5 HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori-teori manajemen terutama mengenai teori knowledge management dan managemen strategi, lebih spesifiknya dalam membahas inovasi dan keunggulan kompetitif, yaitu:
2.1.1 Definisi Manajemen
Manajemen menurut Robins dan Coulter (2010, p7) adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Solihin (2009, p3) menyatakan bahwa pada dasarnya manajemen adalah “The art of getting things done through people”, yang artinya adalah seni / cara menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.
Manajemen menurut Terry dan Rue (2012, p1) adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Empat fungsi manajemen menurut Henry Fayol yang dikutip oleh Robins dan Coulter (2010, p9) yaitu:
1. Perencanaan (Planning): Mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
2. Penataan (Organizing): Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
3. Kepemimpinan (Leading): Memotivasi, memimpin, dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain.
4. Pengendalian (Controlling): Mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.
2.1.2 Definisi Inovasi
Inovasi menurut Jones (2013, p388) adalah suatu proses dimana organisasi menggunakan kemampuan dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengembangkan produk atau jasa mereka, atau menemukan sistem produksi dan proses baru untuk merespon lebih baik akan kebutuhan konsumen mereka.
Inovasi menurut Gregory G. Dess (2010, p427) adalah penggunaan dari pengetahuan baru untuk merubah proses dalam organisasi atau membuat suatu produk atau jasa yang baru.
Inovasi menurut Fontana (2011, p1) adalah keberhasilan sosial dan ekonomi berkait diperkenalkannya atau ditemukannya cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga berhasil menciptakan perubahan besar atau perubahan drastis dalam hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat (yang dipresepsikan oleh konsumen atau pengguna) dan nilai moneter atau harga.
Stimulator inovasi menurut Steven P. Robbins dan Mary Coulter yang dikutip oleh Fontana (2011, p78) menyatakan ada beberapa dimensi yang dapat memacu timbulnya inovasi dalam suatu perusahaan yaitu struktur, budaya, dan praktik sumber daya manusia organisasi. Penelitian terhadap dampak dimensi struktur pada inovasi menunjukkan lima hal. Pertama struktur bertipe organis secara positif mempengaruhi inovasi. Karena jenis organisasi itu rendah formalisasi, sentralisasi, dan spesialisasi kerjanya, hal ini memfasilitasi fleksibilitas dan pembagian ide yang amat penting bagi berkembangnya inovasi. Kedua ketersediaan sumber daya yang kaya memberikan pondasi utama bagi inovasi. Ketiga, komunikasi antar divisi yang baik dan intens dapat membantu memperlancar inovasi. Keempat, organisasi inovatif berupaya meminimalisir tekanan waktu yang ekstrem terhadap kegiatan kreatif. Kelima, kinerja kreatif seorang karyawan diperkaya ketika suatu struktur organisasi secara eksplisit mendukung dan memacu kreativitas. Pada dimensi budaya, organisasi yang inovatif cenderung memiliki budaya yang serupa sehingga mendorong eksperimentasi, menghargai keberhasilan dan kegagalan, dan menoleransi kesalahan. Budaya organisasi yang inovatif memiliki hal – hal berikut ini:
1. Menerima ambiguitas
2. Monoleransi ketidakpraktisan
4. Menoleransi resiko 5. Menoleransi konflik
6. Berfokus pada hasil bukan cara 7. Berfokus pada sistem terbuka 8. Menyediakan umpan balik positif
Pada dimensi sumber daya manusia, ditemukan bahwa organisasi yang inovatif itu secara aktif memajukan pelatihan dan pengembangan anggota mereka agar pengetahuan mereka sejalan dengan perkembangan terkini. Selain itu organisasi juga memberikan keamanan kerja yang tinggi kepada karyawan untuk mengurangi kecemasan akan dipecat akibat melakukan kesalahan dan mendorong individu untuk menjadi pemberi ide atau orang yang kreatif. Orang yang kreatif memiliki karakteristik seperti rasa percaya diri yang amat tinggi, gigih, energetik, dan suka mengambil resiko. Mereka juga menunjukkan karakteristik yang berkaitan dengan kepemimpinan yang dinamis. Mereka juga pandai mendapat persetujuan orang lain untuk mendukung misi mereka.
2.1.3 Knowledge Management
Menurut Fontana (2011, p163) knowledge management adalah proses lewat mana perusahaan menghasilkan nilai dari aset perusahaan berbasis pengetahuan dan intelektual dan terejawantah atau diejawantahkan dalam praktik-praktik unggulan perusahaan atau dalam bentuk ide, produk (barang dan/atau jasa) yang ditawarkan kepada konsumen atau masyarakat.
Menurut Dalkir (2011, p3) knowledge management adalah koordinasi yang disengaja dan sistematis dari orang, teknologi, proses, dan struktur organisasi dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menambah nilai melalui penggunaan kembali dan inovasi. Koordinasi ini dicapai melalui penciptaan, berbagi, dan menerapkan pengetahuan serta melalui pemberian pelajaran berharga dan praktik terbaik dalam memori perusahaan dalam rangka mendorong pembelajaran organisasi yang terus-menerus.
Menurut Jashapara (2011, p14) ” knowledge management dapat didefinisikan sebagai berikut :
”the effective learning process associated with exploration, exploitation and sharing of human knowledge (tacit & explicit) that use appropriate technology and cultural enviroment to enhance an organitations intelectual capital and performance”.
Yang artinya proses pembelajaran yang efektif terkait dengan eksplorasi, eksploitasi dan membagikan pengetahuan manusia (Tacit & eksplisit) yang menggunakan teknologi tepat guna dan lingkungan budaya untuk meningkatkan sebuah modal intelektual dari organisasi dan kinerja.
Ada 4 dimensi dari knowledge management menurut Ashok (2011, p14), yaitu :
Sumber : Buku Knowledge management (Ashok Jashapara, 2011)
Gambar 2.1 Dimensi dan Indikator Knowledge management
1. Strategi
Tujuan dari strategi yang berhubungan dengan knowledge management adalah untuk meningkatkan intelektual kapital dan performa organisasi. Intelektual kapital menurut Stewart yang dikutip oleh Ashok Jashapara (2011, p66) adalah pengetahuan, informasi, pengalaman dan lainnya yang dapat digunakan untuk menghasilkan kekayaan.
Sedangkan performa organisasi adalah pemilihan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan performa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Budaya
Knowledge management dan fungsi-fungsi organisasi tidak akan berguna jika organisasi telah gagal memahami pentingnya budaya dalam aspek manajemen perubahan dan implementasinya.
Manajemen perubahan adalah bagaimana organisasi bisa menghadapi atau mengikuti perubahan yang cepat terjadi dan bisa terjadi kapan saja karena adanya perubahan dari faktor internal maupun eksternal perusahaan. Knowledge management Culture Strategy Organizational learning System and Technology Change
management Implementation Intelectual
capital Organizational performance exploration exploitation Knowledge sharing
Implementasi perubahaan adalah cara yang dapat dilakukan organisasi untuk menerapkan perubahan yang ada terhadap organisasi itu sendiri. 3. Organizational Learning
Organizational learning mencakup bagaimana organisasi bisa melakukan eksplorasi, eksploitasi, dan berbagi pengetahuan.
Eksplorasi adalah bagaimana sebuah organisasi bisa belajar dari kesalahan, kegagalan, dan mendiskusikan hal tersebut sehingga dapat membentuk suatu inovasi baru untuk mencegah terjadinya kesalahan atau kegagalan yang sama kembali dan memberi kemampuan organisasi untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang akan terjadi lain waktu. Eksploitasi adalah bagaimana perusahaan dapat belajar dari keberhasilan sebelumnya untuk menjaga status quo dan memperkecil resiko yang ada untuk mendatangkan efisiensi perusahaan.
Knowledge sharing adalah bagaimana perusahaan dapat berbagi pengetahuan antar para karyawan atau kelompok secara terintegrasi maupun melakukan training bagi karyawan untuk dapat menambah pengetahuan mereka.
4. Sistem dan Teknologi
Adalah alat bantu, sistem, dan teknologi yang dapat membantu organisasi (terutama karyawan) dalam melaksanakan knowledge management organisasi seperti menyimpan pengetahuan, berbagi pengetahuan, mengorganisir pengetahuan, menangkap pengetahuan, serta mengevaluasi pengetahuan.
2.1.4 Keunggulan Kompetitif
Menurut Carpenter dan Sanders (2009, p46) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif adalah “ A firm’s ability to create value in a way that its rival cannot”. Yang artinya adalah kemampuan sebuah organisasi untuk menciptakan suatu nilai dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh para pesaingnya.
Menurut Williams (2011, p203) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif adalah menyediakan nilai lebih untuk konsumen dibandingkan yang bisa disediakan oleh para pesaing.
Sedangkan menurut David (2013, p38) menyatakan keunggulan kompetitif adalah semua hal yang dilakukan oleh perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan pesaing.
Dimensi dan Indikator keunggulan kompetitif ini menggunakan Resource-Based View yang dikemukakan oleh David (2013, p127) karena faktor internal di industri outdoor advertising merupakan faktor yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor eksternal. Resource-Based View ini melihat keunggulan kompetitif suatu organisasi dari segi sumber daya yang dimiliki organisasi tersebut. Sumber daya organisasi tersebut harus memiliki salah satu dari tiga indikator berikut:
1. Langka
Suatu sumber daya dapat dikatakan langka apabila sumber daya tersebut tidak dimiliki oleh para organisasi pesaing. Jika ada organisasi pesaing yang memiliki sumber daya sejenis, maka sumber daya tersebut tidak dapat disebut sebagai langka lagi. Walaupun tidak dapat dikatakan bahwa sumber daya yang sama dengan organisasi pesaing tidak dapat membawa keuntungan bagi organisasi, namun lebih menguntungkan bagi suatu organisasi apabila sumber daya yang dimilikinya merupakan sumber daya yang langka.
2. Sulit untuk ditiru
Jika organisasi sulit untuk mendapatkan suatu sumber daya, maka sumber daya tersebut akan mendatangkan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Apalagi jika sumber daya tersebut merupakan sumber daya yang sulit untuk ditiru oleh organisasi pesaing. Bahkan jika suatu organisasi menyatakan sumber daya yang dimilikinya merupakan sumber daya yang langka, keunggulan kompetitif hanya akan dapat tercapai jika sumber daya tersebut juga sulit untuk ditiru.
3. Tidak dengan mudah dapat digantikan
Suatu sumber daya dapat mendukung pencapaian keunggulan kompetitif apabila sumber daya tersebut tidak memiliki penggantinya atau tidak mudah dapat digantikan dengan sumber daya lain. Namun disisi lain, organisasi juga dapat mencapai keunggulan kompetitifnya apabila sumber daya penggantinya juga dimiliki oleh organisasi tersebut.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tabel Jurnal / Penelitian Terdahulu
No. Judul Pengarang Objek
Penelitian Hasil Penelitian 1 Impact of Innovation on Realizing Competitive Advantage in Banking Sector in Jordan Azzam Azmi Abou-Moghli, Ghaith Mustafa Al Abdallah, Ayed Al Muala Industri perbankan di Yordania Innovasi memiliki pengaruh kuat terhadap 4 dimensi keunggulan kompetitif (waktu, kualitas, biaya,
dan fleksibilitas). 2 The Role of Knowledge Management in Creating and Sustaining High Performance Organizations The Case Of Financial
Institutions in Uganda Janet Bagorogoza dan André de Waal Institusi Finansial di Uganda Knowledge management yang baik
akan menghasilkan keunggulan kompetitif di Perusahaan. 3 Study on Approaches of Constructing Travel Agencies’ Sustained Competitive Advantage by Knowledge management ZHANG Zhen-jia Agen perjalanan di Cina Knowledge management telah menjadi alat penting
untuk dapat bertahannya suatu
usaha dan memenangkan. keunggulan kompetitif
4 The Relationship Between Intellectual Capital, Innovation and Competitive Advantage Ali Ekber Akgün, İpek Koçoğlu, Halit Keskin, Hüseyin İnce, dan Salih Zeki İmamoğlu Berbagai macam industri di Turki Inovasi memiliki hubungan dan pengaruh yang kuat terhadap keunggulan kompetitif perusahaan dan performa perusahaan 5 Competitive Advantage Achievement through Innovation and Knowledge Hana Urbancová Organisasi di Republik Ceko Inovasi dan Knowledge merupakan
hal penting dan sangat berperan dalam mencapai keunggulan kompetitif perusahaan
Sumber : Penulis, 2013
2.2 Kerangka Pemikiran
Dari teori-teori dan penelitian terdahulu yang telah ditulis oleh pihak lain, dapat terlihat bahwa inovasi dan knowledge management merupakan dua hal yang mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan keunggulan kompetitifnya.
Dari penjelasan diatas, paradigma/model penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Paradigma / Model Penelitian
Sumber : Penulis, 2013 Inovasi Keunggulan kompetitif Knowledge management T-1 T-2 T-3
2.3 Hipotesis
Mengetahui pengaruh inovasi terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite (T-1)
H0: inovasi tidak berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite H1: inovasi berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite Mengetahui pengaruh knowledge management terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite (T-2)
H0: knowledge management tidak berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite
H1: knowledge management berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite
Mengetahui pengaruh inovasi dan knowledge management terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite (T-3)
H0: inovasi dan knowledge management tidak berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite
H1: inovasi dan knowledge management berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif PT. Neonlite