• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. H a l a m a n ii 19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. H a l a m a n ii 19"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

H a l a m a n

ii | 19

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan Pemberdayaan Masyarakat untuk Infrastruktur Permukiman merupa-kan bahan acuan pelaksanaan pendampingan masyarakat pada program kemitraan infrastruktur permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Perguruan Tinggi. Panduan pemberdayaan ini berisi uraian proses dan langkah-langkah pemberdayaan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka mencapai keluaran yang diharapkan dari pendampingan sejak pertama sampai di desa/kelurahan sampai dengan meninggalkan desa/kelurahan.

Penjelasan dalam panduan ini adalah mencakup konsep umum dan konsep pemberdayaan masyarakat untuk infrastruktur permukiman, langkah demi langkah dan output yang diharapkan selama pendampingan dan penjelasan spesifik mengenai aspek komunikasi dengan masyarakat yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat.

Dalam panduan ini juga dijalaskan bagaimana mekanisme kegiatan pendampingan yang melibatkan beberapa tema pendampingan tematik untuk sektor air minum, sanitasi, BPB dan PKP dumulai dari kegiatan gabungan/terpadu, kemudian pendampingan berdasarkan sektor dan kegiatan gabungan lagi dalam rangka penyampaian hasil pendampingan selama KKN untuk ditindaklanjuti oleh desa/kelurahan.

Untuk penjelasan substansi pendampingan secara menyeluruh dengan singkat dapat dibaca pada buku “KKN Tmetaik Infrastruktur Permukiman, Apa Yang Perlu dilakukan dan Bagaimana Melakukannya”, dan untuk mendalami substansi secara detail dan rinci untuk masing-masing sektor termasuk teknis pelaksanaan Identifikasi Masalah dan Potensi (IMAP) dan Perencanaan Infrastruktur Permukiman disajikan dalam modul secara terpisah pada Buku 2 Kumpulan Modul Pemberdayaan Masyarakat untuk Sektor Unfrastruktur Permukiman.

Sebagai sebuah panduan diharapkan langkah-langkah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat ini dipedomani dalam rangka membangun kepedulian dan kemampuan masyarakat dalam mengelola kegiatan infrastruktur permukiman

Semoga buku ini bermanfaat, dan selamat bekerja

Jakarta, Agustus 2015

(3)

H a l a m a n

iii | 19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... II PENDAHULUAN... 1 1.1 Penjelasan Umum ... 1 1.2 Tujuan ... 1 1.2.1 Tujuan Umum ... 1 1.2.2 Tujuan Khusus ... 1 1.3 Pengguna Panduan ... 2 1.4 Cara Penggunaan ... 2

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KKN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 3 2.1 Konsep Umum Pemberdayaan ... 3

2.2 Prinsip ... 4

2.3 Tugas Mahasiswa Dalam Pendampingan Infrastruktur Permukiman ... 4

2.4 Keluaran Hasil Pendampingan ... 5

2.5 Tujuan, Nilai dan Hasil Pendampingan Masyarakat ... 5

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN UNTUK INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN...7

3.1 Ruang Lingkup Kegiatan Pendampingan ... 7

3.1.1 Pendampingan dalam penyiapan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur Permukiman... 7

3.1.2 Pendampingan Tematik Berdasarkan Sektor ... 8

3.2 Pengaturan Kegiatan Pendampingan ... 9

3.3 Proses dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat ... 13

3.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan ... 14

3.5 Tantangan Yang Perlu Diantisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 14

TIPS: KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT... 16

4.1 Faktor Kunci Komunikasi Efektif ... 16

4.2 Tantangan komunikasi dalam pelaksanaan KKN ... 16

4.3 Yang Harus Dilakukan ... 17

4.3.1 Memberdayakan tokoh masyarakat sebagai penyampai pesan kunci ... 17

4.3.2 Memastikan semua masyarakat tahu bahwa anda di sana dan membantu program pembangunan ... 18

4.3.3 Membangun interaksi dengan kelompok komunitas dan tokoh masyarakat 4.4 Alat Bantu Komunikasi Efektif dalam Pemberdayaan ... 18

(4)

H a l a m a n

1 | 19

1 PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Umum

Panduan ini adalah panduan tentang proses pemberdayaan/pendampingan masyarakat dalam pelaksanaan KKN tematik infrastruktur permukiman. Buku ini disiapkan sebagai pegangan mahasiswa dalam melaksanakan pendampingan masyarakat untuk mencapai tujuan dan keluaran yang diharapkan dari program kemitraan infrastruktur permukiman melalui kuliah kerja nyata tematik.

Dalam panduan ini dibahas langkah-langkah praktis proses pemberdayaan infrastruktur permukiman desa/kelurahan yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Buku panduan ini dilengkapi dengan modul sektor dari infrastruktur permukiman yaitu: (1) modul pelaksanaan pendampingan sektor air minum, (2) modul pelaksanaan pendampingan sektor sanitasi , (3). modul pelaksanaan pendampingan sektor pengembangan permukiman, (4). Dan modul pelaksanaan pendampingan sektor penataan bangunan dan lingkungan.

Sebelum pelaksanaan kegiatan pendampingan dengan menggunakan panduan dan modul di atas mahasiswa juga diminta untuk membaca PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN pendampingan masyarakat. Secara struktur buku buku pendukung pelaksanaan KKN tematik adalah sebagai berikut:

 Pedoman Umum; berisi arahan umum dan langkah-langkah secara garis besar

pelaksanaan program kemitraan infrastruktur permukiman

 Panduan Pemberdayaan Masyarakat berisi langkah-langkah kegiatan

pendampingan masyarakat untuk mencapai keluaran dari kegiatan pendampingan secara keseluruhan

 Modul (sesuai dengan sektor) berisi uraian lebih rinci tentang pelaksanaan

kegiatan pendampingan tematik sesuai dengan sektor yang dipilih.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari panduan ini adalah membantu mahasiswa dalam memahami tugas dan perannya dalam pelaksanaan program kemitraan infrastruktur permukiman dan membantu dalam proses pencapaian output pendampingan yang diharapkan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Secara dalam panduan pemberdayaan ini mebtujuan untuk:

1) Menjelaskan tugas dan peran mahasiswa dalam program kemitraan

(5)

H a l a m a n

2 | 19

2) Menjelaskan konsep, prinsip dan teknik Pemberdayaan Masyarakat

3) Menjelaskan konsep dan teknik pelaksanaan Komunikasi Efektif dalam

Pemberdayaan Masyarakat

4) Menjelaskan Cara Pelaksanaan Analisis Kondisi Eksisting (IMAP terpadu)

5) Menjelaskan konsep dan teknik fasilitasi Perencanaan Infrastruktur

Permukiman Terpadu (road map)

6) Menjelaskan konsep dan teknik pembentukan Kelembagaan Masyarakat untuk

infrastruktur permukiman terpadu

7) Menjelaskan konsep dan teknik fasilitasi pengembangan Peraturan

instrastrutur Permukiman Terpadu

1.3 Pengguna Panduan

Pengguna utama panduan ini adalah mahasiswa peserta KKN, namun demikian panduan ini juga bisa dijadikan bahan bacaan bagi dosen pembimbing lapangan

1.4 Cara Penggunaan

Untuk menggunaan panduan ini secara efektif disarankan anda melakukan langkah sebagai berikut:

1) Pahami tugas (mandat) dan fungsi anda dalam fasilitasi pemberdayaan

masyarakat selama KKN (baca bab 2)

2) Pahami konsep dan prinsip pemberdayaan masyarakat (baca bab 3 dengan

cermat)

3) Pahami konsep dan tips komunikasi efektif dalam pemberdayaan (baca bab 4)

dan diskusikan atau simulasikan dengan tim anda sebelum dipraktekkan dengan masyarakat

4) Baca bab 5 tentang teknik pemetaan kondisi eksisting permukiman dan lampiran

format yang disediakan dalam web, diskusikan dengan tim untuk memastikan tim memiliki kesamaan persepsi yang sama. Praktekkan bersama masyarakat dengan memilih orang kunci yang akan bertanggungjawab dalam pelaksanaanya, dan pastikan sebelum pelaksanaan pemetaan orang kunci tersebut dilatih atau diberikan penjelasan dengan lengkap.

5) Selanjutnya baca bab-bab berikutnya yang menggambarkan langkah

pemberdayaan untuk menghasilkan output selama KKN dengan proses sebagaimana langkah sebelumnya.

(6)

H a l a m a n

3 | 19

2 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KKN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

2.1 Konsep Umum Pemberdayaan

Istilah pemberdayaan masyarakat dikaitkan dengan orang atau organisasi dalam upaya pencapaian tujuan secara mandiri. Pengertian secara umum pemberdayaan masyarakat adalah sebuah upaya melalui serangkaian intervensi untuk memerankan atau memosisikan masyarakat sebagai pihak utama dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaannya pembangunan. Elemen/unsur dalam pemberdayaan masyarakat meliputi (1) Tujuan dan sasaran yang diberdayakan, (2) Pihak luar sebagai pembawa nilai (fasilitator) dan intervensi (kegiatan yang terukur) sebagai proses transformasi nilai

Tujuan pemberdayaan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi ketidakberdayaan yang disebabkan oleh tidak diberikannya kesempatan, ketidaktahuan, ketidakmampuan dan kurang percaya diri. Dengan diberdayakan melalui proses intervensi yang sistematis oleh pihak luar maka akan tumbuh keyakinan, percaya diri dan kemampuan dalam mengatasi permasalahan dan sadar bahwa SAYA MAMPU dan BISA MELAKUKAN SENDIRI. Konsep umum kerangka pemberdayaan masyarakat untuk infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat paham substansi infrastruktur permukiman

2) Masyarakat memahami dan menemukan isu dan permasalahan infrastruktur

permukiman di desa/kelurahannya

3) Masyarkat merencanakan untuk pencapaian kondisi mendatang infrastrutur

permukiman yang diharapkan

4) Masyarakat melakukan aksi untuk infrastruktur permukiman selama dan setelah

pelaksanaan pendampingan KKN

Untuk melaksanakan kerangka di atas mahasiswa menjalankan mandat sebagai berikut:

1) Menyampaikan pengetahuan tentang infrastruktur permukiman

2) Membantu dalam memetakan isu dan permasalahan

3) Membantu dalam melakukan rencana aksi

(7)

H a l a m a n

4 | 19

2.2 Prinsip

Prinsip dalam memberdayakan masyarakat adalah::

1) Mengoptimalkan potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat sendiri

2) Menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan pengambil keputusan utama

3) Pihak luar dalam melakukan intervensi sebagai fasilitator (bukan memaksakan,

tidak mendikte dan tidak menganggap sasaran adalah seperti gelas kosong)

4) Komunikasi yang berkelanjutan dalam suasana kemitraan (menciptakan iklim

kesetaraan)

5) Umpan balik untuk peningkatan (menunjukkan dan menghargai kelebihan dan

menunjukkan kekurangan yang perlu ditingkatkan)

2.3 Tugas Mahasiswa Dalam Pendampingan Infrastruktur

Permukiman

Tugas utama mahasiswa dalam pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk infrastruktur permukiman adalah:

1) Membangun kesadaran/kepedulian mengenai isu dan permasalahan: air minum,

sanitasi, pengembangan permukiman dan penanganan kawasan kumuh (khusus untuk yang bertugas di perkotaan)

2) Membantu masyarakat (desa/kelurahan) dalam memetakan kondisi potensi dan

permasalahan terkait dengan air minum, sanitasi, permukiman dan kekumuhan

3) Membantu masyarakat dalam menyusun rencana untuk kondisi permukiman

masa mendatang

4) Membantu masyarakat dalam penyiapkan kelembagaan desa/kelurangan untuk

pengelolaan permukiman yang didalamnya mencakup gugus tugas khusus untuk air minum dan gugus tugas sanitasi)

5) Membantu masyarakat dalam penyiapan aturan-atauran yang dibutuhkan untuk

pengelolaan infrastruktur permukiman

6) Membantu masyarakat dalam melakukan aksi tematik untuk air minum dan

sanitasi serta sektor lainnya sesuai dengan kesepakatan.

Paham tentang infrastruktur permukiman Menemukan isu dan permasalahan Merencanakan tindakan Melakukan tindakan

(8)

H a l a m a n

5 | 19

2.4 Keluaran Hasil Pendampingan

Sebagaimana dijelaskan dalam pedoman umum keluaran yang akan dilihat sebagai hasil pendampingan masyarakat meliputi:

1) Peta Kondisi Eksisting infrastruktur permukiman yang berisi 4 sektor (air

minum, sanitasi, pengembangan permukiman dan kekumuhan)

2) Rencana kerja (indikatif target yang disepakati berdasarkan 4 sektor) untuk

kondisi mendatang dan berisi langkah-langkah umum.

3) Tim desa/kelurahan untuk pengelolaan infrastruktur permukiman

4) Peraturan desa/kelurahan untuk permukiman

2.5 Tujuan, Nilai dan Hasil Pendampingan Masyarakat

Penting untuk dipahami bahwa setiap langkah pemberdayaan memiliki sasaran dan nilai yang bangun serta keluaran atau hasil spesifik yang ingin dicapai. Berikut adalah gambaran sasaran, nilai dan hasil yang diharapkan dari pemberdayaan masyarakat untuk setiap sektor.

Sasaran Nilai Keluaran/Hasil

Air Minum  Masyarakat merasa memiliki  Masyarakat mau merawat, menjaga dan melakukan upaya untuk keberlanjutannya  Masyarakat mau membayar atas layanan  Masyarakat mau mengembangkan dan  Membuat aturan aturan yang akan disepakati dalam penggunaan

 Keberlanjutan sarana adalah ditangan mereka sendiri

 Membayar iuran bukan berarti menjual air akan tetapi konsekuensi pembiayaan operasional untuk keberlanjutan layanan  Pemanfaatan yang memenuhi prinsip keadilan dan tidak didominasi oleh kelompok sosial tertentu

 Semua orang (laki-laki, perempuan, kaya dan miskin) mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kepengurusan.  Kelembagaan pengelola,  Aturan penggunaan,  Iuran untuk biaya operasional  Rencana atau manajemen pengelolaan yang baik dan transparan.

Sanitasi  Kesadaran akan permasalahan sanitasi di lingkungannya  Kepedulian untuk mengatasi permasalahan sanitasi lingkungannya

 Sanitasi adalah urusan setiap rumah tangga dan lingkungan

 Penyakit yang berbasis buruknya sanitasi maka hanya dengan

memperbaiki kualitas sanitasinya untuk menjamin penyakit yang

 Setiap rumah tangga memiliki dan menggunakan jamban keluarga yang sehat (STOP BABS)

(9)

H a l a m a n

6 | 19

 Kemampuan untuk mengatasi permasalahan sanitasi di lingungannya  Sistem yang dibangun untuk keberlanjutan aksi dalam pengelolaan sanitasi lingkungannya

sama tidak akan terjadi lagi.

 Buruknya sanitasi satu rumah tangga akan membawa dampak bagi dirinya sendiri dan orang lain (keluarga lainnya)..

 Lingungan sehat merupakan hasil pekerjaan bersama oleh masyarakat mulai dari perseorangan, rumah tangga dan lingkungan.  Menjaga sanitasi di

rumah tangga bukan berarti memindahkan persoalan sanitasi tersebut kepda lingkungan  Cuci tangan pakai sabun menjadi budaya dalam keluarga  Setiap keluarga mengelola air minum dengan baik sehingga terbebas dari pencemaran  Setiap keluarga mengelola sampah dengan aman  Setiap rumah dilengkapi dengan saluran pembuangan air limbah yang aman PBL  Kesadaran dan ketanggapan masyarakat terhadap resiko bencana permukiman kumuh  Mendorong aksi preventif terhadap resiko  Semua orang di

kawasan kumuh berada dalam resiko dan harus dihindari dari potensi bencana

 Semua orang harus tahu dan tanggap bagaimana merespon gejala resiko  Jiwa dan harta adalah

aset dan harus dicegah kehilangannya akibat bencana yang sebenarnya bisa dihindari  Rencana mitigasi resiko bencana kawasan kumuh  Petunjuk evakuasi  Aksi pencegahan resiko oleh masyarakat Bangkim  Kemampuan antisipasi memutuskan rencana wilayah berdasarkan potensi dan keunggulan desa/kelurahan dan kebutuhan masa mendatang  Setiap pembangunan mempertimbangkan tuntutan kebutuhan secara komprehensif masa mendatang  Perencanaan sejak dini

akan menghindari konflik masa mendatang

 Rencana pemanfaatan tata ruang untuk permukiman, utilitas publik dan fasilitas sosial

(10)

H a l a m a n

7 | 19

3 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN UNTUK

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

3.1 Ruang Lingkup Kegiatan Pendampingan

Kegiatan pendampingan meliputi pendampingan umum dan pendampingan berdasarkan pilihan tematik sektor infrastruktur permukiman. Pendampingan secara umum dilaksananakan pada tahap awal setelah mahasiswa sampai di desa untuk menghasilkan data IMAP dan perencanaan infrastruktur permukiman dan pendampingan secara khusus dilakukan setelah IMAP diselesaikan kemudian berdasarkan IMAP ditentukan kegiatan tematik apa saja yang akan dipilih.

3.1.1 Pendampingan dalam penyiapan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur

Permukiman

Pada tahap awal ini ada dua kegiatan utama yaitu penyiapan IMAP dan penyusunan rencana infrastruktur permukiman.

3.1.1.1 Penyiapan IMAP

Kegiatan pendampingan dalam rangka penyiapan IMAP meliputi:

(1) Pertemuan masyarakat untuk penjelasan program, pengisian format F-2, dan

pembuatan peta sosial dan infrastruktur,

(2) Observasi lapangan untuk pendalaman informasi teknis sarana

(3) Penyempurnaan data dan gambar peta sosial dan infrastruktur permukiman

3.1.1.2 Perencanaan Infrastuktur Permukiman

Pendampingan perencanaan infrastruktur permukiman dilaksanakan melalui pertemuan masyarakat dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

(1) Melihat kembali data hasil IMAP yang telah disempurnakan dan menyepakati

data cakupan dan daftar permasalahan Infrastruktur Permukiman

(2) Menetapkan target kondisi mendatang yang diharapkan untuk semua sektor

infrastruktur permukiman yaitu; air minum, sanitasi, penataan bangunan dan pengembangan infrastruktur kawasan permukiman untuk PSE (perdesaan) dan PSU (perkotaan)

(3) Menetapkan strategi, program dan kegiatan dan disusun dalam rencana kerja

terukur untuk pencapaian mulai tahun pertama sampai dengan tahun terakhir

Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Pelaksanaan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur Permukiman

(11)

H a l a m a n

8 | 19

3.1.2 Pendampingan Tematik Berdasarkan Sektor

Pendampingan tematik sektor memiliki karakteristik target keluaran dan proses masing-masing.

3.1.2.1 Sektor Air Minum:

Kegiatan pendampingan tematik Air Minum meliputi:

(1) Pendalaman kajian aspek keberlanjutan terhadap sarana SPAM yang telah

dibangun meliputi; aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek sosial, aspek kuangan dan aspek lingkungan

(2) Pertemuan pembahasan hasil kajian aspek keberlanjutan

(3) Tindakan untuk aspek teknis dan non teknis. Tindakan teknis antara lain

melakukan perbaikan sistem jika diperlukan atau penguatan kapasitas berkaitan dengan teknis penanganan sarana. Tindakan non teknis antara lain; sosialisasi kepedulian masyarakat untuk SPAM, pembentukan bdan pengelola, pembahasan iuran/tarif dan penyiapan peraturan

Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Air Minum

3.1.2.2 Sektor Sanitasi

Kegiatan tematik untuk sektor sanitasi meliputi

(1) Pendalaman kajian isu dan permasalahan sanitasi untuk empat sub isu yaitu; isu

buang air besar sembarangan, isu pengelolaan sampah, isu pendidikan hidup bersih dan sehat serta keberlanjutan sarana SPAL-Komunal yang dibangun melalui APBN (jika daerah tersebut sebagai penerima)

(2) Pertemuan pembahasan hasil kajian isu dan permasalahan sanitasi dengan

warga

(3) Pelaksanaan aksi untuk sanitasi antara lain:

a. Promosi HBS melalui sekolah

b. Gerakan STOP BABS melalui cara pemicuan c. Gerakan pengelolaan sampah dengan 3R d. Penguatan keberlanjutan SPAL Komunal

Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Sanitasi

3.1.2.3 Sektor Bina Penataan Bangunan

Kegiatan tematik untuk sektor penataan bangunan meliputi

(4) Pendalaman kajian isu dan permasalahan keamanan bangunan rumah,

kepemilikan IMB dan titik/lokasi padat rumah yang beresiko bencana kebakaran (untuk perkotaan)

(12)

H a l a m a n

9 | 19

(5) Pertemuan pembahasan hasil kajian isu dan permasalahan bangunan dengan

warga

(6) Pelaksanaan aksi untuk sanitasi antara lain:

a. Promosi sosialisasi rumah sehat b. Sosialisasi IMB

c. Sosialisasi/gerakan tanggap resiko bencana

d. Pendampingan penyiapan sistem proteksi resiko bencana kebakaran

Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Bina Penataan Bangunan

3.1.2.4 Sektor Infrastruktur Kawasan Permukiman

Pengembangan infrastruktur kawasan dan permukiman mencakup Penyediaan Sarana Ekonomi (PSE) untuk perdesaan dan Penyediaan Sarana Umum (PSU) untuk perkotaan Kegiatan tematik untuk sektor pengembangan infrastruktur permukiman meliputi

(7) Pendalaman kajian isu dan permasalahan infrastruktur PSE/PSU

(8) Pertemuan pembahasan hasil kajian isu dan permasalahan PSE/PSU dengan

warga

(9) Pelaksanaan aksi untuk sanitasi antara lain:

a. Bantuan teknis kepada desa/kelurahan dalam memetakan kebutuhan PSE/PSU yang berorientasi ke depan

b. Bantuan teknis dalam rangka perencanaan program/kegiatan peningkatan dan atau penyediaan PSE/PSU

c. Penguatan kapasitas kelembagaan dalam rangka pengelolaan program peningkatan PSE/PSU

d. Bantuan teknis dalam mempersiapkan bahan pembahasan program untuk PSE/PSU dalam forum Musbangdes/Kel

Penjelasan lebih lanjut baca Modul Pendampingan Tematik Sektor Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman

Pada akhir pendampingan kegiatan tematik berdasarkan sektor sebelum mahasiswa meninggalkan lokasi dilaksanakan kegiatan gabungan sebagaimana pada saat pelaksanaan IMAP dan perencanaan infrastruktur yaitu pertemuan warga untuk membahas hasil selama pendampingan dan penyusunan rencana desa/kel untuk menindaklanjuti hasil KKN.

3.2 Pengaturan Kegiatan Pendampingan

Hasil IMAP akan menentukan apakah kegiatan pendampingan tematik akan mencakup semua sektor atau cukup dengan beberapa tema tertentu misalnya; air munum dan sanitasi (untuk perdesaan), bina penataan bangunan dan pengembangan infrastruktur kawasan permukiman (untuk perkotaan) atau semua sektor dilakukan. Banyaknya kegoatan tematik yang dipilih membawa konsekuensi perlu dilakukannya pembagian

(13)

H a l a m a n

10 | 19

peran yang jelas diantara kelompok mahasiswa, misalnya jika jumlah mahasiswa yang KKN ada 20 orang maka kelompok tersebut dibagi menjadi empat secara proporsional sesuai bidang keilmuannya.

Perlu dipahami, walaupun mahasiswa bisa dibagi bukan berarti masyarakat bisa dibagi sebagaimana yang dilakukan mahasiswa. Boleh jadi untuk tema kegiatan yang berbeda tokoh masyarakat nya adalah orang yang sama. Untuk itu pengaturan kegiatan dan waktu pelaksanaanya harus dirancang sebaik mungkin dan bisa dimungkinkan dalam satu event pertemuan tetapi untuk membahas beberapa sektor.

Dikarenakan masing masing tema sektor memiliki target keluaran masing masing rangkaian kegiatan untuk setiap sektor kegiatan tematik perlu digambarkan secara jelas sebagaimana ilustrasi sebagai berikut:

(14)

H a l a m a n

11 | 19

Rencana Kegiatan Pendampingan KKN Tematik Secara Gabungan dab Berdasarkan Sektor

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8

SPAM

Pendalaman/kajian aspek keberlanjutan SPAM

Pembahasan hasil kajian dan rencana pemecahan masalah

Penguatan kapasitas aspek teknis dan manajemen

Bantuan teknis penyiapan tarif dan peraturan Pembentukan Badan

pengelola Bantuan Teknis penyiapan rencana pengelolaan SPAM Bantuan Teknis penanganan aspek teknis sarana

PLP

Pendalaman/kajian

permasalahan sanitasi Pembahasan hasil kajian dan rencana pemecahan masalah

Persiapan aksi gerakan untuk sanitasi Penguatan kapasitas aspek teknis dan manajemen

 Bantuan teknis aksi promosi HBS

Pembentukan tim

kegiatan sanitasi  Bantuan Teknis Aksi Pengelolaan sampah 3R Bantuan Teknis Aksi STOP BABS

Gabungan

 Pertemuan Penyunan RKU KKN

 Pertemuan warga dan Penyusunan IMAM  Penyiapan Petugas/ Kader

Desa/Kel Penyusunan Rencana Infrastruktur Permukiman Jangka Menengah Pertemuan Paparan Hasil KKN Tematik

Pertemuan warga untuk penyusunan rencana tindak

pasca pendampingan KKN Pamit

PKP

Pendalaman/kajian isu dan permasalahan PSE/PSU Analisis kebutuhan PSE/PSU Bantuan teknis perencanaan program PSE/PSU Sosialisasi kepedulian PSE /PSU

Lanjutan bantuan teknis untuk perencanaan PSE/PSU

Bantuan Teknis penyiapan bahan pembahasan PSE/PSU dalam Musbangdes/kel

Bantuan teknis aksi pennganan/pengelolaan PSE/PSU yang telah ada

PBL

Pembahasan hasil kajian dan rencana pemecahan masalah

Pembentukan tim/petugas untuk PBL Penguatan kapasitas aspek teknis dan manajemen

Bantuan teknis sosialisasi rumah sehat Bantuan teknis penyiapan rencana penanganan resiko bencana

Bantuan Teknis sosialisasi IMB Bantuan Teknis sosialisasi tanggap bencana

(15)

H a l a m a n

12 | 19

Matrik diatas merupakan contoh untuk KKN Tematik dengan mengambil semua sektor dan diasumsikan dalam waktu 8 minggu atau dua bulan. Untuk pelaksanaan di lapangan disesuikan dengan pilihan jumlah sektor yang ditangani dan jumlah waktu KKN yang akan dilaksanakan. Kegiatan pada minggu pertama dan minggu teakhir merupakan kegiatan gabungan, yang perlu dipastikan adalah kerjasama diantara kelompok tematik dalam menyiapkan IMAP dan penyiapan bahan paparan/laporan hasil pendampingan kepada masyarakat untuk ditindak lanjuti oleh desa/kelurahan pada pasca pendampingan dan pada putaran KKN berikutnya.

Yang perlu diyakinkan kepada desa/kelurahan adalah bahwa hasil pendampingan KKN sepenuhnya akan berada di tangan masyarakat sendiri dalam menindaklanjutinya, Untuk pada renca tindak lanjut pasca pendampingan perlu dipastikan kegiatan konkrit apa saja yang akan dilakukan desa/kelurahan sampai dengan periode KKN berikutnya. Proses pelaksanaan pendampingan mulai dari hasil IMAP ke kegiatan sektoran digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Pelaksanaan Pendampingan di Lokasi KKN tematik

Koordinasi dan kesepakatan kegiatan IMAP PERENCANAAN infrastruktur Evaluasi Penguatan Kapasitas

Data dasar infrastruktur permukiman tingkat desa/kelurahan

Isu da permasalahan infrastruktur permukiman

Peta infratruktur permukiman yang mengganbarkan isu masing-masing sektor

Target kondisi mendatang yang diharapkan untuk: Infrastruktur SPAM, Infrastruktur Sanitasi, Bangkim,PBL

Strategi penanganan Kegiatan yang akan dilakukan

selama 5 tahun ke depan

Review progres pencapaian kegiatan pendampingan Pengayaan pengetahuan

Masukan dan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti masyarakat

 Perkenalan dan penjelasan program  Orientasi situasi dan mendapatkan mitra  Menyepakati kegiatan selama KKN

Aksi Tematik (pilihan)

 Penguatan kapasitas disesuaikan dengan pilihan kegiatan tematik

 Bentuk : pelatihan terbatas, pendampingan langsung pada kegiatan kelompok masyarakat

SPAM Sanitasi Bangkim

PBL

Bentuk Badan Pengelola, aturan tarif, ADART, Rencana Pengelolaan

Promosi Higiene Sanitasi, Gerakan STOP BABS, Gerakan 3R

Analisis kebutuhan infrastruktur ekonomi, sosial.

Rencana penanganan kawasan kumuh Promosi PBL, Klinik IMB, Rencana Mitigasi Resiko tingkat lingkungan

 Peta isu Permukiman

 Dokumen Hasil IMAP

Rencana Penanganan Infrastruktur Permukiman

Tim Desa yang akan me-nindaklanjuti Rencana Badan Pengelola SPAM Tim Sanitasi Desa

(16)

H a l a m a n

13 | 19

3.3 Proses dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat

Proses pemberdayaan masyarakat untuk sanitasi dilakukan dengan proses: penyadaran, membangun rasa butuh (demand creation), evaluasi sendiri kekurangan dan kebutuhannya, aksi dan adopsi. Teknik yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

Tahap Contoh Teknik Pemberdayaan

Membangun kesadaran  Kampanye dengan membawa isu atau kasus yang memicu kesadaran

 Promosi melalui berbagai saluran yang familier dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan keagamaan

 Pelibatan tokoh masyarakat/agama sebagai penyampai pesan Menciptakan rasa butuh  Pemicuan

 Penghargaan kepada keluarga percontohan untuk sanitasi

 Melihat contoh keberhasilan di tempat lain

Evaluasi Diri Sendiri  Memetakan kondisi eksisting kondisi air minum, sanitasi melibatkan masyarakat secara total

 Penilaian lokasi-lokasi yang rawan dengan resiko sanitasi dan air minum

 Penyediaan pilihan-pilihan teknologi berdasarkan kemampuan Aksi  Penyiapan Rencana kondisi sanitasi mendatang yang

diharapkan

 Penyediaan dukungan yang dibutuhkan masyarakat misalnya kredit jamban/sambungan air minum, rumah produksi sanitasi

 Lomba kebersihan lingkungan

 Pendampingan untuk penjaminan kualitas

Adopsi  Membangun gerakan yang terprogram dan dikelola secara khusus oleh tim

 Menjadikan sanitasi (jamban) sebagai syarat untuk pelayanan sipil. Misal untuk ijin domisili rumah yang ditempati harus dilengkapi dengan jamban dan saluran air limbah yang sehat.

Teknik-teknik di atas adalah contoh normatif dan bisa disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing. Contoh di Bali dan Lombok dengan menerapkan hukum dan peraturan adat (aweg-aweg) lebih dianggap efektif untuk membangun kesadaran perilaku sanitasi di masyarakat. Untuk kegiatan pendampingan melalui KKN tematik dari berbagai pilihan teknis pemberdayaan pada akhirnya perlu dipastikan desa/kelurahan memiliki : peta kondisi eksisting sanitasi tingkat desa/kelurahan, rencana desa/kelurahan untuk mencapai kondisi mendatang yang diharapkan (road map), kelembagaan/tim sanitasi dan peraturan di tingkat masyarakat.

(17)

H a l a m a n

14 | 19

3.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang berkelanjutan dan keberhasilannya akan bergantung pada tingkat penerimaan masyarakat dan efektivitas cara pendekatan yang dilakukan. Untuk itu perlu dipahami cara pandang dan budaya setempat, potensi tantangan dan peluang yang ada sehingga dapat dipilih strategi yang tepat dalam pelaksanaannya. Berikut adalah contoh cara pandang masyarakat yang perlu dipahami.

Sektor Cara Pandang Yang Perlu Diluruskan

Air Minum  Proyek air minum berarti uang negara dan berarti pemerintah

bertanggung jawab untuk pemeliharaan, untuk apa harus iuran, toh kita semua bayar pajak

 Sumber air di desa kita tidak boleh untuk desa lain

 Kalau ada kerusakan kita buat usulan perbaikan kepada dinas

karena kita tidak mampu

Sanitasi  Merasa tidak mampu membangunan Jamban disisi lain mampu

membeli barang berharga (perhiasan, kendaraan bermotor) Yang kita pahami dalam kasus ini adalah JAMBAN tidak/belum dianggap sebagai hal yang penting.

 Merasa nyaman dengan kondisi sanitasi yang buruk, fenomena ini

mungkin akan anda jumpai di desa beberapa keluarga dalam menempatkan kandang ternak atau dalam membuang air limbah buangan dari dapur atau tempat pembuangan sampahnya. Mereka tidak terusik dan merasakan tidak ada masalah.

 Anggapan yang salah terhadap kepemilikan jamban yang baik,

kasus ini mungkin akan anda jumpai di masyarakat mereka memiliki jamban yang baik dan sehat tetapi sekedar sebagai status sosial dan hanya diperuntukkan bagi tamunya sementara mereka merasa nyaman untuk BAB di tempat terbuka di sungai atau dikebun. Yang kita pahami dari kasus ini adalah kurangnya pemahaman tentang sanitasi yang sehat.

Bangkim  Kita tunggu saja keputusan pemerintah

 Pemanfaatan tanah untuk bangunan tanpa mempertimbangkan

aturan

PBL Kawasan kumuh identik dengan miskin, pandangan yang salah antara

lain, kita/mereka miskin, kasihan mereka mesti dibatu dan tidak mungkin untuk membayar

Contoh di atas adalah salah satu gambaran mengenai cara pandang masyarakat yang perlu dipertimbangkan dalam mempromosikan perubahan perilaku sanitasi di masyarakat.

3.5 Tantangan Yang Perlu Diantisipasi dalam Pemberdayaan

Masyarakat

(18)

H a l a m a n

15 | 19

1) Penolakan karena urusan privatnya diusik atau merasa direpotkan dengan

kegiatan yang harus diikuti

2) Kurang respon positif, karena program yang ditawarkan dianggap kurang

menarik dan tidak memberikan nilai ekonomis secara langsung.

3) Rasa ketergantungan kepada pemerintah, program diidentikkan dengan bantuan

pemerintah dan mereka akan menjalankan program tersebut jika ada bantuan fisik atau uang

Tantangan di atas memerlukan kiat dan strategi yang efektif dalam menghadapinya. Yang diperlukan dalam fasilitasi perubahan perilaku adalah menemukan sumber permasalahan yang sebenarnya dan menyusun strategi pendekatan berdasarkan sumber masalahnya.

Poin Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat:

1) Menjadikan masyarakat mampu mengatasi masalah sanitasinyanya sendiri 2) Masyarakat mengambil peran dalam semua kegiatan dalam proses pendampingan 3) Berangkat dari potensi atau apa yang telah ada dan dimiliki oleh masyarakat 4) Mempertimbangkan kearifan lokal

5) Tidak menggurui, tidak memaksakan dan tidak mendikte

6) Kepala desa/lurah merasa bertanggung jawab untuk perubahan perilaku sanitasi masyarakat

7) Menyusun rencana kerja sanitasi desa/kelurahan 8) Membentuk Tim Sanitasi Desa/Kelurahan 9) Desa/kelurahan menyiapkan peraturan sanitasi

Keterangan

Penjelasan lebih lengkap teknik pemberdayaan masyarakat bisa dibaca pada Buku 3 (kumpulan Modul) meliputi:

 Modul 1: Cara Pelaksanaan IMAP dan Perencanaan Infrastruktur

Permukiman

 Modul 2: Pemberdayaan Masyarakat Tematik Air Minum

 Modul 3: Pemberdayaan Masyarakat Tematik Sanitasi

 Modul 3: Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Infrastruktur Kawasan

Permukiman

 Modul 4: Pemberdayaan Masyarakat Tematik Penataan Bangunan dan

Lingkungan

 Dan panduan atau bacaan lain yang sesuai yang bisa diakses dalam website

(19)

H a l a m a n

16 | 19

4 TIPS: KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Aspek komunikasi menjadi faktor kunci keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat. Komunikasi efektif adalah pesan yang disampaikan komunikator dipahami dan direspon oleh komunikan. Jika pesan yang disampaikan dianggap menarik dan dianggap memberikan nilai maka akan direspon dengan positif dan didukung, dan jika pesan yang disampaikan dirasakan akan membuat perubahan yang lebih baik maka komunikan akan terpicu untuk mau bertindak atas kesadarannya sendiri.

4.1 Faktor Kunci Komunikasi Efektif

Ilustrasi komunikasi sebagai bahan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut: Komunikan “mendengar, melihat, merespon, mendukung dan pernyataan YA saya akan melakukan” menjadi indikasi komunikasi efektif di masyarakat selama proses pemberdayaan masyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah:

Orang akan mendengarkan dengan baik jika anda menyampaikan/atau mengartikulasikan pesan yang anda bawa dengan jelas, tegas dan tidak ambigu

Orang akan tertarik untuk melihat dan memperhatikan anda dalam menyampaikan pesan jika penampilan dan gaya bicara anda menarik

Orang akan merespon dengan baik jika pesan anda jelas apa yang harus mereka lakukan dan apa yang akan anda lakukan

Orang akan mendukung jika maksud dan tujuan anda selama pendampingan KKN tematik jelas dan manfaat yang akan anda berikan dinilai juga memberikan manfaat bagi mereka

Orang akan bergerak dan bertindak jika mereka sepaham dan memiliki kesamanaan persepsi dan merasa jelas apa yang perlu dilakukan dan bisa dilakukan.

Jadi; komunikasi yang efektif dalam pemberdayaan masyarakat ditentukan oleh:

 Pesan yang jelas dan tidak multi tafsir

 Cara penyampaian yang menarik

 Jelas respond yang diharapkan

 Manfaat dari apa yang harus mereka lakukan

 Persepsi yang sama mengenai apa yang akan mereka lakukan

4.2 Tantangan komunikasi dalam pelaksanaan KKN

Beberapa pengalaman lapangan yang disampaikan kepada sekretariat KKN tematik yang harus kita hindari antara lain:

(20)

H a l a m a n

17 | 19

Kehadiran mahasiswa di tolak atau tidak mau di dampingi

Kepala desa cuek dan sulit ditemui sehingga mahasiswa bingung

Diterma, tetapi adanya dianggap TIDAK ADA atau tidak memberi nilai apa-apa

Konflik salah persepsi

Salah persepsi dikiranya KKN memberikan bantuan fisik ternyata tidak

Dan banyak lagi berita yang kurang enak di dengar.

Kunci masalahnya adalah KOMUNIKASI dan oleh karenanya permasalahan komunikasi perlu mendapatkan perhatian yang serius dan setiap kelompok mahasiswa KKN harus memiliki strategi komunikasi yang efektif.

Kemampuan dan kelihaian komunikasi tidak bisa terjadi secara “sim salabim”. Boleh jadi mahasiswa pandai berkomunikasi dengan komunitas di kampus atau di publik, tetapi lain urusannya dengan komunikasi di masyarakat yang membawa misi khusus. Di masyarakat ada nilai yang khas, keterbatasan dalam menerima pesan dengan bahasa yang tidak tidak seperti bahasa mereka sehari-hari.

4.3 Yang Harus Dilakukan

4.3.1 Memberdayakan tokoh masyarakat sebagai penyampai pesan kunci

Komunikasi mahasiswa dalam KKN mengandung misi untuk perubahan, faktor kesetaraan dan kepercayaan menjadi penting untuk diperhatikan.

Jika maksud dan tujuan disampaikan atau diartikulasikan sendiri oleh mahasiswa dengan bahasa mahasiswa dan dengan gayanya. Ada kemungkinan mereka menerima karena dianggap orang luar dan orang yang berilmu, tetapi banyak kemungkinan mereka menolak karena merasa digurui. Jalan keluarnya adalah menyerahkan “pesan-pesan kunci” kepada tokoh masyarakat yang diteriman untuk menyampaikannya.

Titik-titik krusial komunikasi KKN di masyarakat antara lain pada saat menyampaikan “maksud dan tujuan serta apa yang akan dilakukan“

“kehadiran kami di desa ini adalah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat untuk sanitasi” . Jika pesan seperti ini disampaikan secara langsung pada saat

pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat dengan berbagai latar belakang maka

“batu sandungan atau kecelakaan fatal” akan anda dapatkan karena masyarakat

akan berkomendar “memang anda siapa kok memberdayakan saya, apa hebatnya

anda yang masih mahasiswa”.

Lain halnya kalau pesan tersebut disampaikan oleh tokoh masyarakat yang mereka percayai selama ini “mahasiswa ini sedang melakukan KKN sebagai

bagian dari tugas kuliahnya, selama KKN di sini mereka akan membantu kita semua dalam program sanitasi desa”, jadi kita semua akan terbantu dalam

(21)

H a l a m a n

18 | 19

penyiapan program dan rencana serta pelaksanaan promosi atau penyuluhan sanitasi.

Substansi pesannya sama akan tetapi cara penyampaian dan bahasanya berbeda. Agar terhidar dari masalah komunikasi direkomendasikan “mintalah kepada tokoh masyarakat dan kepala desa dalam menyampaikan pesan kunci selama KKN”

4.3.2 Memastikan semua masyarakat tahu bahwa anda di sana dan membantu

program pembangunan

Boleh jadi tidak semua masyarakat kalau anda dan rombingan melakukan KKN di desa tersebut dan kegiatan anda hanya diketahui oleh orang orang tertentu. Untuk memastikan semua orang tahu bahwa anda di sana anda bisa memasang spanduk yang berisi pesan misalnya”Kami Mahasiswa Universitas XY hadir untuk medukung perogram

desa dalam peningkatan kualitas sanitasi masyarakat” . Pesan di atas tidak hanya melalui

spanduk juga bisa melalui selebaran di tempel di tempat umum dengan menyebutkan alamat sekretariat dan kontak person yang bisa dihubungi.

4.3.3 Membangun interaksi dengan kelompok komunitas dan tokoh masyarakat

Interaksi dengan kelompok komunitas untuk mendapatkan dukungan dalam menghasilkan keluaran KKN yang diharapkan. Mintalah pendapat dan saran serta mintalah kehadiran mereka dalam setiap acara pertemuan. Tunjukkan bahwa anda dan anggota tim anda tanggap dan turut hadir dalam event event kepemudaan dan event masyarakat misalnya pada pertemuan RT/Dusun, kegiatan keagamaan dan bakti sosial selama anda ada di desa tersebut.

Membangun interaksi yang berkelanjutan akan mengurangi potensi konflik salah persepsi dan salah harapan terhadap program KKN dan kehadiran anda akan dirasakan nilainya bagi masyarakat.

4.4 Alat Bantu Komunikasi Efektif dalam Pemberdayaan

Alat bantu komunikasi akan mempermudah sasaran pemberdayaan untuk memahami pesan dan apa yang kita minta untuk direspon. Alat bantu yang bisa digunakan antara lain:

1) Foto/gambar yang menggambarkan kondisi masalah lingkungan yang ada di

desanya

2) Spanduk pesan, ajakan dengan bahasa yang mudah untuk dicerna dan dipahami

3) Tokoh yang dipercaya sebagai penyampai pesan

4) Media yang tepat untuk penyampaian pesan (khutbah, pengajian, pertemuan RT

(22)

H a l a m a n

19 | 19

Penggunaan media alat bantu komunikasi selama pelaksanaan pendampingan KKN disesuaikan dengan kondisi masyarakat, prinsipnya adalah cara yang dianggap menarik dan mengundang minat masyarakat untuk datang.

4.5 Rancangan Komunikasi

Sebeum anda melakukan komunikasi untuk tujuan spesifik terkait dengan pelaksanaan pendampingan, anda perlu merancangnya dengan cermat. Yang perlu anda lakukan adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan tujuan spesifik: anda akan mengkomunikasikan apa dan untuk tujuan

apa

2) Tetapkan Respon yang diharapkan: apa target respon atau sikap yang akan

mereka berikan pada saat anda berkomunikasi

3) Tetapkan pesan apa yang akan anda sampaikan: pilih pesan yang bisa memicu

respon positif

4) Tetapkan alat bantu: untuk membuat mereka tertarik dan merespon gunakan

alat bantu misalnya gambar/foto tentang kondisi lingkungan mereka

5) Tetapkan siapa yang akan menyampaikan: pilih salah satu diantara tim anda

yang akan menjadi penyampai pesan. Jika kurang PD minta bantuan tokoh masyarakat yang menyampaikan

6) Tetapkan strategi: tetapkan skenario urutan proses komunikasi, siapa dulu yang

menyampaikan kemudian di tambah oleh siapa dan meminta respon kepada tokoh masyarakat yang mana dulu kemudian bagaimana meminta yang lain untuk memberikan tambahan komentar.

7) Menindak lanjuti komunikasi: catat respon penting dan jadikan catatan respon

tersebut untuk menindaklanjuti komunikasi berikutnya. Catatan

1) Maksud dan tujuan KKN dipahami dengan jelas oleh masyarakat

2) Memanfaatkan tokoh masyarakat dalam penyampaian pesan kunci

3) Respon yang diharapkan dari dipahami oleh masyarakat

4) Kehadiran mahasiswa dirasakan memberikan nilai bagi masyarakat

5) Interaksi dengan tokoh masyarakat

6) Menyebar, hadir dan menjadi bagian dari kegiatan masyarakat

7) Menyampaikan pesan KKN di setiap agenda masyarakat

Gambar

Gambar 1  Pelaksanaan Pendampingan di Lokasi KKN tematik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian penerapan PSS pada mesin M1 pada sistem tenaga listrik multimesin untuk gangguan hubung singkat tiga fase simetris diperoleh bahwa bahwa baik PSS

Optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional juga memerlukan dukungan dan kerjasama dengan stakeholder terkait lainnya, seperti

Ini adalah jenis pemrograman di mana programmer mendefinisikan tidak hanya tipe data dari sebuah struktur data, tetapi juga jenis operasi (fungsi) yang dapat diterapkan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, dapat disusun saran kepada 1) Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII Kebidanan di STIKES ‘Aisyiyah

Dalam bukunya, Kaplan dan Norton (2005) memperjelas lagi bahwa masing-masing perspektif haruslah sedemikian rupa terkait satu sama lain sehingga realisasinya

Penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan dan Rencana Teknik Tahunan di Wilayah Perum Perhutani. Berlakunya Permenhut ini sekaligus merevisi peraturan terkait

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui secara keseluruhan mayoritas wanita usia subur tentang kanker serviks di Dusun Grogol, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta

Stasiun pengamatan satu daerah Monggol yang dekat dengan pemukiman memiliki intensitas interaksi yang lebih banyak dibandingkan pada stasiun pengamatan dua, hal ini