• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE DIFFERENCE CHANGES IN WEIGHT IN THE DOTING MOTHER AND EXCLUSIVE BREASTFEEDING DOES NOT SUCKLE (Study in Ngudirejo Village, Diwek, Jombang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE DIFFERENCE CHANGES IN WEIGHT IN THE DOTING MOTHER AND EXCLUSIVE BREASTFEEDING DOES NOT SUCKLE (Study in Ngudirejo Village, Diwek, Jombang)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

THE DIFFERENCE CHANGES IN WEIGHT IN THE DOTING MOTHER AND EXCLUSIVE BREASTFEEDING DOES NOT SUCKLE (Study in Ngudirejo Village, Diwek, Jombang)

*Nurhalima,**Ruliati,***Nita Arisanti Y

ABSTRACT

One of the benefits of granting exclusive breastfeeding is still in the controversy is to reduce the weinght of a nursing mother. This is because of the production of milk the mother needs a lot of energy about 500 kcal per day. This research aims to understand the difference changes in weight the doting mother and does not suckle exclusive breastfeeding in ngudirejo the village, the sub-district diwek, district jombang. Nalytic survey design research with cross sectional approach. The populasi all the mothers who had children aged more than six months in the village ngudirejo kecamatan diwek kabupaten jombang a number of 52 people. Sampling using a purposive sampling. Sampelnya some women who have clidren aged more than 6 bulan in ngudirejo village sub-district diwek district jombang a number of 46. Variabel independennya nursing mother breast-fed exclusively and not exclusively and variable dependennya the difference changes in weight. The collection of data using a questionnaire and observation. Data processing using editing, as well, scoring, tabulating and data analysis using mann-whitney. The research results obtained that majority of respondents giving mother BREAST MILK is not exclusive 23 respondents that her weight up. While mothers who provide exclusive BREAST MILK as much as 23 respondents i.e. consists of 19 (82.6%) of respondents that weight down, 3 (13,0%) of respondents who fixed weight, as much as 1 (4,3%) of respondents whose weight is up. With analysis of data using mann-whitney ρ = 0,000 signnificance in value. Then h1 accepted. That there are differences changes in weight on the doting mother breast-fed exclusively and not exclusive ngudirejo village, sub-district diwek, district jombang.

Key words : Breastfeeding Mothers, Weight

PENDAHULUAN

Menyusui eksklusif membantu para ibu menurunkan berat badan yang terjadi selama kehamilan dengan lebih cepat dibanding mereka yang tidak menerapkan ASI eksklusif. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbungan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Sebagian peningkatan berat badan ibu selama masa kehamilan disimpan dalam bentuk lemak dipakai sebagai cadangan makanan dan sumber energi di awal masa menyusui (Astuti, 2012). Menyusui secara eksklusif dapat membantu para ibu yang baru melahirkan untuk mengembalikan berat badannya. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil (Puswati, 2011). Pemberian ASI eksklusif yang masih rendah ternyata disebabkan berbagai faktor, salah satunya rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi ibu dan bayi. Kurangnya kepedulian, dukungan suami, keluarga dan masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui secara eksklusif (Firmansyah & Mahmudah, 2012).

Banyak ibu mengeluhkan berat badan setelah proses persalinan atau melahirkan. Diantara keluhan tersebut berupa banyaknya timbunan lemak disekitar perut. Hal ini terjadi secara alami karena proses kehamilan tubuh akan menimbun lemak untuk cadangan energi, selain itu juga berfungsi untuk melindungi janin terhadap benturan dari luar. Kelebihan lemak dalam tubuh akan menyebabkan kegemukan. Kalau kelebihannya dalam batas normal masih dibolehkan, akan tetapi kalau melebihi batas normal akan menjadi obesitas. Obesitas sendiri merupakan sebuah masalah karena akan dapat menyebabkan berbagai penyakit (Puswati, 2011). Menurut World Health Organization (WHO), American Academy of Pediartics (AAP), American Academy of Family Physicians (AAFP) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dapat memberikan keuntungan bukan hanya bagi bayi dan ibu saja tetapi juga bagi tempat kerja ibu (IDAI, 2010). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang menunjukkan kenaikan menjadi 42% pada tahun 2012. Dari tahun ketahun cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan cakupan ASI eksklusif 6

(2)

bulan. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2012 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan 54,3% (Riskesdas, 2012). Firmansyah (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa 66,7% ibu yang memberikan ASI eksklusif dan 33,3% tidak memberikan ASI eksklusif.

Program pemerintah di bidang kesehatan sangat mendukung pemberian ASI eksklusif. Kementrian Kesehatan sendiri telah menetapkan target kecakupan pemberian ASI eksklusif per 2012 sebesar 80%.

Penelitian di Indonesia mengenai pengaruh menyusui ASI eksklusif terhadap penurunan berat badan pernah dilakukan di kecamatan Karang anyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama enam minggu setelah melahirkan, sebanyak 96% ibu menyusi eksklusif dan 72% ibu tidak menyusui ASI eksklusif mengalami penurunan berat badan. Rata-rata penurunan berat badan sebesar 2,08 kg pada ibu menyusui eksklusif dan 0.89 kg pada ibu menyusui tidak eksklusif (Kristiyanti, 2012).

Berdasarkan hasil data jumlah bayi yang di beri ASI eksklusif diwilayah setiap, Kecamatan (Puskesmas), Kabupaten Kota Jombang tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 34 Puskesmas yang diteliti, didapatkan hasil tertinggi diperoleh 98,05% puskesmas kabuh, 97,87% puskesmas Blimbing Gudo, 93,10% Puskesmas Cukir. Yang tidak diberi ASI eksklusif 47,92% Puskesmas Blimbing Kesamben (Dinas Kesehatan, 2012). Penurunan berat badan akibat menyusui akan terjadi apabila ibu menyusui mengkonsumsi energi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Kecukupan asupan energi pada kelompok ibu yang tidak mengalami penurunan berat badan lebih tinggi dibandingkan ibu yang mengalami penurunan berat badan. Perubahan berat badan dapat terjadi karena keseimbangan energi terganggu. Apabila asupan energi kurang dari energi yang dikeluarkan maka akan terjadi keseimbangan energi negatif sehingga terjadi penurunan berat badan. Sebaliknya, apabila asupan energi lebih dari yang dikeluarkan maka akan terjadi keseimbangan positif sehingga terjadi peningkatan berat badan. Usia ibu berkisar antara 19-35 tahun rata-rata berat badan menurun sebanyak 1,1 kg bagi ibu yang menyusui ASI eksklusif selama enam bulan dan bagi ibu yang tidak menyusui ASI eksklusif mengalami penurunan berat badan rata-rata 0,4 sampai 0,5 kg, bahkan ada yang berat badannya bertambah setelah 6 bulan masa kelahiran (Kristiyanti, 2012). Salah satu manfaat pemberian ASI eksklusif yang masih bersifat kontroversi adalah dapat

menurunkan berat badan ibu menyusui. Menyusui secara eksklusif sering disarankan sebagai cara yang efisien dalam menurunkan berat badan. Ini dikarenakan produksi air susu ibu membutuhkan energi yang besar sekitar 500 kkal/hari. Sebesar 66% dari energi yang dibutuhkan diperoleh dari asupan makan dan 34% sisanya diambil dari simpanan lemak selama hamil. Beberapa penelitian menunjukan bahwa berat badan yang hilang selama menyusui terutama dari masa lemak (Kristiyanti, 2012).

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya semua ibu yang mempunyai bayi usia lebih dari 6 bulan di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 52 orang. Sampling menggunakan purposive sampling. Sampelnya sebagian ibu yang mempunyai bayi usia lebih dari 6 bulan di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 46. Variabel independennya ibu menyusui ASI eksklusif dan tidak eksklusif dan variabel dependennya perbedaan perubahan berat badan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring, tabulating dan analisa data menggunakan Mann- Whitney.

HASIL PENELITIAN Data Umum

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No. Usia ibu responden Jumlah Persentase (%) 1. 20-29 tahun 19 41,3 2. > 29 tahun 27 58,7

Total 46 100,0

Sumber : Data Primer Yang Diolah Peneliti, 2012

Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukan bahwa sebagian besar (58,7%) responden berusia > 29 tahun.

(3)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 2 Distribusi frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No Pendidikan terakhir responden Jumlah Persentase (%)

1. SD/MI 6 13,0

2. SMP/MTS 9 19,6 3. SMA/MA 27 58,7 4. Perguruan Tinggi 4 8,7 Total 46 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Peneliti, 2012 Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukan bahwa sebagian besar (58,7%) responden berpendidikan SMA/MA.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3 Distribusi frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Polindes Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 juni 2012.

No Pekerjaan responden Jumlah Persentase (%) 1. Bekerja 14 30,4 2. Tidak bekerja 32 69,6 Total 46 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Peneliti, 2012

Berdasarkan Tabel 3 di atas menunjukan bahwa sebagian besar (69,6%) responden tidak bekerja. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mendapat Informasi

Tabel 4 Distribusi frekuensi Berdasarkan Mendapat Informasi di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No Mendapat Informasi Jumlah responden Persentase (%) 1. Pernah 46 100,0 2. Tidak pernah - -

Total 46 100,0

Sumber : Data Primer, 2012 di olah oleh peneliti

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukan bahwa seluruhnya (100%) responden mendapatkan informasi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Tabel 5 Distribusi frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No Informasi Sumber responden Jumlah Persentase (%) 1. Petugas kesehatan 34 73,9 2. Majalah - - 3. Radio/TV 10 21,7 4. Internet 2 4,3 Total 46 100,0

Sumber : Data primer, 2012 di olah oleh peneliti

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukan bahwa sebagian besar (73,9%) responden mendapat informasi dari petugas.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Urutan Anak

Tabel 6 Distribusi frekuensi Berdasarkan Urutan Anak di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No Urutan anak Jumlah

responden Persentase (%) 1. Anak ke 1 15 23,8 2. Anak ke 2 22 34,9 3. Anak ke 3 9 14,3 4. Anak ke 4 - - Total 46 100,0

Sumber : Data Primer Yang Diolah Peneliti, 2012

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas menunjukan bahwa hampir setengah (34,9%) responden memiliki anak ke 2.

Data Khusus

Ibu ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif Tabel 7 Distribusi frekuensi Berdasarkan ibu ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012. No Ibu ASI eksklusif dan Tidak ASI eksklusif Jumlah responden Persentase (%) 1. Ya 23 50,0 2. Tidak 23 50,0 Total 46 100,0

Sumber: Data Primer, 2012 diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa setengah (50,0%) responden ibu memberikan ASI eksklusif “ya” (50,0%) dan setengahnya (50,0%) “tidak” ASI eksklusif.

(4)

Berat badan

Tabel 8 Distribusi frekuensi Berdasarkan Berat Badan di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No. Berat

Badan responden Jumlah Persentase (%)

1. Turun 19 41,3

2. Tetap 5 10,9

3. Naik 22 47,8

Total 46 100,0 Sumber: Data Primer, 2012 diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa hampir setengah (47,8%) responden berat badan naik. Tabulasi Perbedaan Perubahan Berat Badan Pada Ibu yang Menyusui dan Tidak Menyusui ASI Eksklusif.

Tabel 9 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Perbedaan Perubahan Berat Badan Pada Ibu yang Menyusui dan Tidak Menyusui ASI Eksklusif di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012.

No ASI Turun Berat badan Tetap Naik Total ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % 1 Tidak Eklusif 0 0,0 2 8,7 21 91,3 23 100 2 ASI Eksklusif 19 82,6 3 13,0 1 4,3 23 100 Total 19 41,3 5 10,9 22 47,8 46 100 Sumber : Data Primer Yang Diolah Peneliti, 2012

Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu yang memberikan ASI tidak eksklusif 23 respoden yaitu terdiri dari 2 (8,7%) responden yang berat badan tetap, dan 21 (91,3%) responden yang berat badannya naik. Sedangkan ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 23 responden yaitu terdiri dari 19 (82,6%) responden yang berat badan turun, 3 (13,0%) responden yang berat badan tetap, dan sebanyak 1 (4,3%) responden yang berat badannya naik. Hal ini responden yang memberikan ASI eksklusif semakin cepat penurun berat badannya.

Perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menyusui ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif dapat dilihat dari hasil perhitungan kompar Mann-Whitney dengan nilai signifikasi ρ = 0,000 (signifikasi ρ < 0,05) yaitu Ho di tolak H1 diterima. Maka menunjukkan Ada Perbedaan Perubahan berat badan pada ibu yang menyusui ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif.

PEMBAHASAN

Perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menyusui dan tidak menyusui ASI eksklusif (Studi di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang tahun 2012) dapat diperoleh berdasarkan pengumpulan data dan dilakukan uji statistik Mann-Whitney, maka dilakukan suatu analisa perbedaan dari dua variabel yang diteliti.

Ibu ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif Berdasarkan tabel 7 menunjukan dari 46 responden dibagi menjadi 2 kelompok dimana 23 responden ibu memberikan ASI ekslusif dan 23 responden ibu tidak memberikan ASI ekskulif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, sumber informasi dan urutan anak. Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur > 29 tahun sebanyak 27 responden (58,7%). Menurut teori Notoadmojo (2003) usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dia akan berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dan segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat pengalaman dan kematangan jiwanya. Makin tua umur seseorang makin kontruksif dalam memberikan ASI eksklusif.

Menurut peneliti responden dengan usia > 29 tahun sudah memiliki kemampuan dalam menganalisa suatu kejadian bahwa menyusui secara eksklusif dapat membantu para ibu yang baru melahirkan untuk mengembalikan berat badannya. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukan bahwa sebagian besar (58,7%) responden responden berpendidikan SMA/MA. Perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami informasi tentang pemberian ASI Eksklusif. Faktor pendidikan dan informasi memegang peranan penting dalam menentukan tindakan, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam, 2001).

Menurut peneliti hasil penelitian diatas sebagian besar ibu berpendidikan SMA/MA yang dapat mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyerap dan memahami pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi

(5)

maka akan lebih paham dan tahu serta memahami lebih banyak hal dibandingkan seseorang yang pendidikannya lebih rendah.

Tabel 5 di atas menunjukan bahwa sebagian besar (73,9%) responden mendapat informasi dari petugas kesehatan. Menurut wawan 2011 yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Pemberian informasi melalui tenaga kesahatan dapat memberikan Informasi yang di berikan oleh membentuk suatu pemahaman pada responden terkait dengan manfaat pemberian ASI eksklusif. Namun dalam hal penyampaian informasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yakni bagaimana seseorang dapat memberikan rasa percaya, turut empati dan bagaimana memberikan informasi dengan rasa kurang hangat sehingga dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan terhadap ibu hamil dan dapat merubah bagaimana ibu tersebut dalam menentukan sikap.

Selain itu, faktor urutan anak juga berpengaruh. Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukan bahwa hampir separuh responden (34,9%) memiliki anak kedua. Menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai perilaku dan pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman apapun. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

Menurut peneliti Ibu yang sudah hamil dan memiliki anak lebih dari satu sudah dianggap lebih berpengalaman merawat anak terdahulu. Akan tetapi pengalaman ibu belum tentu menjadikan ibu bersikap yang baik dalam melakukan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Karena memiliki anak lebih dari satu belum tentu ibu mau memberikan ASI eksklusif dengan baik

Berat badan

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu yang memberikan ASI tidak eksklusif 23 respoden yaitu terdiri dari 2 (8,7%) responden yang berat badan tetap, dan 21 (91,3%) responden yang berat badannya naik. Sedangkan ibu yang memberikan ASI eksklusif

sebanyak 23 responden yaitu terdiri dari 19 (82,6%) responden yang berat badan turun, 3 (13,0%) responden yang berat badan tetap, dan sebanyak 1 (4,3%) responden yang berat badannya naik. Hal ini responden yang memberikan ASI eksklusif semakin cepat penurun berat badannya. Pada sebagian besar kasus, ibu yang menggunakan susu formula bisa mendapatkan berat badan sebelum hamil lebih cepat dari pada ibu yang menyusui. Enam minggu pertama masih merupakan saat pemulihan pasca melahirkan. Ibu bisa memulai usaha penurunan berat badan setelah pulih dari sakit selama proses melahirkan. Namun perlu diingat tubuh ibu membutuhkan waktu enam bulan untuk pulih total dari masa kehamilan dan persalinan. Dalam hal penurunan berat badan dan kaitannya dengan pemberian ASI di sertai susu formula akan mempengaruhi berat badan ibu pasca melahirkan (masa menyusui). Bagi ibu yang ingin menurunkan berat badan dengan cara menyusui dan memberikan susu formula pada bayi harus dengan cara perlahan dan bertahap untuk menjamin pasokan susu yang bergizi dan nutrisi yang di butuhkan oleh bayi. Jelas bahwa keputusan ini harus disertai dengan perencanaan pola makan yang baik dan benar meskipun demikian, kajian menunjukkan penurunan berat badan yang perlahan dan bertahap adalah yang paling efektif dan efesien untuk menurunkan berat badan (Farcis-cheung, 2008).

Menurut peneliti, perubahan berat badan erat kaitannya dengan penggunaan ASI eksklusif atau tidak ketika menyusui. Ibu yang menyusui dengan ASI eksklusif, berat badannya cenderung turun dan sebaliknya ibu yang menyusui tidak dengan ASI eksklusif cenderung berat badannya tetap bahkan malah naik.

Perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menyusui dan tidak menyusui ASI eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian didapat perbedaan berat badan yang signifikan antara ibu yang memberikan ASI tidak eksklusif dan ibu yang tidak memberikan ASI tidak eksklusif. Berat badan ibu yang memberikan ASI tidak eksklusif cenderung turun dan sebaliknya ibu yang tidak memberikan ASI tidak eksklusif cenderung naik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji Whitney didapat hasil perhitungan kompar Mann-Whitney dengan nilai signifikasi ρ = 0,000 (signifikasi ρ < 0,05) yaitu H1 diterima. Maka menunjukkan Ada Perbedaan Perubahan berat badan pada ibu yang menyusui ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif.

(6)

Menurut (Anggraeni, 2012) Perubahan berat badan adalah ukuran tubuh seseorang yang bisa turun atau naik sewaktu-waktu yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, seperti tulang, otot, lemak, cairan tubuh sehingga diketauhi keadaan gizi dan kebutuhan tubuh akan nutrisi.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagaian besar ibu mengatakan bahwa satu-satunya untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan adalah dengan menyusui dengan ASI Eksklusif. Menurut peneliti menyusui memerlukan energi, energi tersebut diperoleh dari pembakaran lemak yang tertimbun selama hamil sehingga terjadi pengurangan lemak secara alami yang mengakibatkan berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat mengalami penurunan, sedangkan jika tidak menyusui timbunan lemak ini akan menetap dan mengakibatkan berat badan naik karena pada ibu yang tidak menyusui tidak terjadi pembakaran lemak.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Setelah mengetahui dan mempelajari hasil penelitian ini, maka akan diuraikan kesimpulan dan saran dari hasil perbedaan perubahan berat badan ibu yang menyusui dan tidak menyusui ASI eksklusif pada tanggal 1 Juni sampai 14 Juni 2012 di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang .

 Perubahan berat badan ibu menyusui ASI eksklusif sebagian besar turun.

 Perubahan berat badan ibu menyusui tidak ASI eksklusif hampir seluruhnya naik.  Ada Perbedaan Perubahan berat badan pada

ibu yang menyusui ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif

Saran

Bagi Ibu Menyusui. Diharapkan masyarakat pada umumnya dapat meningkatkan pengetahuan, manfaat menyusui ASI eksklusif terhadap perubahan berat badan serta perbedaan dengan tidak menyusui ASI eksklusif.

Bagi Tenaga Kesehatan Perawat. Diharapkan memberikan informasi pada masyarakat atau penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif terhadap perubahan berat badan ibu.

KEPUSTAKAAN

Astuti, Harum N.T. 2012. Pengaruh Menyusui Terhadap Perubahan Berat Badan Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Kabupaten Boyolali.Artikel. surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan.

Anggraeni, Mareta. 2012. Perilaku Obsesif Kompulsif Disorder pada Peserta Penurunan Berat Badan. Malang. Universitas Brawijaya. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2012.

Jumlah Bayi Yang Diberikan ASI Eksklusif Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas tahun 2012. Jombang. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

Francis Theresa-Cheung,. 2008. Manajemen Berat Badan kehamilan, Jakarta : Arcan.

Firmansyah, Nurhuda, Mahmudah. 2012. Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Kabupaten Tuban. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 1(1): 62-71.

Kristiyanti, Fransiska. 2012. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui. Artikel. Semarang. Universitas Diponegoro.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar 2012. Jakarta. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Mubarak. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika. Natoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan

Masyarakat Ilmu dan Seni. P.T Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam. 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Infomedika.

Puswati, Desti. 2011. Pemberian Asi Eksklusif Dan Penurunan Berat Badan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru : Stikes Payung.

Purwani, Tati. Darti, Nur Afi. 2012. Hubungan Antara Frekuensi, Durasi Menyusui Dengan Berat Badan Bayi Di Poliklinik Bersalin Mariani Medan. Sumatera Utara : Fakultas Keperawatan.

Wawan. 2011. Pengetahunan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Gambar

Tabel  1  Distribusi  Frekuensi  Responden  Berdasarkan  Usia  di  Desa  Ngudirejo  Kecamatan  Diwek  Kabupaten  Jombang  Tanggal  1-14  Juni  2012
Tabel  5  Distribusi  frekuensi  Berdasarkan  Sumber  Informasi  di  Desa  Ngudirejo  Kecamatan  Diwek  Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012
Tabel 8  Distribusi  frekuensi  Berdasarkan  Berat  Badan  di  Desa  Ngudirejo  Kecamatan  Diwek  Kabupaten Jombang Tanggal 1-14 Juni 2012

Referensi

Dokumen terkait

Dari pernyataan tersebut, dapat pula disimpulkan pada umpan campuran terdapat senyawa PAH yang berkurang kelarutannya pada kondisi pH&lt;5 akibat pembentukan

Kemudian, dapat melakukan sendiri pemanggilan RUPS lainnya atas permohonan pemegang saham yang (bersama-sama) mewakili 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan

Laju infeksi pustul bakteri selain dipengaruhi oleh perbedaan musim tanam, dipengaruhi juga oleh perbedaan pola tanam kedelai, jenis agens pengendalian yang diaplikasikan

Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,007 dan nilai C.R (2,678) yang lebih besar dari nilai standar 1,979 menunjukkan

Dampak yang nantinya akan terjadi pada saat permasalahan belum bisa ditangani adalah debit air dalam sistem irigasi yang ada saat ini akan berkurang dan mempengaruhi

dari itu disarankan untuk lebih meningkatkan kegiatan tersebut agar perumahan Al-Husna dapat dikenal oleh konsumen, apalagi dalam kegiatan persepsi mengenai

Pada umumnya para artis cenderung berkontribusi untuk mendongkrak perolehan suara dalam suatu pemilihan termasuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2015. Di

Bila tidak cukup besar nilai saturasi dari inti besi maka koil induktor beserta inti akan menjadi sangat panas pada beban tinggi.. Namun dengan adanya air gap ini juga membuka