaringan Intra yang telah tersedia dan jaringan

pita lebaryang diamankan.

6. Monitoring dan perencanaan jaringan intra pemerintah di Badan Standardlsasi Nasional dilakukan secara berkala.

(27)

Kebllakan Internal Tata KeMa SPB£ 2021 q

7. Pengoperaslan jaringan intra pemerintah di Badan Standardisasi Nasional

dievaluasi secara berkala dan peningkatan kinerja pengoperastan jaringan intra

pemerintah dl Badan Standardisasi Nasional dilakukan secara berkesinambungan.

8. Kebijafcan internal pengoperaslan pusat data dipantau, diniiai, dan dievaluasi

secara berkala terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan kebutuhan Badan

Standardisasi Nasional oleh Tim Penllal SPBE darl Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan ReformasI Blrokrasl.

7.4. ReferensI

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasI Birokrasi Republlk Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pemerintahan Beitasis Elektronlk. 4 September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 24 Januarl 2018. Jakarta;

3. Peraturan Preslden Republlk Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronlk. 5 Oktober 2018. Jakarta;

8. KEBUAKAN INTERNAL SISTEM PENGHUBUNG LAYANAN SPBE BSN

8.1. Pendahuluan

Infrastruktur SPBE instansi pusat terdirl atas: a) jaringan Intra Instransi pusat;

dan b) sistem penghubung layanan Instansi pusat. IntegrasI sistem apllkasi dapat

diterapkan dengan menggunakan sistem penghubung layanan seperti teknologi

Governement Service Bus (GSB) untuk menghubungkan data, sistem apllkasi,

layanan, dan kanal - kanal perangkat Internet of Things (loT) baik dl internal Badan Standardisasi Nasional maupun antar lembaga dan kementerian.

IntegrasI sistem apllkasi di BSN menggunakan metode API (Application Programming Interface) untuk menghubungkan atau menglntegrasikan data, sistem aplikasi dan layanan dl Internal BSN maupun antar Lembaga dan kementrlan.

IntegrasI sistem apllkasi diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mengatasi

masalah keragaman data dan platform teknologi, mengurangi bahkan mencegah

(28)

Kebijokan Internal Tata Kelola SPBE joji

Versil.O

redudansi data, menghemat pengembangan aplikasi pengolah data, pengembangan

sistem aplikasi berorientasi pada pemanfaatan reusable-resource, dan

mempermudah pengelolaan integrasi informasi dan pertukaran data.

8.2. Definlsl

1. Sistem Penghubung Layanan adalah perangkat integrasi/penghubung untuk

meiakukan pertukaran Layanan SPBE.

2. Penggunaan Sistem Penghubung Uyanan Pemerlntah bertujuan untuk

memudahkan dalam meiakukan integrasi antar Layanan SPBE.

3. integrasi sistem aplikasi dapat dllakukan melalul integrasi layanan SPBE, Integrasi

middleware, maupun integrasi data.

4. Application Programming Interface (API) adalah teknologi yang digunakan untuk

memfasllltasi pertukaran Informasi atau data antara dua atau leblh aplikasi

perangkat lunak.

5. Syarat sebuah Sistem Penghubung Layanan:

a. Tersedia jaiur/bus (sistem koneksl bukan point-to-point);

b. Tersedia metadata repository; dan c. Tersedia service directory

8.3. Penggunaan Sistem Penghubung Layanan SPBE Badan Standardlsasi Naslonal

1. Sistem Penghubung Layanan Badan Standardlsasi Naslonal merupakan perangkat

Integrasi yang terhubung dengan Sistem Penghubung Uyanan Badan

Standardlsasi Naslonal untuk meiakukan pertukaran Layanan SPBE antar InstansI Pusat dan/atau Pemerlntah Daerah.

2. Sistem Penghubung Layanan Badan Standardlsasi Naslonal merupakan Sistem Penghubung Layanan yang diselenggarakan oleh Badan Standardlsasi Nasional

untuk meiakukan pertukaran Layanan SPBE dalam Badan Standardlsasi Naslonal

atau dengan InstansI pemerintahan lainnya baik pusat maupun daerah.

3. Dalam menggunakan Sistem Penghubung Layanan Badan Standardlsasi Nasional,

Badan Standardlsasi Nasional harus:

(29)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPBE 2021 ., .

Vent 1.0

a. membuat keterhubungan dan akses Jaringan Intra Badan Standardisasi

Nasional dengan Jaringan Intra pemerintahan lainnya;

b. memenuhi standar interoperabilitas antar Layanan SPBE;

c. menggunakan standar keamanan dan standar Interoperabilitas antar

Layanan SPBE yang dltetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan

Informatika;

d. mendapatkan pertimbangan kelayakan operasi dari menteri yang

menyefenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan

informatika; dan

e. mendapatkan pertimbangan keiayakan keamanan dari kepala lembaga yang

menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber.

4. Penyediaan Sistem Penghubung Layanan Badan Standardisasi Nasional ditujukan

untuk meningkatkan efisiensi dalam pembangunan dan pengembangan Layanan

SPBE dan melakukan integrasi Layanan SPBE.

5. Sistem Penghubung Layanan Badan Standardisasi Nasional dapat

menghubungkan data, sistem aplikasi, layanan, dan kanal-kanal perangkat loT.

6. Penyediaan Sistem Penghubung Layanan Badan Standardisasi Nasional mensyaratkan adanya standar interoperabilitas, standar keamanan, dan akses

melalui Jaringan Intra pemerlntah.

7. Perlunya ditetapkan walidata dan standardisasi metadata untuk membangun

sistem penghubung layanan di Badan Standardisasi Nasional.

8. Untuk mendukung proses sistem penghubung layanan Badan Standardisasi

Nasional dapat melalui bagi pakai data, basis data terintegrasi, atau menyediakan

API dalam pengembangan aplikasi dan menggunakan sistem Penghubung

Layanan Pemerintah.

9. Unit Pengelola TIK di llngkungan Badan Standardisasi Nasional menentukan

standar teknologi yang digunakan untuk penyelenggaraan sistem penghubung

layanan dengan mempertimbangkan Sistem Manajemen Keamanan InformasI

(SMKI) di lingkungan Badan Standardisasi Nasional.

10. Sistem Penghubung Layanan Badan Standardisasi Nasional dilakukan perlu

pemutakhiran berkelanjutan berdasarkan hasil kaji ulang /

reviu apabila lerdapat

(30)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPB£ 202]

Vmll.O

perubahan kebijakan strategis nasionai atau pedoman sistem penghubung

layanan SPBE ataupun perubahan lingkungan dan teknologi untuk menjamin

kesesuaian dengan kebutuhan Badan Standardisasi Nasionai pada tahun terakhir

pelaksanaan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

H.

Kebljakan internal Sistem Penghubung Layanan Badan Standardisasi Nasionai

dipantau. dtnilai, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan lingkungan,

teknologi dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasionai oleh Tim Peniiai SPBE dari

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

8.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem

Pemerlntahan Berbasis Elektronik. 4 September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor STahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

9. KEBIJAKAN INTERNAL MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI SPBE BSN 9.1. Pendahuluan

Keamanan Informasi merupakan hal penting dalam penyelenggaraan layanan.

Dengan semakin meningkatnya risiko dan insiden keamanan informasi dalam

penyelenggaraan sistem elektronik, upaya pengamanan terhadap sistem elektronik

yang memiliki data dan informasi strategis dan penting wajib segera dllakukan.

Keamanan informasi yang handal, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap penyelenggaraan sistem elektronik untuk pelayanan publik. Sehubungan

dengan hal tersebut, dalam rangka keamanan data dan informasi di lingkungan

subsektor AplikasI, perlu menyusun sebuah kajian tentang manajemen keamanan

informasi, yang mengatur bagalmana informasi menjadi aman agar kerahasiaan,

integritas, dan ketersediaan Informasi tetap terjaga.

(31)

Kebllakan Internal Tata Kelola SPBE 2021

Vefs!l.a

Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) ini digunakan sebagai

pedoman atau standar dalam rangka melindungi aset informasi dari berbagai bentuk

ancaman balk dari dalam maupun luar, dengan tujuan untuk menjamin kerahasiaan,

keutuhan, dan ketersedlaan aset informasi. Badan Standardisasi Nasional khususnya

menggunakan referensi dokumen SNl ISO/IEC 27001:2013 terkalt Sistem Manajemen

Keamanan Informasi (SMKI) yang dijadikan dasar pedoman dalam penerapan

Manajemen Keamanan Informasi di lingkungan Badan Standardisasi Nasional.

9.2. Definisi

1. Manajemen SPBE adalah serangkaian proses untuk mencapal penerapan SPBE

yang efektif, efislen, dan berkesinambungan, serta layanan SPBE yang berkualitas.

2. Keamanan SPBE adalah pengendalian keamanan yang terpadu dalam SPBE.

3. Manajemen keamanan informasi bertujuan untuk menjamin keberlangsungan

SPBE dengan meminimalkan dampak risiko keamanan informasi.

9.3. Manajemen Keamanan Informasi SPBE Badan Standardisasi Nasional

1. Keamanan SPBE mencakup penjaminan kerahasiaan, keutuhan, ketersediaan,

keaslian, dan kenirsangkalan {nonrepudiation) sumber daya terkait data dan

informasi, InfrastrukturSPBE, dan Aplikasi SPBE.

2. Penjaminan kerahasiaan ditakukan melalui penetapan klasifikasi keamanan,

pembatasan akses, dan pengendalian keamanan lainnya.

3. Penjaminan keutuhan dilakukan melalui pendeteksian modifikasi.

4. Penjaminan ketersediaan dilakukan melalui penyedlaan cadangan dan

pemulihan.

5. Penjaminan keaslian dilakukan melalui penyedlaan mekanisme verifikasi dan vatidasi.

6. Penjaminan kenirsangkalan {nonrepudiation) dilakukan melalui penerapan tanda tangan digital dan jaminan pihak ketiga terpercaya melalui penggunaan sertifikat

digital.

7. Dalam menerapkan Keamanan SPBE dan menyelesaikan permasalahan Keamanan SPBE, Pimpinan Badan Standardisasi Nasional yang diwakili serendah-rendahnya

(32)

Kebijakan Internal Tata Kelole 5PB£ 2021 j g

oteh Pejabat Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK dapat melakukan konsultasi dan

atau koordinasr dengan kepala iembaga yang menyelenggarakan tugas

pemerintahan di bidang keamanan siber.

8. Penerapan Manajemen Keamanan InformasiSPBEharusmemenuhistandarteknis

SNI ISO /lEC 27001:2013 tentang Sistem Manajemen Keamanan informasi (SMKI)

dan prosedur Keamanan SPBE.

9. Manajemen keamanan Informasi ditakukan melalui serangkaian proses yang

meliputi penetapan ruang lingkup, penetapan penanggung jawab, perencanaan,

dukungan pengoperasian, evaluasi klnerja, dan perbaikan berkelanjutan terhadap

keamanan informasi daiam SPBE.

10. Manajemen keamanan Informasi

dllaksanakan berdasarkan pedoman

manajemen keamanan informasi Badan Standardisasi Naslonal.

11. Daiam pelaksanaan manajemen keamanan informasi, Pimpinan Badan

Standardisasi Naslonal yang diwaklli serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2

pada Unit Pengelola TIK dapat berkoordinasi dan dapat melakukan konsultasi

dengan kepala Iembaga yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang

keamanan siber.

12. Manajemen Keamanan Informasi Badan Standardisasi Nasional dilakukan perlu

pemutakhiran berkelanjutan berdasarkan hasil kaji ulang /

reviu apabila terdapat

perubahan kebijakan strategis nasional atau pedoman keamanan Informasi SPBE ataupun perubahan lingkungan dan teknologi untuk menjamin kesesuaian dengan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional padatahun terakhir pelaksanaan atau

sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

13. Kebijakan intemal Manajemen Keamanan Informasi Badan Standardisasi Nasional

dipantau, dinilai, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan lingkungan,

teknologi dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim Penilai SPBE darl Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BIrokrasi.

9.4. Referensl

(33)

Kebljokan Internal Tata Kehio SPflf 2021 Vetsll 0

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pemerintahan Beitasis Elektronik. 4 September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman EvaluasiSistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

4. Dokumen SNI ISO/IEC 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan infijrmasi.

10. KEBUAKAN INTERNAL AUDIT TIK BSN 10.1. Pendahuluan

Secara umum, Audit teknologi Informasi merupakan keglatan pemertksaan, pengawasan, pengendallan dan pemetaan teknologi yang dilakukan dalam rangka meng-evaluasi penggunaan teknologi dalam suatu Instansi. Audit teknologi informasi penting dilakukan untuk memastikan pengelolaan Tl berjalan dengan maksimal dan memiliki kinerja yang sesuai dengan harapan serta meningkatkan kualitas pengelolaan Tl yang dl gunakan oleh instansi. Tujuan audit teknologi informasi yaitu peningkatan kinerja, penilalan kepatuhan terhadap standar teknis serta peraturan perundangan yang berlaku, dan pencegahan atas risiko penggunaan teknologi. Kemudlan untuk tujuan positioning atau perencanaan serta audit teknologi untuk

Investigasi.

Berdasarkan Perpres nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik {SPBE atau e-Government) Audit Teknologi Informasi dan KomunikasI adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap aset teknologi informasi dan komunlkasi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara teknologi informasi dan

komunlkasi dengan krlterla dan/atau standar yang telah ditetapkan. Hasil darl audit

teknologi informasi BSN dapat digunakan sebagai dasar pengambllan keputusan

strategis untuk menyesuaikan dengan kebutuhan Tl internal maupun eksternal BSN.

(34)

Kebljakon Internal Tato Kelolo SPB£ ami

Venll.O

10.2. Oefinisi

1. Audit Teknoiogi Informasi dan Komunikasi adalah proses yang sistematis untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap aset teknoiogi

informasi dan komunikasi dengan tujuan untuk menetapkan lingkat kesesuaian

antara teknoiogi informasi dan komunikasi dengan kriteria dan/atau standaryang

telah ditetapkan.

2. Audit Teknoiogi Informasi dan Komunikasi terdiri dari: a. Audit InfrastrukturSPBE;

b. Audit AplikasiSPBE;

c. Audit KeamananSPBE.

3. Audit Aptikasi SPBE terdiri atas: a. Audit Apllkasi Umum; b. Audit Aplikasi Khusus.

4. Audit InfrastrukturSPBE terdiri atas: a. Audit InfrastrukturSPBE Nasional;

b. Audit Infrastruktur SPBE instansi Pusat dan Pemerintah Oaerah. 5. Audit keamanan SPBE terdiri atas:

a. Audit keamanan InfrastrukturSPBE Nasional;

b. Audit keamanan Infrastruktur SPBE Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah;

c. Audit keamanan Aplikasi Umum;

d. Audit keamanan Aplikasi Khusus.

10.3. Audit UK Badan Standardisasi Nasional

1. Audit Teknoiogi Informasi dan Komunikasi Badan Standardisasi Nasional meliputi

pemeriksaan hal pokok teknis pada;

a. penerapan tata keioia dan manajemen teknoiogi informasi dan komunikasi; b. fungsionaiitas teknoiogi informasi dan komunikasi;

c. ktnerja teknoiogi informasi dan komunikasi yang dihasiikan; dan d. aspek teknoiogi informasi dan komunikasi lainnya.

2. Audit Teknoiogi Informasi dan Komunikasi Badan Standardisasi Nasional dilaksanakan oieh iembaga pelaksana Audit Teknoiogi Informasi dan Komunikasi

(35)

Kebljakan Internal Tata Kelola SPBE 2021 j g

pemerintah atau lembaga pelaksana Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi

yang terakreditasi sesuat dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan StandardisasI Nasional

diiaksanakan berdasarkan kebijakan umum penyelenggaraan Audit Teknologi

Informasi dan Komunikasi.

4. Audit Infrastruktur SPBE Badan StandardisasI Nasional diiaksanakan paling sedikit

1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun oleh Badan StandardisasI Nasional.

5. Audit Infrastruktur SPBE Badan StandardisasI Nasional diiaksanakan berdasarkan

standar dan tata cara pelaksanaan audit Infrastruktur SPBE.

6. Dalam meiaksanakan audit Infrastruktur SPBE Badan StandardisasI Nasional,

Pimpinan Badan StandardisasI Nasional yang diwakili serendah-rendahnya oleh

Pejabat Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK berkoordinasi dengan menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerlntahan dl bidang komunikasi dan Informatika

terkait pemantauan, evaluasl, dan pelaporan audit Infrastruktur SPBE Instansi

Pusat dan Pemerintah Daerah.

7. Ketentuan terkait standar dan tata cara pelaksanaan audit Infrastruktur SPBE Badan StandardisasI Nasional merujuk kepada Peraturan Lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi.

8. Audit Aplikasi SPBE Badan StandardisasI Nasional diiaksanakan berdasarkan standar dan tata cara pelaksanaan audit Aplikasi SPBE.

9. Audit Aplikasi Umum diiaksanakan 1

(satu) kali dalam 1

(satu) tahun oleh kepala

lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan tugas

pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

10. Audit Aplikasi Khusus Badan StandardisasI Nasional diiaksanakan paling sedikit 1

(satu) kali dalam 2 (dua) tahun oleh Badan StandardisasI Nasional.

11. Dalam meiaksanakan audit Aplikasi Khusus, Pimpinan Badan StandardisasI Nasional yang diwakili serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2 pada Unit Pengelola TIK berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika terkait pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan audit Aplikasi Khusus.

(36)

Kebljokan Internal Tata Kelola SPBE 3021

Versll.O

12. Ketentuan terkait standar dan tata cara pelaksanaan audit Aplikasi SPBE Badan

Standardisasi Nastonal merujuk kepada Peraturan Lembaga pemerlnlah non

kementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pengkajlan

dan penerapan teknologi.

13. Audit keamanan SPBE Badan Standardisasi Nasional dilaksanakan berdasarkan

standar dan tata cara pelaksanaan audit Keamanan SPBE.

14. Audit keamanan InfrastrukturSPBE dan audit keamanan Aplikasi Khusus dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun oleh Badan Standardisasi Nasional. 15. Dalam melaksanakan audit keamanan Infrastruktur SPBE Badan Standardisasi Nasional dan audit keamanan ApiikasI Khusus, Pimpinan Badan Standardisasi Nasional yang diwakili serendah-rendahnya oleh Pejabat Eselon 2 pada Unit

Pengelola TIK berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang komuntkasl dan informatika terkait pemantauan, evaluasi, dan pelaporan audit keamanan Infrastruktur SPBE Badan Standardisasi

Nasional dan audit keamanan Aplikasi Khusus.

16. Ketentuan terkait standar dan tata cara pelaksanaan audit Keamanan SPBE Badan

Standardisasi Nasional

merujuk kepada Peraturan Lembaga yang

menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang keamanan slber.

17. Audit TIK Badan Standardisasi Nasional dilakukan perlu pemutakhiran

berkelanjutan berdasarkan hasii kaji ulang /

reviu apabila terdapat perubahan

kebljakan strategis nasional atau pedoman pelaksanaan audit TIK SPBE ataupun perubahan lingkungan dan teknologi untuk menjamin kesesuaian dengan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional padatahun terakhir pelaksanaan atau

sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

18. Kebljakan internal Audit TIK Badan Standardisasi Nasional dipantau, dinilai, dan dievaiuasi secara berkala terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan

kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim Penilai SPBE dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

(37)

Kebljokan Internal Tata Kelola SPBE 2021 j g

10.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pemerlntahan Berbasis Elektronlk. A September 2020. Jakarta;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerlntahan Berbasis Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerlntahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

11. KEBUAKAN INTERNAL TIM KOORDINASI SPBE BSN

11.1. Pendahuluan

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem

Pemerlntahan Berbasis Elektronik instansi pusat dan pemerintah daerah waj'ib

menerapkan kebijakan Sistem Pemerlntahan Berbasis Elektronik (SPBE). Pada Pasal

60 disebutkan disebutkan bahwa Badan StandardisasI Nasional perlu menunjuk

koordinator SPBE yang bertugas melakukan koordlnasi dan melakukan koordinasi

berkesinambungan terkait kebijakan SPBE di Badan StandardisasI Nasional dengan

Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara. Untuk menunjang hal tersebut,

berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 59 Tahun 2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi SPBE yang merupakan penyempurna terhadap Peraturan Presiden

Nomor 95 Tahun 2018 maka perlu dibentuk Tim Koordinasi Sistem Pemerlntahan

Berbasis Elektronik di lingkungan Badan Standardisasi Nasional yang bertujuan untuk mencapai penyelenggaraan SPBE yang efektif, efislen, dan berkesinambungan.

11.2. Definisi

Tim Koordinasi SPBE adalah para pejabat yang ditunjuk dalam sebuah tim yang dapat disejajarkan dengan Tim Pengarah TIK, Komite Pengarah TIK, ataupun steering

committee.

(38)

Keblfakan Internal Tata Kelola SPflf 2021 VersI 1.0

11.3. Tim Koordinasi SPBE di Badan Standardisasi Nasional

1. Koordinator SPBE adalah Sekretariat Badan Standardisasi Nasionat yang ditentukan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional dan bertugas untuk

melakukan koordinasi dan penerapan kebijakan SPBE serta pemantauan dan

evaluasl SPBE di Badan Standardisasi Nasionai.

2. Tim Koordinasi SPBE adalah perwakllan pejabat di Badan Standardisasi Nasional yang bertugas untuk mengendalikan, mengarahkan, dan evaiuasi SPBE, termasuk perumusan kebijakan dan penerapan SPBE di Badan Standardisasi Nasionai. 3. Tim Koordinasi SPBE Badan Standardisasi Nasional bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Badan Standardisasi Nasional.

4. Tim Koordinasi SPBE dibentuk dan diangkat dalam masa jabatan teretentu berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional yang mencakup pengaturan tugas dan fungsi Tim Koordinasi SPBE yang dapat diterapkan di semua unit kerja dan :

a. telah disetujui dan ditetapkan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional; b. dikomunikasikan dan dipahami oleh personal yang terlibat langsung di

lingkungan Badan Standardisasi Nasional.

5. Kinerja dari Tim Koordinasi SPBE dipantau, dinllai, dan dievaluasi oleh Tim Penilai SPBE dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi secara berkala sebagai upaya peningkatan kinerja Tim Koordinasi SPBE.

6. Kebijakan internal Tim Koordinasi SPBE dipantau, dinilai, dan dievaluasi secara berkala terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional oleh Tim Penilai SPBE dari Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

11.4. Referensi

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 Pemantauan dan Evaiuasi Sistem Pemerlntahan Berbasis Elektronik. 4 September 2020. Jakarta;

(39)

Kebljakan Internal Tata Kelola 5PB€ 2021 Venll.0

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan Berhasls Elektronik. 24 Januari 2018. Jakarta;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. 5 Oktober 2018. Jakarta;

4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 Panduan Umum Tata Kelola Infiirmasi dan Komunikasi Nasional. 19 November 2007. Jakarta.

KEPALA BADAN-SXANDARDISASI NASIONAL,

KUKU CHMAD

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari perencanaan mesin pencacah sampah organik yang dilakukan yaitu didapatkan hasil: (1) Metode pencacah mesin ini adalah pencacah tunggal dengan 2 buah pisau

Tape Handayani 82 dalam bentuk penetapan harga yang adil sesuai dengan kualitas produk yang akan dinikmati konsumen, serta memberikan pelayanan yang sama kepada semua

95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau e-government, yang penerapannya berupa aplikasi SiPERLU dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai,

a) Meningkatkan efektifitas, efisiensi dan menekan biaya. Dengan penerapan E-government dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik melalui pelayanan

Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

3. SBDP: berlatih mewarnai, siswa dapat mewarnai gambar ikan kakap. Dalam melakukan proses belajar mengajar, mahasiswa menggunakan media gambar.,metode pembelajaran

Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, Peraturan Presiden No 39 tahun 2019 mengenai Satu Data Indonesia, Peraturan Menteri Bappenas No 16 tahun 2020

Dengan menerapkan e- government dapat meningkatkan efektivitas dan efiiensi dalam pelayanan public melalui layanan yang tepat waktu, cepat, dan pelayanan yang merata