• Tidak ada hasil yang ditemukan

2019 STATISTIK VITAL TRIWULAN 1 TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2019 STATISTIK VITAL TRIWULAN 1 TAHUN 2019"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya, Buku Laporan Statistik Vital di Provinsi DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019 dapat terselesaikan dengan baik.

Tujuan dari pembuatan Laporan Statistik Vital ini adalah memberikan gambaran mengenai kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta selama periode Triwulan 2 Tahun 2019, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

Dalam laporan ini selain penyajian data dan narasi juga memuat hasil analisis sederhana dengan harapan dapat memberikan gambaran yang cukup tentang statistik vital sehingga dapat dimanfaatkan bagi pemerintah maupun lembaga yang membutuhkan sebagai bahan dalam menyusun perencanaan dan program pembangunan.

Disadari dengan segala keterbatasan bahwa Buku laporan Statistik Vital Triwulan 2 tahun 2019 ini belum sempurna. Untuk itu saran dan masukan dalam kesempurnaan penyajian informasi ini sangat diharapkan. Atas bantuan dan kerjasama semua pihak dalam penyusunan buku Statistik Vital ini saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juli 2019 Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

DhanySukma NIP 197403091993111001

(3)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB 1. PENDAHULUAN ... 1 1. Latar Belakang ... .... 1 2. Tujuan ... .... 2 3. Sumber Data ... .... 2

4. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 3

5. Sistematika Penyajian ... .... 3

BAB 2. KELAHIRAN PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA TRIWULAN 2 TAHUN 2019 ... 4

1. Jumlah Kelahiran di Provinsi DKI Jakarta ... . 4

2. Kelahiran Berdasarkan Bulan Kelahirannya ... . 7

3. Kelahiran Berdasarkan Berat Lahir Bayi ... 8

4. Kelahiran Berdasarkan Panjang Bayi ... 10

5. Kelahiran Berdasarkan Penolong Kelahiran ... 13

6. Kelahiran Berdasarkan Jenis Kelahiran Bayi ... 17

7. Kelahiran Berdasarkan Tempat Kelahiran Bayi ... 17

8. Kelahiran Berdasarkan Urutan Anak ... 18

9. Kelahiran Berdasarkan Usia Ibu dan Urutan Anak ... 22

10.Kelahiran Berdasarkan Usia Ayah ... . 23

11. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ayah ... 24

12. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ibu ... 26

13. Penerbitan Akta Kelahiran Bayi yang Lahir di Triwulan 2 Tahun 2019 ... 27

BAB 3. KEMATIAN PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA TRIWULAN 2 TAHUN 2019 ... 29

1. Kematian Berdasarkan Jumlah dan Jenis Kelamin ... 30

2. Kematian Berdasarkan Kelompok Usia ... 35

3. Kematian Berdasarkan Status Perkawinannya ... 40

4. Kematian Berdasarkan Penyebab Kematiannya ... 42

5. Kematian Berdasarkan Usia dan Penyebabnya ... 44

6. Kematian Berdasarkan Jenis Pekerjaannya ... .. 48

7. Kematian Berdasarkan Status Hubungan Dalam Keluarga... 50

8. Kematian Berdasarkan Penentu Kematiannya ... 53

9. Kematian Bayi ... .. 56

10.Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) ... 60

11.Kematian Bayi Lepas Baru Lahir (Post Neonatal) ... 64

12.Bayi Lahir Mati ... . 69

13.Kematian Anak ... .. 74

(4)

iii

BAB 4. PERKAWINAN PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA

TRIWULAN 2 TAHUN 2019 ... 82

1. Perkawinan Penduduk Hasil Pencatatan Perkawinan yang Dilaporkan untuk Penduduk Yang Beragama diluar Islam ... 82

A. Jumlah Perkawinan ... 82

B. Perkawinan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Suami ... 84

C. Perkawinan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Istri ... 86

D. Perkawinan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami ... 87

E. Perkawinan Berdasarkan Jenis Pekerjaan istri ... 90

2. Pencatatan Perkawinan untuk Penduduk Yang beragama Islam di Provinsi DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019 ... 93

A. Perkawinan Penduduk yang beragama Islam berdasarkan Status Perkawinan Suami dan Istri………. 96

B. Perkawinan Penduduk yang beragama Islam Berdasarkan Tingkat Pendidikan Suami ... 98

C. Perkawinan Penduduk yang beragama Islam Berdasarkan Tingkat Pendidikan Istri ... 99

BAB 5. PERCERAIAN PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA TRIWULAN 2 TAHUN 2018 ... 101

1. Jumlah Perceraian ... 102

2. Perceraian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Suami ... 103

3. Perceraian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Istri ... 104

4. Perceraian Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 105

5. Perceraian Berdasarkan Pekerjaan Istri ... 106

6. Perceraian Berdasarkan Alasan Perceraiannya ... 108

BAB 6. PENUTUP ... 109

(5)

1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Pasal 25 ayat (3) huruf e Peraturan Gubernur

Nomor 263 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, salah satu tugas pokok Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta adalah

mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data kependudukan, yang

salah satunya adalah dalam bentuk statistik vital.

Statistik Vital adalah statistik yang berhubungan dengan peristiwa -

peristiwa penting dalam kehidupan manusia, mulai sejak dilahirkan sampai

meninggal dunia.

Statistik Vital dapat menggambarkan karakteristik yang diperlukan

untuk mengukur tingkat kecenderungan besar populasi, struktur dan

sebaran geografis yang dapat dimanfaatkan untuk proses perencanaan

pembangunan dalam bidang kesehatan, pendidikan, perumahan,

ekonomi, sosial dan demografi.

Laporan Statistik Vital Triwulan 2 tahun 2019 ini mengangkat

informasi mengenai statistik vital kelahiran, kematian, perkawinan dan

perceraian di Provinsi DKI Jakarta dari tanggal 1 April 2019

– 30 Juni

2019. Datanya bersumber dari hasil pendaftaran kelahiran dan kematian,

yang dilaksanakan di tingkat kelurahan, kecamatan, dan suku dinas, dan

RSUD yang diproses dalam database operasional SIAK Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. Untuk data

perkawinan dan perceraian, datanya bersumber dari database operasional

hasil pelaporan pencatatan perkawinan dan perceraian dari Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tingkat kota. Sedangkan untuk

(6)

2

data perkawinan penduduk yang beragama Islam juga bersumber dari

database operasional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi

DKI Jakarta dimana data yang ada merupakan hasil integrasi dengan data

Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.

2. TUJUAN

Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk memberikan informasi

dan gambaran yang lengkap mengenai Statistik Vital Kelahiran, Kematian,

Perkawinan, dan Perceraian yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta Triwulan

2 tahun 2019.

3. SUMBER DATA

Data laporan statistik vital ini semuanya bersumber dari hasil

pelaporan penduduk, yang dilaksanakan di tingkat kelurahan, kecamatan,

dan suku dinas, yang diproses dalam database operasional SIAK Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. Untuk statistik

vital kelahiran, data yang digunakan adalah data hasil pelaporan kelahiran

bayi baik di kelurahan, puskesmas maupun di kecamatan dan Suku Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota/Kabupaten serta RSUD yang

ada Di DKI Jakarta. Sementara untuk statistik vital kematian, data yang

digunakan adalah data kematian yang dilaporkan kepada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dan diproses

dengan SIAK di tingkat kelurahan, yang dilaporkan dari bulan April sampai

dengan Juni 2019. Untuk data perkawinan dan perceraian, datanya

bersumber dari pelaporan pencatatan perkawinan dan perceraian dari

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tingkat kota.

(7)

3

4. METODE PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Metode pengumpulan data dalam kegiatan ini adalah menggunakan

data sekunder, yakni dengan menggunakan data peristiwa kelahiran,

kematian yang dilaporkan penduduk baik di tingkat suku dinas,

kecamatan, maupun kelurahan maupun data yang ada dalam sistem

database Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Untuk analisanya menggunakan analisa deskriptif dibantu dengan

penggunaan tabel dan grafik. Diharapkan dari hasil analisa yang telah

dilakukan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penyusunan

kebijakan atau program pembangunan di masa mendatang.

5. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penyajian Laporan statistik vital kelahiran, kematian, perkawinan

dan perceraian masing-masing dijelaskan dalam bab terpisah dan

tersendiri, sehingga diharapkan informasi yang diberikan dapat lebih jelas,

detail, dan informatif.

(8)

4

KELAHIRAN PENDUDUK

DI PROVINSI DKI JAKARTA

TRIWULAN 2 TAHUN 2019

1. Jumlah Kelahiran di Provinsi DKI Jakarta

Fertilitas (Kelahiran) sebagai istilah demografi diartikan sebagai

hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.

Dengan demikian jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup

yang terjadi pada waktu tertentu pada wilayah tertentu.Informasi tentang

jumlah kelahiran bermanfaat untuk perencanaan pembangunan berbagai

fasilitas yang dibutuhkan khususnya pengembangan fasilitas kesehatan

ibu dan anak, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan

datang. Selain itu, data tentang jumlah kelahiran hidup merupakan dasar

untuk perhitungan berbagai indikator fertilitas lainnya.

Jumlah kelahiran hidup penduduk Provinsi DKI Jakarta yang

tercatat selama triwulan 2 tahun 2019 berjumlah 33.170 jiwa yang terdiri

atas 17.436 bayi laki-laki (52,57%) dan 15.734 bayi perempuan (47,43%)

.

Tabel 2.1. Jumlah Kelahiran di Provinsi DKI Jakarta Triwulan 2Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Wilayah Laki-Laki Perempuan Total Prosentase

JAKARTA BARAT 4.034 3.654 7.688 23,14 JAKARTA PUSAT 1.710 1.536 3.246 9,77 JAKARTA SELATAN 3.320 3.047 6.367 19,17 JAKARTA TIMUR 5.068 4.571 9.639 29,02 JAKARTA UTARA 3.261 2.896 6.157 18,54 KAB.ADM.KEP.SERIBU 71 49 120 0,36 Grand Total 17.464 15.753 3.217 100,00 Prosentase 52,58 47,42 100,00

2

(9)

5

Laki-laki,

17.464

Perempuan,

15.753

Jenis Kelamin Bayi

Berdasarkan Kota/Kab, Jakarta Timur merupakan wilayah dengan

jumlah kelahiran terbanyak selama triwulan 2 tahun 2019, yaitu berjumlah

9.639 kelahiran (29,02%). Lalu disusul Jakarta Barat dengan 7.688

kelahiran (23,14%), Jakarta Selatan dengan 6.367 kelahiran (19,17%),

Jakarta Utara dengan 6.157 kelahiran (18,54%) dan Jakarta Pusat dengan

3.246 kelahiran (9,77%). Sementara kelahiran paling sedikit terjadi di Kep.

Seribu dengan jumlah 120 kelahiran (0,36%).

Berdasarkan

jenis

kelamin, jumlah kelahiran

bayi laki-laki lebih banyak

dibandingkan

jumlah

perempuan.

Persentase

jumlah kelahiran bayi

laki-laki

adalah

52,58%,

sedangkan bayi perempuan

adalah sebesar 47,42%. Sementara berdasarkan kota/kabupaten, baik

kelahiran bayi laki laki maupun bayi perempuan paling banyak terjadi di

Kota Administrasi Jakarta Timur.

Sementara itu berdasarkan tempat kelahirannya, sebanyak 83,14%

atau sekitar 27.629 jiwa lahir di Jakarta, 4.003 jiwa (12,13%) lahir di

Bodetabek dan lainnya sebesar 4,72% atau 1.585 jiwa lahir di luar

Jabodetabek. Berikut ini adalah tabel jumlah kelahiran di Provinsi DKI

Jakarta selama triwulan 2 tahun 2019 berdasarkan tempat kelahiran.

Tabel 2.2. Kelahiran BerdasarkanTempat Kelahiran triwulan 2 Tahun 2019

Tempat Kelahiran Laki-Laki Perempuan Total Prosentase

JAKARTA 14.520 13.109 27.629 83,14 BODETABEK 2.119 1.884 4.003 12,13 LUAR BODETABEK 825 760 1.585 4,72

Grand Tota 17.464 15.753 33.217 100,00

(10)

6

Sementara jika berdasarkan kecamatan, kelahiran paling banyak

terdapat di Kecamatan Cengkareng dengan 1.791 kelahiran (5,39%),

Kecamatan Cilincing dengan 1.635 kelahiran (4,92%), Kec. Cakung

dengan 1.630 kelahiran (4,91%), Kec. Kali Deres dengan 1.484 kelahiran

(4,47%) dan Kec. Koja dengan 1.341 kelahiran (4,04%). Sementara itu

kecamatan yang paling sedikit jumlah kelahirannya adalah kecamatan

Kep. Seribu Selatan dengan 51 kelahiran (0,15%), Kecamatan Kepulauan

Seribu Utara dengan 69 kelahiran (0,21%), Kecamatan Menteng dengan

224 kelahiran (0,67%), dan Kecamatan Cempaka Putih dengan 280

kelahiran (0,84%).

Sementara itu berdasarkan kelurahan, kelahiran terbanyak

terdapat di Kelurahan Kapuk (497 kelahiran atau 1,50%), Kelurahan Tegal

Alur (376 atau 1,13%), Kelurahan Cengkareng Timur (356 atau 1,07%),

Kelurahan Penggilingan (347 atau 1,04%),dan Kelurahan Semper Barat

(341 atau 1,03%). Sementara itu kelahiran tersedikit terdapat di Kelurahan

Selong (3 kelahiran), Kelurahan Setia Budi (6 kelahiran), Kelurahan

Melawai dan Kelurahan Gambir (8 kelahiran), Kelurahan Senayan dan

Guntur masing-masing 9 kelahiran.

(11)

7

2. Kelahiran Berdasarkan Bulan Kelahirannya di Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan bulan peristiwa kelahirannya, di Triwulan 2 kelahiran

paling banyak terjadi pada bulan Mei, yaitu sebanyak 11.791 kelahiran

(35,55%), lalu disusul bulan Juni sebanyak 10.950 kelahiran (33,01%) dan

Bulan April sebanyak 10.729 kelahiran (33,01%).

Tabel 2.3. Kelahiran Dirinci Menurut Bulan Lahir Triwulan 2 Tahun 2019

Bulan Kelahrian Laki-Laki Perempuan Total Prosentase

April 5.518 4.935 10.453 31,47

Mei 6.214 5.595 11.809 35,55

Juni 5.732 5.223 10.955 32,98

Grand Total 17.464 15.753 33.217 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2019

Gambar 1. Kelahiran menurut Bulan Lahir di Provinsi DKI JakartaTriwulan 2 Tahun2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2019

Terlihat dari grafik di atas bahwa grafik kelahiran meningkat dari bulan

April hingga Mei 2019, kemudian menurun dari bulan Mei hingga bulan

Juni 2019.

Jika berdasarkan kecamatan dan bulan lahir, didapat data

sebagaimana berikut dibawah ini.

10,453 11,809 10,955 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

April

Mei

Juni

(12)

8

Tabel 2.4. Kelahiran terbanyak dan tersedikit berdasarkan Kecamatan Triwulan 2 Tahun 2019

Bulan Terbanyak Jumlah Tersedikit Jumlah

April Cilincing 560 Kep. Seribu Selatan 17 Mei Cengkareng 725 Kep. Seribu Utara 20 Juni Cengkareng 583 Kep. Seribu Selatan 11

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2019

Sementara jika berdasarkan kelurahan, datanya adalah sebagai

berikut.

Tabel 2.5. Kelahiran terbanyak dan tersedikit berdasarkan kelurahan Triwulan 2 Tahun 2019

Bulan Terbanyak Jumlah Tersedikit Jumlah

April Pademangan Barat 141 Setia Budi 1 Mei Kapuk 223 Setiabudi 2 Juni Kapuk 141 Pulo 1

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2019

3. Kelahiran Berdasarkan Berat Lahir Bayi

Berat lahir dibagi menjadi 2

kategori yaitu < 2500 gram dan ≥ 2500

gram. Berat lahir < 2500 gram diasumsikan bahwa bayi lahir dengan berat

badan kurang (Berat Badan Lahir Rendah = BBLR), dan berat

≥ 2500

gram diasumsikan bayi lahir dengan berat badan normal. Bayi yang lahir

dengan berat badan rendah, biasanya sangat rentan memiliki masalah

dengan

kesehatannya

atau

kemungkinan

memiliki

kekurangan

kemampuan saat dewasa nanti.

Dari tabel di bawah ini terlihat bahwa pada umumnya bayi yang lahir

mempunyai berat badan lebih dari atau sama dengan 2500 gram, yaitu

sebanyak 30.792 bayi atau sekitar 92,70 %. Sementara yang berat

lahirnya kurang dari 2500 gram sebanyak 2.425 bayi (7,30%).

(13)

9

Tabel 2.6. Kelahiran Menurut Berat Lahir dan Kota/Kab Di Provinsi DKI Jakarta Triwulan 2Tahun 2019

Wilayah < 2500 gram ≥ 2500 gram Total

KAB.ADM.KEP.SERIBU 9 111 120 JAKARTA PUSAT 160 3.086 3.246 JAKARTA UTARA 390 5.767 6.157 JAKARTA SELATAN 365 6.002 6.367 JAKARTA BARAT 520 7.168 7.688 JAKARTA TIMUR 981 8.658 9.639 Grand Total 2.425 30.792 33.217 Prosentase 7,30 92,70 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2019

Kelahiran bayi dengan berat lahir di atas 2500 gram paling banyak

terdapat di Jakarta Timur, yaitu sebanyak 8.658 jiwa, lalu disusul Jakarta

Barat dengan jumlah 7.168 jiwa, Jakarta Selatan dengan 6.002 jiwa,

Jakarta Utara dengan 5.767 jiwa, Jakarta Pusat dengan 3.086 jiwa, dan

Kepulauan Seribu dengan 111 jiwa. Sementara bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram paling banyak tercatat di Jakarta Timur yaitu

sebanyak 981 bayi dan Kota Administrasi Jakarta Barat sebanyak 520

bayi.

Gambar 2. Kelahiran terbanyak dan tersedikit berdasarkan kecamatanTriwulan 2 Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2019

1652 1540

1327 1392 1276

278 267 213

63 48

(14)

10

Berdasarkan kecamatan, kelahiran bayi dengan berat diatas 2.500

gram paling banyak tercatat di Kec. Cengkareng sebanyak 1.652

kelahiran (4,97%), disusul Kec.Cilincing yaitu sebanyak 1.540 kelahiran

(4,64%), Kec. Cakung dengan 1.327 kelahiran (3,99%), Kec.Kali Deres

sebanyak 1.392 kelahiran (4,19%) dan Kec. Koja sebanyak 1.276

kelahiran (3,84%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di

Kec.Kep.Seribu Selatan dengan 48 kelahiran (0,14%), Kec. Kep. Seribu

Utara dengan 63 kelahiran (0,19%), Kec. Menteng dengan 213 kelahiran

(0,64%), kec. Cempaka Putih dengan 267 kelahiran (0,80%) dan Kec.

Gambir dengan 278 kelahiran (0,84%).

Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, paling

banyak terdapat di Kecamatan Cakung, yaitu sebanyak 303 kelahiran

(0,91%). Lalu berikutnya adalah Kecamatan Kramat Jati dengan 211

kelahiran (0,64%), Kec. Cengkareng dengan 139 kelahiran (0,42%),

Kec.Ciracas dengan jumlah 108 kelahiran (0,33%) dan Kec.Cilincing

dengan 95 kelahiran (0,29%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di

Kecamatan Kep. Seribu Selatan, yaitu sebanyak 3 kelahiran (0,01%),Kec.

Kep. Seribu Utara dengan 6 kelahiran (0,02%), Kec. Gambir dengan 9

kelahiran (0,03%), Kec. Menteng dengan 11 kelahiran (0,03%) dan Kec.

Cempaka Putih dengan 13 kelahiran (0,04%).

Sementara jika berdasarkan kelurahan, kelahiran bayi dengan berat

diatas 2500 gram paling banyak terjadi di Kelurahan Kapuk sebanyak 466

kelahiran (1,40%), Kel. Tegal Alurdengan 362 kelahiran (1,09%), Kel.

Cengkareng Timur dengan 337 kelahiran (1,01%), kemudian Kel. Semper

Barat dengan 326 kelahiran (0.98%), Kel. Penggilingan sebanyak 326

kelahiran (0,98%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kelurahan

Selong denga n3 kelahiran (0,01%), Kel. Setia Budi dengan 3 kelahiran

(0,01%), Kel. Roa Malaka dengan 6 kelahiran (0,02%), dan Kel. Gambir

dan Melawai dengan masing-masing 8 kelahiran (0,02%).

(15)

11

Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, paling

banyak terdapat di Kelurahan Jatinegara sebanyak 237 kelahiran (0,71%),

Kel. Kampung Tengah dengan 99 kelahiran (0,30%), Kel. Ciracas dengan

72 kelahiran (0,22%),Kel. Ancol dengan 66 kelahiran (0,20%) dan Cililitan

masing-masing dengan 60 kelahiran (0,18%).

4. Kelahiran Berdasarkan Panjang Bayi

Variabel panjang lahir dalam laporan statistik vital ini dibagi menjadi

2 kategori, yaitu kurang dari 45 cm dan lebih atau sama dengan 45 cm.

Pengkategorian ini berdasarkan masukan dari Dinas Kesehatan Provinsi

DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa memang secara umumnya

panjang bayi normal pada saat kelahiran adalah antara 45 – 50 cm.

Tabel 2.7. Kelahiran Berdasarkan Panjang Bayi Lahir dan Kota/Kabupaten Di Provinsi DKI JakartaTriwulan 2Tahun2019

Wilayah Panjang Badan Tidak

Diketahui Total < 45 cm ≥ 45 cm KEP. 1000 5 115 120 JAKPUS 132 3.109 5 3.246 JAKUT 251 5.827 79 6.157 JAKSEL 255 6.095 17 6.367 JAKBAR 268 7.337 83 7.688 JAKTIM 407 8.773 459 9.639 Grand Total 1.318 31.256 643 33.217 Prosentase 3,97 94,10 1,94 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Berdasarkan panjang lahir, ternyata mayoritas bayi yang lahir

mempunyai panjang badan lebih dari 45 cm, yaitu sebanyak 31.256 bayi

(94,10%). Sementara jumlah kelahiran dengan panjang badan kurang dari

45 cm hanya berjumlah 1.318 kelahiran (3,97%). Sisanya sebanyak 643

bayi tidak diketahui panjang badannya (1,94%).

(16)

12

1738

1569 1438

214 66 49

Kelahiran dengan panjang ≥

45 cm

Gambar 3. Kelahiran menurut Panjang Badan dan Kota di DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Untuk kelahiran dengan panjang badan lebih dari atau sama

dengan 45 cm, paling banyak terdapat di Jakarta Timur, yaitu sebanyak

8.773 kelahiran (26,41%). Kemudian disusul Jakarta Barat sebanyak

7.337 kelahiran (22,09%), Jakarta Selatan 6.095 kelahiran (18,35%),

Jakarta Utara sebanyak 5.827 kelahiran (17,54%) dan Jakarta Pusat

sebanyak 3.109 kelahiran (9,36%). Sementara paling sedikit terdapat di

Kab. Kepulauan Seribu, yaitu berjumlah 115 kelahiran (0,35%).

Sementara untuk kelahiran dengan panjang badan kurang dari 45

cm, paling banyak terdapat di Jakarta Timur yaitu 407 kelahiran (1,23%),

Jakarta Barat sebanyak 268 kelahiran (0,81%),Jakarta Selatan sebanyak

255 kelahiran (0,77%), Jakarta Utara berjumlah 251 kelahiran (0,76%),dan

Jakarta Pusat sebanyak 132 kelahiran (0,40%).

Sementara itu berdasarkan

kecamatan, kelahiran bayi dengan

panjang badan lebih dari 45 cm

paling

banyak

terdapat

di

Kecamatan Cengkareng dengan

jumlah sebanyak 1.738 kelahiran

(5,23%).

Kemudian

berikutnya

adalah

Kecamatan

Cilincing

dengan jumlah kelahiran 1.569 bayi

(4,72%) dan Kecamatan Kali Deres dengan jumlah 1.438 kelahiran

2000.0 4000.0 6000.0 8000.0 10000.0 KEP. 1000

JAKPUS JAKUT JAKSEL JAKBAR JAKTIM

5.0 115 132.0 251.0 255.0 268.0 407.0 3109 5827 6095 7337 8773

Panjang Badan

< 45 ≥ 45

(17)

13

(4,33%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep.

Seribu Selatan dengan 49 kelahiran (0,15%), Kecamatan Kep. Seribu

Utara dengan 66 kelahiran (0,20%) dan Kecamatan Menteng dengan 214

kelahiran (0,64%).

Berdasarkan kelurahan, kelahiran dengan panjang badan lebih dari

45 cm paling banyak terdapat di Kelurahan Kapuk, yaitu sebanyak 484

kelahiran (1,46%). Lalu disusul Kelurahan Tegal Alur sebanyak 368

kelahiran (1,11%) dan Kelurahan Cengkareng Timur sebanyak 346

kelahiran (1,04%). Sementara jumlah yang paling sedikit terdapat di

Kelurahan Selong sebanyak2 kelahiran (0,01%), Kelurahan Setia Budi

dan Roa Malaka masing-masing sebanyak 6 kelahiran (0,02%).

Sementara kelahiran dengan panjang badan kurang dari 45 cm paling

banyak terdapat di Kelurahan Lagoa sebanyak 19 kelahiran, Kelurahan

Cibubur dan Tugu Selatan masing-masing sebanyak 18 kelahiran.

5. Kelahiran Berdasarkan Penolong Kelahiran

Penolong kelahiran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

proses kelahiran dan keselamatan ibu dan anak yang dilahirkannya.

Penolong kelahiran merupakan salah satu bagian dari pelayanan

antenatal care. Peningkatan pelayanan antenatal merupakan bagian dari

pelayanan kesehatan primer.

Penolong kelahiran didefinisikan sebagai orang yang biasa memeriksa

wanita hamil atau memberikan pertolongan selama persalinan dan masa

nifas. Penolong kelahiran dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan

dan bukan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan adalah mereka yang

mendapatkan pendidikan formal seperti dokter spesialis kandungan, bidan

dan lain-lain, sedangkan bukan tenaga kesehatan misalnya dukun terlatih

maupun dukun tidak terlatih.

Berdasarkan penolong kelahiran, ternyata dokter dan bidan merupakan

penolong utama dalam proses kelahiran yang terjadi di Provinsi DKI

Jakarta. Dari 33.170 data kelahiran, 69,75% di antaranya ditolong oleh

(18)

14

2376 912 1571 2389 2615 80

Bidan / Perawat

dokter (23.135 bayi) dan oleh bidan sebanyak 29,92% (9.926 bayi).

Sementara persalinan yang ditolong oleh tenaga non paramedis (dukun)

sebanyak 30 bayi, oleh tenaga penolong lainnya sebanyak 79 kelahiran

(0,24%).

Tabel 2.8. Kelahiran Berdasarkan Penolong Kelahiran di DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019

Penolong Kelahiran Laki-Laki Perempuan Grand Total Prosentase

Dokter 12.190 10.975 23.165 69,74 Bidan/Perawat 5.214 4.729 9.943 29,93

Dukun 19 11 30 0,09

Lainnya 41 38 79 0,24

17.464

15.753

33.217

100

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI JakartaTahun 2019

Gambar 4. Kelahiran berdasarkan Penolong Kelahiran di Triwulan 2 Tahun 2019

Berikut mari kita bahas

satu

persatu

kelahiran

berdasarkan

tenaga

penolongnya. Berdasarkan

kota/kabupaten,

kelahiran

dengan

tenaga

penolong

bidan/perawat paling banyak

terdapat di Jakarta Utara

yaitu sebanyak 2.615 kelahiran, disusul Jakarta Timur sebanyak 2.389

kelahiran, Jakarta Barat sebanyak 2.376 kelahiran, Jakarta Selatan

sebanyak 1.571 kelahiran, Jakarta Pusat sebanyak 912 kelahiran, dan

paling sedikit di Kep. Seribu sebanyak 80 kelahiran.

(19)

15

Sementara

kelahiran

dengan

tenaga penolong dokter paling

banyak terdapat di Jakarta Timur

sebanyak

7.229

kelahiran,

disusul Jakarta Barat dengan

5.286 kelahiran, Jakarta Selatan

dengan 4.789 kelahiran, Jakarta

Utara dengan 3.520 kelahiran

dan Jakarta Pusat dengan 2.303 kelahiran. Sementara di Kab. Kep.

Seribu hanya berjumlah 38 kelahiran.

Berdasarkan kecamatan, kelahiran dengan tenaga penolong

bidan/perawat paling banyak terdapat di Kecamatan Koja dengan jumlah

741 kelahiran (2,23%), kemudian Kecamatan Cilincing dengan 718

kelahiran (2,16%) dan Kecamatan Kalideres dengan 636 kelahiran

(1,91%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep.

Seribu Selatan dengan 33 kelahiran (0,10%), Kec. Cempaka Putih dengan

40 kelahiran (0,12%), dan Kec. KelapaGading dengan 45 kelahiran

(0,14%).

Sementara kelahiran dengan tenaga penolong dokter paling

banyak terjadi di Kecamatan Cakung sebanyak 1.204 kelahiran (3,62%).

Lalu disusul Kecamatan Cengkareng dengan 1.154 kelahiran (3,47%),

dan Kecamatan Duren Sawit sebanyak 945 kelahiran (2,84%). Untuk

kelahiran tersedikit dengan penolong dokter terdapat di Kec. Kep Seribu

Selatan dan Kep. Seribu Utara dengan jumlah masing-masing 16

kelahiran (0,05%) dan 22 kelahiran (0,07%) serta Kec. Menteng dengan

159 kelahiran (0,48%).

Untuk kelahiran dengan tenaga penolong dukun terdapat di

Kecamatan Cengkareng dan Kecamatan Koja dengan masing-masing 4

kelahiran, Kecamatan Matraman sebanyak 3 kelahiran. Kemudian

Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Ciracas, dan Taman Sari

masing-masing 2 kelahiran, dan sisanya masing-masing-masing-masing 1 kelahiran terdapat di

5286 2303 4789 7229 3520 38

DOKTER

(20)

16

Kecamatan Kali Deres, Kebon Jeruk, Cipayung, Kebayoran Lama, Pasar

Rebo, Makasar, Penjaringan, Kemayoran, Tambora, Pademangan, dan

Setia Budi.

6. Kelahiran Berdasarkan Jenis Kelahiran Bayi

Berdasarkan jenis kelahiran bayi, dalam database SIAK dibedakan

atas 4 (empat) macam yaitu kelahiran normal, kelahiran tidak normal,

kelahiran prematur, dan kelahiran kembar. Kelahiran normal adalah bayi

lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa

memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali

episiotomi). Proses persalinan normal biasanya berlangsung dalam waktu

kurang dari 24 jam

.

Sedangkan kelahiran tidak normal/persalinan buatan,

adalah persalinan yang berakhir dengan bantuan tenaga dari luar dan

diakhiri dengan suatu tindakan. Misalnya terjadinya obstruksi dengan

melakukan tindakan forceps atau dengan tindakan bedah sectio caesaria,

vakum ektraksi.

Berdasarkan hasil dari database operasional selama triwulan 2

tahun 2019, didapat bahwa kelahiran normal merupakan persentase

terbesar dalam proses kelahiran bayi di Provinsi DKI Jakarta, yaitu

sebanyak 32.502 bayi (97,85%). Kemudian berikutnya adalah kelahiran

tidak normal sebanyak 715 bayi (2,15%), kelahiran kembar sebanyak 22

bayi (0,07%), dan kelahiran premature sebanyak 7 bayi (0.02%). Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 2.9. Jenis Kelahiran Bayi di Triwulan 2 Tahun 2019

Jenis Kelahiran Bayi Laki-Laki Perempuan Grand Total Prosentase

Normal 17.107 15.373 32.480 97,78 Tak Normal 332 370 702 2,11 Kembar 16 6 22 0,07 Prematur 6 1 7 0,02 Tidak Diketahui 3 3 6 0,02 Grand Total 17.464 15.753 33.217 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019 Gambar 5. Grafik Jenis Kelahiran Bayi di DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019

(21)

17

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Tabel 2.10. Kelahiran Berdasarkan Jenis Kelahiran Bayi dan Kabupaten Triwulan 2 Tahun 2019

Wilayah Normal Tak

Normal Prematur Kembar

Tidak Diketahui Total JAKARTA TIMUR 9.363 260 3 12 1 9.639 JAKARTA BARAT 7.537 150 1 7.688 JAKARTA SELATAN 6.265 94 4 3 1 6.367 JAKARTA UTARA 6.046 109 2 6.157 JAKARTA PUSAT 3.149 89 5 3 3.246 KEP.SERIBU 120 120 Grand Total 32.480 702 7 22 6 33.217

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Berdasarkan wilayah, jumlah kelahiran normal paling banyak terjadi

di wilayah Jakarta Timur, yaitu sebanyak 9.363 kelahiran. Kemudian

disusul Jakarta Barat sebanyak 7.537 kelahiran dan Jakarta Selatan

sebanyak 6.265 kelahiran. Untuk kelahiran tak normal, paling banyak

terjadi di Jakarta Timur (260 kelahiran) dan Jakarta Barat (150 kelahiran).

Kelahiran kembar paling banyak di Jakarta Timur (12 kelahiran) dan

Jakarta Pusat (5 kelahiran).

7. Kelahiran Berdasarkan Tempat Kelahiran Bayi

Berdasarkan tempat kelahirannya, kelahiran bayi dapat dibedakan

menjadi lahir di rumah sakit/rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak

(BKIA), rumah, klinik, dan puskesmas.

Normal Tak Normal Kembar Prematur Tidak

Diketahui

32,480

702 22 7 6

(22)

18

Berdasarkan hasil database operasional Disdukcapil Provinsi DKI

Jakarta, kelahiran bayi paling banyak terjadi di rumah sakit/rumah

bersalin, yaitu sebanyak 29.377 kelahiran (88,56%). Kemudian berikutnya

adalah di BKIA sebanyak 2.618 kelahiran (7,89%), di klinik sebanyak 564

kelahiran (1,70%), di rumah sebanyak 370 kelahiran (1,12%), dan di

Puskesmas sebanyak 241 kelahiran (0,73%).

Tabel 2.11. Kelahiran berdasarkan tempat dilahirkan Triwulan 2 tahun 2019

Tempat Kelahiran Total Prosentase

Rumah Sakit/Rumah Bersalin 29.410 88,54

B K I A 2.627 7,91

Klinik 568 1,71

Rumah 371 1,12

Puskesmas 241 0,73

Total 33.217 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Gambar 6. Grafik Kelahiran berdasarkan tempat kelahiranTriwulan 2 Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

8. Kelahiran Berdasarkan Urutan Anak

Yang dimaksud dengan urutan anak adalah urutan anak dilahirkan

dalam keluarga tersebut, apakah ia anak pertama, kedua, ketiga, keempat

dan seterusnya. Variabel urutan anak ini digunakan untuk mengetahui

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

Rumah Sakit/Rumah Bersalin B K I A Klinik Rumah Puskesmas

(23)

19

urutan anak ke berapakah yang paling banyak terjadi di bulan kelahiran

ini, sekaligus jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu.

Data jumlah urutan anak atau jumlah anak yang dilahirkan oleh

seorang ibu bermanfaat bagi penentu kebijakan untuk menyusun

kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan ibu dan

mengevaluasi pelaksanaan program keluarga berencana di Provinsi DKI

Jakarta.

Tabel 2.12. Urutan Kelahiran Anak di Provinsi DKI Jakartatriwulan 2Tahun 2019

Urutan Anak Laki-Laki Perempuan Total Prosentase

Anak ke-1 6.536 5.793 12.329 37,12 Anak ke-2 6.477 5.753 12.230 36,82 Anak ke-3 3.418 3.247 6.665 20,07 Anak ke-4 798 761 1.559 4,69 Anak ke-5 176 144 320 0,96 Anak ke-6 33 36 69 0,21 Anak ke-7 12 12 24 0,07 Anak ke-8 4 1 5 0,02 Anak ke-9 2 1 3 0,01 Anak ke-10 1 2 3 0,01 Anak ke-11 dst. 7 2 9 0,03 Tidak Diketahui 1 1 0,00 Grand Total 17.464 15.753 33.217 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Berdasarkan urutan anak, yang paling banyak dilahirkan adalah

anak urutan pertama yaitu sebanyak 12.329 anak atau sekitar 37,12

persen. Disusul kemudian dengan kelahiran anak urutan kedua sebanyak

12.230 anak atau sekitar 36,82 persen, anak ketiga sebanyak 6.665 anak

atau 20,07 persen, anak keempat sebanyak 1.559 anak (4,69 persen),

dan anak ke-5 sebanyak 320 anak (0,96%). Anak ke-6 berjumlah 69 anak

(0,21%), Anak ke-7 berjumlah 24 anak (0,07%) dan urutan lebih dari 7

berjumlah 20 anak (0,06%). Masih banyaknya kelahiran anak urutan ke

lima dan seterusnya ini tentu harus mendapat perhatian khusus, karena

jika ini terjadi pada keluarga yang kurang mampu akan menimbulkan

masalah kesehatan ibu dan masalah keluarga lainnya.

(24)

20

Tabel 2.13. Kelahiran Berdasarkan Urutan Anak dan Wilayah di Provinsi DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019

Urutan Anak Kep.Seribu Jakpus Jakut Jakbar Jaksel Jaktim Total

Anak ke-1 43 1.246 2.149 2.738 2.468 3.685 12.329 Anak ke-2 48 1.130 2.238 2.971 2.326 3.517 12.230 Anak ke-3 20 648 1.298 1.547 1.236 1.916 6.665 Anak ke-4 8 172 339 347 270 423 1.559 Anak ke-5 1 36 101 63 50 69 320 Anak ke-6 7 14 16 12 20 69 Anak ke-7 4 10 3 3 4 24 Anak ke-8 1 2 2 5 Anak ke-9 1 2 3 Anak ke-10 1 1 1 3 Anak ke-11 dst. 2 4 1 2 9 Tidak Diketahui 1 1 Grand Total 120 3246 6157 7688 6367 9639 33.217

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Gambar 7. Kelahiran berdasarkan Urutan Anak di Provinsi DKI JakartaTriwulan 2 Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Berdasarkan kecamatan, kelahiran dengan urutan anak pertama

paling banyak terdapat di Kecamatan Cengkareng yaitu sebanyak 654

kelahiran (5,30%). Lalu disusul Kecamatan Cakung sebanyak 583

kelahiran (4,73%) dan Kecamatan Cilincing sebanyak 538 kelahiran

(4,36%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan

Kep.Seribu Selatan sebanyak 14 kelahiran (0,11%), Kecamatan Kep.

12,329 12,230 6,665 1,559 320 69 24 5 3 3 9 Anak ke-1 Anak ke-2 Anak ke-3 Anak ke-4 Anak ke-5 Anak ke-6 Anak ke-7 Anak ke-8 Anak ke-9 Anak ke-10 Anak ke-11 dst.

URUTAN ANAK

(25)

21

Seribu Utara sebanyak 29 kelahiran (0,24%), dan Kecamatan Menteng

sebanyak 85 kelahiran (0,69%).

Sementara kelahiran dengan urutan anak kedua paling banyak

terdapat di Kecamatan Cengkareng sebanyak 676 kelahiran (5,53%),

Kecamatan Cakung sebanyak 628 kelahiran (5,13%), dan Kecamatan

Kalideres sebanyak 605 kelahiran (4,95%). Sementara jumlah paling

sedikit terdapat di Kecamatan Kep. Seribu Selatan 18 kelahiran (0,15%),

Kecamatan Kep. Seribu Utara 30 kelahiran (0,25%) dan Kecamatan

Menteng 30 kelahiran (0,25%).

Untuk kelahiran dengan urutan anak ketiga, paling banyak

terdapat di Kecamatan Cengkareng dengan 360 kelahiran (5,40%),

Kecamatan Cilincing dengan 348 kelahiran (5,22%), dan Kecamatan

Cakung dengan 342 kelahiran (5,13%). Sementara jumlah paling sedikit

terdapat di Kecamatan Kep.Seribu Utara, Kecamatan Kep. Seribu Selatan

dan Kecamatan Menteng dengan jumlah masing-masing 4 kelahiran

(0,06%), 16 kelahiran (0,24%), dan 38 kelahiran (0,57%).

Untuk kelahiran dengan urutan anak keempat, paling banyak

terdapat di Kecamatan Cilincing dengan jumlah 104 kelahiran (6,67%),

Kecamatan Koja dengan 81 kelahiran (5,20%), dan Kecamatan

Cengkareng dengan 79 kelahiran (5,07%). Untuk jumlah paling sedikit

terdapat di kecamatan Kep. Seribu Selatan, Menteng, dan Kep. Seribu

Utara dengan 2 kelahiran (0,13%), 3 kelahiran (0,19%) dan 6 kelahiran

(0,38%).

Untuk kelahiran dengan urutan anak kelima, paling banyak

terdapat di Kecamatan Cilincing, Koja, dan Kecamatan Tanjung Priok

dengan jumlah masing-masing 31 kelahiran (9,69%), 25 kelahiran

(7,81%), dan 22 kelahiran (6,88%). Sementara jumlah paling sedikit

terdapat di Kec. Kep. Seribu Selatan, Kec. Cempaka Putih,Kec.

Matraman, dan Kec. Pancoran dengan jumlah masing-masing 1 kelahiran

(0,31%).

(26)

22

9. Kelahiran Berdasarkan Usia Ibu dan Urutan Anak

Seperti diketahui, usia Ibu mempunyai pengaruh terhadap resiko

melahirkan maupun terhadap kondisi bayi yang dilahirkan. Ibu yang hamil

pada usia diatas 35 tahun memiliki resiko lebih tinggi dalam proses

melahirkan karena kesehatan reproduksi wanita pada kondisi ini semakin

menurun. Selain itu pada kondisi di atas usia 35 tahun, penyakit-penyakit

degeneratif pada ibu biasanya sudah mulai muncul seperti tekanan darah

tinggi, diabetes, dll sehingga bisa memunculkan komplikasi pada saat

proses persalinan. Resiko terhadap bayi adalah bayinya beresiko lahir

cacat atau mengidap Down Syndrome. Hal ini didasarkan pada hasil

penelitian yang menyebutkan bahwa pada seiring bertambah usia maka

resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal

ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500.

Untuk laporan statistik vital ini, pembahasan tidak menyentuh ke dalam

aspek kesehatan, namun hanya membandingkan usia ibu dengan variabel

urutan anak dan berat lahir bayi.

Tabel 2.14. Usia Ibu Berdasarkan Kelompok Usia dan Urutan Anak yang Dilahirkan di Triwulan 2 Tahun 2019 Usia Ibu (tahun) Anak Ke-1 Anak Ke-2 Anak Ke-3 Anak Ke-4 Anak Ke-5 > 5 Tidak Diketahui Total 10-14 3 3 15-19 484 47 2 533 20-24 3.457 1.103 134 7 4701 25-29 5.214 4.473 996 134 12 7 10836 30-34 1.870 4.305 2.543 428 59 13 9218 35-39 765 1.803 2.330 679 157 51 1 5786 40-45 213 264 492 255 78 35 1337 >45 30 10 23 23 10 6 102 Tidak Diketahui 293 225 145 33 4 1 701 Grand Total 12.329 12.230 6.665 1.559 320 113 1 33.217

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa anak urutan pertama

paling banyak dilahirkan oleh ibu yang berada pada kelompok usia 25-29

tahun dan 20-24 tahun, yaitu berturut turut 5.214 kelahiran dan 3.457

kelahiran. Untuk anak kedua paling banyak dilahirkan oleh ibu pada

(27)

23

kelompok usia 25-29 tahun (4.473 kelahiran) dan kelompok usia 30-34

tahun (4.305 kelahiran). Untuk anak ketiga paling banyak dilahirkan oleh

ibu yang berada pada kelompok usia 30-34 tahun (2.543 kelahiran) dan

kelompok usia 35-39 tahun (2.330 kelahiran). Sementara untuk anak

keempat paling banyak dilahirkan oleh ibu yang berada pada kelompok

usia 35-39 tahun (679 kelahiran). Untuk Anak kelima paling banyak

dilahirkan oleh ibu pada kelompok usia 35-39 tahun yaitu 157 kelahiran.

10. Kelahiran Berdasarkan Usia Ayah

Informasi usia ayah berguna untuk mengetahui usia dari sang ayah

sehingga bisa ditarik kesimpulan pada usia berapakah paling banyak dari

ayah yang mempunyai anak di triwulan 2 tahun 2019 ini. Berikut dibawah

ini adalah tabel kelahiran berdasarkan usia ayah.

Tabel 2.15. Kelahiran berdasarkan Usia Ayah di Provinsi DKI Jakarta Triwulan 2 Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Berdasarkan data diatas, ternyata usia ayah paling banyak berada

kelompok usia 30-34 tahun, yaitu berjumlah 9.579 orang (28,84%) Lalu

disusul pada kelompok usia 35-39 tahun sebanyak 7.726 jiwa (23,26%)

dan kelompok usia 25-29 tahun sebanyak 7.532 jiwa (22,68%). Jika

berdasarkan usia produktif (15-64 thn), jumlah ayah yang berusia produktif

berjumlah 31.591 jiwa (95,10%).

Usia Ayah (tahun) Jumlah Prosentase

15-19 86 0,26 20-24 1.727 5,20 25-29 7.532 22,68 30-34 9.579 28,84 35-39 7.726 23,26 40-44 3.424 10,31 45-49 1.156 3,48 50-54 61 0,18 55-59 283 0,85 60-64 17 0,05 65-70 2 0,01 Tidak Diketahui 1.624 4,89 Grand Total 33.217 100

(28)

24

11. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ayah

Berdasarkan jenisnya, pekerjaan ayah dibagi/dikelompokkan menjadi

berbagai macam kategori seperti belum/tidak bekerja, buruh, karyawan

swasta, pelajar/mahasiswa, pengajar, PNS/TNI/POLRI, Wiraswasta, dan

lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, setelah dikelompokkan ternyata jenis

pekerjaan paling banyak yang ditekuni oleh sang ayah adalah karyawan

swasta, yaitu berjumlah 22.603 orang atau sekitar 68,05% dari total jumlah

kelahiran yang berjumlah 33.213 orang. Kemudian disusul dengan

pekerjaan wiraswasta, yaitu sebanyak 5.133orang (15,45%). Lalu

berikutnya adalah Buruh Harian Lepas sebanyak 1,108 orang (3,34%),

PNS sebanyak 664 orang (2,00%), TNI sebanyak 445 orang (1,34%), dan

Guru sebanyak 335 orang (1,01%). Untuk data selengkapnya bisa dilihat

pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 2.16. Kelahiran berdasarkan pekerjaan ayah di Provinsi DKI Jakarta,Triwulan 2 Tahun 2019

AYAH_PEKERJAAN Total Prosentase

Karyawan Swasta 22.606 68,06

Wiraswasta 5.134 15,46

Buruh Harian Lepas 1.108 3,34

(blank) 985 2,97

Pegawai Negeri Sipil 664 2,00 Tentara Nasional Indonesia 445 1,34

Guru 335 1,01 Karyawan BUMN 326 0,98 Pedagang 299 0,90 Pelajar/Mahasiswa 283 0,85 Kepolisian RI 230 0,69 Karyawan Honorer 134 0,40 Sopir 118 0,36 Dokter 107 0,32 Nelayan/Perikanan 72 0,22 Pelaut 59 0,18 Belum/Tidak Bekerja 44 0,13 Wartawan 39 0,12 Dosen 39 0,12

(29)

25

AYAH_PEKERJAAN Total Prosentase

Perawat 27 0,08 Pengacara 22 0,07 Seniman 19 0,06 Pendeta 12 0,04 Petani/Pekebun 12 0,04 Karyawan BUMD 11 0,03 Mekanik 9 0,03

Mengurus Rumah Tangga 9 0,03

Pilot 8 0,02 Konsultan 6 0,02 Buruh Tani/Perkebunan 6 0,02 Perdagangan 6 0,02 Transportasi 5 0,02 Industri 5 0,02 Buruh Nelayan/Perikanan 4 0,01 Lainnya 3 0,01 Apoteker 3 0,01 Arsitek 3 0,01 Ustadz/Mubaligh 3 0,01 Pensiunan 3 0,01

Tukang Las/Pandai Besi 2 0,01

Akuntan 2 0,01 Peternak 2 0,01 Konstruksi 2 0,01 Penyiar Radio 1 0,00 Notaris 1 0,00 Hakim 1 0,00 Buruh Peternakan 1 0,00 Anggota DPRD Provinsi 1 0,00 Juru Masak 1 0,00 Grand Total 33.217 100,00

(30)

26

Gambar 8. Grafik Kelahiran berdasarkan Pekerjaan Ayah di Provinsi DKI Triwulan 2Tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta,Tahun 2019

12. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Seperti halnya pekerjaan ayah, pekerjaan ibu juga dikelompokkan

menjadi

beberapa

jenis

yaitu

belum/tidak

bekerja,

buruh,

dokter/bidan/perawat, karyawati, lainnya, Ibu Rumah Tangga (IRT),

Pelajar/mahasiswa, PRT, Pengajar, TNI/POLRI/PNS, Wiraswasta dan

lainnya. Berikut adalah data kelahiran berdasarkan pekerjaan ibu di

triwulan 2 tahun 2019.

Tabel 2.17. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Provinsi DKI Jakarta, Triwulan 2 Tahun 2019

IBU_PEKERJAAN Total Prosentase

Mengurus Rumah Tangga 16.631 50,07 Karyawan Swasta 12.509 37,66

Wiraswasta 1.110 3,34

Guru 798 2,40

Pelajar/Mahasiswa 515 1,55 Pegawai Negeri Sipil 399 1,20

Dokter 201 0,61 Karyawan BUMN 201 0,61 (blank) 195 0,59 Perawat 181 0,54 Bidan 123 0,37 22606.0 5134.0 1108.0 664.0 445.0 335.0 326.0 299.0 283.0 - 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0

Karyawan Swasta

Wiraswasta

Buruh Harian Lepas

Pegawai Negeri Sipil

Tentara Nasional Indonesia

Guru

Karyawan BUMN

Pedagang

Pelajar/Mahasiswa

(31)

27

IBU_PEKERJAAN Total Prosentase

Karyawan Honorer 70 0,21 Belum/Tidak Bekerja 52 0,16

Pedagang 44 0,13

Dosen 42 0,13

Buruh Harian Lepas 36 0,11 Tentara Nasional Indonesia 25 0,08

Kepolisian RI 17 0,05 Apoteker 12 0,04 Wartawan 7 0,02 Karyawan BUMD 6 0,02 Notaris 5 0,02 Pendeta 5 0,02 Seniman 4 0,01 Konstruksi 4 0,01 Konsultan 3 0,01 Pengacara 3 0,01 Perdagangan 3 0,01 Akuntan 3 0,01 Petani/Pekebun 3 0,01 Industri 2 0,01 Tukang Jahit 2 0,01 Buruh Peternakan 1 0,00 Juru Masak 1 0,00 Hakim 1 0,00 Lainnya 1 0,00 Perancang Busana 1 0,00 Buruh Tani/Perkebunan 1 0,00 Grand Total 33.217 100,00

Sumber : Dinas Dukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2019, diolah

Berdasarkan tabel diatas, pekerjaan ibu yang paling banyak adalah

mengurus rumah tangga, yaitu berjumlah 16.629 orang (50,07%). Lalu

disusul berikutnya karyawati swasta sebanyak 12.507 orang (37,66%),

wiraswasta sebanyak 1.110 orang (3,34%), dan guru sebanyak 798 orang

(2,40%).

13. Penerbitan Akta Kelahiran Bayi yang Lahir di Triwulan 2 Tahun

2019

Berdasarkan hasil pengolahan data di database kependudukan,

Jumlah penerbitan Akta Kelahiran untuk bayi yang lahir di triwulan 2 tahun

(32)

28

2019 ini berjumlah 33.213akta kelahiran dengan perincian 17.461akta

kelahiran bayi laki-laki dan 15.752akta kelahiran bayi perempuan. Hal ini

berarti bahwa penerbitan akta kelahiran sudahhampir 100 persen dari total

pelaporan kelahiran bayi di triwulan 2 ini. Tentu hal ini cukup membanggakan

karena berarti seluruh bayi yang lahir triwulan 2 ini sudahhampirsemuanya

memiliki akta kelahiran.

Tabel 2.18. Pelaporan Kelahiran dan Penerbitan Akta Kelahiran Bayi Yang Lahir di Triwulan 2 tahun 2019

Wilayah

Pelaporan Kelahiran Penerbitan Akta Kelahiran

Prosen tase Laki-Laki Perem puan Total Laki-Laki Perem puan Total JAKARTA BARAT 4.034 3.654 7.688 4.034 3.654 7.688 100 JAKARTA PUSAT 1.710 1.536 3.246 1.710 1.536 3.246 100 JAKARTA SELATAN 3.320 3.047 6.367 3.318 3.046 6.364 99,95 JAKARTA TIMUR 5.068 4.571 9.639 5.067 4.571 9.638 99,99 JAKARTA UTARA 3.261 2.896 6.157 3.261 2.896 6.157 100 KEP. SERIBU 71 49 120 71 49 120 100

PROV. DKI JAKARTA 17.464 15.753 33.217 17.461 15.752 33.213 99,99 Sumber : Dinas Dukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2019, diolah

(33)

29

KEMATIAN PENDUDUK

DI PROVINSI DKI JAKARTA

TRIWULAN 2 TAHUN 2019

Menurut PBB (WHO), kematian adalah hilangnya semua

tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah

kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian

kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah

tidaklah sama, tergantung pada kondisi ekonomi, pendidikan, sosial, dan

adat

istiadat/budaya

masyarakatnya,

serta

masalah

kesehatan

lingkungan. Besar kecilnya tingkat kematian ini juga dapat menjadi

indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu

wilayah, sedangkan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Indikator

kematian ini bermanfaat untuk memonitor kinerjanya dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya.

Dalam hal kematian, Indonesia (termasuk DKI Jakarta) mempunyai

komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG)

untuk menurunkan Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka

di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015

dan menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per

100.000 kelahiran.

Informasi tentang kematian penduduk Provinsi DKI Jakarta triwulan

2 Tahun 2019 yang bersumber dari registrasi penduduk tersaji sebagai

berikut.

(34)

30

1. Jumlah Kematian Berdasarkan Jumlah dan Jenis Kelamin

Jumlah kematian yang tercatat di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta pada triwulan 2 tahun 2019 tercatat

sebanyak 13.929 jiwa dengan perincian jumlah penduduk yang meninggal

di tahun 2019 berjumlah 12.201 jiwa dan jumlah penduduk yang

meninggal di luar tahun 2019 berjumlah 1.728 jiwa.

Tabel 3.1. Jumlah Kematian Penduduk Triwulan 2 Tahun 2019

NAMA_KAB Mati di Tahun 2019

Mati di Luar Tahun

2019 Jumlah LK PR Total LK PR Total LK PR Total

KAB.ADM.KEP.SERIBU 12 9 21 9 7 16 21 16 37 JAKARTA PUSAT 861 653 1.514 148 98 246 1.009 751 1.760 JAKARTA UTARA 1.176 903 2.079 177 129 306 1.353 1.032 2.385 JAKARTA BARAT 1.413 1.054 2.467 230 160 390 1.643 1.214 2.857 JAKARTA SELATAN 1.342 994 2.336 187 145 332 1.529 1.139 2.668 JAKARTA TIMUR 2.144 1.640 3.784 252 186 438 2.396 1.826 4.222 DKI JAKARTA 6.948 5.253 12.201 1.003 725 1.728 7.951 5.978 13.929

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Jika dilihat penduduk yang mati di luar tahun 2019, ternyata

jumlahnya masih cukup banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa masih

banyak penduduk yang tidak segera melaporkan kematian keluarganya

kepada intansi pelaksana/Disdukcapil. Tentunya ini perlu mendapatkan

perhatian lebih dari kita semua demi terwujudnya tertib administrasi

kependudukan.

Dalam buku statistik vital ini, hanya jumlah kematian penduduk

yang meninggal di tahun 2019 yang akan dibahas lebih lanjut berdasarkan

variabel-variabel yang ada.

(35)

31

Tabel 3.2. Jumlah Kematian yang tercatat di Provinsi DKI Jakarta triwulan 2 Tahun 2019

NAMA_KAB Mati di Tahun 2019 Prosentase Laki-Laki Perempuan Grand Total

KAB.ADM.KEP.SERIBU 12 9 21 0,17 JAKARTA PUSAT 861 653 1.514 12,41 JAKARTA UTARA 1.176 903 2.079 17,04 JAKARTA BARAT 1.413 1.054 2.467 20,22 JAKARTA SELATAN 1.342 994 2.336 19,15 JAKARTA TIMUR 2.144 1.640 3.784 31,01 DKI JAKARTA 6.948 5.253 12.201 100 Prosentase 56,95 43,05 100

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2018

Berdasarkan Kota/Kabupaten, Jakarta Timur merupakan kota administrasi dengan jumlah kematian terbanyak yaitu berjumlah 3.784 jiwa (31,01%). Kemudian berikutnya adalah Jakarta Barat dengan kematian berjumlah 2.467 jiwa (20,22%), Jakarta Selatan dengan 2.336 jiwa (19,15%), Jakarta Utara dengan 2.079 jiwa (17,04%) dan Jakarta Pusat dengan 1.514 jiwa (12,41%). Untuk kematian di kab. Kep. Seribu hanya berjumlah 21 jiwa (0,17%).

Sementara jika dirinci per bulan maka datanya adalah seperti

berikut dibawah ini.

Tabel 3.3. Jumlah Kematian di DKI Jakarta di triwulan 2 tahun 2019

Bulan Laki-Laki Perempuan Total Prosentase

April 2,378 1,790 4,168 34.16

Mei 2,325 1,768 4,093 33.55

Juni 2,245 1,695 3,940 32.29

Total 6,948 5,253 12,201 100,00

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Kep.

Seribu

Jakpus Jakut Jakbar Jaksel Jaktim

21

1,514

2,079

2,467 2,336

3,784

(36)

32

Dari tabel diatas, terlihat bahwa selama selama triwulan 2 tahun

2019 kematian per bulan jumlahnya rata-rata sekitar empat ribuan. Jumlah

kematian paling banyak terjadi pada bulan April, yaitu sebanyak 4.168

jiwa atau sekitar 34,16%, jumlah tersebut mengalami penurunan pada

bulan Mei sebesar 4.093 jiwa (33,55%) dan bulan Juni sebanyak 3.940

Jiwa (32,29%).

Gambar 9. Kematian di triwulan 2 Tahun 2019 berdasarkan bulan kelahiran

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Jika jumlah kematian dirinci jumlahnya kecamatan, Kecamatan

Duren Sawit merupakan kecamatan dengan jumlah kematian tertinggi di

Provinsi DKI Jakarta selama triwulan 2 tahun 2019 dengan jumlah

kematian sebesar 537 jiwa (4,40%). Kemudian disusul berikutnya adalah

kecamatan Jatinegara dengan 531 jiwa (4,35%) dan Kecamatan Cakung

dengan 528 jiwa (4,33%). Untuk kecamatan dengan jumlah kematian

terendah selama triwulan 2 tahun 2019 adalah Kecamatan Kep. Seribu

Selatan dengan 9 jiwa (0,07%), Kecamatan Kep. Seribu Utara dengan

jumlah kematian sebesar 12 jiwa (0,10%), dan Kecamatan Menteng 117

jiwa (0,96%).

4,168

4,093

3,940

3,800 3,850 3,900 3,950 4,000 4,050 4,100 4,150 4,200

April Mei Juni

(37)

33

Gambar 10. Grafik kematian terbanyak dan tersedikit di kecamatan

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Tabel 3.4. Data Kematian berdasarkan Kecamatan di DKI Jakarta triwulan 2 tahun 2019

Kab / Kota

Administrasi Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total

JAKARTA BARAT CENGKARENG 256 177 433 JAKARTA BARAT GROGOL PETAMBURAN 169 132 301 JAKARTA BARAT KALI DERES 228 150 378 JAKARTA BARAT KEBON JERUK 205 138 343 JAKARTA BARAT KEMBANGAN 128 101 229 JAKARTA BARAT PALMERAH 175 131 306 JAKARTA BARAT TAMAN SARI 106 88 194 JAKARTA BARAT TAMBORA 146 137 283 JAKARTA PUSAT CEMPAKA PUTIH 77 54 131 JAKARTA PUSAT GAMBIR 100 88 188 JAKARTA PUSAT JOHAR BARU 99 56 155 JAKARTA PUSAT KEMAYORAN 206 164 370 JAKARTA PUSAT MENTENG 65 52 117 JAKARTA PUSAT SAWAH BESAR 88 77 165 JAKARTA PUSAT SENEN 104 93 197 JAKARTA PUSAT TANAH ABANG 122 69 191 JAKARTA SELATAN CILANDAK 129 67 196 JAKARTA SELATAN JAGAKARSA 214 177 391 JAKARTA SELATAN KEBAYORAN BARU 76 60 136 JAKARTA SELATAN KEBAYORAN LAMA 161 102 263 JAKARTA SELATAN MAMPANG PRAPATAN 90 57 147 JAKARTA SELATAN PANCORAN 105 80 185 JAKARTA SELATAN PASAR MINGGU 201 138 339

537 531 528

117

(38)

34

Kab / Kota

Administrasi Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total

JAKARTA SELATAN PESANGGRAHAN 126 93 219 JAKARTA SELATAN SETIA BUDI 76 56 132 JAKARTA SELATAN TEBET 164 164 328 JAKARTA TIMUR CAKUNG 320 208 528 JAKARTA TIMUR CIPAYUNG 161 146 307 JAKARTA TIMUR CIRACAS 206 163 369 JAKARTA TIMUR DUREN SAWIT 297 240 537 JAKARTA TIMUR JATINEGARA 297 234 531 JAKARTA TIMUR KRAMAT JATI 204 146 350 JAKARTA TIMUR MAKASAR 132 91 223 JAKARTA TIMUR MATRAMAN 164 138 302 JAKARTA TIMUR PASAR REBO 138 100 238 JAKARTA TIMUR PULO GADUNG 225 174 399 JAKARTA UTARA CILINCING 285 223 508 JAKARTA UTARA KELAPA GADING 81 51 132 JAKARTA UTARA KOJA 264 229 493 JAKARTA UTARA PADEMANGAN 102 81 183 JAKARTA UTARA PENJARINGAN 196 140 336 JAKARTA UTARA TANJUNG PRIOK 248 179 427 KAB.ADM.KEP.SERIBU KEP. SERIBU SLT 5 4 9 KAB.ADM.KEP.SERIBU KEP. SERIBU UTR 7 5 12

DKI JAKARTA 6.948 5.253 12.201

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

Gambar 11. Grafik kematian terbanyak dan tersedikit di kelurahan

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2019

0 50 100 150 139 133 127 1 1 1

(39)

35

Jika kematian triwulan 2 tahun 2019 dirinci menurut kelurahan,

jumlah kematian paling banyak terdapat di Kelurahan Kapuk sebesar 139

jiwa (1,14%), disusul Kelurahan Tugu Utara sebanyak 133 jiwa (1,09%)

dan Kelurahan Penggilingan sebanyak 127 jiwa (1,04%). Sementara

jumlah kematian paling rendah adalah di Kel. Gelora, Senayan dan Karet

Semanggi masing-masing 1 jiwa.

2. Kematian Berdasarkan Kelompok Usia

Pembahasan kematian berdasarkan usia dimaksudkan untuk

mengetahui jumlah kematian penduduk DKI Jakarta berdasarkan usianya.

Pada pembahasan variabel ini, usia ditampilkan secara kelompok. Berikut

dibawah ini adalah tabel kematian penduduk DKI Jakarta triwulan 2 tahun

2019.

Tabel 3.5. Kematian berdasarkan kelompok usia triwulan 2 tahun 2019

USIA Laki-Laki Perempuan Grand Total Prosentase

0-4 162 141 303 2,48 5-9 43 44 87 0,71 10-14 44 20 64 0,52 15-19 66 35 101 0,83 20-24 74 38 112 0,92 25-29 110 89 199 1,63 30-34 152 104 256 2,10 35-39 259 172 431 3,53 40-44 355 224 579 4,75 45-49 487 291 778 6,38 50-54 671 431 1,102 9,03 55-59 847 559 1,406 11,52 60-64 888 637 1,525 12,50 65-69 889 648 1,537 12,60 70-74 680 551 1,231 10,09 75-79 612 526 1,138 9,33 80-84 354 378 732 6,00 85-89 193 251 444 3,64 90-94 46 80 126 1,03 95-99 15 28 43 0,35 100-104 - 5 5 0,04 110-114 1 1 2 0,02 Grand Total 6.948 5.253 12.201 100

(40)

36

Dari tabel di atas kita dapat membaca bahwa penduduk yang

meninggal paling muda pada kelompok usia 0-4 tahun, dan tertua berusia

pada kelompok 110-114 tahun. Porsentase tertinggi penduduk yang

meninggal ada pada kelompok usia 65-69 tahun yaitu 12,60% (1.537

jiwa). Kemudian berikutnya pada kelompok usia 60-64 tahun yaitu sebesar

12,50% (1.525 jiwa), dan usia 55-59 tahun sebanyak 11,52% (1.406 jiwa).

Kemudian disusul kelompok usia 70-74 tahun (10,09%).

Secara umum, pola kematian penduduk DKI Jakarta berdasarkan

usianya grafiknya menaik mulai dari kelompok usia 15-19 tahun hingga

kelompok usia 60-64, kemudian stabil jumlahnya pada kelompok usia

65-69 tahun dan terus menurun hingga kelompok usia tertua yaitu usia

110-114 tahun.

Gambar 12. Grafik Pola kematian penduduk DKI Jakarta berdasarkan Usia triwulan 2 tahun 2019

Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, semester Tahun 2019

303 87 64 101 112 199 256 431 579 778 1,102 1,406 1,525 1,537 1,231 1,138 732 444 126 43 5 2 - 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99 100-104 110-114

(41)

37

Berikut dibawah ini adalah kematian penduduk DKI Jakarta

berdasarkan kelompok usianya dan per kota.

Tabel 3.6. Jumlah Kematian berdasarkan kelompok usia dan per kota triwulan 2 tahun 2019

NAMA_KAB USIA Laki-Laki Perempuan Grand Total

KAB.ADM.KEP.SERIBU 0-4 1 - 1 5-9 - - - 10-14 - - - 15-19 1 - 1 20-24 - - - 25-29 1 - 1 30-34 1 - 1 35-39 1 1 2 40-44 2 - 2 45-49 - - - 50-54 - 1 1 55-59 1 1 2 60-64 2 2 4 65-69 1 1 2 70-74 - 2 2 75-79 - 1 1 80-84 - - - 85-89 1 - 1 90-94 - - - 95-99 - - - 100-104 - - - 110-114 - - - JAKARTA PUSAT 0-4 24 16 40 5-9 5 5 10 10-14 5 - 5 15-19 9 4 13 20-24 8 6 14 25-29 14 9 23 30-34 19 10 29 35-39 30 10 40 40-44 49 23 72 45-49 68 35 103 50-54 63 50 113 55-59 99 74 173 60-64 100 77 177 65-69 111 75 186 70-74 98 78 176

(42)

38

NAMA_KAB USIA Laki-Laki Perempuan Grand Total

75-79 71 75 146 80-84 48 48 96 85-89 31 41 72 90-94 6 12 18 95-99 3 5 8 100-104 - - - 110-114 - - - JAKARTA UTARA 0-4 38 33 71 5-9 10 7 17 10-14 7 5 12 15-19 16 5 21 20-24 9 5 14 25-29 21 17 38 30-34 29 21 50 35-39 43 34 77 40-44 62 39 101 45-49 85 43 128 50-54 105 76 181 55-59 133 97 230 60-64 144 114 258 65-69 160 114 274 70-74 123 87 210 75-79 105 82 187 80-84 56 69 125 85-89 24 37 61 90-94 3 13 16 95-99 3 4 7 100-104 - 1 1 110-114 - - - JAKARTA BARAT 0-4 31 20 51 5-9 10 7 17 10-14 13 4 17 15-19 12 3 15 20-24 16 10 26 25-29 17 16 33 30-34 32 22 54 35-39 63 33 96 40-44 74 46 120 45-49 104 75 179 50-54 129 78 207 55-59 198 115 313

(43)

39

NAMA_KAB USIA Laki-Laki Perempuan Grand Total

60-64 161 124 285 65-69 191 124 315 70-74 124 122 246 75-79 116 98 214 80-84 75 67 142 85-89 31 59 90 90-94 11 18 29 95-99 5 10 15 100-104 - 3 3 110-114 - - - JAKARTA SELATAN 0-4 16 21 37 5-9 1 5 6 10-14 3 1 4 15-19 8 3 11 20-24 14 8 22 25-29 20 17 37 30-34 22 22 44 35-39 46 36 82 40-44 63 36 99 45-49 90 60 150 50-54 145 88 233 55-59 157 100 257 60-64 173 114 287 65-69 175 128 303 70-74 123 96 219 75-79 133 107 240 80-84 82 82 164 85-89 53 50 103 90-94 14 17 31 95-99 4 2 6 100-104 - 1 1 110-114 - - - JAKARTA TIMUR 0-4 52 51 103 5-9 17 20 37 10-14 16 10 26 15-19 20 20 40 20-24 27 9 36 25-29 37 30 67 30-34 49 29 78 35-39 76 58 134 40-44 105 80 185

Gambar

Gambar 8.  Grafik  Kelahiran  berdasarkan  Pekerjaan  Ayah  di  Provinsi  DKI    Triwulan  2Tahun 2019
Gambar  12.  Grafik  Pola  kematian  penduduk  DKI  Jakarta  berdasarkan  Usia  triwulan  2  tahun 2019
Tabel 3.7.  Kematian  Berdasarkan  Status  PerkawinanDi  Provinsi  DKI  Jakarta,  triwulan 2 Tahun 2019
Gambar 13.  Grafik  Kematian  Berdasarkan  Status  Perkawinan  di  Provinsi  DKI  Jakarta,  triwulan 2 Tahun 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, diketahui bahwa angka Pencatatan Kematian di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2020 masih rendah. Pelaksanaan Pencatatan

Pada tahun 2019 terjadi kenaikan hanya 1 kasus kasus kematian balita dan berdasarkan data dari Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu jumlah kematian

Eldy (2011), dalam penelitianya tentang analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap kinerja keuangan koperasi karyawan ( KOPKAR ) ruwajurai PTPN

Selalu saja dalam fit and proper test calon Anggota Komisi Yudisial ada kalimat-kalimat yang mengharubirukan kita bahwa nanti kelak ketika menjadi Anggota Komisi Yudisial akan

Uji laju dosis tipikal pasien dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : (1) alat dipersiapkan lalu survey platinum diletakkan pada titik A(depan), B (belakang),

Upaya peningkatan return tahu agar menjadi nilai tambah untuk produk maupun perusahaan melalui inovasi dengan cara memberikan pembaharuan terhadap return tahu agar

Formasi Duri terbentuk dari Formasi Bekasap secara vertikal berubah menjadi Formasi Duri yang merupakan suatu seri batupasir yang terbentuk pada lingkungan inner neritic deltaic

Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan bentuk pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI MAN 2 Surakarta tahun