• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BUKU MENGENAL ORNAMEN BALI UNTUK USIA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN BUKU MENGENAL ORNAMEN BALI UNTUK USIA REMAJA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1)

PERANCANGAN BUKU MENGENAL ORNAMEN BALI

UNTUK USIA REMAJA

Oleh

Dewa Putu Satrya Yudanta NIM : 2006 06 016

Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

(2)

PERNCANGAN BUKU MENGENAL ORNAMEN BALI

UNTUK USIA REMAJA

Dewa Putu Satrya Yudanta NIM : 200606016

Program Studi/Jurusan : DKV/Desain Abstrak

Seiring munculnya seni modern, keberadaan ornamen Bali mulai dilupakan dan tak dapat dipungkiri sebagian besar kebudayaan asing telah kita adopsi. Bahkan tak jarang merasa malu untuk menunjukan kebudayaan kita sendiri. Sangat disayangkan apabila ornamen Bali sampai mengalami kepunahan karena adanya arus globalisasi dengan masuknya budaya asing, untuk itu sudah sewajarnya kita generasi muda ikut melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang kita miliki. Maka dari itu dibutuhkan pengenalan ornamen Bali secara lebih dekat.

Hasil analisis dan sintesa menunjukkan bahwa masih kurangnya media komunikasi visual sebagai sarana pengenalan ornamen Bali, sehingga dengan adanya media utama buku dan disertai media pendukung yang efektif dan efisien seperti poster, x-banner, mug, pin, spanduk, jam dinding, t-shirt, stiker dan katalog diharapkan mampu memperkenalkan ornamen Bali kepada masyarakat kususnya usia remaja. Dari hal tersebut dibutuhkan suatu konsep dalam perancangannya. Maka diperoleh konsep perancangan tradisi, yaitu desain dirancang berpedoman pada teori-teori lampau yang ada, kemudian dikembangkan dengan tidak mengurangi nilai estetisnya.

Setelah diperoleh konsep, maka dilanjutkan dengan menyusun pola pikir dan pola perancangan, menentukan strategi media dan strategi kreatif sebagai dasar merancang media-media terpilih. Perancangan media terpilih dilakukan dengan membuat 3 alternatif desain dan dipilih 1 desain sebagai desain terpilih berdasarkan penilaian kriteria desain dan unsur visual.

Dengan adanya perancangan buku “mengenal ornamen Bali” untuk usia remaja di Bali ini, diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan remaja akan ornamen Bali dan nantinya buku ini akan dirancang secara bertahap dan berkelanjutan mengenai pengenalan lebih dekat dan juga pengaplikasian ornamen ke dalam kehidupan sehari- hari.

(3)

Abstract

With the emergence of modern art, where Balinese ornaments were forgotten and there is no doubt most of the foreign culture we have adopted. In fact often felt ashamed to show our own culture. It is unfortunate when the Balinese ornaments to extinction because of the globalization with the influx of foreign culture, it is natural for us young people to help preserve and develop the arts and culture that we have. Thus the introduction of the necessary trappings of Bali up close.

The results of the analysis and synthesis shows that there is still a lack of visual communications media as a means of introduction to Balinese ornaments, so by the major media of books and media with an effective and efficient support such as posters, x-banners, mugs, pins, x-banners, wall clocks, t-shirts , stickers and catalogs are expected to introduce Balinese ornaments to society especially the adolescence. From this requires a concept in its design. We obtained the design concept of tradition, which is designed based on the design of theories past and then developed with no reducing aesthetic value.

Having obtained the concept, then proceed by arranging patterns of thinking and design, determine the media strategy and creative strategies as a basis for designing the chosen media. The design selected media is done by making three alternative designs and selected one design as the design was chosen based on the evaluation criteria of design and visual elements.

With the design of the book "know Balinese ornaments" for teenagers in Bali, expected to be ornaments foster youth interest in Bali and this book will be designed in phases and the continuous introduction and application closer ornaments into everyday life.

(4)

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah dibagi menjadi dua, yaitu faktor obyektif dan faktor subyektif. Berikut ini adalah penjabarannya:

1.1.1 Faktor Obyektif

1.1.2 Ornamen merupakan salah satu seni hias yang paling dekat dengan kriya apalagi jika dikaitkan dengan berbagai hasil produknya, oleh karena itu untuk membuat dan mengembangkan atau merintis suatu keahlian pada bidang kriya peranan ornamen menjadi sangat penting. Disamping itu dalam hal hias-menghias, merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang tidak kalah pentingnya dan tidak dapat dipisahkan dengan cabang-cabang seni rupa lainnya. Peranan ornamen sangat besar, hal ini dapat dilihat dalam penerapannya pada berbagai hal meliputi: bidang arsitektur, alat-alat upacara, alat-alat angkutan, benda souvenir, perabot rumah tangga, pakaian dan sebagainya, untuk memenuhi berbagai aspek kehidupan baik jasmaniah maupun rokhaniah. Dalam perkembangannya, sesungguhnya ornamen tidak dapat dipisahkan dengan adanya banguan suci, (pura, candi, wihara). Ornamen hingga saat ini berfungsi sebagai penghias atau dekorasi untuk menambah keindahan bangunana suci tersebut. Demikian pula ornamen dalam seni pahat patung, relief berfungsi sebagai simbol yang berhubungan dengan mitologi. Di samping itu dapat pula berfungsi sebagai media pengungkap sejarah atau kejadian masa lampau yang dapat menggugat semangat dan membangkitkan apresiasi yang tinggi bagi generasi mendatang.

1.1.3

1.1.4 Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam (Susanto, 2003).

(5)

1.1.5 Adapun ornamen tersebut memiliki motif sebagai berikut antara lain yaitu Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak). Berikutnya adalah motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya. Kemudian motif binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu ( tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll. Motif manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan. Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut. Dan terakhir

(6)

adalah Motif Kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.

1.1.6 Bentuk ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib lainnya. Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.

1.1.7 Penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu,demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau kegunaan tertentu pula. Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut:

1.1.8 a.sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang) pada alat transportasi dan sebagainya. 1.1.9 b.Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya karya ornamen yang

dibuat selain mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Bentuk, motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut terutama norma agama yang harus ditaati, untuk menghindari timbulnya salah pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan yang ditentukan. Contoh ragam hias ini misalnya motif kaligrafi, motif pohon hayat sebagai lambang kehidupan, motif burung

(7)

phonik sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika,lamak dan sebagainya.

1.1.10 Beberapa teknik yang bisa digunakan untuk melakukan finishing adalah sebagai berikut:

1.1.11 a.Teknik hitam-putih yaitu penyelesaian suatu karya ornamen yang hanya memanfaatkan tinta atau pensil hitam, penyelesaian dengan cara ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesan gelap-terang, penyinaran, kesan jarak, dan kesan volume. Teknik penyelesaian (finishing) dilakukan dengan sistem Arsiran (searah, bebas, dusel) dan juga berupa titik-titik. 1.1.12 b.Teknik warna yaitu mengunakan warna sebagai unsur pokok.

Teknik ini dilakukan dengan sistem plakat yaitu menerapkan warna secara plakat (poster) sesuai dengan warna motif yang diinginkan untuk menciptakan gradasi (warna tersusun) yaitu dengan menerapkan warna secara tersusun baik dari warna gelap ke warna terang atau sebaliknya. (http://yogaparta.wordpress.com/27/112012/mengenal-ornamen/).

1.1.13 Faktor Subyektif

1.1.14 Ornamen Bali merupakan salah satu cabang seni rupa yang telah ada sejak jaman prasejarah. Adapun seni yang diciptakan atas dasar dorongan kreativitas budi daya manusia untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual serta kebutuhan ritual magis menurut kepercayaan masyarakat pada zaman itu. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan batin menimbulkan ciptaan-ciptaan. Segala ciptaan manusia itu sesungguhnya merupakan hasil usahanya untuk merubah dan memberi bentuk dari susunan pemberian alam sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Dalam perkembangan berikutnya, sehubungan dengan kebutuhan tersebut, sesungguhnya ornamen Bali tidak dapat dipisahkan dengan adanya banguan suci, (pura, candi, wihara). Ornamen Bali berfungsi sebagai penghias atau dekorasi untuk menambah keindahan bangunana suci itu. Demikian pula ornamen dalam seni pahat patung, relief berfungsi sebagai simbol yang berhubungan dengan mitologi. Di samping itu dapat pula berfungsi sebagai media pengungkap sejarah atau kejadian masa lampau

(8)

yang dapat menggugat semangat dan membangkitkan apresiasi yang tinggi bagi generasi mendatang. Beberapa contoh-contoh ornament yang sudah sering kita temukan adalah diantaranya patra punggel, karang goak, karang gajah, karang tapel, dan lainnya. Itu hanya beberapa contoh dari sekian banyaknya ornamen Bali. Ornamen bali juga sering diaplikasikan pada, kesenian ataupun kerajinan tangan, arsitektur dan juga lukisan.

1.1.15 Seiring munculnya seni modern, keberadaan ornamen Bali mulai dilupakan dan tak dapat dipungkiri sebagian besar kebudayaan asing telah kita adopsi. Bahkan tak jarang merasa malu untuk menunjukan kebudayaan kita sendiri. Sangat disayangkan apabila ornamen Bali sampai mengalami kepunahan karena adanya arus globalisasi dengan masuknya budaya asing, untuk itu sudah sewajarnya kita para generasi muda ikut melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang kita miliki.

1.1.16 Usia remaja, merupakan masa yang dapat dikatakan sangat peka akan perkembangan tersebut. Rasa keingintahuan yang besar membuat mereka selalu berkembang. Usia remaja adalah usia yang sangat produktif dalam hal mempelajari, menerapkan dan meciptakan suatu hasil karya karena didukung dengan kreatifitas dan imajinasi. Namun tanpa disadari remaja saat ini lebih banyak mengadopsi budaya asing. Secara perlahan hinga akhirnya mereka betul-betul meninggalkan budayanya sendiri. Misalkan salah satu contoh, remaja lebih tertarik akan tribal dibandingkan ornamen Bali, dan banyak lagi contoh lainnya.

1.1.17 Keberadaan ornamen Bali sebagai hiasan, saat ini mulai ditinggalkan. Ketika dunia mulai mengagumi ornamen Bali, mengapa sebaliknya kita sendiri meninggalkan kebudayaan kita. Ornamen Bali hendaknya tidak untuk diketahui saja, namun juga mampu diaplikasikan pada zaman kini tanpa menghilangkan makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, buku “Mengenal Ornamen Bali” untuk usia remaja ini bertujuan agar remaja Bali mulai ertarik, mengenal, mempelajari dan tetap melestarikan ornamen Bali serta mampu mengaplikasikannya ke dalam seni modern tanpan menghilangkan makna

(9)

yang terkandung di dalamnya. Buku merupakan sarana yang tepat untuk menumbuhkan kembali ketertarikan remaja akan ornamen Bali karena dapat menyampaikan hal tersebut secara tulisan maupun gambar sehingga

akan lebih jelas dan dapat dimengerti.

(http://yogaparta.wordpress.com/27/112012/mengenal-ornamen/). 1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana merancang buku yang menarik dan efektif untuk memperkenalkan ornamen Bali kepada usia remaja.

- Bagaimana merancang media pendukung yang efektif untuk memperkenalkan ornamen Bali kepada usia remaja.

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka batasan masalahnya lebih difokuskan pada proses perancangan serta perwujudan buku mengenal ornamen Bali untuk remaja

1.4 Tujuan dan Manfaat Desain

Tujuan dari desain ini adalah dapat menjawab berbagai pertanyaan yang timbul sesuai dengan perumusan masalah yang akan dijawab dan diharapkan dapat memberikan manfaat serta masukan yang berguna baik itu bagi pembaca, penulis dan masyarakat yang dijabarkan sebagai berikut :

(10)

1 Agar khalangan remaja lebih tertarik untuk mengenal dan mempelajari ornamen Bali.

2 Sebagai salah satu upaya agar khalangan remaja tetap melestarikan kebudayaan dalam hal ini yaitu ornamen Bali.

3 Tujuan Umum

1 Agar masyarakat lebih mengenal dan melestarikan ornamen Bali.

2 Untuk para mahasiswa sekiranya dapat menjadi referensi tentang judul-judul yang dapat diambil. Supaya tidak monoton dalam pemilihan judul-judul TA ataupun tugas DKV.

3 Sebagai persyaratan kelulusan menempuh ujian akhir di Institut Seni Indonesia Denpasar.

1.4.1 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari karya Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut :

a. Bagi Masyarakat

Remaja kota Denpasar lebih mengenal, tertarik dan melestarikan ornamen bali.

b. Bagi Pemerintah

Dengan media yang dibuat ini setidaknya akan dapat membantu pemerintah dalam melestarikan ornamen Bali.

c. Bagi Mahasiswa

1. Dapat melatih mahasiswa (penulis) dalam melihat suatu permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain adalah bagaimana merancang / membuat suatu Media Komunikasi Visual yang efektif dan tepat sasaran untuk memberikan informasi yang jelas ke pada masyarakat di Denpasar mengenai permasalahan yang diangkat.

(11)

2. Mahasiswa mampu berpikir secara sistematis dalam rangka mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk kemudian diterapkan sesuai dengan situasi terkini di masyarakat.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal desain terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data untuk memudahkan sistem kerja. Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk kasus desain ini kemudian dianalisa dan dicari sintesanya. Dalam proses desain ini, data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data Primer yang digunakan terdiri dari metode observasi dan metode wawancara sedangkan Data Sekunder yang digunakan terdiri dari metode kepustakaan dan dokumentasi.

1.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam desain ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif (menurut Surakhmad) yang merupakan penggambaran sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat survey. Tahapan ini diperoleh dengan menganalisis data yang didapat dari metode yang sudah dijelaskan diatas, yakni observasi, interview, kepustakaan, dan dokumentasi. Dengan metode ini dapat diketahui karakter perusahaan serta data-data lain yang diperlukan untuk membangun Branding Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar.

1.7 Indikator serta Model Penilaian Desain

Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari media yang dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur berdasarkan kriteria desain. Kriteria yang dimaksud yakni dari segi

(12)

fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, artistik, unity, simplycity, kreatif,

surprise dan etis.

Menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala koordinat (skala yang menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain.

Setelah masing-masing desain dinilai berdasarkan prinsip-prinsip desain akan terlihat satu desain yang menduduki ranking teratas dan desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2003: 338).

2 IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

2.1 Data Teoritis / Aktual

Data Teoritis/ Aktual merupakan data-data mengenai teori perancangan media komunikasi visual yang diperoleh dari literatur yang bisa dipertanggung jawabkan berasal dari sumber yang berkompeten dan berhubungan dengan pengerjaan tugas akhir ini.

2.1.1 Pengertian Objek / Kasus

Dalam perancangan ini kasus yang di angkat adalah Perancangan Buku Mengenal Ornamen Bali Untuk Usia Remaja di Bali, dari data yang telah didapatkan, Ornamen Bali merupakan salah satu cabang seni rupa yang telah ada sejak jaman prasejarah. Adapun seni yang diciptakan atas dasar dorongan kreativitas budi daya manusia untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual serta kebutuhan ritual magis menurut kepercayaan masyarakat pada zaman itu. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan batin menimbulkan karya cipta. Segala karya cipta manusia itu sesungguhnya merupakan hasil usahanya untuk merubah dan memberi bentuk dari susunan pemberian alam sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Dalam perkembangan berikutnya, sehubungan dengan kebutuhan tersebut, sesungguhnya ornamen Bali tidak dapat dipisahkan dengan adanya

(13)

banguan suci, (pura, candi, wihara). Ornamen Bali berfungsi sebagai penghias atau dekorasi untuk menambah keindahan bangunana suci itu. Demikian pula seni pahat patung, relief berfungsi sebagai simbol yang berhubungan dengan mitologi. Di samping itu dapat pula berfungsi sebagai media pengungkap sejarah atau kejadian masa lampau yang dapat menggugat semangat dan membangkitkan apresiasi yang tinggi bagi generasi mendatang.

Karena kurangnya pengenalan kepada masyarakat tentang ornament Bali, maka diperlukan atau dibuatkan suatu media informasi visual untuk memberitahu atau menginformasikan kepada masyarakat mengenai ornamen Bali. kampanye adalah suatu usaha dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik terhadap sesuatu/ hal yang diinformasikan (Trisno, 2002 : 452). Maka dibutuhkan suatu media yang tepat untuk menginformasikan hal tersebut, dan media tersebut adalah buku. Buku merupakan sekumpulan kertas berisikan tulisan maupun gambar yang dijadikan satu. Kertas-kertas tersebut mempunyai tema bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu, dari awal bahasan sampai kesimpulan dan bahasan tersebut ( Alwi, Hasan. 2002:927 ).

Jadi dengan adanya buku ornamen Bali ini, mampu memberikan pandangan, pengetahuan dan kepuasan baru bagi masyarakat (khususnya kalangan remaja) terhadap pengenalan dan pelestarian ornamen Bali

2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout. Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi yang tidak terlepas dari aspek-aspek desain komunikasi visual seperti media, ilustrasi, warna, teks dan huruf.

(14)

2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual

Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan. Adapun prinsip-prinsipnya seperti tata letak dan komposisi (layout) dengan prinsip keseimbangan dan prinsip hirarki visual.

2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan

Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu bahan dan teknik cetak.

2.1.5 Teori Sosial yang Mendukung Kasus

Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda, berkenaan dengan komunikasi).

Semiotic, dilihat dari kacamata dunia Desain Grafis adalah ilmu komunikasi

yang berkenaan dengan pengertian tanda-tanda/ symbol/ syarat serta penerapannya, Suatu studi tentang pemaknaan semiotic menyangkut aspek-aspek budaya, adat istiadat, atau kebiasaan di masyarakat. Semiotika menurut Pierce di bedakan mnjadi 3 macam yaitu Icon (tanda-tanda visual), Index (indikasi), dan Symbol (lambang). Teori Semiotik bertujuan untuk menggambarkan suatu pesan atau informasi dalam desain lewat tanda-tanda/ symbol/ isyarat. Kegunaan dari semiotika dalam kasus ini digunanakan sebagai alat untuk menciptakan tanda melalui bahasa verbal sebagai sarana mengkomunikasikan pesan kepada target audience dengan tujuan tertentu (Safanayong, 2006:48).

IMC (Integrated Marketing Communications) Menurut four As (the

American Association of Advertising Agency) dalam Sulaksana (2003:30),

(15)

tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi misalnya iklan, direct response, promosi, penjualan, dan humas kemudian memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi melaui pengintegrasian pesan. IMC sebagai strategi kreatif yang digunakan dalam kasus ini adalah AIDA. AIDA adalah tingkatan respon yang diterima oleh khalayak pada saat menerima stimulus pesan, menurut Mendiola dalam Kamus Brand (2009:13) yang terdiri dari A =

Attetion (Atensi/perhatian), I = Interest (berminat), D= Desire (keinginan),

dan A = Action ( Melakukan aksi). 2.2 Data Lapangan / Faktual

Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137).

2.2.1 Nama Objek / Kasus

Pada pengantar karya Tugas Akhir ini, penulis mengangkat judul Perancangan Buku Mengenal ornamen Bali Untuk Usia Remaja.

2.2.2 Sarana Komunikasi yang Ada

Media komunikasi yang ada yang telah didapatkan selama pengumpulan data di FSRD ISI Denpasar yaitu buku

2.2.3 Potensi Kasus

PS DKV ISI Denpasar merupakan bagian dari jurusan desain yang bernaung di bawah Fakultas Seni Rupa dan merupakan Jurusan DKV pertama yang ada di Bali. PS DKV ISI Denpasar memiliki keunggulan dalam mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas di bidangnya Desain Komunikasi Visual. Memiliki banyak program beasiswa untuk bagi siswa yang memiliki prestasi, dan juga di dukung tenaga pengajar yang berkualitas.

(16)

Dilengkapi ruang ber Ac, lab computer dengan teknologi up to date, sehingga mendukung proses belajar. Gedung – gedung yang kental akan nuansa Bali dengan fasilitas yang mendukung, dan juga memiliki tujuan melestarikan kesenian budaya local. Sejak berdiri hingga saat ini PS DKV ISI Denpasar telah meluluskan tenaga-tenaga professional di bidang Desainer grafis, Desainer clothing, Web desainer Illustrator, fotografer, Art director,

Copywriter, Creative director, dan banyak bekerja di perusahaan-perusahaan

top Nasional, ada juga beberapa alumni yang memiliki perusahaan sendiri contoh Matamera, Bogbog, Bayu Graphic, Lingkara Photography, Kedux

Garage, dll.

Dengan melihat keunggulan PS DKV ISI Denpasar, penulis merasa tertantang untuk membangun branding lewat media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif.

2.3 Analisis & Sintesa

Dalam proses ini, penulis meneliti berbagai media promosi yang terdapat di Program Studi Desain Komunikasi Visual. Dari analisis media-media tersebut penulis dapat menentukan kelemahan maupun kekuatan dari setiap media untuk diaplikasikan ke dalam desain yang akan dibuat melalui sintesa.

2.3.1 Analisis

Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya (Zain, 2001:46). Dalam desain media Tugas Akhir ini menggunakan analisis aktual dan faktual yang merupakan proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada.

2.3.2 Sintesa

Sintesis sendiri merupakan paduan beberapa pengertian agar terbentuk kesatuan yang selaras (Zain, 2001:1332). Berdasarkan analisa yang telah dilakukan secara teori dan dari data-data yang didapat, maka diketahui bahwa

(17)

media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana promosi masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan.

3 KONSEP DESAIN

3.1 Konsep Dasar Desain

Konsep adalah rencana yang dituangkan dalam kertas, rancangan, dan sebagainya (Yasyin, 1997: 298). Konsep merupakan sebuah dasar pemikiran dalam membuat sebuah desain. Konsep dasar merupakan landasan ide yang nantinya diterjemahkan dalam bentuk desain, digunakan sebagai acuan sebuah desain dan memberikan sebuah jiwa ke dalam desain yang dibuat, tanpa konsep desain yang dibuat tidak mempunyai arti dan makna.

Konsep perancangan desain yang digunakan tidak jauh dari ornamen Bali yaitu tradisional. Dalam hal ini, penulis berusaha untuk menyajikan rancangan buku yang mampu menarik perhatian remaja sehingga akan ditampilkan secara lebih berbeda dari sebelumnya. Tentunya dengan berpedoman pada dasar-dasar perancangan desain komunikasi, menyangkut bahan, ukuran, komposisi, proporsi, warna serta teknik cetak agar terwujud media kampanye yang maksimal.

Dari segi ilustrasi, digunakan ilustrasi tangan dan teknik gabungan yaitu teknik gambar tangan yang akan disempurnakan di media komputer , yang disajikan secara dekoratif berupa ornamen itu sendiri. Dari segi tipografi, jenis font yang digunakan adalah jenis font yang mudah dibaca dan jelas seperti arial, roman dan font lainnya sesuai dengan kebutuhan media tersebut. Dan dari segi warna, merah, hitam dan putih akan lebih dominan digunakan. Karena warna tersebut dapat memunculkan kesan yang tegas, menarik dan harmonis sesuai dengan konsep yaitu etnik modern. Selain warna-warna tersebut, adanya teks juga akan digunakan sebagai pendukung supaya media tersebut tidak monoton. Contoh penerapan konsep pada desain:

(18)

Etnik unsur warna lebih dekoratif

3.2 Skema Pola Pikir

Konsep pola pikir yang dimaksud adalah tahapan pemikiran dalam desain media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran.

Dalam hal ini manusia secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya. Termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha mempromosikan produk/jasa. Berkaitan dengan penyampaian pesan dan informasi tersebut ada tiga unsur yang berperan yaitu komunikator, desainer dan komunikan. Dalam hal ini, desainer berperan memvisualisasikan maksud dan tujuan dari komunikator kepada komunikan yaitu masyarakat luas khususnya masyarakat Denpasar maupun internasional melalui desain yang dibuat. Pada prosesnya desain yang dibuat tentu harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang produk/jasa yang ditawarkan oleh komunikator yang mana tetap berpegang pada aturan atau norma yang berlaku di masyarakat.

Warna hitam putih merupakan warna dasar

ornamen yang

memberikan kesan etnik yang kemudian dengan adanya warna merah yang mempertegas ornament tersebut agar terlihat lebih modern.

(19)

Skema Proses Desain

Skema proses desain adalah skema tahapan dari proses membuat media komunikasi visual yang dijadikan sebagai sebuah acuan.

Tema diambil dari permasalahan yang ada pada ornamen Bali yaitu masuknya budaya asing yang menyebabkan ornamen Bali mulai ditinggalkan. Kemudian dijadikan latar belakang dalam perancangan media komunikasi visual, dimana dari latar belakang tersebut diproleh permasalahan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Yang mana sebelumnya diawali dengan pengumpulan data. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis data dari data yang telah dikumpulkan yaitu berupa data aktual dan data faktual untuk kemudian ditarik kesimpulan menjadi sintesa. Dari sintesa tersebut kemudian desainer melakukan suatu pemilihan media hingga menghasilkan media terpilih. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat pra desain dengan menggunakan unsur-unsur visual sesuai dengan tema yang diangkat dan kemudian melakukan analisa terhadap masing-masing pra desain. Dari analisa tersebut diperoeh desain terpilih yang mana dapat memenuhi kriteria desain. Selanjutnya dilakukan proses perwujudan sesuai dengan alat dan bahan, serta tehnik cetak yang telah direncanakan. Setelah melalui proses perwujudan diperoleh wujud media dan selanjutnya akan didistribusikan. Melalui proses distribusi tersebut, akan didapatkan hubungan timbal balik berupa solusi atau jawaban dari permasalahan.

3.3 Strategi Media

Strategi adalah siasat atau kebijakan/ langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Strategi media dibentuk oleh target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan media habit, yaitu kebiasaan target (audience) masing-masing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006:66-67).

(20)

Strategi Kreatif

Strategi kreatif adalah kebijakan yang akan dilakukan terhadap panduan kreatif, terdiri dari isi pesan dan bentuk pesan, yang disusun berdasarkan target audience-nya, karena pada dasarnya target audience-lah yang menentukan isi (content) dan bentuk (form) pesan iklan yang akan disampaikan (Sanyoto, 2006:83).

4 VISUALISASI DESAIN

4.1 Poster

Gambar 4.1 Media Poster Skala 1 : 5

Nama Media : Poster

Ukuran : 42 cm x 29,7 cm Bahan : Art Paper 210 gsm Teknik Cetak : digital print

(21)

4.2 Buku

Gambar 4.2 Media buku Skala 1 : 4

Nama Media : buku

Ukuran : 20 cm x 25 cm Bahan : Art Paper, 150 gsm Tehnik Cetak : Offset

(22)

Gambar 4.3 Media Pin Skala 1 : 1 Nama Media : Pin

Ukuran : 6,5 cm x 6,5 cm

Bahan : Plastik dilapisi kaleng / Peniti Teknik Cetak : Digital Printing dan Press

4.4 Mug

Gambar 4.4 Media Mug Skala 1 : 2

(23)

Nama Media : Mug Ukuran : 8 cm x 9 cm

Bahan : Both Side coated paper mug Teknik Cetak : Teknik Digital Printing dan Press 4.5 X-Banner

Gambar 4.5 Media X-Banner

Skala 1 : 15

Nama Media : X-Banner Ukuran : 160 cm x 60 cm

(24)

Bahan : High Rest Flexiface Teknik Cetak : Digital Printing

4.6 Spanduk

Gambar 4.6 Media Paper Bag Skala 1 : 10

Nama Media : spanduk Ukuran : 5m x 2 m

Bahan : TC Cat Extended Teknik Cetak : offset

(25)

4.7 T-shirt

Gambar 4.7 Media Brosur Skala 1 : 10

Nama Media : t-shirt Ukuran : S,M,L,XL

Bahan : Cotton combad 32s Teknik Cetak : sablon

(26)

4.8 Stiker

Gambar 4.8 Media Stiker Skala 1 : 2

Nama Media : Stiker Ukuran : 9 cm x 5 cm

Bahan : Kertas Vinyl

(27)

4.9 jam dinding

Gambar 4.9 Media jam dinding Skala 1 : 3

Nama Media : jam dinding

Ukuran : 15cm x15 cm

Bahan : plastik dan kaca Teknik Cetak : Digital Printing

(28)

4.10 Katalog

Gambar 4.10 Media Katalog Skala 1:3

Nama Media : Katalog

Ukuran : 15 cm x 10 cm Bahan : Art Paper 210 gram Tehnik Cetak : Digital Printing

(29)

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah proses yang dilakukan penulis dari survey, melakukan penelitian pada Program studi Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar rmelakukan survey dan penelitian pada studi kasus desain komunikasi visual hingga pembuatan media komunikasi visual untuk membranding Program studi Desain Komunikasi Visual ISI Denpsar, dapat ditarik kesimpulan :

1. Media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif yang sesuai untuk mendukung kegiatan membangun perancangan Buku Mengenal Ornamen Bali untuk Usia Remaja

2. Dalam perancangan Buku Mengenal Ornamen Bali untuk Usia Remaja berpedoman pada teori-teori desain, prinsip desain, penggunaan ilustrasi, teks, warna dan pemilihan media yang tepat, bertujuan untuk menanamkan identitas tersebut pada target audiens sehingga pembangunan brand tercapai dengan baik.

5.2 Saran

Berikut Saran-saran dari penulis dalam kegiatan Membangun Branding Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar melalui Media Komunikasi Visual, antara lain :

1. PS DKV tetap mempertahankan ciri yang sudah dibangun oleh penulis untuk ke depannya agar branding yang di bangun tidak sia-sia dan memperkuat citra dari PS DKV ISI Denpasar.

2. Bagi para penulis selanjutnya agar lebih baik untuk menentukan media yang efektif, memperkuat konsep dan tentunya menerapkan teori desain, prinsip desain pada setiap desain yang akan dibuat agar efektif dan efesien

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Agusrijanto. 2001. Copywriting : Seni Mengasah Kretivitas & Memahami Bahasa

Iklan. Bandung : PT. Remaja Rosadakarya Offset.

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka Ananda, Maya. 1978. Seluk Beluk Reklame Dalam Dunia Perdagangan, Jakarta:

Mutiara

Arikunto, Suharsimi. 1985. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinieka Cipta. Daryanto S.S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya.

Echols John M and Shdily Hassan. 1975. Kamus Inggris Indonesia, PT Gramedia, Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodelogi Research, Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Herdiman, Ima. 2006. 400 Istilah Public Relations Media dan Periklanan. Jakarta

: Gagas Ulung.

Kusrianto Adi. 2007. Pengantar DKV, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kusmiarti,R.Artini. 1999. Teori Dasar Disain Komunikasi Visual / oleh Artini, Sri Pudjiastuti,Pamudji Suptandar-Djambatan, Jakarta.

Marzuki. 1995. Metodologi Riset, Yogyakarta: BPEFE-UII.

Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosadakarya.

Nasir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalilea Indonesia

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: CV Andi Offset. Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola.

Poerwadarminta. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. . 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. . 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Rustan,Surianto.2009.Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(31)

Sachari, Agus. 1986. Paradigma Desain Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.

Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain.

Arsitektur. Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga

Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Sanyoto, Ebdi, Sadjiman. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana).

Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.

Surakhmad, 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Jakarta; PT. tarsito. Susanto, Astrid. 2002. Filsafat Komunikas. Bandung: Bina Cipta.

Tapran, Hidayat. 2006. Grafika & Teknologi Cetak (Offset Lithografhy). Surabaya : JP BOOKS.

Waduis, Anwar. 2002. Filsafat Estetika. Nur Cahyo

Widowati, Heningtyas dan Novi Mayasari. 2007. Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta

Wirya, Iwan. 1999. Kemasan Yang Menjual. Jakarta : PT. Gramedia.

Winarta I Gusti Nyoman.1995.Beberapa Contoh Ragam Pola Seni Hias Bali. Bali: Wina Letter

Gambar

Gambar 4.1 Media Poster  Skala 1 : 5
Gambar 4.2 Media buku  Skala 1 : 4
Gambar 4.3 Media Pin  Skala 1 : 1  Nama Media    : Pin
Gambar 4.5 Media X-Banner                                                            Skala 1 : 15
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Penggunaan tongkat di luar lingkungan sekolah dipengaruhi oleh ada tidaknya pendamping dan kondisi lingkungan tersebut (sudah dikenal atau belum). Selain itu 2

TOGAF memberikan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture

Islamic banking tidak hanya menjadikan tingkat suku bunga sebagai rujukan dalam penentuan harga jual (pokok+margin) produk murabahah. Cara penetapan margin yang

vitamin memberikan pengaruh nyata pada PBHH, konsumsi BK, PK dan TDN serta efisiensi pakan, sedangkan bobot badan pertama birahi tidak dipengaruhi oleh suplementasi konsentrat,

Di Jurusan biologi FMIPA UNY, sudah banyak dilakukan penelitian pembuatan kompos dari berbagai bahan baku seperti kompos dari berbagai macam kotoran hewan

Darah merupakan jaringan yang terbentuk dari cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu pasma darah yang merupakan cairan darah dan sel-sel darah yaitu elemen-elemen yang