KolaborAksi :
Kolaborasi untuk Satu Aksi
Executive Gathering 2018
Jakarta, 20 Januari 2018
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Suahasil Nazara
Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Ringkasan Ekseku2f: Perkembangan Ekonomi Makro
Ø Perekonomian Indonesia 2017 diperkirakan tumbuh pada <ngkat 5,05% didorong oleh stabilitas pertumbuhan konsumsi dalam negeri, peningkatan investasi dan ekspor. Capaian ini menunjukkan perekonomian Indonesia mampu melanjutkan momentum perbaikan yang telah dibangun semenjak dua tahun terakhir. Ø Perbaikan kondisi perekonomian global, khususnya negara maju mitra dagang utama mendorong peningkatan ak<vitas perdagangan Indonesia. Hal ini berkontribusi posi2f terhadap kinerja bea masuk dan bea keluar. Ø Bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas harga, perbaikan tata niaga komoditas pangan dan koordinasi kebijakan antara pemerintah, BankIndonesia, dan sektor riil membantu menciptakan inflasi yang terkendali. Tingkat inflasi yang rendah telah membuat daya beli masyarakat tetap terjaga.
Ø Penguatan kebijakan pengelolaan ekonomi dan realisasi APBN menunjukkan momentum belanja produk<f yang semakin baik, sementara defisit
tetap terjaga. Hal ini mampu memberikan dorongan pada peningkatan iklim investasi dan kepercayaan global terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini mendorong penurunan <ngkat suku bunga SPN, dan stabilitas nilai tukar mendeka< besaran asumsi APBNP Tahun 2017.
Ø Dinamika ekonomi dan poli<k global telah mendorong kenaikan harga minyak dunia yang juga mempengaruhi pergerakan harga ICP selama tahun
2017. Sementara, liOing minyak dan gas diperkirakan sedikit dibawah dari asumsi APBNP Tahun 2017. Kenaikan harga minyak memiliki dampak posi<f terhadap pertumbuhan penerimaan PPh Migas dan PNBP. Namun demikian, dalam menjaga kesehatan APBN, Pemerintah terus memantau dampak kenaikan ini terhadap besaran subsidi energi.
48 50 52 54 56 0 500 1000 1500 2000 Index Manufaktur dan Perdagangan Global Bal<c Dry Index PMI Manufaktur Global - rs Sinyal Perbaikan Kinerja Ekonomi Global • Permintaan global meningkat • Perdagangan internasional meningkat Sumber: Bloomberg 40 60 80 100 120 140 160 180 Indeks Harga Komoditas Global (2015 = 100)
Index Harga Komoditas Global FAO Index Logam Minyak Mentah Dunia Batu Bara
Sumber: Bloomberg
Kinerja ekonomi global di 2017 menunjukkan perbaikan, baik pada
permintaan maupun harga
• Harga komoditas meningkat ü Brent ↑ 23,2%, ü Logam ↑ 24,9% ü Batu bara ↑ 38,9% ü Komoditas pangan ↑ 8,5%3.2 3.6 3.7 1.7 2.2 2.0 4.3 4.6 4.9 0 2 4 6 8 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017p 2018p Pertumbuhan Ekonomi Global (%)
Negara Berkembang
Dunia
Negara Maju
Sumber: WEO Oct 2017 2.3 2.5 2.8 2.2 1.5 2.1 6.8 6.3 3.6 -5 0 5 10AS Eropa Jerman Perancis Inggris Jepang Tiongkok India Korsel
Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara (%)
Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q1-16 Q2-16 Q3-16 Q4-16 Q1-17 Q2-17 Q3-17 Sumber: CEIC & Bloomberg Dampak Posi2f Perbaikan Ekonomi Global • Pertumbuhan ekonomi negara-negara membaik (a.l. AS, EU dan Jepang) • Pertumbuhan global 2017 diproyeksikan meningkat• Confidence & appe+te membaik
ü Index pasar saham (MSCI Index) negara berkembang ↑34,3%, negara maju ↑ 21,6% Potensi Risiko Yang Perlu Diwaspadai • Normalisasi kebijakan moneter negara maju yang berpotensi menarik modal dari negara berkembang • Moderasi Tiongkok
• Isu geopoli2k dan keamanan: Brexit, konflik TimTeng, Korut, dll
Perbaikan permintaan dan harga mendorong peningkatan
pertumbuhan global, namun beberapa risiko masih harus diwaspadai
Sensi2vitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Lebih 2nggi 0,1%
Penerimaan Perpajakan
: + 1.661,12 M
Belanja Negara
: +509,60 M
(Defisit) Anggaran
: - 1.151,52 M
Defisit berkurang sekitar Rp.1.1 Triliun
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pertumbuhan ekonomi semakin berkualitas ditunjukkan oleh penurunan jumlah penduduk miskin dan pengangguran • Kemiskinan turun rata-rata: 77,7 ribu orang per 1% Pert. PDB • Pengangguran turun rata-rata: 435,0 ribu orang per 1% Pert. PDB 6.03% 5.56% 5.01% 4.88% 5.02% 5.05% 5.40% 3.00% 3.50% 4.00% 4.50% 5.00% 5.50% 6.00% 6.50% 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018** Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%, yoy) *: Outlook Sementara ** APBN 2018 Sumber : BPSKinerja Perekonomian Q3-2017 ü Kontribusi konsumsi rumah tangga rela<f stabil, namun ada pergeseran konsumsi yang perlu dimonitor ü Terjadi peningkatan cukup besar dari pertumbuhan komponen investasi ü Pertumbuhan ekspor dan impor meningkat tajam, menunjukkan pertumbuhan industri mulai meningkat pesat pada kuartal ke<ga ü Dengan peningkatan signifikan di investasi dan ekspor-impor, ar<nya ada percepatan pergerakan kegiatan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi tahun 2017 mengalami peningkatan
Peningkatan terutama didorong peningkatan komponen investasi (PMTB) dan perdagangan internasional
2016 2017 2015 2016 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Konsumsi RT 5,0 5,1 5,0 5,0 4,9 4,9 4,9 5,0 5,0 Konsumsi LNPRT 6,4 6,7 6,6 6,7 8,0 8,5 6,0 -0,6 6,6 Konsumsi Pemerintah 3,4 6,2 -2,9 -4,0 2,7 -1,9 3,5 5,3 -0,1 PMTDB 4,7 4,2 4,2 4,8 4,8 5,3 7,1 5,0 4,5 Ekspor -3,3 -2,2 -5,6 4,2 8,7 3,6 17,3 -2,1 -1,7 Impor -5,1 -3,2 -3,7 2,8 5,1 0,2 15,1 -6,4 -2,3 PDB 4,92 5,18 5,01 4,94 5,01 5,01 5,06 4,88 5,02Pertumbuhan Ekonomi Komponen Pengeluaran (%)
• Pertumbuhan konsumsi makanan m i n u m a n s e d i k i t m e l a m b a t . Perlambatan lainnya juga ditunjukkan oleh konsumsi sandang (pakaian, alas kaki) dan konsumsi atas jasa restoran dan hotel.
• Terjadi peningkatan konsumsi untuk Transportasi dan Komunikasi. Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 KONS RT 5.0% 5.0% 5.0% 4.9% 5.0% 5.1% 5.0% 5.0% 4.9% 4.9% 4.9% Mak & Min (non resto) 5.3% 5.6% 5.3% 5.4% 5.3% 5.3% 5.2% 5.2% 5.2% 5.2% 5.0% Pakaian, Alas Kaki 4.1% 4.4% 4.3% 4.0% 3.2% 3.4% 2.2% 3.3% 3.3% 3.5% 2.0% Perumah. & Perlengkapan RT 4.8% 5.0% 5.0% 4.9% 4.6% 4.7% 4.2% 4.1% 4.1% 4.1% 4.1% Kesehatan dan Pendidikan 6.0% 5.7% 5.5% 5.4% 5.3% 5.5% 5.4% 5.3% 6.1% 5.3% 5.4% Transp. dan Kom. 4.8% 4.5% 4.8% 4.7% 5.2% 5.5% 6.1% 6.0% 5.4% 5.3% 5.9% Resto & Hotel 5.1% 4.7% 4.9% 5.4% 5.5% 5.5% 5.0% 4.8% 5.5% 5.9% 5.5% Lainnya 3.6% 2.8% 2.8% 2.6% 2.1% 2.6% 2.2% 2.1% 2.1% 2.1% 2.2% 2015 2016 2017 Pertumbuhan Konsumsi RT dan Komponennya (yoy) Mak & Min (non resto) 39.3% Pakaian, Alas Kaki 3.5% Perumah. & Perlengkapan RT 12.8% Kesehatan dan Pendidikan 6.7% Transp. dan Kom. 23.1% Resto & Hotel 9.9% Lainnya 4.8% Komposisi Komponen Konsumsi RT (Q1-Q3 2017) Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah
• Porsi konsumsi masyarakat selama tahun 2017 terutama dialokasikan pada konsumsi untuk Makakanan dan Minuman (39.3%), diiku< oleh knsumpsi untuk Transportasi dan Komunikasi (23.1%), dan untuk Perumahan dan Perlengkapan RT (12.8%).
• Terdapat kecenderungan peningkatan kontribusi pertumbuhan komponen konsumsi transportasi dan komunikasi, sementara kontribusi pertumbuhan komponen makanan dan minuman menurun. • Beberapa indikator menunjukkan terdapat pergeseran pola konsumsi dan peningkatan saving masyarakat
Konsumsi RT tumbuh rela2f stabil pada kisaran sedikit dibawah 5%
Ke periode selanjutnya, pertumbuhan konsumsi diperkirakan masih dapat meningkat
Mak & Min (non resto) Pakaian, Alas Kaki Perumah. & Perlengkapan RT 0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0% 5.0% 6.0% 2015-Q1 Q2 Q3 Q4 2016-Q1 Q2 Q3 Q4 2017-Q1 Q2 Q3 Pertumbuhan Komponen Konsumsi Pokok Kesehatan dan Pendidikan Transp. dan Kom. Resto & Hotel Lainnya 0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0% 5.0% 6.0% 7.0% 2015-Q1 Q2 Q3 Q4 2016-Q1 Q2 Q3 Q4 2017-Q1 Q2 Q3 Pertumbuhan Komponen Konsumsi Non Pokok Kebutuhan Pokok (Sandang , Pangan, Papan) Kebutuhan Non Sandang, Pangan, Papan 3.0% 3.5% 4.0% 4.5% 5.0% 5.5% 2015-Q1 Q2 Q3 Q4 2016-Q1 Q2 Q3 Q4 2017-Q1 Q2 Q3 Pertumbuhan Komponen Konsumsi RT (yoy) Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
• Dalam 2 tahun terakhir terdapat kecenderungan tren perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat atas barang barang kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan), sementara konsumsi atas barang lainnya tumbuh lebih 2nggi.
• Perlambatan pada komponen konsumsi bahan kebutuhan pokok terutama didorong oleh perlambatan pertumbuhan konsumsi sandang dan perumahan (dan perlengkapan RT).
• Peningkatan kebutuhan non pokok tahun 2016 dan 2017 didukung oleh konsumsi transportasi dan komunikasi yang kembali naik, serta konsumsi restoran dan hotel yang <nggi. • Pertumbuhan konsumsi pangan rela<f stabil dalam dua tahun terakhir. Sumber: BPS, diolah ü Penurunan inflasi makanan jadi dan bahan makanan turut menopang konsumsi makanan yang relaKf stabil. ü Penurunan inflasi sandang sejak Q4-2016, mampu mendongkrak pertumbuhan konsumsi sandang, namun konsumsinya kembali melambat di Q3 2017. ü Konsumsi perumahan relaKf stabil di 2017, walau terjadi peningkatan inflasi (diperkirakan terjadi realokasi dari belanja kebutuhan lain). 0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% 10.0% 2015-Q1 Q2 Q3 Q4 2016-Q1 Q2 Q3 Q4 2017-Q1 Q2 Q3 Inflasi Komponen Kebutuhan Pokok (yoy, avg)
Bahan Makanan Makanan Jadi Perum., Air, Listrik, Gas Sandang
Sumber : BPS, diolah
Terdapat peningkatan konsumsi non pokok
5.4% 4.0% 4.4% 4.1% 4.6% 4.0% 4.9% 6.4% 4.7% 4.2% 4.2% 4.8% 4.8% 5.3% 7.1% 2014: 4.4% 2015: 5.0% 2016: 4.5% 0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0% 5.0% 6.0% 7.0% 8.0% 2014-Q 1 Q2 Q3 Q4 2015-Q 1 Q2 Q3 Q4 20 16 -Q 1 Q2 Q3 Q4 2017-Q 1 Q2 Q3 Pertumbuhan PMTB (% yoy) • Investasi terutama ditopang oleh peningkatan investasi bangunan, diiku< komponen kendaraan serta komponen mesin dan perlengkapan. ü Pelaksanaan program infrastruktur pemerintah yang semakin intens. ü Tren realisasi PMA dan PMDN yang terus meningkat. ü Perbaikan iklim investasi (peringkat daya saing dan EoDB meningkat, investment grade dari semua lembaga raKng). • Peningkatan pertumbuhan komponen bangunan sejalan dengan pertumbuhan sektor konstruksi dan konsumsi semen domes<k. • Peningkatan impor mesin dan perlengkapan serta kendaraan diindikasikan juga oleh peningkatan impor barang modal. Sumber: BKPM, diolah Sumber: BPS, diolah
PMTB di Q3 2017 tumbuh semakin 2nggi
Didorong oleh investasi di Bangunan, Kendaraan, Mesin dan Perlengkapan serta peralatan lainnya
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 J M M J S N J M M J S N J M M J S 2015 2016 2017 Barang Konsumsi Bahan Baku Barang Modal Pertumbuhan Komponen Impor (%,ytd) 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 2015-Q 1 Q2 Q3 Q4 2016-Q 1 Q2 Q3 Q4 2017-Q 1 Q2 Q3 PMA dan PMDN (Triliun Rp) PMA PMDN TOTAL 7.0 17.7 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 J M M J S N J M M J S N J M M J S 2015 2016 2017 Mobil Komersial Semen Pertumbuhan Penjualan (%,ytd)Kinerja Produksi pada Seluruh Sektor Tumbuh Posi2f pada Q3 2017
didorong oleh kinerja sektor industri pengolahan non-migas, perdagangan dan sektor jasa yang tumbuh lebih baik Ø Sektor Primer tumbuh posi<f: pertanian terjaga, pertambangan kembali tumbuh posi2f Ø Sektor Sekunder juga terjaga: manufaktur meningkat di Q3 2017, LGA juga membaik di Q3 setelah sebelumnya nega<f terkait kenaikan harga listrik dan jumlah hari kerja yang pendek pada Q2 Ø Sektor Tersier masih tumbuh cukup <nggi: sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi mampu tumbuh cukup <nggi dan cenderung meningkat sejalan dengan pola preferensi konsumsi masyarakat• Wilayah Jawa dan Sumatera berkontribusi mencapai 80% dari total PDB nasional.
• Pulau Jawa tetap tumbuh <nggi didukung sektor industri dan perdagangan
• Wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua cenderung tumbuh membaik sejalan dengan perbaikan harga komoditas
• Papua mampu tumbuh cukup <nggi juga didukung oleh pembangunan infrastruktur 2015 2016 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 PDB 4.9 5.2 5.0 4.9 5.0 5.0 5.1 4.88 5.02 5.03 Sektor Primer 1.4 2.6 2.0 3.7 4.0 2.9 2.5 0.80 2.39 3.11 Pertanian 1.5 3.4 3.0 5.3 7.1 3.3 2.9 3.77 3.25 4.31 Pertambangan 1.2 1.2 0.3 1.6 -0.6 2.3 1.8 -3.42 1.06 1.15 Sektor Sekunder 5.4 4.8 4.7 3.6 4.7 4.3 5.5 4.82 4.61 4.84 Manufaktur 4.7 4.6 4.5 3.4 4.2 3.5 4.8 4.33 4.29 4.18 LAG 7.3 6.1 4.7 3.1 1.8 -2.1 4.9 1.32 5.26 1.50 Konstruksi 6.8 5.1 5.0 4.2 6.0 7.0 7.1 6.36 5.22 6.69 Sektor Tersier 6.3 6.7 6.7 6.4 5.7 6.5 5.9 6.95 6.54 6.06 Perdagangan, Hotel, Resto 4.4 4.3 3.8 4.0 4.9 4.1 5.4 2.90 4.11 4.80 Trans, Komunikasi 7.7 8.2 8.6 8.8 8.6 9.8 8.9 8.31 8.36 9.10 Js. Perush, Js. Keuangan 7.5 9.2 6.9 4.5 5.3 5.6 6.0 6.81 6.99 5.76 Js. Lainnya 7.1 7.3 9.2 9.0 5.1 7.9 4.6 11.90 8.18 5.83 2016 2017 2017 Q1-Q3
• Sektor Industri dan Perdagangan memiliki kontribusi PDB dan kontribusi pajak yang besar. Sampai dengan 28 Des 2017 kedua sektor ini pertumbuhan pajaknya juga tumbuh relatif tinggi (industri: 15,0%, perdagangan: 24,0%)
• Sementara realisasi pajak sektor
pertambangan tumbuh paling tinggi (42,6%) seiring dengan kenaikan harga komoditas namun tax ratio sektor ini relatif kecil karena komoditas hasil tambang tidak dikenakan pajak
• Tax ratio sektor pertanian kecil dibandingkan
pangsa PDBnya karena sebagian besar komoditas hasil pertanian tidak dikenai pajak
Penerimaan Pajak Sektoral
-20% 0% 20% 40% 60% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pertumbuhan Ekspor dan Impor
Barang (% ytd, USD)
X brng M brgNeraca migas defisit, Neraca non migas masih surplus
ekspor dan impor Indonesia tumbuh posi<f setelah beberapa tahun mengalami kontraksi
ü
Dengan porsi yang dominan atas total ekspor, <ngginya pertumbuhan ekspor sektor manufaktur di sepanjang
tahun 2017 telah mendorong surplus neraca perdagangan yang lebih besar
ü
Kinerja perdagagan didorong oleh peningkatan permintaan negara-negara mitra dagang utama dan harga
komoditas global. Dari sisi impor, peningkatan pertumbuhan didorong oleh permintaan domes<k yang masih
cukup <nggi baik barang modal dan bahan baku maupun barang konsumsi.
• Kinerja ekspor tahun 2017 terutama ditopang oleh ekspor: ü Lemak & minyak hewan/naba< (CPO dan turunannya) (Share 13.7%) ü Bahan Bakar Mineral (batu bara dsb) (share 12.4%) ü Mesin/peralatan listrik (share 5.1%) ü Karet dan Barang dari Karet (share 4.7%) • Pertumbuhan ekspor pertanian mengalami perlambatan sejak Agustus 2017. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlambatan ekspor komoditas kopi, tanaman obat dan aroma<k, serta biji kakao. Hal ini akan berdampak pada masih berlanjutnya tren penurunan share sektor pertanian terhadap PDB di tahun 2017 Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah KONTRIBUSI PERTUMBUHAN KOMPONEN EKSPOR Des-'17
Pert. Kontrib. Pert. Kontrib. Total Ekspor 6,9% 6,9% 16,3% 16,3% Migas 20,8% 1,7% 20,6% 1,9% Non Migas 5,6% 5,1% 15,8% 14,4% - Pertanian -23,0% -0,6% 7,8% 0,2% - Manufaktur 1,9% 1,4% 13,1% 10,0% - Pertambangan 28,4% 4,3% 33,7% 4,2% Bulanan Kumulatif
Pertumbuhan ekspor tetap didominasi oleh kinerja ekspor non migas
Ekspor sektor pertanian mengalami kontraksi dalam beberapa bulan (bulanan) terakhir
• Pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal mulai mencatat pertumbuhan posi<f di tahun 2017, menunjukkan perbaikan ak<vitas ekonomi dan produksi di dalam negeri • Secara umum, kinerja impor bahan baku masih menjadi faktor utama dari pertumbuhan impor, terutama didominasi oleh bahan baku untuk industri (processed) • Impor utama di tahun 2017 khususnya adalah komodi< Mesin dan pesawat mekanik (HS84), Mesin dan pesawat listrik (HS85), serta Besi dan baja (HS72) • Komoditas impor yang mengalami pertumbuhan ter<nggi pada bulan Desember 2017 (yoy) Kapal Laut dan Bangunan Terapung (HS89), Perhiasan dan Permata (HS71) serta Buah buahan (HS08) Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah Des-'17
Pert. Kontrib. Pert. Kontrib. Total Impor 18,0% 18,0% 15,7% 15,7% Migas 51,4% 7,5% 29,8% 4,1% Non Migas 12,9% 11,0% 13,4% 11,6% Br. Konsumsi 5,1% 0,5% 14,4% 1,3% Bhn. Baku 18,9% 13,9% 16,6% 12,3% Br. Modal 20,9% 3,7% 12,3% 2,0% KONTRIBUSI PERTUMBUHAN KOMPONEN IMPOR Bulanan Kumulatif
Pertumbuhan impor per penggunaan melanjutkan tren posi2f
Pertumbuhan terutama masih didorong oleh impor bahan baku
Komponen Pembentuk Inflasi 2017 (%, yoy) Sumber: BPS, diolah
Laju inflasi di 2ngkat yang rendah menjaga daya beli masyarakat dan
pertumbuhan konsumsi
Tingkat inflasi tahun 2017 mencapai 3,6% (yoy) • Pencapaian laju inflasi didukung oleh terkendalinya harga, terutama komoditas pangan di sepanjang tahun ü Kebijakan pemantauan harga dan perbaikan tata niaga komoditas pangan ü Peningkatan koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil dalam menjaga pasokan ü Perbaikan koordinasi kebijakan Pusat dan Daerah ü Terjaganya fundamental permintaan dan penawaran tercermin dari stabilnya core inflaKon. • Tekanan administered price mulai mereda di semester II ü Penyesuaian tarif listrik subsidi tepat sasaran yang berakhir pada Juni 2017 ü Tidak terdapat tambahan tekanan seiring dengan <dak adanya kebijakan harga energi hingga akhir tahun Inflasi 2017 (%) YoY Rata-rata YoY IHK 3,61 3,81 Core InflaKon 2,95 3,15 Administered Price 8,70 8,01 VolaKle Food 0,71 1,820.3 0.35 0.4 0.45 0.5 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan