• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. bidang sehingga pengertiannya pun menjadi sangat beragam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. bidang sehingga pengertiannya pun menjadi sangat beragam."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar

Kita tentu kerap mendengar istilah sistem dalam berbagai ruang lingkup meskipun belum benar-benar memahami artinya. Istilah sistem banyak digunakan pada berbagai bidang sehingga pengertiannya pun menjadi sangat beragam.

Pada hakikatnya sebuah sistem diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Jika dalam bidang perusahaan, penggunaan sistem sendiri sudah menjalar ke berbagai aspek mulai dari manajemen produksi, manajemen pemasaran hingga manajemen keuangan. Oleh karena itu, sebuah sistem amat dibutuhkan untuk menunjang kemajuan perusahaan.

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut (Agustin, 2018), “Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. Sistem di desain untuk memperbaiki atau meningkatkan pemprosesan informasi.

Sedangkan menurut (Heriyanto, 2018), “Pengertian sistem yaitu merupakan gabungan dari berbagai elemen yang bekerja sama untuk mencapai suatu target atau tujuan”. Menurut (Farell et al., 2018), “Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu”.

(2)

Berdasarkan pada tiga sumber definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kombinasi dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Sebuah hal biasanya memiliki suatu sifat atau fitur yang menjadi pembeda antara satu dengan yang lain, dapat berupa bentuk, struktur dan pola. Fitur-fitur pembeda ini kemudian disebut dengan karakteristik. Menurut (Faizal & Putri, 2017): Sebuah sistem mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya:

1. Komponen atau Elemen (Components)

Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Adanya batas sistem, maka sistem dapat membentuk suatu kesatuan, karena dengan batas sistem ini, fungsi dan tugas dari subsistem satu dengan yang lainnya berbeda tetapi tetap saling berinteraksi.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi suatu sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan suatu media (penghubung) antara satu subsistem dengan subsistem lainnya yang membentuk satu kesatuan.

(3)

5. Masukan (Input)

Input adalah energi atau sesuatu yang dimasukkan ke dalam suatu sistem yang dapat berupa masukkan yaitu energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi. 6. Luaran (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasi menjadi luaran yang berguna, juga menjadi luaran atau tujuan akhir sistem.

7. Pengolah (Process)

Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah input menjadi output.

8. Sasaran (Objective)

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem juga memiliki beberapa kelompok tertentu. Menurut (Arif, 2017): Sistem dapat diklasifikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut ini:

a. Sistem diklasifikan sebagai hasil sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.

(4)

b. Sistem diklasifikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut dengan machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem diklasifikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem kompiter adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem diklasifikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi

(5)

kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyau suatu sistem pengendalian yang baik.

2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi adalah sekumpulan dari komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk menganalisa, mengolah dan menghasilkan data informasi.

Dalam (Marina et al., 2018), “Akuntansi adalah sistem yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi dalam laporan, dan berkomunikasi temuan kepada para pengambil keputusan”.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan dari komponen yang saling berkaitan satu sama lain yang bertindak untuk mengukur aktivitas bisnis serta mengolah data yang berkaitan dengan keuangan agar dapat menjadi acuan dalam membuat keputusan perusahaan.

Menurut (Lestari et al., 2020): Sistem informasi akuntasi memiliki tiga peran atau fungsi dalam mengolah data, yaitu:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari

Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan tersebut harus terus beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya disebut sebagai transaksi seperti pembelian, penyimpanan, proses produksi dan penjualan.

(6)

2. Mendukung proses pengambilan keputusan

Tujuan yang sama pentingnya dari SIA adalah untuk memberi informasi yang diperlukan dalam proses pengambil keputusan. Keputusan harus dibuat dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian aktivis perusahaan. Informasi yang tidak dapat diperoleh dari SIA tapi diperlukan dalam proses pengambilan keputusan biasanya berupa informasi kuantitatis yang tidak bersifat uang dan data kualitatif. Informasi ini dapat diperoleh bisa perusahaan menerapkan sistem informasi manajemen (SIM), karena SIM merupakan sistem informasi perusahaan keseluruhan sedangkan SIA merupakan bagian terbesar dari SIM tersebut dan informasi akuntansi yang dihasilkannya bersifat detail.

3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada pihak eksternal

Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab hukum. Salah satu tanggung jawab penting adalah keharusannya memberi informasi kepada pemakai yang berada diluar perusahaan atau stakeholder yang meliputi pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat kerja, analis keuangan, assosiasi industri, atau bahkan publik secara umum.

Karena setiap hari di dunia terdapat banyak perusahaan yang sedang menghadapi ambang kegagalan dan keberhasilan, adanya peran sistem informasi akuntansi diharapkan mampu membuat perusahaan melewati ambang kegagalan tersebut dengan mengevaluasi bisnisnya melalui hasil sistem informasi akuntansi yang disajikan secara efektif dan terstruktur. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi dapat dikatakan efektif dan terstruktur apabila memiliki nilai-nilai berikut, yaitu:

(7)

1. Akurat

Dibuat secara tepat sehingga menunjukkan hasil yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

2. Relevan

Output yang dihasilkan memiliki kaitan dengan kebutuhan perusahaan. Informasi akuntansi yang dibutuhkan adalah informasi yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan yang dibuat perusahaan di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.

3. Tepat waktu

Informasi akuntansi sudah harus tersedia saat perusahaan membutuhkan, supaya sebuah keputusan perusahaan dapat dilaksanakan pada waktu yang telah direncanakan.

4. Lengkap

Sebuah informasi akuntansi tidak dapat digunakan secara efektif apabila hanya mencakup sebagian, oleh karena itu harus disajikan secara lengkap.

2.1.5. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut Philip Kotler dalam (Karmila & Rusda, 2019), “Penjualan adalah proses ketika kebutuhan konsumen/pembeli dan keinginan penjual atau produsen terpenuhi melalui tukar menukar informasi dan kepentingan”. Sedangkan pengertian penjualan menurut Basu Swastha dalam (Susanti et al., 2017) yaitu, “Ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang akan dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain yang bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan”.

(8)

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan adalah sebuah kegiatan ekonomi yang melibatkan beberapa pihak untuk bertransaksi jual beli sebuah barang atau jasa dengan menggunakan alat pembayaran yang sah.

Tujuan utama penjualan pada umumnya adalah meraih keuntungan dari barang atau jasa yang dipasarkan. Semakin besar volume penjualan maka semakin besar juga potensi perusahaan untuk berkembang. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjualan adalah sumber hidup suatu perusahaan.

Secara umum penjualan dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Penjualan Tunai

Sistem dalam penjualan tunai adalah meletakkan pembayaran di awal transaksi, sehingga pembeli diwajibkan membayar pesanan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyerahan barang. Biasanya sebuah perusahaan tidak memberi jeda waktu lama untuk pembeli melakukan pembayaran karna dikhawatirkan dapat menghambat arus perputaran barang.

2. Penjualan Kredit

Sistem dalam penjualan kredit adalah meletakkan pembayaran di akhir transaksi yaitu setelah dilakukan penyerahan barang. Biasanya sebuah perusahaan akan memberi beban bunga kepada pembeli apabila terlambat membayar pesanan sesuai dengan jangka waktu jatuh tempo yang telah ditentukan. Adanya aturan beban bunga tersebut membuat laba yang dihasilkan lebih besar dari penjualan tunai.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan adalah sekumpulan dari komponen yang saling berkaitan satu sama lain yang bertindak untuk

(9)

mengukur aktivitas bisnis, mengolah data yang berkaitan dengan jual beli agar dapat menjadi acuan dalam membuat keputusan perusahaan.

2.1.6. Metode Waterfall

Menurut Rosa dan Shalahuddin dalam (Suryadi & Zulaikhah, 2019), metode waterfall adalah “metode yang menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan pendukung (support)”. Sedangkan menurut Nasution dalam (Rusmawan, 2019), “Waterfall merupakan salah satu metode pengembangan sistem informasi yang bersifat sistematis dan sekuensial, artinya setiap tahapan dalam metode ini dilakukan secara berurutan dan berkelanjutan”. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa waterfall adalah metode pengembangan informasi yang prosesnya diselesaikan secara bertahap sehingga harus menyelesaikan satu tahap terlebih dahulu untuk melangkah ke tahap berikutnya. Berikut adalah gambaran dari tahap pengembangan dalam metode waterfall:

Sumber: (Rusmawan, 2019)

Gambar II.1

(10)

Menurut (Yurindra, 2017): Karakteristik model waterfall yaitu:

1. Ketika semua persyaratan sudah dipahami dengan baik di awal pengembangan. 2. Definisi produk stabil dan tidak ada perubahan saat pengembangan untuk alasan

apapun seperti perubahan eksternal, perubahan tujuan, perubahan anggaran atau perubahan teknologi. Untuk itu, teknologi yang digunakan pun harus sudah dipahami dengan baik.

3. Menghasilkan produk baru, atau versi baru dari produk yang sudah ada. Sebenarnya, jika menghasilkan versi baru maka sudah masuk incremental development, yang setiap tahapnya sama dengan waterfall kemudian diulang-ulang.

4. Posting produk yang sudah ada ke dalam platform.

Dalam penggunaaan metode waterfall ada beberapa kelebihan yang bisa didapatkan, yaitu:

1. Proses pengerjaan teratur karna diselesaikan secara bertahap

2. Dengan adanya urutan yang pasti, jadwal target pengerjaan pun menjadi lebih jelas. Namun, metode waterfall pun juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Sulit melakukan perubahan di tengah proses pengembangan model sistem.

2. Apabila ditemukan kekurangan pada tahap sebelumnya, maka proses pengembangan pun harus dimulai kembali dari awal.

Untuk menghindari perubahan, user harus memberikan data dan prosedur di awal sebelum model sistem dikembangkan. Namun tidak jarang user lupa memberikan detail kebutuhan secara lengkap di awal sehingga meminta perubahan di tengah-tengah proses pengerjaan.

(11)

2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)

Dalam proses perancangan tentu diperlukan adanya peralatan yang dapat mendukung terbentuknya sistem yang diinginkan. Peralatan pendukung adalah alat yang digunakan penulis untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dalam bentuk simbol, lambang dan diagram.

2.2.1. Pengertian Unified Modeling Language (UML)

Menurut Rosa A. S. dan M. Shalahuddin dalam (Suhendar & Sarifah, 2017), “UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. dan dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP serta database MySQL”.

Sedangkan dalam (Heriyanto, 2018), “Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa pemodelan yang berbentuk grafis yang digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan suatu sistem perangkat lunak”.

Dari dua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified modeling language merupakan bahasa pemodelan berbentuk grafis yang digunakan untuk memvisualisasi, mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menspesifikasikan suatu perangkat lunak dalam pemrograman yang berorientasi pada objek.

Unified modeling language merepresentasikan sebuah permasalahan maupun solusi dari suatu model ke dalam bentuk diagram. Diagram-diagram tersebut dimasukkan ke dalam tiga kategori, yaitu:

(12)

Tabel II.1

Daftar Diagram Berdasarkan Kategorinya Unified Modeling Language Diagram

Structural Diagram Behavioral Diagram Interaction Diagram

Class Diagram Activity Diagram Timing Diagram

Object Diagram Use Case Diagram Sequence Diagram

Package Diagram State Machine Diagram Collaboration Diagram

Component Diagram Deployment Diagram

2.2.2. Pengertian Activity Diagram

Menurut Deni Mahdiana dalam (Wijasty et al., 2019), “Activity Diagram adalah salah satu cara untuk memodelkan event-event yang terjadi dalam suatu use case”. Kemudian, menurut Adi Nugroho dalam (Rusmawan, 2019), “Activity diagram digunakan untuk menampilkan rangkaian kegiatan, menunjukkan alur kerja dari suatu titik awal ke titik akhir keputusan, merinci banyak jalur yang ada dalam perkembangan peristiwa yang terkandung dalam kegiatan”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa activity diagram adalah suatu cara untuk memodelkan alur kerja dari suatu titik awal ke titik akhir keputusan yang terjadi dalam suatu use case. Dalam activity diagram terdapat tujuh elemen, yaitu:

a. Start Point b. End Point c. Activities d. Fork e. Join f. Decession

(13)

g. Swimlane

Sumber: (Setyaningsih et al., 2018)

Gambar II.2

Contoh Activity Diagram Penjualan Online 2.2.3. Pengertian Use Case Diagram

Menurut (Hendini, 2016), “Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk

(14)

mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut”.

Use case memiliki tiga komponen, yaitu: a. Sistem

b. Aktor c. Use case

Sumber: (Hendini, 2016)

Gambar II.3

(15)

2.2.4. Pengertian Deployment Diagram

Menurut (Rungta, 2019), “Deployment diagram adalah jenis diagram yang menentukan perangkat keras fisik yang akan dieksekusi oleh sistem perangkat lunak.” Sedangkan menurut (Nurdiansyah et al., 2018), ”Deployment diagram adalah diagram yang menggambarkan tata letak fisik sistem. Diagram ini disertakan untuk menjelaskan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar sistem dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan”.

Dari dua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa deployment diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan tata letak fisik sistem untuk menentukan hardware dan software yang dibutuhkan sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

Sumber: (Nurajizah & Febriyanta, 2017)

Gambar II.4

(16)

2.2.5. Pengertian Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Rosa & Shalahuddin dalam (Suryadi & Zulaikhah, 2019), ”Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model yang banyak digunakan dalam permodelan basis data, ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika”. Dapat dikatakan, entity relationship diagram adalah alat yang menggambarkan serta mengoordinasikan suatu model sistem berupa entitas-entitas.

Sumber: (Yulia, 2017)

Gambar II.5 Contoh ERD Penjualan

(17)

2.2.6. Pengertian Logical Record Structure (LRS)

Menurut Tabrani dalam (Kesuma et al., 2018), “LRS adalah Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dari tipe record”. Dapat dikatakan, Logical record structure adalah sebuah alat yang menggambarkan serta mengorganisasikan suatu model sistem berupa berupa tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas. Gambaran dari sebuah LRS bisa dilihat dari contoh berikut:

Sumber: (Yulia, 2017)

Gambar II.6

Contoh LRS Penjualan Toko 2.2.7. Pengertian Blackbox Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin dalam (Asrofi et al., 2019), “Blackbox Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”. Sehingga dapat diartikan bahwa blackbox testing adalah metode

(18)

pemeriksaan perangkat lunak yang diperlukan untuk mengevaluasi apakah tampilan dan fungsi sistem sudah berjalan dengan baik serta sudah sesuai dengan alur proses bisnis yang dibutuhkan oleh user. Tujuan utama dari metode blackbox testing adalah untuk mencari letak kekurangan atau kesalahan dari sistem tanpa perlu melihat struktur kode di dalamnya.

Gambar

Gambar II.1
Tabel II.1
Gambar II.2
Gambar II.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

” Proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan ”. Dari pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan pengertian

Jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web

Eysenck (dalam Hall dkk,.. 1985) mengemukakan ciri utama kepribadian ekstrovert adalah sebagai berikut: sifat yang keras hati, menuruti dorongan hati ketika

Sistem penyambungan yang umum digunakan pada struktur ruang adalali sambungan sistem Mero. Sambungan ini terdiri sebuah bola baja berulir dimana ujung batang rangka ruang

Berdasarkan jawaban dari responden dapat diinterpretasikan bahwa pihak- pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, semua stakeholder

Seperti pada gambar berikut, ketika para pemuda Jepang ingin menikah, mereka mempunyai beberapa masalah dan alasan yang menyebabkan tidak adanya keinginan menikah

Cara ilmiah berarti bahwa kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis, sehingga dengan cara yang ilmiah itu, akan

Penjualan merupakan salah satu kegiatan paling penting dalam setiap usaha terutama yang bergerak dibidang perdagangan. Untuk membantu dan mengawasi kegiatan penjualan maka