• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN PENGALOKASIAN KENDARAAN PADA RUMAH TANGGA KEKURANGAN KENDARAAN (VEHICLE ALLOCATION DECISIONS IN VEHICLE DEFICIENT HOUSEHOLD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN PENGALOKASIAN KENDARAAN PADA RUMAH TANGGA KEKURANGAN KENDARAAN (VEHICLE ALLOCATION DECISIONS IN VEHICLE DEFICIENT HOUSEHOLD)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

89 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

KEPUTUSAN PENGALOKASIAN KENDARAAN PADA

RUMAH TANGGA KEKURANGAN KENDARAAN (VEHICLE

ALLOCATION DECISIONS IN VEHICLE DEFICIENT

HOUSEHOLD)

Muti Andayani1, Renni Anggraini2, Sofyan M. Saleh3 1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Mutyrhazi@yahoo.com

Abstract: The increasing of population tends to improve the movement needs since the emergence of residential housing that would enlarge the amount of movements in daily activities. This movement needs also occurred due to the increase of the number of vehicles in each house or family, either a four-wheeled or two-wheeled vehicle in a household. This study was conducted in order to obtain the effect of the decision between male and female in vehicle allocation in a household, either in a work tour or non work tour activity, along with the one who are more frequently used the vehicle to the different destinations and locations at the same time. The survey was conducted by distributing the questionnaires to the families that are reside in some sub-districts of Banda Aceh city. The activity level in each household was indicated to the influence of vehicle allocation. Both male and female do the same activities every single day, so that the vehicle allocation in a household has been increasing along with the amount of movements that are occurred. In addition, based on the analysis that was carried out using CHAID method, male tend to dominate the vehicle (car or motorbike) in a household than female. The possibility between male and female in obtaining the improvement of the travel time monotonously, socio-economic, as well as the situation are the influential factors in vehicle allocation decisions.

Keywords: Vehicle allocation, car, motorbike, CHAID

Abstrak: Peningkatan penduduk cenderung akan meningkatkan kebutuhan pergerakan seiring dengan

munculnya banyak perumahan-perumahan yang akan menambah jumlah pergerakan dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Semakin meningkatnya kegiatan dan aktivitas di setiap keluarga atau penghuni rumah maka akan meningkat juga jumlah kendaraan setiap keluarga. Kebutuhan akan pergerakan ini juga disertai dengan bertambahnya jumlah kendaraan dari setiap rumah atau keluarga baik kendaraan roda 4 (empat) maupun kendaraan roda 2 (dua) di dalam rumah tangga. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan pengaruh terhadap keputusan antara lelaki dan perempuan pada pengalokasian kendaraan dalam setiap rumah tangga berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh penghuni perumahan melalui penyebaran kuisioner pada keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan-kecamatan Kota Banda Aceh. Tingkat aktivitas di rumah tangga ditunjukkan pada pengaruh pengalokasian kendaraan. Baik lelaki dan perempuan melakukan aktivitas yang sama setiap harinya, maka dari itu pengalokasian kendaraan di dalam rumah tangga pun meningkat seiring banyaknya pergerakan yang terjadi. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan metode chaid pria lebih mendominasi kendaraan di dalam rumah tangga untuk kegiatan bekerja dan hal-hal social lainnya, baik kendaraan mobil maupun sepeda motor, kemungkinan lelaki dan perempuan memperoleh peningkatan dengan meningkatnya waktu perjalanan secara monoton, sosial ekonomi, dan juga faktor situasi berpengaruh terhadap keputusan pengalokasian kendaraan.

(2)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 90

PENDAHULUAN

Peningkatan penduduk cenderung akan meningkatkan kebutuhan akan pergerakan seiring dengan munculnya banyak perumahan-perumahan yang akan menambah jumlah pergerakan dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Kebutuhan akan pergerakan ini juga disertai dengan bertambahnya jumlah kendaraan dari setiap rumah atau keluarga baik kendaraan roda 4 (empat) maupun kendaraan roda 2 (dua) didalam rumah tangga.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh terhadap keputusan antara lelaki dan perempuan pada pengalokasian kendaraan dalam setiap rumah tangga berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh penghuni perumahan melalui penyebaran kuisioner pada keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan Kota Banda Aceh antara lain Kecamatan Kuta Alam, Syiah Kuala, Baiturrahman dan Kecamatan lainnya. Keputusan aktivitas didalam setiap rumah tangga saling berhubungan dan juga jumlah kepemilikan kendaraan, baik yang memiliki SIM A (Surat Izin Mengemudi) untuk kendaraan roda 4 (empat) ataupun SIM C untuk kendaraan roda 2 (dua).

Daerah yang dijadikan penelitian adalah Kecamatan Kuta Alam, Syiah Kuala, Baiturrahman, Meuraxa, Jaya Baru, Banda Raya, Lueng bata, Kuta Raja, dan Ulee kareng dimana menjadi tempat melakukan berbagai jenis aktivitas serta menjadi tempat tujuan aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing penduduk. Keseluruhan Populasi Kawasan yang

ditinjau pada Kecamatan-kecamatan ini adalah sekitar 228.562 jiwa (Aceh Dalam Angka 2011) dengan keseluruhan total luas wilayah adalah 61.36 KM2. Akibat pesatnya tingkat pertumbuhan populasi saat ini terus mengalami perkembangan terutama pada kawasan pada penelitian ini, akibat dari perkembangan perumahan yang sudah ada maupun pembangunan perumahan baru dan juga perkembangan terlihat dari pesatnya pembangunan rumah toko (ruko) di sepanjang jalan, sehingga menyebabkan banyaknya aktivitas pergerakan individu yang dibangkitkan pada kawasan tersebut.

Semakin meningkatnya kegiatan dan aktivitas di setiap keluarga atau penghuni rumah maka akan meningkat juga jumlah kendaraan setiap keluarga. Dalam satu rumah bisa jadi hanya memiliki satu mobil dengan lebih dari satu pengemudi dan tidak memiliki motor, ataupun sebaliknya di beberapa rumah memiliki beberapa kendaraan roda 2 (dua) tapi tidak memiliki kendaraan roda 4 ( empat).

Tingkat aktivitas di rumah tangga ditunjukkan pada pengaruh pengalokasian kendaraan. Baik lelaki dan perempuan melakukan aktivitas yang sama setiap harinya, maka dari itu pengalokasian kendaraan didalam rumah tangga pun meningkat seiring banyaknya pergerakan yang terjadi, kemungkinan lelaki dan perempuan memperoleh peningkatan dengan meningkatnya waktu perjalanan secara monoton, sosial ekonomi, dan juga faktor situasi berpengaruh terhadap keputusan pengalokasian kendaraan.

(3)

91 - Volume 3, No.3, Agustus 2014

KAJIAN KEPUSTAKAAN Bangkitan Pergerakan

Banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zona atau daerah per satuan waktu. Jumlah lalu lintas bergantung pada kegiatan kota, karena penyebab lalu lintas ialah kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan berhubungan dengan mengangkut barang (Warpani, 1990: 17).

Tujuan dasar tahap bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona (Tamin O.Z, 2000: 111).

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa definisi dasar tentang bangkitan pergerakan, sebagai berikut (Tamin O.Z, 2000:112) :

1. Perjalanan, pergerakan satu arah dari zona asal kezona tujuan, hal yang dikaji disini tidak saja mengenai pergerakan berkendaraan tetapi juga kadang-kadang pergerakan berjalan kaki.

2. Pergerakan berbasis rumah, pergerakan yang salah satu atau kedua zona (asal/tujuan) pergerakan tersebut adalah rumah.

3. Pergerakan berbasis bukan rumah, pergerakan yang baik asal maupun tujuan pergerakan adalah bukan rumah.

4. Bangkitan pergerakan, digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang

dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah.

5. Tahapan bangkitan pergerakan, sering digunakan untuk menetapkan besarnya bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh rumah tangga (baik untuk pergerakan berbasis rumah maupun bukan berbasis rumah) pada selang waktu tertentu (per jam atau per hari).

Klasifikasi Aktifitas

Didalam penelitian transportasi, di jelaskan bahwa di dalam perjalanan berasal dari rumah tangga yang dilakukan dibawah spasial dan kepentingan sementara. Menurut Anggraini, et al (2006), proses penjadwalan aktivitas terdiri dari 4 (empat)komponen utama:

1. Aktivitas bekerja (termasuk pemilihan waktu, lamanya, lokasi dan pemilihan moda transportasi untuk masing-masing perjalanan)

2. Aktivitas tetap sekunder (termasuk pemilihan waktu, lamanya dan lokasi) 3. Aktivitas fleksibel (termasuk pemilihan

waktu, lamanya dan lokasi)

4. Keputusan perubahan perjalanan dan pemilihan moda transportasi untuk masing-masing perjalanan

Pada penelitian ini ditinjau kegiatan yang dilakukan pekerja dan non pekerja yaitu aktivitas yang dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok. Aktivitas tetap dan aktivitas fleksibel, aktivitas tetap atau mandatory yaitu adalah kegiatan rutin/ tetap yang dilakukan sehari –hari seperti bekerja oleh individu

(4)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 92 perorangan atau pekerja. Aktivitas fleksibel atau

maintenance yaitu kegiatan seperti belanja harian, belanja yang tidak dilakukan perhari, membawa dan mengantar anak atau orang lain dan sebagainya yang dilakukan oleh non pekerja.

Seperti disebutkan dalam Vovsha, et al (2004), aktivitas maintenance rumah tangga dapat lebih lanjut di bagi dalam tiga kategori : belanja, antar jemput, dan aktivitas maintenance lainnya. Belanja penting untuk memunuhi kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pakaian, perlengkapan rumah, dan sebagainya. Antar jemput diistilahkan aktivitas membawa dan mengambil. Yang penting terutama sekali dalam rumah tangga adalah yang berhubungan dengan anak-anak, untuk mengantar dan menjemput mereka sekolah ataupun tempat penitipan anak. Kemudian aktivitas maintenance lainnya seperti ke bank dapat dikelompokkan sama dengan aktivitas lainnya ke dalam aktivitas tunggal. Kebutuhan untuk kegiatan maintenance lainnya kurang sering terjadi.

Pengalokasian Kendaraan

Di Indonesia gender sepertinya masih berperan, sebuah analisis deksriptif menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering mendapatkan kendaraan untuk beraktifitas dibandingkan dengan perempuan di dalam rumah tangga.

Keputusan pengalokasian kendaraan ini dianggap sebagai unsur yang lebih meliputi proses penjadwalan kegiatan. Sejumlah besar

faktor yang berpotensi mempengaruhi keputusan alokasi mobil di rumah tangga yang harus dipertimbangkan. Ini faktor berhubungan dengan aktivitas-jadwal, pengaturan ruang-waktu, dan individu dan rumah tangga yang berkarakteristik. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik bagaimana keputusan dibuat dalam rumah tangga, kita fokus pada rumah tangga yang terdiri dari dua (pria-wanita) kepala rumah tangga. Keduanya adalah pengemudi, dan rumah tangga memiliki satu mobil (Anggraini, et al, 2009)

Menurut Anggraini, et al (2009), keputusan pengalokasian kendaraan berfokus pada rumah tangga yang kekurangan kendaraan (yaitu pengemudi melebihi jumlah mobil) dan melibatkan keputusan bersama antara laki-laki dan perempuan. Seperti yang ditunjukkan pada penelitian sebelumnya di Belanda oleh Anggraini, et al (2009).

Gambar 2: Contoh jadwal keputusan pengalokasian kendaraan di dalam rumah tangga (Sumber : Anggraini ,et al,

2009)

Dalam penggunaan kendaraan didalam rumah tangga dapat dilihat pengalokasiannya antara laki-laki dan wanita, mereka memiliki jam yang sama setiap harinya dari jam 8.00

Male

Non-work tour Non-work tour

(5)

93 - Volume 3, No.3, Agustus 2014

pagi sampai jam 14.00 siang tetapi wanita memiliki waktu diluar kegiatan bekerja di jam 11.00 sampai jam 14.00 dan jam 16.00 sampai 18.00 sehingga pengalokasian kendaraan akan terbagi dengan laki-laki yang sedang bekerja. Sedangkan laki-laki memiliki waktu diluar kegiatan bekerja antara jam 17.00 sore dan jam 20.00 malam.

Disini didalam pengalokasian kendaraan kita melihat kepemilikan SIM (Surat Izin Mengemudi) yang sudah berhak memiliki atau sudah cukup umur untuk mendapatkan SIM. Di Indonesia, Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan.

Persyaratan permohonan SIM perseorangan di Indonesia berdasarkan Pasal 81 ayat (2), (3), (4), dan (5) UU No. 22 Tahun 2009 adalah usia 17 Tahun untuk SIM A, C dan D. Tapi beda hal nya dengan persyaratan permohonan bagi SIM umum berdasarkan Pasal 83 ayat (1), (2), dan (3) UU No. 22 Tahun 2009 adalah usia 20 tahun untuk SIM A.

Konsep Metode Decision Tree

Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, untuk pengklasifikasian aktivitas didalam

rumah tangga baik keputusan pengalokasian kendaraan dapat digunakan metode decision tree yang dapat diolah didalam program software SPSS (Statistical Product and Service Solution) yang relatif cepat, hasil dari model yang dibangun juga sangat mudah dipahami.

Decision tree merupakan salah satu metode klasifikasi yang menggunakan representasi struktur pohon (tree) dimana setiap node mempresentasikan atribut, cabangnya mempresentasikan nilai dari atribut, dan daun mempresentasikan kelas. Disini Pohon (tree) induksi juga digunakan untuk mengindentifikasi aturan yang menjelaskan pililihan atau pun tindakan yang dibuat dibawah kondisi yang terjadi, dimana lebih dari dua cabang dapat dilampirkan ke akar tunggal atau Node (Node yang paling atas dari decision tree disebut sebagai root.

Menurut Gallagher (2000), CHAID atau decision tree pada dasarnya merupakan sebuah proses 4 langkah yang iteratif:

1. Pemeriksaan tiap variable independen menggunakan uji chi-square untuk menentukan kategori mana yang nantinya signifikan untuk menunjukkan perbedaan dalam variabel dependen dan mengumpulkan pula semua kategori yang tidak signifikan. 2. Penentuan variabel independen mana yang

paling signifikan, yang terbaik untuk digunakan dalam membedakan variabel dependen berdasarkan nilai kesignifikanan hasil uji yang dilakukan.

3. Pembagian data menggunakan kategori variabel independen tersebut dengan peringkat

(6)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 94 yang paling signifikan.

4. Untuk tiap tingkatan selanjutnya:

a. Pemeriksaan kategori variablel-variabel independen yang tersisa untuk menentukan peringkat yang paling signifikan dalam penentuan perbedaan variabel dependen selanjutnya dan memisahkannya dengan yang tidak signifikan.

b. Penentuan variabel independen mana yang paling signifikan dan kemudian diteruskan lagi dengan pembagian datanya menggunakan variabel ini.

5. Pengulangan langkah ke-4 untuk semua sub grup sampai teridentifikasi semua pembagian yang secara statistik telah signifikan.

Sedangkan Magidson dalam Bagozzi (1994), menerangkan bahwa langkah langkah analisis CHAID secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Penggabungan, Pemisahan dan Penghentian. Pada decision tree terdapat 3 jenis node, yaitu;

a) Root Node yaitu merupakan node paling atas, pada node ini tidak ada input dan bisa tidak mempunyai output atau mempunyai output lebih dari satu. b) Internal Node yaitu merupakan node

percabangan, pada node ini hanya terdapat satu input dan mempunyai output minimal dua.

c) Leaf node atau terminal node merupakan node akhir, pada node ini hanya terdapat satu input dan tidak mempunyai output Secara umum diagram pohon dari CHAID adalah sebagai berikut (Lehmann dan Eherler, 2001):

Gambar 2.3: Diagram pohon (tree) dalam anlisis CHAID

Sumber : (Lehmann dan Eherler, 2001)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan dan metode penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh hasil dari data survei yang selanjutnya dilakukan pembahasan data.

Hubungan kepemilikan mobil dengan

kepemilikan sepeda motor

Kepemilik an Mobil

Kepemilikan Sepeda Motor

Jumla h Tida k ada 1 Uni t 2 Uni t 3 Uni t >4 Uni t Tidak ada 15 438 444 100 15 1012 1 Unit 18 229 213 69 17 546 2 nit 5 19 40 10 6 80 3 Unit 0 3 2 2 3 10 >4 Unit 0 0 1 0 1 2 Total 1650

Dari tabel jumlah tertinggi responden yaitu yang tidak memiliki mobil tetapi memiliki 2 unit sepeda motor sebanyak 444 KK, dan yang tidak memiliki mobil tetapi juga memiliki

(7)

95 - Volume 3, No.3, Agustus 2014

1 unit sepeda motor sebanyak 438 KK, serta yang memiliki 1 unit mobil dengan 1 unit sepeda motor sebanyak 229 KK. Jika kita melihat hubungan antara kepemilikan mobil dengan kepemilikan sepeda motor dengan hasil pengolahan data diperoleh nilai chi square sebesar 257,133 dimana nilai tabel chi square pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan 24 adalah 36,42. Sehingga chi square hitung lebih besar dari chi square tabel, maka kepemilikan mobil mempunyai hubungan denganjumlah kepemilikan sepeda motor.

4.1.1 Analisa Chaid Dengan Model 1 (satu) Mobil dan 2 (Dua) Pengemudi

Gambar. 4.1: Analisa chaid dengan model 1 mobil dengan 2 pengemudi.

Dilihat dari diagram tree di atas terdapat node 0 node paling awal, disini node 0 tidak memiliki parent node, node 0 pria lebih mendominasi kendaraan mobil didalam rumah tangga dibandingkan dengan wanita, dapat dilihat pria mendapat persentase sebanyak 75 % dan wanita hanya 25 %. Sedangkan pada variable lain seperti pendapatan, jumlah keluarga dan kepemilikan SIM tidak

mempengaruhi pada model 1 (satu) mobil dan 2 (dua) pengemudi, sehingga variabel lain tidak mempengaruhi pengalokasian 1 mobil dalam rumah tangga karena tidak adanya node yang terhubung, jadi ini hasilnya hanya terdapat node 0 yaitu tunggal tidak ada node lain.

4.1.2 Analisa Chaid Dengan Model 1 (satu) Sepeda motor dan 2 (Dua) Pengemudi

Dilihat dari diagram tree di samping ini output model summary terdapat bahwa ada 9 node yang terbentuk, untuk node 0 paling awal tidak memiliki parent node, sedangkan untuk node 1, 2, 3, 4 baru mempunyai parent node yaitu node 0 (node indukannya). Selanjutnya untuk node 5 dan 6 mempunyai parent node yaitu node 2, pada node 7 dan 8 juga mempunyai parent node yaitu node 5. Di diagram tree ini terdapat 6 terminal node yaitu node final, yang menjadi node final yaitu node 1, 3, 4, 6, 7, 8. Dari keenam node terminal atau final yang tertinggi yaitu node 6, node 1 dan node 8, node 6 dengan jumlah persentase 98,7% yang didominasi oleh pria, dengan penggunaan SIM C yang terbanyak. Pada node 1 jumlah persentase juga pria lebih unggul sebesar 90% didalam kegiatan atau aktivitas bekerja dan ekstrakurikuler (Warkop, restoran atau café) didalam penggunaan sepeda motor dalam rumah tangga. Terakhir node 8 pria juga mendominasi kendaraan sepeda motor didalam rumah tangga sebesar 79,4% di jumlah anggota keluarga.

(8)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 96

Gambar 4.2: Analisa chaid dengan model 1 sepeda motor dengan 2 pengemudi

Dilihat dari diagram tree di bawah ini output model summary terdapat bahwa ada 9 node yang terbentuk, untuk node 0 paling awal tidak memiliki parent node, sedangkan untuk node 1, 2, 3, 4 baru mempunyai parent node yaitu node 0 (node indukannya). Selanjutnya untuk node 5 dan 6 mempunyai parent node yaitu node 2, pada node 7 dan 8 juga mempunyai parent node yaitu node 5. Di diagram tree ini terdapat 6 terminal node yaitu node final, yang menjadi node final yaitu node 1, 3, 4, 6, 7, 8. Dari keenam node terminal atau

final yang tertinggi yaitu node 6, node 1 dan node 8, node 6 dengan jumlah persentase 98,7% yang didominasi oleh pria, dengan penggunaan SIM C yang terbanyak. Pada node 1 jumlah persentase juga pria lebih unggul sebesar 90% didalam kegiatan atau aktivitas bekerja dan ekstrakurikuler (Warkop, restoran atau café) didalam penggunaan sepeda motor dalam rumah tangga. Terakhir node 8 pria juga mendominasi kendaraan sepeda motor didalam rumah tangga sebesar 79,4% di jumlah anggota keluarga.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil análisis yang telah dilakukan maka dapat dilihat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengisian kuisioner yang terkumpul sebanyak 1650 KK diperoleh hasil kendaraan yang paling banyak digunakan di Kota Banda Aceh yaitu Sepeda Motor.

2. Dari hasil pengisian kuisioner rata-rata responden banyak yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).

3. Pengalokasian kendaraan didalam rumah tangga di Kota Banda Aceh dari hasil pengamatan yang digunakan dengan metode SPSS dan diinduksikan dengan metode CHAID diperoleh hasil pada model satu mobil dan dua pengemudi keputusan penggunaan mobil lebih tinggi kepada pria daripada wanita.

(9)

97 - Volume 3, No.3, Agustus 2014

4. Pada model satu sepeda motor dengan dua pengemudi pria juga lebih tinggi peranan dalam hal pemakaian kendaraan sepeda motor pada saat bekerja dan hal-hal sosial lainnya.

Saran

1. Untuk penelitian lebih lanjut perlu adanya penambahan data yang lebih banyak.

2. Dari hasil yang didapat perlu adanya penambahan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan pengalokasian kendaraan didalam rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini R, Arentze, T.A., & Timmermans, H.J.P, 2006. A Model of Within-Households Travel

Activity Decisions Capturing Interactions

between Household Heads, 8th International

DDSS Conference, Eindhoven University of Technology.

Anggraini R, Arentze, T.A., & Timmermans, H.J.P, 2009. Car Allocation Decisions In Car

Deficient Household non- work tour,

International DDSS Conference, Eindhoven University of Technology.

Bagozzi, R.P. 1994, Research Oxford Advanced

Methods Of Marketing, London.

Gallagher, C.A., (2000), An Iterative Approach to

Classification Analysis,

http://www.casact.org/pubs/dpp/dpp90/90dpp 237.pdf diakses pada tanggal 10 April 2013 Lehman. T dan Enheler. D. 2001, Responden

Profilling with CHAID and dependency, New

York

Tamin. O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan

Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.

Vovsha. P, Petersen. E, Donnely. R. 2004. A Model

for Allocation of Maintenance Activities to the Household Members, Papers Presented at

the 83th Annual Meeting of the TRB, Washington D.C.

Warpani. S. 1990. Merencanakan Sistem Pengangkutan, Penerbit ITB, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

mengetahui semua unsur yang ada pada soal. Subjek menyelesaikan soal mencipta hanya dengan menggambarkan tanpa melakukan perhitungan, akan tetapi ketika

Maka berdasarkan hasil pembahasan peneliti dan pengamat diketahui penyebab keaktifan siswa kelas III dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siklus

Variabel independent dalam penelitian ini adalah produktivitas tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, UMK dan inflasi di lima kabupaten DI Yogyakarta

Kod istosmjerne struje izmjereno je ja č e magnetsko polje iznad uvrta, dok su izme đ u uvrta izmjerene vrijednosti magnetskog polja sli č ne onima kod izmjeni č ne struje..

Hal ini menunjukkan probiotik dalam yogurt sinbiotik mampu berkompetisi dengan bakteri patogen EPEC K1.1 yang telah menempel pada vili usus duodenum tikus percobaan.. Kerusakan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.02/2015 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang dilengkapi dengan lampiran

Hal ini ditunjukkan oleh perhitungan analisis data dalam kondisi pada fase intervensi (B) dengan mean level sebesar 85,6 , kondisi estimasi kecenderungan arah yang meningkat,

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan oleh gereja dalam melakukan pelayanan anak dalam konteks kekinian yaitu: pertama, melibatkan anak-anak dalam ibadah bersama