• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Teoritis KDM Termoregulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Teoritis KDM Termoregulasi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP TEORITIS KDM TERMOREGULASI KONSEP TEORITIS KDM TERMOREGULASI

1.1

1.1 PengertianPengertian

Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

dipertahankan secara konstan. 1.2 Etiologi

1.2 Etiologi a.

a.UsiaUsia

Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari lingkungan kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari lingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25ºC sampai 0,55 ºC memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25ºC sampai 0,55 ºC adalah normal (Whaley and Wong, 1995).

adalah normal (Whaley and Wong, 1995).

Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentan

Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turung suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35 ºC tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu oral 35 ºC tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 ºC. Lansia terutama sensitif terhadap suhu tubuh pada lansia sekitar 36 ºC. Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan  jumlah

 jumlah jaringan*subkutan, jaringan*subkutan, penurunan penurunan aktivitas aktivitas kelenjr kelenjr keringat keringat dandan  penurunan metabolisme.

(2)

 b. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi  panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jaak jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.

c. Kadar hormon

Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih  besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Kadarprogesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993).

d. Irama sirkadian

Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam. Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan,  puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984).

(3)

e. Stres

Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan  panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik

dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal f. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.

1.3 Perubahan suhu manusia a. Hipertermi

Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya.(nic noc.2007).

 b. Hipotermia

Hipotemia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.

c. Heatstroke

Heatstroke adalah pajanan yang lama terkena sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi yang dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. d. Demam (Hiperpireksia)

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

(4)

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2.Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu  badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai

dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3.Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4.Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut h iperpireksia. 5.Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh  beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian

diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. 1.4 Fisiologis mekanisme pengaturan panas tubuh

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior berperan meningkatkan hilangnya panas dan menimbulkan keringat. Hipotalamus  posterior berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid serta meningkatkan basal metabolisme rate. Penyebab dari peningkatan

(5)

suhu tubuh yaitu karena adanya peradangan dan demam dapat menyebabkan  peningkatan metabolisme

1.5 Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit 1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah.

2. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan  benda-benda yang ada di sekitar tubuh.

3. Evaporasi

Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan  panas tubuh.

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. 1.6 Manifestasi klinis

Hipertermi: 1.Mayor

a. Suhu tinggi > 37.80C peroral / >38.8 0C perrektal.  b. Takikardia

2. Minor

a. Kulit kemerahan  b. Hangat pada sentuhan

c. Menggigil d. Dehidrasi

e. Kehilangan nafsu makan Hipotermi:

1.mayor

a. Penurunan suhu tubuh dibawah 35,50C ( 960F ) perrektal.  b. Kulit dingin

(6)

c. Pucat d. Menggigil 2.Minor

a.  Nadi dan pernapasan menurun  b. Kebingungan/mengantuk/mual

c. Kakeksia/malnutrisi. 1.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Kultur (luka, sputum, urune, darah)

- Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang. - Untuk menentukan obat yang efektif.

2. Sel darah putih :

- Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya - Leucositosis ( 15.000

 – 

 30.000)

3. Elektrolit serum :

- Ketidakseimbangan elektrolit (asidosis, perpindahan cairan, perubahan fungsi ginjal).

4. Glukose serum :

- Sebagai respon dari puasa ( perubahan seluler dalam metabolism). 5. Urinalisis : bakteri penyebab infeksi..

1.8 Asuhan Keperawatan Teoritis 1. Pengkajian

Aspek yang perlu dikaji untuk mengidentifikasi mengenai gangguan  perubahansuhu tubuh meliputi pengkajian mengenai:

a. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh

Definisi: Beresiko terhadap kegagalan untuk memelihara suhu tubuh dalam  batas normal.

Faktor resiko : Perubahan laju metabolism, dehidrasi, terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk,hangat atau panas, usia yang ekstrem,

(7)

kesakitan atau trauma yang memengaruhi pusat pengaturan suhu, imaturitas system regulasi suhu bayi, ketidak mampuan untuk berkeringat, inaktivitas,  pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan, berat badan bayi yang

terlalu rendah(neonates), pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi, sedasi, aktivitas berlebihan.

 b. Hipertermia

Definisi: eningkatan suhu tubuh diatas rentang normal Batasan karakteristik:

Subjektif: Pasien mengatakan badannya panas

Objektif: Kulit memerah, suhu tubuh meningkat diatas rentang normal, frekuensi napas meningkat, kejang atau konvulsi, kulit teraba hangat, takikardia,takipnea.

c. Hipotermia

Definisi: Suhu tubuh dibawah rentang normal Batasan Karakteristik:

Subjektif: Pasien mengeluh kedinginan.

Objektif: Kulit dingin, bantalan kuku sianosis, hipertensi, pucat, merinding,  penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal, menggigil, pengisian ulang

kapiler lambat, takikardia. d. Ketidakefektifan termoregulasi

Definisi: Fluktuasi suhu tubuh pasien antara hipotermia dan hipertermia. Batasan Karakteristik: Kulit dingin, dasar kuku sianosis, fluktuasi suhu tubuh diatas atau dibawah rentang normal, kulit merah, hipertensi,  peningkatan frekuensi pernapasan, pucat(sedang), piloereksi, penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal, kejang atau konvulsi, menggigil(ringan), pengisian kembali kapiler lambat, takikardia, kulit teraba hangat.

(8)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan perubahan suhu tubuh, antara lain:

a. Resiko ketidakefektifan suhu tubuh

 b. Hipertermia yang mungkin berhubungan dengan anesthesia, penurunan  perspirasi, dehidrasi, pemajanan lingkungan yang panas, penyakit,  pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan,  peningkatan laju metabolisme, medikasi, trauma, aktivitas berlebihan. c. Hipotermia yang mungkin berhubungan dengan penuaan, konsumsi

alcohol, kerusakan hipotalamus, penurunankemampuan menggigil,  penurunan laju metabolisme, penguapan/ evaporasi dari kulit di lingkungan yang dingin, pemajanan lingkungan yang dingin, penyakit, tidak beraktivitas, pemakaian pakaian yang tidakadekuat, malnutrisi, medikasi, trauma.

d. Ketidakefektifan termoregulasi yang mungkin berhubungan dengan usia yang ekstrem, fluktuasi suhu lingkungan, penyakit, trauma.

3. Intervensi

a. Resiko ketidakefektifan suhu tubuh Hasil NOC

- Termoregulasi: Keseimbangan antara produksi panas,kenaikan  panas,dan kehilangan panas.

- Termoregulasi: bayi baru lahir: Keseimbangan antara produksi  panas,kenaikan panas badan,dn kehilangan panas selama 28 hari  pertama.

Tujuan/ kriteria evaluasi:

- Pasien tidak memperlihatkan berkeringat,menggigil, dan merinding. - Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal

(9)

- Menguraikan tindakan adatif untuk meminimalakan fluktuasi suhu tubuh

- Melaporkan tanda dan gejala awal dari hipotermia atau hipertermia.

Intervensi NIC

1. Perawatan bayi baru lahir: Menatalaksana neonatus selama masa transisi ke kehidupan ekstrauteri dan periode stabilisasi selanjutnya. 2. Regulasi suhu: Mencapai atau mempertahankan suu tubuh dalambatas

normal

3. Regulasi suhu: Intraoperasi: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intraoperatifyang diharapkan.

4. Pemantauan Tanda vital: Mengumpul dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan mencegah komplikasi.

Aktivitas Perawat

Pengkajian

1. Kaji tanda dan gejala awal hipotermia dan hipertermia.

2. Untuk orang dewasa, lakukan pemeriksaan suhu oral(suhu oral lebih akurat)

3. Regulasi suhu(NIC): Pantau dan laporkan tanda atau gejala hipotermia atau hipertermia.

Penyuluhan untuk pasien atau keluarga

a. Instruksikan pasien dan keluarga tentang tindakan untuk meminimalkan fluktuasi suhu:

1.Untuk hipertermia:

- Minum cairan yang cukup di hari atau cuaca panas - Batasi aktivitas pada hari yang panas

- Kurangi berat badan,jika obesitas

- Pertahankan suhu lingkungan yang stabil - Lepaskan baju yang berlebihan

(10)

2.Untuk hipotermia:

- Mandi pada ruang yang hangat, jauh dari aliran udara - Tingkatkan aktivitas

- Batasi asupan alcohol

- Pertahankan nutrisi yang adekuat - Pelihara suhu lingkungan yang stabil - Gunakan pakaian yang cukup.

 b. Instruksikan pasien dan keluarga untuk mengenali dan melaporkan tanda dan gejala awal hipotermia dan hipertermia:

- Untuk hipertermia: kulit kering, sakit kepala, peningkatan nadi,  peningkatan suhu, iritabilitas, suhu diatas 37,8 0C, dan

kelemahan.

- Untuk Hipotermia: Apatis; dingin,abdomen keras yang terasa seperti batu; disorientasi dan konfusi, mengantuk, hipertensi, hipoglikemia, kerusakan kemampuan untuk berpikir,nadi dan  pernapasan lambat,kulit keras dan dingin saat disentuh, suhu

kurang dari 350C.

Aktivitas kolaborasi

1. Laporkan kepada dokter jika hidrasi adekuat tidak dapt dipertahankan 2. Lakukan perujukan ke lembaga social untuk layanan (mis.kipas

angin, pemanas) yang diperlukan dirumah.

3. Regulasi suhu(NIC):Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan  pasien.

Aktivitas Lain

Regulasi Suhu(NIC): Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan  pasien.

(11)

a. Hipertermia Hasil NOC:

- Termoregulasi: Keseimbangan antara produksi panas,peningkatan  panas, dan kehilangan panas.

- Termoregulasi:neonatus: Keseimbangan antara produksi panas,  peningkatan panas, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama

kehidupan.

- Tanda-tanda Vital: Nilai suhu, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah dalamrentang normal.

Tujuan/ kriteria evaluasi

Pasien dan keluarga akan:

1. Menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu

2. Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimalkan  peningkatan suhu tubuh.

3. Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia Bayi akan:

1. Tidak mengalami gawat napas, gelisah,atau letargi

2. Menggunakan sikap tubuh yang dapat mengurangi panas.

Intervensi NIC

1. Terapi demam: Penatalaksanaan pasien yang mengalami hiperpireksia akibat factor selain lingkungan.

2. Kewaspadaan hipertermia maligna: Pencegahan atau penurunan respons hipermetabolik terhadap obat-obat farmakologis yang digunakan selama pembedahan

3. Perawatan bayi baru lahir: penatalaksanaan neonatus selama transisi dari kehidupan di luar rahim dan periode stabilisasi selanjutnya. 4. Regulasi suhu: Mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam

(12)

5. Pemantauan tanda vital: Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi.

Aktivitas Keperawatan

Pengkajian :

1. Pantau aktivitas kejang.

2. Pantau hidrasi (misalnya turgor kulit,kelembapan,membrane mukosa).

3. Pantau tekanan darah ,denyut nadi, frekuensi pernapasan.

4. Kaji ketepatan pakaian yang digunakan,sesuai dengan suhu lingkungan.

5. Untuk pasien bedah :

Dapatkan riwayat hipertermi maligna,kematian akibat anastesi,atau demam pasca bedah pada individu dan keluarga. 6. Regulasi suhu (NIC) :

- Pantau suhu minimalsetiap dua jam sesuai dengan kebuthan . - Pasang alat pantau suhu inti tubuh continue, jika perlu pantau

warna kulit dan suhu.

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

- Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia ( mis. Sengatan panas, dan keletihan akibat panas)

- Regulasi suhu(NIC): Ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan tindakan kedaruratan yang diperlukan,jika perlu.

Aktivitas Kolaboratif

Regulasi suhu(NIC):

- Berikan obat antipiretik, jika perlu

- Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh,jika perlu.

(13)

Aktivits Lain

- Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja.

- Gunakan waslap dingin (atau kantong es yang dibalut dengan kain) di aksila,kening, tengkuk,dan lipatan paha.

- Anjurkan asupan cairan oral, sedikitnya 2 liter sehari, dengan tambahan cairan selama aktivitas yang berlebihan atau aktivitas sedang dalam cuaca panas.

- Gunakan kipas yang berputar di ruangan pasien. - Gunakan selimut pendingin

- Untuk hipertermia maligna: Lakukan perawatan kedaruratan sesuai dengan prookol, sediakan peralatan kedaruratan di area operasi sesuai dengan protocol.

c.Hipotermia Hasil NOC

- Termoregulasi : Keseimbangan antara panas yang dihasilkan,  peningkatan panas, dan kehilangan panas.

- Termoregulasi: Neonatus: Keseimbangan antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama periode 28 hari pertama kehidupan.

Tujuan/ criteria evaluasi:

Pasien dan keluarga akan:

- Menjelaskan tindakan untuk mencegah/meminimalkan penurunan suhu tubuh.

- Melaporkan tandadan gejala dini hipotermia.

- Mempertahankan suhu tubuh pasien setidaknya 360C Bayi akan:

- Menggunakan sikap menahan panas tubuhnya. - Memiliki glukosa darah dalambatas normal

(14)

- Tidak letargi.

Intervensi NIC

1. Terapi hipotermia: Menghangatkan kembali dan melakukan surveilans pasien yang memiliki suhu tubuh inti kurang dari 3 50C. 2. Perawatan bayi baru lahir:penatalaksanaan neonatus selama transisi

kekehidupan diluar rahim periode stabilisasi selanjutnya.

3. Regulasi suhu: Mempertahankan atau mencapai suhu tubuh dalam  batas normal.

4. Regulasi suhu: intrabedah: Mempertahankan atau mencapai suhu tubuh intrabedah yang diharapkan.

5. Pemantauan tanda vital: Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi.

Aktivitas perawat

Pengkajian

a.Catat nilai dasar tanda-tanda vital

 b.Lakukan pemantauan jantung pada pasien.

c.Gunakan thermometer rentang-rendah, bila perlu untuk mendapatkan suhu yang akurat

d.Kaji gejala hipotermia(misalnya, perubahan warna kulit, menggigil, kelelahan,kelemahan,dan apatis

e.Kaji kondisi medis yang dapat menyebabkan hipotermia (mis.diabetes, miksedema)

f. Regulasi suhu (NIC):

- Pasang alat pantau inti tubuh kontinu, jika perlu - Pantau suhu paling sedikit setiapdua jam,jika perlu.

(15)

Penyuluhan untuk pasien/keluarga Regulasi suhu (NIC):

- Ajarkan kepada pasien,khususnya pasien usia lanjut,tindakan untuk mencegah hipotermia akibat terpajan suhu dingin.

- Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu.

Aktivitas Kolaboratif 

Untuk hipotermia berat, bantu dengan teknik menghangatkan suhu inti tubuh( mis. Hemodialisis, dialysis peritoneal, dan irigasi kolon).

Aktivitas Lain

- Berikan pakaian yang hangat, kering,selimut penghangat, alat-alat  pemanas mekanis, suhu ruangan yang disesuaikan yang disesuaikan,  botol dengan air hangat, berendam di air hangat, dan minum air hangat,

sesuai toleransi.

- Jangan berikan obat intramuscular(IM) atau subkutan untukpasien hipotermik.

d.Ketidakefektifan termoregulasi Hasil NOC

- Termoregulasi: Seimbang antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas.

- Termoregulasi: Neonatus: Seimbang antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.

Intervensi NIC

a.Perawatan neonatus: menata laksana neonatus selama transisi kekehidupan ekstrauteri dan periode dan periode stabilisasi  berikutnya.

(16)

 b.Regulasi suhu tubuh: Mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.

c.Regulasi suhu tubuh:intrabedah: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intrabedah yang sesuai.

Aktivitas Keperawatan

Intervensi keperawatanberfokus pada penyuluhan untuk pencegahan ketidakefektifan termoegulasi dan pada pemeliharaan suhu tubuh normal dengan menyesuaikan factor-faktor eksternal, seperti pakaian dan suhu ruangan.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

5. Evaluasi

Perawat menentukan apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi atau tidak. Tindakan evaluasi dapat dilakukan sesaat setelah terapi dicoba (misalnya apakah pasien sudah dapat bernapas dengan baik).

1. Suhu tubuh kembali dalam batas normal 36-37,4oC 2. Termoregulasi kembali efektif .

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Heriana,Pelapina,S.Kep.Ners.2014. Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang:Binarupa Aksara.

Herdman,T.Heather.2012.  Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

Wartonah dan Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

(18)

Mengetahui

Pembimbing Ruangan

Mahasiswa

( I Gusti Ngurah Putu Susila, SKM)

( Maria Yoheni Harnila)

Pembimbing Akademik

Referensi

Dokumen terkait

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

dalam konteks pemikiran bahwa, Muhammad adalah tokoh historis yang harus dikaji dengan kritis, (sehingga tidak hanya menjadi mitos yang dikagumi saja, tanpa

Upaya pengembangan ekonomi kerakyatan membutuhkan dukungan sektor lain, seperti sektor perbankan, industri, pertanian, perikanan, dan lain-lain, yang dapat mendorong sektor-sektor

 Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran ibu untuk datang ke POSYANDU.  Meminimalkan kelemahan dan menghindari

[r]

mekanisme corporate governance dan kualitas audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan

Hal ini dapat dilihat dari pandangan mereka dalam berbusana yang awalnya mereka berpakaian dengan busana sederhana, sekarang menjadi lebih modis dan mengikuti perkembangan

Nusa Tenggara Timur Kab... Ngada SMK