• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING ANAK USIA DINI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE PROYEK

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

SPEAKING

ANAK USIA DINI

Dzulfatun Ni’mah

1

, Winti Ananthia

2

Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

dzulfatunnimah@yahoo.com

ABSTRAK

Artikel ini merupakan bagian dari Penelitian Tindakan Kelas. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengenalkan kosakata bahasa Inggris dan mengasah kreativitas anak usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses perancangan metode proyek membuat recycle flashcard, serta proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan bahasa Inggris anak yang dilakukan melalui metode proyek. Pada penelitian tindakan kelas dengan model Elliot ini, diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek, yaitu membuat media recycle flashcard mengenai professions, yang dilakukan sebanyak tiga siklus penelitian dalam 9 tindakan terhadap siswa kelas A Taman Kanak-Kanak berjumlah 11 orang. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu penilaian performa anak, penilaian terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris anak, lembar observasi aktivitas anak, lembar observasi aktivitas guru, serta catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam membuat 3 macam proyek media recycle flashcard mengalami perkembangan kreativitas yang cukup baik, hal ini terlihat dari hasil karya yang dihasilkan setiap anak. Selanjutnya, data yang dihasilkan menunjukkan kemampuan berbicara bahasa Inggris anak mengenai kosakata professions mengalami peningkatan yang cukup baik, yaitu nilai rata-rata persen pada siklus I adalah 51,07%, sedangkan nilai rata-rata persen pada siklus II yaitu 54,2%. Kemudian pada siklus III mengalami peningkatan nilai rata-rata persen menjadi 66%. Dengan demikian, penerapan metode proyek dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Inggris anak. Oleh karena itu, sebaiknya guru menerapkan metode proyek untuk mengenalkan bahasa Inggris di Taman Kanak-kanak dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengasah kreativitas anak, agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Kata Kunci : Metode Proyek, Kosakata Bahasa Inggris Anak, Pembelajaran Bahasa Inggris di

Indonesia, Taman Kanak-kanak

1) Mahasiswa PGPAUD UPI Kampus Cibiru, NIM 1206283 2) Dosen Pembimbing, Penulis Penanggung Jawab

(2)

THE USE OF THE PROJECT TO IMPROVE THE ABILITY SPEAK

EARLY CHILDHOOD

Dzulfatun Ni’mah

1

, Winti Ananthia

2

Program Studi PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

dzulfatunnimah@yahoo.com

ABSTRACT

The article is a part of a classroom action research. The background of this article is by the lack of teachers ability to introduce English vocabulary and hone the creativity early childhood. The purpose of this research was to determine the process designing project's method to make recycle flashcard, and the process of learning and improvement English language skills children the project method. In this model of Elliot, learning applied by using the methods of the project, which media recycle flashcard about professions, who performed three cycles of study in 9 action students class A kindergarten total of 11 people. The research instrument used, namely the children's performance assessment, assessment of the child's ability to speak English, children activity observation sheet, teacher activity observation sheet, as well as field notes. The results showed that children's ability to make three kinds of media projects recycle flashcard progressing creativity is good, it is seen from the results of work produced each child. Furthermore, the resulting data demonstrate ability to speak English children about professions vocabulary has increased quite good, which is average value percent in the first cycle was 51.07%, while the average value percent in the second cycle is 54.2%. Then the third cycle increased the average value percent to 66%. Thus, the implementation of the project in a learning method can improve children's English vocabulary. Therefore, teachers should apply the methods of project to introduce English at kindergarten with attention to learning activities that can sharpen a child's creativity, in order to obtain maximum learning results.

Keywords : Project Methods, English Vocabulary Children, Learning English in Indonesia,

(3)

Anak usia dini merupakan masa keemasan untuk mempelajari berbagai hal dan dapat dengan cepat menerima berbagai hal yang dipelajari, terutama yang berkaitan dengan aspek-aspek perkembangan anak. Berkaitan dengan hal tersebut, Cameron (2001, hlm. 2) menyatakan bahwa anak usia dini ditemukan dapat mempelajari bahasa kedua lebih baik daripada orang dewasa, dan ini dapat mendukung pengenalan awal pengajaran bahasa Inggris untuk anak. Dalam implikasinya, pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini mencakup semua kompetensi bahasa yang meliputi kemampuan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing) (Suyanto, 2008, hlm. 23). Akan tetapi, dalam mengajarkan bahasa Inggris pada anak usia dibawah 6 tahun dilakukan hanya sebagai perkenalan saja, bukan sebagai hal yang utama tanpa mengabaikan perkembangan aspek-aspek lain yang sangat penting dalam kehidupannya. Hal tersebut dilakukan bagi anak usia dini karena menjadi kebutuhan untuk mengikuti arus perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga berkembang dengan sangat pesat.

Sehubungan dengan pengenalan bahasa Inggris pada anak usia dini, maka pengenalan melalui proses pembelajaran yang diterapkan pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata, yang dapat memungkinkan bagi anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal. Salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman secara nyata dan langsung dalam kehidupan anak ialah dengan metode proyek. Hal ini sejalan dengan Moeslichatoen (2004, hlm. 141), bahwa metode proyek adalah metode pembelajaran yang dapat melatih anak menerima tanggung jawab dan anak dapat berpikir kreatif sesuai ide-ide untuk mengembangkan kreativitas dalam melakukan pekerjaan yang menjadi bagian proyek secara tuntas. Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir, mengeksplorasi hal-hal yang menantang keterampilan dan kemampuannya untuk memperbaiki sejumlah permasalahan yang

dihadapi, sehingga mereka memiliki peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal mungkin.

Akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah pada sebuah kelas ditemukan sebuah keadaan dimana anak usia dini belum mampu memproduksi bahasa Inggris secara sederhana, walaupun ada pengenalan bahasa Inggris di TK tersebut. Hal tersebut terjadi karena pengenalan bahasa Inggris yang dilakukan oleh pihak TK tersebut hanya diberikan satu hari saja pada saat kegiatan berbaris, sehingga anak-anak kurang mendapatkan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris yang bermakna. Selain itu, pelafalan dari suatu kosakata bahasa Inggris yang guru-guru berikan di TK tersebut cenderung tidak sesuai dengan sistem pelafalan yang berlaku dalam bahasa Inggris. Sehingga anak-anak di TK tersebut mengalami kesulitan dalam mengenal sekaligus mempelajari bahasa Inggris secara utuh.

Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dirumuskan ialah mengenai bagaimana peningkatan kemampuan speaking anak setelah diterapkan metode proyek ?

Sejalan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kemampuan berbicara (speaking) bahasa Inggris anak usia dini melalui penggunaan metode proyek.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain penelitian Elliot yang terdiri dari tiga siklus penelitian. Penelitian ini dilakukan terhadap anak kelompok A TK AP, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Subjek penelitian ini adalah seluruh anak TK kelompok A yang berjumlah 11 orang. Indikator penilaian yang digunakan yaitu menyebutkan kosakata dalam bahasa Inggris yang dilakukan melalui penggunaan metode proyek.

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, yaitu penilaian performa, lembar penilaian terhadap kemampuan bahasa Inggris anak, lembar observasi terhadap aktivitas guru dan anak, catatan lapangan, serta dokumentasi berupa foto dan video. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data

(4)

kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif diperoleh dengan menghitung hasil dari penilaian performa menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

% =

Banyak anak yang bisa

x

100%

Jumlah anak yang hadir

Sedangkan teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan memberikan deskripsi terhadap data yang telah diperoleh secara kuantitatif. Kemudian untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data.

Adapun standar keberhasilan yang ditentukan dalam penelitian tindakan kelas ini ialah menggunakan skala 3 dengan rentang persentase 65-79% kriteria cukup tinggi. Artinya, penelitian dianggap “berhasil dan tercapai” apabila kemampuan berbicara bahasa Inggris anak melalui pembelajaran dengan menggunakan metode proyek, dan nilai M% yang diperoleh dalam 1 siklus penelitian mencapai angka persentase antara 65-79%. Namun apabila dalam satu siklus pelaksanaan penelitian nilai M% yang diperoleh tidak dapat mencapai angka persentase antara 65-79%, maka pelaksanaan penelitian akan diulang pada siklus berikutnya sebagai hasil dari refleksi dan upaya perbaikan serta penyempurnaan tindakan penelitian. Akan tetapi dilakukan dengan kegiatan pembelajaran yang berbeda, namun masih menggunakan metode proyek dan dalam tujuan penelitian yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembelajaran sekaligus pengenalan kosakata bahasa Inggris yang dilakukan dengan menggunakan metode proyek pada penelitian ini ialah mengenai 6 macam professions. Dimana satu macam proyek dirancang selama tiga kali pertemuan. Selama tiga kali pertemuan tersebut, peneliti sebagai guru selalu menggunakan metode bercakap-cakap, tanya jawab, ataupun metode bernyanyi untuk me-review sekaligus mengasah atau menstimulasi ingatan anak mengenai 6 kosakata professions yang sedang dikenalkan. Hal tersebut sesuai dengan Desmita (2012, hlm. 134-137) yang menyatakan karakteristik anak usia dini mengenai perkembangan memori jangka

pendek (short-term memory), dimana dalam hal ini anak hanya mampu menyimpan informasi berupa angka, huruf, atau simbol selama 15 hingga 30 detik. Sehingga pada tindakan review yang guru lakukan ini tidak hanya melalui lisan atau dengan display saja, melainkan dibantu juga dengan menggunakan media yang dirancang menggunakan metode proyek, seperti professions book, professions picture, maupun professions dictionary.

Adapun proses perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris anak dengan indikator menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris mengenai professions yang tepat sesuai instruksi guru selama pelaksanaan penelitian, dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Berdasarkan data dalam grafik diatas, kemampuan anak dalam menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada setiap tindakannya. Hal ini dapat terlihat jelas pada setiap tindakannya yang mengalami kenaikan persentase. Dimana setiap tindakannya mengalami kenaikan angka persentase antara 10 hingga 20%. Namun pada siklus III, tindakan 1 menuju tindakan 2 tidak mengalami peningkatan angka persentase, melainkan mengalami penurunan angka persentase sebanyak 10%. Hal ini dikarenakan ada 1 anak yang mengalami kejenuhan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Sehingga menyebabkan anak tersebut tidak mampu menyebutkan semua kosakata professions secara lengkap.

Akan tetapi, kenaikan angka persentase yang terjadi dalam 3 tindakan di siklus I dan II disebabkan oleh adanya pemberian reward

(5)

kepada anak yang bermacam-macam pada setiap tindakannya. Artinya, reward memiliki kelebihan yang bisa menjadi motivasi untuk melakukan suatu tindakan yang positif dalam proses pembelajaran. Bertemali dengan hal tersebut, Skinner (dalam Sugihartono, 2007, hlm. 98) menyatakan bahwa reward atau penghargaan merupakan penguatan positif sebagai stimulus yang dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku. Dengan adanya reward, diharapkan anak akan mengulangi dan meningkatkan tingkah laku positif untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pada berbagai temuan yang ada dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat dikatakan bahwa kosakata bahasa Inggris mengenai professions yang paling mudah untuk anak sebutkan pada siklus I adalah kata police, sedangkan kosakata bahasa Inggris mengenai professions yang paling mudah untuk anak sebutkan pada siklus II adalah kata army, dan kosakata bahasa Inggris mengenai professions yang paling mudah untuk anak sebutkan pada siklus III ialah kata pilot dan army. Adanya temuan kosakata bahasa Inggris mengenai professions yang paling mudah untuk anak sebutkan di setiap siklusnya, dilatarbelakangi karena adanya pengulangan dalam pengucapan 6 kosakata tersebut. Hal tersebut sesuai dengan Desmita (2012, hlm. 134-137) yang menyatakan karakteristik anak usia dini mengenai perkembangan memori jangka panjang (long-term memory), dimana dalam hal ini anak-anak memiliki kemampuan memori rekognisi, yaitu suatu kesadaran bahwa suatu objek, seseorang, atau suatu peristiwa itu sudah dikenalnya atau pernah dipelajari di masa lalu, tetapi kurang mampu untuk me-recall semua hal tersebut ke dalam ingatan. Sehingga diperlukan adanya stimulasi memori agar anak dapat me-recall semua kosakata yang pernah dikenalnya tersebut, salah satunya melalui metode bernyanyi. Hal ini dikarenakan pada kegiatan bernyanyi lagu “Professions” dilakukan oleh anak-anak sembari melihat display yang sudah guru tempelkan pada papan tulis, sehingga secara tidak langsung anak-anak dapat mengingat nama dan letak gambar professions yang dinyanyikan secara berulang-ulang.

Selain itu, pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini ditemukan juga 1 kosakata professions yang paling sulit untuk anak ucapkan, yaitu kata teacher. Dimana kata “teacher” ini hanya mampu diucapkan dengan benar dan tepat oleh beberapa anak dalam setiap tindakan penelitian yang dilakukan. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar anak yang tidak mampu mengucapkan kosakata “teacher” dengan benar, hanya mampu mengucapkan “cicen” meskipun telah berulang kali guru mengucapkan kata “teacher”. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru melakukan pendekatan secara individual kepada setiap anak agar mampu mengucapkan kata “teacher” dengan benar dan tepat. Alasannya, sesuai dengan Linda (dalam Pateda, 2015, hlm. 46) yang menyatakan bahwa pada dasarnya semua anak terlahir dalam keadaan siap untuk mempelajari bahasa agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, tak terkecuali untuk mempelajari bahasa Inggris. Sehingga Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak dalam aspek perkembangan bahasa, yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014, dapat tercapai dengan optimal. Terlebih lagi kemampuan anak dalam menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris dapat tercapai dan mengalami peningkatan sesuai dengan indikator dan harapan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian penerapan metode proyek untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak usia dini, maka dapat disimpulkan bahwa proses mengenalkan kosakata bahasa Inggris yang dilakukan dengan penggunaan metode proyek, dilaksanakan selama 3 siklus. Dimana pada setiap pelaksanaan kegiatan proyek tersebut, anak-anak dikenalkan 6 kosakata bahasa Inggris mengenai professions, yaitu teacher, bank officer, army, pilot, police, dan chef. Selain 6 kosakata tersebut, anak-anak juga dikenalkan beberapa kosakata bahasa Inggris lainnya, seperti cardboard, card, color, professions, professions book, professions card, professions dictionary, serta kosakata

(6)

bahasa Inggris lainnya yang masih berkaitan dengan media recycle flashcard yang dirancang. Selain itu, kemampuan berbicara anak dalam menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris mengenai professions yang dilakukan dalam penelitian ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sekitar 10 hingga 20% pada setiap tindakannya.

Apabila dilihat dari nilai rata-rata persen (M%) yang diperoleh pada setiap siklusnya, maka penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini dapat dikatakan “berhasil dan tercapai”. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata persen (M%) yang diperoleh pada siklus III termasuk ke dalam standar keberhasilan penelitian pada PAP yang telah ditetapkan, yaitu menggunakan skala 3 dengan rentang persentase 65-79% kriteria cukup tinggi. Adapun hasil yang didapat, yaitu pada siklus I nilai rata-rata persen (M%) kemampuan anak dalam menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris sebesar 51,07%. Pada siklus II nilai rata-rata persen (M%) kemampuan anak dalam menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris sebesar 54,2%. Sementara peningkatan nilai rata-rata persen (M%) kemampuan anak dalam menyebutkan 6 kosakata bahasa Inggris terjadi pada siklus III, yaitu 66%.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, Lynne. (2001). Teaching english to young learners. Cambridge : University Press.

Desmita. (2012). Psikologi perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran

di taman kanak-kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Pateda, L. (2015). Tinjauan psikologis pemerolehan bahasa dan kemampuan bernalar pada anak. Jurnal IAIN Gorontalo, Vol. 1 (01), hlm. 46.

Prihastuti., Ketut P., dan I Gede R. (2014). Penerapan model kooperatif tipe inside outside circle berbantuan media kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak TK Cerdas Mandiri Denpasar. Jurnal PGPAUD, Vol. 2 (01), hlm. 7.

Sugihartono., dkk. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Suyanto, K. K. E. (2008). English for young learners. Jakarta : Bumi Aksara.

Wahyuni, N, K, D., I Wayan, W., dan I Ngurah, S. (2014). Penerapan metode bercerita berbantuan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok B TK Putra Sesana Antiga Karangasem. Jurnal PGPAUD Undiksha, Vol. 2 (01), hlm. 3 dan 7.

Widianti, Ida Ayu K S., Ni K S., dan Nice M A. (2015). Penerapan metode bercerita dengan media gambar untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada anak. Jurnal PGPAUD Undiksha, Vol. 3 (01), hlm. 8.

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya pemahaman teori dan teknis E-Purchasing serta paradigma-paradigma keliru yang menempatkan pengadaan langsung kepada sisi administrasi yang rumit dan

PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG AUTISME.. IIN NURMAYANINGSIH, NI MADE

You also have a business answering line which can be used as your number for customers wanting to use your number as their business number and/or for special events such as a

Selanjutnya, titik tertentu tersebut dinamakan titik fokus yang dinyatakan dengan F, garis tertentu tersebut dinamakan garis arah yang dinyatakan dengan d, dan perbandingan yang

[r]

Kata Kunci: Sukuk Negara; Surat Berharga Syariah Negara; Obligasi Syariah Mudharabah; Obligasi Syariah Ijarah; Obligasi Syariah Mudharabah Konversi; Sukuk Ijarah;

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapaan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan

Thus, when his father suddenly comes back into his life and asks him to focus on baseball again, he experiences interna l conflict whether he should continue his study in the