• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Implementasi Safety Promotion Pada Pekerja Di PT Lautan Otsuka Chemical Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Efektivitas Implementasi Safety Promotion Pada Pekerja Di PT Lautan Otsuka Chemical Tahun 2012"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Efektivitas Implementasi Safety Promotion Pada

Pekerja Di PT Lautan Otsuka Chemical Tahun 2012

Try Sadewo Primadana

*

, Fatma Lestari

**

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas implementasi safety promotion pada pekerja di PT Lautan Otsuka Chemical Tahun 2012. Efektivitas pelaksanaan dilihat dari perbandingan angka kecelakaan antara tahun 2012 dengan tahun 2011. Kemudian diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu media, sifat pesan, jangkauan target, keterlibatan target dan keterlibatan pihak manajemen. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan telaah dokumen pada unit informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi safety promotion telah efektif yang dipengaruhi oleh media, sifat pesan, jangkauan target, keterlibatan pekerja dan keterlibatan pihak manajemen. Selain itu, juga dipengaruhi oleh komitmen kontraktor, ketersediaan sarana pendukung program, sumber informasi dan kondisi target atau pekerja.

Kata kunci: Analisis, efektivitas implementasi, safety promotion

Abstract

This research is qualitative research with descriptive design that aims to analyze the effectiveness of the implementation of safety promotion of the workers in PT Lautan Otsuka Chemical in 2012. The effectiveness seen from the comparison of the accident rate between 2011 to 2012. Then, examined the factors that influenced is media, the message characteristic, the reach of target, the target involvement and the management involvement. Data was collected by observations, interviews, and documents review on the informant units. The result showed that the effective implementation of safety promotion has been influenced by the media, the message characteristic, the reach of target, the target involvement and the management involvement. In addition, it is also influenced by the commitment of the contractor, the availability of support programs, information sources and target or worker condition.

Keywords: Analysis, effectiveness of implementation, safety promotion

*Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (email: try.sadewo@gmail.com)

**Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Gd. C Lt. 1 FKM UI, Kampus Baru UI Depok 16424 (email: flestari68@gmail.com)

(2)

Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan sektor industri pun turut mengalami kemajuan dan perkembangan yang signifikan, baik perkembangan di sektor industri itu sendiri maupun peralatan dan teknologi yang digunakan. Tidak terkecuali di sektor industri kimia yang cukup menjadi primadona di kancah perindustrian Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya pabrik-pabrik kimia yang berdiri di kawasan Indonesia, mulai skala lokal hingga internasional. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk tetap eksis di era globalisasi sekarang ini. Namun masalah yang tidak pernah bisa dipisahkan dari dunia industri sejak awal dimulainya terus saja terjadi, yakni timbulnya kecelakaan kerja.

Ada tiga hal yang harus menjadi perhatian utama dan merupakan faktor penting yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja, yakni kesadaran pekerja tentang pentingnya keselamatan di tempat kerja, perilaku aman di tempat kerja dan lingkungan kondusif yang mendukung keamanan saat bekerja. Ketiga faktor ini merupakan fokus dari pelaksanaan

safety promotion. Secara lebih rinci upaya keselamatan kerja diatur dalam UU No. 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja.

Safety promotion yang memiliki fokus langsung kepada ketiga faktor penyebab kecelakaan sudah

jelas perlu dilaksanakan. Apalagi melihat

pengetahuan dan pemahaman pekerja yang masih rendah terhadap keselamatan. Padahal bekerja dengan aman, nyaman dan tenteram, bersinergi positif dengan lingkungan serta terlindung dari segala bahaya yang ditimbulkan oleh komponen-komponen di lingkungan kerja merupakan harapan dan dambaan semua pekerja. Tidak bisa dipungkiri bahwa pekerja menginginkan kesejahteraan dan juga keselamatan serta kesehatan yang tetap terjaga selama bekerja karena itu kebutuhan dasar manusia yang nantinya akan berkorelasi positif terhadap produktivitas kerja dari pekerja.

Safety promotion adalah proses yang diterapkan baik di tingkat lokal, nasional bahkan internasional

pada tiap individu, komunitas, pemerintahan

termasuk juga pihak perusahaan dan organisasi non pemerintah yang bertujuan untuk peningkatan keselamatan. Proses ini termasuk semua usaha yang dapat melibatkan perubahan lingkungan (fisik, sosial, teknologi, politik, ekonomi dan organisasi) juga

perubahan sikap dan perilaku karena pelaksanaannya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku keselamatan.1

Safety Promotion yang efektif dipengaruhi oleh sumber, pesan, media yang digunakan, jangkauan target, kondisi target atau saringan, keterlibatan target dalam perencanaan dan pemilihan bahan serta keterlibatan pihak manajemen.2,3 Keefektivitasan implementasi safety promotion ini dapat dilihat melalui perubhan pengetahuan, niat berperilaku, sikap, perilaku serta statistic kejadian kecelakaan.4

PT. Lautan Otsuka Chemical sebagai salah satu perusahaan bergerak di sektor industri kimia di Indonesia dalam setiap aktivitas kerjanya tidak terbebas dari risiko bahaya termasuk kecelakaan. Mulai dari bahaya yang ditimbulkan oleh alat-alat untuk produksi, bahan produksi seperti bahan-bahan kimia, hingga bahaya lingkungan sekitar. Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Bab II

pasal 5 bahwa: “setiap perusahaan yang

mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi yang dapat mengakibat kecelakaan yang merugikan jiwa manusia, terganggunya proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaannya”.5

SMK3 di tempat kerja dilaksanakan sebagai satu kesatuan yang terpadu. Dari peraturan ini jelas PT Lautan Otsuka Chemical sudah menerapkan SMK3, tepatnya sejak tahun 2006, yang salah satunya adalah komunikasi K3 dalam bentuk pelaksanaan safety

promotion. Untuk melihat keefektivitasan pelaksanaan safety promotion yang telah dilakukan PT Lautan Otsuka Chemical dalam upaya penurunan jumlah kecelakaan kerja maka perlu diketahui jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, apa jenis safety

promotion yang diterapkan, siapa yang melaksanakan dan bagaimana proses pelaksanaannya.

Atas dasar itu penulis dalam penelitiannya perlu melakukan suatu analisis terhadap efektivitas implementasi safety promotion bagi pekerja PT Lautan Otsuka Chemical dalam upaya peningkatan pengetahuan dan perilaku selamat pekerja dengan tujuan menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja.

Metode

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada

(3)

tanggal 26 November 2012 sampai 8 Desember 2012 yang berlokasi di PT Lautan Otsuka Chemical, Cilegon. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder melalui telaah dokumen berupa data kecelakaan kerja dan data program safety

promotion yang telah diimplementasikan sedangkan pengumpulan data primer melalui wawancara kepada pihak manajemen dan pekerja serta observasi langsung area kerja di PT Lautan Otsuka Chemical. Unit analisis dalam penelitian ini adalah aktivitas pekerjaan yang berisiko tinggi di PT Lautan Otsuka Chemical, yakni pada divisi Produksi, Utility,

Maintenance. Informan dalam penelitian ini adalah 2

orang personil Departemen SHE, 3 orang

penanggung jawab (supervisor) dan 4 orang pekerja di masing-masing aktivitas pekerjaan atau divisi. Data-data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk mempermudah memahami gambaran efektifitas implementasi safety

promotion kemudian dianalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi, yakni meliputi media, pesan,

jangkauan target, keterlibatan target dan keterlibatan pihak manajemen. Untuk menguji validitas data digunakan metode triangulasi.

Hasil

PT Lautan Otsuka Chemical dalam perencanaan dan pelaksanaan programnya masih mengacu kepada peraturan pemerintah yakni Permenaker No. 05 tahun 1996 termasuk dalam perencanaan dan pelaksanaan program safety promotion yang terdapat dalam poin 3.2.1 persyaratan permenaker 05/Men/1996 yakni komunikasi.

Beberapa program kerja di PT Lautan Otsuka Chemical yang terkait dengan safety promotion antara lain safety induction pada kontraktor dan pekerja baru, meeting evaluasi dan safety talk, pemasangan visual manajemen berbentuk safety sign, poster, spanduk dan baliho serta pelaksanaan training dan drill di lapangan. Semua program tersebut menjadikan seluruh pekerja baik tetap maupun kontraktor sebagai targetnya.

Dalam pembentukan program-program safety

promotion, PT Lautan Otsuka Chemical memiliki beberapa tahapan yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan pemilihan program tersebut yang terdapat pada safety plan. Tahapan itu meliputi perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan evaluasi.

Efektivitas Safety Promotion

Berdasarkan data statistik kecelakaan pada tahun 2011 dan 2012, maka berikut adalah gambaran efektivitas pelaksanaan safety promotion pada divisi yang berisiko tinggi di PT Lautan Otsuka Chemical, yaitu:

Tabel 6.3 Efektivitas Safety Promotion

Divisi Hasil Telaah

Dokumen

Intisari

Produksi Jumlah kejadian kecelakaan kerja pada tahun 2011 adalah 3 kasus, mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 1 kasus. Efektif

Utility Tidak terjadi

kecelakaan kerja pada tahun 2011 dan 2012.

Efektif

Maintenance Jumlah kejadian kecelakaan kerja pada tahun 2011 adalah 1 kasus, mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 3 kasus. Tidak Efektif PT Lautan Otsuka Chemical Jumlah kejadian kecelakaan kerja pada tahun 2011 adalah 6 kasus, mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 4 kasus.

Efektif

Dari tiga divisi berisiko tinggi yakni produksi,

utility dan maintenance, hanya divisi maintenance yang impementasi safety promotion nya dapat dikatakan tidak efektif karena terjadi kenaikan angka kecelakaan kerja. Namun jika dilihat secara umum, implementasi safety promotion di PT Lautan Otsuka Chemical dapat dikatakan efektif karena terjadi penurunan jumlah kecelakaan kerja dari enam kasus di tahun 2011 menjadi empat kasus saja di tahun 2012.

Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Safety Promotion

Media safety promotion yang digunakan adalah visual manajemen, dalam bentuk safety board, safety sign, poster, spanduk, slogan di divisi Produksi, dalam bentuk papan safety, slogan, gambar di divisi

(4)

divisi Maintenance. Safety meeting, dalam bentuk rapat P2K3, safety briefing di divisi Utility dan safety

talk di divisi Maintenance. Training dalam bentuk

slide presentasi dan drill.

Sifat pesan dalam safety promotion yang digunakan adalah pesan informatif, yang bersifat menginformasikan atau memberi tahu. Pesan ini digunakan di semua divisi, tetapi paling banyak terdapat pada divisi Utility. Kemudian pesan persuasif, yang bersifat mengajak atau menganjurkan. Pesan ini digunakan di semua divisi, tetapi paling banyak terdapat pada divisi Produksi dan pesan emosional, yang memberikan efek rasa takut dan jera kepada targetnya. Pesan ini digunakan di semua divisi, tetapi paling banyak terdapat pada divisi

Maintenance.

Implementasi safety promotion pada pekerja di PT Lautan Otsuka Chemical pada tahun 2012 hampir mencapai semua target. Namun, pada divisi

maintenance masih belum menjangkau semua target karena pekerja yang sedikit disibukkan dengan pekerjaan yang banyak.

Dari hasil wawancara terlihat bahwa tidak ada fasilitas atau kegiatan rutin dan terencana yang memastikan pekerja untuk terlibat dalam pembuatan atau perancangan program safety promotion. Yang ada baru sebatas lomba-lomba pembuatan slogan-slogan dan usulan perbaikan di nearmiss program yang sifatnya tidak wajib atau hanya diperuntukkan bagi yang ingin saja.

Dari hasil wawancara juga terlihat bahwa implementasi safety promotion pada pekerja di PT

Lautan Otsuka Chemical telah mendapatkan

dukungan yang baik dari pihak manajemen. Dukungan tersebut berupa komitmen tertulis dalam bentuk peraturan dan kebijakan dan budgeting yakni mendukung pelaksanaan program dengan menyetujui pembiayaan program tersebut.

Pembahasan

Program safety promotion memiliki indikator keberhasilan sebagai bentuk penilaian efektivitas implementasi program tersebut. Berdasarkan analisis efektivitas dari masing-masing indikator keberhasilan Implementasi safety promotion sudah dianggap berhasil meningkatkan pemahaman dan kesadaran pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja hal ini terlihat dari kebiasaan pekerja untuk selalu berhati-hati dalam setiap aktivitas

pekerjaannya termasuk saling mengingatkan dengan rekan kerja lainnya. Penggunaan alat pelindung diri dengan baik secara sadar tanpa paksaan menjadi salah satu dampak efektifnya implementasi safety

promotion di PT Lautan Otsuka Chemical. Jika dilihat dahulu sebelum adanya program, APD masih belum tersedia, setelah tersedia pun pekerja masih belum memiliki kesadaran untuk menggunakannya. Visual manajemen dalam bentuk spanduk, baliho atau poster sudah sesuai dengan perencanaan semula. Minimal setiap bulannya ada pembaharuan salah satu jenis visual manajemen yang ada, baik itu poster, spanduk atau baliho. Dalam kebijakan yang ditetapkan minimal terdapat 25 materi training setiap tahunnya. Dalam pelakanaannya ternyata telah berhasil dilaksanakan melebihi target semula. Training ini meliputi training internal dan eksternal yang wajib dihadiri oleh pekerja sesuai dengan pengaturan dari departemen HR&GA. Dari laporan perusahaan angka kecelakaan kerja mengalami penurunan dari enam kasus di tahun sebelumnya menjadi empat kasus di tahun ini serta kembali tidak terjadinya loss time accident. Hal ini sesuai dengan kebijakan perusahaan terkait implementasi safety

promotion yang ditargetkan dapat menekan angka kecelakaan kerja di perusahaan.

Efektivitas Implementasi Safety Promotion Berdasarkan Angka Kecelakaan Kerja

Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, statistik dapat digunakan untuk melihat efektivitas

program.6 Meskipun secara umum implementasi

safety promotion di PT Lautan Otsuka Chemical dapat dikatakan efektif karena jumlah kecelakaan kerja yang menurun dari tahun sebelumnya, namun tetap ada yang harus menjadi perhatian yakni jumlah

kecelakaan yang justru meningkat di divisi

maintenance yang mana menyumbang tiga dari empat kasus kecelakaan yang terjadi di tahun 2012.

Jika dilihat dari penyebab kecelakaan kerja yang terjadi diketahui bahwa semua pekerja sudah mengetahui bahaya, risiko dan dampak dari pekerjaan tersebut melalui program safety promotion yang telah diberikan. Berdasarkan hasil investigasi kecelakaan diketahui bahwa pengawasan yang kurang dari supervisor dan habit atau kebiasaan pekerja terutama pekerja kontraktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Dapat dikatakan bahwa implementasi

(5)

safety promotion masih belum efektif pada perubahan

habit pekerja.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Implementasi Safety Promotion

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bab sebelumnya, yang mana walaupun secara keseluruhan implementasi safety promotion di PT Lautan Otsuka Chemical dapat dikatakan sudah efektif namun jika dilihat dari masing-masing divisi masih perlu adanya perbaikan di beberapa faktor yang menjadi pengaruh efektivitas implementasi

safety promotion tersebut.

Efektifnya implementasi safety promotion pada pekerja di divisi produksi dan utility dikarenakan implementasinya telah berhasil menjangkau seluruh target yakni pekerja. Seperti yang dijelaskan

sebelumnya bahwa efek implementasi safety

promotion adalah peningkatan pengetahuan dan kesadaran dan perubahan perilaku pekerja, tentunya

apabila implementasi tersebut tidak mampu

menjangkau pekerja, sudah jelas tidak akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dari pekerja tersebut.

Namun, apabila dicermati lebih mendalam lagi,

masing-masing faktor yang mempengaruhi

efektivitas implementasi safety promotion pada pekerja di PT Lautan Otsuka Chemical pada tahun 2012 masih membutuhkan pengembangan lebih baik lagi untuk meningkatkan antusiasme pekerja dalam menjalani program dan tentunya untuk mencegah meningkatnya jumlah kecelakaan kerja.

Media Safety Promotion

Sejauh ini media yang sudah digunakan cukup beragam, mulai dari visual manajemen berupa spanduk, poster, slogan, safety sign, dan safety board,

safety meeting dalam bentuk safety induction dan rapat P2K3 yang rutin dilaksanakan serta training baik presentasi maupun drill di lapangan.

Visual Manajemen yang terdiri dari poster spanduk dan baliho merupakan media yang paling dominan di PT Lautan Otsuka Chemical. Hal ini dikarenakan adanya pergantian rutin setiap bulan terhadap jenis media ini. Spanduk yang digunakan biasanya berukuran 3x1 meter dengan tulisan menarik dan mudah dibaca. Spanduk, poster dan sticker ini dipasang di sekitar area kerja. Banyaknya penggunaan media visual manajemen ini karena

dirasakan lebih mudah dan murah. Padahal media visual manajemen yang mana bentuknya adalah berupa kata-kata saja berdasarkan Kerucut Edgar Dale (Notoatmodjo, 2007) merupakan intensitas yang paling rendah dalam mempersepsikan pesan dan jelas kurang efektif.7

Safety meeting atau pertemuan-pertemuan

keselamatan termasuk program rutin yang

direncanakan oleh PT Lautan Otsuka Chemical dalam safety plan. Safety meeting ini berupa rapat P2K3 yang rutin dilaksanakan setiap bulan dan dihadiri oleh pihak manajemen, personil departemen

SHE dan supervisor yang ditunjuk sebagai

perwakilan masing-masing departemen. Rapat P2K3 berlangsung selama ± 1 jam di ruangan rapat. Selain itu ada program safety induction untuk kontraktor dan karyawan baru serta safety talk yang direncanakan rutin seminggu sekali setiap hari Rabu selama ± 10 menit di sekitar area kerja. Penggunaan media pertemuan kelompok seperti safety committee bagus juga dilakukan karena terbukti dapat menjadi teknik yang efektif dalam mengurangi kasus cidera.8

Training dalam bentuk presentasi yang diselingi pemutaran video serta drill atau praktek lapangan menjadi salah satu media promosi yang digunakna di PT Lautan Otsuka Chemical. Tercatat setiap tahunnya minimal 25 materi yang berbeda menjadi target pelaksanaan training di perusahaan yang dalam pelaksanaannya ternyata telah melebihi target yang ditetapkan. Training ini berlangsung selama ± 2 jam yang diadakan di ruang rapat atau di kantin apabila jumlah peserta banyak. Pemilihan video atau praktek langsung (drill) sebagai sarana promosi jelas lebih efektif karena audiens tidak hanya akan melihat, tetapi juga mendengar dan melakukan sehingga memudahkan penangkapan pesan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Laksono (2009), bahwa efektifnya kampanye keselamatan cidera tangan akibat kerja pada periode 2008 di PT Total E&P Indonesie dipengaruhi oleh penggunaan media video dan drama.9 Pemilihan tempat yang kondusif juga sangat menentukan efektivitas training.

Memilih media yang spesifik, sesuai kebutuhan dan bermakna dengan komunikasi kampanye yang baik adalah salah satu isu penting dalam membuat, mendisain kampanye kesehatan dan keselamatan kerja.10 Berdasarkan penelitian Boulanger, dkk (2007), kontribusi media TV, radio, internet dan pertemuan kelompok memiliki 60% kontribusi umum

(6)

dalam kampanye yang berperan dalam hasil yang diperoleh dari media.4

Pesan Safety Promotion

Pesan yang dimaksudkan dalam promosi keselamatan ini terdiri dari isi pesan, sifat pesan dan

simbol pesan yang mana masing-masingnya

mempengaruhi efektifitas implementasi safety

promotion.

Isi pesan dalam implementasi program safety

promotion di PT Lautan Otsuka Chemical ditentukan berdasarkan isu-isu yang dibutuhkan atau disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Selama ini isi pesan yang disampaikan meliputi: Informasi tentang peraturan pemerintah seperti peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja umum, Standar Operating Procedure (SOP) perusahaan yang berhubungan dengan K3, antara lain prosedur penggunaan APD, informasi bahaya dan risiko di tempat kerja, prosedur izin kerja, prosedur pencegahan kebakaran dan penanganan kondisi darurat dan standar di luar ketentuan pemerintah dan tidak berhubungan langsung dengan bahaya dan risiko di tempat kerja yang dirasakan perlu, antara lain safety driving dan motivasi.

Sifat pesan dalam implementasi safety promotion semakin mudah diterima dan dipahami, maka akan semakin efektif pelaksanaannya. PT Lautan Otsuka Chemical telah menggunakan beberapa sifat pesan dalam kegiatan safety promotion, yakni: Informatif atau pesan yang bersifat menginformasikan dan memberitahukan. Sifat pesan ini terdapat merata di seluruh media yang digunakan di semua divisi, namun paling banyak terdapat pada divisi Utility, persuasif atau pesan yang bersifat mengajak banyak terdapat di media visual manajemen dalam bentuk poster dan spanduk. Pada media safety meeting dan training biasanya sifat pesan ini juga sering diselipkan. Pesan ini terdapat di semua divisi, namun paling banyak terdapat di divisi Produksi dan emosional atau pesan yang memberikan penekanan pada perasaan. Sifat pesan ini dapat ditemukan pada media visual manajemen yang berupa gambar-gambar kecelakaan dan pada video dalam training yang biasanya menampilkan kecelakaan-kecelakaan yang pernah terjadi di PT Lautan Otsuka Chemical.

Simbol pesan dalam implementasi safety

promotion dapat berupa bahasa lisan, bahasa tulisan dan gambar. Simbol pesan ini sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan. Pada visual manajemen

terdapat simbol pesan berupa bahasa tulisan dan gambar sedangkan pada safety meeting dan training terdapat kombinasi simbol pesan berupa bahasa lisan, tulisan dan gambar.

Dari hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa pesan yang bersifat informatif dan persuasif mendominasi di PT Lautan Otsuka Chemical terutama pada media visual manajemen. Sedangkan pesan yang bersifat emosional hanya disampaikan saat training atau presentasi di ruangan dengan frekuensi yang tidak sering. Berdasarkan Planek (1998), pesan yang bersifat emosional lebih dapat meningkatkan kekuatan safety promotion yang diberikan karena menimbulkan tekanan perasaan yang bisa membuat pekerja menjadi lebih berhati-hati.3 Hal ini diperkuat oleh penelitian Laksono (2009), tentang efektivitas kampanye cidera tangan akibat kerja yang menyebutkan bahwa efektifnya kampanye keselamatan dipengaruhi oleh pesan yang bersifat emosional.9

Namun harus diperhatikan juga bahwa pesan tersebut haruslah rasional atau benar-benar nyata bisa

terjadi. Seperti menurut Asri (2008) dalam

paparannya tentang komunikasi massa, bahwa pesan juga dapat disampaikan dalam bentuk fear appeals dan rational appeals. Jangan sampai pekerja menganggap pesan tersebut hanya untuk menakut-nakuti yang justru membuat safety promotion menjadi tidak efektif.

Jangkauan Target Safety Promotion

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa

implementasi safety promotion pada pekerja di PT Lautan Otsuka Chemical pada tahun 2012 hampir mencapai semua target. Namun, pada divisi

maintenance masih belum menjangkau semua target karena pekerja yang sedikit disibukkan dengan pekerjaan yang banyak. Hal ini justru menarik hubungan yang kuat dengan kejadian kecelakaan kerja yang meningkat di divisi maintenance dibandingkan tahun sebelumnya. Dari penelitian Laksono (2009), juga dihasilkan bahwa kemampuan menjangkau semua target mempengaruhi efektivitas implementasi safety promotion.9

Implementasi safety promotion sudah jelas ditujukan untuk pekerja sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku selamat. Namun apabila informasi yang diberikan tidak mampu menjangkau pekerja tersebut, tentu

(7)

implementasinya dapat dikatakan jauh dari efektif. Berdasarkan hasil wawancara, ketidakmampuan implementasi safety promotion menjangkau pekerja

maintenance selama ini disebabkan karena pekerja yang sibuk dengan pekerjaannya. Jumlah pekerja yang sedikit di divisi ini membuat beban kerja semakin tinggi. Sehingga bentuk implementasi safety

promotion yang bisa diandalkan hanyalah dalam bentuk visual manajemen. Padahal sudah disebutkan sebelumnya training merupakan bentuk yang paling efektif.

Selama ini supervisor di divisi maintenance telah melakukan upaya pengendalian dengan mengatur pertukaran jadwal bagi pekerja yang belum mendapatkan training. Supervisor juga mengadakan

safety meeting sebelum bekerja untuk mengingatkan pekerja tentang pentingnya keselamatan. Namun, pelaksanaan yang tidak rutin dan tidak terencana membuat upaya pengendalian ini tidak berhasil.

Keterlibatan Target

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah

dokumen ditemukan bahwa keterlibatan pekerja dalam perancangan dan pengembagan program safety

promotion selama ini di PT Lautan Otsuka Chemical terdapat pada program tahunan dengan frekuensi yang jarang atau tidak rutin. Program itu antara ain

safety contest dalam bentuk lomba membuat slogan pada acara bulan K3 dan program melaporkan kejadian nearmiss. Dari hasil penelitian terlihat bahwa program ini tidak mampu melibatkan seluruh pekerja, hanya terbatas pada pekerja yang ingin saja. Lebih buruknya lagi, untuk program nearmiss, keikutsertaan pekerja memperlihatkan grafik yang menurun dan cenderung melaporkan hal-hal yang mengarah pada proses bukan safety.

Berdasarkan Planek (1998), keterlibatan target dalam perencanaan dan seleksi bahan pada safety

promotion akan meningkatkan kekuatan promosi tersebut.3 Dengan adanya keterlibatan target dalam pembuatan program tersebut, maka baik media yang

digunakan maupun pesan yang disampaikan

merupakan suatu hal yang menarik dan sesuai bagi mereka. Pesan yang disampaikan pun lebih dapat dimengerti karena sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pekerja.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Laksono (2009), bahwa adanya keterlibatan target dalam perencanaan dan seleksi bahan mempengaruhi

efektifnya kampanye keselamatan.9 Selain itu, diperkuat juga oleh penelitian Kurniawan (2011), bahwa umpan balik dari tenaga kerja secara menyeluruh sangat diperlukan agar perusahaan dapat memilih isi pesan yang sesuai dengan kebutuhan dari pekerja.10 Sejalan dengan penelitian sebelumnya, Ismail, Zubaidah, dkk (2011) menyatakan bahwa masukan dan rekomendasi terhadap desain alat dan perkembangan pelatihan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja.11

Keterlibatan Pihak Manajemen

Dari hasil wawancara kepada supervisor dan pekerja diketahui bahwa manajemen telah terlibat dengan baik terhadap implementasi safety promotion pada pekerja di PT Lautan Otsuka Chemical. Keterlibatan itu terlihat pada komitmen manajemen dalam membuat peraturan dan kebijakan yang

mendukung pelaksanaan program. Komitmen

manajemen termasuk kedalam salah satu unsur utama dari program keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadi dasar program tersebut.12 Adanya kebijakan secara menyeluruh yang mengatur program akan memperkuat pelaksanaan program tersebut.13 Selain itu, yang lebih penting lagi adalah kemauan manajemen dalam mengeluarkan budget untuk mendukung setiap program yang diajukan agar berjalan lancar dan maksimal.

Menurut Planek (2008), kebijakan dan

keterlibatan langsung manajemen dalam program

akan mampu menyadarkan pekerja bahwa

manajemen memperhatikan kesejahteraan mereka. Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa salah satu pendorong perubahan perilaku adalah renforcing factors yang terwujud dalam sikap atasan atau kelompok yang menjadi acuan perilaku pekerja yang dalam hal ini adalah pihak manajemen.7

Selain itu, sikap pekerja yang masih banyak

berorientasi pada reward dan punishment

menimbulkan kecenderungan pelaksanaan program yang memiliki apresiasi berupa hadiah yang tentu membutuhkan budget yang tidak sedikit dan membutuhkan dukungan yang kuat dari manajemen.

Faktor-Faktor Berpengaruh Lainnya

Dari hasil wawancara dengan supervisor

diketahui bahwa pekerja yang berstatus outsourcing atau pegawai kontrak tidak mendapatkan porsi

(8)

kampanye keselamatan sebanyak yang diterima pekerja tetap. Apalagi program-program yang mereka dapatkan di perusahaan tidak terencana atau dalam arti hanya mengikuti program yang sedang diadakan. Minimal yang didapatkan oleh pegawai kontrak adalah safety induction diawal pekerjaan yang tentunya tidak begitu efektif. Dibutuhkan komitmen kontraktor atau vendor penyedia tenaga outsourcing untuk membahas masalah ini kepada pihak departemen SHE PT Lautan Otsuka Chemical sehingga didapatkan solusi yang terbaik. Hal ini diperkuat oleh penelitian Laksono (2009) yang menunjukkan bahwa kejadian cidera tangan akibat kerja di beberapa divisi PT Total E&P Indonesie pada tahun 2008 semuanya terjadi pada pekerja kontraktor.9 Kontraktor yang bekerja untuk masing-masing divisi tersebut berbeda-beda sehingga dapat dikatakan juga bahwa komitmen dari setiap

kontraktor terhadap keselamatan berbeda-beda

sehingga membuat berbedanya pelaksanaan

kampanye keselamatan di masing-masing divisi yang akhirnya mempengaruhi efektivitas pelaksanaannya. Selain itu, pekerja kontraktor sering berganti-ganti karena disesuaikan dengan masa kontrak yang disepakati. Pergantian pekerja yang berkelanjutan menyebabkan kesulitan dalam menciptakan populasi pekerja yang terlatih.14

Ketersediaan sarana pendukung program

menjadi fakor lain yang mempengaruhi. Seringkali implementasi safety promotion itu bersifat ajakan untuk menggunakan alat pelindung diri atau ajakan untuk berperilaku selamat lainnya. Namun apabila faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana tersebut tidak ada, tentunya pesan ajakan yang diberikan tidak efektif, karena tidak dapat dilaksanakan. Di PT Lautan Otsuka Chemical masalah ini terjadi dalam ajakan penggunaan alat pelindung diri (APD). Saat itu ketersediaan APD menjadi masalah yang cukup berpengaruh, terutama untuk beberapa pekerja

outsourcing yang pengadaan APD nya menjadi tanggung jawab kontraktor atau vendor. Infrastruktur yang memadai diperlukan dalam pelaksanaan safety

promotion dan lebih dibutuhkan dari investasi finansial.15

Dalam training, sumber informasi yang paling utama selain materi adalah pembicara itu sendiri atau

komunikator. Sebagaimana yang disebutkan

Kurniawan (2011), kemampuan dan kredibilitas

komunikator dalam mempengaruhi dan keterampilan komunikasi dengan kemampuan menyampaikan dengan baik sangat dibutuhkan oleh komunikator.10 Hal itu berfungsi agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh pekerja yang ikut mempengaruhi efektivitas implementasi

safety promotion. Selain itu, menurut McQuail (1987), dikenalnya posisi sumber dalam masyarakat

pekerja akan sangat mempengaruhi peluang

keberhasilan suatu kampanye.2 Dalam sebuah jurnal juga dikatakan efek yang lebih positif didapatkan dari peserta yang dilatih oleh pengawasnya langsung pada sebuah training dan memberikan dampak yang positif bagi pelatih yang memiliki interaksi selanjutnya dengan peserta.16 Di PT Lautan Otsuka Chemical, sumber informasi biasanya terpusat di departemen SHE. Penerimaan publik yakni pekerja yang telah baik terhadap personil-personil SHE mendukung keberhasilan pesan yang disampaikan. Selain itu peran supervisor sebagai salah satu sumber pun harus

diperhatikan karena seringkali kemampuan

pengawasan dari seorang supervisor mempengaruhi kondisi keselamatan di divisi tersebut.

Kondisi target atau pekerja juga ikut

mempengaruhi implementasi safety promotion.

Menurut McQuail (1987), ada seperangkat kondisi saringan pada target kampanye atau hambatan potensial yang memperlancar atau merintangi arus pesan kepada target kampanye yang ditetapkan sebelumnya.2 Kondisi ini meliputi perhatian, persepsi dan situasi kelompok. Dari hasil wawancara diketahui bahwa perhatian pekerja sering terganggu oleh kondisi atau keadaan produksi di lapangan. Ketidakmampuan supervisor untuk menyampaikan

safety promotion yang baik ikut mempengaruhi persepsi pekerja tentang informasi tersebut. Terakhir, situasi internal pekerja, seperti masalah keluarga yang sedang dihadapi, juga menjadi salah satu unsur yang dapat mempengarui efektivitas implementasi

safety promotion. Hal ini diperkuat oleh penelitian Kurniawan (2011) bahwa karakteristik komunikan berhubungan dan menjadi salah satu faktor dalam kampanye keselamatan dan kesehatan kerja.10

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa secara umum,

(9)

Chemical sudah efektif, hal ini terlihat dari penurunan jumlah kecelakaan kerja dari enam kasus di tahun 2011 menjadi empat kasus di tahun 2012 meskipun di divisi maintenance mengalami peningkatan jumlah kecelakaan kerja dari satu kasus di tahun 2011 menjadi tiga kasus di tahun 2012.

Efektivitas implementasi safety promotion

dipengaruhi oleh faktor media, sifat pesan, jangkauan target, keterlibatan target dalam perancangan dan seleksi bahan serta keterlibatan pihak manajemen. Untuk mencapai implementasi safety promotion tidak hanya dilihat dari faktor-faktor yang dibahas di penelitian ini, namun juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti komitmen kontraktor, ketersediaan sarana pendukung program, sumber informasi dan kondisi target atau pekerja.

Saran

Bagi Perusahaan

Perusahaan sebaiknya memilih media dan pesan yang sesuai dengan kebutuhan pekerja dan faktor

risiko bahaya yang terdapat di perusahaan,

memperbanyak menggunakan media video sebagai sarana safety promotion, memperhatikan kejelasan, kebenaran dan kelogisan isi pesan sehingga mudah dimengerti dan dapat diterima dengan baik oleh

pekerja. Perusahaan juga sebaiknya lebih

memprioritaskan training dan drill sebagai media

safety promotion yang diimplementasikan. Apabila memungkinkan lakukan pre-test sebelum training dan

post-test setelah training untuk melihat efektivitas

training yang diberikan dalam menambah

pengetahuan pekerja. Perushaan harus bias memilih

komunikator atau pemateri yang memiliki

keterampilan komunikasi, pengetahuan dan sikap yang baik sekaligus memiliki daya tarik terhadap pekerja sebagai target kampanye atau dengan cara melatih dan membekali karyawan yang akan

bertindak sebagai pemateri baik dari segi

pengetahuan maupun keterampilan berkomunikasi. Hal lain yang sebaiknya dilakukan perusahaan adalah membuat komitmen tertulis dengan kontraktor atau

vendor penyedia pekerja outsourcing terkait

permasalahan keselamatan pekerja, memastikan ketersediaan sarana-sarana pendukung implementasi

safety promotion di tempat kerja seperti sarana

pendukung langsung berupa ruangan untuk

pelaksanaan training maupun sarana tidak langsung berupa alat pelindung diri sebagai objek yang sering

disebutkan dalam kampanye, memperkuat peran supervisor di setiap divisi sebagai “safety agent” yang bertanggung jawab mengawasi tindakan tidak selamat pekerja dan kondisi tidak selamat di tempat kerja dan menyediakan sarana pelibatan pekerja dalam merancang dan mengembangkan program-program safety promotion di tempat kerja. Sarana ini dapat berupa pelaksanaan safety briefing atau safety

talk yang terencana dan terprogram.

Bagi Pekerja

Pekerja harus mengikuti setiap training K3 yang diadakan oleh perusahaan. Apabila berhalangan hadir beritahukan kepada supervisor untuk diikutkan di kesempatan berikutnya. Pekerja juga diharapkan dapat aktif memberikan masukan (feedback) terhadap program-program K3 yang ada untuk perbaikan dan pengembangan. Diharapkan dengan adanya ide dari pekerja, perencanaan program yang dipilih bias tepat sasaran dan sesuai kebutuhan dan terakhir harus saling mengingatkan antara sesama pekerja untuk saling menjaga keselamatan diri dan orang lain.

Daftar Pustaka

1. World Health Organization. (1998). Safety and Safety Promotion: Conceptual and Operational Aspects. Canada: Bibliotheque Nationale.

2. McQuail, Dennis. (1996). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Edisi Kedua) (Agus Dharma & Aminuddin Ram, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Erlangga.

3. Planek, Thomas W. (1998). “Safety Promotion” Encyclopaedia of Occupational Health and Safety (4th Ed.). Geneva: International Labour Office.

4. Boulanger, Ankatrien, dkk. (2007). Typology of Evaluation Methods: Current Practices and Campaign Evaluation. Netherlands: Belgian Road Safety Institute.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

6. Janicak, Christopher A. (2007). Applied Statistics in Occupational Safety and Health (2nd Ed.). United Kingdom: Government Institutes.

7. Notoatmodjo, Soekidjo. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

8. O’Toole, Michael F. (1999). Successful Safety Committees: Participation Not Legislation. Journal of Safety Research, 39-65.

(10)

9. Laksono, Dedi. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kampanye Keselamatan Cidera Tangan Akibat Kerja di Total E&P Indonesie Periode Tahun 2008. (Skripsi) FKM UI 2009. 10. Kurniawan, Aditya. (2011). Gambaran Faktor-Faktor

Kampanye Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kecelakaan Tangan Akibat Kerja di PT. Wira Penta Kencana Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2011, (Skripsi) FKM UI 2011. 11. Ismail, Z., Doostdar, S., & Harun, Z. (2012). Factors

Influencing the Implementation of A Safety Management System for Contruction Sites. Safety Science, 418-423.

12. DiBerardinis, Louis J. (1999). Handbook of Occupational Safety and Health (2nd Ed.) Canada: Jhon Wiley & Sons, Inc.

13. Mohammadi, R, R. Ekman, L. Svanstrom. (2006). Relationales for Home Safety Promotion in the Iranian Primary Healthcare System: Results from A Pilot Study. Journal of the Royal Institute of Public Health, 58-64.

14. Bell, J. L., & Gruschecky, S. T. (2006). Evaluating the Effectiveness of A Logger Safety Training Program. National Safety Council, 53-61.

15. Timpka, T., Nordquist, C., & Lindquist, K. (2009). Infrastructural Requirements for Local Implementation of Safety Policies: The Disordance Between Top-Down and Bottom-Up System of Action. BMC Health Service Research.

16. Sokas, RK, Emile J, Nickels L, Gao W, Gittleman. (2009). An Intervention Effectiveness Study of Hazard Awareness Training in the Construction Building Trades. Public Health Rep. 160-8

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum tahun 1980an, sebagian besar perbaikan tanah lunak untuk mengatasi pemampatan yang terjadi dilakukan dengan menggunakan sand drains dan horizontal sand

naskah klasik Yunani, tetapi juga pada naskah berbahasa lain  kajian mulai berkembang ke kajian bahasa/linguistik.  Pada abad ke-19 M,

Hasil uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai berdasarkan perhitungan SPSS yang dapat dilihat pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa terdapat

Berdasarkan hasil penilaian terhadap penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional, yang ditunjukkan dari penyusunan RPP dan pelaksanaan RPP di kelas mulai

Dari hasil sintesis didapatkan senyawa N-(2-nitrobenzil)-1,10- fenantrolinium klorida yang berupa padatan amorf berwarna dengan rerata rendemen yang optimal sebesar 37%+5%,

1.1.3 dimaklumkan berkenaan pelaksanaan latihan dokumen SPK oleh Peneraju Proses kepada Timbalan Wakil Pengurusan dan pegawai yang berkaitan di Pusat Tanggungjawab

Tabel 1 menunjukkan data total penjualan susu dewasa yang beredar di Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan 2008 yang dikategorikan oleh AC Nielsen menjadi dua yaitu susu

Menurut Worthen dan Sanders seperti dikutip oleh Setiadi, Ghani, dan Suyatno (2006), bahwa peranan evaluasi program pendidikan secara formal adalah : 1) menyiapkan dasar