• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daftar pustaka mungkin sudah pernah kita temukan ketika kita mulai belajar pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah. Sebagai pelajar, pembuatan daftar pustaka biasanya diberikan oleh guru Bahasa Indonesia sebagai sebuah tugas atau dalam sebuah ulangan. Dan pada tahap ini, mungkin kita tidak begitu tahu akan pentingnya sebuah daftar pustaka. Baru ketika kita mendapat tugas untuk menulis sebuah karya tulis kita akan sadar betapa pentingnya sebuah pengetahuan akan daftar pustaka.1

Dalam menulis suatu karangan ilmiah terutama studi pustaka yang memuat pendapat berbagai pakar mengenai suatu masalah yang kemudian dibahas dan ditarik kesimpulannya oleh si penulis, mutlak harus dicantumkan sumber informasi yang digunakan. Sumber informasi tersebut hendaknya dicantumkan dalam naskah karangan ilmiah dan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka yang berada pada akhir karangan ilmiah merupakan daftar dari semua sumber informasi yang digunakan. Ada berbagai macam cara penyusunan dan penulisan daftar pustaka yang seringkali menimbulkan kesulitan dalam pemakaiannya, tetapi pada prinsipnya hanya ada 3 yang menjadi dasar dari penyusunan dan penulisan daftar pustaka yaitu penulis, judul, dan fakta-fakta penerbitan.

Dewasa ini sumber informasi banyak pula diperoleh dari sistem internet, sehingga bagaimana cara penyusunan dan penulisan daftar pustaka seperti ini harus pula diantisipasi. Dalam menulis daftar pustaka yang bersumber dari internet sampai sekarang belum ada pedomannya tetapi penulis akan mencoba membuatnya sehingga setidaknya cara penulisan pustaka jenis ini dapat dibuat baku, minimal untuk para mahasiswa yang sedang membuat skripsi.2

1

Kicil, "Makalah Bahasa Indonesia Kutipan dan Daftar Pustaka", diakses dari

https://kikikecilitsme.blogspot.co.id/2011/12/makalah-bahasa-indonesia-kutipan-dan.html, pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul 22.00.

2

Haryanto.A.G., Hartono Ruslijanto dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, dan fungsi dari daftar pustaka? 2. Apa saja unsur daftar pustaka?

3. Bagaimana cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari daftar pustaka. 2. Untuk mengetahui unsur yang terdapat dalam daftar pustaka.

(3)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Daftar Pustaka

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.3 Penulisan buku dapat bersumber dari beragam jenis tulisan. Oleh karena itu, teknik penulisan pun berbeda-beda. Inspirasi penulisan buku dapat bersumber dari tulisan buku milik orang lain, penelitian, artikel (baik media cetak maupun elektronik/internet). Karena sumbernya berbeda-beda, teknik penulisannya pun berbeda-beda.4

3

Kholiq, "Makalah Pengertian Daftar Pustaka", diakses dari http://hikmadarisebuahcerita.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pengertian-daftar

pustaka.html, pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul 21.55.

4

Novita Lusiana, Rika Andriyani dan Miratu Megasari, Buku Ajar Metodologi

(4)

Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan dibuku-buku sekolah.

B. Fungsi Daftar Pustaka

Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:

1. Untuk memberikan informasi, bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain. 2. Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan

sehingga dapat dicek jika perlu.

3. Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan.5

4. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.

5. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.6

C. Unsur Daftar Pustaka

Nama penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit. Perhatikan penjelasan tentang penulisan daftar pustaka berikut:

1. Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam karangan ilmiah.

2. Judul "Daftar Pustaka" ditulis di tengah-tengah halaman dengan huruf awal menggunakan huruf kapital. Jarak judul tersebut adalah 7 cm, (1/4) bagian halaman dari pinggir atas halaman. Seluruh pustaka acuan disusun alfabetis menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan, dan tidak diberi nomor urut.

5

Haryanto.A.G., Hartono Ruslijanto dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan

Penyajian Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa (Jakarta: EGC, 2000), hlm. 70.

6

Kholiq, "Makalah Pengertian Daftar Pustaka", diakses dari http://hikmadarisebuahcerita.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pengertian-daftar

(5)

5

3. Urutan penyebutan unsur pustaka acuan adalah: (a) nama penulis atau nama lembaga yang menerbitkan, (b) tahun terbit, (c) judul pustaka (buku/artikel) beserta keterangannya, (d) tempat terbit (kota), dan (e) nama penerbit.

4. Setiap sumber diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diletakkan di tepi margin kiri dan baris berikutnya menggunakan indensi empat ketukan. 5. Jarak antar sumber dua spasi.

6. Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipisahkan dengan tanda koma (,). Adapun setelah penulisan nama kota diberi tanda titik dua (:).

Adapun cara penulisan setiap unsur pustaka acuan diuraikan sebagai berikut. 1. Nama penulis, ada satu unsur, dua unsur atau lebih, termasuk nama keluarga

atau marga.

a. Jika nama penulis buku terdiri ataus dua unsur nama atau lebih, penulisannya dibalik. Unsur nama terakhir ditulis terlebih dahulu dan di antara unsur tersebut diberi tanda koma. Misalnya, A. Kasim Ahmad menjadi Ahmad, A. Kasim, Mochtar Lubis menjadi Lubis, Mochtar, Rieke Dyah Pitaloka menjadi Pitaloka, Rieke Dyah.

Contoh:

Ahmad, A. Kasim. 1990. Pendidikan Seni Teater, Buku SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang pertama. Misalnya, Maidar G. Arsyad dan Mukti U. S., menjadi Arsyad, Maidar G. dan Mukti U. S.

Contoh:

Arsyad, Maidar G. dan Mukti U. S. 1991. Pembinaan Kompetensi Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

c. Jika penulis tiga orang atau lebih, hanya nama penulis pertama yang dituliskan. Penulisan unsur nama teteap dibalik, kemudian yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et alli = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).

(6)

Contoh:

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

d. Jika ada nama lembaga, tidak ada nama penulis, nama lembaga tersebut ditulis di tempat nama penulis.

Contoh:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

e. Jika pada urutan daftar pustaka terdapat nama penulis atau lembaga yang sama, daftar urutan penulis atau lembaga yang terletak pada urutan kedua ditulis kembali.

Contoh:

. 1997. Ejaaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Jakarta: Balai Pustaka.

f. Jika tidak terdapat ataupun tidak dikeahui penulisnya, maka penulisan daftar pustakanya dimulai dari tahun terbit.

Contoh:

1973. Scientific Method in Businnes. Collage Park: University of Maryland.

2. a. Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang, setelah titik dan diakhiri juga oleh tanda titik.

b. Jika buku tanpa tahun, di belakang nama pengarang ditulis tt yang berarti 'tanpa tahun'.

Contoh:

Multatuli. tt. Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda. Jakarta: Djambatan.

c. Judul buku ditulis sesudah tahun terbit. Setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas yang terletak di tengah judul dan digarisbawahi atau dicetak miring.

d. Jika nama pengarang sama tetapi tahun penerbitannya berbeda, maka daftar pustaka disusun menurut aturan waktu (tahun).

(7)

7

3. Tempat terbit (kota) ditulis sesudah judul dan diakhiri titik dua.

4. Nama penerbit ditulis sesudah nama tempat terbit dan diakhiri tanda titik.7

D. Cara Penulisan Daftar Pustaka Yang Berasal Dari Berbagai Sumber Informasi

1) Buku Berjilid/Berseri:

Edwards, James D., et al.1967. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois : Richards D. Irwin, Inc.

Suhardi Sigit. 1968. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sajarna.

2) Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan:

Booth, Anne, dan Meter Mc. Cawley. 1982. Ekonomi Order Baru. Suntingan Sujawardi. Yakarta: LP3ES.

Conant, James B. 1978. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Falkutas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

3) Buku dengan Edisi Bukan Edisi Pertama:

Djarwanto Ps. 1985. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Sheperd, William R. 1956. Historical Atlas. 8th ed. New York: Barnes &

Noble.

4) Sumber acuan dari majalah urutan unsurnya adalah pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama majalah (digarisbawahi atau dicetak miring dan didahului oleh kata Dalam). Kemudian, nama majalah tersebut diikuti dengan nomor majalah. Bulan terbit, dan tahun terbit yang ditulis di dalam tanda kurung dan dibatasi tanda koma. Sesudah tanda kurung tutp diberi tanda titik dan diikuti tempat terbit.

Contoh:

Suradji, Choiriyah. 1996. "Enam Puluh Delapan Tahun Bahasa Indonesia". Dalam Horison 12 (Desember, XXXI). Jakarta.

7

Tika Hatikah, dkk, Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia

(8)

5) Sumber acuan dari surat kabar urutan unsurnya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama surat kabar (digarisbawahi atau dicetak miring dan didahului kata Dalam). Kemudian, nama surat kabar tersebut diikuti tanggal dan tahun terbit. Sesudah tahun terbit diberi tanda titik serta diikuti dengan penulisan tempat terbit.

Contoh:

Kastarani H. As. Uray. 2001. "Sebuah Komunitas Sastra di Kalbar Tahun 60-an". Dalam Pontianak Post. 11 Februari 2001. Jakarta.

6) Jurnal/Penerbitan Berkala:

Rahardjo, M. Dawam. Juli 1983, 7.”Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma. hal. 1-12.

Dharmawan, Johan. Mei 1982, 2. “Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan Kuantitatif”, Jurnal Argo Ekonomi. hal. 1-27. 7) Hasil Penelitian:

Kasryno, Faisal, et al. 1981. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan.

8) Bahan yang Tidak Diterbitkan:

Brizi. 1979. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor, (Stensilan). 9) Karya Ilmiah/Tesis/Disertasi:

Budiarto. 1972. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok Menara Sala. Skripsi Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Falkutas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,

Liechtiana, Ririn. 2005. "Penggunaan Bahasa pada Naskah Skenario Film Jomblo". Skipsi Sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya UI Jakarta: Tidak diterbitkan.8

8

Khairina, Cermat Berbahasa Indonesia Bahan Kuliah Untuk Perguruan Tinggi (Medan: IAIN Sumatera Utara, 2013), Hal. 166-170.

(9)

9

10) Internet:

Dalam menulis daftar pustaka yang bersumber dari internet sampai sekarang belum ada pedomannya tetapi penulis akan mencoba membuatnya sehingga setidaknya cara penulisan pustaka jenis ini dapat dibuat baku, minimal untuk para mahasiswa yang sedang membuat skripsi.9

a. Tuliskan alamat web yang digunakan, kemudian tanggal,bulan, dan tahun informasi tersebut diambil dari internet.

Contoh:

http://faisal14.wordpres.com/2009/03/02/cara-menulis-daftar-pustaka/7 Februari 2013 pukul 19.00 WIB.10

b. Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].

Contoh:

Cheerse, helen. 1999. "The Image of Woman and the Embodement in Kakawin Literatur". [Online]. Tersedia: http:// Murdoch. Edu. Au/ Intersections/ Issues/ Creese.html. [30 Maret 2006].11

c. Penulisan daftar pustaka berdasarkan e-book yang berasal dari internet. Pertama: tuliskan nama, kedua: tahun buku atau tahun tulisan dan dibuat dalam tanda kurun, ketiga: tulis judul buku/judul tulisan diakhiri dengan tanda titik, keempat: tulis alamat website dan gunakan kata diakses pada, Kelima: tanggal pengambilan sumber internet.

Contoh:

Mariana, D & Paskariana, C. 2005. Peningkatan Alokasi APBD-Membiayai Sektor Pendidikan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 20.00 WIB.

9

Haryanto.A.G., Hartono Ruslijanto dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan

Penyajian Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa (Jakarta: EGC, 2000), hlm. 69.

10

Edi Saputra dan Junaida, Bahasa Indonesia (Medan: Perdana Publishing, 2016).

11

Nani Darmayanti dan Nurul Hidayati, Bahasa Indonesia untuk Sekolah

Menengah Kejuruan Tingkat Unggul (Kelas XII) (Bandung: Grafindo Media Pratama,

(10)

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Yang dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.

Fungsi Daftar Pustaka antara lain: (a) Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain. (b) Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat dicek jika perlu. (c) Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan. (d) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan. (e) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

Unsur-unsur yang terdapat dalam daftar pustaka adalah: Nama penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit. Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam karangan ilmiah.

Penulisan daftar pustaka yang baik dan benar adalah:

1. Judul "Daftar Pustaka" ditulis di tengah-tengah halaman dengan huruf awal menggunakan huruf kapital. Jarak judul tersebut adalah 7 cm, (1/4) bagian halaman dari pinggir atas halaman. Seluruh pustaka acuan disusun alfabetis menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan, dan tidak diberi nomor urut.

2. Urutan penyebutan unsur pustaka acuan adalah: (a) nama penulis atau nama lembaga yang menerbitkan, (b) tahun terbit, (c) judul pustaka (buku/artikel) beserta keterangannya, (d) tempat terbit (kota), dan (e) nama penerbit.

(11)

11

3. Setiap sumber diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diletakkan di tepi margin kiri dan baris berikutnya menggunakan indensi empat ketukan. 4. Jarak antar sumber dua spasi.

5. Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipisahkan dengan tanda koma (,). Adapun setelah penulisan nama kota diberi tanda titik dua (:).

B. Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini, diharapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa UINSU Medan dapat lebih mengetahui dan memahami tentang Daftar Pustaka dan cara penulisannya yang baik dan benar. Dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami selaku penulis memohon kritik dan saran dari para pembaca mengenai makalah kami demi kesempurnaan kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena lapangan berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada pembina pramuka SMAN 1 Puri yang dilakukan pada bulan Desember sampai Januari 2016, menunjukkan bahwa siswa yang

4. P2TL dan Dinas Jaga Introduction to BRM & Security Awareness) (Col Reg & Watchkeeping Include 208 6. Olah Gerak dan Pengendalian Kapal and Handling) (Ship Manoeuvering

[r]

3.2.1.1 Setelah mengamati teks yang dikirim WA, peserta didik dapat menganalisis kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga berkaitan dengan tempat tinggal

Maka menciptakan kegiatan agro-ekowisata merupakan salah satu strategi dalam menanggulangi alih fungsi lahan yang terjadi dan menjadi salah satu atraksi wisata

Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai signifikasi kurang dari 0,005 maka disimpulkan bahwa terdapat perbe- daan rata-rata skor pre-test

Dalam menulis karya ilmiah,kita harus mengacu kepada kaidah-kaidah bahasaa Indonesia yang baik dan benar.Artinya,penulis tidak diperkenankan menggunakan

bermain aman dengan melihat penyebab dari adanya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi adalah adanya anggaran subsidi yang selama ini lebih besar dari kebutuhan