• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 I

HALAMAN JUDUL

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

2015

Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2

SMK / MAK

Kelas X Semester II

(2)

II NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

DISKLAIMER (DISCLAIMER)

Penulis

:

Editor Materi

:

Editor Bahasa

:

Ilustrasi Sampul

:

Desain & Ilustrasi Buku

:

Hak Cipta @2015, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan

Semua

hak

cipta

dilindungi

undang-undang,

Dilarang

memperbanyak

(mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku

teks dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun, termasuk fotokopi, rekaman,

atau melalui metode (media) elektronik atau mekanis lainnya, tanpa izin tertulis dari

penerbit, kecuali dalam kasus lain, seperti diwujudkan dalam kutipan singkat atau

tinjauan penulisan ilmiah dan penggunaan non-komersial tertentu lainnya diizinkan

oleh perundangan hak cipta. Penggunaan untuk komersial harus mendapat izin

tertulis dari Penerbit.

Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh Kementerian

Pendidikan & Kebudayaan.

Milik Negara

Tidak Diperdagangkan

(3)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 III

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

(4)

IV NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DISKLAIMER (DISCLAIMER) ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR ... ix

GLOSARIUM... x

I.

PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Deskripsi ... 1

1.2.

Prasyarat ... 1

1.3.

Petunjuk Penggunaan ... 1

1.4.

Tujuan Akhir ... 2

1.5.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 2

1.6.

Cek Kemampuan Awal ... 4

II.

PEMBELAJARAN ... 5

2.1.

Kegiatan Pembelajaran 1. Menganalisis Bangunan Kapal Niaga dan

Membuat Desain Bangunan Kapal Niaga ... 5

2.1.1.

Deskripsi ... 5

2.1.2.

Kegiatan Belajar ... 5

A.

Tujuan Pembelajaran ... 5

B.

Uraian Materi ... 6

2.2.

Kegiatan Pembelajaran 2. Menganalisis Stabilitas Kapal Niaga dan

Membuat Desain Stabilitas Kapal Niaga ... 27

2.2.1.

Deskripsi ... 27

2.2.2.

Kegiatan Belajar ... 27

A.

Tujuan Pembelajaran ... 27

B.

Uraian Materi ... 28

C.

Tes Formatif ... 41

2.2.3.

Penilaian ... 55

(5)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 V

A.

Sikap ... 55

B.

Pengetahuan ... 55

C.

Keterampilan ... 57

III.

PENUTUP ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(6)

VI NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pemberian Tanda dan Nomor pada Gading-gading ... 7

Gambar 2.2. Jenis Kapal Tanker (Pengangkut Minyak) ... 9

Gambar 2.3. Tanker ... 9

Gambar 2.4. Roro ... 10

Gambar 2.5. Feri ... 10

Gambar 2.6. Pesiar ... 11

Gambar 2.7. Kontainer Kargo ... 11

Gambar 2.8. Bulk Carrier ... 12

Gambar 2.9. Tongkang Datar ... 12

Gambar 2.10. Hopper Tongka ... 13

Gambar 2.11. Kapal Angkut ... 13

Gambar 2.12. Floating Production ... 14

Gambar 2.13. Kapal Dukungan Menyelam ... 14

Gambar 2.14. Pemadan Kebakaran ... 15

Gambar 2.15. Platform ... 15

Gambar 2.16. Kapal Tunda ... 16

Gambar 2.17. Kapal Kabel ... 16

Gambar 2.18. Kapal Derek ... 17

Gambar 2.19. Drillship ... 17

Gambar 2.20. Kapal Keruk ... 18

Gambar 2.21. Kapal Ikan ... 18

Gambar 2.22. Kapal Penelitian ... 19

Gambar 2.23. Kapal Kargo ... 19

Gambar 2.24. Kapal Perang ... 20

Gambar 2.25. Kapal Layar ... 20

Gambar 2.26. Kapal Selam ... 21

Gambar 2.27. Landing Craft Tank ... 21

(7)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 VII

Gambar 2.29. Bagian-bagian Kapal ... 23

Gambar 2.30. Flush Deck ... 24

Gambar 2.31. Three Island Ship ... 24

Gambar 2.32. Long Bridge Ship ... 25

Gambar 2.33. Ship with Raised Quarter Deck... 25

Gambar 2.34. Awning atau Spar Deck Ship ... 26

Gambar 2.35. Shelter Deck Ship ... 26

Gambar 2.36. Kapal dengan Kamar Mesin di Belakang ... 26

Gambar 2.37. Plimsoll Mark ... 33

Gambar 2.38. The Inclining Test ... 36

Gambar 2.39. Experiment 0 ... 37 Gambar 2.40. Experiment 1 ... 37 Gambar 2.41. Experiment 2 ... 38 Gambar 2.42. Experiment 3 ... 38 Gambar 2.43. Experiment 4 ... 39 Gambar 2.44. Experiment 5 ... 39 Gambar 2.45. Experiment 6 ... 40

(8)

VIII NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 3

Tabel 1.2. Cek Kemampuan Awal ... 4

Tabel 2.1. Lembar Pengamatan Sikap ... 55

Tabel 2.2. Lembar Pengamatan Penilaian Pengetahuan ... 56

Tabel 2.3. Peringkat dan Nilai ... 56

Tabel 2.4. Tabel Pengamatan ... 57

Tabel 2.5. Pendoman Penskoran 1 ... 58

(9)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 IX

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR

Paket Keahlian

Nautika Niaga

KD 3.1:

Menganalisis

Bangunan Kapal

KD 3.2:

Menganalisis

Stabilitas Kapal

1. Bagian kapal & fungsinya,

serta dimensi pokok kapal

2. Berbagai bentuk haluan

dan buritan

3. Dasar berganda

4. Tata letak gading-gading

5. Tipe kapal, ukuran, dan

bentuk kapal ikan

6. Biri Klasifikasi Indonesia

(BKI) Pakan

1. Stabilitas kapal dan cara

menghitungnya

2. Menghitung KG, KB, KM

3. Keseimbangan kapal, trim,

dan kekuatan pelengkapan

4. Stabilistas kapal saat

bongkas muat

5. Plimsoll Mark

6. Percobaan stabilitas

7. Pengaruh permukaan

(10)

X NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

GLOSARIUM

1 After Peak Tank Tangki ceruk belakang/buritan, yaitu tangki yang letaknya dipaling belakang kapal, di bawah mesin kemudi dan bentuknya sesuai konstruksi buritan. Lebih dikenal dengan istilah Afterpeak Tank yang digunakan untuk keseimbangan kapal.

2 Agil Dikenal dengan istilah Poop Deck, yaitu bangunan di atas dek utama di halauan kapal, di mana biasanya mesin jangkar ditempatkan di sini. Di bawahnya terdapat chain

locker dan forepeak tank.

3 Ahead Maju, atau gerakan kapal ke arah depan. Biasa dipakai untuk perintah menjalankan mesin ke depan atau maju sewaktu kapal mengolah-gerak.

4 Ambang Palka Bangunan di atas dek tempat penutup palka dipasang, dan bisa dimanfaatkan untuk muatan.

5 Amidship Bagian kapal yang tepat di tengah-tengah kapal, yang penampang melintangnya paling besar.

6 Anjungan Biasa disebut bridge, berada di bagian atas superstructure dimana pengemudian kapal dan pengawasan navigasi kapal dilakukan.

7 Kwadran Kemudi Bagian dari mesin kemudi yang fungsinya untuk memutar batang kemudi dengan mendorong atau menarik suatu batang sehingga daun kemudi dapat berputar ke kiri atau ke kanan.

8 Astern Mundur, kebalikan dari ahead.

9 Baji (Pasak) Benda yang ujungnya pipih, namun di ujung satunya tebal untuk mengencangkan pemasangan pada bagian-bagian yang kurang pas atau kendor. Bahannya biasanya dibuat dari besi/baja dan bias terbuat dari kayu yang kuat.

10 Bak Rantai Biasa disebut chain locker, adalah ruangan di bawah mesin jangkar, tempat menyimpan rantai jangkar.

(11)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 XI

11 Balok Atau beam salah satu jenis penguat konstruksi kapal, biasanya antara kerangka/frame dan gading-gading atau penguat untuk pelat dek.

12 Bangunan Atas Biasa disebut superstructure, yaitu bangunan di atas dek kapal, biasanya tempat akomodasi awak kapal dan di bagian paling atas terdapat anjungan atau bridge tempat untuk pengemudian kapal.

13 Bilge Atau got, yaitu tempat penampungan cairan di suatu ruangan seperti palka dan kamar mesin. Air yang ada harus selalu dibuang, tetapi bila bercampur dengan minyak harus dipindahkan ke tangki endap atau tangki kotor.

14 Blok Koefisien Salah satu istilah untuk menghitung tonase kapal, yaitu perbandingan antara volume kapal sesungguhnya dengan volume kotak hasil perkalian lebar, panjang dan

draft kapal maksimum yang diizinkan. Nilainya bervariasi

sesuai bentuk kapal.

15 BRT Bruto Register Tonnage atau Gross Register Tonnage

atau berat kotor kapal, salah satu jenis ukuran tonase kapal.

16 Bulbous Salah satu bentuk haluan kapal di bagian bawah yang bentuknya seperti silinder, yang sengaja dibuat, di mana salah satu manfaatnya adalah untuk meningkatkan kecepatan kapal.

17 Bulkhead Adalah Sekat Kedap Air, yaitu sekat atau pemisah melintang kapal yang membagi ruangan kapal bagian depan dengan belakang, biasanya antara fore peak tank dengan palka paling depan, antara palka dengan kamar mesin dan lain-lain. Sekat ini harus mengikuti aturan klas dan diperkuat secara khusus.

18 Buritan Bagian kapal di belakang, biasa disebut stern, di mana di bagian bawahnya terpasang mesin kemudi dan daun kemudi, tangki ceruk belakang (after peak tank), tabung poros dan lain-lain.

(12)

XII NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

19 Cerobong Suatu tabung besar yang menonjol di bagian atas kapal (di atas kamar mesin) untuk menyalurkan gas bekas hasil pembakaran mesin atau ketel ke udara atmosfir.

20 Collision Bulkhead Adalah sekat pelanggaran/sekat tubrukan, yaitu sekat kedap air yang posisinya paling depan, di belakang ceruk depan (fore peak).

21 Dead Weight Scale Suatu tabel atau skala yang dibuat untuk mengetahui tonase kapal pada berbagai draft kapal. Setiap kapal memiliki skala ini dan digunakan untuk mengetahui muatan yang sudah dimuat pada suatu saat tertentu.

22 Deck House Bangunan di atas dek, biasanya untuk tempat alat-alat bongkar muat kapal dan gudang penyimpanan alat-alat untuk bongkar muat barang. Jumlahnya tergantung jumlah palka atau ruang muatan.

23 Deck Line Tanda berupa garis yang dipasang di dek, tepat di bagian tengah kapal di pinggir lambung kiri dan kanan, sebagai tanda batas ketinggian dek kapal, sebagai pedoman/tanda untuk pemasangan dan pengukuran

plimsoll mark atau merkah kembangan.

24 Deep Tank Salah satu jenis tangki yang tingginya melebihi tinggi tangki double bottom atau tangki dasar berganda, biasanya diisi bahan bakar yang sengaja dibuat untuk memudahkan balas atau keseimbangan kapal.

25 Depth Kedalaman kapal = jarak dari dek ke lunas kapal.

26 Displacement Adalah isi tolak = berat benaman, yaitu berat air yang dipindahkan oleh bagian kapal yang terendam di air yang besarnya sama dengan berat kapal itu sendiri.

27 Double Bottom Tank Tangki di dasar kapal untuk balas dan menyimpan bahan bakar yang atasnya merupakan lantai atau dasar palka. Hal tersebut sengaja dibuat untuk keselamatan kapal, jika, misalnya lunas kapal bocor dan air laut masuk ke ruangan kapal.

28 DWT Dead Weight Tonnage, atau bobot mati, yaitu tonase

(13)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 XIII inventaris tetap, jumlah air tawar, jumlah bahan bakar dan lain-lain sesuai aturan klasifikasi. Digunakan untuk menghitung jumlah muatan yang dapat diangkut kapal.

29 Floor Lantai ruangan di kapal termasuk di kamar mesin, baik yang bertingkat maupun yang tidak.

30 Fore Castle Bangunan di atas dek kapal di haluan, di mana mesin jangkar ditempatkan, termasuk bak rantai jangkar dan gudang-gudang bagian dek.

31 Fore Peak Tank Tangki ceruk depan, yaitu tangki yang letaknya di bagian bawah haluan kapal.

32 Frame Rangka kapal, disebut juga gading-gading, dan diberi nomor mulai dari buritan hingga ke haluan, dimana frame paling belakang diberi nomor 0.

33 Free Board Atau lambung bebas, yaitu jarak tegak kapal dari dek ke permukaan air.

34 Gading-gading = Frame.

35 Garis Dek = Deck line.

36 Geladak Istilah lain untuk dek, yaitu lantai penutup lambung kapal agar ruangan-ruangan di bawahnya kedap air dan kapal dapat mengapung dengan sempurna.

37 Girder Salah satu jenis penguat bangunan kapal, dipasang antara frame dan rangka kapal serta pelat dek.

38 Got = Bilge atau bilga.

39 GRT Gross Register Tonnage = BRT.

40 GT Gross Tonnage = GRT = BRT.

41 Haluan Bagian kapal paling depan, di mana jangkar dan mesin jangkar dipasang.

42 Isi Tolak = Displacement = berat benaman.

43 Jangkar Salah satu alat di kapal yang gunanya untuk menahan gerakan kapal sewaktu kapal berlabuh di perairan pelabuhan, sehingga posisi kapal tetap dalam areal terbatas/tertentu.

(14)

XIV NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

44 Kamar Mesin Salah satu ruangan di kapal, tempat mesin-mesin dipasang, terutama untuk penggerak kapal atau mesin induk serta mesin-mesin lain.

45 Kapal Barang Kapal yang digunakan untuk mengangkut barang.

46 Kapal Coaster Kapal pantai, yang berlayar di wilayah pantai tertentu.

47 Kapal Curah Kapal pengangkut muatan curah atau yang dapat dicurahkan, bukan dalam peti atau kemasan lain, bisa berupa curah cair atau curah kering.

48 Kapal Curan Cair Kapal tanker atau tangki, yaitu kapal untuk mengangkut muatan cair seperti minyak/bahan bakar.

49 Kapal Curah Kering Kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan curah kering atau biji-bijian seperti jagung, gandum, bijih besi dan lain-lain.

50 Kapal Dagang Kapal yang digunakan untuk berdagang.

51 Kapal Ferri Kapal untuk mengangkut penumpang atau kendaraan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain secara tetap.

52 Kapal Hewan Atau cattle ship, kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut hewan.

53 Kapal Interinsuler Atau Inter-islands ship, kapal antar pulau atau nusantara.

54 Kapal Khusus Kapal yang digunakan untuk maksud-maksud khusus seperti kapal kerja, kapal survei, kapal perambuan dan lain-lain.

55 Kapal Kimia Atau Chemical tanker, kapal untuk mengangkut bahan-bahan kimia, biasanya yang berbentuk cair seperti palm oil, late dan lain-lain.

56 Kapal Komersial Adalah kapal niaga yang digunakan untuk usaha angkutan air atau untuk perdagangan dan mendapatkan laba dari hasil tambangnya (freight).

57 Kapal kontainer Kapal yang khusus digunakan mengangkut kontainer atau barang-barang yang sebelumnya dimasukkan ke dalam kontainer atau peti kemas.

58 Kapal Layar Kapal yang menggunakan layar sebagai alat penggerak utamanya.

(15)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 XV

59 Kapal LNG Kapal yang khusus mengangkut LNG atau Liquid Natural

Gas.

60 Kapal Mobil Kapal pengangkut mobil atau kendaraan.

61 Kapal Motor Kapal yang mesin penggerak utamanya motor atau mesin diesel.

62 Kapal Non-komersial Kapal yang dibangun bukan untuk komersial atau non-profit, tetapi khusus untuk maksud-maksud tertentu seperti kapal survai, kapal perambuan dan lain-lain.

63 Kapal Nuklir Kapal yang sumber energi untuk mesin penggerak utamanya menggunakan bahan nuklir.

64 Kapal Pantai Kapal yang berlayar di daerah pantai = coaster.

65 Kapal Penumpang Kapal pengangkut penumpang.

66 Kapal Ro-ro Kapal yang sistem embarkasi dan disembarkasinya melalui pintu khusus yang dipasang di haluan dan/atau di buritan, tidak melalui tangga seperti kapal lain.

67 Kapal Samudera Kapal yang daerah pelayarannya meliputi seluruh daerah samudera atau internasional.

68 Kapal Serba Guna Kapal yang mampu mengangkut semua jenis muatan, baik padat maupun cair.

69 Kapal Tanker Kapal yang ruangan muatannya berupa tangki-tangki untuk mengangkut minyak atau zat cair curah.

70 Kapal Tarik = Kapal tunda, yaitu kapal yang digunakan untuk menarik atau menunda kapal lain, misalnya tongkang, atau menarik dan menunda kapal besar yang akan sandar atau meninggalkan dermaga dipelabuhan.

71 Kapal Tunda = Kapal tarik.

72 Kapal Turbin Uap Kapal yang mesin penggerak utamanya turbin uap.

73 Kapal Uap Kapal yang mesin penggerak utamanya menggunakan energi uap seperti mesin uap dan turbin uap.

74 Kedap Air Suatu ruangan yang kedap dan tidak bisa ditembus dengan air walaupun dengan tekanan berapapun.

75 Kedap Udara Suatu ruangan yang kedap udara dan tidak bisa ditembus udara walaupun tekanannya tinggi.

(16)

XVI NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

76 Kelingan Suatu sistem penyambungan pelat besi atau baja, dengan menggunakan paku-paku yang mempunyai kepala tertentu dimasukan kelubang-lubang pelat dan kemudian kepalanya dipukul sehingga pelat yang disambung menjadi rapat.

77 Kimbul Bangunan di atas dek yang letaknya di buritan kapal dan biasanya disebut poop deck, digunakan untuk gudang atau kabin awak kapal atau dapur kapal.

78 Kulit Kapal = Lambung kapal, yaitu penutup rangka kapal agar tidak dapat dimasuki air sehingga kapal dapat terapung.

79 Ladder Sama dengan tangga kapal yang dipasang secara tidak tetap atau bisa dipindah-pindahkan.

80 Lajur Pelat Lambung Pembagian pelat lambung kapal menjadi lajur-lajur, mulai dari lunas, disebut lajur A hingga lambung paling atas di samping dek kapal, tergantung ukuran lambungnya, biasanya sampai lajur E atau F.

81 Lambung Sama dengan kulit kapal yang ada di sisi atau samping kiri dan kanan sebagai penutup kerangka kapal agar tidak ada air yang memasuki ruangan-ruangan kapal.

82 Lambung Bebas = Free board.

83 LBP Length Between Perpendicular atau panjang antara garis

tegak, salah satu jenis ukuran panjang kapal.

84 Lebar Ekstrim Lebar kapal yang diukur dari bagian luar lambung kapal dari sisi kiri ke sisi kanan.

85 Lebar Dalam Lebar kapal yang diukur dari bagian dalam lambung kapal dari sisi kiri ke sisi kanan.

86 Linggi Bagian paling depan haluan yang berhubungan langsung dengan air dan yang langsung menerima beban akibat tekanan air laut.

87 LOA Length Over All, yaitu panjang keseluruhan kapal, diukur

dari bagian paling depan kapal ke bagian paling belakang kapal.

88 Long Ton Satuan tonase kapal dimana 1 long ton = 1.016 m3.

(17)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 XVII

90 Lubang Lalu Orang Lubang yang dipasang di suatu ruangan atau tangki tempat lalu orang yang ditutup rapat dan kedap air, yang dapat dibuka untuk masuk ke ruangan tersebut.

91 Lunas Kulit kapal bagian paling bawah kapal.

92 Manhole = Jalur untuk orang lewat.

93 Merkah Kambangan Suatu tanda di lambung kapal bagian tengah untuk menandai sarat kapal yang diizinkan pada berbagai jenis air dan musim yang ditentukan dan dipasang oleh biro klasifikasi yang ditunjuk pemilik kapal sesuai jenis, fungsi dan ukuran kapal = plimsoll mark.

94 Metrik Ton Satuan untuk tonase kapal yang nilainya sama dengan berat air tawar murni 1 m3.

95 Modified Tonnage Tonase kapal yang dimodifikasi karena perubahan jenis dek yang digunakan dan hanya diberikan atas permintaan pemilik kapal jenis shelter deck.

96 NRT Nett Register Tonnage, atau isi bersih, yaitu isi

kotor dikurangi dengan invnetaris tetap, jumlah air tawar, bbm, air balas, dan lain-lain sesuai aturan Klas.

97 NT = NRT.

98 Pagar Kapal (Bag) Dinding atau pembatas pinggir dek kapal yang dipasang agar tidak ada orang yang jatuh ke laut.

99 Paku Keling Paku yang berkepala yang merupakan salah satu metode untuk menyambung dua pelat besi/baja, yang sering digunakan pada kapal-kapal di masa lalu. Sekarang jarang/tidak digunakan lagi dan diganti dengan sistem pengelasan karena lebih praktis.

100 Palka Ruang muatan = holds.

101 Pelat Lambung = Kulit kapal.

102 Pengelasan Atau welding, salah satu metode penyambungan pelat baja, baik menggunakan arus listrik (las listrik) maupun dengan pembakaran gas (las otogen).

103 Penguat Geladak Balok-balok atau profil-profil baja lain, baik berupa tiang, pipa atau pelat untuk memperkuat dek kapal untuk

(18)

XVIII NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 menahan beban yang ada di atasnya termasuk bukaan-bukaan seperti ambang palka dan lain-lain.

104 Pintu Kedap Air Suatu pintu yang diperkuat dan dikonstruksi sedemikian rupa sehingga jika ditutup mampu menahan tekanan air agar tidak memasuki ruangan yang dilindungi.

105 Plimsoll Mark = Merkah kembangan.

106 Poop Deck = Kimbul.

107 Pot Kemudi Salah satu bagian kemudi tempat pelumas atau gerase untuk melumasi bagian-bagian yang selalu bergesekan.

108 Rakit Alat pengapung yang dapat digunakan untuk penyelamatan orang, atau bisa digunakan sebagai alat apung sewaktu bekerja dilambung kapal di dekat permukaan air.

109 Rangka Melintang Transverse frame, yaitu rangka kapal yang dipasang ke

arah melintang kapal, fungsinya sebagai penguat konstruksi kapal.

110 Rangka Memanjang Longitudinal frame, yaitu rangka kapal yang dipasang

kearah memanjang kapal sebagai penguat konstruksi.

111 Ranta Jangkar Rantai untuk menaikkan dan menurunkan jangkar kapal yang dipasang di ujung rantai dan ujung rantai yang lain dimasukkan ke ruang rantai atau chain locker.

112 Riling Atau railing, pagar berupa tiang-tiang atau pipa yang dipasang di tangga atau di pinggir dek untuk pegangan atau pengaman agar orang tidak jatuh.

113 Rivet Paku keling yang gunanya untuk menyambung pelat besi atau baja.

114 Rumah Dek = Deck house.

115 Sarat Draft, yaitu kedalaman lambung kapal atau jarak antara

lunas kapal dengan permukaan air di mana kapal terapung.

116 Sekat Kedap Air Bulkhead.

117 Sekat

Pelanggaran/Tubrukan

= Collision Bulkhead = Sekat kedap air yang letaknya paling depan.

(19)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 XIX

119 Shell Plate Potongan atau bagian pelat lambung yang setiap bagiannya diberi tanda dengan kode lajur dan nomer gading-gading atau frame.

120 Shelter Deck = Dek Shelter.

121 Skala Bobot Mati = Dead Weight Scale.

122 Stern = Buritan.

123 Stern Tube Tabung poros, tempat poros propeler paling ujung dimasukkan dari kamar mesin keluar kapal ke tempat propeler dipasang. Tabung ini diberi sistem penyumbat agar tidak ada air laut yang masuk ke kamar mesin.

124 Super Structure Bangunan atas.

125 Tabung Poros = Stern tube.

126 Tangki Ceruk Belakang = After peak tank.

127 Tangki Ceruk Depan = Fore peak tank.

128 Tangki Dalam = Deep tank.

129 Tangki Besar Berganda = Double bottom tank.

130 Tank Top Penutup atas tangki, sekaligus merupakan lantai ruangan muatan atau ruangan lain yang ada di atas tangki tersebut.

131 Tonase = Tonnage, ukuran volume/berat kapal dalam satuan ton atau long ton.

132 Tonnage = Tonase.

133 Tranverse Frame Rangka melintang kapal.

134 Trim Selisih draft kapal di halauan dengan draft di buritan. Jika selisih antara draft depan dengan belakang positif dikatakan trim depan (kapal mendongak), sebaliknya, jika selisihnya negatif, maka disebut trim belakang (kapal menungging).

135 Tunnel Terowongan antara kamar mesin dengan bagian belakang poros propeler, tempat lalu poros propeler karena lokasi kamar mesin ditengah sehingga poros propeller harus melewati bagian bawah ruangan muatan atau palka.

(20)

XX NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

137 Wrang Pelat tegak di atas pelat dasar kapal untuk penguat lantai palka atau bagian atas tangki (tank top).

138 Wrang Penuh Penyangga lantai (floor), yang terdiri dari pelat utuh, hanya diberi lubang untuk mengurangi berat pelat penguatnya. Wrang jenis ini dipasang jika tank top-nya mempunyai beban berat.

139 Wrang Terbuka Wrang yang berupa tiang-tiang atau pelat yang lebih besar lubangnya yang dipasang jika tank top-nya hanya menahan beban yang kecil.

140 Wrang Tertutup Wrang yang tertutup di bagian-bagian tertentu untuk menahan cairan agar tidak bergerak ke kiri-kanan atau ke bagian lain yang akan menyebabkan “free surface”.

141 Stabilitas Melintang Keseimbangan kapal berdasarkan penampang kapal yang letaknya di tengah-tengah kapal secara melintang, apabila kapal dikatakan “seimbang” jika kapal terlihat tegak dan tidak miring ke kiri atau ke kanan.

142 Stabilitas Membujur Keseimbangan kapal berdasarkan penampang kapal yang letaknya di tengah-tengah kapal secara membujur atau memanjang kapal. Kapal yang “seimbang” akan terlihat sejajar dengan garis air, atau bagian yang tenggelam di air, bagian depan dan belakang sama atau “even keel”.

143 Titik Metasenter (M) Suatu titik khayal yang merupakan garis potong antara garis tengah-tengah kapal dengan garis gaya yang menekan kapal ke atas yang melewati titik apung kapal sewaktu kapal miring.

144 Titik Berat (G) Suatu titik tertentu, di kapal dimana semua gaya akibat berat kapal terpusat disini, dan yang arahnya ke bawah.

145 Titik Apung (b) Suatu titik tertentu di kapal, semua gaya-gaya yang diterima kapal akibat air yang dipindahkan oleh bagian kapal yang ada di air terpusat di titik ini dan yang arahnya ke atas berlawanan dengan arah gaya berat kapal. Titik apung ini akan berpindah ke kiri atau ke kanan jika kapal miring.

(21)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 XXI

146 Senget Kemiringan kapal.

(22)
(23)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi

Bangunan dan stabilitas kapal adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membuat kapal berdasarkan ketentuan dan keinginan memperhatikan stabilitas kapal agar pada saat kapal dioperasikan atau digunakan untuk berlayar atau menangkap ikan di laut kapal memiliki stabilitas yang baik, sehingga kapal tidak mengalami kecelakaan baik dari factor internal (kapal sendiri) maupun factor eksternal (cuaca buruk).

Modul ini disusun sebagai alternatif untuk mempelajari struktur, bagian-bagian kapal ikan, dimensi pokok bangunan kapal, bentuk-bentuk kapal, ukuran pokok, tonnage, dasar berganda, gading-gading, kulit kapal, geladak, sekat, pintu kedap air, kemudi, dan bentuk profil. Sehingga peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola dan merawat kapal dengan baik.

Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal bahkan calon awak kapal harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi stabilitas kapal agar keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat dicapai. Modul Menghitung Stabilitas Kapal sebagai bagian dari stabilitas kapal yang pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik bidang peminatan nautika dan untuk diterapkan ketika berdinas di atas kapal khususnya dalam tugas-tugas menjaga kondisi stabilitas kapal yang dapat berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran.

1.2.

Prasyarat

Untuk mempelajari modul ini peserta didik sudah mengerti terlebih dahulu bangunan atau konstruksi kapal, stabilitas kapal dengan pemahaman sederhana, pentingnya bentuk dan stabilitas secara umum dalam dunia pelayaran, agar dalam menggunakan kapal tidak menimbulkan masalah baik mengenai konstruksi maupun stabilitas kapalnya.

1.3. Petunjuk Penggunaan

1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan peserta didik aktif.

(24)

2 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 2. Guru berfungsi sebagai fasilitator.

3. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar yang lainnya.

4. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terintegrasi dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik.

5. Lembar tugas peserta didik untuk menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan isi buku memuat (apa, mengapa, dan bagaimana).

6. Tugas membaca buku teks secara mendalam untuk dapat menjawab pertanyaan. Apabila pertanyaan belum terjawab, maka peserta didik dipersilahkan untuk mempelajari sumber belajar lainnya yang relevan.

1.4. Tujuan Akhir

1. Setelah mempelajari modul bangunan kapal diharapkan peserta didik mampu: a) Menjelaskan pengertian bangunan kapal.

b) Menjelaskan dimensi pokok bangunan kapal. c) Menjelaskan pembagian kapal berdasarkan bentuk. d) Menjelaskan tonnage kapal.

e) Menjelaskan dasar berganda.

f) Menjelaskan gading-gading dan kulit kapal.

g) Menjelaskan geladak dan sekat/dinding serta pintu kedap air. h) Menjelaskan kemudi.

2. Setelah menyelesaikan modul stabilitas kapal ini, diharapkan agar para peserta didik benar-benar dapat melakukan langkah-langkah cermat dan akurat dalam menghitung stabilitas dan berbagai perubahannya serta memiliki kemampuan, kebiasaan dan kesenangan dalam mengaplikasikannya dengan benar, baik melaui pengamatan, diskusi dan melatih diri sehingga dapat melaksanakan tugas dengan cermat, akurat, efektif dan efisien sesuai kompetensi yang dipersyaratkan.

1.5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

BIDANG KEAHLIAN : PERIKANAN DAN KELAUTAN PROGRAM KEAHLIAN : PELAYARAN

MATA PELAJARAN : BANGUNAN DAN STABILITAS KAPAL NIAGA

(25)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 3 Tabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1.

Meyakini anugerah Tuhan pada pembelajaran bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasa-lahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempat-kan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1.

Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran memahami bangunan dan stabilitas kapal niaga.

2.2.

Menghayati pentingnya kerjasama sebagai hasil pembelajaran memahami bangunan dan stabilitas kapal niaga.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

3.1. Menganalisis bangunan kapal niaga.

3.2. Menganalisis stabilitas kapal niaga.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1. Membuat desain bangunan kapal niaga.

4.2. Membuat desain stabilitas kapal niaga.

(26)

4 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2

1.6. Cek Kemampuan Awal

Tabel 1.2. Cek Kemampuan Awal

Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

Apakah Anda mengetahui bagian kapal & fungsinya, serta dimensi pokok kapal?

Apakah Anda mengetahui Berbagai bentuk haluan dan buritan? Apakah Anda mengetahui dasar berganda?

Apakah Anda mengetahui tata letak gading-gading?

Apakah Anda mengetahui tipe kapal, ukuran, dan bentuk kapal ikan? Apakah anda mengetahui Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)?

Apakah anda mengetahui stabilitas kapal dan cara menghitungnya? Apakah Anda mengetahui cara menghitung KG, KB, KM?

Apakah anda mengetahui keseimbangan kapal, trim, dan kekuatan pelengkapan?

Apakah anda mengetahui stabilitas kapal saat bongkar muat? Apakah Anda mengetahui Plimsoll Mark?

Apakah Anda mengetahui percobaan stabilitas pengaruh permukaan bebas (Free Surface)?

Apabila Anda menjawab tidak pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah modul ini.

(27)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 5

II. PEMBELAJARAN

2.1. Kegiatan Pembelajaran 1. Menganalisis Bangunan Kapal Niaga dan Membuat

Desain Bangunan Kapal Niaga

2.1.1. Deskripsi

Kapal niaga adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal niaga, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang (passenger ship) dan kapal barang (cargo ship). Seperti kita ketahui bahwa bangunan kapal merupakan sebuah bangunan yang fungsi utamanya untuk mengangkut beban baik yang berupa padat, cair dan lainnya disesuaikan dengan fungsi dan jenis kapal yang di design. Untuk itu, suatu kapal memerlukan kemampuan dalam stabilitas yang baik, kecepatan yang besar dan kemampuan olah gerak kapal yang baik. Melihat kenyataan bahwa operasi kapal akan banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, misalnya topan, badai dan gelombang, suatu kapal sangat memerlukan konstruksi yang sangat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan baik pula, sehingga kapal selalu layak digunakan. Untuk dapat mengelola, menjaga dan memperlakukan kapal dengan baik, sebagai tahap awal pihak pengelola kapal harus mengetahui dan memahami tentang fungsi dan nama dari bagian-bagian kapal. Selain itu, apabila ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan perbaikan.

Modul ini disusun sebagai alternatif untuk mempelajari struktur, bagian-bagian kapal ikan, dimensi pokok bangunan kapal, bentuk-bentuk kapal, ukuran pokok, tonnage, dasar berganda, gading-gading kulit kapal, geladak, sekat, pintu kedap air, kemudi, dan bentuk profil. Sehingga peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola dan merawat kapal dengan baik.

2.1.2. Kegiatan Belajar A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul dan alat peraga yang diberikan, peserta didik akan mampu: a. Mengenal bagian-bagian bangunan sebuah kapal; terutama yang menyangkut letak

dan fungsi bagian-bagian tersebut, sehingga dengan demikian dapat mengetahui apakah bagian-bagian tersebut masih dalam kondisi baik dan berfungsi dengan

(28)

6 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 baik, apakah perlu diperbaiki atau perlu diganti, sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.

b. Mengenali jenis-jenis geladak, kekuatan geladak, letak pipa-pipa di geladak, lobang-lobang sounding, letak bukaan-bukaan di geladak maupun di lambung, sistem pembuangan palka (got).

c. Mengenal ukuran-ukuran pokok sebuah kapal, baik secara membujur, melintang maupun tegak, berikut tonasenya, sehingga dengan demikian dapat mengetahui besar kecilnya sebuah kapal, berapa besar daya angkutnya, besarnya bea-bea pelabuhan, terusan dan bea-bea lainnya, sarat maksimum dan minimum sebuah kapal, besar kecilnya kapasitas palka-palka, baik jika dimuati dengan jenis-jenis muatan biji-bijian maupun muatan bal-balan.

d. Mengenal konstruksi dasar berganda untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk muatan cair, ballast, bahan bakar, air tawar dan lain-lain sehingga dapat mengatur keseimbangan kapal bila diperlukan.

e. Mengenal tipe-tipe kapal dengan demikian dapat mengetahui jenis-jenis, muatan yang akan diangkut, bagaimana cara-cara penanganan muatan tersebut.

B. Uraian Materi

a.

Tata Letak Gading-gading Kapal

Gading-gading sepasang untuk memperkuat konstruksi melintang kapal, untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan bentuk pada kulit kapal sekaligus sebagai tempat menempelnya kulit kapal. Dengan demikian, gading-gading memberikan bentuk pada badan kapal. Cara pemasangan gading-gading pada bangunan kapal dapat dikerjakan dengan cara dilas dapat juga dengan cara mengeling walaupun umumnya pada saat ini cara mengeling sudah jarang sekali dipakai. Bentuk (profil) gading-gading yang dipasang dengan cara pengelingan ialah bentuk sudut berbintul (bulb angle) dan bentuk U (channels). Bentuk (profil) gading-gading yang dipasang dengan cara las umumnya bentuk bilah (flat bars), bentuk berbintul (bulb bars), atau bentuk siku balik (inverted angles). Gading-gading ini melekat pada kulit kapal dengan las bersebelahan atau las berlompatan atau dengan las terusan. Kadang-kadang pemasangannya dengan las takik, tetapi cara ini kurang popular karena biayanya cukup besar.

(29)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 7 1) Pemberian Tanda dan Nomor pada Gading-gading

Gading-gading biasanya diberi nomor dari belakang kedepan yang dimulai dari gading nol atau gading buritan. Gading nol atau gading buritan ini terletak sebidang dengan bidang tegak belakang (after perpendicular). Bidang tegak belakang biasanya diambil pada sisi belakang tiang kemudi (rudder stock) . Gading-gading sebelah depan gading nol diberi nomor urut 1, 2, 3 dan seterusnya dengan tanda positif (+), sedangkan gading-gading sebelah belakang gading nol diberi nomor urut 1, 2, 3 dan seterusnya dengan tanda negative (-) atau dengan huruf abjad kecil a untuk-1, b untuk-2 dan c untuk-3 dan seterusnya.

Disamping itu, gading-gading juga diberi nama sesuai dengan letaknya yaitu: a) Gading nol ialah gading yang sebidang dengan tiang kemudi.

b) Gading-gading cermin ialah semua gading-gading dibelakang gading nol. c) Gading-gading simpul ialah gading-gading sepanjang tabung poros

baling-baling.

d) Gading-gading besar ialah gading yang ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan gading-gading lainnya, letaknya pada lambung di mana balok geladak di tempat itu terputus karena adanya lubang palka, di kamar mesin, di buritan maupun di tempat lain yang memerlukan.

e) Gading-gading haluan ialah gading-gading yang terletak di depan sekat pelanggaran/tubrukan.

Gambar 2.1. Pemberian Tanda dan Nomor pada Gading-gading Keterangan:

a = Gading-gading Cermin b = Gading-gading Simpul c = Gading Buritan/Gading Nol d = Gading Haluan

e = Sekat Pelanggaran/Tubrukan

(30)

8 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 Las dan keling, yaitu cara untuk menghubungkan satu dengan bagian yang lain dari sebuah kapal yang besar dan modern.

Keling atau pengelingan, yaitu menggunakan paku keling yang terbuat dari baja lunak, yang selaras kekuatan tariknya dengan komponen yang dikeling, sehingga untuk bahan-bahan yang mempunyai kekuatan tarik besar menggunakan baja yang kekuatan tariknya besar pula, seperti paku keling yang terbuat dari baja tempa.

b.

Tipe, Ukuran dan Bentuk Kapal Niaga

Pada dasarnya, fungsi kapal niaga adalah untuk mengangkut barang, manusia maupun hewan melalui laut, dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Namun disamping kapal niaga, masih banyak jenis kapal yang fungsinya berbeda, seperti kapal perang (dimiliki oleh Angkatan Laut), kapal rekreasi atau wisata, kapal survai dan/atau kapal kerja, kapal negara, termasuk kapal perambuan dan lain-lain. Beberapa kapal berikut ini termasuk kapal niaga tetapi bukan untuk mengangkut barang, adalah kapal ikan, kapal tunda (tug-boat), kapal salvage (untuk menyelamatkan kapal yang terkena musibah) dan lain-lain.

Secara umum, kapal dibedakan menurut fungsi komersialnya, yaitu kapal komersial atau kapal niaga yang menjadi pokok pembahasan modul kita, dan kapal komersial seperti yang telah disebutkan di atas. Adapun kapal-kapal jenis non-komersial tidak dibahas lebih detail.

Jenis kapal niaga, dahulu sering disebut kapal dagang, juga dapat dibedakan menurut:

1) Jenis tenaga penggerak kapal: a) Penggerak angin (kapal layar)

b) Kapal dengan tenaga penggerak uap (kapal turbion uap, kapal mesin uap) c) Kapal dengan tenaga penggerak motor (mesin diesel, mesin otto)

(31)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 9 Gambar 2.2. Jenis Kapal Tanker (Pengangkut Minyak)

2) Jenis kapal menurut muatannya:

Pembagian jenis kapal berdasarkan fungsinya mempunyai ciri fisik dari bagian yang tetap di atas air.

a) Tanker adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut cairan dalam jumlah besar. Jenis utama tankship adalah tanker minyak, tanker kimia, dan pembawa gas alam cair. Kapal tanker dalam pengangkutannya dibagi lagi jenis atau type-nya, semakin berbahaya muatan yang diangkutnya maka sistem design kapal itu pun akan semakin canggih demi keselamatan awak kapal maupun barang yang diangkutnya.

Gambar 2.3. Tanker

b) Roll-on/roll-off (RORO atau ro-ro) kapal mobil, kapal yang dirancang untuk mengangkut kargo roda seperti mobil, truk, truk semi-trailer. Hal ini berbeda

(32)

10 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 dengan lo-lo (angkat lift on-lift off) kapal yang menggunakan derek untuk memuat dan membongkar muatan. Kapal RORO memiliki built-in landai yang memungkinkan kargo lebih efisien untuk keluar maupun masuk ke kapal dari pelabuhan.

Gambar 2.4. Roro

c) Kapal feri adalah bentuk transportasi, biasanya perahu atau kapal digunakan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan di badan air. Feri juga digunakan untuk angkutan barang (dalam truk dan kontainer pengiriman kadang unpowered) dan bahkan gerbong kereta. Kebanyakan feri beroperasi sangat teratur, dan layanan kembali. Sebuah feri penumpang dengan banyak pemberhentian seperti di Venesia, kadang-kadang disebut bus atau taksi air.

Gambar 2.5. Feri

d) Kapal pesiar adalah kapal penumpang yang digunakan untuk pelayaran kesenangan, di mana perjalanan itu sendiri serta fasilitas kapal adalah bagian dari pengalaman. Cruising telah menjadi bagian utama dari industri pariwisata, dengan jutaan penumpang setiap tahun. Sebagian besar kapal pesiar beroperasi dengan rute kembali ke pelabuhan semula. Sebaliknya,

(33)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 11 transportasi kapal laut pada umumnya berorientasi melakukan "pelayaran

line" dan biasanya mengangkut penumpang dari satu titik ke titik lain, bukan

pada perjalanan pulang. Beberapa kapal pesiar juga terlibat dalam perjalanan panjang yang mungkin tidak mengarah kembali ke port yang sama selama berbulan-bulan.

Gambar 2.6. Pesiar

e) Kapal kontainer adalah kapal kargo yang membawa semua beban dalam truk ukuran kontainer intermodal, dengan teknik yang disebut pengepakan. Mereka membentuk sarana umum komersial intermodal angkutan dengan sistem pengepakan sehingga pemuatan dan pembongkaran menjadi lebih cepat. Biasanya empat sampai enam jam kapal sudah siap untuk berlayar kembali.

(34)

12 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 f) Bulk carrier, kargo curah, atau bulker adalah kapal dagang yang dirancang

khusus untuk mengangkut kargo curah unpackaged, seperti biji-bijian, batu bara, dan semen.

Gambar 2.8. Bulk Carrier

g) Tongkang perahu datar-bottomed, dibangun untuk transportasi barang berat. Beberapa tongkang tidak memiliki mesin penggerak dan harus ditarik dengan kapal tunda atau didorong oleh towboats.

Gambar 2.9. Tongkang Datar

h) Hopper tongkang adalah jenis kapal non-mekanik atau kapal yang tidak bisa bergerak dengan sendirinya, tidak seperti beberapa jenis tongkang lainnya. Tongkang dirancang untuk mengangkut bahan-bahan, seperti batu, pasir, tanah dan sampah, untuk dumping ke laut , sungai atau danau, reklamasi lahan.

(35)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 13 Gambar 2.10. Hopper Tongka

i) Kapal angkat berat adalah kapal yang dirancang untuk memindahkan beban yang tidak dapat ditangani oleh kapal lain biasanya dilengkapi dengan permukaan deck yang luas dan datar yang berfungsi untuk memudahkan proses peletakan barang yang diangkat. Kapal angkat berat terdiri dari dua jenis yaitu semi-submersible yang mampu mengangkat kapal lain keluar dari air dan membawanya, serta kapal untuk menambah fasilitas bongkar di pelabuhan yang belum memiliki dermaga dengan fasilitas pendukung yang memadai seperti krane atau derek untuk memindahkan muatan dari kapal ke pelabuhan.

Gambar 2.11. Kapal Angkat

j) Floating Production, Storage dan Offloading kapal ( FPSO , juga disebut "unit" dan "sistem ") adalah jenis sistem tangki terapung yang digunakan oleh industri minyak dan gas lepas pantai dan dirancang untuk mengambil

(36)

14 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 semua minyak atau gas yang dihasilkan dari platform, mulai dari proses dan disimpan atau ditampung sampai minyak atau gas dapat diangkut ke tanker atau dialirkan melalui pipa.

Gambar 2.12. Floating Production, Storage dan Offloading (FPSO)

k) Kapal dukungan menyelam adalah kapal yang digunakan sebagai dasar terapung untuk proyek-proyek menyelam profesional.

Gambar 2.13. Kapal Dukungan Menyelam

l) Pemadam kebakaran adalah sebuah kapal khusus, biasanya menyerupai kapal tunda, dengan pompa dan nozel dirancang untuk menerangi garis pantai dan kebakaran kapal.

(37)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 15 Gambar 2.14. Pemadan Kebakaran

m) Platform pasokan kapal (sering disingkat dengan PSV/Platform Service

Vessel) adalah kapal yang dirancang khusus untuk memasok platform

minyak lepas pantai. Kapal ini panjangnya berkisar antara 65-350 meter dan dapat menyelesaikan berbagai tugas. Fungsi utama kapal tersebut adalah untuk transportasi barang dan personil ke dan dari platform minyak lepas pantai dan struktur lepas pantai lainnya.

Gambar 2.15. Platform

n) Kapal tunda (tug) adalah perahuyang memanuver kapal dengan cara mendorong atau penarik. Tugs memindahkan kapal seperti kapal di pelabuhan ramai atau di sebuah kanal yang sempit, atau kapal yang tidak bisa bergerak sendiri, seperti tongkang, kapal rusak atau platform minyak. Beberapa kapal tunda berfungsi sebagai pembuka percakapan atau penyelamatan kapal.

(38)

16 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 Gambar 2.16. Kapal Tunda

o) Lapisan kabel atau kapal kabel adalah kapal laut yang dirancang dan digunakan untuk memasang kabel bawah laut untuk keperluan telekomunikasi, listrik, dan sejenisnya.

Gambar 2.17. Kapal Kabel

p) Crane, kapal derek atau floating crane adalah kapal yang khusus untuk mengangkat beban berat. Kapal derek terbesar sering digunakan untuk konstruksi lepas pantai. Kapal yang lebih besar sering semi-submersible, tetapi juga monohulls konvensional. Salah satu perbedaan dengan sheerleg adalah bahwa crane bisa berputar.

(39)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 17 Gambar 2.18. Kapal Derek

q) Drillship adalah kapal laut yang telah dilengkapi dengan peralatan pengeboran. Hal ini paling sering digunakan untuk pengeboran/eksplorasi minyak baru atau sumur gas di perairan dalam atau untuk pengeboran ilmiah. Drillship juga dapat digunakan sebagai platform untuk melaksanakan pemeliharaan sumur atau penyelesaian pekerjaan seperti

casing dan tubing instalasi. Hal ini sering dibangun dengan spesifikasi

desain perusahaan produksi minyak atau investor, tetapi juga bisa menjadi

hull tanker dimodifikasi dan dilengkapi dengan sistem positioning yang

dinamis untuk mempertahankan posisinya selama well.

Gambar 2.19. Drillship

r) Dredger/Kapal Keruk, Pengerukan adalah kegiatan penggalian yang biasanya dilakukan di bawah air, di laut dangkal atau daerah air tawar dengan tujuan mengumpulkan sedimen bawah dan membuang ke lokasi

(40)

18 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 lainnya. Pengerukan dapat menghasilkan bahan untuk reklamasi tanah atau keperluan lain (biasanya terkait dengan konstruksi).

Gambar 2.20. Kapal Keruk

s) Kapal penangkap ikan adalah perahu atau kapal yang digunakan untuk menangkap ikan di laut, di danau atau di sungai. Berbagai jenis kapal yang digunakan dalam komersial, artisanal dan rekreasi memancing serta melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan jenis-jenis alat penangkap ikan.

Gambar 2.21. Kapal Ikan

t) Kapal penelitian adalah kapal yang dirancang dan dilengkapi untuk melakukan penelitian di laut. Kapal penelitian melaksanakan sejumlah peran, baik meneliti keadaan perairan dan topografi perairan serta dapat meneliti keberlangsungan kehidupan di perairan yang diteliti.

(41)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 19 Gambar 2.22. Kapal Penelitian

u) Kapal kargo atau freighter adalah kapal yang membawa kargo, barang, dan bahan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Ribuan operator kargo ply laut dan samudera dunia setiap tahun, mereka menangani sebagian besar perdagangan internasional. Kapal kargo biasanya dirancang khusus untuk tugas tersebut, seringkali dilengkapi dengan crane dan mekanisme lainnya untuk memuat dan membongkar barang semua ukuran.

Gambar 2.23. Kapal Kargo

v) Kapal Perang adalah salah satu jenis kapal yang digunakan untuk kepentingan pertahanan sebuah Negara atau sebuah wilayah, pada umumnya kapal perang dilengkapi dengan persenjataan dan peralatan navigasi yang modern dan canggih. Dari segi bangunan kapal juga berbeda dengan kapal jenis lainya dimana lambung dan geladak memiliki ketebalan plat yang lebih tebal disbanding kapal pada umumnya, dan juga memiliki kecepatan dan maneuver yang sangat lincah.

(42)

20 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 Gambar 2.24. Kapal Perang

w) Kapal layar adalah kapal yang tenaga penggeraknya menggunakan layar dan tiupan angin, dimana agin yang berhembus akan dihadang dengan bentangan layar sehingga angin yang tertahan akan menekan serta mendorong kapal sehingga kapal dapat bergerak dan melaju di perairan.

Gambar 2.25. Kapal Layar

x) Kapal selam adalah sebuah kapal yang mampu beroperasi independen di bawah permukaan air. Istilah selam paling sering merujuk kepada kapal besar otonom crewed, Kata selam awalnya berasal dari kata sifat yang berarti "bawah laut”. Kapal selam bisa beroperasi sebagai kapal penelitian bawah laut dan juga bisa digunakan sebagai kapal perang yang digunakan oleh angkatan laut.

(43)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 21 Gambar 2.26. Kapal Selam

y) The Landing Craft, Tank (Landing Craft Tank) adalah kapal serbu amfibi untuk tank mendarat di beachheads atau pantai. Contoh-contoh pertama kali muncul selama Perang Dunia Kedua dan digunakan oleh Royal Navy dan US Navy dalam Perang Dunia II.

Gambar 2.27. Landing Craft Tank

3) Menurut jenis bahan bangunan kapal a) Kapal kayu

b) Kapal baja

c) Kapal logam ringan (missal: Kapal Alumunium) d) Kapal fiber glass

(44)

22 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 4) Menurut jenis muatan yang diangkut

a) Kapal penumpang b) Kapal hewan

c) Kapal barang serba guna (multi-purpose) d) Kapal kontainer

e) Kapal minyak (tanker), atau kapal curah cair f) Kapal kimia cair (chemical tanker)

g) Kapal curah kering/padat h) Kapal gas cair (LPG) i) Kapal Ro-ro (roll on-roll off) j) Kapal mobil

5) Menurut daerah pelayaran a) Kapal Pelayaran lokal

b) Kapal pedalaman (sungai dan danau) c) Kapal ferri/penyeberangan

d) Kapal pelayaran antar pulau (inter insuler vessels) e) Kapal pelayaran samudera (ocean vessels)

(45)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 23 Gambar 2.28. Contoh Jenis Kapal SUngai/Pedalaman

6) Menurut jenis bangunan kapal

Pembagian jenis kapal lain adalah bangunan utama kapal. Sebelumnya perlu dijelaskan dulu beberapa pengertian mengenai bagian-bagian utama kapal, seperti sketsa berikut ini:

Gambar 2.29. Bagian-bagian Kapal

7) Pengertian jenis dan tipe kapal

Berikut beberapa pengertian yang perlu dipahami terlebih dulu, berkaitan dengan jenis dan tipe kapal:

a) Agil atau fore castle adalah bangunan di atas haluan kapal, dimana terdapat mesin jangkar

b) Bangunan atas atau super-structure, tempat akomodasi awak kapal, di atasnya terdapat anjungan, yaitu ruangan khusus untuk mengemudikan dan navigasi kapal

(46)

24 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 c) Kimbul atau poop deck, bangunan di bagan buritan, tempat komodasi awak

kapal

d) Dek utama atau main deck, berfungsi untuk menutup bagian atas lambung kapal, yang dipasang mulai dari haluan hingga buritan.

e) Dek kedua atau second deck, yaitu penutup lambung kapal di tingkat kedua di bawah dek utama, untuk membagi ruang muatan (palka) menjadi beberapa tingkat.

8) Tipe kapal dikaitkan dengan jenis geladak atau deknya adalah sebagai berikut: a) Kapal dek rata (flush deck)

Kapal jenis ini deknya merupakan penutup bagian atas lambung kapal mulai dari ujung haluan kapal sampai ke ujung buritan, tanpa ada bangunan di atas dek, kecuali sedikit bangunan untuk keperluan navigasi kapal. Biasanya kapal tipe ini diperuntukkan sebagai kapal kerja dan/atau tongkang.

Gambar 2.30. Flush Deck b) Kapal tiga pulau (three islands ship)

Pada kapal jenis ini memiliki tiga bangunan di atas dek, yaitu fore castle di halauan, bangunan utama di tengah kapal, dimana anjungan ditempatkan di bagian paling atas, serta poop deck di buritan, tempat kabin awak kapal bawahan. Jenis kapal ini banyak digunakan untuk jenis serbaguna atau

multi purpose.

(47)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 25 c) Kapal dengan anjungan panjang (long bridge ship)

Pada kapal jenis ini, bangunan utama dengan poop deck menjadi satu, dan

fore castle atau agil tetap terpisah di halauan kapal. Atau sebaliknya, poop deck atau kimbul terpisah, sedangkan bangunan utama dengan fore castle

menjadi satu. Dengan konstruksi demikian, di bagian depan atau belakang bangunan utama akan terbentuk semacam “sumur,” dan dengan adanya ini, kapal jenis tersebut sering disebut kapal dengan dek sumur (well

decked ship).

Gambar 2.32. Long Bridge Ship

d) Kapal dek sumur dengan bangunan atas yang ditinggikan (ship with raised

quarter deck)

Hampir sama dengan jenis kapal anjungan panjang, disini bangunan di belakang (buritan) ditinggikan. Pada jenis ini, kamar mesin ditempatkan di bagian belakang kapal, demikian juga sebagian ruang akomodasi atau kabin awak kapal.

Gambar 2.33. Ship with Raised Quarter Deck e) Kapal dengan dek tenda (awning atau spar deck ship)

Bangunan agil, bangunan utama dan poop deck merupakan satu garis di seluruh panjang kapal. Kapal jenis ini hubungan antara agil bangunan utama dan kimbul melalui lorong-lorong di sepanjang lambung tidak perlu ditutup dengan kedap air. Jenis ini biasanya dibuat untuk digunakan di daerah tropis.

(48)

26 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 Gambar 2.34. Awning atau Spar Deck Ship

f) Kapal dek shelter (shelter deck ship)

Pada kapal tersebut bangunan atasnya meliputi seluruh panjang kapal, dan ada dua jenis kapal, yaitu kapal dengan shelter terbuka dan kapal dengan

shelter tertutup. Pada jenis shelter terbuka, bangunan atasnya tidak

sepenuhnya tertutup rapat dan pada sekat sekat kedap air bahkan tidak dibuat kedap air. Kapal jenis ini lambung timbulnya lebih kecil dibandingkan dengan kapal shelter tertutup, walaupun ukurannya sama.

Gambar 2.35. Shelter Deck Ship g) Kapal dengan kamar mesin di belakang

Akhir-akhir ini hampir semua kapal yang dibangun menempatkan kamar mesinnya di bagian belakang atau buritan kapal. Ini dimaksudkan untuk menambah ruang muatan pada kapal di mana kamar mesinnya di tengah berkurang akibat adanya tunnel untuk laluan poros propeler.

(49)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 27

2.2.

Kegiatan Pembelajaran 2. Menganalisis Stabilitas Kapal Niaga dan Membuat Desain Stabilitas Kapal Niaga

2.2.1. Deskripsi

Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut, baik yang terjadi di laut lepas maupun ketika di pelabuhan, adalah peranan dari para awak kapal yang tidak memperhatikan perhitungan stabilitas kapalnya sehingga dapat mengganggu kesetimbangan secara umum yang akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan fatal seperti kapal tidak dapat dikendalikan, kehilangan keseimbangan dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri.

Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal yang bersangkutan bahkan calon awak kapal harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi stabilitas kapalnya sehingga keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat dicapai. Modul Menghitung Stabilitas Kapal sebagai bagian dari Stabilitas Kapal yang pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik Bidang Peminatan Nautika Perikanan Laut, dan untuk diterapkan ketika berdinas di atas kapal khususnya dalam tugas-tugas menjaga kondisi stabilitas kapal yang dapat berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran.

2.2.2. Kegiatan Belajar A. Tujuan Pembelajaran

Kegiatan belajar ini bertujuan agar peserta didik mampu mengidentifikasi titik penting dan memahami dimensi pokok stabilitas kapal sebagai bagian dari menghitung stabilitas papal sehingga titik-titik penting yang mempengaruhi stabilitas kapal dapat diidentifikasi dan diterapkan dalam kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari serta dalam menjaga stabilitas kapal yang pada akhirnya dapat menunjang keselamatan pelayaran.

(50)

28 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 B. Uraian Materi

a.

Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1) Sejarah

PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) didirikan pada tanggal 1 Juli 1964 merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh Pemerintah RI. Untuk mengkelaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang secara reguler beroperasi di perairan Indonesia. Kegiatan klasifikasi tersebut merupakan pengklasifikasian kapal berdasar pada konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan penilaian atas layak tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.

Menyadari akan kondisi alam Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan area teritori laut yang sangat luas di mana hal tersebut menjadikan sarana perhubungan laut berupa kapal menjadi sarana terpenting yang harus dikelola maka diperlukan pemeriksaan yang teliti, teratur dan sistematis terhadap kondisi kapal agar terjaga keselamatan benda dan jiwa di laut.

Berdasarkan kondisi tersebut serta didorong oleh kesadaran nasional dan hasrat untuk memiliki badan klasifikasi nasional yang pada gilirannya akan membuka kesempatan bagi tenaga-tenaga ahli perkapalan bangsa sendiri, maka pada tahun 1964 pemerintah mendirikan PN. Biro Klasifikasi Indonesia.

BKI adalah organisasi yang dibentuk dan menerapkan standar teknik dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI, maka akan mendapatkan Sertifikat Klasifikasi dari BKI. BKI akan menerbitkan ini setelah melakukan survai klasifikasi yang dipersyaratkan.

Sebagai Badan Klasifikasi yang independen dan mengatur diri sendiri, BKI tidak memiliki interes terhadap aspek komersial terkait dengan desain kapal, pembangunan kapal, kepemilikan kapal, operasional kapal, manajemen kapal, perawatan/perbaikan kapal, asuransi atau pencharteran.

BKI juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu dan standar teknik yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan jasa klasifikasi kapal.

(51)

NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 29 Selain melakukan pengklasifikasian kapal, BKI juga dipercaya oleh Pemerintah untuk melaksanakan survai & sertifikasi statutoria atas nama Pemerintah Republik Indonesia, antara lain Load Line, ISM Code dan ISPS

Code (lihat Activities).

Melihat peningkatan kegiatan dan perkembangan serta prospek usaha yang cukup cerah maka untuk lebih meningkatkan kemandirian usaha, sejak tahun 1977 peraturan pemerintah (PP) No. 1 PN. Biro Klasifikasi Indonesia, diubah statusnya menjadi PT (Persero). Saat ini selain kegiatan usaha klasifikasi, BKI juga mengembangkan kegiatannya di bidang jasa konsultansi dan supervisi.

Kantor pusat berada di Jakarta dan memiliki jaringan kantor cabang di pelabuhan besar di seluruh Indonesia dan Singapore (lihat Contact Us). Selain itu, BKI juga memiliki kerjasama dengan badan klasifikasi asing, baik dalam bentuk mutual representative atau dual class (lihat Cooperation).

2) Kebijakan mutu

Sebagai perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008, BKI memiliki komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pemakai jasa (customer satisfaction) dan terus melakukan penyempurnaan (Continuous Improvement).

Kebijakan Mutu Perusahaan secara keseluruhan adalah:

"Mengutamakan pelayanan jasa bagi para pengguna jasa berdasarkan kepedulian yang tinggi terhadap masalah keselamatan dan mutu". Dalam mewujudkan komitmen tersebut PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) memiliki nilai-nilai perusahaan yang diterapkan pada seluruh jajaran organisasi, meliputi : Moto perusahaan "TEPERCAYA", yang berarti jasa yang diberikan adalah berkualitas, dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Nilai-nilai perusahaan yaitu INTEGRITAS, PROFESIONALISME, KEPUASAN PENGGUNA JASA, KEPEMIMPINAN dan PENGHARGAAN PADA KARYA/ PRESTASI KARYAWAN.

Budaya Perusahaan "TERTIB" (Taqwa kepada Tuhan YME; Etos kerja yang tinggi; Reputasi yang senantiasa ditingkatkan; Tertib dalam menerapkan kebijakan manajemen dan sikap pribadi; Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang dikuasai; Baik dalam pelayanan dan hasil kerja).

(52)

30 NAUTIKA KAPAL NIAGA | KELAS X-2 Manajemen BKI menjamin: persyaratan mutu berorientasi kepada standar mutu internasional sesuai dengan ISO 9001:2008 dan pemenuhan pencapaian sasaran mutu perusahaan serta senantiasa melakukan penyempurnaan yang menerus terhadap mutu.

Penerapan sistem mutu dan nilai-nilai perusahaan tersebut dalam seluruh kegiatan jasa. Tanggap terhadap kebutuhan pemakai jasa/masyarakat umum dan mengutamakan kepuasan pelanggan dan aspek keselamatan. Semua personil selalu diberi pemahaman tentang sistem mutu melalui pelatihan yang berkesinambungan serta penerapan sistem mutu di dalam semua jajaran organisasi.

Pemenuhan terhadap kebijakan, prosedur dan petunjuk kerja adalah hal yang mutlak dan mengikat bagi semua karyawan. Mutu adalah tanggung jawab semua karyawan yang bekerja di jajaran BKI.

3) Kegiatan klasifikasi kapal

Klasifikasi kapal merupakan kewajiban para pemilik kapal berbendera Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan yang menyatakan bahwa kapal-kapal yang wajib klas adalah kapal-kapal dengan ketentuan: Panjang >= 20 m dan atau

Tonase >= 100 GT dan atau

Mesin Penggerak >= 250 PK dan atau (PM. 7 Tahun 2013) Lingkup klasifikasi kapal meliputi:

a) Lambung kapal, instalasi mesin, instalasi listrik, perlengkapan jangkar. b) Instalasi pendingin yang terpasang permanen dan merupakan bagian dari

kapal.

c) Semua perlengkapan dan permesinan yang dipakai dalam operasi kapal. d) Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal.

Sebelum kapal dapat diregister di BKI, maka kapal tersebut harus memenuhi persyaratan dan peraturan teknik BKI. Pemenuhan tersebut melalui proses persetujuan gambar teknik yang selanjutnya dilakukan survai di lapangan.

Untuk kapal yang dibangun sesuai dengan persyaratan peraturan klasifikasi akan ditetapkan notasi klas kapal tersebut pada saat selesainya pemeriksaan secara keseluruhan melalui survey klasifikasi dengan hasil yang memuaskan. Untuk kapal yang sudah dioperasikan, BKI juga melasanakan

Gambar

Tabel 1.2. Cek Kemampuan Awal
Gambar 2.5. Feri
Gambar 2.6. Pesiar
Gambar 2.9. Tongkang Datar
+7

Referensi

Dokumen terkait