• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

JUDUL

Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di

Gugus II Kecamatan Tejakula

Oleh:

Putu Nanci Riastini, S.Pd, M.Pd., 0027048601 Ketua I Gede Margunayasa, S.Pd, M.Pd., 0002048501 Anggota Drs. I Nyoman Murda, M.Pd., 0004035503 Anggota Drs. I Made Suarjana, M.Pd., 0031126025 Anggota

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

SPK Nomor: 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013

Jurusan PGSD

Fakultas Ilmu Pendidikan

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2013

(2)

2 LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Program :Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

2. Ketua

Nama : Putu Nanci Riastini, S.Pd., M.Pd.

Jenis Kelamin : Perempuan

NIDN : 0027048601

Disiplin Ilmu : Pendidikan Dasar IPA Pangkat/Gol : Penata Muda Tk.I/ III b

Jabatan : Asisten ahli

Fakultas/Jurusan : FIP/PGSD

Alamat Kantor : Jln. Udayana-Singaraja

Nomor Telp : (0362) 23950

Alamat Rumah : Dusun Pendem, Desa Alasangker, Singaraja

Nomor Telp : 085710350858

3. Jumlah Anggota Pelaksana : 3 orang 4. Lokasi Kegiatan

a. Nama Desa : Les b. Kecamatan : Tejakula c. Kabupaten/Kota : Buleleng d. Propinsi : Bali

5. Biaya yang diperlukan : Rp. 7.500.000,00 6. Lama Kegiatan :8 Bulan

Mengetahui, Singaraja, 6 Nopember 2013

Dekan FIP Undiksha Ketua Pelaksana,

Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. Putu Nanci Riastini, S.Pd, M.Pd.

NIDN. 0018085504 NIDN. 0027048601

Mengetahui, Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S.

NIDN. 0001015913

(3)

3 Prakata

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga Laporan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Selesainya kegiatan dan laporan pengabdian kepada masyarakat ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan berharga. Untuk itu, diucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Ketua LPM Undiksha atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

2. Ketua UPP Kecamatan Tejakula yang telah memberikan izin pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di wilayah tersebut.

3. Ketua Gugus II Kecamatan Tejakula yang telah banyak memberikan informasi berharga dan membantu pelaksanaan kegiatan hingga selesai.

4. Peserta Pengabdian kepada masyarakat yang telah antusias mengikuti kegiatan hingga selesai pada waktunya.

5. Rekan-rekan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang telah bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk menyelesaikan runtutan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Sangat disadari bahwa masih ada kekurangan dari laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan.

Singaraja Penulis

(4)

4 Daftar Isi

Lembar Pengesahan --- i

Prakata ---ii

Daftar Isi--- iii

Daftar Tabel --- iv

Daftar Gambar --- v

Bab I Pendahuluan --- 1

1.1 Analisis Situasi --- 2

1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah --- 3

1.3 Tujuan Kegiatan --- 4

1.4 Manfaat Kegiatan --- 4

Bab II Metode Pelaksanaan --- 6

Bab III Hasil Dan Pembahasan --- 9

Bab IV Penutup--- 11

4.1 Simpulan --- 11

4.2 Saran --- 11 Lampiran

a. Absensi Peserta Kegiatan b. Foto-Foto Kegiatan c. produk

(5)

5 Daftar Tabel

Tabel 2.1. Waktu, Kegiatan, Nara Sumber, dan Jumlah Peserta --- 7 Tabel 2.2 Evaluasi program --- 8

(6)

6 Daftar Gambar

Bagan 2.1. Alur Kegiatan Pelatihan --- 6

(7)

7 BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran berbasis kearifan lokal menjadi salah satu ciri-ciri paradigma baru pendidikan nasional yang telah diamanatkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003. Pada BAB X pasal 36 ayat 2 dituliskan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Dukungan terhadap pembelajaran berbasis kearifan lokal juga tampak pada pasal 37 ayat 1 butir j, yang menyatakan bahwa “kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat muatan lokal”. Berdasarkan pernyataan- pernyataan tersebut, mengisyaratkan bahwa pembelajaran memang sangat perlu dikaitkan dengan kearifan lokal sebagai bentuk amanat desentralisasi pendidikan.

Pendidikan merupakan sebuah proses penanaman nilai-nilai luhur, yang salah satunya bersumber dari kearifan lokal. Nilai-nilai yang telah diwariskan secara turun temurun tersebut sangat sarat dengan nilai-nilai luhur. Nilai-nilai inilah yang berfungsi untuk membentuk karakter anak bangsa yang berahlak mulia. Jika anak telah berkarakter mulia maka mereka akan berprilaku sesuai norma dan mampu menyaring kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.

Namun sayangnya, generasi muda bangsa Indonesia saat ini tidak memiliki kemampuan menyaring kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Perkembangan peradaban menyeret mereka untuk tidak lagi mengenal budaya nenek moyangnya, bahkan mengalami kebanjiran budaya asing pada dirinya, Akibatnya, mereka mengalami kebingungan dengan budayanya sendiri maupun budaya baru yang membanjirinya. Hal inilah yang menjadi penyebab lunturnya karakter bangsa pada generasi muda, seperti budaya gotong royong, ramah, sopan santun, berbudi pekerti luhur, dan religius.

Berdasarkan kenyataan tersebut, pembentukan karakter anak harus dilakukan sejak dini melalui pendidikan karakter, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah, guru menjadi pelaku penting di sekolah dalam pembentukan karakter anak didiknya. Begitu pentingnya tugas yang diemban guru untuk membentuk karakter anak didiknya, maka guru harus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi yang dimaksud tidak hanya kompetensi kepribadian, sosial, maupun professional yang harus menjadi panutan bagi

(8)

8 anak didik, tetapi kompetensi pedagogiknya pula dalam mengelola pembelajaran untuk pembentukan karakter. Guru harus mampu menggali dan menggunakan potensi-potensi lokal untuk pendidikan karakter bangsa dalam pembelajaran di sekolah. Jika kompetensi guru ini telah dikuasai, maka pembentukan karakter bangsa pada anak didik yang bersumber dari kearifan lokal akan dapat tercapai.

1.1 Analisis Situasi

Kecamatan Tejakula memiliki beberapa gugus sekolah dasar, yang salah satunya adalah gugus II Kecamatan Tejakula. Gugus II Kecamatan Tejakula terdiri dari 9 sekolah yang ada di daerah Penuktukan dan Les, 4 sekolah ada di desa Penuktukan dan 5 sekolah ada di desa Les. Jumlah guru yang sudah PNS di gugus tersebut adalah 45 orang, yang mana 90% dari guru-guru di sekolah tersebut telah berpendidikan S1.

Mereka berusia sekitar 20-50 tahun dengan tempat tinggal di daerah Les dan Penuktukan (Data Gugus II Kecamatan Tejakula).

Jauhnya tempat tinggal dari pusat kabupaten menyebabkan arus informasi tidak terlalu cepat sampai di sekolah. Beberapa ketertinggalan yang disampaikan oleh guru- guru, diantaranya kemajuan komputer dan internet, perkembangan-perkembangan informasi pembelajaran, termasuk perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal ataupun pendidikan karakter bangsa. Mereka mengakui hanya menulis karakter bangsa dalam perangkat pembelajaran, namun belum dapat merealisasikannya. Mereka juga kebingungan untuk memilih, menggunakan, dan mengimplementasikan hal-hal di daerah sekitar siswa untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang ditulis, padahal banyak potensi kebudayaan lokal yang ada di Tejakula.

Kecamatan Tejakula berada di wilayah timur kabupaten Buleleng, sekitar 45 km dari pusat kota Buleleng. Daerah ini memiliki banyak potensi daerah yang sangat cocok untuk diintegrasikan dalam pembelajaran untuk pendidikan karakter bangsa. Sebagai contoh, di desa Sembiran masih mempertahankan sisi kehidupan upacara dan tatanan perkampungan tertua abad Megalithic walaupun arus perkembangan teknologi telah membanjiri wilayah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa masih tampak jelas pengamalan karakter bangsa yang berupa nilai religius, disiplin, tanggung jawab, dan cinta terhadap lingkungan. Kearifan lokal yang memuat karakter bangsa seperti itu patut dikembangkan dalam pembelajaran, terutama di sekolah dasar.

(9)

9 Rendahnya pemahaman para guru tentang perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa tidak sepenuhnya kesalahan para guru.

Faktor lain yang juga menjadi penyebab adalah kegiatan pengarahan yang diberikan belum ada yang berkaitan dengan kesulitan yang dialami. Pelatihan-pelatihan yang pernah diberikan terbatas pada strategi pembelajaran IPA, strategi pembelajaran Matematika, dan pembelajaran tematik. Akibatnya, mereka merasa tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa. Permasalahan-permasalahan tersebut membuat mereka berharap begitu besar untuk mendapatkan kegiatan pembekalan atau sejenisnya untuk mengatasi ketidakpahamannya (hasil wawancara terhadap beberapa guru, Agustus 2012).

Berdasarkan uraian di atas, para guru sekolah dasar di gugus II Kecamatan Tejakula memerlukan sebuah pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan untuk mengatasi permasalahan mereka. Hal ini sangat perlu dilakukan agar para guru dapat memenuhi tugas dan tanggungjawabnya untuk mencerdaskan anak bangsa sesuai tuntutan yang ada pada UU No. 20 Tahun 2003. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam penyusunan dan implementasi ini juga bertujuan agar guru-guru gugus II Tejakula dapat memahami, menyusun, dan mengimplementasikannya secara mandiri.

Dengan demikian, kegiatan pelatihan dan pendampingan ini akan dapat meningkatkan kompetensi seorang guru dan terbentuknya karakter bangsa pada diri siswa.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan analisis situasi di atas, maka permasalahan mitra yang dapat diidentifikasi dan disepakati untuk segera ditangani adalah sebagai berikut.

a) Masalah Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Guru-guru di sekolah mitra belum dapat menyusun perangkat pembelajaran yang bermuatan karakter bangsa. Mereka juga mengalami kebingungan tentang karakter bangsa yang harus dikembangkan agar sesuai dengan materi pelajaran, potensi daerah, dan karakteristik anak didik. Hal tersebut menyebabkan mereka hanya sekedar mengisi jenis karakter bangsa tanpa memperhatikan kesesuaian dengan indikator pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, maupun potensi lokal dan

(10)

10 karakteristik anak didik. Mereka menginginkan pelatihan dan pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan karakter bangsa dengan berdasarkan pada potensi daerah setempat.

b) Masalah Implementasi Perangkat Pembelajaran dalam Pembelajaran

Kebingungan dalam penyusunan perangkat pembelajaran menyebabkan guru kebingungan pula dalam implementasinya. Untuk itu, mereka merasa membutuhkan pendampingan dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran yang telah dibuat.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah P2M ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dalam penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa setelah diberikan pelatihan dan pendampingan?

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa setelah diberikan pendampingan?

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pengabdian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dalam penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan.

2. Untuk meningkatkan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa melalui kegiatan pendampingan.

1.4 Manfaat Kegiatan

Manfaat pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut.

(11)

11 1. Bagi guru, memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman berkaitan

dengan pembelajaran yang bermuatan karakter berbasis kearifan lokal.

2. Bagi pengawas sekolah, mendapatkan pengetahuan tambahan tentang RPP dan pembelajaran yang bermuatan karakter berbasis kearifan lokal.

3. Bagi Unit Pengelola Pendidikan, dapat mengarsip perangkat pembelajaran yang dihasilkan sehingga dapat dikembangkan di seluruh gugus yang ada di Kecamatan Tejakula.

(12)

12 BAB II

METODE PELAKSANAAN

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, maka dilakukan beberapa kegiatan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa bagi guru-guru Gugus II Kecamatan Tejakula, dan pendampingan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Metode pelatihan digunakan untuk melatih mitra dalam menyusun perangkat pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa.

Selanjutnya, pendampingan digunakan sebagai langkah monitoring pasca pelatihan dan mendampingi kegiatan agar dapat berlanjut.

Alur kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah sebagai berikut.

Bagan 2.1. Alur Kegiatan Pelatihan Penyusunan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran Bermuatan Kearifan Lokal untuk Pendidikan Karakter Bangsa kepada Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Kesepakatan Pelatihan

Perizinan pada instansi terkait

Pemaparan Materi dan demonstrasi oleh pakar

Pelatihanpenyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan

karakter bangsa

Evaluasi Kegiatan

Pendampinganimplementasi perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

(13)

13 Peningkatan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan guru-guru sekolah dasar Gugus II Kecamatan Tejakula untuk menyusun dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa dilakukan dengan metode-metode berikut.

1. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik digunakan dalam kegiatan pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa. Metode-metode ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para guru tentang penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa.

2. Metode drill digunakan dalam proses pendampingan penyusunan dan implementasi perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa.

Tabel 2.1. Waktu, Kegiatan, Nara Sumber, dan Jumlah Peserta Waktu

(Hari ke-)

Kegiatan Nara Sumber Jumlah

Peserta I Ceramah, tanya jawab,

/diskusi, dan praktik penyusunan perangkat pembelajaran

bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa

Tim 39

II Demonstrasi perangkat pembelajaran

bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa di kelas (pasca pelatihan)

Tim 9

(14)

14 Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka target luaran kegiatan adalah kemampuan dan keterampilan peserta latihan untuk menyusun dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa secara mandiri setelah proses pelatihan dan pendampingan. Untuk mengevaluasi program P2M yang dilaksanakan, digunakan alat penilaian seperti tampak pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Evaluasi Program

Akar Masalah Solusi Produk Target Evaluasi

Sangat minimnya pelatihan/worksh op yang dapat membantu meningkatkan pemahaman guru mengenai

perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa

Pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

Perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

Tiap peserta dapat membuat perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

Observasi yang

dilaksanakan setelah pelatihan

Perlunya pendampingan bagi guru – guru dalam membuat dan

mengimplementa sikan

pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa agar dapat dilaksanakan secara

berkelanjutan

Pendampingan pembuatan dan implementasi perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

Keterampilan membuat dan mengimplementasi kan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

Tiap peserta perwakilan sekolah dapat membuat dan mensimulasika n perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk

pendidikan karakter bangsa

Penilaian produk (perangkat pembelajaran) dan penilaian performance implementasi perangkat pembelajaran

(15)

15 BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian yang berlokasi ± 45 km dari kampus Undiksha diikuti oleh 41 peserta dan 4 orang tim pelaksana. Peserta terdiri atas 27 orang guru SD, 9 kepala sekolah, 3 orang pengawas, dihadiri kordinator pengawas, dan kepala UPP kecamatan Tejakula. Berdasarkan latar belakang pendidikannya, terdapat 28 orang guru berpendidikan S1, 10 orang guru berpendidikan D2, 2 orang pengawas berpendidikan S1, dan 1 orang pengawas berpendidikan S2. Berkaitan dengan tim pelaksana, tim terdiri atas 4 orang dosen PGSD. Masing-masing anggota tim memiliki bidang keahlian yang berbeda, yaitu bidang keahlian pendidikan IPA, bidang keahlian pendidikan matematika, dan bidang keahlian pendidikan IPS/PKn.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dilaksanakan dalam 2 jenis kegiatan. Jenis kegiatan yang pertama adalah kegiatan seminar yang dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2013 bertempat di SD N 5 Les. Jenis kegiatan berikutnya adalah kegiatan pendampingan hingga bulan September 2013. Keseluruhan kegiatan dibiayai dari daftar isian pelaksanaan anggaran DIPA Undiksha dengan SPK Nomor 023.04.2.552581/2013 Revisi 2, Tanggal 01 Mei 2013.

Mengacu pada jenis kegiatan yang pertama, kegiatan seminar dilaksanakan dalam waktu satu hari dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai penyusunan RPP bermuatan kebudayaan lokal untuk pendidikan karakter bangsa. Berdasarkan hasil observasi penyusunan rancangan RPP, 90% peserta memahami langkah-langkah penyusunan RPP bermuatan kebudayaan lokal untuk pendidikan karakter bangsa.

Peserta juga menyatakan bahwa penyajian materi dari tim pelaksana sangat baik dan jelas. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi peserta, seperti pemilihan kebudayaan lokal yang sesuai dengan indikator dan waktu penyusunan rancangan yang diberikan. Solusi yang disampaikan oleh ketua Gugus sebagai perwakilan peserta, kegiatan seminar perlu dilaksanakan dalam bentuk workshop yang berlangsung dalam jangka waktu 2-3 hari.

(16)

16 Mengacu pada kegiatan pendampingan, 90% peserta telah menghasilkan RPP bermuatan kebudayaan lokal untuk pendidikan karakter bangsa. 2 contoh RPP yang telah dibuat terdapat pada lampiran. Namun ada beberapa kendala juga yang dihadapi, seperti kesadaran dan motivasi para guru untuk menyelesaikan tugas dengan baik, keterampilan penggunaan Microsoft Word, dan kemampuan menyusun instrumen penilaian.

Beberapa temuan lain yang diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Antusiasme yang tinggi pada para guru senior dan para pengawas dalam mengikuti kegiatan seminar. Mereka telah berkumpul sebelum kegiatan dimulai dan turut membantu proses kegiatan dan berperan aktif selama kegiatan berlangsung.

2. Rendahnya motivasi guru-guru muda untuk menyesuaikan diri dengan pembaharuan. Mereka lebih cenderung sekedar mengikuti kegiatan sehingga kurang berpartisipasi dalam kegiatan.

3. Keinginan para guru untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru mengenai pendidikan melalui kegiatan seminar maupun pelatihan dari pihak terkait sehingga mereka tidak mengalami ketertinggalan informasi. Sebagai contoh yang disampaikan adalah keinginan mereka untuk mendapatkan pencerahan mengenai kurikulum 2013.

(17)

17 BAB IV

SIMPULAN & SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, maka simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut.

4.1.1 Terjadinya peningkatan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dalam penyusunan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa setelah diberikan pelatihan dan pendampingan. Persentase keberhasilan kegiatan adalah 90%.

4.1.2 Terjadinya peningkatan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran bermuatan kearifan lokal untuk pendidikan karakter bangsa setelah diberikan pendampingan. Persentase keberhasilan kegiatan adalah 90%.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.

4.2.1 Kegiatan seminar belum dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta untuk berlatih. Untuk itu, kegiatan pelatihan perlu dilakukan dalam bentuk workshop yang berlangsung 2 sampai 3 hari.

4.2.2 Keterampilan penggunaan Microsoft Word para peserta masih kurang sehingga para guru perlu terus berlatih menggunakan Microsoft Word secara berkelanjutan.

(18)

18

A B

C D

E F

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

(19)

19

G H

I J

K L

(20)

20 Keterangan

A : Tampak depan SD 5 Les

B : Ketua Gugus, Korwil, Ketua UPP, Ketua pelaksana C : Laporan Ketua Pelaksana

D : Sambutan Ketua UPP E & F : Kudapan

G : Pembicara I H : Pembicara II

I & J : Peserta seminar mengikuti penjelasan materi K : Moderator menyimpulkan materi pelatihan L & M : Diskusi dan Pelatihan Penyusunan RPP N, O, P: Makan siang bersama

M N

O P

Gambar

Tabel 2.1. Waktu, Kegiatan, Nara Sumber, dan Jumlah Peserta  Waktu
Tabel 2.2. Evaluasi Program

Referensi

Dokumen terkait

Contoh: program pembangunan “mengalokasikan sumberdaya dari kegiatan ekonomi yang produktivitasnya rendah ke kegiatan ekonomi yang produktivitasnya tinggi" dan ”usaha

Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat lenan rumah

Dari cara-cara tersebut, menulis karya ilmiah bagi kebanyakan guru termasuk guru SD masih merupakan kegiatan yang sulit dilakukan sehingga perlu adanya banyak

Kegiatan P2M pengelolaan sampah ini akan diadakan bagi masyarakat di Banjar Dinas Jero Gusti. Banjar Jero Gusti merupakan salah satu banjar dinas, dari 13 banjar dinas,

inj : Hanya untuk nyeri sedang hingga berat yang tidak respon dengan opioid lainnya dan harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi.. patch : Untuk nyeri

Hanya untuk pemakaian pada tindakan anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak respon terhadap analgetik non narkotik atau nyeri pada

Pada realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 dari H-15 s.d H-1, terdapat kenaikan yang signifikan terjadi pada hari ke-7 (H-9) dengan kenaikan sebesar 64% apabila

selain itu juga solusi untuk buah pinang yang masuk di bilah pengantar di mungkinkan karena jarak bilah pengantar dengan mata pisau terlalu masuk kedalam bilah pengantar,