• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Alur Transaksi Penjualan Kredit dan Piutang pada PT. Panorama Tours Indonesia

PT. Panorama Tours Indonesia Tbk. Merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa penjualan tiket pesawat domestik dan international, voucher hotel, paket wisata domestik dan international, paket meeting dan pelayanan pengurusan dokumen perjalanan seperti visa dan passport. Setiap hari perusahaan ini selalu melakukan transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit, penjualan kredit hanya untuk pelanggan-pelanggan yang sudah ada kontrak kerjasama dan pelanggan-pelanggan-pelanggan-pelanggan ini merupakan perusahaan yang membutuhkan pelayanan jasa untuk keperluan perjalanan bisnisnya.

Transaksi penjualan untuk pelanggan perusahaan yang sudah melakukan kerjasama biasanya disebut pelanggan corporate, transaksi terjadi pelanggan melakukan bookingan untuk reservasi tiket, voucher hotel ataupun yang lain dengan seorang TC (travel consultant) dilakukan biasanya lewat telpon, faximili dan email. Setelah bookingan selesai biasanya pelanggan langsung meminta issued tiket, voucher hotel ataupun yang lain, dengan melakukan konfirmasi melalui email ataupun fax agar ada bukti tertulis dari pihak pelanggan atas bookingan tersebut, dan untuk beberapa pelanggan

(2)

corporate itu harus melampirkan Purchase Order, Travel Authorization,

Request Travel Authorization dan sejenisnya, hal ini untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan yaitu adanya kecurangan yang disalahgunakan oleh orang yang tidak berkepentingan melakukan pembelian secara kredit kepada pihak Panorama mengatasnamakan perusahaan corporate tersebut.

Setelah proses booking dan issued tiket, voucher hotel dan yang lain selesai, dokumen-dokumen tersebut diserahkan ke bagian administrasi untuk proses invoicing, bagian administrasi di setiap cabang berbeda, maksudnya adalah untuk setiap cabang besar dengan omzet lebih dari tiga milyar rupiah per bulan, cabang tersebut memiliki dua orang administrasi atau lebih, ini disesuaikan dengan kebutuhan setiap cabang. Contoh yang akan dibicarakan disini adalah cabang Menara Imperium.

PT. Panorama Tours Indonesia cabang Menara Imperium cabang dengan omzet minimum per bulan adalah tujuh milyar rupiah, cabang ini dipimpin oleh seorang Travel Manager, dengan dibantu oleh seorang Supervisor, enam belas orang Travel Consultan, empat orang administrasi, dan empat orang messenger.

Berikut uraian tugas dari struktur organisasi sebuah cabang : a. Tanggung Jawab Travel Manager/ Travel Supervisor

1) bertanggung jawab atas semua invoice yang akan diantar oleh massanger

2) bertanggung jawab atas harga yang dijual oleh TC (kontrol harga), admin tidak melakukan pengecekan harga

(3)

3) bertanggung jawab untuk mengecek semua ticket yang telah diisued sudah terinvoice oleh admin

b. Tanggung Jawab TC ( Travel Consultant )

1) Bertanggung jawab untuk menerima dan melakukan proses reservasi secara cepat dan benar terhadap semua permintaan dari Customer 2) Bertanggung jawab untuk memberikan konfirmasi lengkap melalui

email, facsimili, atau telepon kepada bookers/ customer untuk setiap reservasi yang sudah selesai

3) Bertanggung jawab untuk membuat invoice dengan dilampiri agent coupont atau copy voucher hotel atau kartu reservasi

4) Bertanggung jawab untuk menagihkan pembayaran dari invoice yang telah diissued ( khusus untuk pelanggan non kredit/ retail )

c. Tanggung Jawab Administrasi 1) Sebagai Kasir

2) Membuat invoice

3) Membuat report harian kasir, pelunasan invoice 4) Membuat report tiket BSP

5) Membuat report pemakaian stok tiket/ voucher hotel/ deposit/ stationery/ tanda terima

6) Menjalankan proses refund tiket/ voucher hotel baik itu ke airline langsung atau melalui kantor pusat

7) Menjalankan permintaan proses PRV

(4)

9) Tanggung jawab terhadap stok dan pemakaian tiket dan voucher hotel

10) Tanggung jawab terhadap stok dan penggunaan invoice 11) Tanggung jawab terhadap stok dan penggunaan form deposit

12) Tanggung jawab terhadap laporan harian kasir dan laporan penyetoran uang

13) Tanggung jawab terhadap dokumen dan uang pembayaran/ petty cash

14) Tanggung jawab terhadap pengembalian tanda terima dari Customer Corporate

15) Mengecek hasil kerja yang dilakukan oleh messenger terkait dengan invoice dan pembayaran

16) Membuat laporan atas pemakaian dan penjualan dari stok tiket dan voucher hotel

17) Membuat PRV untuk biaya-biaya yang dikeluarkan di Cabang seperti issued tiket di airlines, biaya-biaya keperluan kantor cabang. 18) Membuat laporan proses refund

d. Tanggung Jawab Messenger

Bertanggung jawab untuk mengantarkan pesanan berupa tiket, voucher hotel, dan dokumen lainnya kepada pelanggan atau pembeli, dan mengambil tagihan dari pelanggan apabila sudah jatuh tempo.

Didalam sebuah kantor cabang peran seorang admin disebut juga Finance Front Office yang bertugas menjalankan fungsi operasional yang

(5)

berhubungan dengan pengelolaan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang terjadi di Cabang.

Admin secara Struktural berada dalam area Cabang setempat dan bertugas serta bertanggung jawab penuh kepada Travel Manager ( TM ) Cabang. Namun secara Fungsional admin tetap bertanggung jawab penuh kepada Finance Billing & Collection ( B&C ) Manager yang berada di Kantor Pusat.

= Struktural

= Fungsional

Tanggung jawab umum secara Struktural terhadap TM (control oleh TM) :

1. Absensi

2. Pelaksanaan tugas-tugas administrasi yang dilakukan di Cabang

Tanggung Jawab umum secara Fungsional terhadap Finance Pusat (control oleh Finance Pusat) :

1. Report – report administrasi termasuk penyetoran uang ke kantor pusat Travel Manager Finance Head Office

(6)

2. Semua tugas-tugas yang menjadi pekerjaan administrasi staff

Permasalahan yang selama ini dihadapi oleh PT. Panorama Tours Indonesia adalah masalah Piutang, khususnya untuk kantor Cabang Menara Imperium. Dimana banyak piutang lebih dari 45 hari yang belum terselesaikan.

Proses terjadinya piutang untuk pelanggan corporate adalah sebagai berikut

1. Sebelum menjadi pelanggan corporate yang memiliki agreement dengan PT. Panorama Tours Indonesia, sebuah perusahaan mengajukan proposal untuk menjadikan PT. Panorama Tours Indonesia sebagai vendor mereka untuk membantu memberikan pelayanan urusan perjalanan bisnis perusahaan mereka. Proposal tersebut masuk dan diterima oleh divisi Credit Committee untuk dicek keberadaan perusahaan calon klien itu, dimulai dari akte pendirian perusahaan, kepemilikan, company profile calon klien untuk menghindari dari Bad Debt Collection

2. Setelah ditetapkan menjadi klien Panorama Tours Indonesi, seorang TC menerima order dari pelanggan melalui telepon, email, atau fax

3. TC tersebut melakukan cek harga, dan peraturan yang sesuai dengan traveler profile

4. TC kemudian membuat konfirmasi reservasi tersebut melalui email, fax kepada pelanggan / bookers

(7)

5. Pelanggan memeriksa data dan konfirmasi dari yang TC kirim, kemudian klien tersebut membuat PO/ TA/ RTA dikirimkan TC Panorama Tours untuk proses mengissued

6. Setelah TC panorama PO/ TA/ RTA dari klien corporate tersebut TC memproses order yang telah diminta oleh klien tersebut

7. TC memproses pesanan (issued tiket/ voucher hotel/ produk service lain) data-data tersebut dikirimkan ke bagian administrasi untuk proses invoice 8. Invoice sudah terbit diberikan ke SPV untuk pengecekan harga invoice

dengan tiket/ voucher hotel apakah sudah sesuai

9. Invoice diperiksa oleh SPV diberikan ke TM untuk ditandatangani

10. Setelah ditandatangani invoice-invoice tersebut dikelompokan antara invoice asli dan invoice copy yang diperuntukan untuk file cabang, file finance head office, accounting head office , dan untuk klien corporate 11. Invoice asli dikirimkan ke klien corporate untuk proses pembayaran oleh

accounting klien tersebut. Proses pengiriman invoice ini sudah diatur sesuai dengan ketentuan financial arrangement di Agreement Corporate Alur Distribusi Data Invoice Klien Corporate

Secara Langsung :

1. Invoice dikirimkan langsung ke Corporate tersebut secara langsung dengan melampirkan copy tiket, PO/ TA/ RTA dengan membuat Tanda Terima khusus untuk pengiriman invoice Corporate

(8)

2. Setelah invoice tersebut dikirimkan klien corporate menerima dokumen tersebut kemudian mengirimkan kembali tanda terima khusus invoice tersebut ke Panorama Tours

3. Klien corporate setelah menerima invoice dan data pendukung lainnya memproses tagihan untuk pembayaran ke Panorama Tours sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati di dalam kontrak kerjasama

Secara Tidak Langsung :

1. Invoice asli serta data-data pendukung dikirimkan ke finance dikantor pusat bagian Billing & Collection untuk dibuatkan rekap tagihan keseluruhan per periode untuk klien corporate tersebut

2. Rekap billing serta invoice dan data pendukung lainnya dikirimkan ke klien corporate masing-masing

3. Setelah klien menerima rekap billing tersebut kemudian memproses tagihan pembayaran ke Panorama Tours sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati didalam kontrak kerjasama

Pada kenyataannya distribusi untuk pengiriman invoice sering terjadi hambatan, yang mengakibatkan terlambatnya pengiriman invoice ke klien. Hal ini disebabkan oleh kedua belah pihak baik dari pihak Panorama Tours maupun dari pihak klien itu sendiri.

Kesalahan-kesalahan ini adalah masalah penerbitan Purchase Order (PO)/ Travel Authorization (TA)/ Request Travel Authorization (RTA) oleh pihak klien karena PO/ TA/ RTA tersebut belum mendapat approval dari

(9)

diissued agar bookingan tersebut tidak terhapus oleh sistem dari airlines secara otomatis sedangkan perjalanan bisnis untuk klien corporate tersebut harus dijalankan. Ini yang membuat TC di Panorama Tours akhirnya mengissued tiket/ voucher tersebut tanpa ada PO/ TA/ RTA dari klien.

Karena masalah-masalah tersebut PT. Panorama Tours Indonesia akhirnya membuat kebijakan dasar untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi yaitu :

Kebijakan untuk Pelanggan :

1. Perjanjian kredit, terhitung mulai 1 Januari 2004 harus ditandatangani oleh Managing Director bersama Travel Manager, Sales and Marketing Manager memberikan kode customer untuk dipergunakan sebagai sebutan standard untuk memfilter pelanggan

2. Travel Manager Notification, dapat dikeluarkan untuk pelanggan atau individu yang masih dalam masa penjagaan atau karena kebiasaannya melakukan pembelian secara kredit kepada Panorama Tours, asalkan tanggung jawab ada pada Travel Manager

3. Piutang atas nama Travel Consultant akan dicatat apabila ada kredit tanpa ada perjanjian kredit maupun Travel Manager notification. Kewajiban Travel Manager adalah menindak Travel Consultant apabila terjadi pemberian kredit kepada pembeli personal account.

4. Pengaturan ini baru menjadi amat effective saat Great Plains e-Enterprise berada pada tahapan implementasi di Kantor Pusat maupun Branch Office, karena tidak dimungkinkan alternative lain oleh sistem. Sementara waktu

(10)

sebelum operasional penuh ketentuan ini diperlakukan sebagai periode sosialisasi yang diharapkan untuk ditaati. Konsekuensi atas pelanggaran akan dilakukan secara case by case.

Kebijakan untuk Manajemen Piutang :

1. Receivable Supervisor bersama Admin cabang atau Travel Manager cabang berupaya keras melakukan penagihan dan langkah-langkah lain yang dianggap perlu agar pelanggan senantiasa tergolong dalam kelompok piutang lancar.

2. Receivable Supervisor bersama Travel Manager cabang atau Admin cabang berupaya keras melakukan penagihan dan langkah-langkah lain yang dianggap perlu agar pelanggan tergolong dalam kelompok piutang tidak lancar tidak bergeser menjadi piutang delinquent atau piutang default atau piutang tidak tertagih

Kebijakan untuk Piutang Internal :

1. Status piutang internal refund biasa terjadi cabang memberikan toleransi lebih kepada pelanggan untuk tidak membayar penuh (hanya membayar biayanya ) tapi dengan cara membebani perusahaan, yang karenanya terpaksa menunggu hingga proses pengurusan refund selesai

2. Status piutang tunggu ACM, biasa terjadi apabila cabang berstatus keagenan, yang memungkinkan cabang memberikan toleransi lebih kepada pelanggan untuk tidak membayar penuh (hanya membayar biayanya) tapi dengan cara membebani perusahaan, yang karenanya terpaksa menunggu hingga proses pengurusan refund selesai. Prosedur ini diperbolehkan

(11)

hanya untuk kasus-kasus yang urgent saja. Pada dasarnya refund boleh dikembalikan ke tamu apabila perusahaan telah menerima kembali pembayaran dari airlines/ hotel principal, apakah pengembalian diterima melalui pembayaran cash atau potong tagihan.

3. Piutang short collect, ini adalah piutang yang menjadi tanggung jawab staff Panorama apabila membuat kesalahan kurang tagih ke pelanggan baik pelanggan retail maupun pelanggan corporate, dan selambat-lambatnya diselesaikan pada bulan berikutnya

Kebijakan untuk Kesalahan Administratif :

1. Void invoice agar diproses dengan mengikuti standard operating procedure yang sudah ditetapkan untuk itu, dan meminimalisasi invoice void

2. Paid invoice yang masih tercatat dalam daftar piutang, akan senantiasa terjadi selama finance masih menggunakan metode pencatatan manual. Oleh karena itu dapat dikurangi dengan melakukan koreksi berkala, yaitu : a) Seketika admin menerima copy laporan umur piutang dari pusat b) Membuka hot line komunikasi antara admin dan receivable staff

Perusahaan juga concern akan berbagai masalah yang sedang dihadapi dan perlu adanya perbaikan, seperti :

1. Dibutuhkannya kejelasan status Standar Operating Procedure mengenai tata cara memanajemeni piutang dan menangani piutang yang bermasalah, guna menjadi referensi bagi semua pihak

(12)

2. Dibutuhkannya koordinasi kerja yang mengalir lancar dalam dua arah diantara :

a) Credit Committee b) Finance Mid-Office c) Product Operation dan d) Sales Front Office

3. Guna menghindari munculnya berbagai kemungkinan masalah yang muncul dari kurangnya sepemahaman dalam menangani piutang bermasalah, sehingga dapat menambah masalah baru diantaranya

a) Service Level b) Pre-Payment

c) Timbulnya keragu-raguan dalam pengambilan keputusan

Maka perusahaan membuat kebijakan dasar untuk mengatasi hal-hal tersebut :

1. Credit Committee akan menentukan kriteria penerapan status “piutang delinquent” dan/ atau “piutang default terhadap piutang pelanggan, yaitu bila ada irregularities seperti

a) Sisa saldo piutang relatif tinggi b) Rata-rata umur piutang relatif panjang

c) Arus pembayaran semakin lambat dibandingkan dengan arus pengambilan

(13)

2. Dalam tugas sehari-harinya, Credit Committee yang terdiri dari unsur (a) treasure, (b) sales manager, (c) travel manager, dapat mengambil keputusan berdasarkan criteria yang ditetapkan oleh credit committee 3. Status piutang delinquent ditetapkan apabila salah satu atau beberapa hal

berikut ini sekaligus terjadi

a) Rata-rata umur piutang mencapai 60 sampai 90 hari sejak pembelian b) Saldo piutang dan pengambilan baru sudah melebihi credit limit yang

ditetapkan dalam perjanjian kerjasama

c) Pola pembayaran piutang menyisakan sejumlah piutang lewat waktu tanpa ada penjelasan yang memadai mengapa hal itu dapat terjadi d) Piutang berulang kali dijanjikan untuk dilunasi tanpa ada realisasiny e) Terdapat pengambilan pribadi oleh Authorized Person atau jajaran

Pimpinan perusahaan tanpa adanya kejelasan pelunasannya

4. Status piutang default ditetapkan apabila salah satu atau beberapa kondisi berikut ini sekaligus terjadi

a) Rata-rata umur piutang telah melibihi 91 hari sejak pembelian

b) Saldo piutang dan pengambilan baru sudah melebihi credit limit yang ditetapkan dalam perjanjian kerjasama

c) Pola pembayaran piutang menyisakan sejumlah piutang lewat waktu tanpa ada penjelasan yang memadai mengapa hal itu dapat terjadi d) Piutang berulang kali dijanjikan untuk dilunasi tanpa ada realisasinya e) Terdapat pengambilan pribadi oleh Authorized Person atau jajaran

(14)

5. Penanganan status piutang

a) Mengupayakan penagihan melalui telpon dengan pejabat yang lebih tinggi dari bagian pembayaran yang biasanya menangani penagihan b) Melakukan rekonsiliasi piutang

c) Mendiskusikan solusi guna mencegah terulangnya kembali

d) Menyurati dengan surat pertama yang bernada mengingatkan akan terjadinya kelambatan pembayaran dan mendorong agar pelanggan melakukan pelunasan piutangnya atau jika tidak mendorong agar surat dijawab secara tertulis

e) Menyurati dengan surat kedua yang bernada mengingatkan akan goodwill panorama sehingga mengharapkan goodwill pihak pelanggan dan menghubungi si penandatangan perjanjian kerjasama atau jika mungkin pimpinan perusahaan tertinggi untuk :

(1) Menyusun daftar piutang untuk direkonsiliasikan bersama oleh kedua belah pihak

(2) Setelah dibubuhi tanda tangan diatas materai oleh pejabat yang berwenang, maka daftar piutang berubah statusnya menjadi surat pengakuan hutang

(3) Mendorong agar pelanggan melakukan pelunasan akan piutangnya atau jika tidak mendorong agar surat dijawab secara tertulis termasuk mengenai jadwal pelunasannya

(15)

(1) Receivable Supervisor berkewajiban untuk melengkapi seluruh data irregularities piutang yang menjadi argument dasar untuk mengambil langkah penghentian sementara pengambilan kredit (2) Credit Committee atau Treasurer – Sales Manager – Travel

Manager merupakan pihak yang berkewenangan untuk mengambil keputusan mengenai langkah penghentian sementara pengambilan kredit

(3) Travel Manager bersama Travel Consultant berkewajiban untuk mengumpulkan pending request, ticketing time limit dan voucher time limit yang masih ditangani oleh operation section, sekaligus menginformasikannya kepada non cash supervisor agar payable section memutuskan menjalankan atau menunda melakukan pre-payment

(4) Pengambilan baru dapat dipertimbangkan untuk disetujui dengan kondisi dilunasi secara tunai, sejauh itikad baik pelanggan diyakini bahwa pembelian tunai tersebut tidak menghilangkan kewajiban pelanggan untuk mengangsur atau melunasi hutang pokoknya g) Menyurati dengan surat ketiga yang ditujukan si penanda tangan

perjanjian kerja sama atau pimpinan perusahaan tertinggi, untuk memperoleh prioritas pembayaran

h) Mengupayakan adanya referensi untuk membuka pendekatan terhadap pimpinan teras dari lingkungan Panorama Leisure Group

(16)

j) Menggunakan jasa Debt Collector dengan sejumlah success fee 6. Penanganan status Piutang Tak Tertagih

a) Receivable Supervisor berkewajiban untuk melengkapi seluruh data proses penagihan piutang sampai statusnya menjadi piutang tak tertagih

b) Travel Manager, Bussiness Development dan Sales manager menguraikan kronologis pendekatan terhadap pelanggan sampai statusnya menjadi piutang tak tertagih

c) Seluruh berkas setelah memperoleh persetujuan Direktur Keuangan (sendiri atau bersama-sama Direktur Utama, menurut nilai signifikasi terhadap status Laporan Keuangan perusahaan) dan saldo akumulasi cadangan penghapusan piutang yang tersedia untuk tahun berjalan, kemudian dibukukan sebagai piutang tak tertagih.

B. Analisis Pengendalian Penjualan Kredit pada PT. Panorama Tours Indonesia

Dari hasil pengamatan dan analisa penulis selama berada di PT. Panorama Tours Indonesia Cabang Imperium, dalam meningkatkan omzet penjualannya melalui penjualan kredit sudah mencapai target yang telah ditetapkan oleh pihak menajemen. Ini semua karena Panorama Tours komitmen menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah diatur oleh manajemen sebagaimana dapat dilihat dari struktur pengendalian internal yang diterapkan

(17)

organisasi secara keseluruhan PT. Panorama Tours Indonesia maupun struktur di dalam kantor cabang.

Struktur organisasi memperlihatkan tugas dan fungsi masing-masing staff dan karyawan, mulai dari level Manager hingga level messenger. Hanya untuk tugas dan fungsi seorang administrasi di setiap cabang berbeda walaupun pada dasarnya sama, tugas seorang administrasi dicabang besar yang memiliki tenaga administrasi lebih dari satu orang dapat difungsikan untuk mengerjakan pekerjaan seorang administrasi dan kasir secara terpisah. Tetapi untuk cabang kecil hanya memiliki seorang tenaga administrasi, dimana pekerjaan administrasi dan kasir difungsikan oleh satu orang saja, ini dapat terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh orang tersebut. Untuk cabang besar tenaga administrasi bisa lebih dari satu, memiliki tugas dan fungsi yang berbeda ini terlihat pada Panorama Cabang Imperium, yang terdiri dari empat orang tenaga administrasi dengan tugas berbeda yaitu :

1. Kasir, menerima pembayaran dari pelanggan baik pelanggan corporate maupun pelanggan retail, melakukan pembayaran yang berhubungan dengan kegiatan cabang dan melaporkan uang masuk dan uang keluar ke finance kantor pusat setiap hari

2. Administrasi corporate, menghandle urusan pelanggan corporate, mulai dari invoicing, merapihkan PO/ TA/ RTA, mengirimkan invoice ke corporate nya masing-masing

(18)

3. Administrasi yang berurusan dengan report tiket dan voucher hotel, membuat monthly report yang harus dilaporkan ke Travel Manager setiap bulan, menghitung sales bulanan

4. Administrasi di kantor implant (pelanggan corporate yang membuka dan menyediakan kantor untuk Panorama di kantornya khusus untuk menghandle satu pelanggan corporate tersebut) yang mengurusi penerimaan pembayaran, mengirimkan billing statement untuk klient corporate implant

Dengan demikian struktur pengendalian internal untuk penjualan kredit yang diterapkan oleh Panorama Tours sejauh ini cukup baik terlihat dari penerapan kebijakan untuk pelanggannya sebelum transaksi penjualan kredit tersebut terjadi harus menjalani proses seleksi calon pelanggan.

C. Analisis Pengendalian Piutang pada PT. Panorama Tours Indonesia Piutang merupakan unsur penting dari aktiva lancar perusahaan dan faktor pendukung dari penjualan dan kegiatan operasional perusahaan. Maka perlu adanya pengendalian untuk mengamankan yang merupakan bagian dari harta perusahaan tersebut.

PT. Panorama Tours Indonesia memiliki klien corporate yang cukup banyak, sehingga piutang usaha nya juga cukup besar, oleh karena itu perlu pengendalian untuk meminimalisasikan piutang tak tertagih diperusahaan.

(19)

Untuk menghadapi masalah piutang tersebut perusahaan lebih selektif dalam memberikan kredit kepada kliennya, hal ini terlihat dari divisi yang dibentuk oleh Panorama didalam struktur organisasinya, yaitu :

1. Corporate Bussines Development ( Corporate Communication )

Divisi ini menganalisa setiap calon klien yang mengajukan proposal untuk menjadi klien, setiap calon klien diharuskan mengisi formulir yang berisi data-data calon klien tersebut seperti, akte pendirian perusahaan, company profile, dan NPWP dari calon klien tersebut. Dari data tersebut diproses untuk menentukan apakah perusahaan dapat memberikan kredit atau tidak, dengan batasan jumlah kredit per tahun yang didapat.

2. Billing & Collection

Divisi ini dibawah naungan finance, yang berfungsi untuk membuat laporan piutang secara periodik satu minggu sekali, menagih ke klien corporate untuk piutang yang sudah jatuh tempo, mengirimkan tagihan klien corporate sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati kedua belah pihak.

Berdasarkan pengamatan penulis untuk struktur pengendalian internal piutang Panorama Tours memiliki divisi Billing & Collection yang mengurusi masalah piutang pelanggan corporatenya, dan secara bersama-sama antara

front liner (Manager, Supervisor, Travel Consultant, Admin staff) menjaga

agar piutang tersebut tidak berubah status menjadi piutang yang tidak dapat ditagih. Ini menunjukan bahwa Panorama Tours concern akan masalah piutang.

Referensi

Dokumen terkait

Kategori pancang pada kedua transek menunjukan adanya perbedaan struktur dan komposisi vegetasi, transek Batumeja didapatkan jenis parempeng ( Pantace polyantha)

Diagram pada Gambar 2 menunjukan jumlah korban meninggal dunia tertinggi yang diderita oleh pengendara akibat kecelakaan sepeda motor pada ruas jalan di kota Atambua

Hal ini dapat dijelaskan dengan teori keputusan dari Rogers dalam Notoatmodjo (2007) yang menerangkan bahwa upaya perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MODEL PROBLEM BASED LEARNING POKOK BAHASAN ELASTISITAS BAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMAK ST.. STANISLAUS

Penelitian lain tentang pemberian musik suara alam pada area non kritis adalah dimana penggunaan terapi musik pada pasien operasi coronary angioplasty kepada 64 responden, 20-40

bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.8/VI-BPPHH/2011 tanggal 30

Metodologi yang digunakan penulis dalam membangun game ini adalah metodologi prototyping, dan pada tahap pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

Maka penelitian ini dibuat dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pasangan Hidup Perspektif Islam Nusantara menggunakan Metode Fuzzy Inference System ”,