• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. tetap menjadi penyebab utama kematian anak di seluruh dunia (Keyle, Terry,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. tetap menjadi penyebab utama kematian anak di seluruh dunia (Keyle, Terry,"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1.Diare 2.1.1. Definisi.

Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik. Diare infeksius akut (gastroenteritis akut) tetap menjadi penyebab utama kematian anak di seluruh dunia (Keyle, Terry, 2014). Enteritis akut, gastroenteritis akut atau diare adalah frekuensi abnormal dan konsistensi tinja yang lebih encer atau cair (Nelson, 2013). Diare adalah peningkatan jumlah, frekuensi dan fluiditas feses, diare dapat bersifat akut atau kronis. Diare pada anak yang berusia kurang dari lima tahun biasanya adalah diare akut (Axton, Sharon. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik, 2013).

Penyakit diare menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah dan tinja yang berdarah.

(2)

Dari kesimpulan di atas diare dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai adanya darah, lendir, mual muntah akibat terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. Diare pada anak dapat di bedakan menjadi dua yaitu :

2.1.1.1. Diare akut

Enteritis akut, gastroenteritis akut atau lebih sering disebut sebagai diare akut yaitu frekuensi abnormal dan konsistensi tinja yang lebih encer atau cair. (Nelson, 2013). Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Diare akut sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar. (Sodikin, 2011).

Berikut karakteristik dari gastroenteritis akut (diare akut) menurut Bettz, Cecilly L. 2009).

Tabel 2.1 karakteristik gastroenteritis akut Patogen Vomitus Diare Demam Karakteristik

feses Kram abdomen Rotavirus 24-48 jam 2-7 hari Ada awitan tiba-tiba Banyak, cair, berwarna hijau, kuning, bening, tidak ada darah dan pus Beberapa dengan tenesmus Adenovirus enteric 24-48 jam

2-7 hari Tidak Cair Ada

Virus Norwalk Sering selama 24-48jam

Kurang 24-48 jam

Jarang Cair Ada

Compilobacter jejuni Dimulai 24jam setelah demam Dimulai 24jam setelah demam

Ada Banyak, cair,

pada awal

berbau busuk, bercampur

(3)

Patogen Vomitus Diare Demam Karakteristik feses Kram abdomen mucus, pus, darah Eschericia coli-enterotoksigenik Tidak ada Sembuh sendiri

Tidak Banyak, cair, tanpa nanah atau darah Kadang-kadang E.Coli enteroinvasif Kadang-kadang Sembuh sendiri

Ada Sedikit, mula-mula cair, kemudian

dengan pus dan mucus, dapat bercampur darah Tenesmus, kram E.Coli enteropatogeni Kadang-kadang Sembuh sendiri, tetapi dapat menjadi kronik

Ada Banyak dan cair Tenesmus

Salmonella Ada 3-7 hari, terdapat secret mikroorga nisme di dalam feses selama 3 minggu atau lebih

Ada Cair, hijau

bercampur darah dan pus, berbau busuk

Tenesmus

Shigella Ringan Rentang penyakit >7hari, biasanya dapat sembuh sendiri tapi dapat juga menjadi parah Ada, ringan Ada darah, warna hijau, mucus, pus, (disentri yang dicirikan diare cair, demam tinggi, malaise yang dalam selama 24jam diikuti tenesmus dan kolitis Tenesmus Yersiniaentero-colitica Jarang Sembuh sendiri Terkadang Konsistensi berubah-ubah, dengan pus dan darah dalam 25% kasus.

Kadang-kadang.

(4)

2.1.1.2. Diare kronik.

Diare kronik didefinisikan sebagai diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Diare kronik mungkin berkaitan dengan malabsorbsi nutrient, mungkin juga tidak. (Bernstein, Daniel. 2016).

Diare kronik dapat terjadi karena gangguan kolon, usus halus atau keduanya, dismotilitas kolon dengan absorbs nutrient di usus halus yang normal menyebabkan diare yang tak berdarah pada orang yang sebenarnya sehat. Infeksi kronik dan celiac disease menyebabkan diare malabsorbsi, kerusakan mukosa usus yang parah oleh berbagai kausa, misalnya alergi pada bayi juga dapat menyebabkan diare kronik. Absorbs yang terganggu dapat menyebabkan malabsorbsi nurtien dan berkurangnya pertumbuhan. (Bernstein, Daniel. 2016).

2.1.2. Etiologi.

Menurut Widoyono (2011) Secara umum penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi:

1. Virus: Rotavirus (40-50%), adenofirus.

2. Bakhteri: Escherichia coli (20-30 %), shigella sp. (1-2%).

3. Parasite: entamoeba histolityca (<1%), giardia lamblia, cryptosporirium (4-11%). 4. Keracunan makanan.

5. Malabsorbsi: karbohidrat, lemak dan protein. 6. Alergi: makanan, susu sapi.

(5)

2.1.3. Penularan.

Menurut Widoyono (2011) penularan diare dapat melalui: 1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. 2. Melalui tinja terinfeksi.

3. Hygiene yang buruk

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diare menurut Widoyono (2011) adalah sebagai berikut:

1. Bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif 2. Kebersihan botol susu bayi

3. Menyimpan makanan pada suhu kamar

4. Tidak mencuci tangan pada saat memasak, makan atau sesudah BAB. 5. Kebersihan lingkungan & perorangan

6. Status gizi pasien

7. Kependudukan, insiden diare pada daerah kota yang padat dan kumuh dapat lebih tinggi

8. pengetahuan orang tua 9. Sosial ekonomi

2.1.5. Tanda dan gejala.

Tanda daan gejala diare menurut Widoyono (2011) sebagai berikut: 1. Bab cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare

(6)

2. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut 3. Demam

4. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, turgor kulit menurun, apatis bahkan gelisah. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun ubun besar menjadi cekung, selaput lendir, bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Menurut Kliegman, Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi: 1. Diare tanpa dehidrasi

Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.

2. Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)

Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadangkadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. 3. Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)

Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.

(7)

4. Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%)

Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( ≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.

2.1.6. Pencegahan dan penanggulangan Diare. 1. Menjaga higenis perorangan dengan baik

Ini dapat dilakukan dengan melaksanakan perilaku sehat, yaitu mencuci tangan dengan sabun sesudah membuang tinja anak dan setelah buang air besar dan juga sebelum menyiapkan makanan kepada anak. Ibu-ibu juga seharusnya melatih anak mereka sejak awal lagi tentang perilaku cuci tangan terutama sebelum makan dan sesudah bermain. Ini dapat mencegah terjadinya penularan kuman yang dapat menyebabkan diare.

2. Mengamalkan pemberian ASI kepada anak mereka sejak lahir sehingga 4-6 bulan pertama kehidupan. ASI mengandung antibodi yang berguna untuk menjaga sistem kekebalan bayi agar tidak mudah terkena infeksi.

3. Keterjangkauan terhadap penggunaan sarana air bersih sangat penting bagi mengurangkan resiko kejadian diare. Oleh karena itu, masyarakat seharusnya memastikan air yang digunakan di rumah adalah benar-benar bersih dan memenuhi

(8)

syarat yaitu tidak mempunyai warna, bau dan juga rasa sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari.

2.1.7. Penatalaksanaan.

Penatalaksanaan diare berdasarkan derajat dehidrasinya menurut Widoyono (2011) adalah:

2.1.7.1. Terapi A, diare tanpa dehidrasi.

Diare tanpa dehidrasi biasanya buang air besar terjadi 3-4 kali sehari atau disebut mulai mencret. Anak yang mengalami kondisi ini masih lincah dan masih mau makan juga minum seperti biasa. Pengobatan dapat dilakukan dirumah oleh ibu atau anggota keluarga lain dengan memberikan makanan dan minuman yang ada di rumah seperti air kelapa, larutan gula garam, air tajin, air teh, maupun oralit.

Tiga cara pemberian cairan yang dapat dilakukan di rumah 1) Memberikan anak lebih banyak cairan

2) Memberikan makanan terus menerus

3) Membawa kepetugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam tiga hari.

2.1.7.2. Terapi B, diare dehidrasi ringan – sedang.

Diare dengan dehisrasi sedang ditandai dengan hilangnya cairan sampai 5% dari berat badan, sedangkan pada diare sedang terjadi kehilangan cairan 6-10% dari berat badan. Untuk mengatasi diare ini dengan terapi cairan oralit yaitu:

(9)

Tabel 2.2

Selanjutnya, menambahkan setiap kali mencret Tabel 2.3

Usia <1 tahun 1-4 tahun >5 tahun Jumlah

oralit

100 ml 200 ml 400 ml

Menurut Wong (2009) pedoman tentang terapi rehidrasi yang direkomendasikan oleh American Academi of Pediatrick adalah :

1. larutan rehidrasi harus terdiri atas 75 hingga 90 mEq natrium perliter, diberikan 40-50ml/kg BB selama 4 jam

2. larutan pengganti dan rumatan harus terdiri atas 40 hingga 60 mEq natrium per liter

3. melakukan evaluasi ulang terhadap kebutuhan rehidrasi lanjutan melalui terapi rumatan dengan menggunakan cairan rumatan dengan volume harian yang tidak melebihi 150ml/kg BB/hari

4. pada anak-anak yang menderita diare tanpa dehidrasi yang signifikan fase rumatan dapat dimulai tanpa kebutuhan larutan rehidrasi

5. jika diperlukan cairan tambahan, gunkan cairan rendah garam seperti asi atau air. Usia <1 tahun 1-4 tahun >5 tahun

(10)

2.1.7.3. Terapi C, diare dengan dehidrasi berat.

Menurut Buku Bagan MTBS Depkes RI (2011) diare dengan dehidrasi berat ditandai dengan mencret terus menerus, biasanya lebih dari 10 kali disertai muntah, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan. Diare ini diatasi dengan terapi C yaitu perawatan di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat caairan rehidrasi parenteral. Beri cairan intravena secepatnya, ringer lactat 100ml/kgBB jika tidak tersedia gunakan cairan nacl yang di bagi sebagai berikut:

Tabel 2.4 kebutuhan cairan pasien dehidrasi berat

Umur Pemberian pertama

30ml/kgBB selama:

Pemberian selanjutnya 70ml/kgBB selama: Bayi (dibawah umur 12

bulan)

1 jam 5 jam

Anak ( 12 bulan-5 tahun) 30 menit 2,5 jam

1. Teruskan pemberian makanan

Pemberian makanan seperti semula, diberikan sedini mungkin dan sesuai dengan kebutuhan. Pemberian asi tetap diberikan bila sebelumnya mendapatkan asi.

2. Terapi medikamentosa dan Edukasi pada orang tua

2.1.8. Pemeriksaan penunjang.

Menurut Nelson (2013) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan diare:

1. Feses rutin 2. Kultur feses

(11)

3. Darah lengkap 4. Kultur darah 5. Elektrolit darah 6. Analisa feses lengkap 7. Analisa gas darah

2.2. Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik, Namun kemampuan lain masih terbatas.

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak diperiode selanjutnya. Masa tumbuh kembang diusia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. Balita mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak

(12)

cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.

2.3. Probiotik 2.3.1. Definisi.

Probiotik adalah mikroorganisme hidup di dalam bahan makanan dimana saat diambil pada kadar tertentu sebagai nutrisi, menyediakan penyeimbangan (equilibration) flora usus, dan karena itu memiliki efek positif terhadap kesehatan tubuh. Probiotik dipilih dari strains yang paling bermanfaat untuk bakteri usus, yaitu bakteri dari genus Bifidobacterium, Lactobacillus, dan ragi.

Menurut International Life Sciences Institute (ILSI) Europe Working Group, probiotik adalah suplemen makanan dari mikroba hidup yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan inang (host) (Anurogo Diti, 2014).

Menurut WHO dan FAO (2002), mikroorganisme hidup dimana bila diberikan di dalam jumlah yang cukup memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh.

2.3.2. Kriteria probiotik.

Tidak semua mikroorganisme dapat digolongkan sebagai probiotik. Menurut Anurogo Diti (2014) kriteria mikroorganisme ideal yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok probiotik adalah:

1. Dapat bertahan hidup melalui traktus gastrointestinal, pada pH rendah dan berhubungan dengan empedu.

(13)

2. Melekat ke sel-sel epitel usus. 3. Stabil terhadap mikroflora usus. 4. Non-pathogenicity.

5. Bertahan hidup di dalam bahan makanan dan berkemungkinan untuk produksi pharmacopoeia lyophilized preparations.

6. Multiplikasi cepat, baik dengan kolonisasi temporer atau permanen dari traktus gastrointestinal.

7. Memiliki specificity probiotik yang generik.

Selain itu, ada berbagai faktor utama untuk dipertimbangkan dan dapat mempengaruhi kemampuan probiotik untuk bertahan hidup di dalam produk-produk makanan dan miuman, diantaranya:

1. Kondisi fisiologis dari probiotik yang ditambahkan 2. Kondisi fisik dan kimiawi dari proses makanan

3. Kondisi fisik dari penyimpanan makanan (misal: suhu)

4. Komposisi kimiawi dari produk (keasaman, kandungan gizi, kelembaban, dan oksigen)

5. Interaksi dengan komponen-komponen produk lainnya (penghambat atau protektif).

2.3.3. Mekanisme kerja probiotik.

Probiotik memiliki multiperan dan multifungsi. Diantaranya memiliki aktivitas antimikroba yaitu, menurunkan pH luminal, mensekresikan peptida antimikroba, menghambat invasi bakteri, menghalangi pelekatan bakteri di sel-sel epitel. Penguatan

(14)

fungsi barrier berupa, peningkatan produksi mukus dan meninggikan integritas barier. Imunomodulasi, maksudnya probiotik memiliki efek pada sel-sel epitel, sel-sel dendrit, monosit atau makrofag, limfosit (limfosit B, sel-sel Natural Killer, sel-sel T, redistribusi sel T). (Anurogo Dito, 2014).

2.3.4. Manfaat probiotik.

Mikroorganisme probiotik memiliki multimanfaat, diantaranya:

1. Kehadiran S. epidermidis dapat mempengaruhi fungsi barrier kulit dan/atau perkembangan respon imun bawaan di kulit manusia.

2. Perbaikan signifikan pada perjalanan dermatitis atopik telah dilaporkan pada bayi yang diberi diet eliminasi probiotic-supplemented.

3. Aplikasi topikal Vitreoscilla filiformis bermanfaat pada penderita dermatitis seboroik dan atopic eczema.

4. Perbaikan kondisi penderita diare yang disebabkan oleh antibiotik dan beberapa infeksi. Mengurangi kadar bakteri yang mendukung perkembangan kanker usus. Perbaikan gejala-gejala penderita IBS (inflammatory bowel disease) dan infeksi karena Helicobacter pylori. Mencegah atau mengurangi proses atopik pada anak-anak, mencegah berbagai penyakit saluran pernafasan, Mengurangi hiperkolesterolemia.

5. Anak-anak dengan diare akut rotavirus yang diberi Lactobacillus rhamnosus strain GG (LGG) maka respon terhadap IgA, imunoglobulin G, dan imunoglobulin M akan meningkat, sehingga durasi terjadinya simtom gastroenteritis menjadi memendek.

(15)

6. Organisme probiotik memiliki resistensi yang lebih besar terhadap berbagai infeksi usus karena menghambat pertumbuhan bakteri patogen daripada yang bukan probiotik.

7. Probiotik yang mengandung Bifidobacterium bifidum dan Streptococcus thermophilus diresepkan pada anak dengan diare rotavirus, menghasilkan serokonversi yang lebih cepat di dalam antibodi IgA dan IgM disertai dengan pertumbuhan sel-sel yang memproduksi IgM.

8. Lactic acid bacteria meningkatkan kadar kelompok vitamin B, dan bakteri di yogurt meningkatkan kadar asam folat, niasin, dan riboflavin hingga 20 kali lipat. 9. Probiotik mensintesis vitamin K, kelompok vitamin B, asam lemak rantai pendek

sitoprotektif, dan poliamin (putrescine, spermine, dan spermidine).

10. Mikroflora intestinal berperan penting di dalam sirkulasi estrogen pada wanita, memobilisasi ikatan estrogen, dan mengurangi kelebihan hormon-hormon seks. 11. Memproduksi vitamin larut air, seperti: thiamine, nikotin, asam folat, pridoksin,

vitamin B12. Hal ini dilakukan oleh probiotik tertentu seperti: B. bifidum, B. infantis, B. breve, B. adolescentis, B. longum.

12. Yogurt bermanfaat untuk mencerna sebagian laktosa di susu melalui mekanisme meningkatkan aktivitas laktase di susu dan di duodenum serta mengurangi gangguan pencernaan (maldigestion) laktosa.

13. Beberapa manfaat probiotik lainnya, antara lain: mengurangi konsentrasi enzim pemicu kanker (cancer-promoting enzymes) dan metabolit putrefactive bacterial di usus. Mencegah, mengurangi, meringankan keluhan traktus gastrointestinal pada orang sehat yang tidak teratur dan tidak spesifik. Menormalkan buang air besar

(16)

pada penderita obstipasi atau irritable colon. Mencegah terjadinya infeksi traktus respiratorius (misalnya: common cold, influenza) dan berbagai penyakit infeksi lainnya.

2.3.5. Hubungan probiotik terhadap lama diare.

Beberapa strain spesifik probiotik seperti lactobacillus GG, L Reuteri, saccharomyces boulardii, spesies bifidobacteria telah di ketahiu secara signifikan berperan penting dalam mengatasi masalah diare akut pada anak, terutama menurunkan durasi dan keparahan diare. Pada anak probiotik mempunyai peran yang lebih spesifik terhadap kasus diare yang disebabkan karena infeksi virus, hal ini dikarenakan peningkatan sekresi IgA, serta kemampuan probiotik untuk mencegah penyebaran virus didalam usus sebagai dampak efek imunitas probiotik.

Diare pada anak sebagian besar disebabkan oleh rotavirus. Virus masuk melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi. Pada sel-sel epitel usus virus menyebabkan infeksi dan merusak sel epitel sehingga vili-vili usus halus tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan tersebut akan terkumpul di usus halus dan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan osmotic usus. Kondisi tersebut menyebabkan banyak cairan di tarik ke dalam lumen usus sehingga menyebabkan hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap akan di dorong keluar melalui anus sehingga terjadi diare. (Anurogo Dito, 2014).

(17)

Manfaat probiotik telah banyak diteliti, salah satunya penelitian berbasis bukti yang di lakukan oleh Allen, Sj, dkk. 2007, Probiotik For Treating infectious diarrhea dimana hasil dari penelitian tersebut menunjukkan beragam probiotik diketahui efektif mengurangi diare pada bayi dan anak juga pada orang dewasa, hal tersebut terjadi karena manfaat probiotik sebagai penyeimbang flora usus dan fungsi Probiotik juga dapat meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna, sehingga seluruh epitel mukosa usus telah di duduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi bagi bakteri pathogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus dan akhirnya colonisasi bakteri pathogen tidak terjadi sehingga dapat mempersingkat lama diare. Penelitian tersebut dapat menjadi dasar bahwa pemberian terapi probiotik sangat berpengaruh untuk mengurangi lama rawat balita dengan diare akut.

2.4. Zinc

2.4.1. Definisi.

Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat. (Buku Saku Lintas Diare, 2011). Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan Zinc selama 10-14 hari. Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1980-2003) yang menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai

(18)

zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40%.

2.4.2. Manfaat zinc terhadap diare.

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Berdasarkan studi WHO selama lebih dari 18 tahun.

Manfaat zinc sebagai pengobatan diare adalah mengurangi: 1. Prevalensi diare sebesar 34%

2. Insidens pneumonia sebesar 26% 3. Durasi diare akut sebesar 20% 4. Durasi diare persisten sebesar 24%

5. Kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42%.

Manfaat terapi zinc terhadap penyembuhan diare telah banyak di teliti, diantaranya penelitian yang di lakukan di india oleh Chaitali Bajait, dkk tahun 2010 dimana penelitian tersebut menerangkan pemberian terapi zinc secara oral dapat memberikan keuntungan besar dalam pengurangan keluaran, frekuensi dan durasi diare, hal tersebut dapat terjadi karena manfaat zinc bagi pencernaan dapat memperbaiki atau meningkatkan absorbsi air dan elektrolit dengan cara mengurangi kadar air dalam

(19)

lumen usus yang menghasilkan perbaikan pada konsistensi feses. perbaikan konsistensi feses dapat mengurangi frekuensi bab dan mempersingkat lama diare.

2.4.3. Mekanisme kerja zinc dalam meningkatkan system imun.

Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berperan dalam fungsi imun membutuhkan zinc. Manfaat zinc jika diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Itulah sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberikan sesuai dosis) selama 10 hari berturut - turut berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare dan pneumonia.

Gambar

Tabel 2.1 karakteristik gastroenteritis akut  Patogen   Vomitus   Diare  Demam  Karakteristik
Tabel 2.4 kebutuhan cairan pasien dehidrasi berat

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, serangga juga disebut dengan istilah Hexapoda, yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam” disebut dengan istilah Hexapoda, yang diambil dari

Dengan demikian, suatu pesan atau informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain tetapi tidak bisa dipahami makna atau maksudnya oleh orang lain tersebut, tidak

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi

12.2 Mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan

Pelajaran dari kasus ini agar tidak terulang pada kasus Ambalat adalah dalam pemilihan dan penjukan arbitrator harus pihak-pihak yang tidak mempunyai kepentingan baik

Hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, telah ditemukan beberapa hal yang dapat menjadi diskusi, namun agar dapat terealisasikan dengan baik ada beberapa rekomendasi yang

Hasil penelitian menggunakan uji Regresi Linier Berganda diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial Return On Assets mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

COBIT mengadopsi definisi pengendalian dari COSO yaitu : ‘kebijakan, prosedur, dan praktik, dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang