• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 I Nyoman Sudihartana adalah Guru di SMP Negeri 1 Bangli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 I Nyoman Sudihartana adalah Guru di SMP Negeri 1 Bangli"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MAKSIMAL MENERAPKAN METODE CERAMAH INTERAKTIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS VIIIH SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020 DI

SMP NEGERI 1 BANGLI Oleh:I Nyoman Sudihartana 1

Abstrak

Penyampaian mata pelajaran Bahasa Indonesia selama ini disampaikan secara abstrak sehingga siswa belum dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik. Hal itu telah menyebabkan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena itu diperlukan model/metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkannya agar mereka mudah dalam menerima pelajaran yang lebih cenderung bersifat abstrak ini. Penerapan cara belajar aktif melalui metode pembelajaran ceramah interaktif diupayakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIIIH semester I SMP Negeri 1 BAngli tahun pelajaran 2019/2020 yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Tujuannya, agar hasil belajar yang dicapai siswa dapat ditingkatkan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Belajar yang diharapkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan dilakukan tes unjuk kerja yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penerapan metode pembelajaran ceramah interaktif bisa meningkatkan hasil belajar siswa. ini dibuktikan dari hasil yang diperoleh pada data awal sampai siklus II yaitu, data awal menunjukkan hasil ketuntasan belajar mencapai 18,18% siklus I meningkat menjadi 60,61% siklus II meningkat menjadi 93,94%. Hal itu membuktikan bahwa metode pembelajaran ceramah interaktif yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik, serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Bahasa Indonesia..

Katakunci:metode ceramah interaktif, menulis, Bahasa Indonesia, hasil

belajar

Abstract

Submission of Indonesian subjects has been conveyed in an abstract way thus students have not been able to understand the material conveyed by the teacher well. This has caused the low learning achievement obtained by students. Therefore we need an appropriate learning model/ method to teach thus students feel easy in accepting lessons that are more likely to be abstract. The application of active learning through interactive lecture learning method was strived to improve student learning outcomes in class VIIIH semester I of SMP Negeri 1 Bangli in the academic year 2019/2020 which was used as a research location. The goal was that learning outcomes achieved by

(2)

students can be improved in accordance with the expected passing grade. To find out the success level of the action, a performance test is performed which was then analyzed descriptively. The conclusion of this study was the application of interactive lecture learning method can improve student learning outcomes. This was proven from the results obtained in the initial data until the second cycle, namely, the preliminary data showed the results of mastery learning reached 18.18%, the first cycle increased to 60.61%, and the second cycle increased to 93.94%. This proved that the interactive lecture learning method applied by the teacher in the learning process has been able to improve student learning outcomes well, and this learning method can be used as an alternative to teach Indonesian.

Keywords: interactive lecture methods, writing, Indonesian, learning outcomes

PENDAHULUAN

Menghadirkan pengalaman-pengalaman anak saat ia mulai belajar membaca yang mempertemukannya dengan budayanya sendiri merupakan sebuah kearifan dalam proses pendidikan berdiversifikasi atau beragam. Ini merupakan wujud dari materi kandungan lokal yang sangat kaya dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang mutli-etnis dan multi budaya. (Depdiknas; 2009: 1).

Beragam kecerdasan yang dimiliki peserta didik saat ini harus dijadikan pedoman untuk dikembangkan dan dijadikan target yang akan dicapai dalam kurikulum yang baru diterapkan. Pembelajaran yang diterapkan berupaya untuk mengakomodasikan beragam kebutuhan anak yang diramu dalam sebuah materi ajar yang bersifat menyeluruh untuk menjaga keutuhan pemahaman yang akan diterima peserta didik.

Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir anak yang kreatif

(3)

dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru (Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30)..

Semua uraian di atas menunjukkan hal-hal yang sangat penting dalam upaya guru memahami tugas-tugasnya sehingga peru dipenuhi untuk menopang prestasi belajar peserta didik. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan guru akan berhasil dengan baik dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengatasi masalah pembelajaran di sekolah.

Kenyataan itulah yang mendorong keinginan peneliti untuk mengupayakan sebuah perbaikan dengan model pembelajaran seperti yang telah dijelaskan dengan maksud untuk memperbaiki mutu pendidikan utamanya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karena sementara ini, kenyataan hasil belajar anak kelas VIIIH di semester I tahun pelajaran 2019/2020 baru mencapai nilai rata-rata 69,70. Hasil tersebut jika dinilai dari tingkat keberhasilan yang mesti dicapai anak masih jauh dari harapan karena KKM yang dituntut adalah 73. Kelemahan-kelemahan yang ada dapat diidentifikasi yaitu: 1) Siswa masih rendah kemampuannya dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat yang benar, 2) Siswa masih rendah kemampuannya dalam merangkai kalimat-kalimat, 3) rendahnya mutu belajar peserta didik, 4) kurang aktifnya siswa dalam kegiatan yang harus dilakukan, 5) peserta didik masih terbiasa menerima peringah, 6) guru terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan pribadi, 7) pembelajaran yang dilakukan guru belum maksimal. Mempertimbangkan kebutuhan anak, guru, dan kebutuhan pemenuhan keberhasilan mutu pendidikan mencetuskan sebuah kenyakinan bahwa penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang dapat disampaikan yaitu :Apakah penggunaan metodr pembelajaran ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil belajar menulis pada siswa kelas VIIIH SMP Negeri 1 Bangli ? sedangkan tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil belajar menulis pada siswa kelas VIIIH SMP Negeri 1 Bangli.

Menurut Depdiknas (2008: 13) metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan

(4)

penggunannya.Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Ahmadi dan Prasetya, 2005: 137).

Muhammad Ali (2010: 78) Metode kuliah (ceramah) dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan.Metode ini termasuk klasik.Oleh sebab pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit.

Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan yang merujuk pada pandangan konstruktivis yang menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan cara mengali pertanyn-pertanyaan siswa. Di dalam model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya terhadap obyek yang akan dipelajari, kemudian melakukan penyelidikan tentang pertanyaan mereka sendiri (Margareth, 2004: 12).

Penjelasan ahli di atas memberikan pemahaman bahwa yang dimaksud dengan metode ceramah interaktif merupakan suatu penyampaian informasi yang sifatnya dua arah dari penceramah kepada hadirin atau sebaliknya yang menitikberatkan pada pertanyaanpertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan cara mengali pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut.

Dengan menggunakan metode ceramah interaktif, remaja atau siswa/siswi akan lebih mudah memahami tentang mata pelajaran yang disampaikan karena mereka bisa saling berdiskusi dan menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pelajaran, salah satunya adalah belajar menulis Bahasa Indonesia.

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis adalah sebagai bentuk komunikasi tidak langsung yang bermediakan tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1993: 21).Lebih lanjut, Semi, Antar (1990: 47) mengutarakan bahwa menulis sebagai tindakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bentuk lambing-lambang bahasa. Hal ini tidak lain dari upaya pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan dengan menggunakan lambing-lambang atau grafem. Secara umum

(5)

dapat dikemukakan bahwa menulis adalah aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan secara tertib dan tertata sehingga dipahami oleh pembaca.

Dari paparan teori ahi diatas, penggunaan metode pembelajaran ceramah interaktif di pandang cocok oleh peneliti untuk diterapkan mengatasi permasalahan siswa yang terjadi khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIIIH SMP Negeri 1 Bangli.

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan sebagai tempat untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangli Kabupaten Bangli, beralamat di Jl Nusantara Nomor 54, Bangli.

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas.Menurut Suyanto, bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Subyantoro, 2007:6).Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Menurut Suharsimi (2009:16), dalam penelitian ini tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Perincian langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 01. Siklus Penelitian Tindakan

Dari gambar siklus penelitian tindakan diatas, dapat dipaparkan sebagai berikut: 1). Perencanaan, merupakan persiapan yang dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan proses

(6)

pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi dengan metode ceramah interaktif yang meliputi identifikasi masalah melalui observasi awal, merencanakan kegiatan pembelajaran, membuat perangkat pembelajaran, alat evaluasi dan pengadaan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. 2). Tindakan, Pada tahap ini, metode ceramah interaktif dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Tindakan yang akan dilaksanakan adalah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah interaktif dengan langkah-langkah kerja seperti telah direncanakan dalam rencana pembelajaran. 3). Pengamatan, Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa serta tes di setiap akhir siklus. 4). Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan dengan menerapkan metode ceramah interaktif yang telah dilaksanakan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi gunamenyempurnakan tindakan berikutnya. Hasil refleksi dari siklus I digunakan untuk memperbaiki dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

Penetapan siswa kelas VIIIH SMP Negeri 1 BAngli sebagai subjek penelitian dilakukan dengan pertimbangan siswa pada kelas tersebut prestasi belajarnya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIH , dan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat keberhasilan mereka setelah diberikan tindakan, guru selaku peneliti melakukan observasi menggunakan tes hasil belajar.

Hasil penelitian yang telah berhasil dikumpulkan berbentuk angka yang diperoleh menggunakan tes prestasi belajar selanjutnya akan dilakukan dianalisis secara deskriptif,dengan maksud untuk memberikan gambaran secara jelas tentang hasil penelitian yang diperoleh.. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik.

Indikator keberhasilan penelitian yang diusulkan dalam penelitian ini pada siklus I dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 73 atau lebih dengan ketuntasan belajar minimal 85%.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil obervasi awal menunjukkan, rendahnya hasil belajar yang dicapai peserta didik di kelas VIIIH pada semester I . Dari kegiatan awal diperoleh hanya 6 siswa (18,18%) yang memperoleh nilai diatas KKM. Ketuntasan belajar kelas ini pada awalnya baru mencapai 18,18% masih banyak siswa yang belum tuntas yaitu 27 orang dengan prosentase 81,82% Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam menerpa ilmu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat rendah.

Tabel 01. Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Prasiklus

Nomor Subjek Penelitian Nilai Nomor Subjek Penelitian Nilai

1 62,86 17 68,57 2 65,71 18 65,71 3 65,71 19 68,57 4 60 20 68,57 5 62,86 21 68,57 6 74,29 22 74,29 7 68,57 23 71,43 8 71,43 24 71,43 9 68,57 25 77,14 10 68,57 26 71,43 11 77,14 27 71,43 12 74,29 28 68,57 13 71,43 29 68,57 14 68,57 30 68,57 15 77,14 31 71,43 16 71,43 32 68,57 33 68,57 Jumlah Nilai 2300 Nilai Rata-rata 69,70 KKM 73

Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 27

Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 6

Prosentase Ketuntasan Belajar 18,18%

(8)

Gambar 02. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Prasiklus

Dari hasil belajar prasiklus, terlihat banyak siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia, hal inilah yang menjadi dasar peneliti ingin mencobakan model pembelajaran lain dengan tujuan dapat meningkatkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I model pembelajaran ceramah interktif mulai dicobakan terhadap siswa. Dari tahap pertama ini didapat hasil yang cukup menggembirakan, walaupun masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada pada pelaksanaannya.

Tabel 02. Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I Nomor Subjek Penelitian Nilai Nomor Subjek Penelitian Nilai

1 68,57 17 74,29 2 74,29 18 68,57 3 71,43 19 71,43 4 65,71 20 71,43 5 74,29 21 71,43 6 77,14 22 77,14 7 74,29 23 74,29 8 77,14 24 77,14 9 71,43 25 80 10 74,29 26 74,29 11 80 27 74,29 12 77,14 28 71,43 13 74,29 29 71,43 14 71,43 30 71,43 15 80 31 74,29 16 74,29 32 74,29 0 5 10 15 20 25 60-62 63-65 66-68 69-71 72-74 75-77

(9)

33 74,29

Jumlah Nilai 2437,14

Nilai Rata-rata 73,85

KKM 73

Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 13

Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 20

Prosentase Ketuntasan Belajar 60,61%

Hasil yang diperoleh dari penilaian prestasi belajar siswa pada siklus I dapat dibuat dalam deskripsi kuantitatif seperti berikut: dari 33 orang yang diteliti ada 20 (60,91%) yang memperoleh penilaian diatas KKM dimana mereka sudah mampu menerpa ilmu sesuai harapan. Untuk siswa-siswa tersebut sesuai kategori penilaian dari Depdiknas, mereka sudah berkembang sesuai indikator yang disampaikan di Bab III. Sedangkan yang lain yang jumlahnya 13 orang (39,39%) masih belum mencapai KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini.Dari analisis tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 03. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I

Walaupun sudah ada peningkatan hasil belajar ssiwa, namun masih ada kekurangan-kekurangan/kelemahan-kelemahan yang ada dari pelaksanaan tindakan siklus I antara lain: 1). Siswa masih kurang aktif ketika mengikuti proses diskusi akibatnya mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan latihan-latihan menulis; 2). Ketika guru menjelaskan materi masih ada siswa yang ramai dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru, sehingga mereka masih belum mampu merangkai kalimat-kalimat, terutama tanda-tanda baca masih dilupakan menulis; 3). Guru masih terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran; 4). Siswa merasa gugup ketika dipanggil untuk mewakili kelompoknya dalam menjawab pertanyaan.

0 2 4 6 8 10 12 14 65-66 67-68 69-70 71-72 73-74 75-76 77-78 79-80 F . A B S O L U T INTERVAL

(10)

Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, oleh karena itu peneliti melanjutkan pada siklus berikutnya. Pelaksanaan di siklus II dilakukan dengan inovasi-inovasi pembelajaran serta skenario pembelajaran yang telah dilaksanakan di siklus I diperbaiki dan dirubah di siklus II. Tahapan-tahapan pelaksanaannya sudah mengikuti teori para ahli. Adapun hasil belajar siswa yang didapat pada pelaksanaan siklus II dapat disampaikan berikut ini.

Tabel 03. Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus II

Nomor Subjek Penelitian Nilai Nomor Subjek Penelitian Nilai

1 68,57 17 74,29 2 74,29 18 68,57 3 71,43 19 71,43 4 65,71 20 71,43 5 74,29 21 71,43 6 77,14 22 77,14 7 74,29 23 74,29 8 77,14 24 77,14 9 71,43 25 80 10 74,29 26 74,29 11 80 27 74,29 12 77,14 28 71,43 13 74,29 29 71,43 14 71,43 30 71,43 15 80 31 74,29 16 74,29 32 74,29 33 74,29 Jumlah Nilai 2437,14 Nilai Rata-rata 73,85 KKM 73

Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 13

Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 20

Prosentase Ketuntasan Belajar 60,61%

Perkembangan bahasa Indonesia siswa pada Siklus II ini adalah dari 33 siswa yang diteliti ternyata hasilnya sudah sesuai dengan harapan. Dari perkembangan tersebut diketahui 31 orang (93,94%) sudah memenuhi KKM yang ditentukan, hanya 2 orang (6,06%) yang belum memenuhi KKM. Dari semua data yang sudah diperoleh tersebut dapat diberikan sintesis bahwa sebagian besar siswa sudah mampu mencapai prestasi sesuai harapan, artinya proses pembelajaran sudah berjalan baik, inovasi sudah diupayakan, validasi terhadap instrumen sudah dilakukan, triangulasi juga sudah dilakukan, keaktifan

(11)

siswa cukup baik. Dari semua pendekatan data atas tindakan yang dilakukan pada siklus II dapat diintepretasikan bahwa semua indikator yang diharapkan dicapai oleh siswa-siswa SMP Negeri 1 Bangli sudah mampu dicapai.Dari analisis tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 04. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus II

Berdasarkan analisis data siklus II, hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode ceramah interaktif. Perbaikan pembelajaran sudah dilaksanakan pada siklus II.

B. Pembahasan

Pembahasan yang disampaikan terhadap semua pelaksanaan kegiatan baik pelaksanaan kegiatan awal, pelaksanaan kegiatan pada siklus I maupun pelaksanaan kegiatan pada siklus II.

Pada kegiatan awal perencanaan yang dibuat hanya sekedarnya saja, RPP diambil dari RPP yang dibuatkan oleh MGMP. Pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembelajaranyang biasa dilakukan sehari-hari dengan tanpa perencanaan yang matang. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum mengikuti model-model yang direkomendasikan oleh para ahli pendidikan.Pembelajaran yang biasa dilakukan sehari-hari tersebut masih didominasi dengan ceramah yang merupakan kebiasaan guru mengajar sehari-hari. Dengan

0 2 4 6 8 10 12 71-72 73-74 75-76 77-78 79-80 81-82 83-84 85-86 F . A B S O L U T INTERVAL

(12)

cara pembelajaran seperti itu ternyata perolehan nilai siswa baru mencapai rata-rata 69,70 nilai tersebut jauh di bawah kiteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Bangli oleh karenanya perlu diupayakan perbaikan yang lebih baik pada siklus berikutnya.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah diupayakan berbeda dengan cara mengajar yang dilakukan pada kegiatan awal. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini telah diupayakan mengikuti metode cermah interaktif yang dilakukan sesuai kebenaran teori yang ada. Peneliti secara intensif memberi pengertian-pengertian pada peserta didik bahwa prestasi belajar mereka pada awalnya masih cukup rendah.Hal ini membuat penelitian perlu berpikir ulang untuk dapat memperbaiki proses pembelajaranyang telah dilakukan.

Semua yang belum mampu diupayakan secara maksimal, pada siklus II ini dimaksimalkan dengan cara seperti penggunaan waktu yang belum maksimal karena sering guru masih mendominasi waktu pembelajaran.Disamping hal tersebut kegiatan guru yang belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaranyang mengarahkan pada model pembelajaran yang baru diperbaiki dengan mengajar sesuai teori yang benar.

Cara yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan menggunakan metode ceramah interaktif dengan benar sesuai teori yang ada. Alur pembelajaran diperbaiki, motivasi lebih digiatkan, inovasi dilakukan guru dengan giat dalam pembelajaran, pemberian arahan-arahan dimaksimalkan, latihan-latihan diberikan lebih banyak, pemberian penghargaan bagi mereka yang berhasil lebih digiatkan, menjawab soal-soal dari yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajukan yang lebih sulit, lebih giat membimbing peserta didik baik secara individual maupun secara kelompok. Perangkat pembelajaran, alat-alat, media yang disampaikan diupayakan dapat terlaksana secara maksimal.

Dari semua kegiatan yang telah maksimal dilaksanakan pada siklus II ini ternyata perolehan hasil meningkat dan telah mencapai nilai rata-rata 93,94 rata-rata ini sudah sesuai tuntutan indikator keberhasilan penelitian yang diusulkan yaitu memperoleh nilai rata-rata 73 demikian pembahasan yang dapat penelii sampaikan.

(13)

Dengan kegiatan yang maksimal tersebut ternyata rata-rata yang diperoleh pada siklus I ini sudah meningkat menjadi 73,85. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar tersebut ternyata belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang diusulkan.

Peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklua sampai pada siklus II dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut.

Tabel 04. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Menulis Bahasa Indonesia

Siklus Rata-rata Prosentase Siswa Tuntas Siswa Tidak

Tuntas

Prasiklus 69,70 18,18 6 27

Siklus I 73,85 60,61 20 13

Siklus II 79,39 93,94 31 2

Dari tabel tersebut, dapat disajikan grafik sebagai berikut:

Gambar 05. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Menulis Bahasa Indonesia

SIMPULAN

Setelah diperoleh hasil penelitian melalui serangkaian tindakan perbaikan prestasi belajar yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, maka untuk memberikan gambaran yang jelas dan rinci tentang hasil penelitian yang dilakukan, simpulan yang dapat diberikan adalah metode ceramah interaktif telah berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Bukti hasil belajar siswa yang dapat dijelaskan dapat disampaikan sebagai berikut: 1). Dilihat dari rata-rata

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rata-rata Prosentase Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

(14)

siswa mengalami peningkatan, perolehan rata-rata dari prasiklus sebesar 69,70, meningkat pada siklus I sebesar 73,85 dan pada siklus II sebesar 79,39; 2). Dari prosentase ketuntasan siswa, dari prasiklus sebesar 18,18% meningkat pada siklus II menjadi 60,61% dan pada siklus II sebesar 93,94%; 3). Dari siswa yang tuntas, pada prasiklus siswa yang tuntas sebanyak 6 orang, pada siklus I sebanyak 20 orang dan meningkat pada siklus II sebanyak 31 orang.

Dari bukti-bukti perolehan hasil belajar dari prasiklus sampai dengan siklus I sudah dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini serta menjawab pula hipotesis yang diajukan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan J.T. Prasetya.2005. Strategi Belajar Mangajar ( SBM ).Bandung: Pustaka Setia. Antar Semi. 1990. Menulis efektif. Padang; CV Ankasa Raya.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Depdiknas. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Bahan Ajar dan Media. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Muhammad Ali. 2007. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo Offset: Bandung.

Paloma M Margaret,.2004.Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta:Penerbit Erlangga. Subyantoro. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia.

Tarigan,HG.1993. Pengajaran Kosa Kata.Bandung: Angkasa.

Wardani. I.G.A.K; Julaeha Siti; Marsinah Ngadi .2002.Pemantapan Kemampuan Propesional. Jakarta : Universitas terbuka.

Gambar

Gambar 01. Siklus Penelitian Tindakan
Tabel  01.  Hasil  Belajar  Siswa  Kelas  VIII  H  Semester  I  Tahun  Pelajaran  2019/2020  Prasiklus
Gambar 02. Grafik  Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I   Tahun Pelajaran 2019/2020 Prasiklus
Gambar 03. Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas VIII H Semester I   Tahun Pelajaran 2019/2020 Siklus I
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bayi yang diberi perawatan perianal dengan baby oil kulitnya akan terjaga tetap kering sehingga pH kulit bayi akan tetap normal dan untuk 1 bayi (10%) lainnya pada

Sehubungan dengan penyelesaian Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Pengaruh Moralitas Individu dan Idealisme terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Mengenai

§ Dalam satu CD/DVD dapat berisi beberapa Presentation Board, dengan syarat semua materi tersebut disimpan di sub-folder dimana penamaan sub-folder tersebut sama dengan nama

Syarat    ketiga  agar  seseorang  dapat  dikatakan  telah  melakukan  percobaan  menurut KUHP adalah pelaksanaan  itu tidak  selesai 

1 Metode yang diguanakan dalam  Guru memberikan metode sudah pembelajaran sesuai dengan tujuan kegiatan sesuai dengan rancangan dan tujuan 2 Kegiatan pembelajaran

Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan (X 1 ) tidak memiliki pengaruh positif terhadap variabel kinerja dosen (Y) dengan nilai koefisien

Hasil akhir diperoleh kadar alumina optimum yang dapat terambil dari tanah lempung gambut sebesar 0,622% menggunakan variasi perbandingan berat CaCl 2 dan lempung gambut 0,5:1