TORCH PADA
TORCH PADA
KEHAMILAN
KEHAMILAN
Dr Dino G Prihadianto,SpOG,Mkes
Dr Dino G Prihadianto,SpOG,Mkes
BAG KEBIDANAN DAN PENYAKIT
BAG KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGANKANDUNGAN FAKULTAS
TORCH :
TORCH :
Memberikan masalah serius
Memberikan masalah serius
pada kesehatan reproduksi :
pada kesehatan reproduksi :
• •
Infertilitas
Infertilitas
• •Abortus
Abortus
• •IUGR
IUGR
••
Cacat bawaan
Cacat bawaan
•
TORCH :
TORCH :
Memberikan masalah serius
Memberikan masalah serius
pada kesehatan reproduksi :
pada kesehatan reproduksi :
• •
Infertilitas
Infertilitas
• •Abortus
Abortus
• •IUGR
IUGR
••
Cacat bawaan
Cacat bawaan
•
Angka Kejadian di MTIE
Angka Kejadian di MTIE : 2000
: 2000
Wanita
Wanita PriaPria
Positif
Positif ( ( %) %) Positif Positif ( ( %)%)
Toxo Toxo 2512 2512 60,92 60,92 283 283 91,8891,88 Rubella Rubella 2012 2012 79,21 79,21 61 61 95,8395,83 CMV CMV 2929 2929 84,58 84,58 278 278 83,7383,73 Herpes Herpes 853 853 45,71 45,71 134 134 84,2884,28
• 14,25 % Toxo pasif
(IgG)
• 12,12 % bayi lahir
prematur
• 3,1 % bayi lahir dengan
kelainan kongenital
• 64,8 % Toxo positif
pada ibu hamil dengan riwayat abortus • Kelainan kongenital 11,1 % • Prematur 27,1 % • IUFD 27,7 %
Widyantoro (1989)
Sayogo (1978)
125 kasus 32 % antigen CMV Positif
(cara Imunofluorensi)
• Aviditas dari 34 kasus
yg terjadi reaktivasi keseluruhannya tinggi (> 0,8)
• 25 kasus telah lahir : 18
normal, 2 IUFD, abortus, 3 D O • Kasus abortus umumnya mempunyai cacat/imunitas • 750 kasus dgn TORCH • 67 % wanita infertil (pengobatan imunomodulator + anti parasit) 22,,7 % menjadi hamil
Cornain dkk
Santana (2000)
Michael Sandra D Chapman John G
Endocrin System Central Nervous System Immune System Immune ResponseHormon reproduksi • HCG • Estrogen • Progesteron • Cortisol Respon Imun KEHAMILAN
TORCH
T
= Toksoplasmosis
O
= Other Diseases : Lues, Streptokokus
Group B ,Dll
R
= RUBELA
C
= Cytomegalo Virus (Cmv)
Chlamydia Trachomatis
H
= Herpes Simplex Virus
Hepatitis B Virus, Hepatitis C Virus,
Hiv, Hpv, Human Parpovirus B19
KEMAMPUAN MENDIANOSIS INFEKSI PADA JANIN INTRA UTERIN SANGAT PENTING
PRENATAL DIAGNOSIS :
• Pemeriksaan Amnion :
Amniocentesis Kultur (Mikroba-mikroba ) Atau P C R ( Gene Probe)
• Pemeriksaan U S G :
Identifikasi Janin Intra uterin
yang terinfeksi : Cerebral Calcification, Hidrosefalus, asites/gangguan Pertumbuhan (Hasil sering tidak karakteristik)
• Pemeriksaan Darah Janin :
Direkomendasikan tetapi tidak memberi informasi tambahan dibanding dengan pem. Amniocentesis yg lebih kurang invasif.
• Saat kelahiran : sulit untuk mendiagnosis adanya
infeksi pada bayi oleh karena itu : sangat penting u/mengobservasi/memantau bayi baru lahir
mengambil sampel darah kultur.
• Pada ibu dengan IgG(+) transmisi ke janin via
plasenta (darah) IgG (+) pada janin/bayi.
INFEKSI TOKSOPLASMOSIS :
•
Disebabkan : Toxoplama gondii : parasit
/protozoa, berbentuk kokus berada diseluruh
dunia, dapat merusak sel penjamu oleh karena
multiplikasinnya intra sel.
•
Penjamu (host) definitif : kucing (felidae);
selain itu banyak mamalia & burung
(intermediate host)
•
Frekwensi : bervariasi, tergantung kpd :
SIKLUS ORGANISME (TOXOPLASMA
GONDII) :
Toksoplasma gondii (kucing)
sbg hospesprimer dlm feces (Jutaan ookista) yg non infeksius disebarkan selama 1 – 3 mgg
sporulasi/infeksius dlm tanah (bbrp tahun)
•
Ookista :
– resisten terhadap deterjen
– Hancur dengan pembekuan /pemanasan
kering/dididihkan
•
Manusia :
– terinfeksi lewat makanan yang terkontaminasi
DAPAT PULA DITULARKAN :
•
Transplasental : Desmonts & Couvreur
1974 tanpa terapi transmisi vertikal :
– Pada Trimester I (17 – 25%) janin terinfeksi
intrauterin
– Pada Trimester II (24 – 54% ) – Pada Trimester III (62 – 65%)
•
Transfusi darah
•
Transplantasi organ
•
Tangan petugas (laboratorium, peternakan
MANIFESTASI KLINIS :
•
Beragam :
– asimptomatik - abortus spontan – Demam - infertilitas
– Limfadenopati - IUFD
– Nyeri otot - cacat bawaan – Sakit kepala
•
Cacat bawaan :
– Ensefalopati - Kalsifikasi intrakranial – Retardasi mental - Hidrosefalus
D I A G N O S I S :
- Isolasi Toxoplasma gondii dari darah/cairan/
cairan tubuh
- Menemukan kista pada plasenta/jaringan
fetus/bayi neonatus.
- Mendeteksi antigen / organisme pada
jaringan /cairan tubuh /serum
- Tes serologi
skrining awal u/ diagnosis
infeksi maternal digunakan specimen darah
Perubahan serokonversi antibodi IgG pada pemeriksaan serial + antibodi IgM (+)
Toksoplasmosis. (Pemeriksaan serologis dipakai
karena praktis untuk rutin dibanding kultur parasit atau DNA toksoplasma dengan PCR)
• Pd bumil u/ mendeteksi infeksi primer infeksi
Toksoplasmosis kongenital dianjurkan menambah pemeriksaan anti toksoplasma IgG Avidity
• Adanya serokonversi antibodi Toksoplasma IgG &
antibodi toksoplasma IgM / IgA yang positif disertai aviditas IgG yg rendah dpt menunjukkan terjadinya toksoplasmosis maternal primer yang baru (sekitar 4 bulan yang lalu)
I I I I I 3 6 12 24 Infection Months Toxo-IgG Toxo-IgM Toxo-IgA Toxo-IgG avidity Pos
Cut-off indeks aviditas yang digunakan 0,300. Indeks aviditas rendah < 0,200, aviditas
perbatasan :0,200 > < 0,300 dan indeks aviditas tinggi > 0,300
DIAGNOSIS INFEKSI PADA JANIN :
• Adanya antibodi Toksoplasma IgM dalam darah
janin atau
• Identifikasi parasit pada janin/fetal material
(pengambilan darah janin tidak dilakukan
sebelum usia 20 minggu I g M 10% janin
terinfeksi & menjelang saat persalinan
meningkat sampai 60%). Pada PCR dari cairan amnion 100%.
• Infeksi janin yg didiagnosis pd kehamilan dini
dilakukan aborsi (terutama bila pada USG : Hidrosefalus/nekrosis otak)
DIAGNOSIS TOKSOPLASMOSIS
KONGENITAL PADA BAYI
• Berdasarkan konfirmasi laboratorium : ditemukan
parasit dari darah atau cairan tubuh yang diperoleh dalam waktu 6 bulan pertama setelah lahir, IgM atau IgA (+) pada hampir 50 % kasus atau IgG positif
persisten pd tahun 1 kehidupan
Jika ibu tidak diobati, parasit dapat diisolasi dari
Bayi neonatus yang terinfeksi harus diterapi : dgn pyrimethamine/sulfonamida dengan dosis tinggi dalam tahun I
• Pada bayi neonatus yang asimptomatik
pyrimethamine/sulfonamida dikombinasi secara bergantian dengan spiramisin, tapi dibeberapa negara : Perancis dan Swiss dosis rendah tiap minggu dengan pyrimethamine dan sulfadoksin seperti fansidar digunakan selama 2 – 3 thn.
PENCEGAHAN :
Sesuai penelitian prospektif : “Case control study
di Norwegia yg mengindentifikasi bbrp faktor secara
independen ada hubungannya dgn meningkatnya risiko infeksi Toksoplasmosis yaitu :
Makan daging kambing atau babi mentah atau kurang matang (terutama produk daging cincang)
Makan sayuran/buah2an mentah yang tdk dicuci.
Jarang mencuci pisau dapur & membersihkan tempat kotoran kucing
Berpergian kedaerah risiko tinggi dengan frekwensi Toksoplasmosis yang tinggi
RUBELLA :
• Infeksi virus akut
• Virus termasuk Toga virus
• Ditularkan ke janin secara hematogen
• Varemia maternal infeksi janin lewat plasenta
(80%) Risiko :
– Kerusakan jantung, mata atau telinga janin sangat tinggi
pada trimester I
– Jika infeksi maternal terjadi sebelum usia kehamilan 12
minggu 60% bayi akan terinfeksi
– Risiko menurun pd minggu ke 14 menjadi 17% - 6%.
– Pada kehamilan 20 minggu risiko menurun menjadi < 1%,
tetapi plasenta biasanya terinfeksi & virus menjadi laten pada bayi yang terinfeksi bawaan selama bertahun tahun
– Ensefalitis & diabetes dapat berkembang pada usia
belasan tahun dan pd usia dewasa mungkin akan berkembang kanker kolon.
USAHA PENCEGAHAN :
• Setiap wanita menjelang usia kehamilan
sebaiknya sudah mempunyai antibodi thdp rubella
• Vaksin diberikan sub kutansbg Life attenuated
virus (Strain RA 2713) proteksi 95 %. Vaksin ini diberikan bersamaan dgn vaksin lain
(MMR=Measles-mumps-rubella).
• Vaskinasi rubella tidak boleh diberikan kepada
wanita hamil/yg akan hamil dlm waktu 3 bln o/k potensi penyebaran virus ke janin.
• Imunoglobulin spesifik tdk direkomendasikan
karena akan menyamarkan/menutupi infeksi, akan tetapi vaksinasi kanak 2 akan efektif dan
telah diperkenalkan dibeberapa negara didunia.
• Vaksinasi yang tidak sengaja selama hamil
bukan merupakan indikasi untuk menginduksi aborsi.
C M V
•
CMV termasuk virus DNA
•
Infeksi CMV perinatal terjadi 1- 4 %
Transmisi terjadi pada infeksi primer maupun
sekunder dan 10% bayi
2terinfeksi mempunyai
masalah
2di otak / telinga.
CMV kongenital masih tetap merupakan
masalah kesehatan masyarakat dan diharapkan
dapat diatasi lewat vaksinasi yg sampai saat ini
msh dlm pengembangan
CMV di transmisi lewat saliva, urin dan sekresi genital.
Kontak dengan anak 2 (usia 2 – 4 tahun) yang terinfeksi sumber infeksi potensial pada ibu2 seronegatif & pekerja di pusat2 penitipan anak.
• Wanita yang berisiko harus dibiasakan mencuci
tangannya setelah mengganti popok bayi dan juga agar menghindari kontak langsung dengan
H S V :
• Herpes genitalis pada beberapa tahun terakhir meningkat
tapi untungnya Herpes neonatal agak jarang. (Antara 1 dalam 2000 sampai 1 dalam 60.000 bayi baru lahir).
Direkomendasikan agar : status Herpes wanita harus
dicantumkan untuk meningkatkan kemungkinan
dilakukannya diagnosis dini Herpes neonatal jika bayi baru lahir menjadi sakit.
Bayi harus diamati terhadap gejala2 Herpes neonatal, dan
jika muncul gejala terapi dengan acyclovir harus segera
dimulai.
• Ibu dengan infeksi primer HSV pada akhir kehamilan,
transmisi akan lebih besar direkomendasikan u / seksio
Transmisi terjadi lewat kontak langsung dengan HSV saat melahirkan. Risiko infeksi perinatal 38 –
40 % jika ibunya terinfeksi Herpes genitalis
primer pada akhir kehamilannya, dan hanya 1 – 3
% jika ibu mempunyai sejarah herpes genitalis rekuren dan ekskresi virus pd saat kelahiran.
Yang menjadi masalah ibu dpt mengekskresikan virus dari serviks tanpa gejala apapun.
Antibodi maternal menawarkan perlindungan tapi tidak 100% (wanita yang berisiko adalah wanita hamil dengan HSV seronegatif sementara suami atau partner seropositif.)
PENGOBATAN TOKSOPLASMOSIS
•
Sulfonamida :
– Masa kerja pendek : sulfarea
– Masa kerja medium : sulfadiasin, sulfametoksazol – Masa kerja panjang : sulfamethoxydiazin
– Masa kerja sgt panjang : sulfadoksin – Yang sulit diabsorbsi : sulfaguanidin
Mekanisme kerja : Bakteriostatik dgn menghambat sintesa
asam folat dan sbgn menginaktivasi enzim2 lain bakteri seperti
dehydrogenase atau carboxylase yg berperanan pd repsirasi bakteri
• Pyrimethamine
Anti parasit, kimiawi dan farmakologi menyerupai trimetoprim.
Mekanisme kerja : mengganggu metabolisme parasit seperti sulfonamida.
Dosis dewasa : 50-75 mg/oral 1x/sehari
Dikombinasi 1 - 4 gr/hari sulfonamida selama 1-3 mgg kmdn dikurangi dosis setiap obat
1 /
2 dosis selama 4-5 mgg.
Efek samping :paling sering kerusakan sel darah jika diberikan dosis tinggi.
Kekurangan asam folat memicu agranulositosis. Urtikaria dpt timbul selama terapi
• Spiramycin (Rovamycine)
– Antibiotika makrolida yang paling aktif thdp
Toksoplasmosis.
– Mekanisme kerja: menghambat pergerakan mRNA pd
bakteri / parasit dgn cara memblokade 50s Ribosom
sintesa protein bakteri/parasit akan terhenti dan mati
– Aktivitas intra selular yg sgt tinggi
– Konsentrasi diplasenta yang sangat tinggi (6.2 mg/L),
shg dpt mencegah infeksi maternal infiltrasi ke janin.
– Aman bagi fetus
– Ditolerasi dgn baik oleh bumil
– Studi2 pendukung yg sgt banyak sbg evidence based
– Dosis spiramisin utk profilaksis Toksoplasmosis
kongenital : 3x/sehari 3 MIU atau 3x1gr selama 3 mgg lalu diulangi setelah interval 2 mgg hingga saat partus.
– Menurut Lab. Immunologi FKUI sebaiknya
dikombinasi pengobatan antimikroba/parasit dan immunoterapi dan anti viral (pada Torch) :
• Isoprinosin (immunotherapy) 4x500 mg/hr 2hr/mgg • Spiramisin (antitoksoplasma/anti parasit); 3x500
mg/hr selama 10 hari
• Acyclovir (anti viral) 3x200 mg/hr selama 10 hari • Obat2 diatas diulangi setiap bulan.
Recommendation of treatment,
no follow up
All newborms of seroconverting mtohers and high risk mothers should be IgM tested at birth
IgM positive newborns treated fisrt year SPIRAMYSIN P - S - F
IgM negative
repeated seroligic testing
Consider prophylactic treatment
Ket : P = Pyrimethamine (Daraprim) S = Sulfonamides