Prosiding Pertemuan dan Presentasi /lmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14 -15 Juti 1999
234 Buku II
PENGGUNAAN (~a(NO3)2 PADA PENGOLAHAN
AWAL UMPAN
EKSTRAKSI
URANIUM YANG MENGANDUNG
SULFAT
.5 /1
Mashudi, Moch. Setyadji, Busron Masduki
P3TM-BATAN, Yogyakarttl
ABSTRAK
PENGGUNAAN Ca(NCI3)2 PADA PENGOLAHAN AWAL UMPAN EKSTRAKSI URANIUM YANG MENGANDUNG SULFA T. Telah dilakukan penelitian penggunaan lalUtan kalsium nitrat pada pengolahan awal umpan ekstraksi uranium yang mengandung sulfat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan satu altematif mengatasi gangguan su/fat pada ekstraksi uranium dengan ekstroktan tributi/ fosfat(TBP). Penelitian di/akukan secara catu dengan variabe/ yang dite/iti pc~rsen stoikiometri ka/sium nitrat, suhu dan kadar U dB/am umpan pengolahan awal. Hasil,oenelitian menunjukkan bahwa pengo/ahan awal menggunakan lalUtan kalsium nitrat dapat dijadikan sebagai satu a/tematif untuk mengatasi problema sulfat yang ada dB/am umpan ekstraksi. Dengan penambahan lalUtan ka/sium nitrat 130% stoikiometri dan pengolahan awa/ di/akukan pada suhu kamar; teljadi kenaikan efisiensi ekstraksi sebesar
61,98%.
ABSTRACT
THE USING OF Ca(IVO3h ON EXTRACTION FEED PRETREATMENT CONTAINING SULFA TE. Research on the using of calcium nitrate solution in the extraction feed pretreatment containing sulfate has been done. The research was aimed to get an altemative for solving sulfate problem in the uranium extraction with tributyl phosphate as an extractant. The research was done by batch meth'od with the variables of calsium nitrate stoichiometric numbel; uranium concentration and temperature of the pretreatment. The result of this research showed that pretreatment using calcium nitrate can be used as an altemative for solving sulfate problem in extraction feed. By ad.ding calcium nitrate solution 130% stoichiometry and pretreatment process carried out at ro,om temperature, extraction efficiency was increased 61.98%.
PENDAHULUAN
P enggunaan uranium baik sebagai bahan bakar
reaktor maupun sebagai taJ~get pacta pembuatan
radioisotop selalu dalam kemumian yang sangat
tinggi. Untuk mencapai
keadaall tersebut
diperlukan
tahapan
proses yaitu proses
pemumian.
Ekstraksi cair-cair merupakan satu cara
yang sudah mapan untuk memumikan uranium daTi
pengotomya. Pacta cara ini larutan uranil nitrat
diekstraksi dengan tributil fosfat (TBP) yang
diencerkan dengan dodekan atau kerosin. Pacta
proses ini, uranil nitrat akan masuk ke rase organik,
sedang
pengotomya
tertinggal dalam rase air.
Reaksi(f)
:
UO22+ + 2NO3-+2 TBP <=> UO2(NO3)2.2TBP (1)
Di dalam proses ekstraksi, uranium
terdistribusi ke dalam rase organik dan rase air.
Perbandingan antara konsentrasi uranium dalam
rase organik dan konsentrasi
uI'allium dalam rase air
setelah setimbang dikenal dengan istilah koefisien
distribusi uranium (KDU).
Pada ekstraksi uranil nitrat dengan TBP,
disamping anion yang mempunyai efek positip
seperti nitrat, ada anion yang mempunyai efek
negatip misalnya sulfat (2). Oleh sebab itu maka
sulfat yang ada dalam umpan ekstraksi harus
dihilangkan atau paling tidak diminimalisasi.
Pada penelitian sebelum ini diperoleh data
bahwa larutan barium nitrat dapat digunakan
sebagai alternatif untuk mengatasi problem sulfat
pada pengolahan awal umpan ekstraksi yang
mengandung
sulfat. Dengan menggunakan larutan
barium nitrat sebanyak 105-117% stoikiometris,
efisiensi ekstraksi bisa naik sebesar 65%. Satu
masalah
yang timbul pada penggunaari
barium nitrat
adalah
bahwa kristal barium nitrat sukar larut dalam
air. Dari fakta tersebut makaperlu dicari bahan lain
yang lebih mudah larut dalam air.
Penelitian ini
menggunakan larutan
kalsium nitrat untuk mengeliminasi
sulfat. Bahan ini
dipilih dengan pertimbangan bahwa disamping
Mashudi, dkk
Teknologi Proses
Prosiding Pertemuan dan Presentasi /Imiah
P3TM-BA TAN, Yogyakarta 14 -15 Juli 1999 Buku II 235
rnernpunyai fungsi yang sarna yaitu sebagai pengendap dan agen penggaram (salting agent), kalsiurn nitrat rnernpunyai sifat rnudah larut dalarn
air.
f. Pengolahan awal diulangi lagi untuk variabel suhu dan variabel kadar U. Untuk variabel persen stoikiometri berturut dilakukan mulai dari 0%, kemudian 100%, 110%, 120%, 130% dan 140%. Untuk variabel suhu, dimulai darn 20°C sampai 60°C dengan beda 10°C.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sebagai hipotesis, sulfat yang ada dalam umpan ekstraksi bisa diendapkan dengan ion kalsium dari kalsium nitrat. Sulfat sebagai pereaksi terbatas akan dieliminasi oleh ion kalsium. Dengan menggunakan larutan kalsium nitrat yang berlebih maka sulfat akan mengendap. Kalau sulfatnya mengendap maka uranium yang tersisa dalam rafinat menjadi lebih sedikit atau yang terekstraksi menjadi lebih banyak.
Reaksi :
Ca2++ S042' ~ CaS04 (2)
Penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan satu altematif lain yang lebih mudah untuk mengatasi problem sulfat pada ekstraksi U dengan TBP. Penelitian dilakukan secara catu dengan variabel %stoikiomeu"i kalsium nitrat, suhu clan kadar U dalam umpan.
Pengaruh jumlah tarutao kalsium nitrat
Data penelitian untuk variabel %
stoikiometri kalsium nitrat dapat dilihat pada
gambar I. Pada gambar tersebut bisa dilihat
hubungan antara jumlah kalsium nitrat (persen
stoikiometri) dengan
kadar uranium dalam rase air
hasil ekstraksi
(rafmat).
Dari data tersebut kemudian dihitung
berturut-turut kadar U dalam rase organik daD
koefisien distribusi U (KoU). Hasil perhitungan ini
kemudian diplotkan dengan persen stoikiometri
yang bersangkutan. Hubungan antara persen
stoikiometri kalsium nitrat dalam umpan ekstraksi
dengan kadar uranium dalam rase organik hasil
ekstraksi dan koefisien distrbusi U dapat dilihat
pada gambar
2 pada lampiran.
25
TATA
KERJA
Bahan
Larutan uranil nitrat induk, HNO3 Merck, TBP-K, H2SO4. Ca(NO3)2 , Air bebas mineral (ABM), Reagen lain untuk analisis
Alat
,
C)ro
c= 1+= (U...
::) cu '=! (U ~"""
"'"
~
"~--'-"""--"""':""-"-~'-"""'-0 0 50 100 150% stoikiometri Ca(NO3)2
Gambar 1, Hubungan antara persen stoikiometri
kalsium nitrat dengan kadar uranium
dalam rafinat. Kadar U
umfan
pengolahan awal 38.973 gUll; [SO4 -J=
1,31 N; kadar U umpan ekstraksi 27,073
gUll.
Pada gambar 1 tampak bahwa keberadaan
sulfat dalam umpan ekstraksi sangat berpengaruh
terhadap kadar uranium yang tidak tereskstraksi.
Gambar 1 titik pertama adalah data yang diperoleh
pada pengolahan awal umpan ekstraksi tanpa
adanya larutan kalsium nitrat (persen stoikiometri
0%). Dari data ini nampak bahwa dari umpan
ekstraksi sebesar
27,073 gUll, setelah diekstraksi
kadar U dalam rase air (rafmat) masih tinggi yaitu
20,944 gil. Dengan perhitungan, uranium yang
terekstraksi
tanpa penambahan
kalsium nitrat hanya
sebesar
22,64%.
Gelas arloji, Labu ukur, Timbangan,
Gelas
piala,
Corong
pisah,
Pengaduk magnit,
Potensiometer
Cara Kerja
a. Ditimbang 32,5 gram kJ.istal kalsium nitrat
kemudian dilarutkan dengan ABM sampai
volume 30 mI.
b. Diambil sejumlah tertentu larutan induk uranil
nitrat dengan kadar 246,925 gUll, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur. Ke dalam
larutan tersebut
kemudian ditambahkan
sejumlah
tertentu asamsulfat dan air.
c. Dilakukan
pengolahan
awal
dengan
menambahkan larutan kalsium nitrat dengan
jumlah yang divariasi sesuai
perhitungan.
d. Endapan yang timbul kemudian disaring,
diambil filtratnya, kemudian diekstraksi dengan
30% TBP-kerosin (fase organik, FO) dengan
perbandingan volume FOIFA=I/1 dan waktu
pengadukan
10 menit.
e. Fase organik clan rase air hasil ekstraksi
dipisahkan dengan coron~: pemisah, diambil
cuplikan rase air,
kemudian dianalisis
kandungan uraniumnya dengan cara titrasi
potensiometri
.
ISSN 0216-3128 Teknologi Proses Mashudi, dkk 20 15 10 5':a> !II !:: 1;= !II i-:J i-!II "C !II
~
10
8
6
4
2
0
20 40 60Suhu pengolahan awal, °c
Gambar 3, Hubungan antara suhu pengo.iahan awal dengan kadar uranium dalam lase air hasil ekstraksi (rafinat); kalsium nitrat
130%stoikiometri, kadar U umpan
pengolahan awal 40gU/l; [S042-)=1,31 N
'a,
~
"-~ 1;1 nI ~ 8 G4
2
0 50 100 150 % stoikiometri C:a(NO3)2Gambar 2, Hubungan antara persen stoikiometri kalsium nitrat dengan Kd u: Kadar U umpan pengolahan awal40gUII; [8042-J =1,31 N; kadar U umpan ek'Strak'Si 27,073 gUll
Dengan adanya pengendapan sulfat tadi maka kandungan sulfat dalam umpan ekstraksi
sudah diminimalisasi. Disamping itu, kenaikan
tersebut juga disebabkan karena nitrat merupakan ageD penggaram (salting agent:) pada ekstraksi uranil nitrat dengan TBP(I). Pada persamaan reaksi (1) di pendahuluan dapat dilihat bahwa dengan naiknya konsentrasi nitrat maka rf:aksi kesetimbangan bergeser ke kanan. Jadi, dengan bertambahnya jumlah (persen stoikiometri) kalsium nitrat pada pengolahan awal umpan ekstraksi maka konsentrasi ion nitrat dalam umpan ekstraksi menjadi lebih besar sehingga UO2(NO3)2.2TBP yang terbentuk
semakin banyak. Karena KoU merupakan
perbandingan antara konsentrasi uranium dalam rase organik daD konsentrasi uranium dalain rase air setelah setimbang, maka dapat dimengerti bahwa kenaikan persen stoikiometri kalsium nitrat pada pengolahan awal umpan ekstraksi berakibat pula menaikkan KoU. Besarnya kadar uranium dalam rase organik dan KoU ini mencerminkan uranium yang terekstraksi. Jadi, penambahan larutan kalsium
nitrat dalam pengolahan ;awal ini berakibat
menaikkan jumlah uranium YaJ1g terekstraksi.
20 30 40 50 60
Suhu pengolahan awal, °C
Gambar 4, Hubungan antara suhu pengolahan awal dengan kadar U dalam lase organik dan Kd u: Kadar U umpan pengolahan awal 40gU/I; [8042-)=1,31 N
Pacta penelitian variasi ini pengolahan awal dilakukan pacta suhu 20, 40, 50 dan 60°C. Suhu 30 sudah dilakukan pada variasi % stoikiometri. Pada gambar 3 terlihat bahwa suhu pengolahan awal
antara 20-60 derajat Celsius relatif tidak
berpengaruh pada kadar U dalam rafmat. Dengan penampilan lain, gambar 4, suhu pengolahan awal antara 20-60°C relatif tidak berpengaruh terhadap koefsien distribusi uranium.
Variasi kadar U
Data penelitian untuk variasi kadar
uranium dapat dilihat pacta gambar 5. Dari gambar 5 ini kemudian dihitung kadar U dalam rase organik
dan koefisien distribusi uranium. Hasil
perhitungannya kemudian dibuat kurva seperti yang terlihat pacta gambar6 .
Pengaruh suhu
Data basil penelitian untuk variabel suhu
dapat dilihat pada garnbar
3 dan 4.
Mashudi, dkk Teknologi Proses ISSN 0216-3128 ::J "Vi :J .D "~ ':h 15 ...: 4IJ 0 ~
25
20
15
105
0
Prosiding Perlemuan den Presentasi ffmiah
P3TM-BATAN, Yogyakarla 14 -15 Jufi 1999 Buku II 237
15
10
50
UCAP AN TERIMAKASIH
~
r l\1 ~ I.c=~
:J 0-m -0 rn~
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Sdr. Rohyanto atas peran aktifnya pacta penelitian ini.
ACUAN
10
20
30
40
50
60
Kadar U peng~han a\'.. aL 911
Gambar 5, Hubungan antara kadar uranium dalam
umpan pengolaha,'1
awal dengan kadar
uranium dalam
lase air hasil ekstraksi.
;
kadar {SO42-j=1,3JN
'"a, 0- U-:)...
.u "U ro~
8
6
4 ... L0
I. N.P.GALKlN,
B.N.
SUDARIKOV
:
"Technology of Uranium", halaman 222-225,
Israel Program for."Scientific Translation,
Jerusalem,
(1966)
2. MASHUDI,
MOCH.
SETY ADJI,
DJOKOWIDODO, "Pengaruh ion sulfat pacta
ekstraksi U dengan TBP", Procedings Seminar
Sains dan Teknologi Nuklir PPTN-BATAN
Bandung,
12-13 Maret (1996)
3. MASHUDI,
MOCH.
SETY ADJI,
DJOKOWIDODO,
"Ekstraksi
Uranium:
Penggunaan
Ba(CO3)2 Pacta Pengolahan
Awal
Umpan Ekstraksi Uranium Yang Mengandung
Sulfat", Prosiding Pertemuan dan Presentasi
Ilmiah Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Nuklir,
PPNT BATAN, Yogyakarta,
(1997)
0
20
40
60
TANYA JAWAB
Kadar U pengo~han aw al. gIJ
Gambar 6, Hubungan antara kadar V dalam umpan
pengolahan awal dengan kadar V-Fa
hasil ekrtrakri don koefisien distribusi;
kadar sulfat dalam umpan pengolahan
awall,3IN.
Pada gambar 5 terliha1: bahwa makin tinggi kadar uranium dalam umpan pengolahan awal maka kadar U dalam rase air basil ekstraksi (rafmat) makin besar. Hal ini berkaitan dengan kejenuhan uranil nitrat dalam rase organik .Kejenuhan uranium dalam 130% TBP-kerosin sekitar 115 g/l. Dengan umpan ekstraksi yang rendah maka kesempatan uranil nitrat terekstraksi semakin besar.
Mendekati kejenuhan rase organik, maka
kesempatannya menjadi semaku1 kecil.
KESIMPULAN
Uju Jujuratisbela :
~ Bila sulfatnya sudah terpisahkan, bagaimana
cara menentukan bahwa yang tersisa hanya
mengandung
0235
saja?
~ Apakah metode awal ini merulakan satu-satunya
metode untuk ekstraksi 023? Bila masih ada
metodelain,
bagimana
keuntungan
metode ini?
Mashudi :
-<?- Setelah sulfatnya dipisahkan, if].)" di dalam
limbah masih dikotori sejumlah hasil fisi. Untuk memisahkan if].)" dari hasil fisi masih
diperlukan proses lain, diantaranya
ekstrak'fi.
-<?- Ada metode pengolahan awal yang lain,
yaitu dengan cara mengendapkan
uraniumnya, tetapi dengan cara ini perlu langkah lebih panjang untuk sampai ke
ek'ftrak'fi. Keunttngan pengolahan awal
menggunakan cara pengendapan sulfat yaitu langkah yang ditempuh sampai proses ekstrak'fi bisa diperpendek.
Dari data dan pembahasan
tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa pengolahan awal
menggunakan
larutan kalsium nitrat dapat dijadikan
sebagai satu altematif untuk mengatasi problema
sulfat yang ada dalam umpan ekstraksi. Dengan
penambahan
kalsium nitrat 4,4S16
M sebesar 130%
stoikiometri terjadi kenaikan efisiensi sebesar
61,98%.
Mashudi, dkk Teknologi Proses ISSN 0216-3128
25
20
15
10
5
0
'C:;;~
~ "':: -:;;: is : ~ 0~
Mashudi:
-<>- Keberadaan sulfat pada ekstraksi U dengan
TBP menyebabkan KD-U kecil (U yang terekstraksi sedikit). Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan cara bagaimana
mengatasi umpan ekstraksi yang mengan-dung sulfat. Jadi, pendekatan yang dilakukan
cutup dengan pendekatan dari sisi uranium dan sulfatnya saja, yaitu dengan membuat larutan uranil nitrat dengan kadar U dan sulfat yang mendekati keadaan sebenarnya. Yusuf Nampira :
» Berdasarkan konstanta kesetimbangan :
UO2SO4 <:;> UO2(NO3)2- Bagaimana kandungan
U dalam endapan hasil pengendapan
menggunakan Ca(NO3)2. Mashudi:
-.(;.- Dengan perhitungan neraca massa U
memang kelihatan ado U yang terikut dalam endapan, tetapi bisa diambil kembali dengan cara pencucian. Setelah dicuci masih ada sekitar 1,8% U yang terikut dalam endapan.
Jumlah ini masih bisa diperkecillagi kGlau
penyaringannya dibant;u sistim vakum.
Syarip :
» Apa alasan ekstraksi uranium dari limbah (bahan bakar bekas) yang sangat komplek bisa didekati
dengan sample yang saudaI.a buat?
Teknologi Proses Mashudi, dkk