• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

 

Disusun Oleh :

TRI DESE BUDI PRASETIYO NIM : 035114001

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

(2)

THE IMPLEMENTASI OF SENDING SHORT MESSAGE (SMS)

USING RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON AT89S52

MICROCONTROLLER

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the SARJANA TEKNIK Degree

in Electrical Engineering Study Program

By :

TRI DESE BUDI PRASETIYO Student Number : 035114001

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2008

ii 

(3)

(SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG

RADIO BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

(THE IMPLEMENTATION OF SENDING SHORT MESSAGE

(SMS) USING RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON

(4)

LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI

TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS)

MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

(THE IMPLEMENTATION OF SENDING SHORT MESSAGE (SMS) USING

RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER)

(5)

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, 25 Juli 2008

Tri Dese Budi Prasetiyo

 

v   

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”

(Amsal 1:7a)

Even In The Darkness,

There Is Always A Hope Of Light.

Just Listen To What Your Heart Says

And God Will Make

Everything All Right.

Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

Yesus Kristus atas segalakasih dan kebaikannya,

Papa dan Mamakudan segenap keluargaku

Yang selalu memberikan doa & dukungan

Almamaterku Teknik Elektro USD

vi 

(7)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Tri Dese Budi Prasetiyo

Nomor Mahasiswa : 03 5114 001

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

BERBASIS MIKROKOTROLER AT89S52

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalih-kan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendi-stribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain un-tuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Agustus 2008

Yang menyatakan,

(8)

vii 

 

IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS)

MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Tri Dese Budi Prasetiyo 035114001

INTISARI

  Aspek keamanan menjadi hal yang sangat penting bagi teknologi informasi saat ini. Dalam hal ini sangat terkait dengan betapa pentingnya pesan atau informasi yang dikirimkan. Sebagai contoh pengiriman informasi melalui walkie talkie yang pada umumnya tidak pernah bersifat privacy.

Dengan melihat kelemahan dari walkie talkie ini, maka dikembangkan sistem pengiriman pesan singkat (SMS) dalam berkomunikasi berbasis mikrokontroler AT89S52. Pada pengiriman pesan singkat ini dikembangkan sistem pengkodean agar komunikasi yang terjadi hanya antara pengirim dan yang dituju saja. Mikrokontroler AT89S52 digunakan untuk mengatur kerja dari keypad matriks 4x3, tombol enter dan clear, PTT-Walkie Talkie dan LCD. Masukan data dari mikrokontroler berupa data digital, agar data tersebut dapat ditransmisikan oleh walkie talkie maka harus diubah menjadi sinyal analog dengan menggunakan modulator. Kemudian sinyal analog tersebut akan diubah kembali menjadi sinyal digital menggunakan demodulator. Untuk itu digunakan IC TCM3105NL sebagai modem Single Chip Frequency Shif Keying (FSK).

Implementasi pengiriman pesan singkat (SMS) berbasis mikrokontroler AT89S52 pada walkie talkie ini telah dicoba dan terbukti dapat bekerja dengan baik. Alat ini dapat bekerja pada jarak maksimal 250 meter dengan jumlah pengiriman maksimal 160 karakter.

Kata kunci : Walkie Talkie, pengiriman pesan singkat (SMS), aplikasi Mikrokontroler AT89S52, IC TCM3105NL.            

(9)

viii 

 

 

Tri Dese Budi Prasetiyo 035114001

ABSTRACT

Today, security system is very important in information technology. But, it still needs privacy, especially for sending messages or informations. For example, to send information by using walkie-talkie.

Short Message Service using AT89S52 microcontroller is developed to overcame the weakness of walkie-talkie, it is privacy and security. This message service uses communication coding to make only in two ways communications, between the transmitter and the receiver. AT89S52 is used to control the matrix keypad (4x3), Enter Button, and Clear Button and also PTT Walkie-Talkie and LCD. Digital data input from microcontroller is changed by modulator into analog signal before it is sent by transmitter. And then the analog signal is changed into digital signal by demodulator in the receiver side. IC TCM3105NL is used as a Single Chip Frequency Shift Keying (FSK) Modem.

This project has been tried and could work well. The maximum distance is 250 meters with maximum 160 characters.

Keywords : Walkie Talkie, Short Message Service (SMS), AT89S52 Microcontroller, IC TCM3105NL.

(10)

 

 

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul ”Implementasi Pengiriman Pesan Singkat (SMS) Menggunakan Transmisi Gelombang Radio Berbasis Mikrokontroler AT89S52” tepat pada waktunya.

Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma. Penulisan tugas akhir ini didasarkan pada hasil yang penulis peroleh berdasarkan pada perancangan alat, pembuatan alat dan sampai pada pengujian alat.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yesus Kristus, sumber segala inspirasiku.

2. Kedua orang tuaku tercinta Mulyono, SH dan Emiliana R atas segalanya yang telah diberikan dan dikorbankan yang tak akan pernah dapat ternilai harganya.

3. Kakakku tercinta Dwi Juliati Ciptaningsih, Spd atas dana-dana tambahannya diakhir bulan, serta semua keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis.

4. Maria Oktavia atas doa, semangat dan dukungan yang selalu diberikan. Ndut... ingat cepat lulus ya.

(11)

 

 

x

tugas akhir.

6. Bapak Ir.Tjendro selaku dosen pembimbing II yang dengan senang hati memberikan pengarahan, bimbingan dan segenap perhatiannya.

7. Semua dosen jurusan teknik elektro di Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmunya selama masa perkuliahan.

8. Para Bapak dan Ibu yang bertugas di Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi (Pak Djito dan rekan-rekan) yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan semua persyaratan administrasi selama masa kuliah Penulis.

9. Para laboran atas fasilitas pinjaman alat-alat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Teman-teman seperjuangan selama dilab TA, atas segala suka dan duka yang kita rasakan bersama, khususnya : Ika (jangan salah lagi pake sandalnya ya...!!!), Anna (ingat “kalau kurus ntar jelek”), Syukur, Epen, Erick(TE’04), Guntur, Putu, Supri.

11. Billiard crew : Roni, Ricky, Nendar, Rio, Yudi (Kabayan), Yayan, Andika.

(12)

13. Sahabatku Rion di Bandung atas bantuannya dalam menyediakan segala kebutuhan atas komponen-komponen yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Semua rekan-rekan Teknik Elektro angkatan 2003 yang tidak dapat disebut satu-persatu.

Penulis mengakui bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pihak dan dapat bermanfaat bagi perkembangan Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tuhan memberkati kita semua.

Yogyakarta, 25 Juli 2008

Penulis

Tri Dese Budi Prasetiyo

 

 

(13)

LEMBAR PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 .... 1

1.2 Perumusan Masalah ... Latar Belakang Masalah ... 1 Batasan Masalah ... 2 Manfaat ... Sistematika Penulisan ... BAB 2.1 Komunikasi Data Serial ... 5

1.3 2 1.4 Tujuan ... 1.5 3 1.6 Metodologi Penelitian ... 3 1.7 3 II DASAR TEORI xii

(14)

2.2 6

2.2.1 Pengantar FSK ... 6

Modem FSK ... 2.2.2 Modulator – Demodulator FSK ... 2.3.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 ... EROM ... 15 1 1 1 1 2.4 2.5 2.7 7 2.3 Mikrokontroler ... 12 12 2.3.2 RAM Internal ... 14 2.3.3 Flash P 2.3.4 Special Function Registers ... 5

2.3.5 On-Chip Oscillator ... 7

2.3.6 Rangkaian Reset Mikrokontroler ... 8

2.3.7 Komunikasi Serial AT89S52 ... 8

2.3.8 Register Kontrol Port Serial ... 20

2.3.9 Pengaturan Baudrate ... 21

Liquid Crystal Display (LCD) ... 22

2.4.1 Struktur Memori LCD ... 23

Walkie Talkie ... 25

2.5.1 Pesawat Transceiver ... 25

2.5.2 Cara Kerja Pesawat Transceiver ... 27

2.5.2.1 Posisi Memancar ... 27

2.5.2.2 Posisi Menerima ... 27

2.5.3 Frekuensi Kerja Walkie Talkie ... 28

2.6 Matriks Keypad ... 29

Transistor Sebagai Saklar ... 29

(15)

3.1.1 3.1.2 3.1.4 Rangkaian LCD ... 41 it ... 41 3.2 3.2.2 3.2.3 BAB IV HA 4.1 4.2 4.3 4.4 Walkie Talkie ... 34 Modem ... 35 3.1.2.1 Modulator ... 35 3.1.2.2 Demodulator ... 37 3.1.3 Rangkaian Keypad ... 38 3.1.5 PTT-Circu 3.1.6 Mikrokontroler AT89S52 ... 43

Perancangan Perangkat Lunak (Software) ... 44

3.2.1 Perancangan Proses Pesan Masuk ... 49

Perancangan Proses Tulis Pesan ... 50

Perancangan Proses Ambil Data Dari Keypad ... 53

3.2.4 Perancangan Proses Ambil Karakter Dari Keypad ... 54

SIL DAN PEMBAHASAN Hasil Akhir Perancangan ... 55

Pengukuran dan Analisa Modem TCM3105NL ... 57

4.2.1 Modulator IC TCM3105NL ... 58

4.2.2 Demodulator IC TCM3105NL ... 60

Pengoperasian Perangkat Pengiriman Pesan ... 62

Lama Waktu Pengiriman-Penerimaan Data ... 67

(16)

4.5 DAFTAR PU LAMPIRAN LAMPI LAMPI LAMPI Pengukuran Jarak Transmisi ... 69 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 70 5.2 Saran ... 70

STAKA ... 72 SPESIFIKASI ALAT ... L1 RAN LISTING PROGRAM ... L2 RAN RANGKAIAN LENGKAP ... L3 RAN DATASHEET ... L4

(17)

Gambar 2.2 Sistem Modulasi FSK ... 7

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin IC TCM3105 ... 8

Gambar 2.4 Pembagian Sistem Pada IC TCM3105 ... 9

Gambar 2.5 Rangkaian Pembagi Tegangan ... 11

Gambar 2.6 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 ... 12

Gambar 2.7 Lokasi RAM Internal ... 14

Gambar 2.8 Peta Memori Special Function Registers ... 15

Gambar 2.9 Menghubungkan Kristal Sumber Detak ... 18

Gambar 2.10 Rangkaian Reset Mikrokontroler ... 18

Gambar 2.11 Susunan Bit Dalam Register SCON ... 20

Gambar 2.12 Pengalamatan DDRAM ... 23

Gambar 2.13 Diagram Blok Transceiver Walkie Talkie ... 27

Gambar 2.14 Rangkaian Matriks Keypad ... 29

Gambar 2.15 Konfigurasi Common Emitter Transistor ... 30

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ... 32

Gambar 3.2 Format Data Sistem Pengiriman dan Penerimaan Pesan ... 33

Gambar 3.3 Jalur Koneksi Walkie Talkie ... 34

Gambar 3.4 Perancangan Rangkaian Modulator IC TCM3105NL ... 36

Gambar 3.5 Perancangan Rangkaian Demodulator IC TCM3105NL ... 38

Gambar 3.6 Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Matriks 4x3 ... 39

(18)

Gambar 3.7 Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Tambahan ... 40

Gambar 3.8 Perancangan Pengaturan Port untuk LCD pada AT89S52 ... 41

Gambar 3.9 Perancangan Pengaturan Port untuk PTT-circuit ... 42

Gambar 3.10 Perancangan Rangkaian Osilator ... 43

Gambar 3.11 Flowchart Program Secara Umum ... 44

Gambar 3.12 Perancangan Flowchart Interupsi Serial ... 47

Gambar 3.13 Perancangan Flowchart Tampilan LCD ... 48

Gambar 3.14 Perancangan Flowchart Pesan Masuk ... 49

Gambar 3.15 Perancangan Flowchart Tulis Pesan ... 52

Gambar 3.16 Perancangan Flowchart Keypad ... 53

Gambar 3.17 Perancangan Flowchat Pengambilan Karakter ... 54

Gambar 4.1 Bentuk Fisik Implementasi Pengiriman Pesan Singkat Menggunakan Transmisi Gelombang Radio ... 56

Gambar 4.2 Bagian Dalam Dari Peralatan ... 56

Gambar 4.3 Sinyal Keluaran Modulator dengan Input 0V ... 57

Gambar 4.4 Sinyal Keluaran Modulator dengan Input 5V ... 58

Gambar 4.5 Diagram Blok Pengukuran Rangkaian Modem FSK ... 59

Gambar 4.6 Keluaran Modulator FSK dengan Input Sinyal Kotak ... 59

Gambar 4.7 Keluaran Demodulator FSK dengan Input Sinyal Analog ... 61

Gambar 4.9 Tampilan awal pada layar LCD ... 62

ambar 4.10 G Tampilan layar LCD setelah 1,25s ... 62

Gambar 4.11 Tampilan saat dilakukan penekanan tombol enter untuk melakukan penulisan pesan ... 63

(19)

Gambar 4.14 Layar LCD baris 2 terhapus ... 64 Gambar 4.15 Penginputan Kode Tujuan ... 64 Gambar 4.16 Tampilan saat penekanan tombol enter tanda penginputan

kode telah selesai dilakukan ... 64 ambar 4.17

. 65 ambar 4.20

.. 67 ambar 4.24

G Penekanan tombol enter untuk melakukan pengiriman ... 65 Gambar 4.18 Tampilan ketika data/pesan telah dikirimkan ... 65 Gambar 4.19 Tampilan setelah diterima balasan ...

G Tampilan pengiriman gagal ... 66 Gambar 4.21 Tampilan pesan masuk ... 66 Gambar 4.22 Tampilan pesan ... 66 Gambar 4.23 Tampilan pengirim ...

G Grafik Delay Penerimaan Data Terhadap Banyaknya Data ... 68

(20)

xix

Keterangan Pin TCM 3105 ... 8

Mode standar BEL 202 dan CCITT V.23 ... 11

Tabel 2.3 Fungsi pin Mikrokontroler AT89S52 ... 13

Tabel 2.4 Penentuan mode kerja port serial ... 21

Tabel 2.5 Rumus penghitungan baudrate pada komunikasi serial ... 21

Tabel 2.6 Konfigurasi Pin-pin 16x2 dot Matriks LCD ... 22

Tabel 2.7 Instruksi data pada LCD ... 24

Tabel 2.8 Karakter LCD standar ... 25

Tabel 2.9 Frekuensi Setiap Channel pada Walkie Talkie ... 28

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Kombinasi Baris dan Kolom Matriks Keypad ... 40

Tabel 4.1 Delay Penerimaan Data Berdasarkan Jumlah Karakter ... 68

(21)

1.1. Latar Belakang Masalah

Walkie Talkie merupakan salah satu alat komunikasi portabel yang cukup efisien, simple, serta ekonomis yang memanfaatkan sistem transmisi gelombang radio diantaranya radio FRS (Family Radio Service) dan radio GMRS (General Mobile Radio Service) maupun gabungan keduanya[1], di mana pengiriman isyarat atau informasinya bersifat voice dan half-duplex. Komunikasi pada walkie talkie menggunakan teknologi Push-To-Talk (PTT) dan dapat terjadi di antara banyak orang, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem komunikasi pada walkie talkie ini masih mudah terlacak (tidak bersifat rahasia) dan ini merupakan salah satu penyebab mulai ditinggalkannya walkie talkie.

Dengan memanfaatkan walkie talkie yang ada sekarang ini, penulis mencoba merancang dan merealisasikan suatu sistem pengiriman SMS (Short Message Service) yang merupakan pesan singkat dalam bentuk teks yang berkembang dalam dunia telekomunikasi seluler (ponsel), yang terjadi di antara pengirim dan penerima saja (bersifat rahasia). Sehingga komunikasi pada walkie talkie dapat dilakukan dengan dua pilihan yaitu secara voice dan pengiriman SMS.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan utama yang dibahas adalah bagaimana merealisasikan pengiriman pesan singkat pada walkie talkie dengan menggunakan mikrokontroler

(22)

2

AT89S52, di mana komunikasi yang terjadi hanya antara pengirim dan penerima (yang dituju) saja.

1.3. Batasan Masalah

Dalam pembuatan Tugas Akhir dengan judul ”Implementasi Pengiriman Pesan Singkat (SMS) menggunakan Transmisi Gelombang Radio berbasis Mikrokontroler AT89S52” ini, penulis membatasi permasalahan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Data/informasi yang dikirim berupa teks (maksimum 160 karakter).

2. Bagian penerima dan pemancar (walkie talkie) tidak dibahas secara lengkap dan juga tidak termasuk dalam perancangan alat.

3. Sistem modulasi yang digunakan sebelum data dipancarkan melalui walkie talkie yaitu menggunakan modulator FSK pada sisi pengirim dan sistem demodulasi pada bagian penerima menggunakan demodulator FSK.

4. Komunikasi yang terjadi bersifat half-duplex, di mana antara walkie talkie yang satu dengan walkie talkie yang lainnya tidak dalam kondisi memancar (transmitter) secara bersamaan tetapi bergantian.

1.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk dapat meningkatkan nilai guna dari walkie talkie yang pada awalnya bersifat voice dalam sistem komunikasinya, agar dapat juga digunakan untuk berkomunikasi melalui pengiriman SMS.

(23)

1.5. Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pembuatan Tugas Akhir ini, antara lain adalah :

1. Dengan adanya sistem SMS pada walkie talkie ini, dapat menghemat pengeluaran biaya seperti biaya pulsa pada HP (HandPhone).

2. Pengiriman data atau informasi (SMS) menggunakan walkie talkie yang biasanya mudah terlacak menjadi lebih terjamin kerahasiaannya.

1.6. Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini dilakukan beberapa metodologi penelitian. Adapun metodologi penelitian yang dilakukan terdiri dari :

1. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari berbagai informasi, baik dari buku, makalah maupun internet mengenai hal-hal yang berkaitan, yang dapat digunakan sebagai referensi pendukung dalam penyusunan laporan.

2. Merealisasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk perancangan hardware dan software.

3. Melakukan pengujian terhadap hasil perancangan pada setiap bagian sistem sesuai dengan fungsi masing-masing. Bagian tersebut selanjutnya disusun sebagai satu kesatuan yang utuh.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi menjadi lima bab yang disusun sebagai berikut :

(24)

4

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II. DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang dasar teori komponen-komponen yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB III. PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang diagram blok dan penjelasan cara kerja secara singkat rancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil dan pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dibuat.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk perbaikan alat dan penelitian selanjutnya.

(25)

2.1. KOMUNIKASI DATA SERIAL

Komunikasi serial ada dua yaitu komunikasi serial secara sinkron dan komunikasi serial secara asinkron. Komunikasi serial secara sinkron di mana sinyal detak (clock) dikirim bersama-sama dengan data serial, sedangkan komunikasi serial secara asinkron di mana sinyal detak (clock) tidak dikirim bersama-sama dengan data serial melainkan sinyal detak (clock) tersebut harus dibangkitkan oleh rangkaian penerima.

Berdasarkan arahnya komunikasi serial dibagi menjadi :

a. Simplex : komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja.

b. Half-Duplex : komunikasi terjadi dua arah tetapi secara bergantian. c. Full-Duplex : komunikasi dapat dilakukan dua arah secara bersamaan. Format pengiriman data serial asinkron adalah 1 bit start (selalu rendah), 8 bit data, 1 bit paritas dan 1 sampai 2 bit stop (selalu tinggi). Pada saat tidak ada data (idle) yang dikirim, kondisi saluran transmisi selalu tinggi (high)[2]. Format tersebut dapat dilihat seperti gambar 2.1.

Selalu nol

Gambar 2.1. Format pengiriman data serial asinkron 1 Karakter

Start D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 Parity Stop

(26)

6

Hal lain yang mempengaruhi transfer data serial adalah kecepatan pengiriman. Besaran kecepatan data serial adalah bps (bit per second)[2].

Kecepatan pengisyaratan data =

ond bit T n sec log2 ... (2.1)

Dimana : n = cacah kondisi pengisyaratan T = waktu tiap bit

Jika hanya terdapat dua kondisi pengisyaratan, 1 dan 0 saja, maka n = 2 sehingga kecepatan data adalah 1/T bps.

Kecepatan modulasi adalah kecepatan perubahan status logika pada untai dan berbanding terbalik dengan durasi bit. Satuan kecepatan modulasi adalah baud[2].

Kecepatan modulasi = baud T

1

... (2.2)

Jadi jika n = 2 maka kecepatan pengisyaratan data sama dengan kecepatan modulasi.

2.2. MODEM FSK

2.2.1. Pengantar FSK

Frequency Shift Keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif sederhana dalam penyandian. FSK merupakan sistem modulasi yang menghasilkan dua buah frekuensi yang berbeda-beda jika masukan (input) dikenai sinyal digital. Frekuensi berbeda tersebut adalah frekuensi gelombang pembawa sinus dan merupakan frekuensi yang akan di demodulasi menjadi gelombang data digital kembali. Gambar sinyal modulasi dapat dilihat pada gambar 2.2. Frekuensi yang lebih tinggi digunakan untuk mendefinisikan biner 0 (fspace) dan frekuensi yang rendah digunakan untuk mendefinisikan biner 1 (fmark) .

(27)

Volt

0 1

0

Gambar 2.2. Sistem Modulasi FSK

2.2.2 Modulator-Demodulator FSK

Modulator-Demodulator (Modem) digunakan untuk mengubah bit-bit digital menjadi frekuensi-frekuensi dengan nilai tertentu supaya dapat dimodulasikan dan ditransmisikan melalui gelombang radio (walkie talkie). Adapun nilai frekuensi tersebut harus berbeda sehingga dapat dikenali untuk bit logika 1 (fmark) dan bit logika 0 (fspace).

Komponen utama dari modem ini akan dibuat dari rangkaian terintegrasi TCM3105. Hal ini dikarenakan TCM3105 memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Sebagai modem Single Chip Frequency Shif Keying (FSK). b. Mengikuti spesifikasi berdasarkan BELL 202 dan CCITT V23. c. Transmit Modulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud.

d. Receive Demodulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud.

e. Beroperasi secara half-duplex hingga 1200 baud baik di pengirim maupun di penerima.

f. Beroperasi secara full-duplex hingga 1200 baud pada pengirim dan 150

baud pada penerima. g. Single power supply = 5V.

+A 1 +5 0 -A 0 fs fm fs fm s = frekuensi space fm = frekuensi mark f

(28)

8

h. Mengkonsumsi daya rendah.

i. On Chip group delay equalization dan Filter transmit / receive. Bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin IC TCM3105[3]

Fungsi dan keterangan pin dari IC TCM 3105 ditunjukkan pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Keterangan Pin TCM 3105[3]

PIN

KETERANGAN No. Nama

1 VDD Tegangan positif

2 CLK Output untuk sinyal clock kontinyu saat 16 kali bit rate yang terseleksi (transmit/receive)

3 CDT Carrier-Detected Output

4 RXA Masukan penerima (analog)

5 TRS Transmit/Receive Standard Select Input. Untuk mengatur

standar kecepatan data 6 NC No internal Connected

7 RXB Receive Bias Adjust untuk external guna meminimalkan bias distorsi

8 RXD Keluaran digital penerima (digital) 9 VSS Tegangan negatif (biasanya ground) 10 CDL Carrier detect level adjust

11 TXA Output pemancar (analog) 12 TXR2 Bit rate select 2 input 13 TXR1 Bit rate select 1 input

14 TXD Masukan pemancar (digital)

15 OSC1 Koneksi Oscillator (4.4336MHz) 16 OSC2

Modulator dan demodulator FSK TCM3105 dibangun dari 4 blok rangkaian, yaitu

transmitter, receive, carrier detector, dan control and timing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4.

(29)

7 8 4 10 13,12,15 14 3 2 11

Gambar 2.4. Pembagian Sistem Pada IC TCM3105[3]

1. Transmitter

Transmitter terdiri dari sebuah modulator FSK, sebuah filter dan sebuah penguat. Modulator merupakan suatu pensintesa frekuensi yang dapat diprogram dengan cara membagi frekuensi osilator (4.4336 MHz). Frekuensi osilator ini dihasilkan dengan menghubungkan pin 15 dan 16 dengan sebuah kristal 4.4336 MHz. Baudrate dipilih melalui pin baudrate select (TXR1 dan TXR2) dan pin TRS dengan cara menghubungkan pin-pin tersebut dengan ground atau Vcc dan melalui digital data masukan (TXD) (tabel 2.2).

2. Receiver

Bagian demodulator terdiri dari sebuah low pass filter (LPF) yang digunakan sebagai filter dan diikuti dengan sebuah penguat yang dilengkapi dengan

Automatic Gain Control (AGC) untuk menghasilkan level keluaran yang konstan dari filter penerima. Filter penerima membatasi bandwidth dari sinyal yang akan diteruskan ke demodulator serta mengurangi interferensi out of band.

(30)

10

Demodulator merupakan edge-triggered multivibrator positif dan negatif. Hasilnya adalah data yang diperoleh dari transmitter sinyal analog yang diterima. Komponen DC dari sinyal yang diperoleh sebanding dengan frekuensi yang diterima, lalu diumpankan ke switch-capacitor, low-pass, dan post-demodulator. Bias pada pin ini bergantung pada baudrate data yang diterima serta offset internal.

3. Carrier Detector

Bagian carrier detector terdiri dari sebuah detektor energi dan digital-delay. Detektor energi membandingkan level sinyal pada keluaran filter penerima terhadap level yang telah diatur pada pin CDL. Keluaran carrier detector dilewatkan pada pin CDT. Meskipun TCM3105 mampu menghasilkan keluaran

carrier detector, perlu diperhatikan bahwa carrier detector yang dihasilkan hanyalah berupa perbandingan level masukan terhadap nilai ambang yang diatur melalui pin CDL.

Pada pin RXB dan CDL diberikan masukan dengan nilai tegangan tertentu yang dapat diatur melalui rangkaian pembagi tegangan. Untuk itu pada pin RXB dan CDL digunakan rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 2.5 dengan persamaan yang ditunjukkan pada persamaan 2.3. Karena nilai masukan pada pin RXB dan CDL bervariasi, maka rangkaian pembagi tegangan dapat diganti dengan menggunakan potensiometer.

(31)

R2

Vo VCC 5 V

R1

Gambar 2.5. Rangkaian Pembagi Tegangan

Vo = xVcc R R R 2 1 2 + ... (2.3)

Tabel 2.2. Mode standar BEL 202 dan CCITT V.23

CCITT (Committee Consultatif International Telephonique et Telegraphique) adalah suatu badan telekomunikasi yang berada di Genewa, Swiss. CCITT adalah standar untuk kecepatan modem dalam komunikasi data[2].

(32)

12

2.3. MIKROKONTROLER

AT89S52 merupakan mikrokontroler keluaran ATMEL dengan 8K byte

Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89S52 merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali.

Fasilitas-fasilitas standar yang dimiliki mikrokontroler AT89S52 adalah 8K

byte Flash PEROM, 256 byte RAM (Random Accsess Memory), 32 jalur I/O (input/output), watchdog timer, dua data pointer, tiga timer/counter 16-bit, jalur komunikasi serial full-duplex dan oscillator internal[4].

2.3.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 memiliki 40 pin dan ada beberapa pin yang memiliki fungsi ganda. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52 dapat dilhat pada gambar 2.6 dan fungsi pin dapat dilihat pada tabel 2.3.

(33)

Tabel 2.3. Fungsi pin Mikrokontroler AT89S52

Pin Fungsi VCC Power Supply

GND Ground

Port 0 8 bit jalur I/O dua arah

Port 1

8 bit jalur I/O dua arah Fungsi alternatif :

P1.0 = T2 (Masukan untuk timer 2) P1.1 = T2EX (Trigger timer 2) P1.5 = MOSI (digunakan untuk ISP) P1.6 = MISO (digunakan untuk ISP) P1.7 = SCK (digunakan untuk ISP) Port 2 8 bit jalur I/O dua arah

Port 3

8 bit jalur I/O dua arah Fungsi alternatif :

P3.0 = RXD (masukan komunikasi serial) P3.1 = TXD (keluaran komunikasi serial) P3.2 = INT0 (interupsi ekternal 0)

P3.3 = INT1 (interupsi eksternal 1)

P3.4 = T0 (masukan timer 0) P3.5 = T1 (masukan timer 1)

P3.6 = WR (sinyal tanda tulis memori data eksternal)

P3.7 = RD (sinyal tanda baca memori data eksternal)

RST Mereset mikrokontroler apabila diberi logika ‘1’ selama 2 siklus mesin

ALE/PRO G

Berfungsi sebagai Address Latch Enable (ALE) yang me-latch low byte address pada saat mengakses memori eksternal. Sedangkan pada saat Flash Programming (PROG) berfungsi sebagai masukan pulsa program

PSEN Merupakan sinyal read strobe untuk eksternal program memori

EA /VPP

Merupakan input untuk mode program memori. Jika dihubungkan ke ground maka program memori yang dijalankan adalah program eksternal, dan jika dihubungkan ke VCC maka program memori yang dijalankan adalah program internal.

XTAL1 Masukan osilator internal XTAL2 Keluaran osilator internal

(34)

14

2.3.2 RAM Internal

RAM Internal pada Mikrokontroler AT89S52 terdiri atas : a. Register Bank.

Mikrokontroler memiliki 8 buah register yang terdiri atas R0 sampai dengan R7. Register ini dapat diubah dari bank 0 (default) ke bank 1, bank 2 dan

bank 3 dengan cara mengubah nilai RS0 dan RS1 pada register PSW. b. Bit addressable RAM.

RAM ini terletak di alamat 20H sampai 2FH yang dapat diakses secara pengalamatan bit sehingga dapat mengerjakan fungsi-fungsi boolean.

c. RAM serbaguna.

RAM ini dimulai dari alamat 30H hingga FFH dan dapat diakses dengan pengalamatan langsung dan tak langsung. Pengalamatan langsung dilakukan ketika salah satu operan merupakan bilangan yang menunjukkan lokasi yang dialamati.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 00 BANK 0 (default) BANK 1

10 BANK 2 BANK 3

20 Bit Addressable RAM 30 RAM Serbaguna 40 50 60 70 80 90 A0 B0 C0 D0 E0 F0

(35)

2.3.3 Flash PEROM

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 8Kbyte Flash PEROM yang dapat ditulis dan dihapus. Flash PEROM berisikan instruksi-instruksi. Instruksi-instruksi ini akan dieksekusi jika sistem di-reset. Bila EA/VPP berlogika “1” maka mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada di Flash PEROM. Bila EA/VPP berlogika “0” maka mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada di memori eksternal.

2.3.4 Special Function Registers

Memori yang berisi register-register yang mempunyai fungsi-fungsi khusus yang disediakan oleh mikrokontroler seperti timer, serial dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.8 berikut ini.

F8h FFh

F0h B F7h

E8h EFh

E0h ACC E7h

D8h DFh

D0h PSW D7h

C8h (T2CON) (RCAP2L) (RCAP2H) (TL2) (TH2) CFh

C0h C7h B8h IE BFh B0h P3 B7h A8h IP Afh A0h P2 A7h 98h SCON SBUF 9Fh 90h P1 97h 88h TCON TMOD TL0 TL1 TH0 TH1 8Fh 80h P0 SP DPL DPH IP 87h

(36)

16

Masing-masing register tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Accumulator

Register ini terletak di alamat E0H dan dapat di alamati secara bit. Akumulator digunakan untuk hampir semua operasi logika dan aritmatika.

b. Port

AT89S52 mempunyai 4 buah port : yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3 yang terletak di alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Semua port tersebut dapat dialamati secara bit sehingga dapat dilakukan perubahan bit data pada salah satu port tanpa mengganggu port yang lain.

c. PSW (Program Status Word)

Register ini terletak di alamat D0H. PSW berisi data bit hasil eksekusi program seperti hasil aritmatika dan logika.

d. Register B

Register ini memiliki alamat F0H. Register ini digunakan bersama akumulator untuk proses aritmatika selain digunakan untuk register biasa dan dapat dialamati secara bit.

e. Stack Pointer

Stack Pointer merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H. Proses yang berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh instruksi-instruksi Push, Pop,

Acall dan sebagainya. f. Data Pointer

Data pointer atau DPTR merupakan register 16 bit dan terletak pada alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. DPTR digunakan untuk mengakses data

(37)

yang terletak di memori external. g. Register Timer

AT89S52 mempunyai tiga buah Timer/Counter 16 bit yaitu : timer 0, timer 1 dan

timer 2. Timer 0 terletak di alamat 84H untuk TL0 dan 8CH untuk TH0, timer 1 terletak di alamat 8BH untuk TL1 dan 8DH untuk TH1, sedangkan timer 2 terletak di alamat CCH untuk TL2 dan CDH untuk TH2.

h. Register Serial Port

Port ini merupakan on chip serial port yang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan peralatan yang menggunakan serial port.

i. Register Interupsi

Mikrokontroler ini memiliki 6 buah interupsi dengan dua level prioritas interupsi. Interupsi secara otomatis akan dimatikan bila sistem dikembalikan pada keadaan semula. Register yang berhubungan dengan interupsi adalah Interrupt Enable

Register (IE) pada alamat A8H dan Interrupt Priority Register (IP) pada alamat B8H.

2.3.5 On-Chip Oscillator

Mikrokontroler Atmel AT89S52 telah memiliki on-chip oscillator yang dapat bekerja dengan menggunakan kristal eksternal yang dihubungkan ke pin XTAL1 dan XTAL2. Tambahan kapasitor yang terhubung dengan ground diperlukan untuk menstabilkan sistem. Gambar 2.9 menunjukkan cara menghubungkan kristal sumber detak dengan mikrokontroler AT89S52. Besar kapasitor yang terpasang adalah 30 pF ± 10 pF sesuai dengan yang dinyatakan pada datasheet[4].

(38)

18 Xtal 2 Ground 30pF Kristal Xtal 1 30pF

Gambar 2.9. Menghubungkan Kristal Sumber Detak

2.3.6 Rangkaian Reset Mikrokontroler

Rangkaian reset digunakan untuk mereset program yang terdapat pada mikrokontroler. Rangkaian reset dapat dilihat pada gambar 2.10.

VCC C R 9 (RESET) MIKROKONTROLER

Gambar 2.10. Rangkaian Reset Mikrokontroler

Pada gambar 2.10 apabila saklar tidak ditekan, pin reset pada mikrokontroler akan mendapatkan logika rendah “0”. Sedangkan saat saklar ditekan pin akan mendapatkan logika tinggi “1” dan akan mereset mikrokontroler. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mereset adalah dua siklus mesin dan memenuhi persamaan :

T = R x C ... (2.4)

2.3.7 Komunikasi Serial AT89S52

Port serial pada AT89S52 bersifat duplex penuh atau full-duplex, artinya port serial bisa menerima dan mengirim data pada waktu bersamaan. Port serial memiliki penyangga penerima yaitu serial buffer (SBUF). Port serial dapat menerima byte

(39)

yang kedua sebelum byte yang pertama dibaca oleh register penerima, melalui register SBUF. SBUF selalu berhubungan dengan akumulator dalam mengisi dan menerima data[5].

Port serial pada AT89S52 bisa digunakan dalam empat mode kerja. Dari ke-empat mode tersebut, satu mode diantaranya bekerja secara sinkron dan tiga mode lainnya bekerja secara asinkron. Semua mode dapat diatur melalui register Serial

Control (SCON). Ke-empat mode kerja tersebut adalah :

Mode 0 Mode ini bekerja secara sinkron, data serial dikirim dan diterima melalui kaki P3.0 (RxD), sedangkan kaki P3.1 (TxD) dipakai untuk menyalurkan detak pendorong data serial yang dibangkitkan AT89S52. Data dikirim/diterima 8 bit sekaligus, dimulai dari bit yang bobotnya paling kecil atau LSB (bit 0), diakhiri dengan bit yang bobotnya paling besar atau MSB (bit 7). Kecepatan pengiriman data (baudrate) adalah 1/12 frekuensi kristal yang digunakan.

Mode 1 Pada mode ini, data dikirim melalui kaki P3.1 (TxD) dan diterima melalui kaki P3.0 (RxD) secara asinkron (begitu juga mode 2 dan 3). Pada mode ini, data dikirim/diterima 10 bit sekaligus, diawali dengan 1 bit start, disusul 8 bit data yang dimulai dari bit yang bobotnya paling kecil (bit 0), diakhiri dengan 1 bit stop. Pada AT89S52 yang berfungsi sebagai penerima bit stop adalah RB8 dalam register Serial Control (SCON). Kecepatan pengiriman data (baudrate) bisa diatur sesuai dengan keperluan. Mode inilah (mode 2 dan juga mode 3) yang umum

(40)

20

dikenal sebagai UART atau Universal Asynchronous

Receiver/Trasmitter.

Mode 2 Data dikirim 11 bit, diawali dengan 1 bit start, kemudian 8 bit data. Bit ke-9 yang dapat diatur lebih lanjut dan diakhiri dengan 1 bit stop. Pada AT89S52 yang berfungsi sebagai pengirim bit 9 tersebut berasal dari bit TB8 dalam register SCON. Pada AT89S52 yang berfungsi sebagai penerima bit 9 ditampung pada bit RB8 dalam register SCON, sedangkan bit stop diabaikan dan tidak ditampung. Kecepatan pengiriman data (baudrate) bisa dipilih antara 1/32 atau 1/64 frekuensi kristal yang digunakan.

Mode 3 Mode ini sama dengan mode 2, hanya saja kecepatan pengiriman data (baudrate) bisa diatur sesuai keperluan, seperti halnya pada mode 1.

2.3.8 Register Kontrol Port Serial

Register kontrol dan status untuk port serial berada dalam register SCON (gambar 2.11). Register ini mengandung bit-bit pemilihan kerja port serial, bit data ke-9 pengiriman dan penerimaan (TB8 dan RB8) serta bit-bit interupsi port serial (TI dan RI)[5].

Gambar 2.11. Susunan bit dalam register SCON

Keterangan :

• SM0 = Serial port mode bit 0, bit pengubah mode serial. • SM1 = Serial port mode bit 1, bit pengatur mode serial.

• SM2 = Serial port mode bit 2, bit untuk mengaktifkan komunikasi multiprosessor pada kondisi set.

(41)

• REN = Receive Enable, bit untuk mengaktifkan penerimaan data dari port serial pada kondisi set.

• TB8 = Transmit bit 8, bit ke-9 yang akan dikirim pada mode 2 atau mode 3. • RB8 = Receive bit 8, bit ke-9 yang akan diterima pada mode 2 atau mode 3.

Pada mode 1 bit ini berfungsi sebagai stop bit.

• TI = Transmit Interrupt Flag, bit yang akan di set pada akhir pengiriman karakter.

• RI = Receive Interrupt Flag, bit yang akan di set pada akhir penerimaan karakter.

Tabel 2.4. Penentuan mode kerja port serial

SM0 SM1 Mode Keterangan Baudrate

0 0 0 Register geser tetap (fosc/12)

0 1 1 UART 8-bit bisa diubah-ubah (dengan Timer)

1 0 2 UART 9-bit tetap (fosc/64 atau fosc/32)

1 1 3 UART 9-bit bisa diubah-ubah (dengan Timer)

2.3.9 Pengaturan Baudrate

Baudrate dari port serial dapat diatur pada mode 1 dan mode 3, namun pada mode 0 dan mode 2 baudrate tersebut mempunyai kecepatan yang permanen yaitu untuk mode 0 adalah 1/12 frekuensi osilator dan mode 2 adalah 1/32 atau 1/64 frekuensi osilator. Dengan mengubah bit SMOD yang terletak pada register PCON menjadi set (kondisi awal saat sistem reset adalah clear), baudrate pada mode 1 dan 3 akan berubah menjadi dua kali lipat.

Tabel 2.5. Rumus penghitungan baudrate pada komunikasi serial

Mode Baudrate 0 1/12 frekuensi osilator 1

[

1 x

]

32 TH foscillator

[

]

256 12 x Baudrate = 16 1 256 12x TH x f Baudrate oscillator − =

2 1/64 frekuensi osilator 1/32 frekuensi osilator

3 12

[

256 1

]

32 x TH x f Baudrate oscillator − =

[

]

16 1 256 12x TH x f Baudrate oscillator − =

(42)

22

2.4. LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD)

LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya menggunakan sistem dot matriks. Jenis LCD yang digunakan adalah LCD 16x2 artinya LCD ini memiliki 16 kolom dan 2 baris. Sehingga jumlah total karakter yang dapat ditampilkan sekaligus adalah sebanyak 32 karakter. Masing-masing karakter tersebut terbentuk dari susunan dot yang berukuran 8 baris dan 5 kolom dot. LCD ini terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kendali dan fasilitas pengaturan kontras serta

backlight (tabel 2.6).

Tabel 2.6 Konfigurasi Pin-pin 16x2 dot Matriks LCD[6]

No Nama Pin Deskripsi

1 VCC +5V

2 GND 0V

3 VEE Tegangan kontras LCD

4 RS Register select, 0=register perintah,

1=register data

5 R/W 1 = read, 0 = write

6 E Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali

pengiriman atau pembacaan data

7 D0 Data Bus 0 8 D1 Data Bus 1 9 D2 Data Bus 2 10 D3 Data Bus 3 11 D4 Data Bus 4 12 D5 Data Bus 5 13 D6 Data Bus 6 14 D7 Data Bus 7

15 Anoda (kabel coklat untuk LCD

Hitachi) Tegangan positif backlight

16 Katoda (kabel merah untuk LCD

(43)

2.4.1. Struktur Memori LCD

LCD memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi sendiri, antara lain :

1. DDRAM

Merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. Contohnya, karakter “A” atau 41H yang ditulis pada alamat 00H akan tampil pada baris dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis di alamat 40H, karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama LCD.

Gambar 2.12. Pengalamatan DDRAM

2. CGRAM

Adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter yang tidak terdapat pada LCD dan bentuk karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan kita. Akan tetapi isi memori ini akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.

3. CGROM

Adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola tersebut sudah ditentukan secara permanen pada LCD sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut tidak akan hilang saat power supply tidak aktif.

(44)

24

Tabel 2.7 Instruksi data pada LCD

Instruksi Code Fungsi RS R/W DB 7 DB 6 DB 5 DB 4 DB 3 DB 2 DB 1 DB 0 Function Set

(3FH) 0 0 0 0 1 DL 1 * * * Set interface data length (DL)

Display on/off control

(0FH) 0 0 0 0 0 0 1 D C B

On/Off display(D),

cursor(C) dan cursor blink(B) Entry Mode

set (06H) 0 0 0 0 0 0 0 1

I/ D S

Set arah cursor, geser

display ketika data W/R Display Clear

(01H) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Bersihkan layar dan cursor ke home

DDRAM

address set 0 0 1

Cursor Home

Line 1 = 80H ADD Line 2 = C0H

Set alamat DDRAM ke

start transmit atau

menerima data DDRAM

Cursor Time 0 0 0 0 0 0 0 0 1 * Cursor ke home dan isi DDRAM tetap. Cursor/displa

y shift 0 0 0 0 0 1

S/

C R/L * *

Geser cursor, display tanpa merubah isi

DDRAM CGRAM

address set 0 0 0 1 ACG

Set alamat CGRAM ke

start transmit atau

menerima data CGRAM BF/address

read 0 1

B

F AC

Baca BF dan isi AC (untuk atau CGRAM dan

DDRAM)

Data write

untuk CG/DD

RAM 1 0

Latch data dari A0H ke 20H Write Data

Menulis data ke DDRAM atau CGRAM

Data read

untuk CG/DD

RAM 1 1 Read Data

Membaca data ke DDRAM atau CGRAM Keterangan untuk tabel instruksi LCD :

o * = Don’t Care

o ACG = CGRAM address o ADD = DDRAM address a. Seting arah perpindahan cursor

ID = 1 Æ Increment ID = 0 Æ Decrement

S = 1 Æ Posisi display bergeser saat karakter/teks dituliskan b. Enable Display/Cursor

D Æ Display On (1)/Off (0) C Æ Cursor On (1)/Off (0)

(45)

B Æ Cursor Blink On (1)/Off (0) c. Move Cursor/Shift Display

SC = 1 Æ Posisi display bergeser SC = 0 Æ Posisi cursor berpindah RL = 1 Æ Bergeser/berpindah ke kanan RL = 0 Æ Bergeser/berpindah ke kiri d. Busy Flag

BF = 1 Æ sibuk, tidak boleh mengirim data

BF = 0 Æ tidak sibuk, boleh mengirim instruksi/teks Tabel 2.8 Karakter LCD standar[6]

2.5. WALKIE TALKIE

2.5.1 Pesawat Transceiver

Transceiver merupakan pesawat yang dapat memancarkan dan menerima sinyal informasi, dimana untuk walkie talkie menggunakan media transmisi radio. Namun komunikasi yang terjadi pada sistem walkie talkie tidak dapat berlangsung

(46)

26

secara bersamaan tetapi harus bergantian (half-duplex)[7]. Pada saat mengirim gelombang radio dikenal dengan istilah Tx, sedangkan pada saat menerima gelombang radio dikenal dengan istilah Rx.

Untuk memindahkan dari posisi Tx ke posisi Rx digunakan saklar. Saklar yang digunakan pada walkie talkie biasa disebut dengan PTT (Push To Talk). PTT merupakan salah satu komponen penting pada walkie talkie sebab PTT-lah yang menentukan keadaan dari walkie talkie. Apakah pada saat itu posisinya dalam keadaan transmit (memancarkan sinyal frekuensi) atau dalam keadaan receive (standby atau siap menerima sinyal frekuensi). Diagram blok dari sistem transceiver pada walkie talkie dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Pada Gambar 2.13, terdapat 3 kelompok rangkaian, yaitu: 1. Rangkaian Transmitter.

2. Rangkaian Receiver. 3. Rangkaian RF Amplifier.

Rangkaian RF amplifier tersebut digunakan baik saat pesawat tersebut berfungsi sebagai Tx maupun pada saat berfungsi sebagai Rx. Pada Gambar 2.13 posisi pesawat transceiver berada pada posisi Rx. Gelombang dari antena masuk ke

receiver. Setelah diproses dalam receiver dilanjutkan ke RF amplifier. Dalam RF amplifier dilakukan proses penguatan sinyal, baru kemudian dilanjutkan ke loudspeaker atau ke headphone untuk didengar. Jika saklar ditekan, pesawat akan beralih dari posisi Rx ke posisi Tx. Gelombang suara masuk ke microphone, di

microphone diubah menjadi gelombang listrik lalu menuju ke RF amplifier. Dalam RF amplifier, getaran frekuensi rendah dari microphone ini dikuatkan, hasilnya akan

(47)

disalurkan ke bagian pemancar. Dalam hal ini frekuensi dimodulasi agar siap untuk dipancarkan ke udara melalui antena.

Gambar 2.13. Diagram Blok Transceiver Walkie Talkie

2.5.2 Cara Kerja Pesawat Transceiver 2.5.2.1 Posisi Memancar (Tx)

Pada saat memancar, saklar A berada pada posisi T. Sinyal suara yang berupa getaran berfrekuensi rendah diubah menjadi sinyal listrik oleh microphone, kemudian disalurkan ke penguat tegangan. Disini tegangan dari frekuensi rendah tersebut dikuatkan. Kemudian disalurkan ke penguat daya dan kuat arus dari sinyal listrik tersebut dikuatkan. Hasil dari proses ini disalurkan ke modulator. Pada modulator, sinyal ini diproses dengan modulasi FM, yaitu bersama-sama dengan frekuensi dari osilator. Hasilnya berupa gelombang termodulasi yang dikenal sebagai gelombang radio untuk dapat dipancarkan melalui antena.

2.5.2.2 Posisi Menerima (Rx)

Pada saat menerima, saklar A berada pada posisi R. Gelombang radio yang telah dipilih oleh lingkaran penala, masuk kedalam pesawat (walkie talkie). Kemudian gelombang ini diteruskan ke detector dan terjadi proses deteksi atau

(48)

28

proses demodulasi. Frekuensi carrier dipisahkan dari frekuensi aslinya. Frekuensi asli tersebut kemudian diteruskan ke penguat. Dalam penguat, tegangan sinyal dikuatkan agar diperoleh sinyal yang baik seperti yang diharapkan yaitu berupa informasi. Keluaran dari penguat tegangan ini disalurkan ke penguat daya. Kemudian arus dikuatkan, sehingga daya listriknya bertambah kuat. Keluaran dari penguat daya ini disalurkan ke loudspeaker atau ke headphone untuk didengar.

2.5.3 Frekuensi Kerja Walkie Talkie

Karena digunakan walkie talkie sebagai perangkat transmisinya, maka sistem pemilihan frekuensinya berdasarkan channel, dimana setiap channel tersebut memiliki frekuensi yang sudah fix dan sesuai dengan standar. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 2.9[8] di bawah ini:

Tabel 2.9. Frekuensi Setiap Channel pada Walkie Talkie

Channel Frequency Description

1 462.5625 MHz GMRS/ FRS 2 462.5875 MHz GMRS/ FRS 3 462.6125 MHz GMRS/ FRS 4 462.6375 MHz GMRS/ FRS 5 462.6625 MHz GMRS/ FRS 6 462.6875 MHz GMRS/ FRS 7 462.7125 MHz GMRS/ FRS 8 467.5625 MHz FRS 9 467.5875 MHz FRS 10 467.6125 MHz FRS 11 467.6375 MHz FRS 12 467.6625 MHz FRS 13 467.6875 MHz FRS 14 467.7125 MHz FRS 15 462.5500 MHz GMRS 16 462.5750 MHz GMRS 17 462.6000 MHz GMRS 18 462.6250 MHz GMRS 19 462.6500 MHz GMRS 20 462.6750 MHz GMRS 21 462.7000 MHz GMRS 22 462.7250 MHz GMRS

(49)

2.6. MATRIKS

KEYPAD

Konfigurasi matriks keypad terdiri dari tombol-tombol yang tersusun atas baris dan kolom. Rangkaian matriks keypad sederhana dapat dilihat pada gambar 2.14. 2 3 4 5 6 7 1 8 9 * 0 # B2 B3 B4 K1 K2 K3 B1

Gambar 2.14. Rangkaian Matriks Keypad

Penggunaan matriks keypad bertujuan untuk menghemat jumlah port yang digunakan pada mikrokontroler. Pada gambar 2.14 adalah matriks keypad 4 x 3 yang artinya terdiri dari 4 baris dan 3 kolom. Matriks keypad ini tersusun dari 12 tombol, apabila tidak menggunakan konfigurasi matriks keypad maka dibutuhkan 12 port sedangkan dengan matriks keypad hanya menggunakan 7 port.

Pengecekan pada matriks keypad adalah dengan sistem pengecekan secara berurutan (scanning). Sebagai contoh apabila ingin mengecek angka 1, maka terlebih dahulu baris B1 diberi logika ‘0’, lalu dilakukan pengecekan tiap kolom. Apabila baris K1 = ‘0’ artinya tombol 1 sedang ditekan. Pengecekan ini juga berlaku untuk tombol yang lainnya dengan pengecekan baris dan kolom secara bergantian.

2.7. TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

Transistor dalam aplikasi elektronika dapat digunakan sebagai saklar. Transistor mempunyai 3 daerah kerja yang berbeda, yaitu daerah aktif, daerah cut-off

(50)

30

dan daerah saturasi.

VB 1 2 Q1 3 2 1 VCC RC RB

Gambar 2.15. Konfigurasi Common Emitter Transistor

Pada daerah aktif, besar arus basis menentukan besar arus kolektor. Besar arus kolektor sebanding dengan besar arus basis dikali dengan besar β atau dapat dikatakan harga β adalah perbandingan antara arus kolektor dan arus basis. Pada daerah ini, kolektor diberi prasikap balik (reverse bias) dan emitor diberi prasikap maju (forward bias). Nilai β dapat diperoleh dari persamaan (2.5) dibawah ini :

B C I I = β ... (2.5) IC =β×IB ………...……... (2.6)

Pada umumnya saklar transistor menggunakan konfigurasi common emitter seperti ditunjukkan pada gambar 2.15. Saat transistor berada pada kondisi jenuh (saturasi), tegangan kolektor-emitor (VCE) mendekati nol dan menyebabkan arus kolektor mengalir dari kolektor ke emitor, kondisi ini dianalogikan seperti saklar dalam keadaan tertutup atau on. Pada kondisi menyumbat (cut-off) VCE mendekati tegangan suplai (VCC), sehingga IC tidak dapat mengalir dari kolektor ke emitor, kondisi ini dianalogikan seperti saklar yang terbuka atau off[9].

(51)

0 . = − − BE B B B V I R V

Nilai resistor basis (RB) dan resistor kolektor (RC) dapat dapat dihitung dengan menggunakan hukum kirchoff tegangan sebagai berikut :

B BE B B I V V R = − ………...………….. (2.7) 0 . − = − C C CE CC I R V V C CE CC C I V V R = − ………...……… (2.8)

(52)

BAB III

PERANCANGAN

Komunikasi data menjadi suatu kebutuhan yang mendasar. Pada masa ini di seluruh bidang kehidupan sangat memerlukan pertukaran data yang cepat dan akurat. Salah satu contohnya adalah pengiriman data menggunakan walkie talkie berupa data

voice. Untuk menambahkan nilai guna walkie talkie, maka pada Tugas Akhir ini akan ditambahkan suatu sistem pengiriman data melalui walkie talkie yang berupa pesan singkat (SMS).

Adapun diagram blok sistem yang direalisasikan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem

Berdasarkan diagram blok sistem diatas, terdapat 2 buah perangkat walkie

talkie yang telah diberikan suatu kode/identitas yang terprogram pada mikrokontroler AT89S52. Dimana walkie talkie yang satu diberikan identitas sebagai walkie talkie A dan yang lainnya diberikan identitas sebagai walkie talkie B. Selain itu, mikrokontroler AT89S52 akan mengatur kerja dari PTT-circuit, keypad dan LCD. Prinsip kerjanya adalah ketika walkie talkie A akan mengirimkan pesan kepada

walkie talkie B, maka sebelumnya pada walkie talkie A sistem akan bekerja. Pertama Keypad Modulator FSK AT89S52 LCD Demodulator FSK Demodulator FSK Modulator FSK AT89S52 LCD Keypad A B PTT-circuit PTT-circuit 32

(53)

akan dituliskan pesan yang ingin dikirimkan melalui keypad dan ditampilkan pada LCD. Data-data yang berasal dari mikrokontroler ini berupa bit-bit digital (data biner). Setelah pesan ditulis maka akan dikirimkan juga kode tujuan walkie talkie yang ingin dituju (identitas walkie talkie B). Sehingga pada pengiriman data-data ini, pada bagian awalnya akan didahului oleh data kode pengirim dan data kode tujuan yang dituju, dan diakhiri dengan end data. Adapun format datanya adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2. Format Data Sistem Pengiriman dan Penerimaan Pesan

Data-data yang berupa bit-bit digital ini kemudian akan diubah menjadi frekuensi-frekuensi dengan nilai tertentu oleh modulator agar bisa ditransmisikan oleh walkie

talkie. Proses perubahan bit-bit digital ini menjadi frekuensi-frekuensi dengan nilai tertentu disebut proses modulasi.

Pada bagian receiver (walkie talkie B), frekuensi-frekuensi tersebut akan diubah kembali menjadi bit-bit digital oleh demodulator yang disebut proses demodulasi. Kemudian bit-bit digital ini akan diolah oleh mikrokontroler. Pertama mikrokontroler akan mencocokkan data awal (yang berperan sebagai kode tujuan) apakah sesuai dengan identitas walkie talkie B, jika tidak sesuai maka mikrokontroler tidak akan mengolah data-data tersebut sehingga data yang dikirimkan tidak akan terbaca. Jika sesuai maka mikrokontroler akan memproses data-data tersebut untuk ditampilkan pada LCD agar dapat dibaca.

(54)

34

3.1. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS (HARDWARE)

Perangkat keras terdiri dari walkie talkie, modem, mikrokontroler, LCD dan matriks keypad 4x3. Baik pengirim maupun penerima memiliki semua perangkat keras ini. Untuk lebih jelasnya pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan-perancangan tersebut.

3.1.1 WALKIE TALKIE

Pada perancangan, walkie talkie digunakan sebagai media pentransmisi. Ada empat bagian dari walkie talkie yang diperlukan untuk dihubungkan pada rangkaian modem dan mikrokontroler AT89S52 antara lain :

1. Speaker (bagian +) berfungsi sebagai saluran penerimaan data. 2. Microphone (bagian +) berfungsi sebagai saluran pengiriman data. 3. PTT berfungsi sebagai akses untuk mengirim data.

4. GND walkie talkie dengan GND supply pada rangkaian modem dan mikrokontroler harus dihubungkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jalur koneksi walkie talkie dengan modem dan mikrokontroler pada gambar 3.3.

1

2

3

4

WT

Gambar 3.3. Jalur Koneksi Walkie Talkie

Speaker

PTT Walkie

Microphone

(55)

3.1.2 MODEM

Seperti yang telah diuraikan, bahwa modulator dan demodulator (modem) FSK merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pada saat mengirim atau menerima pesan. Karena disinilah data-data yang berupa bit-bit digital diubah menjadi frekuensi-frekuensi tertentu agar bisa ditransmisikan oleh walkie

talkie. Pada perancangan ini dipakai IC TCM3105NL. TCM3105NL sangat mendukung komunikasi tersebut karena :

1. Terdiri dari modulator dan demodulator. Jadi menggunakan satu IC modem saja cukup membantu dan mudah dalam merangkainya.

2. Pada IC ini pentransmisian dilakukan secara half-duplex, yang memiliki kecepatan yang sama pada pemancar maupun penerima (1200 baud).

3 Untuk mengatur kecepatan data yang akan digunakan cukup hanya mengatur mode saja yakni pada pin TRS, TXR1, dan TXR2 dimana tergantung jenis spesifikasi standar yang digunakan, dalam hal ini standar BELL202 dan CCITT V23 (tabel 2.2).

3.1.2.1 MODULATOR

Karena sistem ini mengirim data serial secara asinkron, maka terlebih dahulu menentukan kecepatan datanya. Kecepatan data pada pengirim dan penerima harus sama. Maka diambil kecepatan data sebesar 1200baud dengan pertimbangan sebagai berikut :

Berdasarkan persamaan 2.2 bahwa baud T

1

= sehingga T 0.833ms

12001 = =

(56)

36

Kemudian diatur mode pada IC TCM3105NL. Standar komunikasi yang dipakai adalah CCITT V23 dengan kecepatan 1200baud. Pada tabel 2.2 pin TRS, TXR1 dan TXR2 harus dihubungkan ke ground (low level). Berdasarkan

datasheet[3] juga dibutuhkan komponen-komponen pendukung antara lain : • XTAL sebesar 4.4336MHz.

• Kapasitor C1, C2 sebesar 30pF dan C3 sebesar 100nF.

• Potensiometer 100kΩ sebagai pembagi tegangan masukan pada pin CDL. Sehingga perancangan rangkaian modulator dapat dilihat pada gambar 3.4.

Output (Analog) C3 100nF C2 30pF C1 30pF R2 100k 1 3 2 VCC Input (Digital) X1 4.43M TCM3105 1 2 3 4 5 6 7 8 16 15 14 13 12 11 10 9 VCC CLK CDT RXA TRS RXT RXB RXD OSC2 OSC1 TXD TXR1 TXR2 TXA CDL GND VCC 1 R1 100k 2 3

Gambar 3.4. Perancangan Rangkaian Modulator IC TCM3105NL

Pada datasheet frekuensi clock ( ) yang dipakai adalah harus 16 kali dari

baudrate-nya. Sehingga clock f ms 833 1 x fclock . 0 16 = =19207.68Hz

Dengan menggunakan crystal external 4.4336MHz akan menghasilkan sebesar

19.11KHz dan mendekati 16 kali dari baudrate-nya. Crystal external ini

clock

(57)

dihubungkan ke pin OSC1 dan OSC2. Kapasitor yang diparalelkan berfungsi untuk

menstabilkan fclock-nya.

Seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.3 bahwa pada pin TXA dipasang potensiometer sebesar 100kΩ sebagai pembagi tegangan yang berasal dari keluaran pada pin TXA yang kemudian dihubungkan dengan microphone walkie talkie. Pada

datasheet[3] pin CDL memiliki nilai tegangan berkisar 2.8V - 3.9V. Sinyal digital (pin 14) berupa data masukan sinyal biner (berasal dari mikrokontroler AT89S52). Sinyal analog (pin 11) merupakan sinyal keluaran yang berasal dari IC TCM3105NL. Jika masukan dikenai bit “1” maka keluaran berupa sinyal analog dengan frekuensi 1300Hz, sebaliknya jika masukan dikenai bit “0” maka keluaran berupa sinyal analog dengan frekuensi 2100Hz. Sehingga sinyal analog tersebut akan diteruskan ke walkie talkie untuk ditransmisikan.

3.1.2.2 DEMODULATOR

Fungsi demodulator ini adalah untuk memodulasikan kembali data asli yang telah dimodulasikan pada modulator di pemancar. Maksudnya bahwa pada penerima harus menanggalkan proses modulasi tersebut guna memperoleh kembali data digitalnya (data asli). Input merupakan sinyal yang berasal dari walkie talkie (speaker). Berdasarkan datasheet[3] perancangan pada sistem demodulator sama dengan modulator. Akan tetapi pada sistem demodulator diperlukan pengaturan bias

distorsi pada pin RXB berkisar 2.3V - 3.1V dengan Vcc = 5V. Perancangan rangkaiannya dapat dilihat pada gambar 3.5.

(58)

38 C2 30pF VCC Input (Analog) VCC R3 100k 1 3 2 R2 100k 1 3 2 TCM3105 1 2 3 4 5 6 7 8 16 15 14 13 12 11 10 9 VCC CLK CDT RXA TRS RXT RXB RXD OSC2 OSC1 TXD TXR1 TXR2 TXA CDL GND VCC Output (Digital) X1 4.43M C1 30pF

Gambar 3.5. Perancangan Rangkaian Demodulator IC TCM3105NL

Pada demodulator ini masih tetap menggunakan standar CCITT V23 dengan kecepatan 1200baud seperti pada modulator. Berdasarkan persamaan 2.2 diharapkan dengan kecepatan 1200baud maka rentang waktu yang dibutuhkan setiap bit yang mewakili suatu data adalah :

Berdasarkan persamaan 2.2 bahwa baud T 1 = sehingga T 0.833ms 12001 = =

3.1.3. RANGKAIAN KEYPAD

Keypad yang dipergunakan pada sistem ini hanyalah rangkaian-rangkaian dari switch-switch yang fungsinya sama seperti saklar biasa. Ada dua blok keypad yang digunakan pada perancangan ini, yang pertama adalah keypad yang berfungsi sebagai masukan karakter pesan/teks dan nomor tujuan. Sedangkan rangkaian keypad yang kedua berfungsi sebagai masukan untuk clear dan enter.

Pada blok keypad pertama ini digunakan matriks keypad 4 x 3 yang artinya tersusun atas 4 baris dan 3 kolom. Keypad ini dihubungkan dengan port 0 pada

(59)

mikrokontroler AT89S52, untuk barisnya terhubung dengan jalur P0.0 sampai P0.3. Sedangkan kolomnya terhubung dengan jalur P0.4 sampai P0.6. Konfigurasi rangkaian matriks keypad 4 x 3 dapat dilihat pada gambar 3.6.

U1 AT89S52 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 37 36 35 34 33 32 39 38 40 20 RST XTAL2 XTAL1 PSEN ALE/PROG EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 (MOSI) P1.6 (MISO) P1.7 (SCK) P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P0.0/AD0 P0.1/AD1 VC C GN D 3 9 WXYZ JKL 2 * 4 1 TUV MNO 0 GHI 5 ABC 7 # DEF 6 PQRS 8 Gambar 3.6. Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Matriks 4x3

Baris 1 sampai dengan baris 4 (P0.0 s /d P0.3) berfungsi sebagai keluaran mikrokontroler, sedangkan kolom 1 sampai dengan kolom 3 (P0.4 s /d P0.6) berfungsi sebagai masukan pada mikrokontroler. Matriks keypad ini bekerja dengan sistem

scanning tombol satu per satu. Mikrokontroler akan memberikan kondisi “0” kepada setiap port keluaran (yang terhubung dengan baris pada matriks keypad) secara bergantian, sehingga apabila ada tombol yang ditekan maka kolom pada tombol tersebut akan memiliki kondisi “0” pula dan memberikan masukan pada mikrokontroler.

Adapun kombinasi baris dan kolom matriks keypad yang digunakan dalam menghasilkan karakter-karakter dapat dilihat pada tabel 3.1.

(60)

40

Tabel 3.1. Kombinasi baris dan kolom matriks keypad

KARAKTER P0.0 Baris1 P0.1 Baris 2 P0.2 Baris 3 P0.3 Baris 4 P0.4 Kolom 1 P0.5 Kolom 2 P0.6 Kolom 3 ‘.,?”1’ 0 1 1 1 0 1 1 ‘abc2ABC’ 0 1 1 1 1 0 1 ‘def3DEF’ 0 1 1 1 1 1 0 ‘ghi4GHI’ 1 0 1 1 0 1 1 ‘jkl5JKL’ 1 0 1 1 1 0 1 ‘mno6MNO’ 1 0 1 1 1 1 0 ‘pqrs7PQRS’ 1 1 0 1 0 1 1 ‘tuv8TUV’ 1 1 0 1 1 0 1 ‘wxyz9WXYZ’ 1 1 0 1 1 1 0 ‘*+’ 1 1 1 0 0 1 1 ‘ 0’ 1 1 1 0 1 0 1 ‘#’ 1 1 1 0 1 1 0

Pada blok keypad kedua digunakan sebagai keypad tambahan untuk mengatur kerja sistem saat melakukan penulisan dan penghapusan karakter yang terhubung dengan mikrokontroler pada P2.2 dan P2.3. Skema dan pengaturan port dapat dilihat pada gambar 3.7. E 1 2 C 1 2 U1 AT89S52 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 37 36 35 34 33 32 39 38 40 20 RST XTAL2 XTAL1 PSEN ALE/PROG EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 (MOSI) P1.6 (MISO) P1.7 (SCK) P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P0.0/AD0 P0.1/AD1 VC C GN D

Gambar 3.7. Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Tambahan Keterangan : C = clear

Referensi

Dokumen terkait