• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Tingkat Keberhasilan Penggunaan E-learning di Sekolah SMA Yadika 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Tingkat Keberhasilan Penggunaan E-learning di Sekolah SMA Yadika 8"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Tingkat Keberhasilan Penggunaan

E-learning di Sekolah

SMA Yadika 8

Agustinus Adriel Tjandra

Bina Nusantara University,Komplek Karang tengah permai blok TU No 11a Ciledug,089636539921,agusadriel@yahoo.com

Machael

Bina Nusantara University,Ry Setu Bantar Gerbang 088 Bekasi ,089634500849,michael.lim08@gmail.com

William Suryadinata S.Kom.MMSI

Abstract

E-learning system with all the advantages opened a new breakthrough in the teaching and learning system therefore schools - schools are no exception SMA Yadika 8 use. But the success of its use is still not determined. The purpose of this study was to determine the e-learning in high school Yadika 8 as well as the success of its use by, any level of change in

value, and the level of activity of the use of e-learning . The research method of data collection conducted interviews and made a questionnaire and analysis methods satzinger The results is to understand the level of success of the E-learning in high school achieved Yadika 8, and understand the level of activity of students in the use of E-Learning and get the

result that e-learning is not successfully meet the level of success that has been established. Conclusion The results of the study of e-learning in high school Yadika 8 according to the initial hypothesis that E-Learning is considered not to meet the expectations of the chill by the SMA Yadika 8 namely in terms of the increase in value and activity of students in the use

of e-learning. So from that e-learning is available at SMA Yadika 8 fail to change the value and level of activity in high school students Yadika 8.

Keywords: e-learning,success rate, sampling, questionnaire Abstrak

Sistem E-learning dengan segala kelebihannya membuka terobosan baru dalam sistem belajar mengajar oleh karenanya sekolah – sekolah tidak terkecuali SMA Yadika 8

(2)

menggunakannya. Tetapi keberhasilan dari penggunaanya masih belum dapat ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui e-learning pada SMA Yadika 8 serta keberhasilan penggunaannya berdasarkan, adanya tingkat perubahan nilai,dan tingkat keaktifan penggunaan e-learning.. Metode penelitian yang digunakan pengumpulan data melakukan wawancara dan membuat kuisioner dan analisis menggunakan metode satzinger

Hasil penelitian adalah memahami tingkat keberhasilan E-Learning yang di capai sekolah SMA Yadika 8, dan memahami tingkat keaktifan siswa dalam menggunakan E-Learning serta mendapatkan hasil bahwa e-learning tidak berhasil memenuhi tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan. Kesimpulan hasil penelitian maka e-learning di SMA Yadika 8 sesuai dengan hipotesis awal dimana E-Learning dianggap belum dapat memenuhi ekspektasi yang dinginkan oleh pihak SMA Yadika 8 yakni dalam hal peningkatan nilai dan keaktifan siswa dalam penggunaan e-learning. Sehingga dari hal tersebut E-learning yang tersedia di SMA Yadika 8 tidak berhasil memberikan perubahan terhadap nilai dan tingkat keaktifan siswa di

SMA Yadika 8.

Kata Kunci : e-learning,tingkat keberhasilan, sampling, kuisioner

PENDAHULUAN

Informasi dewasa ini sangat berpengaruh bagi segala aspek penting dalam organisasi, tanpa adanya aliran informasi yang baik mustahil suatu organisasi mampu berkembang menuju arah yang lebih baik. Salah satu pengaplikasian informasi dewasa ini dilakukan menggunakan internet. Tidak terkecuali organisasi pendidikan baik itu universitas,sekolah, maupun lembaga pendidikan. Hal ini menyebabkan berkembangnya e-learning, sebagai salah satu media penyampaian informasi di lembaga pendidikan.

E-learning merupakan penggunaan media elektronik untuk memudahkan pembelajaran yang

dilakukan diberbagai lembaga pendidikan. E-learning membantu menyampaikan informasi tanpa terikat ruang serta waktu dikarenakan e-learning mengubah pendidikan yang bersifat konvensional menjadi bersifat digital.Selain itu dengan adanya e-learning para pengajar dan pelajar dapat saling berinteraksi melalui media yang disediakan, sehingga informasi ataupun bahan pembelajaran dapat diterima oleh pelajar dengan efektif.

SMA Yadika 8 dengan status terakreditasi (A) terbentuk berdasarkan yayasan abdi karya pada tanggal 14 Februari 1976 oleh DR.Sutan Raja D.L.Sitorus dan Ny Luceria Siagian,BSc . Akte pendirian yayasan dibentuk oleh Notaris Willy Silitonga dengan no 14 pada tanggal 14 Februari 1976 kemudian disempurnakan menjadi no 164 tanggal 29 November 1983. Dengan memiliki misi Mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan kejuruan yang beriman dan bertaqwa melalui KBM dan praktik di sekolah maupun di Dunia Usaha dan Dunia Industri ( DU / DI, Menghasilkan tamatan yang dapat mengakses pasar kerja, Meningkatkan kualitas guru dan manajemen sekolah,Meningkatkan kualitas dan kuantitas

(3)

peserta didik, Meningkatkan penguasaan IPTEK guru dan peserta didik, Menjadi sekolah kejuruan terbaik di lingkungan pendidikan Kabupaten Bekasi dan visi Menjadi Lembaga Pendidikan Kejuruan yang menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) Ber-Imtaq, menguasai IPTEK dan siap bersaing di Dunia Kerja.

Dengan tujuan tahun 2014 siswa mampu membangun kebiasaan yang aktif untuk mencari informasi menggunakan teknologi informasi serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dimiliki sekolah SMA YADIKA 8 mulai mengembangkan pembelajaran berbasis digital atau biasa disebut e-learning. Namun, Berdasarkan pendapat kepala sekolah E-learning tidak berhasil karena tidak memberikan dampak yang signifikan dan juga kurangnya minat siswa untuk mengakses, dan berdasarkan observasi yang ditemukan kurangnya tingkat keinginan siswa untuk menggunakan e-learning. Ditambah dengan observasi yang dilakukan, siswa merasa e-learning di SMA Yadika 8 kurang menarik minat untuk diakses karena mereka tidak terbiasa dalam penggunaan teknologi dan menganggap bahwa isi dari

e-learning tersebut kurang menarik atau kurang dapat membantu mereka belajar.

Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap keberhasilan

e-learning. Dalam penelitian ini yang mengukur kinerja dari e-learning SMA Yadika 8. Dimana

berdasarkan hasil wawancara di sekolah ini ukuran dari kinerja yang digunakan di SMA Yadika 8 adalah nilai siswa dan tingkat keaktifan menggunakan e-learning.

Tujuan dalam penulisan pembahasan ini dengan topik Evaluasi tingkat keberhasilan penggunaan e-learning di sekolah Yadika 8 adalah Melakukan analisis terhadap sistem pembelajaran konvensional disekolah SMA YADIKA 8,Meneliti tingkat keberhasilan pembelajaran disekolah SMA YADIKA 8,Melakukan analisis terhadap e-learning pada sekolah SMA YADIKA 8,Meneliti tingkat respon pelajar terhadap e-learning sekolah SMA YADIKA 8 ,Meneliti tingkat keaktifan pengajar dalam menggunakan

e-learning sekolah SMA YADIKA 8

METODE PENELITIAN

1. Metode Observasi

Metode Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni pemeriksaan e-learning, fitur-fitur yang dimiliki oleh e-learning, tingkat keaktifan menggunakan pembagian kuisioner kepada siswa , menggunakan T tes, Uji normalitas yakni uji mendasar yang dilakukan setelah melakukan analisis data lebih dalam, uji normalitas untuk mengetahui apakah sample yang digunakan mendekati distribusi normal.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap yaitu :

1. Tahap 1 yaitu melakukan wawancara dengan untuk mendapatkan informasi mengenai

e-learning sekolah.

2. Tahap 2 yaitu membuat kuisioner yang berisi mengenai pertanyaan – pertanyaan mengenai e-learning sekolah.

(4)

4. Tahap 4 yaitu melakukan analisa pada hasil yang ditemukan pada wawancara serta kuisioner dan mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam

e-learning sekolah.

5. Tahap 5 yaitu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dan membuat laporan pengelesaiannya berserta hasil analisis untuk dimasukkan berdasarkan dokumen – dokumen mengenai sistem pembelajaran yang ada.

6. Tahap 6 yaitu memecahkan masalah – masalah yang ada berdasarkan hasil identifikasi pada tahap sebelumnya.

3.Metode Analisis menggunakan Satzinger

Metode analisis yang digunakan sesuai dengan Satzinger. Survei atas kegiatan sekolah SMA Yadika 8, analisis terhadap temuan dari survei dan pembentukan metode satzinger (Activity diagram, event table, usecase diagram, class diagram).

Hasil dan Pembahasan

Pengujian pada hipotesis satu

Pada tahapan ini, setelah peneliti mendapatkan nilai-nilai dari kedua kelas yang di berikan pengajaran yang berbeda , maka tahapan selanjutnya adalah membandingkan nilai yang di dapatkan melalui software T-Test. Berikut adalah hasil dari T-Test yang telah di lakukan.

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai Murid Kelas dengan E-Learning 18 36.1111 17.61980 4.15303

(5)

Dari hasil diatas menujukan angka rata- rata nilai yang didapat dari masing- masing kelas yakni untuk kelas dengan menggunakan e-learning didapat angka 36.11 sedangkan kelas tanpa e-learning dengan angka 40.78. Dengan sig >0,05 menunjukan data bersifat heterogen. Dan Sig 2 tailed untuk kelas e-learning menunjukan angka 0.444 sedangkan untuk kelas tanpa menggunakan e-learning 0.443 yang membuktikan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan nilai dari setiap siswa dalam penggunaan e-learning SMA Yadika 8.

Pengujian pada hipotesis dua

Pada tahapan ini, setelah peneliti mendapatkan hasil – hasil dari kuisioner yang telah dibagikan pada setiap angkatan yakni kelas X, kelas XI, dan kelas XII, maka tahapan selanjutnya adalah mengimpulkan hasil – hasil yang telah didapatkan. Hasil dari kuisioner yang didapatkan berjumlah 15 setiap kelas dan 45 secara keseluruhan.

Data hasil kuisioner

Siswa Kelas X Kelas XI Kelas XII 1 2+2+2+2 = 8 1+2+1+3 = 7 1+1+2+1 = 5 2 2+1+2+2 = 7 2+1+2+1 = 6 2+2+2+2 = 8 3 1+1+1+1 = 4 2+1+1+1 = 5 1+1+1+1 = 4 4 2+1+2+1 = 6 1+2+2+2 = 7 2+1+2+2 = 7 5 2+2+2+2 = 8 1+1+1+1 = 4 2+2+3+3 = 10 6 2+1+3+3 = 9 1+1+3+2 = 7 2+1+3+1 = 7 7 1+1+1+1 = 4 2+1+2+2 = 7 2+2+3+2 = 9 8 2+1+3+1 = 7 1+1+2+2 = 6 2+2+2+1 = 7 9 2+1+2+1 = 6 2+1+1+3 = 7 1+1+1+2 = 5 10 1+2+3+1 = 7 3+2+2+2 = 9 2+2+3+2 = 9 11 1+1+1+1 = 4 2+2+2+2 = 8 1+1+1+1 = 4 12 3+2+1+1 = 7 1+1+1+1 = 4 2+1+2+2 = 7

(6)

13 1+2+1+1 = 5 1+2+2+2 = 7 1+1+2+1 = 5 14 1+1+1+2 = 5 2+1+1+2 = 6 1+1+ 1+1 = 4 15 1+1+2+1 = 5 1+2+2+2 = 7 2+1+2+2 = 7

Dari data diatas diambil dari 4 pertanyaan yang diberikan serta 15 orang yang diberikan kuisioner mengenai tingkat keaktifan dan masing – masing diberikan nilai dari 1 sampai 4 yang mana 1 sangat jarang hingga 4 sangat sering dalam menggunakan e-learning, sehingga bila sangat sering mengakses akan memperoleh poin max 12 dan sangat jarang 4.

Hasil perbandingan kelas X dengan XI Group Statistics

VAR0000

2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean VAR00001 1 15 6.13 1.598 .413

2 15 6.47 1.356 .350

Dari hasil diatas didapatkan nilai rata – rata / mean kelas X = 6.13 dan kelas XI 6.47 maka kelas XI memiliki tingkat keaktifan yang lebih baik dalam mengakses e-learning SMA Yadika 8 dibandingkan kelas X . Sedangkan untuk Sig >0,05 menunjukan data bersifat heterogen. Sig 2 tailed menunjukan

(7)

angka sama 0.543 berarti menunjukan tidak adanya perubahan yang signifikan dalam keaktifan pengaksesan e-learning.

Hasil Perbandingan kelas XI dengan XII

Group Statistics

VAR000

02 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean VAR00001 2 15 6.47 1.356 .350

3 15 6.53 1.959 .506

Dari hasil diatas didapatkan nilai rata – rata / mean kelas XI = 6.47 dan kelas XII 6.53 maka kelas XII memiliki tingkat keaktifan yang lebih baik dalam mengakses e-learning SMA Yadika 8 dibandingkan kelas XI . Sedangkan untuk Sig >0,05 menunjukan data bersifat heterogen. Sig 2 tailed menunjukan angka 0.914 dan 0.915 berarti menunjukan tidak adanya perubahan yang signifikan dalam keaktifan pengaksesan e-learning.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil uji T test yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan hipotesis 1

(8)

Berdasarkan hasil uji yang telah kita lakukan mengenai hipotesis 1 maka didapatkan hasil untuk kelas dengan menggunakan e-learning yakni T test 0,444 sedangkan untuk kelas dengan tanpa menggunakan e-learningnya 0,443 maka dari itu tidak ada peningkatan yang signifikan terhadap nilai dari siswa.

5.2.2 Kesimpulan hipotesis 2

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan mengenai hipotesis 2 maka mean pada setiap kelas untuk kelas X, XI dan XII maka didapatkan mean masing – masing kelas X = 6.13, kelas XI 6.47 dan kelas XII 6.53 oleh karena itu maka kelas XII lebih baik dalam tingkat keaktifan dibanding kelas X dan kelas XII. Namun dengan nilai maksimal 16 nilai yang diperoleh maka nilai 6 menyatakan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam mengakses tidak begitu baik.

Berdasarkan 2 kesimpulan hasil penelitian diatas menjelaskan bahwa e-learning di SMA Yadika 8 sesuai dengan hipotesis awal dimana e-learning dianggap belum dapat memenuhi ekspektasi yang dinginkan oleh pihak SMA Yadika 8 yakni dalam hal peningkatan nilai dan keaktifan siswa dalam penggunaan e-learning. Sehingga dari hal tersebut e-learning yang tersedia di SMA Yadika 8 tidak berhasil memberikan perubahan terhadap nilai dan tingkat keaktifan siswa di SMA Yadika 8.

Menurut penelitian yang dilakukan terhadap E-learning di sekolah SMA Yadika 8, hal ini kurang mendapatkan respon yang baik dari para siswa untuk mengaksesnya ditambah kebanyakan siswa masih kesulitan dalam menggunakan teknologi. Dalam sisi tampilan, terdapat beberapa desain yang memiliki tampilan yang kurang menarik, oleh karena itu juga beberapa siswa tidak memiliki ketertarikan untuk mengakses e-learning tersebut. Karena masing – masing sekolah memiliki tingkat ekspektasi yang berbeda mengenai keberhasilan e- learning dalam hal ini SMA Yadika 8 pada

peningkatan nilai dan keaktifan siswa menggunakannya, maka penelitian ini hanya dapat ditujukan dan dipakai pada SMA Yadika 8 saja, tidak dapat dipakai secara universal.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan di atas bahwa, e-learning disekolah SMA Yadika 8 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap nilai dan tingkat keaktifan siswa, maka dapat di berikan saran sebagai berikut guna mendukung peran e-learning di sekolah dalam mencapai ekpektasi yang di inginkan :

- Guru dan pihak sekolah memainkan tahapan yang penting dalam perkembangan e-learning di sekolah SMA Yadika 8. Para guru diharapkan mampu mensosialisasikan pentingnya penggunaan E-Learning terhadap para siswa, dimana guru setidaknya mampu memberikan reward terhadap siswa yang menggunakan e-learning pada tahap awal ataupun memberikan materi materi pendukung yang menarik untuk di akses oleh para siswa. Sedangkan pihak sekolah diharapkan mampu untuk mendukung proses yang terdapat dalam e-learning tersebut yaitu dengan mampu memanintenance e-learning dengan baik.

- Selain hal itu, di harapkan juga pihak sekolah mampu mengubah tampilan yang ada pada

e-learning tersebut , sehingga menarik perhatian para siswa untuk dapat meningkatkan

keaktifan siswa. Kedepannya di harapkan pihak sekolah menyiapkan template yang lebih baik yang sesuai dengan teori eight golden rules yang ada, sehingga mampu menyediakan informasi yang menarik sekaligus dengan tampilan yang sesuai.

(9)

Demikianlah saran saran yang dapat diberikan untuk perkembangan e-learning sekolah SMA Yadika 8 kedepannya. Saran saran yang di berikan ini digunakan pada e-learning sekolah SMA Yadika 8 saja , tidak berlaku untuk e-learning secara universal.

REFERENSI

Allan,Henderson.(2003). The E-Learning Question and Answer Book: A Survival Guide for Trainers and

Business Managers. Newyork : Amacon.

Alsultany, Evelyn dan Shohat, Ella.(2006). Between the Middle East and the Americas: The Cultural

Politics of Diaspora. Michigan : Ann Arbor.

Arief S. Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,

danPemanfaatannya.Jakarta: Rajawali Press.

Bullen, M. (2001). e-learning and the Internationalization Education, Malaysian Journal of Educational Technology 1.37-46.

Donald R.Cooper & Pamela S.Schindler.(2006). “Bussines Research Methods”.McGraw : Hill International

Drucker, Peter. (2005). Need to Know: Integrating e-Learning with High Velocity Value Chains. A Delphi Group White Paper

Endang, Mulyatiningsih.(2012).Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Jakarta : Alfabeta Ellis, R.A. and Goodyear, P. (2010).Student experiences of e-learning in higher education: the ecology of

sustainable innovation. London: RoutledgeFalmer.

Hani Handoko.(2003).Manajemen. Yogyakarta : BPFE UGM

Harrison. Zulganef.( 2006). PemodelanPersamaanStrukturdanAplikasinyamenggunakan AMOS 5.Bandung :Pustaka

Jeffery L,Whitten.(2004). MetodeDesain&Analisis Design.Jakarta :Andi

Laudon, Kenneth. C. Dan Laudon. Jane. P. (2004). Management Information System. Forth Worth : Dryden Press.

Martono,LydiaHerlinadanSatya, Joewana.(2006). BelajarHidupBertanggungJawab,

MengenalNarkobadanKekerasan, 8 ModulSiswaSekolahMenengahAtas, Remaja, danDewasa.Jakarta

:BalaiPustaka

Masri, Sulaiman. dan Bahari, Mashudi. (2007). Dimensi Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: Utusan Publications

McLeod,RaymonddanSchell,George P (2004).SistemInformasiManajemen. Jakarta :SalembaEmpat. O’Brien, James A.(2005). Pengantar Sistem Informasi, Edisi ke-12. Jakarta : Salemba Empat. Safelia, Nela, Susfayetti dan Rita Friyani.(2012).Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru Terhadap

Kinerja Individu.Jambi : Seri Humaniora.

(10)

Suanpang, P., & Petocz, P. (2006). E-learning in Thailand: An analysis and case study. Chesapeake : AACE

Turban, Efraim, Kelly Rainer dan Richard E. Potter. 2005. Introduction to Information Technology. Jakarta: SalembaInfotek

Turban, & Rainer. (2008). Introduction to Information Systems : Enabling and Transforming Business. Danvers: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.

Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Wahono, R.S. (2007). Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas. Jurnal Teknodik 21. 60-80.

Williams, Brian. K. dan Sawyer, Stacey. C. (2005).Using Information Technology.Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

RIWAYAT PENULIS

PERSONAL INFORMATION Binusian ID 1501153362 Full Name

AGUSTINUS ADRIEL TJANDRA E-mail

agusadriel@yahoo.com Address

Current

PERUM. KARANG TENGAH PERMAI BLOK. TU No 11A Ciledug Tangerang TANGERANG 15157 Banten , Indonesia

Permanent

PERUM. KARANG TENGAH PERMAI BLOK. TU No 11A Ciledug Tangerang TANGERANG 15157 Banten , Indonesia Phone Numbers

Home : 62 -21 -5855976 Mobile : 62 -15 -74742246 Gender

Male

Birth Place / Date TANGERANG/ 18 Aug 1993 Nationality Indonesia Marital Status Single Religion Catholic FORMAL EDUCATION Jan 2011 -present

Bina Nusantara University , Jakarta , Indonesia Bachelor (S1) , Information Systems

GPA: 2.65

INFORMAL EDUCATION Jun 2006 -Jun 2009

LIA , DKI Jakarta , Indonesia kursus bahasa inggris WORKING EXPERIENCE

Jun 2012 - Feb 2013

(11)

RS Atmajaya , DKI Jakarta , Indonesia Operation

JOB DESCRIPTION

Penulisan dan Pembuatan Berkas PERSONAL INFORMATION Binusian ID 1501143600 Full Name MACHAEL E-mail Michael.lim08@yahoo.com Homepage http://binusmaya.binus.ac.id/AccessApp.aspx? home=1&appid=chI6ON%2fDab1C0KaJlhgSv9QhzG% 2fYmpep0rI%2b7jtMGxk%3d Address Current

RY SETU BANTAR GERBANG 088 BEKASI 17510

DKI Jakarta , Indonesia Permanent

RY SETU BANTAR GERBANG 088 BEKASI 17510

DKI Jakarta , Indonesia Phone Numbers Office : 628 -96 -34500849 Home : 628 -96 -34500849 Mobile : 628 -96 -34500849 Fax : 622 -13 -81286399 Gender Male

Birth Place / Date JAKARTA/ 24 Dec 1993 Nationality Indonesia Marital Status Single Religion Buddha FORMAL EDUCATION Jan 2011 –present

Bina Nusantara University , Jakarta , Indonesia Bachelor (S1) , Information Systems

Referensi

Dokumen terkait

Flera av dessa växtskyddsmedel och verk- samma ämnen används dock inte i Sverige och är inte godkända för användning av KemI ( (Faktaru- ta 2; Bilaga 1) och får således

Dengan demikian, hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya pembuktiannya adalah sebagai berikut: (1) H1 diterima, terdapat pengaruh yang signifikan subjective

Central Asia memperoleh jumlah skor NPL tertinggi dengan jumlah skor yang sama yaitu 15. Hal ini berarti Bank Rakyat Indonesia dan Bank Central Asia sama-sama

Haid yang telah selesai dapat diketahui dengan cara memasukkan kapas dalam farji (kemaluan) sampai pada tempat yang tidak wajib dibasuh kala istinja’ dan darah tidak keluar

Hasil penghitungan terhadap biji yang viable (berkecambah) pada kedua lahan yang berbeda umur dan metode pengendalian menunjukkan adanya perbedaaan banyaknya

Tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional berbagai penyakit karena senyawa yang terkandung memiliki sifat sebagai anti inflamasi, antimikroba dan antioksidan pada berbagai

Pemberian ZPT Hantu dengan konsentrasi 3 ml 1 -1 air (h3) menghasilkan pertumbuhan stek batang tanaman buah naga daging super merah yang paling baik, pengaruh

a. Yang masyhur, ada dua pembagian hadits, pada masa ulama terdahulu, pada masa kedua tokoh periwayat, Sayyid Ahmad Bin Thawus dan Ibn Dawud al-Hulliy.