bab 3
AMBARAN UMUM
KELURAHAN IJOBALIT
3.1. KONDISI KEPENDUDKAN
Kelurahan Ijobalit berada di wilayah Kabupaten Lombok Timur dan merupakan
bagian dari Kecamatan Labuhan Haji yang terletak pada posisi 116o
32’03,9” Bujur
Timur dan 08o
30’42,9” Lintang Selatan. Luas wilayah Kelurahan Ijobalit mencapai ±
631,238 Ha. Adapun batas wilayah Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Korleko Selatan
Sebelah Barat : Desa Bagik Payung Selatan
Sebelah Selatan : Kelurahan Geres
Sebelah Timur : Selat Alas
Secara Administrasi Kelurahan Ijobalit telah dimekarkan menjadi 2 (dua) Kelurahan
yaitu Kelurahan Ijobalit (Induk) dan Kelurahan Geres (Pemekaran)
Kelurahan Ijobalit sebelum pemekaran memiliki 5 (lima) Lingkungan yaitu :
1. Lingkungan Ijobalit Lauq
2. Lingkungan Ijobalit Daya
3. Lingkungan Geres Daya
4. Lingkungan Geres Barat
5. Lingkungan Geres Lauq
Setelah Pemekaran, maka secara Administrasi Kelurahan Ijobalit memiliki 4 (empat)
Lingkungan dan Kelurahan Geres memiliki 5 (lima) Lingkungan, yakni :
G
Kelurahan Ijobalit
1. Lingkungan Ijobalit Makmur
2. Lingkungan Ijobalit Lauq
3. Lingkungan Ijobalit Daya
4. Lingkungan Ijobalit Selatan
Kelurahan Geres
1. Lingkungan Geres Timuk
2. Lingkungan Geres Barat
3. Lingkungan Bagek Elen
4. Lingkungan Geres Daya
5. Lingkungan Geres Lauq
6. Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit dapat
Posisi Kelurahan Ijobalit secara geografis memiliki 3 kondisi penting, yakni :
Kelurahan Ijobalit merupakan Pusat perdagangan batu apung dan hasil
tambang Galian C .
Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Propinsi sehingga
perekonomian di sepanjang jalan ini cukup berkembang.
Luas wilayah Kelurahan Ijobalit yang sebagian besar adalah daerah pertanian
dan perkebunan membuat pertanian dan perkebunan menjadi dominan sebagai
mata pencaharian penduduk. Kelurahan Ijobalit merupakan salah satu daerah
pemasok utama dari bahan baku tepung tapioca yang bahan dasarnya adalah
singkong.
3.1.1. JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan
rata – rata pertumbuhan berkisar 1,59%. Pertumbuhan penduduk terbesar ada di
Lingkungan Ijobalit Daye yaitu sekitar 1,73% sedangkan Pertumbuhan terkecil berada
pada Lingkungan Ijobalit Selatan sekitar 1,4% rata – rata tiap tahun. Selanjutnya
jumlah dan pertumbuhan penduduk di wilayah Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada
table dan Grafik di bawah ini.
Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit & Data Baseline 100 0 100 th. 2015
3.1.2. Penduduk Menurut Struktur Umur Dan Jenis Kelamin
Penduduk di Kelurahan Ijobalit sebagian besar merupakan penduduk dengan usia
dewasa antara 16-59 tahun atau sebesar 55% dari total jumlah penduduk di
Kelurahan Ijobalit yang terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 765 jiwa dan penduduk
perempuan sebesar 907 jiwa yang tersebar di semua Lingkungan. Penduduk usia
dewasa anatara umur 16-59 tahun terbesar berada di Lingkungan Ijobalit Daye yang
terdiri dari 216 laki-laki dan 260 perempuan sedangkan yang terkecil berada di
Lingkungan Ijobalit Lauk yang terdiri dari 160 laki-laki dan 198 perempuan.
Selanjutnya jumlah dan pertumbuhan penduduk di wilayah Kelurahan Ijobalit dapat
3.1.3. PENDUDUK MISKIN/MBR
Berdasarkan data Baseline 100 0 100 yang dilakukan oleh tim TIPP P2KP tahun 2015
jumlah rumah tangga MBR di Kelurahan Ijobalit sejumlah 676 kepala rumah tangga
atau sekitar 86,7% dari total rumah tangga di Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya
mengenai sebaran KK Miskin dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Sebaran Rumah tangga MBR yang ada di Kelurahan Ijobalit berada di semua
lingkungan, yaitu di 4 (empat) lingkungan. Karakteristik penyebaran Rumah Tangga
MBR ini pada umumnya berada di kawasan permukiman yang tumbuh secara alami
(kampung) membentuk cluster. Sebaran Rumah Tangga MBR yang paling tinggi
berada di Lingkungan Ijobalit Selatan dan Lingkungan Ijobalit Daye. Untuk lebih
jelasnya mengenai Rumah Tangga MBR dapat dilihat pada PETA 3.2. SEBARAN
RUMAH TANGGA MBR KELURAHAN IJOBALIT
3.1.4. KEPADATAN PENDUDUK
Tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Ijobalit adalah perbandingan jumlah
penduduk dengan luas wilayahnya (brutto) adalah rata – rata sebesar 4,8 Jiwa/Ha.
Untuk lebih jelasnya tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Ijobalit dapat dilihat
3.1.5. PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Ijobalit, sebagian besar
penduduknya Tamat SLTP sebesar 679 jiwa, sedangkan penduduk yang telah
menamatkan S1 sebanyak 55 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di
3.1.6. PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
Kegiatan penduduk di Kelurahan Ijobalit didominasi oleh rumah tangga yang bekerja
di sektor pertambangan/galian sebesar 286 kepala rumah tangga dan 229 kepala
rumah tangga bekerja di sector perdagangan/jasa, sedangkan kepala rumah tangga
yang bekerja di sector pertanian berada di urutan ketiga dengan jumlah 220 kepala
rumah tangga. Hal ini menggambarkan bahwa pada umumnya sektor
pertambangan/galian lebih besar dapat menampung tenaga kerja dan memiliki
peluang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Ijobalit dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
3.1.7. ADAT ISTIADAT/KEBIASAAN HIDUP SEHARI/AWIQ-AWIQ/KEARIFAN LOKAL
Masyarakat Ijobalit seluruhnya merupakan masyarakat suku sasak yang datang dan
bermukim dari berbagai daerah di pulau Lombok dan dengan sendirinya membentuk
sistem kekerabatan antar keluarga. Sistem kekerabatan yang di anut di Kelurahan
Ijobalit layaknya daerah lain di NTB adalah menganut sistem kekerabatan kebapakan
(Patrilineal), dengan model kelompok kekerabatan yang dianut adalah Keluarga Luas
yaitu kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga inti dimana warga keluarga
luas umumnya masih tinggal berdekatan, dan seringkali bahkan masih tinggal
bersama- sama dalam satu rumah. Kelompok kekerabatan berupa keluarga luas
biasanya di kepalai oleh anggota pria yang tertua. Dengan sistem kelompok
kekerabatan seperti ini maka struktur sosial tertinggi dipegang oleh tetua dalam
kekerabatan, sebagian besar pengambilan keputusan harus dikonsultasikan dengan
para tetua. Selain itu juga masyarakat Kelurahan Ijobalit menganut agama islam
Selain para tetua juga para ulama dan Kiyai juga mempunyai peranan penting dalam
pengambilan keputusan.
Sistem kekerabatan ini juga mempengaruhi pola permukiman di Kelurahan Ijobalit
dimana sistem permukiman membentuk pola mengelompok dan bahkan dalam satu
rumah tinggal 2 sampai dengan 3 KK. Pembangunan rumah baru dibangun didekat
perumahan keluarga ini sehingga sampai tahap tertentu kerapatan bangunan
menjadi tinggi dan sangat padat serta terkadang membentuk pola yang tidak teratur.
Sosial kemasyarakatan yang ada di Kelurahan ijobalit masih sangat tinggi, dengan
tingginya semangat kegotongroyongan masyarakat, adanya banjar-banjar kematian,
pengajian, dan kelompok-kelompok kesenian. Sosial masyarakat wilayah kelurahan
Ijobalit masih sangat tinggi terhadap nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya yang ada
di masyarakat yang diwariskan oleh para pendahulu.
Untuk sosial yang ada masyarakat yaitu berupa kesenian tradisional antara lain :
Cilokak
Kesenian ini akhir-akhir ini banyak berkembang diwilayah Lombok, salah satunya
berada dikelurahan Ijobalit. Kesenian ini banyak digemari dan diminati oleh
masyarakat terutama menjadi bagian dari bagian acara-acara perkawinan. Cilokak
sendiri mengadopsi kesenian modern dan kesenian tradisional, hal inii dapat
dilihat dari alat musik yang dimainkan dan lagu-lagu yang dinyanyikan.
Gendang Beleq
Kesenian yang satu ini merupak kesenian yang sudah ada sejak lama, hanya saja
kesenian ini pernah vakum karena berbagai macam kendala. Kesenian ini sekarang ini
mulai lagi degemari oleh masyarakat untuk memeriahkan acara perkawinan.
Kesenian gendang beleq ini sendiri merupakan musik tradisional dan menggunakan
alat musik tradisional seperti gendang, seruling, dan sebagainya.
Dengan kondisi budaya dan kebiasaan hidup sehari – hari masyarakat Kelurahan
Ijobalit seperti yang telah dijelaskan di atas, masyarakat membentuk aturan bersama
3.2. KONDISI FISIK DASAR DAN MITIGASI BENCANA KELURAHAN
3.2.1. TOPOGRAFI
Secara umum wilayah Kelurahan Ijobalit kondisinya landai dengan kelerengan
berkisar dari 0 – 5 % yang terbagi atas 2 wilayah yaitu di sebelah timur dengan
kelerengan berkisar antara 2 -5% didominasi oleh perkebunan menuju arah pantai,
sedangkan di bagian barat dan tengah didominasi oleh area pemukiman, lahan
persawahan dan lahan tambang Galian C dengan kemiringan antara 0 – 2%.
Ketinggian Kelurahan Ijobalit terletak pada 0 – 100 dpl. Untuk lebih jelasnya situasi
Topografi Wilayah Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.3 TOPOGRAFI
KELURAHAN IJOBALIT
3.2.2. STRUKTUR DAN JENIS TANAH
Jenis tanah yang terdapat diwilayah Kelurahan Ijobalit sebagian besar adalah jenis
tanah berpasir, karena wilayah kelurahan Ijobalit berada didaerah pesisir pantai. Luas
wilayah Kelurahan Ijobalit adalah ± 631,238 Ha dengan karakteristik pemanfaatan
lahannya meliputi lahan persawahan seluas ± 50 Ha (7,9%), lahan perkebunan seluas
seperti kawasan wisata lembah hijau, kawasan pantai dan areal pertambangan galian
C seluas ± 331,238 Ha (45,3%).
3.2.3. STRUKTUR GEOLOGI LINGKUNGAN
Secara geologis, wilayah Kabupaten Lombok Timur tersusun dari tujuh formasi
batuan, yaitu:
a) Formasi Ekas yang terdiri dari batu gamping,
b) Formasi Kalipalung adalah perselingan breksi gampingan dan lava bersusunan
andesit sampai basal,
c) Anggota Selayar Formasi Kalipalung dari batupasir tufaan dan batulempung
tufaan bersisipan karbon,
d) Formasi Kalibalak dari breksi dan lava,
e) Formasi Lekopiko dari tuf berbatuapung, breksi lahar dan lava andesit basal,
f) Batuan Gunungapi Tak Terpisahkan yang terdiri dari lava bersusunan andesit
piroksen dan breksi bersusunan andesit dengan masadasar tuf. Satuan tersebut
merupakan hasil kegiatan gunungapi Pusuk-Nangi dan Rinjani yang tak
terpisahkan dan menutup tak selaras pada batuan yang lebih tua. Kondisi
fisiografis menunjukkan adanya proses volkanik diawali oleh proses tektonik yang
menghasilkan dataran luas di bagian tengah. Proses terkini yang masih
berlangsung adalah denudasi eksogen dan agradasi fluvial yang menghasilkan
formasi,
g) Aluvium.
3.2.4. POTENSI DAN KEJADIAN BENCANA ALAM DAN SOSIAL-EKONOMI
a. Abrasi
Potensi Abrasi di wilayah Kelurahan Ijobalit sangat mungkin terjadi dikarenakan
wilayah Kelurahan Ijobalit berada di pinggir pantai selat alas, dengan potensi
naiknya permukaan air laut dan tidak adanya tanggul penahan gelombang
dikawatirkan pada masa mendatang akan terjadi abrasi yang mengikis kawasan
b. Tanah longsor
Potensi tanah longsor di wilayah Kelurahan Ijobalit merupakan potensi bencana
yang rawan terjadi dikarenakan aktifitas pertambangan galian C dalam skala besar
terus terjadi dan berlokasi dekat dengan kawasan pemukiman penduduk.
c. Potensi dan kejadian bencana di Kelurahan Ijobalit yang memungkinkan terjadi
adalah potensi bahaya kebakaran, meskipun belum pernah terjadi namun potensi
kebakaran sangat rentan terjadi, dikarenakan jarak antar bangunan di Kelurahan
Ijobalit terutama di daerah pemukiman tingkat kerapatannya tinggi yaitu berkisar
antara 1 s.d. 1,5 meter sedangkan fasilitas pemadam kebakaran tidak ada, selain
itu sumber air untuk memadamkan api di lokasi pemukiman hampir tidak ada
dikarenakan sumber air di wilayah ijobalit sangat terbatas. Untuk lebih jelasnya
potensi dan kejadian bencana dapat dilihat pada Peta 3.4 POTENSI DAN KEJADIAN
BENCANA KELURAHAN IJOBALIT
sungai dan kawasan sempadan pantai. Sungai yang terdapat di wilayah ini merupakan
sungai yang membentang dari utara menuju selatan Kelurahan Ijobalit. Sedangkan
pantai di Kelurahan Ijobalit merupakan kawasan pantai yang berhadapan dengan
Selat Alas yang merupakan rangkaian pantai yang membentang dari Kelurahan
Labuhan Haji sampai ke wilayah Kecamatan Pringgabaya
Sebagai bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) fungsi utama dari sungai ini adalah
sebagai pengairan kawasan pertanian, namun karena posisinya di muara sungai
kebanyakan DAS ini di eksploitasi untuk penambangan pasir sehingga jika tidak
segera dikelola dengan jelas dikhawatirkan akan merusak lingkungan setempat.
Daerah sempadan sungai yang termasuk dalam kawasan lindung ini sejumlah ± 16,5
3.3.2. ZONA/KAWASAN PEMUKIMAN/PERUMAHAN
Zona atau kawasan permukiman penduduk yang terdapat di Kelurahan Ijobalit
memiliki luas sekitar ± 44.8 Ha.termasuk pekarangan yang ada, dimana kawasan
permukiman ini tersebar di semua lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit. Pola
atau bentuk permukiman di Kelurahan Ijobalit dapat di jelaskan menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu permukiman campuran, dan permukiman miskin dengan
sarana/prasarana yang terbatas.
a. Permukiman Campuran (mixuse)
Permukiman campuran yang terdapat di Kelurahan Ijobalit berupa permukiman
yang berkembang secara alami atau sering disebut perkampungan. Perkampungan
yang ada di wilayah ini tersebar di semua dusun dan cenderung membentuk
kluster. Berdasarkan karakternya, kawasan permukiman campuran ini
berkembang mengikuti jaringan jalan yang ada, dan memusat pada pusat – pusat
pelayanan baik skala desa maupun kecamatan. Permukiman eksisiting di
Kelurahan Ijobalit dapat golongkan menjadi 3 (tiga) zona permukiman yang
karakternya berbeda - beda, yaitu :
1. Zona I (Pusat Kelurahan Ijobalit)
Pusat Kelurahan Ijobalit merupakan kawasan permukiman campuran dimana
terdapat pusat – pusat pelayanan skala Kelurahan yang mencakup 3
lingkungan, yaitu Lingkungan Ijobalit Daya, Ijobalit Makmur dan Ijobalit Selatan.
Fasilitas-fasilitas pendukung yang terdapat pada zona ini seperti fasilitas
perkantoran (Kantor Lurah Ijobalit) pendidikan (SD dan SMP), Kesehatan
(Puskesmas), perdagangan dan jasa (pertokoan dan jasa lainnya seperti bengkel
dll), dan fasilitas peribadatan (masjid).
Zona I dibagi menjadi 3 cluster atau blok, yaitu :
a) Cluster 1: Blok Ijobalit Daya permukiman sedang yang bercampur dengan
fasilitas pendidikan dan peribadatan (Masjid) dan Fasilitas perdagangan..
b) Cluster 2: Blok Ijobalit Makmur, permukiman sedang yang bercampur dengan
fasilitas pendidikan dan perdagangan.
c) Cluster 3, Blok Ijobalit Selatan, permukiman sedang yang bercampur dengan
2. Zona II ( Zona Penyangga Kelurahan Ijobalit)
Zona II merupakan permukiman campuran namun cenderung kerapatannya
sedang dibandingkan dengan Zona I. kegiatan – kegiatan yang ada dalam zona
ini adalah Pasar Desa dan perdagangan skala Desa dibagi ke dalam 2 cluster,
yaitu :
a) Cluster 4, Blok Ijobalit Lauq, permukiman rendah dengan percampuran
dengan perkebunan.
b) Cluster 5, Perbatasan Ijobalit Selatan dengan Kelurahan Geres,
permukiman rendah dengan percampuran perkantoran dan persawahan.
3. Zona III ( Zona Permukiman berkelompok)
Zona III merupakan zona transisi yang merupakan permukiman murni dengan
pola permukiman murni khas lombok, dimana satu keluarga berkumpul
membentuk cluster kantong permukiman yang terletak di tengah area
persawahan dan perkebunan. Permukiman ini menyebar di beberapa
lingkungan dan membentuk node permukiman. Mata pencaharian utama
masyarakat ini adalah petani dan buruh.
b. Permukiman Miskin yang Memiliki Sarana dan Prasarana Terbatas
Permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas tersebar di semua
lingkungan di Kelurahan Ijobalit, terutama di pusat – pusat Kelurahan yang
membentuk kantong – kantong kemiskinan. Daerah daerah yang merupakan
zona kawasan permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas ini
berada pada Zone I (Pusat Kelurahan) , Zone III. Untuk lebih jelasnya mengenai
kawasan pemukiman di kelurahan ijobalit dapa dilihat pada Peta 3.4. ZONASI
PERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT
3.3.3. KAWASAN PERDAGANGAN DAN INDUSTRI
Kawasan perdagangan dan industri di Kelurahan Ijobalit terbagi atas 2 (dua) kawasan
yaitu kawasan perdagangan skala Kelurahan dan Kawasan industri merupakan
sepanjang jalan Kelurahan yang membentang dari arah timur ke arah barat. Kawasan
ini menyediakan kebutuhan sandang, pangan dan bahan – bahan bangunan.. Pada
kawasan ini, pasar Kelurahan sebagai pusat perekonomiannya, selanjutnya disekitar
lokasi Pasar dan sepanjang jalan Duri berjejer warung dan kios menjual kebutuhan
sehari – hari. Kawasan industri didominasi oleh industri penambangan pasir dan batu
apung, lokasinya tersebar di semua Lingkungan.
3.3.4. KAWASAN HOME INDUSTRI
Industri rumah tangga di Kelurahan Ijobalit cukup banyak, yang merupakan industri
olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, kripik singkong,
kripik jeger, dll. Kawasan home industri ini mengelompok di dua cluster yang berada
pada Ijobalit Daya dan Ijobalit Makmur serta sebagian kecil menyebar di lingkungan
yang lain.
3.3.5. KAWASAN RTH (RUANG TERBUKA HIJAU)
Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kelurahan Ijobalit, sebagian besar berupa lahan
hijau, bukan RTH bentukan. RTH yang ada lebih banyak berupa perkebunan, Daerah
aliran sungai, Bukit/Tegalan, dan pekarangan. RTH bentukan hanya berupa Lapangan
Sepak Bola yang berada pada wilayah Kelurahan Ijobalit, sedangkan di wilayah
Kelurahan Geres tidak ada.. Selain itu RTH yang ada di Kelurahan Ijobalit berupa DAS
yang membentang dari utara ke selatan wilayah Kelurahan Ijobalit dan Kelurahan
Geres. Di wilayah Kelurahan Ijobalit terdapat DAS Lenek Bare, sedangkan di
Kelurahan Geres ada DAS Benyer dan DAS Erat Mate. Sedangkan untuk perkebunan,
merupakan dominasi RTH yang ada di Kelurahan Ijobalit, sekitar 1062,5 Ha atau
sekitar 88% dari luas wilayah Kelruahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya mengenai
Kawasan RTH yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.1. Jumlah dan Luas RTH Kelurahan Ijobalit
NO JENIS RTH LUAS (Ha)
1 Penggunaan Lahan
2 Pertanian 60.00
3 Bang dan Pekarangan 58.00
5 Lainnya 26.00
JUMLAH 1206.5
Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2013
3.3.6. KAWASAN PERTANIAN
Kawasan lain yang terdapat di wilayah Kelurahan Ijobalit dan merupakan kawasan
adalah kawasan pertanian. Luas kawasan petanian di Kelurahan Ijobalit pada saat ini
sekitar ± 50 Ha atau sebesar 7,9 % dari luas wilayah Kelurahan Ijobalit. Areal
pertanian yang berada di wilayah ini merupakan areal pertanian dengan pola
pengairan yang bersumber dari aliran irigasi dan tadah hujan.
Sedikitnya wilayah pertanian di Kelurahan Ijobalit dikarenakan sifat tanahnya yang
berada dekat pantai sesuai dengan morfologinya merupakan jenis Karst dan Marin
sehingga lebih banyak mengandung pasir dan kapur.
Namun kedepanya diusahakan ekstensifikasi lahan perkebunan menjadi lahan
pertanian agar dapat mendorong swasemabada pangan di wilayah Lombok Timur.
Secara umum penggunaan lahan eksisiting di Kelurahan Ijobalit dapat digolongkan
menjadi 4 (empat) kawasan yang pemamfaatnnya berbeda-beda, yaitu :
1. Lahan persawahan seluas ± 50 Ha (7,9%),
2. Lahan perkebunan seluas ± 250 Ha (39,6%),
3. Lahan permukiman seluas ± 44,8 Ha (7,1%)
4. Lahan lainnya seperti kawasan wisata lembah hijau, kawasan pantai dan areal
pertambangan galian C seluas ± 331,238 Ha (45,3%). Untuk lebih jelasnya
mengenai penggunaan tanah atau pola ruang terangkum dalam Peta 3.5.
PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN IJOBALIT
3.4. STATUS LAHAN DAN HARGA LAHAN
Harga lahan yang ada di Kelurahan Ijobalit relative berbeda – beda, harga
lahan/tanah di kawasan permukiman sudah mencapai nilai > Rp. 15 juta, sedangkan
untuk kawasan perkebunan dan pertanian yang berada dekat dengan kawasan
pemukiman antara Rp. 10 juta – Rp. 15 juta, sedangkan kawasan lainnya < Rp. 10
Juta. Untuk lebih jelasnya mengenai harga lahan di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat
pada Peta 3.7. SEBARAN NILAI LAHAN KELURAHAN IJOBALIT
3.5. KONDISI PRASARANA DAN SARANA 7+1 INDIKATOR KUMUH
3.5.1. KONDISI BANGUNAN
Keteraturan Bangunan di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka 52%, hal ini
disebabkan oleh pola pembangunan rumah hunian disetiap lingkungan tidak
berpedoman pada standar teknis yang ada, prilaku pembangunan rumah hunian di
Kelurahan Ijobalit rata-rata membangun di areal tanah keluarga yang tanahnya
merupakan tanah waris. Pola pembangunannya mengacu pada ahli waris yang lebih
tua biasanya mendapatkan tanah waris paling depan atau berada dekat dengan jalan,
sedangkan selanjutnya pembagiannya menuju kearah belakang, sehingga ahli waris
yang mendapatkan tanah di belakang akan membangun rumah tidak menghadap
jalan, bahkan banyak rumah yang saling membelakangi.
Kelayakan/Kualitas Bangunan di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka 83%, jika
dilihat dari kelayakan atap yang tidak bocor, kondisi dinding yang baik dan kondisi
lantai yang sudah diperkeras, rata-rata bangunan tingga di Kelurahan Ijobalit
menunjukkan angka kelayakan yang relative baik, namun dari segi keindahan atau
finishing rumah seperti pengecatan dan desain rumah tinggal rata-rata masih buruk,
hal ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat akan keindahan tempat tingga masih
rendah.
Kepadatan Bangunan di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka 28 unit/Ha, jika
melihat dari koefesien kepadatan bangunan di suatu daerah angka tersebut
menunjukkan angka kepadatan dengan katagori rendah, akan tetapi melihat dari pola
prilaku pembangunan masyarakat di ijobalit yang membangun di tanah waris
jelasnya mengenai Keteraturan Bangunan, Kelayakan/kualitas Bangunan, Kepadatan
Bangunan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015
3.5.2. KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Jalan lingkungan merupakan jaringan jalan sebagai penghubung antara lingkungan
yang satu dengan lingkungan lainnya di dalam Kelurahan Ijobalit dan jalan (gang)
yang berfungsi sebagai akses penghubung antar blok permukiman penduduk.
Jalan Lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit memiliki panjang sekitar ± 16.571 m
baik jalan dengan lebar < 1.5 m maupun jalan dengan lebar ≥ 1.5 m, panjang jaringan
jalan dengan lebar ≥ 1.5 m yaitu sepanjang ± 16.352 m dengan kondisi jaringan jalan
± 4.931 m sudah diperkeras dan ± 11.421 m belum diperkeras. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi jalan lingkungan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Jaringan jalan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit memiliki pola linier yang
menghubungkan Kelurahan Ijobalit dengan desa dan Kelurahan di sekitarnya. Jalan
Kelurahan ini sekaligus Jalan Kabupaten yang menghubungkan Kelurahan Ijobalit
dengan Kelurahan Tanjung, Kelurahan Geres dan Desa Korleko yang membentang
dari arah barat menuju ke arah timur. Jalan Kelurahan ini memiliki panjang sekitar
2.000 m dengan kondisi sudah diperkeras dengan aspal hotmix. Untuk melihat
jaringan jalan yang ada di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.8. KONDISI
JARINGAN JALAN KELURAHAN IJOBALIT.
3.5.3. KONDISI PENGELOLAAN AIR MINUM
Untuk memenuhi ketersediaan air minum dan air bersih di Kelurahan Ijobalit, ada
tiga jenis Jaringan air minum yang terdapat di Kelurahan Ijobalit, yaitu :
1. Jaringan air minum yang berasal dari sumur gali, jenis jaringan ini dipakai oleh
hampir semua masyarakat yang tinggal di lingkungan Ijobalit Lauk dan Lingkungan
ijobalit makmur, dan sebagian kecil bersumber dari jaringan PDAM. Kondisi sumur
saat ini di kedua lingkungan tersebut mulai mengering dalam musim panas dan
kondisi airnya keruh, berdasarkan keterangan dari masyarakat kondisi tersebut
disebabkan oleh aktifitas tambang galian C yang semakin meluas dan berada dekat
dengan pemukiman.
2. Jaringan air minum yang berasal dari sumber mata air yang berada di Desa bagik
payung timur, yang dihubungkan oleh pipa-pipa kecil yang jaringan pemipaannya
tidak dikelola dengan baik dan masih dialirkan dengan sistem yang sangat
sederhana. Jenis jaringan air ini dipakai sebagian besar oleh masyarakat yang
berada di lingkungan Ijobalit daye dan Ijobalit Selatan dan sebagian kecil
bersumber dari jaringan PDAM. sumber mata air ini dipakai oleh masyarakat
dikarenakan air minum yang berasal dari sumur rasanya pahit, sedangkan untuk
mengadakan PDAM sebagian besar masyarakat masih tidak mampu.
3. Jaringan air minum yang berasal dari jaringan PDAM. Jaringan PDAM melintas di
Kelurahan Ijobalit sepanjang 2.000 meter yang berada pada Jalan utama dan
PDAM yang ada di Kelurahan Ijobalit sebanyak 246 KK, naum tidak semua
lingkungan memanfaatkan jaringan PDAM ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi pengelolaan air minum yang terdapat di
Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.9 JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM
KELURAHAN IJOBALIT dan tabel di bawah ini.
Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015
3.5.4. KONDISI SALURAN DRAINASE DAN GENANGAN/BANJIR
Drainase merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran untuk pembuangan air
hujan dan air limbah rumah tangga. Jaringan drainase yang terbangun di Kelurahan
Ijobalit baru terbangun sebesar ± 28 % dari total jaringan jalan yang ada di Kelurahan
Ijobalit. Di Kelurahan Ijobalit terdapat 3 jenis drainase, yaitu drainase primer,
sekunder dan tersier.
A. DRAINASE PRIMER
Drainase primer yang ada di Kelurahan Ijobalit berupa sungai dan anak sungai
yaitu Sungai Lenek Bare, Anak Sungai Erat Mate dan Sungai Benyer yang melintas
di sebelah Utara dan Selatan Kelurahan Ijobalit. Sungai ini termasuk dalam sungai
periodik dimana pada musim kemarau air nya hampir kering.
B. DRAINASE SEKUNDER
Drainase sekunder merupakan saluran pembuangan antara yang
menghubungkan antara saluran primer dengan saluran tersier. Drainase
disepanjang jalan Kelurahan yang juga merupakan jalan Kabupaten dan di
belum memiliki saluran drainase yang seharusnya drainase ini merupakan
drainase sekunder yang akan manghubungkan drainase tersier yang ada dengan
drainase primer. Belum terbangunnya jaringan drainase sekunder ini membuat
aliran air yang ada di jaringan jalan tersier mengalami masalah karena air yang
berada di saluran tersier tidak memiliki muara dan akhirnya meluber sehingga
berdampak pada kekumuhan. Namun ada beberapa saluan drainase yang juga
berfungsi sebagai saluran irigasi dan biasanya saluran ini melintasi areal
persawahan.
C. DRAINASE TERSIER
Sistem pembuangan air limbah (SPAL) merupakan drainase tersier yang ada di
Kelurahan Ijobalit, saluran ini meupakan saluran penampung yang langsung
menampung air limbah dan limpasan air hujan dari rumah tangga. Saluran tersier
yang ada di Kelurahan Ijobalit rata – rata memiliki ukuran 20 x 40 cm, dengan
bentuk saluran U terbuka, tertutup maupun memakai buis beton, akan tetapi
sebagian besar saluran tersier ini belum memiliki muara dikarenakan belum
terbangunnya saluran drainase sekunder di sepanjang jalan kabupaten dan
sebagian besar di jalan lingkungan yang menghubungkan drainase tersier dan
sungai atau drainase primer.
Secara detail mengenai kondisi saluran drainase dan genangan/banjir yang ada di
Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada table dan PETA 3.9 KONDISI SALURAN
Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015
3.5.5. KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem sanitasi di Kelurahan Ijobalit belum sepenuhnya memenuhi semua kebutuhan
masyarakat, terutama untuk sistem penmbuangan air limbah, baik limbah rumah
tangga maupun limbah lingkungan. Untuk jaringan SPAL hanya terdapat beberapa
lingkungan dengan kondisi sangat terbatas. Adapun kondisi pengelolaan air limbah
yang ada di Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :
1. Prilaku BAB
Sebagian besar rumah tangga di Kelurahan Ijobalit sudah memiliki WC atau
tempat BAB, sehingga prilaku BAB masyakat Ijobalit bisa di katagorikan sudah baik,
namun meskipun memimiliki jamban ada sebagian kecil masyarakat terutama
yang sudah berumur lanjut lebih senang membuang hajat di saluran – saluran
irigasi yang melintas di areal pemukiman. Rata – rata kondisi jamban yang ada di
Kelurahan Ijobalit sudah memakai kloset leher angsa dan terhubung ke septictank,
namun kondsi fisik dari jamban seperti tembok keliling jamban sebagian besar
masih memakai pagar bambu atau dari karung dan tidak memiliki atap. Untuk
lebih jelasnya mengenai prilaku BAB di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta
3.10 KEPEMILIKAN JAMBAN DAN PRILAKU BAB KELURAHAN IJOBALIT
2. Pengelolaan Limbah Ternak
Hampir disetiap rumah tangga yang ada di Kelurahan Ijobalit memelihara hewan
ternak, terutama sapi dan kambing. Masyarakat ijobalit memelihara hewan
ternaknya di kandang – kandang yang berdekatan dengan rumah tinggal, hal ini
mengakibatkan terjadinya kekumuhan yang disebabkan oleh limbah ternak yang
tidak dikelola dengan baik dan tidak memiliki sarana dan prasarana pengolahan air
limbah ternak. Untuk lebih jelasnya mengenai pengelolaan limbah ternak di
Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.11 LOKASI DAN PRILAKU
PENGELOLAAN LIMBAH TERNAKKELURAHAN IJOBALIT
3. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
dan Non Rumah Tangga
Air buangan yang berasal dari rumah tangga seperti air buangan kamar mandi dan
system IPAL yang terpadu di Kelurahan Ijobalit, rata – rata masyarakat membuang
air buangan rumah tangganya ke halaman belakang rumah, dan sebagian kecil
lainnya membuang air buangan rumah tangganya ke saluran – saluran drainase
tersier yang ada, hal ini mengakibatkan kekumuhan lingkungan di Kelurah Ijobalit.
Untuk lebih jelasnya mengenai pengelolaan air limbah rumah tangga dan non
rumah tangga yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.12
LOKASI DAN PRILAKU PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA KELURAHAN
IJOBALIT dan tabel di bawah ini.
Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015
3.5.6. KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH
Pembuangan sampah di Kelurahan Ijobalit tidak mempunyai tempat pembuangan
Khusus baik skala Lingkungan maupun skala Kelurahan. Sangat ironis jika
dibandingkan lokasi Pembuangan Akhir Landfill Sampah Skala Kabupaten berada di
Kelurahan Ijobalit. Masyarakat masih membuang sampah di selokan dan sungai serta
mengumpulkan sampah di depan rumah baru membakarnya atau mengubur
sampahnya. Untuk lebih jelasnya mengenai Kondisi Pengelolaan Sampah yang
Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015
3.5.7. PROTEKSI KEBAKARAN
Musibah kebakaran tidak pernah terjadi di Kelurahan Ijobalit, namun potensi bahaya
kebakaran bisa saja terjadi, dikarenakan jarak antar bangunan di Kelurahan Ijobalit
terutama di di Lingkungan Ijobalit Daye tingkat kerapatannya tinggi yaitu berkisar
antara 1 s.d. 1,5 meter sedangkan fasilitas pemadam kebakaran tidak ada. Untuk
lebih jelasnya mengenai kondisi proteksi bahaya kebakaran yang terdapat di
Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.13 LOKASI PROTEKSI KEBAKARAN
Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015
3.5.8. KONDISI RUANG TERBUKA PUBLIK (taman, lapangan olah raga, tempat bermain)
Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Ijobalit pada dasarnya adalah ruang hijau yang
tidak dimanfaatkan untuk permukiman dan pertanian, bentuknya adalah, kebun dan
Daerah aliran Sungai (DAS). Dengan luas pemukiman yang cukup, seharusnya
Kelurahan Ijobalit mempunyai RTH yang memadai, akan tetapi sasaran pembangunan
yang sudah dilakukan masih berfokus pada penyelesaian sarana dan prasarana jalan
dan perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
NO LINGKUNGAN
RTH
Taman Lapangan
Badminton
Tempat Bermain
1 Ijobalit Makmur 0 0 0
2 Ijobalit Lauk 0 0 0
3 Ijobalit Daya 0 0 0
4 Ijobalit Selatan 0 1 0
Jumlah 0 1 0
3.6. KONDISI SARANA DASAR SOSIAL EKONOMI 3.6.1. TOKO
Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Kabupaten membuat posisi jalan
utama Kelurahan Ijobalit menjadi strategis untuk kegiatan ekonomi perdagangan dan
jasa. Dari 211 unit fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kelurahan Ijobalit di
dominasi oleh Toko dan Kios yang berada pada Jalan utama. Toko yang ada yaitu
Toko kebutuhan pokok rumah tangga, Toko Bahan Bangunan, Toko Pupuk dan Obat2
pertanian, Toko perlengkapan kendaraan bermotor.
3.6.2. KIOS /WARUNG
Kios yang ada di Kelurahan Ijobalit cukup banyak dan tersebar disemua lingkungan,
kios yang ada rata-rata menjual kebutuhan pokok rumah tangga, bensin, pulsa dan
lainnya.
kebutuhan – kebutuhan pokok rumah tangga, pakaian, barang – barang elektronik,
pernak – pernik dan lainnya. Sedangkan untuk pasar setiap hari masyarakat Ijobalit
pergi ke pasar yang ada di Kelurahan Tanjung.
3.6.4. FASILITAS PERKANTORAN
Fasilitas Perkantoran yang ada di Kelurahan Ijobalit tidak hanya terbatas pada Kantor
Pemerintahan yaitu Kantor Kelurahan Ijobalit, selain itu ada fasilitas perkantoran
berupa BUMDES juga tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Jaringan listrik yang ada di Kelurahan Ijobalit terlayani sekitar 3.493 meter. Jumlah
pelanggan PLN di Kelurahan Ijobalit sebanyak 595 KK di semua lingkungan . Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
NO LINGKUNGAN LISTRIK
telekomunikasi dari Telkom. Jaringan telepon yang ada di Kelurahan Ijobalit dengan
panjang jaringan sekitar 600 meter yang melayani Kelurahan Ijobalit. Sedangkan
jumlah pelanggan telepon yang ada di Kelurahan Ijobalit sebanyak 11 KK yang terdiri
3.8.1. TINJAUAN EKSTERNAL
Untuk mengembangkan suatu wilayah, diperlukan adanya tinjauan pengaruh
eksternal terhadap wilayah perencanaan, dimana dalam hal ini kawasan perencanaan
merupakan bagian dari wilayah yang lingkupnya lebih luas. Sehingga upaya
pengembangan kawasan perencanaan di masa mendatang sesuai dengan
pengembangan wilayah dalam lingkup regional.
Tinjauan eksternal terhadap wilayah perencanaan ini berupa kebijaksanaan tata
ruang atau kebijaksanaan sektoral yang terkait dengan wilayah perencanaan yang
sudah ada. Tinjauan eksternal wilayah perencanaan dalam hal ini dalam lingkup
Kecamatan Labuhan Haji dapat dilihat dari kebijaksanaan pengembangan Recana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Timur dan adanya issu-issu
pengembangan yang terkait dengan wilayah perencanaan. Adapun Rencana
Pengembangan Sistem Perkotaan Kabupaten Lombok Timur, yaitu sebagai berikut :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Kawasan Perkotaan Selong sesuai dengan
arahan dalam RTRWP NTB. Sedangkan cakupan kawasan ini terdiri dari:
Kelurahan Kelayu Jorong, Kelurahan Kembang Sari, Kelurahan Majidi, Kelurahan
Rakam, Kelurahan Pancor, Kelurahan Sekarteja, Kelurahan Sandubaya, Kelurahan
Selong, Kelurahan Kelayu Selatan dan Kelayu Utara.
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan Masbagik, Keruak dan
Labuhan Lombok sesuai dengan arahan dalam RTRWP NTB. Untuk masing-masing
kawasan perkotaan tersebut, wilayahnya meliputi:
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas :
1. Kawasan Perkotaan Jerowaru dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Jerowaru meliputi wilayah administrasi Desa Jerowaru sebagai pusat
perkotaan dan hinterlandnya yaitu Desa Batunampar, Sukaraja dan Desa
Pemongkong, Desa Pandan Wangi dan Desa Sekaroh;
2. Kawasan Perkotaan Sakra dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra
meliputi wilayah administrasi Desa Sakra sebagai pusat perkotaan dengan
hinterlandnya adalah Desa Suangi, Kabar, Rumbuk dan Keselet, Desa Sakra
Selatan dan Desa Rumbuk Timur;
3. Kawasan Perkotaan Sakra Barat dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Sakra Barat meliputi wilayah administrasi Desa Rensing sebagai pusat
perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukarara, Gunung Rajak, Bungtiang,
Pengklakmas dan Desa Borok Tojang;
4. Kawasan Perkotaan Sakra Timur dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan
Sakra Timur meliputi wilayah administrasi Desa Lepak sebagai pusat
perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Gelanggang, Surabaya, Gereneng,
Montong Tangi dan Desa Menceh;
5. Kawasan Perkotaan Terara dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Terara
meliputi wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit Induk sebagai pusat
perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Jenggik, Rarang, Suradadi, Santong,
Sukadana dan Rarang Selatan. Rarang Tengah, Leming dan Lando. Oleh
karena kawasan perkotaan Terara juga merupakan Pusat Sub Satuan Wilayah
Pembangunan (SSWP) Barat maka hinterlandnya juga mencakup wilayah
administrasi Kecamatan Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Terara, Montong
Gading dan Sikur;
6. Kawasan Perkotaan Montong Gading dengan peran sebagai Ibukota
Kecamatan Montong Gading meliputi wilayah administrasi Desa Montong
Betok sebagai pusat perkotaan dengan wilayah hinterlandnya adalah Desa
Kilang, Pringga Jurang, Perian, Jenggik Utara dan Pesanggrahan;
7. Kawasan Perkotaan Sikur dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sikur
kawasan hinterlandnya adalah Desa Semaya, Montong Baan, Loyok, Kotaraja,
Tetebatu, Kembang Kuning dan Montong Baan Selatan;
8. Kawasan Perkotaan Pringgasela meliputi wilayah administrasi Desa
Pringgasela sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah
Desa Rempung, Jurit, Pengadangan dan Aik Dewa;
9. Kawasan Perkotaan Sukamulia meliputi wilayah administrasi Desa Sukamulia
sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa
Setanggor, Jantuk, Padamara,Dasan Lengkong dan Sukamulia Timur;
10. Kawasan Perkotaan Suralaga meliputi wilayah administrasi Desa Suralaga
sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Anjani,
Tebaban, Kerongkong, Bagik Payung, Bagik Payung Selatan dan Mekar Jaya;
11. Kawasan Perkotaan Labuhan Haji meliputi wilayah administrasi Kelurahan
Tanjung, Surya Wangi dan Ijobalit sebagai pusat perkotaan dengan kawasan
hinterlandnya adalah Desa Peneda Ganjor, Labuhan Haji, Teros, Korleko,
Tirtanadi, Kertasari dan Banjarsari;
12. Kawasan Perkotaan Pringgabaya meliputi wilayah administrasi Desa
Pringgabaya sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah
Desa Bagek Papan, Apitaik, Kerumut, Poh Gading, Batuyang, Teko, Pohgading
Timur dan Pringgabaya Utara;
13. Kawasan Perkotaan Suela meliputi wilayah administrasi Desa Suela sebagai
pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Ketangga,
Suntalangu, Selaparang, Sapit, Perigi dan Mekarsari;
14. Kawasan Perkotaan Aikmel meliputi wilayah administrasi Desa Aikmel sebagai
pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Lenek Daya,
Lenek, Lenek Lauk, Kalijaga, Kembang Kerang, Aikmel Utara, Kalijaga Selatan,
Kalijaga Utara, Aikmel Barat, Kembang Kerang Daya dan Lenek Baru. Oleh
karena kawasan perkotaan Aikmel juga merupakan pusat sub satuan wilayah
pembangunan (SSWP) utara maka hinterlandnya juga mencakup wilayah
administrasi kecamatan Wanasaba, Suela, Pringgabaya, Sambelia dan
15. Kawasan Perkotaan Wanasaba meliputi wilayah administrasi Desa Wanasaba
sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa
Mamben Lauk, Mamben Daya, Karang Baru, Tembeng Putek dan Bebidas;
16. Kawasan Perkotaan Sembalun meliputi wilayah administrasi Desa Sembalun
Bumbung sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah
Desa Sembalun Lawang, Sajang dan Bilok Petung;
17. Kawasan Perkotaan Sambelia meliputi wilayah administrasi Desa Sambelia
sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa
Belanting, Obel-obel, Sugian dan Labuan Pandan.
Berdasarkan Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Lombok
Timur di atas, maka wilayah perencanaan Kelurahan Ijobalit merupakan bagian
wilayah Kecamatan Labuhan Haji yang masuk dalam Zonasi untuk Pusat Pusat
Kegiatan Lokal (PKL). Oleh karena kedudukannya sebagai pusat SSWP maka
Kelurahan Ijobalit juga berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal di SSWP bagian timur
Lombok Timur.
3.8.2. TINJAUAN INTERNAL
Selain kajian dan tinjauan pengaruh eksternal terhadap wilayah perencanaan
Kelurahan Ijobalit tersebut di atas, pada wilayah perencanaan dapat diasumsikan
juga arah pengembangan struktur ruang sesuai dengan karakteristik serta kondisi
eksisting yang ada. Jika dilihat dari pengelompokan kawasan permukiman penduduk,
maka struktur ruang kawasan permukiman penduduk di wilayah perencanaan
cendrung membentuk kluster.
Kluster permukiman terbesar berada di wilayah Kelurahan Ijobalit Induk tepatnya di
pusat desa (sekitar jalan kabupaten). Sedangkan kluster lainnya, pada umumnya
menyebar merata di semua lingkungan pada wilayah perencanaan tersebut.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka diperkirakan perkembangan kawasan
permukiman akan cendrung berada pada wilayah yang memiliki akses yang baik dan
mudah dengan dilengkapi fasilitas penunjang lainnya, terutama pada wilayah
kecendrungan berkembang sebagai wilayah permukiman (kluster) perkotaan sesuai
dengan tujuan RTRW Kabupaten Lombok Timur.
3.9. KEGIATAN EKONOMI LIVELIHOOD/ PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN)
3.9.1. JENIS KEGIATAN EKONOMI LOKAL
Perdagangan dan Jasa
Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Kabupaten membuat posisi jalan
utama Kelurahan Ijobalit menjadi strategis untuk kegiatan ekonomi perdagangan dan
jasa. Dari 211 unit fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kelurahan Ijobalit di
dominasi oleh Toko dan Kios yang berada pada Jalan utama.
NO JENIS USAHA JENIS PRODUK
1 Perdagangan Sembako, Pakaian, Bahan Bangunan, Elektronik,
dlll
2 Jasa Bengkel, Reparasi Elektronik, Pulsa, dll
Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016
Industri
Selain usaha perdagangan dan jasa, kondisi geografis Kelurahan Ijobalit sebagai
penghasil perkebunan dan penghasil tambang galian C memberikan peluang usaha
industri bagi masyarakat Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut
Jenis Industri Jumlah
Kecil (Rumah Tangga) 35
Industri Menengah 15
Industri besar 0
Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016
Industri rumah tangga di Kelurahan Ijobalit cukup banyak, yang merupakan industri
olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, kripik singkong,
pada Ijobalit Daya dan Ijobalit Makmur serta sebagian kecil menyebar di lingkungan
yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
NO JENIS INDUSTRI JENIS PRODUK
1 Industri Rumah Tangga Olahan Hasil Perkebunan (Minyak Kelapa dan Kripik Singkong)
Kegiatan pertanian, perkebunan menjadi kegiatan ekonomi yang dominan di Kelurahan
Ijobalit mengingat hampir 1122,5 Ha atau sekitar 85% wilayah Kelurahan Ijobalit
merupakan Daerah perkebunan dan pertanian. Ditunjang dengan adanya sungai di
Kelurahan Ijobalit sebagai sumber irigasi dengan saluran irigasi yang melayani semua
areal persawahan di Kelurahan Ijobalit.
Usaha pertanian tidak terlalu dominan di Kelurahan Ijobalit, dengan luas areal tanam
sekitar 60 Ha, yang hampir sebagian besar ditanami oleh padi. Selanjutnya beberapa
produk pertanian lainnya yaitu jagung,ubi, kacang tanah, kedelai dan cabai juga
menjadi produk dari pertanian Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Selain tanaman palawija, di Kelurahan Ijobalit juga mengusahakan perkebunan dan
tanaman buah – buahan. Untuk tanaman perkebunan di Kelurahan Ijobalit adalah
Kelurahan Ijobalit adalah mangga dan pisang. Tanaman mangga diidentifiasi ditanam
seluas 2,8 Ha sedangkan tanaman pisang seluas 0,38 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
NO Lingkungan Areal Tanam (Ha) Areal Tanam (Ha) Kelapa Tembakau
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
NO Lingkungan POPULASI TERNAH (ekor)
Kelurahan Ijobalit 526 - 77 264 12.500 10 2 1.175
Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit 2015
JEJARING PEMASARAN EKONOMI LOKAL
Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala
kecamatan dan skala desa, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di
Kelurahan Ijobalit yaitu :
Untuk industri rumah tangga jenis olahan makanan seperti Kripik singkong dan
Minyak Kelapa, dll dipasarkan ke pasar Kelurahan Ijobalit untuk skala desa dan