MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA
ALAT-ALAT RUMAH TANGGA PADA SISWA KELAS IV SDN GUMUKMAS 03 SEMESTER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2014/2015 Oleh:
Insiyah
(Guru di SDN Gumukmas 03 Kecamatan Gumukmas, Jember)
Abstrak
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan desain pembelajaran yang lebih baik dan dapat dimanfaatkan untuk keterampilan berbicara siswa dalam mengeluarkan pendapat tentang sebuah permasalahan yang diberikan oleh guru, utamanya dalam menjelaskan petunjuk penggunaan alat-alat rumah tangga melalui alat peraga media gambar. Dalam penelitian objek dalam penelitian tindakan Kelas IV SDN Gumukmas 03 Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember adalah meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan media gambar pada alat-alat rumah. Atas dasar fenomena itulah, peneliti menawarkan sebuah metode aktual yang relatif efektif mengarah pada peningkatan kualitas proses. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Gumukmas 03 Kecamatan Gumukmas Kab. Jember sebanyak 20 anak. Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan selama 2 siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat di simpulkan sebagai berikut: (1) Pemahaman dan penguasaan suatu materi akan melekat lebih lama kepada siswa, apabila dalam proses pembelajaran diperjelas dengan alat bantu, misalnya dengan menggunakan media gambar atau pun benda nyata yang ada di sekitar tempat tinggal siswa; (2) Dengan mencoba dan diberi tugas terus menerus siswa dapat melatih kemampuan berfikir; (3) Dengan menjelaskan materi tahap demi tahap. Memotivasi siswa untuk bertanya, memberi kesempatan mencoba sendiri, menjadikan siswa aktif mengikuti pelajaran. Kata Kunci: Hasil Belajar, Fikih, Everyone is a Teacher Here
PENDAHULUAN
Memperhatikan pentingnya Sekolah Dasar (SD) dalam sistem Pendidikan Nasional, maka peningkatan mutu Pendidikan Dasar sangat perlu mendapatkan penanganan yang sungguh-sungguh. Sekolah Dasar merupakan panggul pertama pendidikan dasar 9 tahun, merupakan jenjang pendidikan pertama yang sangat menentukan perwujudan Pendidikan Nasional. Walaupun telah banyak upaya untuk mencapai keberhasilan pendidikan khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun secara realita masih belum bisa memenuhi harapan.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait, diantaranya: (1) Nilai ulangan siswa rendah, (2) Alat peraga tidak dimanfaatkan, (3) Guru kurang intensif dalam memberikan bimbingan kepada siswa, (4) Kerja sama antar siswa kurang aktif. Oleh sebab itu marilah kita secara bersama-sama mencari solusi atau cara yang terbaik untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada.
Sebagai upaya menyelesaikan masalah tersebut, penulis
merencanakan perbaikan pembelajaran yang berjudul “Meningkatkan
Kemampuan Siswa Menggunakan Media Gambar Pada Alat-alat Rumah Tangga Pada Siswa Kelas IV SDNGumukmas 03 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.”
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pembelajaran (Pokok Bahasan)
1. Kemampuan Berbicara dalam Bahasa Indonesia
Dalam melakukan suatu Penelitian, seorang Peneliti melaksanakan serangkaian kegiatan yang bertahap. Salah satu tahap kegiatan yang harus dilalui adalah pengkajian bahan-bahan tertulis dari sumber-sumber kepustakaan, kemudian memakainya sebagai acuan untuk penelitiannya. Kegiatan ini dikenal sebagai Kajian Pustaka, dan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan oleh seorang peneliti.
Pada umumnya peneliti melakukan Kajian Pustaka dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan sebelum peneliti melakukan penelitian dan tahap dalam penelitian. Suhadi Ibnu, Amat Mukahdis, I Wayan Dasna (2003:23) mengemukakan bahwa Kajian Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Pada dasarnya derbicara adalah sebagai pemecahan kode dan penyampaian pesan kepada orang lain, karena berbicara sebagai suatu penafsiran terhadap ujaran yang berada dalam bentuk lisan. Dalam hal ini kegiatan berbicara yang pertama dalam mengubah tanda-tanda tertulis
menjadi bunyi, kemudian barulah pembicaraan sendiri. Dengan demikian kegiatan berbicara melibatkan penyampai pesan dan penerima pesan. Penyampai pesan secara aktif menciptakan kode untuk memahami pesan yang terkandung. Dengan kata lain orang yang berbicara itu sebagai penyampai informasi yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka melalui kegiatan berbicara berarti pembicara mengadakan komunikasi dengan orang lain dalam hal ini sesama teman-teman dikelas tersebut. Dari kegiatan komunikasi dengan orang lain atau teman-teman sekelas, berbicara dapat memperoleh suatu keuntungan yakni menerima sejumlah pesan yang disampaikan pembicara berkaitan dengan masalah petunjuk penggunaan alat yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. Pesan-pesan yang disampaikan lewat pembicaraan tidak harus diterima seluruhnya oleh pendengar, akan tetapi harus direvisi terlebih dahulu oleh pendengar, sebab isi pembicaraan yang disampaikan belum tentu dapat diterima seluruhnya oleh pendengar.
Biasanya di dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan guru kepada siswanya, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain memiliki pendapat yang berbeda-beda, maka dari itu guru harus bijak dalam memutuskan sesuatu yang dianggap rumit.
Dari permasalahan-permasalahan yang muncul diatas dapat disimpulkan bahwa, hakekat berbicara adalah memahami dan mengolah daya nalar yang dimiliki oleh masing-masing siswa secara kritis dan kreatif untuk mendapatkan pesan atau informasi yang disampaikan pembicara, sehingga memperoleh pemahaman dan manfaat menyeluruh sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Pembelajaran Berbicara
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAKEM, semua kegiatan pembelajaran siswa harus dilakukan sendiri oleh siswa dan dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja, maka kegiatan siswa yang paling tepat adalah memecahkan sendiri setiap permasalahan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam Proses Belajar Mengajar, sehingga nantinya didapat hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya Pembelajaran Bahasa Indonesia yang temanya tentang menjelaskan petunjuk penggunaan alat-alat rumah tangga ini menuntut siswa untuk lebih aktif, kreatif dan efektif, menyenangkan, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan kondusif.
Apabila pembelajaran ini dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh siswa,maka tidak menutup kemungkinan apa yang diharapkan oleh guru dapat terwujud dengan baik.
Sebagai contoh nyata seperti yang telah dilakukan oleh salah satu guru di SDN Gumukmas 03 Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Sebelum beliau masuk pada materi yang lebih mendalam, terlebih dahulu beliau menerangkan secara garis besarnya saja tentang materi yang akan dibahas dan kemudian beliau menyuruh siswa untuk berbicara tentang petunjuk penggunaan alat-alat rumah tangga. Pada saat itu juga siswa langsung mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh gurunya. Setelah siswa selesai mengerjakan, maka siswa diminta untuk maju ke depan kelas satu-persatu dan membacakan hasil pekerjaannya. Dan ternyata siswa dapat mengerjakan tugasnya dengan baik, sehingga gurunya merasa bangga dan senang karena tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan sempurna oleh siswanya.
Agar supaya pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik, maka guru harus memberikan rambu-rambu sebagai berikut:
a. Setiap perintah atau tugas dari guru hendaklah dilakukan dengan serius, karena apabila dilakukan dengan tidak serius/main-main maka tidak akan ditemukan hasil yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.
b. Objek yang dikaji tidak boleh terlalu banyak, karena konsentrasi anak didik/siswa dapat terpecah.
c. Siswa harus mengikuti semua prosedur yang telah ditetapkan oleh guru agar tercapai hasil akhir yang baik.
d. Data pengamatan harus betul-betul ditulis sesuai dengan objek yang diamati, dalam artian penulisannya tidak ngawur.
e. Hasil pengamatan dicatat dalam buku masing-masing siswa, yang nantinya dilaporkan di depan kelas.
B. Media Pembelajaran
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi pembelajran, media di artikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian media pembelajaran diantaranya yaitu:
1. National Education Association (NEA) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.
2. Wilbur Scharm mendefinisiakn media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
3. Miarso menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
4. Gagne menyatakan bahwa, media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atu informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran.
HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Persiklus
Proses analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan aktivitas dan kerjasama siswa, serta hasil prestasi belajarnya dalam memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia disajikan dalam dua siklus. Pada Prasiklus, pembelajaran dilakukan dengan cara:
1. Guru menerangkan secara garis besar tentang isi materi.
2. Siswa menyebutkan beberapa contoh benda yang ada digambar 3. Latihan membuat kalimat sesuai dengan gambar yang dilihat siswa 4. Mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru.
Pada Siklus I, pembelajaran dilakukan dengan cara: 1. Secara berkelompok mendiskusikan tugas :
2. Mendiskusikan gambar yang dilihat oleh siswa 3. Menemukan beberapa fungsi dan kegunaan alat 4. Mencatat dan melaporkan hasil diskusi
5. Menyimpulkan hasil diskusi kelas
6. Mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru Pada Siklus II, pembelajaran dilakukan dengan cara:
1. Secara individu mengamati gambar yang telah disiapkan oleh guru 2. Menemukan beberapa fungsi dan kegunaan alat
3. Mencatat dan melaporkan hasil Pengamatan 4. Menyimpulkan hasil pengamatan secara individu
Tabel 1. Nilai Sebelum Perbaikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
No Nama Siswa Skor Tuntas Tidak Tuntas
1 ARIS KURNIAWAN 50 2 AYU YUNI 50 3 DWI BASUKI 55 4 ENDANG 70 5 ARIS KURNIAWAN 65 6 FAJAR 65 7 FARIKHATUN 70 8 FITRI WAHYU 70 9 HIZKIA GABRIL 70 10 IKA SEPTIANA 65 11 IGOK 50 12 JURIANTO 50 13 JOHAN AKBAR 50 14 MIRAWATI 70 15 M.IRVAN 50 16 RESTU 65 17 ST. FATIMAH 70 18 ST. MAISYAROH 65 19 SUSANTI 50 20 TITIS EKA 70 Jumlah skor : 1270 Jumlah skor maksimal : 2100 % skor tercapai : 60,47
Keterangan : Jumlah siswa tuntas : 12 anak
Jumlah siswa tidak tuntas : 9 anak
Tabel 2. Daftar Skala Nilai Bahasa Indonesia (Pra Siklus) No Skala Nilai Kriteria Jumlah
siswa Jumlah siswa Jumlah (%) 1 0 – 50 Kurang 8 20 42,8 2 60 – 70 Cukup 12 - 57,1
3 80 – 90 Baik 0 - -
4 100 Baik sekali 0 - -
Jumlah 20
Tabel 3. Nilai Evaluasi Siswa Setelah Perbaikan Siklus I
No Nama Siswa Skor Tuntas Tidak Tuntas
1 ARIS KURNIAWAN 65 2 AYU YUNI 60 3 DWI BASUKI 65 4 ENDANG 80 5 ARIS KURNIAWAN 75 6 FAJAR 65 7 FARIKHATUN 80 8 FITRI WAHYU 80 9 HIZKIA GABRIL 75 10 IKA SEPTIANA 75 11 IGOK 60 12 JURIANTO 60 13 JOHAN AKBAR 60 14 MIRAWATI 80 15 M.IRVAN 60 16 RESTU 65 17 ST. FATIMAH 80 18 ST. MAISYAROH 75 19 SUSANTI 60 20 TITIS EKA 75 Jumlah skor : 1455 Jumlah skor maksimal : 2100 % skor tercapai : 69,28
Keterangan : Jumlah siswa tuntas : 14 anak
Tabel 4. Daftar Skala Nilai Bahasa Indonesia Kelas IV Siklus I No Skala Nilai Kriteria Jumlah
siswa Jumlah siswa Jumlah (%) 1 0 – 50 Kurang 0 20 - 2 60 – 70 Cukup 10 - 52,4 3 75 -90 Baik 10 - 47,6 4 100 Baik sekali - - - Jumlah 20
Tabel 5. Nilai Evaluasi Siswa Setelah Perbaikan Siklus II
No Nama Siswa Skor Tuntas Tidak Tuntas
1 ARIS KURNIAWAN 70 2 AYU YUNI 70 3 DWI BASUKI 80 4 ENDANG 85 5 ARIS KURNIAWAN 80 6 FAJAR 70 7 FARIKHATUN 90 8 FITRI WAHYU 100 9 HIZKIA GABRIL 90 10 IKA SEPTIANA 80 11 IGOK 70 12 JURIANTO 70 13 JOHAN AKBAR 70 14 MIRAWATI 100 15 M.IRVAN 75 16 RESTU 80 17 ST. FATIMAH 90 18 ST. MAISYAROH 80 19 SUSANTI 70 20 TITIS EKA 90 Jumlah skor : 1690 Jumlah skor maksimal : 2100 % skor tercapai : 80,47
Keterangan: Jumlah siswa tuntas : 20 anak
Jumlah siswa tidak tuntas : - anak
Tabel 6. Daftar Skala Nilai Bahasa Indonesia Kelas IV Siklus II No Skala Nilai Kriteria Jumlah
siswa Jumlah siswa Jumlah (%) 1 0 – 50 Kurang - 20 - 2 60 – 70 Cukup 6 - 28,6 3 80 – 90 Baik 12 - 61,9 4 100 Baik sekali 2 - 9,5 Jumlah 20
Kesimpulan : Siswa yang mendapat nilai kurang tuntas Nihil
Siswa yang mendapat nilai cukup turun dari 11 menjadi 6 Siswa yang mendapat nilai baik naik dari 10 menjadi 12
Siswa yang mendapat nilai baik sekali ada 2 anak.
Tabel 7. Nilai Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tiap Siklus
No Nama Siswa Nilai
Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II 1 ARIS KURNIAWAN 50 65 70 2 AYU YUNI 50 60 70 3 DWI BASUKI 55 65 80 4 ENDANG 70 80 85 5 ARIS KURNIAWAN 65 75 80 6 FAJAR 65 65 70 7 FARIKHATUN 70 80 90 8 FITRI WAHYU 70 80 100 9 HIZKIA GABRIL 70 75 90 10 IKA SEPTIANA 65 75 80 11 IGOK 50 60 70 12 JURIANTO 50 60 70 13 JOHAN AKBAR 50 60 70 14 MIRAWATI 70 80 100 15 M.IRVAN 50 60 75 16 RESTU 65 65 80 17 ST. FATIMAH 70 80 90 18 ST. MAISYAROH 65 75 80 19 SUSANTI 50 60 70 20 TITIS EKA 70 75 90 Jumlah 1270 1455 1690
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
No Keterangan Hasil persiklus Hasil siklus I Hasil siklus II 1 Nilai rata-rata hasil
formatif 60,47 69,28 80,47
2 Jumlah siswa yang tuntas 12 13 20
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan, ditunjukkan dengan nilai rata-rata setiap siklus yang mengalami perbaikan ketiga. Siklus kami rangkai sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Skala Nilai Kriteria Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II
1 0-50 Kurang 42,8 0 0
2 60-70 Cukup 57,1 52,4 28,6
3 80-90 Baik 0 47,6 61,9
4 100 Baik sekali 0 0 9,5
Berdasarkan tabel nilai rangkuman diatas, hasil nilai bahasa Indonesia kelas IV mengalami peningkatan. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kriteria nilai kurang pra siklus 42,8 , siklus I 0 , siklus II 0. b. Kriteria nilai cukup pras siklus 57,1 , siklus I 52,4 , siklus II 28,6 c. Kriteria nilai baik pra siklus 0 , siklus I 0 , siklus II 9,5
d. Kriteria nilai baik sekali pra siklus 0, siklus I 0 , siklus II 9,5
B. Pembahasan
Dengan perbaikan pembelajaran, siswa banyak diberi kesempatan mencoba dan memperagakan sendiri (pemberian tugas) banyak latihan memiliki dampak positif dalam peningkatan prestasi belajar hal ini dapat dilihat pada siklus I dan siklus II
Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang temanya tentang petunjuk penggunaan alat-alat rumah tangga, ternyata dengan menggunakan media gambar hasilnya lebih memuaskan, karena siswa mengalami langsung tentang materi yang dipelajarinya.
Aktivitas guru membimbing dan melatih menggunakan alat peraga mengamati siswa,mengerjakan tugas dan evaluasi.
Pada siklus ke II nilai siswa sudah mengalami peningkatan dari kriteria mulai baik menjadi baik sekali sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil observasi dengan teman sejawat diperoleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
penugasan media yang sesuai, mencoba dan memperagakan sendiri, siswa belajar lebih aktif
Aktifitas guru yang muncul ialah membimbing dan melatih dari jauh apabila siswa mengalami kesulitan-kesulitan, menggunakan alat peraga, mengamati siswa , mengerjakan tugas dan evaluasi.
KESIMPULAN
Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan selama 2 siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat di simpulkan sebagai berikut: (1) Pemahaman dan penguasaan suatu materi akan melekat lebih lama kepada siswa, apabila dalam proses
pembelajaran diperjelas dengan alat bantu, misalnya dengan
menggunakan media gambar atau pun benda nyata yang ada di sekitar tempat tinggal siswa; (2) Dengan mencoba dan diberi tugas terus menerus siswa dapat melatih kemampuan berfikir; (3) Dengan menjelaskan materi tahap demi tahap. Memotifasi siswa untuk bertanya, memberi kesempatan mencoba sendiri, menjadikan siswa aktif mengikuti pelajaran; (4) Dengan menggunakan media gambar atau objek langsung pembelajaran Bahasa Indonesia akan semakin PAKEM.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Bina Aksara.
Buku FOKUS kelas IV terbitan CV.Shindunata
Departemen Pendidikan Nasional, 2006: Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Jakarta: Depdiknas
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Bandung : Tarsito
Poerwodarminto. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Purwanto. 1996. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana, N. 1993. Tuntutan Penyusutan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru.
Suryabrata, S. 1993. Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali.
UU RI No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Sinar Baru
Wahyudin, Dinn, 2003, Pengantar Pendidikan, Jakarta Universitas Terbuka
Wardini, IG.A.K 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
Wardini, IG.A.K., 2005, Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta: Universitas Terbuka