• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN P2M. Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN P2M. Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : Oleh:"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN P2M

PELATIHAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DALAM UPAYA PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA BAGI BIDAN DESA DAN KADER POSYANDU DI

KELURAHAN KAMPUNG KAJANAN, KECAMATAN BULELENG TAHUN 2014

Oleh:

dr. Made Kurnia Widiastuti Giri, S.Ked.,M.Kes/0017028202 (Ketua) dr. Ni Putu Dewi Sri Wahyuni, S.Ked.,M .Kes/0021067910 (Anggota) dr. Made Suadnyani Pasek, S.Ked.,M.Kes/0021088103 (Anggota) dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes/0020088303 (Anggota)

I Wayan Muliarta S.Pd,M.Or / 0016078401 (Anggota)

Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA,

Nomor :

(2)
(3)

PRAKATA

Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas Buleleng I dapat terlaksana dengan baik

Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi laporan.

Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalm dalamnya kepada

1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan dana untuk pelaksanaan kegiatan.

2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini

Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha Esa.

Singaraja, 13 Agustus 2014

(4)

Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan

Buleleng Tahun 2014

Made Kurnia Widiastuti Giri, Made Suadnyani Pasek, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni, Adnyana Putra, I Wayan Muliartha

Abstrak

Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng Tahun 2014 bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan bidan desa dalam hal pemberian ASI Eksklusif. Sasaran dari pelatihan ini adalah bidan desa dan kader kesehatan di wilayah kelurahn kampung kajanan yang berjumlah 40 orang. Bidan Desa dan Kader kesehatan merupakan petugas kesehatan yang lebih sering kontak dan lebih dekat dengan masyarakat. Pelatihan diberikan dengan metode ceramah, diskusi kemudian diikuti dengan pelatihan cara pemberian ASI dan Penyimpanan ASI perah. Hasil yang diperoleh dari pelatihan ini adalah peningkatan pemahaman dan persepsi yang benar mengenai ASI, bidan desa dan kader kesehatan bisa melakukan penyuluhan dan pelatihan pemberian ASI dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang ASI bagi bidan desa, kader dan ibu nantinya di wilayah kelurahan kajanan.

(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Alamat : Jalan Udayana Singaraja, Bali. Telpon. (0362) 26327

Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng Tahun 2014

A. ANALISIS SITUASI

Kelurahan Kampung Kajanan termasuk salah satu diantara 16 kelurahan yang ada di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Jumlah penduduk seluruhnya di Kelurahan Kampung Kajanan adalah 4.660 jiwa atas penduduk laki-laki 2.221 jiwa (47,6 %) dan penduduk perempuan 2.439 jiwa (52,3%). Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Kampung Kajanan sebanyak 1.364 KK. Kondisi demografis tersebut menjadikan Kelurahan Kampung Kajanan sebagai kelurahan yang merupakan pemukiman padat penduduk di wilayah Kota Singaraja. Berdasarkan keadaan sosial atau mata pencaharian penduduk Kelurahan Kampung Kajanan sebagian besar bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta dan pedagang. Adapun keadaan sosial ekonomi atau mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kampung Kajanan secara terperinci dapat dilihat pada data berikut ini :

a. Karyawan swasta: 247 orang b. Pedagang warung: 178 orang c. Pedagang keliling:150 orang

d. Pembantu Rumah Tangga:128 orang

Hasil wawancara awal dengan aparat desa di kelurahan ini didapatkan bahwa aparat desa mengakui kondisi perumahan dan kependudukan yang padat di kelurahan ini menjadikan Kelurahan Kampung Kajanan sebagai kelurahan yang cukup padat masalah dimana salah satunya adalah masalah kesehatan dari warganya. Data yang diperoleh dari pencatatan kader melalui kegiatan posyandu , didapatkan adanya kasus anak bawah dua tahun (baduta) dengan gizi kurang dan buruk sebanyak 8 anak. Adanya kasus kurang gizi ini menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian berbagai pihak terkait. Beberapa penelitian mendukung adanya signifikansi hubungan pemberian ASI Eksklusif dan status gizi balita, hal

(6)

ini menjadi dorongan yang kuat bagi praktisi kesehatan serta Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk terus menggalakkan program pemberian ASI Eksklusif.

Dari wawancara awal yang penulis lakukan dengan pihak terkait di Puskesmas Buleleng I, pelaksanaan pelatihan bagi kader posyandu tentang pengetahuan ASI Eksklusif memang belum dilaksanakan secara khusus dalam sebuah program yang berkelanjutan sehingga memang kegiatan pelatihan ini sangat dibutuhkan mengingat pentingnya peran kader posyandu dalam program peningkatan status gizi di wilayah kerjanya.

A.1.Tujuan Kegiatan

Tujuan program P2M ini adalah:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan bidan desa dan kader posyandu tentang pemberian ASI Eksklusif di wilayah kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng

2. Menekankan pentingnya nilai gizi ASI yang tidak dapat digantikan oleh susu formula dengan slogan “jangan buang ASI anda” melalui pelatihan dalam tehnik demonstrasi tentang cara penyimpanan ASI.

3. Meningkatkan kesadaran praktisi kesehatan dan kader untuk menggalakkan pemberian ASI Ekslusif di lingkungan kerja mereka yang bersentuhan langsung dengan ibu di Kelurahan Kampung Kajanan.

A.2 Manfaat Kegiatan

Hasil pelaksanaan program P2M ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas Buleleng I yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program perbaikan status gizi balita di Kelurahan Kampung Kajanan khususnya serta di wilayah lainnya di Kabupaten Buleleng sehingga dapat dilaksanakan pemantapan program melalui usaha peningkatan pengetahuan bidan desa dan kader posyandu tentang pemberian ASI dan gizi sebagai upaya peningkatan status gizi balita. Dengan kemampuan dalam memberikan Komunikasi , Informasi serta Edukasi yang prima maka bidan desa dan kader posyandu nantinya akan dapat memberikan kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan yang tepat guna mendukung program pemberian ASI Eksklusif. Melalui promosi dan penyuluhan kesehatan yang baik diharapkan pengetahuan ibu khususnya tentang ASI menjadi lebih baik yang tentunya akan meningkatkan status gizi balitanya.

B. Produk Kegiatan

(7)

2. Bidan Desa dan Kader kesehatan bisa melakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif

C. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

a. Mengkoordinasikan dan membagi tugas pada tim. b. Mengumpulkan dokumen dan arsip.

c. Melaksanakan P2M.

d. Merumuskan hasil P2M untuk dijadikan dasar meningkatkan mutu pengabdian masyarakat

D. Narasumber

Nara sumber dalam kegiatan ini adalah dr. I Ketut Ngurah Alit, Sp.A

E. Peserta

Bidan Desa dan Kader Kesehatan di wilayah kerja Kelurahan Kajanan

F. Tempat dan Tanggal Pelaksanaan

Tempat : Aula Puskesmas Buleleng I Tanggal : Jumat, 13 Juni 2014

G. Tim Pelaksana Kegiatan

Panitia P2M

H. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi ibu berhubungan nyata dengan cara pemberian ASI maupun status gizi balitanya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI maka ibu akan mengetahui cara dan posisi menyusui yang benar serta cara meningkatkan produksi ASI (Pertiwi, 2006). Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI menjadi salah satu penghambat keberlangsungan pemberian ASI. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi. Menjelang akhir kehamilan, ibu membutuhkan berbagai informasi penting yang umumnya disediakan oleh pelayanan dan tenaga kesehatan (Arifeen, 2001). Selain itu, informasi yang berasal dari suami, keluarga, teman, jaringan sosial dan berbagai media berpengaruh terhadap pengetahuan ibu. Rendahnya pendidikan dan kurangnya informasi menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan pemberian ASI eksklusif (Arifin, 2002).

Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makanan terjadi karena banyak dipengaruhi tradisi dan kebiasaan seperti penghentian penyusuan lebih awal dari dua tahun,

(8)

anak kecil memerlukan sedikit makanan serta pantangan terhadap makanan, ini merupakan faktor penyebab masalah gizi di masyarakat (Depkes, 2002).

Banyak sikap dan kepercayaan yang tidak mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan ASI eksklusif selama 6 bulan. Alasan umum mengapa ibu tidak memberikan ASI eksklusif meliputi rasa takut yang tidak berdasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup atau memiliki mutu yang tidak baik, keterlambatan memulai pemberian ASI dan pembuangan kolostrum, teknik pemberian ASI yang salah, serta kepercayaan yang keliru bahwa bayi haus dan memerlukan cairan tambahan. Selain itu, kurangnya dukungan dari pelayanan kesehatan dan keberadaan pemasaran susu formula lsebagai pengganti ASI menjadi kendala ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Gibney, 2005).

ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI kepada bayi secara langsung oleh ibunya dan tidak diberikan makanan cair atau padat lainnya kecuali obat tetes atau sirup yang berisi suplemen vitamin, mineral, atau obat. ASI eksklusif merupakan referensi bagi seluruh alternatif model pemberian makanan yang dampaknya dapat diukur melalui pertumbuhan, perkembangan, status kesehatan, dan dampak jangka pendek maupun jangka panjang lainnya (Gibney, 2005).

Pemberian makanan dini pada kelompok usia kurang dari 3 bulan diteliti menyebabkan celiac disease pada balita dalam jangka waktu pendek maupun beberapa tahun ke depan dalam kehidupan anak. (Fawtrell, 2007). Di negara kita, dukungan pemerintah Indonesia terhadap hal tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti Gerakan Nasional Perancangan PP-ASI serta Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi (Depkes, 2004).

Kolostrum merupakan ASI pertama yang keluar selama laktogenesis II (1- 3 hari setelah kelahiran) dan umumnya berwarna kuning dan kental.Bayi hanya mengonsumsi kolostrum sebanyak 2-10 ml setiap kali menyusu dalam 2-3 hari pertamanya.Kolostrum mengandung 58-70 kalori/100 ml dan memiliki kandungan protein, sodium, potasium serta klorida yang lebih tinggi dibandingkan ASI. Immunoglobulin A dan lactoferra merupakan jenis protein yang terdapat pada kolostrum. Kolostrum juga memiliki konsentrasi mononuclear sel tertinggi yang dapat melindungi sistem imun bayi dan membantu perkembangan imunitas.Selain itu, kolostrum mengandung faktor pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan bayi (Brown, 2005).

Pemberian kolostrum dalam satu jam pertama kelahiran bayi dapat memulai ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, 2008). Sebuah penelitian

(9)

di Turki menyatakan ibu yang berpendidikan rendah menganggap bahwa kolostrum tidak baik untuk bayi dan hanya 9.9% ibu yang memberikan kolostrum satu jam setelah kelahiran (Ergenekon, 2006). Hasil survey HelenKeller Worldwide pada tahun 2002 di Jakarta menyimpulkan sebagain besar bayi yang diberi ASI memperoleh ASI pertamanya 6 jam setelah kelahiran (70% di daerah perdesaan dan 52-65% di daerah perkotaan). Ibu yang memulai pemberian ASI secara dini cenderung untuk melaksanakan ASI eksklusif dan memberikan ASI dengan periode yang lebih lama (Gibney, 2005).

Terdapat sepuluh langkah menuju keberhasilan pemberian ASI yang direkomendasikan oleh WHO, salah satunya adalah dengan mendorong pemberian ASI menurut permintaan bayi (WHO, 1995).

Berat badan dan umur bayi serta densitas kalori pada ASI berkontribusi secara nyata pada peningkatan permintaan ASI oleh bayi. Bayi akan menunjukkan rasa lapar dengan memasukkan jari atau tangannya ke dalam mulut dan mulai mengisapnya serta menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan mulut yang terbuka. Seharusnya bayi langsung diberikan ASI ketika perilaku tersebut mulai timbul tanpa menunggu bayi menangis. Bayi yang menangis karena rasa lapar merupakan tanda bayi telah terlambat untuk mendapat ASI (Brown, 2005) ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Istiono, 2009).

Pengosongan perut bayi yang telah mengkonsumsi ASI berlangsung sekitar 1,5 jam. Frekuensi normal pemberian ASI pada bayi yang baru lahir adalah 10-12 kali setiap hari.Seiring dengan pertambahan umur bayi, frekuensi pemberian ASI bergantung pada persediaan ASI (Brown, 2005).

Bayi berusia 4 hari membutuhkan ASI setiap 2 jam selama 15-20 menit untuk satu payudara. Ketika bayi berusia 3-6 bulan frekuensi pemberian ASI berkurang hingga mencapai 7-8 kali sehari. Bayi yang diberi ASI lebih sering meminta makan dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula karena protein dan lemak pada ASI lebih mudah diserap oleh sistem pencernaan bayi (Pertiwi, 2006).

WHO merekomendasikan pemberian ASI berlangsung paling tidak sampai tahun kedua kehidupan bayi. Survey tahun 2002-2003 di Amerika menyatakan hanya 19% bayi yang masih diberikan ASI sampai usia 12 bulan, sedangkan survey tahun 2001 di Australia menyatakan hanya 23% bayi yang masih meperoleh ASI hingga usia 12 bulan. Ketidakberlangsungan pemberian ASI hingga usia 12 bulan berhubungan dengan faktor

(10)

antara lain ibu yang merokok selama kehamilan, penggunaan dot untuk minum bayi, sikap ibu yang kurang terhadap pemberian makan bayi, pengalaman memiliki masalah menyusui pada bulan pertama, dan ibu yang kembali bekerja sebelum bayi berusia 12 bulan (Scott

,2006). Ibu akan menghadapi kesulitan pemberian ASI, tanpa pertolongan dan dukungan

yang tepat, umumnya akan mengakibatkan penghentian pemberian ASI. Kesulitan yang dialami ibu selama menyusui dapat bersifat fisik serta budaya (Gibney, 2005).

Pertumbuhan bayi sangat tergantung dari asupan makanan. Bayi yang diberi makan selain ASI sebelum waktunya memiliki resiko tinggi terkena infeksi ( Boyle, 2003). Perbedaan yang nyata pada panjang badan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan ASI non-esksklusif menandakan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif seringkali kelebihan makanan. Pemberian susu non-ASI seperti susu formula menjadi salah satu penyebab ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Gibney, 2005). Pemberian susu non-ASI yang terlalu dini sebenarnya tidak dapat menggantikan keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI saja. Kandungan gizi susu non-ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi dan sulit diserap oleh pencernaan bayi. Selain itu, susu non-ASI tidak mengandung antibodi dan dapat menyebabkan alergi (Kroeger, 2004).

Dari wawancara awal yang penulis lakukan dengan pihak terkait di Puskesmas Buleleng I, pelaksanaan pelatihan bagi kader posyandu tentang pengetahuan ASI Eksklusif memang belum dilaksanakan secara khusus dalam sebuah program yang berkelanjutan sehingga memang kegiatan pelatihan ini sangat dibutuhkan mengingat pentingnya peran kader posyandu dalam program peningkatan status gizi di wilayah kerjanya.

I. Deskripsi Hasil Kegiatan

Kegiatan P2M dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, yakni pada hari Jumat, 13 Juni 2014 P2M dibuka oleh Bapak Kepala Puskesmas Buleleng I dan ketua panitia P2M . Dalam sambutannya, Bapak Kepala Puskesmas menyatakan bahwa P2M dengan tema Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng Tahun 2014” sangat penting karena dapat meningkatkan pengetahuan akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi status gizi balita. Peserta juga ditingkatkan keterampilannya dalam cara pemberian ASI yang benar dengan alat peraga, cara mePeserta yang terlibat dalam kegiatan P2M sebanymerah ASI serta memberikannya melalui peraga. Peserta berjumlah 40 orang yang merupakan bidan desa dan kader kesehatan di wilayah kerja Kampung Kajanan

(11)

Undangan dalam kegiatan ini adalah Bapak Kepala Puskesmas Buleleng I. P2M ini menghadirkan narasumber dr. I Ketut Ngurah Alit Sp. A yang menyampaikan materi tentang ASI Eksklusif. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. P2M Pelatihan “Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status

Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng” didahului oleh laporan Ketua Panitia P2M, dilanjutkan kata sambutan dari Kepala Puskesmas Buleleng I

2. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kudapan

3. Penyajian materi disampaikan oleh narasumber, yaitu dr. I Ketut Ngurah Alit Sp. A Setelah penyajian materi acara dilanjutkan dengan diskusi multiarah mengenai ASI. Peserta P2M terlihat sangant antusias dalam diskusi ini yang terlihat dengan banyaknya pertanyaan, saran dan masukan dari peserta.

4. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pemberian ASI Eksklusif. Pada pelatihan ini para kader dibagi menjadi empat kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 10 orang, kemudian masing-masing kelompok diberi pelatihan cara pemberian ASI dan kiat-kiat sukses memberikan ASI Eksklusif yang nantinya bisa disebarluaskan diwilayah kerjanya melalui kegiatan penyuluhan.

5. Pembagian poster , booklet dan CD 6. Acara ditutup oleh ketua panitia P2M

Selama kegiatan, peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara P2M. Hal ini terbukti dari tidak ada peserta yang izin selama kegiatan berlangsung.

K. Dokumentasi Kegiatan

Beberapa dokumen penting sebagai bukti terselenggaranya kegiatan P2M ““Pelatihan

Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng Tahun 2014” yaitu daftar hadir peserta dan panitia, materi dari narasumber, contoh hasil kegiatan dan foto-foto kegiatan. Semua dokumen tersebut disajikan pada lampiran.

L. Daftar Hadir Peserta

(12)

M. Penutup

Demikian laporan kegiatan P2M ““Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya

Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng” Tahun 2014” kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah Kelurahan Kajanan. Akhir kata, atas segala kekurangan baik selama persiapan, kegiatan berlangung, dan sampai pada pembuatan laporan, kami panitia mohon maaf.

(13)

Lampiran 1. Penggunaan Anggaran

No Kegiatan Rp Jumlah

1 ATK : 900.000

a. Ketas HVS 2 rim @ Rp50 000,- Rp. 100.000 b. Spanduk Rp. 150.000 c. Penyusunan dan penggandaan proposal Rp. 250.000 d. Penyusunan dan penggandaan laporan akhir Rp. 400.000

3 Konsumsi : 1.875.000

a. Konsumsi panitia dan peserta 50 orang x Rp. 30.000,-

b. Snack untuk panitia dan peserta 50 orang x Rp. 7500,- Rp. Rp 1.500.000 375.000 4 Perjalanan/Transport : 1.700.000 a. Honor Narasumber Rp. 500.000 b. Tranport TIM P2M 3 orang @. Rp. 200.000,- Rp. 600.000 c. Transport peserta P2M 40 orang @ Rp 15.000 Rp. 600.000

5 Lain-lain/Peralatan 2.550.000

a. Menggandakan makalah mengenai asi Rp. 300.000 b. Penggandaan CD tentang asi (film, materi ASI).

40x@ 7500

Rp 300.000

c. Sumbangan poster ASI. 60x@20.000 Rp 1.200.000 d. Booklet 40xRp 15000 Rp. 600.000 e. Dokumentasi Rp 150.000

Jumlah Total Rp 7.025.000

(14)

Lampiran 2. Foto- foto Kegiatan

(15)
(16)
(17)

Lampiran 3. Materi dan Diskusi

Hasil Notulensi Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Bagi Bidan Desa dan Kader Posyandu di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, Jumat, 13 Juni 2014

1. ASI setelah diperas, berapa hari ASI yang disimpan tahan lama? Kasus anak > 1 tahun, susah makan, apakah boleh diberikan suplemen vitamin?

Jawaban:

ASI apabila disimpan di udara terbuka tahan 3-4 jam,disimpan di kulkas biasa tahan 1x24 jam, disimpan di kulkas freezer tahan 2x24 jam, disimpan dalam suhu < 0oC tahan selama 2 minggu. Namun apabila ASI setelah disimpan dalam pendingin kemudian dihangatkan lagi maka ASI tidak dapat disimpan lagi.

Anak dengan nafsu makan sedikit dan kurang asupan sayur perlu diberikan suplemen vitamin.

2. Apakah dibolehkan pemberian ASI untuk anak pada ibu yang menderita HIV, TBC, dan hepatitis? Jawaban:

Apabila pada penderita TBC, penyakit TBC belum sembuh, maka bayi boleh diberikan ASI asalkan bayi terlebih dahulu diimunisasi dan diberi obat.

Pada kasus hepatitis, ibu boleh menyusui asalkan dengan cara yang benar (tandanya puting susu tidak terluka). Bayi saat menghisap payudara, sebenarnya bayi mendapatkan air susu dengan cara memijat

(18)

bagian areola, bukan bagian putting ibu. Bayi umur < 4 bulan belum memiliki otot yang mampu melukai puting ibu

(19)

Lampiran 4. LOG BOOK

CATATAN HARIAN (LOGBOOK)

Pelatihan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Kader Posyandu dan Bidan Desa Kelurahan Kajanan Tahun 2014.

No Tanggal Kegiatan

1 10 April 2014 Revisi Proposal pengabdian pada masyarakat.

2 25 april 2014 Pertemuan dengan mitra (Puskesmas Buleleng I) membicarakan :

1. Koordinasi tim pelaksanaan kegitan P2M

2. Perencanaan Teknik Pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat.

3. Persiapan Pembagian Tugas (Kepanitian). 4. Mempersipakan Surat Menyurat.

3 26 April 2014 Memebeli bahan habis pakai persiapan kegiatan P2M. 1. Bolpoint 30 Buah.

2. Note Book 30 Buah 3. Kertas HVS 2 rim 4. Tinta printer 5. Manekin Bayi

6. Manekin Tubuh wanita

4 2 Mei 2014 Perjalanan membawa surat undangan ke Kelurahan Kajanan dan Puskesmas Buleleng I.

1. dr. Made Kurnia Widiastuti Giri, S.Ked.,M.Kes. 2. dr. Ni Putu Dewi Sri Wahyuni, S.Ked.,M.Kes. 3. dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes.

5 22 Mei 2014 Koordinasi dengan mitra terkait pelaksanaan P2M dengan dr. Ketut Ngurah Alit, Sp.A

6 13Juni 2014 Pembelian konsumsi bagi peserta dan panitia sejumlah 50 snack dan nasi kotak 50 buah.

7 13Juni 2014 Pelaksanaan P2M

Referensi

Dokumen terkait

Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat lenan rumah

Dari cara-cara tersebut, menulis karya ilmiah bagi kebanyakan guru termasuk guru SD masih merupakan kegiatan yang sulit dilakukan sehingga perlu adanya banyak

Permasalahan-permasalahan tersebut membuat mereka berharap begitu besar untuk mendapatkan kegiatan pembekalan atau sejenisnya untuk mengatasi ketidakpahamannya (hasil

inj : Hanya untuk nyeri sedang hingga berat yang tidak respon dengan opioid lainnya dan harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi.. patch : Untuk nyeri

Hanya untuk pemakaian pada tindakan anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak respon terhadap analgetik non narkotik atau nyeri pada

Pada realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 dari H-15 s.d H-1, terdapat kenaikan yang signifikan terjadi pada hari ke-7 (H-9) dengan kenaikan sebesar 64% apabila

selain itu juga solusi untuk buah pinang yang masuk di bilah pengantar di mungkinkan karena jarak bilah pengantar dengan mata pisau terlalu masuk kedalam bilah pengantar,

Contoh: program pembangunan “mengalokasikan sumberdaya dari kegiatan ekonomi yang produktivitasnya rendah ke kegiatan ekonomi yang produktivitasnya tinggi&#34; dan ”usaha