• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab 6 indeks harga dan inflasi1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "bab 6 indeks harga dan inflasi1"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 6

INDEKS HARGA DAN INFLASI

KOMPETENSI INTI

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR

4.3. Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep, faktor penyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian Indonesia)

(2)

Kata Kunci:

1. Kebijakan fiskal 2. Kebijakan moneter 3. Inflasi

4. Angka indek 5. Demand full inflation 6. Cost push inflation 7. imported inflation 8. Inflasi dalam negeri 9. Deflasi

10. Devaluasi 11. Depresiasi 12. Apresiasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan dapat:

 Mendeskripsikan indeks harga terkait dengan jenisnya serta menguasai metode perhitungannya

 Menghitung indek harga dengan berbagai macam metode  Mendeskripsikan inflasi serta mengetahui jenis-jenis inflasi  Membedakan teori-teori inflasi dari berbagai sudut pandang

 Mendeskripsikan perbedaan deflasi, devaluasi, depresi, apresiasi, dan revaluasi dan hubungannya dengan inflasi

 Mendiskripsikan dampak inflasi terhadap perekonomian

PENDAHULUAN

Kenaikan harga barang-barang secara umum hampir terjadi di sepanjang tahun, terutama pada saat menjelang hari raya idul fitri. Sering kali ibu-ibu rumah tangga menjerit karena naiknya harga barang-barang kebutuhan sehari-hari. Kenaikan harga barang tersebut merupakan gejala adanya inflasi.

Coba anda amati gambar dan ilustrasi di atas adalah kondisi/suasana pasar tradisional menjelang lebaran. Setelah mengamati berilah suatu simpulan atau diskripsi menurut anda apa yang terpikir oleh anda jika dikaitkan masalah harga sembako. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang akan muncul dari diri anda dari hasil pengamatan gambar tersebut ?. Dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari diri anda cobalah

(3)

anda jawab menurut anda sendiri.Jika anda ingin lebih mengetahui tentang masalah tersebut pelajarilah pengembangan konsep berikut ini!

PENGEMBANGAN KONSEP

Pada kurun waktu 1996-2001, Indonesia mengalami goncangan ekonomi dahsyat yang sering disebut dengan krisis ekonomi. Seluruh bangunan perekonomian yang dimiliki Indonesia terguncang hebat. Lembaga keuangan banyak yang bangkrut, produksi nasional turun, dan harga terus membumbung tinggi. Krisis ekonomi Yang terjadi dapat diukur dan dianalisa dari indek harga maupun menurut inflasi dari nilai uang, dengan demikian dapat diambil kebijakan agar krisis ekonomi terkait dapat ditanggulangi.

Pada kesempatan kali ini kita akan memfokuskan diri pada inflasi. Akan tetapi, sebelum masuk pada inflasi, pembahasan akan diawali dengan indeks harga, karena indeks harga merupakan salah satu dasar perhitungan yang digunakan untuk menentukan inflasi suatu negara.

Pada bab ini akan dibahas mengenai indek harga dari berbagai metode, inflasi, deflasi, devaluasi, revaluasi, depresiasi, dan apresiasi

A. INDEKS HARGA

(4)

indeks harga untuk mengukur perubahan harga, indeks produksi untuk mengetahui perubahan kegiatan produksi, indeks biaya hidup untuk mengukur tingkat inflasi, dan sebagainya.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan angka indeks? Sejauh manakah pentingnya angka indeks? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada bab ini kita akan membahas secara lebih rinci mengenai pengertian, peranan, jenis, serta cara penyusunan angka indeks. Pembahasan akan lebih dikhususkan pada angka indeks yang paling banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah, masyarakat umum, dan pengusaha, yaitu indeks harga.

Gambar : 6.1.

1. Pengertian Indeks Harga

Penyusunan angka indeks bukanlah inovasi terbaru. Pada tahun 1764, seorang warga negara Italia bernama G. R. Carli telah dianggap sebagai orang pertama yang melaporkan angka indeks. Angka-angka indeks yang disusunnya tersebut digabungkan dalam laporan yang dibuatnya mengenai fluktuasi harga di Eropa pada tahun 1500 sampai 1750. Saat ini, berbagai pihak seperti organisasi, lembaga, perusahaan, pemerintahan maupun individu, selalu terlibat dalam pembuatan atau paling tidak pemantauan dan analisis angka-angka indeks tertentu. Telah disinggung bahwa tujuan pembuatan angka indeks salah satunya adalah untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam periode waktu yang berlainan. Angka indeks dapat mengukur perubahan relatif berbagai hal, mulai dari harga, kuantitas, nilai, atau hal-hal lainnya yang menjadi pusat perhatian. Secara umum, tiga perubahan sebagai berikut dapat dianalisa dengan menggunakan angka indeks.

a. Sekumpulan atau sederetan nilai sebuah karakteristik dalam waktu yang bersamaan dan tempat yang bersamaan. Sebagai contoh, harga beras di suatu kota selama tahun 2.008 sampai dengan tahun 2012, penjualan makanan ringan di sebuah swalayan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

Gambar suasana kerusuhan dan pembakaran mall di Klender

(5)

b. Dua buah atau Iebih karakteristik pada tempat dan waktu yang sama. Sebagai contoh, pertambahan penduduk dibandingkan dengan pertambahan panen padi selama tahun 2006 sampai dengan 2010.

c. Nilai sebuah karakteristik di beberapa tempat yang berlainan pada waktu yang sama. Sebagai contoh, biaya hidup seharihari di kota Jakarta dibandingkan dengan biaya hidup seharihari di kota Surabaya pada tahun 2012.

Secara ringkas dapat kita katakan bahwa angka indeks adalah sebuah rasio yang umumnya dinyatakan dalam persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu atau lokasi tertentu relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi lainnya. Melalui angka indeks, perbandingan data-data yang tidak serupa dapat lebih mudah untuk dilakukan. Indeks juga memudahkan kita dalam membaca perubahan dalam data karena indeks dibuat dalam persen. Dengan demikian, perubahan yang terlihat besar secara absolut, akan lebih mudah untuk dipahami dan dibaca.

Gambar : 6.2.

2. Penyusunan Angka Indeks

Dalam menentukan angka indek tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. Tetapi banyak sekali hal-hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan angka indek. Hal ini agar dapat diperoleh hasil perhitungan angka indek yang baik dan benar. Beberapa persoalan penting dan perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tujuan.

Penentuan tujuan ini sangat erat kaitannya dengan data yang akan dikumpulkan, sebab jika tujuan penyusunan angka indek tidak dirumuskan secara jelas akan terdapat kesulitan dalam mengumpulkan data. Misalnya seorang manajer penjualan akan menghitung indek penjualan barang dalam rangka mengetahui pola gerak musim, maka data tahunan yang dikumpulkan tidak akan berguna karena yang diperlukan adalah data kuartalan atau bulanan atau musiman.

Gambar gedung Badan Pusat Statistik

(6)

b. Menentukan jenis barang / jasa.

Sampel atau populasi barang yang akan diambil datanya harus jelas. Misalnya bila akan menghitung angka indek sembilan kebutuhan pokok, maka hanya akan mengambil sampel terbatas pada barang sembilan kebutuhan pokok saja, sedangkan barang di luar sembilan kebutuhan pokok tidak perlu dikumpulkan.

c. Memilih sumber data.

Agar tujuan perhitungan angka indek dapat tercapai, maka data yang digunakan harus mempunyai sumber yang sama dan akurat. Misalnya data tentang pengangguran yang dihimpun oleh Departemen Tenaga Kerja dan yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik akan berbeda, karena mempunyai kepentingan yang berbeda. Metode yang digunakan oleh Departemen Tenaga Kerja adalah metode pasif, yaitu berdasarkan data pencari kerja di departemennya, sedangkan metode yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik adalah metode aktif, yaitu berdasarkan hasil sensus. Oleh karena itu dalam penentuan sumber data harus konsisten dan akurat.

Gambar : 6.3.

d. Memilih tahun dasar.

Tahun dasar (base year) adalah tahun yang digunakan sebagai dasar perhitungan perkembangan-perkembangan tahun berikutnya dan diberi nilai 100. Dalam penentuan tahun dasar harus diperhatikan faktor-faktor berikut :

1) Tahun dasar hendaknya dipilih keadaan yang normal atau keadaan ekonomi yang stabil sehingga tidak dalam kondisi inflasi atau deflasi yang cukup tinggi.

2) Tahun dasar hendaknya dipilih sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dengan tahun yang akan dibandingkan (jangan lebih dari 10 tahun).

e. Memilih faktor penimbang.

Dalam memilih faktor penimbang harus diperhatikan berdasarkan urutan penting atau tidaknya suatu barang atau juga dengan kuantitas dari barang tersebut.

(7)

f. Memilih metode.

Dalam memilih metode untuk menghitung angka indek juga harus diperhatikan agar tujuan perhitungan angka indek dapat tercapai.

3. Jenis Indeks Harga

Jika kita bicara masalah indek harga maka tidak terlepas dari berbagai masalah disekitar kehidupan kita, seperti kenaikan harga barang-barang kebutuhan ataupun tingkat kemakmuran masyarakat dan sebagainya. Berikut adalah beberapa jenis indeks harga sebagaimana dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

a. Indeks Harga Konsumen.

Seperti terkandung dalam namanya, indeks harga konsumen mengukur perubahan harga sekelompok besar barang konsumsi yang dibeli konsumen. Di Amerika Serikat, lndeks Harga Konsumen (IHK) berisi 400 jenis produk, termasuk bola golf, hamburger, jasa pemakaman, atau pun biaya dokter gigi.

TABEL 6.1. INFLASI DI 10 KOTA SUMATRA

No Kota IHK Maret 2013 Inflasi (%)

1 Pangkal Pinang 155,12 1,70

2 Bandar Lampung 151,33 0,97

3 Palembang 136,39 0,85

4 Bengkulu 146,06 0,72

5 Lhokseumawe 138,90 0,46

6 Medan 138,46 0,42

7 Padang 143,42 0,34

8 Pematang Siantar 144,00 0,30

9 Jambi 142,02 0,10

10 Pekan Baru 137,18 0,04

11 Dumai 140,61 - 0,01

12 Banda Aceh 128,96 - 0,12

13 Sibolga 145,86 - 0,18

14 Batam 129,37 - 0,27

15 Padang Sidempuan 138,50 - 0,50

16 Tanjung Pinang 137,43 - 0,87

sumber: BPS

Sementara di Indonesia, menurut buku Statistik Indonesia yang dikeluarkan BPS pada tahun 2013 untuk 16 kota di pulau Sumatera, 10 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang yaitu sebesar 1,70% seperti terlihat dalam tabel 6.1 di atas.

(8)

Pada indeks harga perdagangan besar (IHPB) harga yang dipergunakan adalah harga produsen. Indeks itu berguna untuk mengukur perubahan harga selama dua periode, bukan perubahan kualitas, kuantitas, atau penjualan. Barang-barang yang diukur dengan indeks harga perdagangan besar adalah bahan mentah dan barang jadi yang diperjualbelikan di pasar primer. Jenis barang-barang yang dipergunakan dalam IHPB harus diklasifikasikan ke dalam sektor-sektor tertentu yang dapat dibagi lagi ke dalam subsektor sebagai berikut.

1) Sektor pertanian dengan subsektor bahan makanan, tanaman perdagangan, kehutanan, perikanan, peternakan dan perkayuan

2) Sektor pertambangan dan galian dengan subsektor batubara, aspal, pasir, batu kali, dan kerikil.

3) Sektor industri dengan subsektor tekstil, pakaian jadi, barang-barang dan kulit, makanan, minuman, kertas, barang cetakan, karet, dan plastik. Badan Pusat Statistik (BPS) biasanya menerbitkan laporan indeks harga perdagangan besar di sektor barang-barang ekspor, barang-barang impor, dan bahan bangunan secara berkala.

Gambar 6.4

c. Indeks Harga yang Dibayar dan Diterima Petani.

lndeks harga yang dibayar dan diterima petani merupakan indeks harga barangbarang yang dibeli dan dibayar oleh petani, baik untuk proses produksi maupun untuk biaya hidupnya. Jika dalam indeks harga itu ikut dihitung pajak, gaji buruh tani, dan bunga hipotik yang dibayar oleh para petani, maka indeks harga yang diperoleh disebut indeks paritas. Indeks harga yang diterima petani meliputi pendapatan yang diterima petani, sebesar 95% dari seluruh penerimaan dalam bentuk uang hasil penjualan produk agrarianya.

Pada indeks harga yang dibayar petani ada dua kategori penting: (1) indeks pembelanjaan untuk konsumsi rumah tangga dan; (2) indeks pembelanjaan untuk produksi. Indeks harga yang dibayar petani digunakan untuk mengukur perubahan harga dan dipengaruhi oleh perubahan kualitas barang-barang yang disimpan oleh para pedagang. Perbandingan antara indeks harga yang diterima dan dibayar petani

(9)

disebut sebagai Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan salah satu indikator yang secara tidak langsung dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan petani.

Gambar : 6.5

4. Jenis Angka Indek.

Angka indek sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, hampir semua aspek kehidupan akan dilihat tingkat perkembangannya. Dari angka indek tersebutlah kita bisa melihat tingkat perkembangannya. Angka indek dalam ilmu ekonomi dapat dibedakan antara lain menjadi angka indek harga, jumlah dan nilai.

a. Angka Indek Harga (Price Index).

Angka indek harga adalah angka indek yang menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke periode lainnya. Angka indek harga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Pon = angka indek harga pada tahun n ∑ = jumlah

Pn = harga tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Po = harga tahun dasar.

Contoh:

TABEL 6.2. Harga sembilan kebutuhan pokok

Jenis Barang Harga Tahun 2010

(Po) HargaTahun 2011(Pn)

Beras Rp.7.700,-

Rp.8.200,-Terigu Rp.6.500,-

Rp.7.500,-Gula pasir Rp.12.500,-

Rp.13.500,-Minyak goreng Rp.9.000,-

Rp.10.000,-Garam Rp.3.000,-

Rp.4.000,-Susu Rp.25.000,-

Rp.27.500,-Daging Rp.60.000,-

Rp.65.000,-Telur Rp.12.000,-

Rp.13.500,-∑Pn

Pon = --- X 100 % ∑Po

(10)

Ikan asin Rp.28.000,-

Rp.30.000,-Jumlah ∑Po = Rp.163.700,- ∑Pn =

Rp.179.200,-Jika tahun 2010 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2010 adalah 100, sedangkan angka indek tahun 2011 secara agregatif dapat dicari sebagai berikut :

∑Pn Pon = --- X 100 %

∑Po

Rp.

179.200,-Pon = --- X 100 %

Rp.163.700,-Pon = 109,468 % = 109,47 %

b. Angka Indek Jumlah ( Quantyty Index )

Angka indek jumlah adalah angka indek yang menunjukkan perubahan jumlah dari satu periode ke periode lainnya. Angka indek jumlah dapaat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Qon = angka indek jumlah tahun n ∑ = jumlah

Qn = Quantitas tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Qo = Quantitas tahun dasar.

∑Qn

(11)

Contoh : Produksi Kain

Jenis Kain Tahun 2010

(Qo) Tahun 2011(Qn)

A 60.000 m 80.500 m

B 55.000 m 50.000 m

C 28.000 m 32.000 m

∑ Qo = 143.000 ∑ Qn = 162.500

Angka indek jumlah tahun 2010 sebagai tahun dasar diberi angka 100, sedangkan angka indek jumlah tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut :

∑Qn

Qon = --- X 100 % ∑Qo

162.500

Qon = --- X 100 % 143.000

Qon = 113,64 %

c. Angka Indek Nilai ( Value Index )

Angka indek nilai adalah angka indek yang menunjukkan perubahan nilai uang dari suatu periode ke periode lainnya. Angka indek nilai dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Von = angka indek nilai tahun n ∑ = jumlah

Vn = nilai tahun n tahun yang akan dihitung indeknya yang besarnya (Pn x Qn)

Vo = nilai tahun dasar yang besarnya ( Po x Qn). ∑Vn

(12)

Contoh :

Jenis Uang Harga Quantitas Vo

Po x Qn Pn x QnVn 2010 (Po) 2011 (Pn) 2010 (Qo) 2011

(Qn)

Dollar US 9.200 9.500 2 4 32.800 36.000

Yen 300 320 2 4 1.200 1.280

34.000 37.280 ∑ Po x Qn ∑ Pn x Qn Angka indek nilai tahun 2010 sebagai tahun dasar diberi angka 100, sedangkan angka indek nilai tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut :

∑Vn

V on = --- X 100 % ∑Vo

37.280

Von = --- X 100 % 34.000

Von = 109,65 %

Gambar 6.6

5. Metode Perhitungan Angka Indek.

Metode perhitungan angka indek bisa dibedakan menjadi dua yaitu indek harga tidak tertimbang dan indek harga tertimbang. Indek harga tertimbang masih dapat beda-bedakan lagi menjadi tertimbang secara subyektif dan tertimbang secara obyektif.

TUGAS KELOMPOK

Pergilah bersama kelompok anda ke Bursa Efek jakarta (BEJ) kumpulkan data indek harga saham gabungan, serta buatlah laporannya untuk diserahkan ke gurumu !

Gambar Gedung BEI

(13)

Untuk mencari besarnya indek harga tidak tertimbang adalah dengan cara membandingkan jumlah harga yang ingin dicari angka indeknya dengan jumlah harga yang dianggap sebagai tahun dasar lalu dikalikan dengan 100 %. Perhitungan angka indek ini sering disebut angka indek sederhana secara agregatif. Kata agregatif berarti keseluruhan atau jumlah sehingga cara ini hanya dapat digunakan untuk mengukur angka indek untuk beberapa jenis barang. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Ion = angka indek harga pada tahun n ∑ = jumlah

Pn = harga tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Po = harga tahun dasar.

Contoh :

TABEL 6.3. Sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2010 dan 2011

Jenis Barang Harga Tahun 2010

(Po) HargaTahun 2011(Pn)

Jumlah ∑Po = Rp.163.700,- ∑Pn =

Rp.179.200,-Jika tahun 2010 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100, sedangkan angka indek tahun 2011 secara agregatif dapat dicari sebagai berikut :

(14)

Ion = --- X 100 %

Rp.163.700,-Ion = 109,468 % = 109,47 %

b. Indek Harga Tertimbang.

Perhitungan angka indek tertimbang selain memperhatikan tahun dasar (Po) dan tahun yang dicari indeknya (Pn), juga harus mempertimbangkan faktor penimbangnya (weight). Dalam menentukan faktor penimbang(W) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Faktor penimbang secara subyektif.

Faktor penimbang secara subyektif penentuannya berdasarkan ukuran penting atau tidaknya suatu variabel. Variabel yang dianggap sangat penting diberikan faktor penimbang yang paling besar, sedangkan variabel yang dianggap kurang penting diberikan faktor penimbang yang lebih kecil.

2) Faktor penimbang secara obyektif.

Faktor penimbang obyektif penentuannya berdasarkan jumlah variabel yang bersangkutan, misalnya barang konsumsi akan dihitung berdasarkan jumlah yang dikonsumsi oleh masyarakat

Ada beberapa metode / cara dalam perhitungan angka indek tertimbang diantaranya :

a) Angka Indek Tertimbang Secara Agregatif (Sederhana).

TUGAS MANDIRI

Data

Jenis Barang Harga

2011 2012

A Rp.800,-

Rp.850,-B Rp.1.300,-

Rp.1.250,-C Rp.960,-

Rp.1.000,-D Rp.450,-

Rp.480,-E Rp.2.100,-

(15)

Dalam menghitung angka indek tertimbang secara agregatif (sederhana) dapat dilakukan dengan rumus :

Keterangan :

Ion = angka indek harga pada tahun n ∑ = jumlah

Pn = harga tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Po = harga tahun dasar.

W = faktor penimbang Contoh :

Perkembangan harga sembilan kebutuhan pokok dengan faktor penimbang (W ) secara secara subyektif tahun 2010 dan 2011 di Jakarta

Contoh:

TABEL 6.4. Harga sembilan kebutuhan pokok

Jenis Barang Harga Weight

(W) 2010 (Po) 2011 (Pn)

Beras Rp.7.700,- Rp.8.200,- 20

Terigu Rp.6.500,- Rp.7.500,- 14

Gula pasir Rp.12.500,- Rp.13.500,- 16

Minyak goreng Rp.9.000,- Rp.10.000,- 15

Garam Rp.3.000,- Rp.4.000,- 19

Susu Rp.25.000,- Rp.27.500,- 8

Daging Rp.60.000,- Rp.65.000,- 10

Telur Rp.12.000,- Rp.13.500,- 12

Ikan asin Rp.28.000,- Rp.30.000,- 6

Jumlah ∑Po = Rp.163.700,- ∑Pn =

Rp.179.200,-∑W= 120

Untuk menghitung angka indek tertimbang secara agregatif dilakukan dengan menggunakan contoh tabel berikut :

TABEL 6. 5. Indek Harga Tertimbang Agregatif

Jenis Barang Harga Weight Harga Tertimbang

∑Pn x W

(16)

(W)

2010 (Po) 2011 (Pn) Po x W Pn x W

Beras Rp .7.700 Rp. 8.200 20 Rp.154.000 Rp.164.000

Terigu Rp. 6.500 Rp. 7.500 14 Rp. 91.000 Rp.105.000

Gula pasir Rp.12.500 Rp.13.500 16 Rp.200.000 Rp.216.000

Minyak goreng Rp. 9.000 Rp.10.000 15 Rp.135.000 Rp.150.000

Garam Rp. 3.000 Rp .4.000 19 Rp. 57.000 Rp. 76.000

Susu Rp.25.000 Rp.27.500 8 Rp.200.000 Rp.220.000

Daging Rp.60.000 Rp.65.000 10 Rp.600.000 Rp.650.000

Telur Rp.12.000 Rp.13.500 10 Rp.120.000 Rp.135.000

Ikan asin Rp.28.000 Rp.30.000 6 Rp.168.000 Rp.180.000

Jumlah Rp.163.700

Jika tahun 2010 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2010 adalah 100, sedangkan angka indek tertimbang secara agregatif tahun 2011 dapat dicari tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 9,91 % dibandingkan tahun dasar 2010

Gambar : 6.7.

Gambar kondisi pasar tradisional menjelang hari raya idhul fitri

(17)

b) Angka Indek Laspeyres.

Perhitungan angka indek Laspeyres (IL) merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan quantitas (Q) dengan menggunakan jumlah tahun dasar (Qo). Angka indek Laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

IL = angka indek Laspeyres ∑ = jumlah

Pn = harga tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Po = harga tahun dasar.

Qo = Quantitas tahun dasar.

Contoh :

Perkembangan harga sembilan kebutuhan pokok dengan faktor penimbang (W ) secara secara obyektif tahun 2011 dan 2012 di Jakarta

TABEL 6.6 TABEL HARGA SEMBILAN KEBUTUHAN POKOK

∑Pn xQo

IL = --- ---X 100 % ∑Po x Qo

TUGAS MANDIRI

Data

Jenis Barang Harga Weight

2011 2012

A Rp.4.500,- Rp.4.600,- 9

B Rp.3.800,- Rp.3.500,- 4

C Rp.9.200,- Rp.10.000,- 6

D Rp.6.400,- Rp.7.200,- 8

E Rp.7.000,- Rp.6.800,- 5

(18)

Jenis Barang

Harga (Rp.) Kuantitas (Kg) Po x Qo 2011

Beras Rp7.700 Rp8.200 90 98 693.000 738.000

Terigu Rp6.500 Rp7.500 10 11 65.000 75.000

Gula pasir Rp12.500 Rp13.500 25 28 312.500 337.500

Minyak goreng

Rp9.000 Rp10.000 16 18 144.000 160.000

Garam Rp3.000 Rp4.000 7 7,5 21.000 28.000

Susu Rp25.000 Rp27.500 12 14 300.000 330.000

Daging Rp60.000 Rp65.000 24 28 1.440.000 1.560.000

Telur Rp12.000 Rp13.500 56 62 672.000 756.000

Ikan asin Rp28.000 Rp30.000 11 13 308.000 330.000

Jumlah Rp.163.700

Jika tahun 2011 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2011 adalah 100, sedangkan angka indek Laspeyres tahun 2012 dapat dicari sebagai berikut :

∑Pn x Qo

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 7,98 % dibandingkan tahun dasar 2011 c) Angka Indek Paasche.

(19)

Keterangan :

IP = angka indek Paasche ∑ = jumlah

Pn = harga tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Po = harga tahun dasar.

Qn = Quantitas tahun n yang dicari indeknya.

Contoh :

Perkembangan harga barang sembilan kebutuhan pokok dengan faktor penimbang (W ) secara secara obyektif tahun 2011 dan 2012 di Jakarta terlihat dalam tabel contoh di bawah ini.

TABEL 6.7 HARGA BARANG SEMBILAN KEBUTUHAN POKOK

Jenis Barang

Harga (Rp.) Kuantitas (Kg) Po x Qn 2011

Beras Rp7.700 Rp8.200 90 98 754.600 803.600

Terigu Rp6.500 Rp 7.500 10 11 71.500 82.500

Gula pasir Rp12.500 Rp13.500 25 28 350.000 378.000

Minyak goreng Rp9.000 Rp10.000 16 18 162.000 180.000

Garam Rp3.000 Rp4.000 7 7,5 22.500 30.000

Susu Rp25.000 Rp27.500 12 14 350.000 385.000

Daging Rp60.000 Rp65.000 24 28 1.680.000 1.820.000

Telur Rp12.000 Rp13.500 56 62 744.000 837.000

Ikan asin Rp28.000 Rp30.000 11 13 364.000 390.000

Jumlah Rp163.700

Jika tahun 2011 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2011 adalah 100, sedangkan angka indek Paasche tahun 2012 dapat dicari sebagai berikut :

∑Pn x Qn

IP = --- X 100 % ∑Po x Qn

(20)

IP = --- X 100 % 4.498.600

IP = 109,058 % = 109,06 %

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga barang sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 9,06 % dibandingkan tahun dasar 2011 d) Angka Indek Dorbish dan Bowley.

Dorbish dan Bowley dalam menghitung angka indek menggabungkan antara angka indek Laspeyres dengan angka indek Paasche dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

I on = Angka indek tahun n menurut Dorbish dan Bowley. IL = Angka indek Laspeyres.

IP = Angka indek Paasche

Berdasarkan contoh perhitungan angka indek Laspeyres dan angka indek Paasche di atas maka dapat dihitung angka indek menurut Dorbish dan Bowley sebagai berikut :

IL + IP I on =

2

107,98 % + 109,06 % I on =

2 I on = 108,52 %

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 8,52 % dibandingkan tahun dasar 2012

IL + IP I on =

(21)

e) Angka Indek Marshall dan Edgeworth.

Jika Laspeyres menggunakan faktor penimbang Qo dan Paasche menggunakan faktor penimbang Qn, maka Marshall dan Edgeworth menggabungkan kedua faktor penimbang tersebut. Angka Indek Marshall dan Edgeworth dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

I on = angka indek Paasche ∑ = jumlah

Pn = harga tahun n tahun yang akan dihitung indeknya. Po = harga tahun dasar.

Qn = kuantitas tahun n yang dicari indeknya. Qo = kuantitas tahun dasar

Perkembangan harga sembilan kebutuhan pokok dengan faktor penimbang (W) secara secara obyektif tahun 2011 dan 2012 di Jakarta terlihat dalam tabel contoh di bawah ini.

TABEL 6.8. HARGA SEMBILAN KEBUTUHAN POKOK

Jenis Barang

Harga (Rp.) Kuantitas (Kg) Qo +

Qn Po(Qo+Qn) Pn(Qo+Qn) 2011 (Po) 2012 (Pn) 2011

(Qo) 2012(Qn)

Beras Rp 7.700 Rp8.200 90 98 188 1.447.600 1.541.600

Terigu Rp6.500 Rp7.500 10 11 21 136.500 157.500

Gula

pasir Rp12.500 Rp13.500 25 28 53 662.500 715.500

Minyak

goreng Rp9.000 Rp10.000 16 18 34 306.000 340.000

Garam Rp3.000 Rp4.000 7 7,5 14,5 43.500 58.000

Susu Rp25.000 Rp27.500 12 14 26 650.000 715.000

Daging Rp60.000 Rp65.000 24 28 52 3.120.000 3.380.000

Telur Rp12.000 Rp13.500 56 62 118 1.416.000 1.593.000

Ikan

asin Rp28.000 Rp30.000 11 13 24 672.000 720.000

∑Pn x ( Qo + Qn )

(22)

Jumlah Rp163.70 Jika tahun 2011 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2011 adalah 100, sedangkan angka indek Marshall dan Edgeworth tahun 2012 dapat dicari sebagai berikut :

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 9,23 % dibandingkan tahun dasar 2011

f) Angka Indek Irving Fisher.

Angka Indek Irving Fisher dicari dengan mengakarkan perkalian angka indek Laspeyres dan angka indek paasche. Dengan demikian angka indek ideal Irving Fisher dapat dihitung dengan rumus :

Berdasarkan contoh perhitungan angka indek Laspeyres dan angka indek Paasche di atas maka dapat dihitung angka indek menurut Irving Fisher sebagai berikut :

(23)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 8,79 % dibandingkan tahun dasar 2011

g) Angka Indek Upah Riil.

Dalam menghitung angka indek upah riil harus mengetahui indek haga barang konsumsi terlebih dahulu. Indek harga barang konsumsi yang dipergunakan dapat secara regional maupun nasional. Angka indek upah riil dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Contoh :

Pak Muhammad Zein di Jakarta seorang karyawan yang punya penghasilan bersih Rp.1.870.000,- sebulan. Jika di jakarta besarnya angka indek harga barang konsumsi sebesar 120 % maka besarnya upah riil pak Muhammad Zein sebulan dapat dihitung sebagai berikut :

A Rp.6.200,- Rp.6.700,- 40 39

B Rp.4.500,- Rp.4.300,- 30 38

C Rp.8.400,- Rp.9.000,- 60 70

D Rp.2.400,- Rp.2.500,- 20 22

E Rp.7.200,- Rp.7.000,- 51 60

Berdasarkan data di atas hitunglah indek harga dengan metode : a. Laspeyres.

b. Paasche

(24)

Rp.1.870.000

Indek upah riil = --- x 100 % 120

Indek upah riil = Rp.1.558.333,33 h) Angka Indek Berantai.

Angka indek berantai adalah angka indek yang hasil perhitungannya diperoleh atau dilakukan dengan cara membandingkan angka indek yang berada di atas atau di bawahnya. Sesuai dengan namanya angka indek berantai, maka angka indek ini dihitung secara berantai. Jadi berbeda hitungannya dengan angka indek biasanya yang menggunakan tahun dasar sebagai tahun pembanding.

Contoh:

Perkembangan harga suatu barang selama 3 tahun berturut-turut sebagai berikut :

Contoh:

TABEL 6.9. HARGA SUATU BARANG SELAMA TIGA TAHUN BERTURUT-TURUT

Jenis Barang Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

A Rp.4.000 Rp.4.300 Rp.4.900

B Rp.4.800 Rp.5.300 Rp.5.500

C Rp.5.000 Rp.6.000 Rp.6.100

Jumlah Rp.13.800 Rp.15.600 Rp.16.500

Berdasarkan tabel di atas maka dapat kita hitung angka indek masing-masing tahun dengan menetapkan tahun 2010 angka indeknya 100.

(1) Angka indek tahun 2011 Rp.15.600

--- x 100 % = 113,04 % Rp.13.800

(25)

Rp.16.500

--- x 100 % = 105,77 % Rp.15.600

B. INFLASI.

1. Pengertian Inflasi

Pada semester satu, telah diperkenalkan konsep arus uang dan arus barang. Secara sederhana, arus uang dan arus barang bisa dikatakan seperti ini. Arus barang mengalir dari hasil produksi perusahaan ke pasar barang dan bertemu dengan arus uang yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen. Pada keadaan seimbang, maka penawaran hasil produksi sama dengan permintaannya. Di sinilah harga tercipta. Begitu pula dengan uang yang tersedia di masyarakat (uang beredar), jumlahnya tepat sesuai untuk melayani kebutuhan ekonomi masyarakat. Jika arus uang dan barang berada dalam keseimbangan, maka harga-harga akan stabil.

Apabila terjadi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan barang serta arus uang, maka harga-harga akan berubah. Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik. Inflasi dengan demikian dapat dikatakan sebagai naiknya harga-harga yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang, atau turunnya nilai uang jika dibandingkan nilai atau harga barang-barang secara umum.

Gambar: 6.8

Lalu harga manakah yang akan dipakai? Harga-harga sebagaimana dimaksud di sini adalah tingkat harga umum, atau dengan kata lain, rata-rata tertimbang dari harga-Gambar diambil dari grafik 8.3 halaman 67 buku laporan bulanan Data Sosial Ekonomi BPS Keterangan gambar:Inflasi Pedesaan Februari 2011 – Februari 2013

TUGAS MANDIRI

1. Pak H. Murdani seorang pegawai negeri di DIY mempunyai penghasilan bersih Rp.1.850.000,- sebulan, jika diketahui indek harga konsumen di kota Jogya 115 % maka hitunglah upah riil pak H. Murdani sebulan

(26)

harga barang dan jasa dalam perekonomian. Tingkat harga umum biasanya diperlihatkan oleh angka indeks harga. Terdapat beberapa jenis indeks harga sebagaimana dikenal orang. Namun, angka indeks yang biasa dipakai untuk mengukur tingkat inflasi adalah IHK (Indeks Harga Konsumen). IHK adalah indeks harga dari barang-barang yang selalu dipakai oleh konsumen . Selain itu, IHK merupakan gabungan dari beberapa indeks, antara lain indeks makanan, indeks sandang, dan indeks perumahan. Itulah mengapa dengan menggunakan IHK akan diketahui pula sumber inflasi mana yang lebih dominan dalam menentukan besarnya inflasi yang terjadi.

Gambar : 6.9

2. Jenis-Jenis Inflasi

Dalam membedakan jenis-jenis inflasi ada beberapa sudut tinjauan sehingga dalam membedakan jenis inflasi lebih fokus lagi.

Inflasi bisa ditinjau dari tiga segi: (1) tingkat keparahan; (2) penyebab; dan (3) asalnya. a. Tingkat Keparahan Inflasi, berdasarkan tingkat keparahannya, dibedakan atas

beberapa macam sebagai berikut.

1) Inflasi Ringan. Besar inflasi ringan berada di bawah 10% per tahun.

2) Inflasi Sedang. Inflasi sedang berada pada kisaran antara 10 – 30% per tahun. 3) Inflasi Berat. Inflasi berat memiliki besaran antara 30 – 100% per tahun. 4) Hiper inflasi jika besaran inflasinya di atas 100 % per tahun.

Bagaimana dengan kasus Indonesia?

Secara tahunan atau jangka panjang, inflasi di Indonesia cenderung mengalami kenaikaan. Pada tahun 2011 bulan September sebesar 4.61 %, dan kemudian pada bulan April 2013 menjadi 5.57. Perhatikan perkembangan inflasi Indonesia setiap bulannya dari bulan September 2011 sampai dengan bulan April 2013 sebagai berikut

TABEL 6.10. INFLASI DI INDONESIA

Gambar sidang kabinet terbatas bidang ekuin

(27)
(28)

September 2011 4.61 %

Sumber Perhitungan inflasi Bank Indonesia

Jika kita amati tingkat inflasi di negara tercinta ini mengalami kenaikkan dari tahun 2012 rata-rata sebesar 4,28 % dan tahun 2013 sampai dengan bulan April rata-rata sebesar 5,34 %.

b. Penyebab Terjadinya Inflasi

Inflasi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua macam: (1) demand pull-inflation dan (2) cost push inflation. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut untuk masingmasing inflasi tersebut.

(29)

yang berubah dari D1 ke D2 hal ini disebabkan adanya kenaikan permintaan terhadap barang atau jasa sehingga mengakibatkan kenaikan harga barang atau jasa

PERAGA 6.1 Grfik Inflasi karena kelebihan Permintaan

permintaan (demand full inflation)

2). Cost-Push Inflation Inflation. Kenaikan biaya produksi ( cost-push) mengakibatkan harga barang-barang yang ditawarkan akan naik. Pada akhirnya, harga ekuilibrium menjadi naik. Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi dari bahan-bahan baku sering disebut dengan price-push inflation. Sementara bila disebabkan oleh kenaikan upah atau gaji disebut wage push inflation

PERAGA 6.2 GRAFIK INFLASI KARENA KENAIKAN BIAYA PRODUKSI

Inflasi karena kenaikan biaya produksi (cost push inflation)

(30)

Meskipun pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga, kedua penyebab inflasi ini memberikan efek yang berbeda pada jumlah barang dan jasa keseimbangan. Pada demand-pull inflation, tambahan permintaan menyebabkan jumlah barang dan jasa pada keseimbangan bertambah. Hal ini baik untuk perekonomian karena semakin banyak barang dan jasa berarti semakin banyak produksi nasional, maka semakin besar pula kesejahteraan negara yang bersangkutan. Sebaliknya, pada cost-push inflation, kenaikan harga barang yang ditawarkan menyebabkan jumlah barang dan jasa pada keseimbangan berkurang. Hal ini merugikan perekonomian negara karena PDB yang dihasilkan berkurang sehingga kesejahteraan negara menurun. Kondisi ini, gabungan antara kenaikan harga (inflasi) dan menurunnya produksi nasional, sering disebut stagflasi. Hal lain yang dapat dipahami dari kedua penyebab inflasi ini, terutama cosh-push inflation, adalah sebuah konsep yang disebut inflasi spiral ( spiral inflation), yaitu kenaikan tingkat inflasi yang terjadi secara terus-menerus. Spiral inflation muncul dari interaksi antara kenaikan harga output dengan kenaikan harga input. Peningkatan tajam harga barang atau jasa dapat menyebabkan tuntutan kenaikan upah oleh serikat pekerja guna memenuhi standar hidup anggotanya. Ketika perusahaan menyetujui kenaikan upah tersebut, hal ini akan mendorong harga output untuk naik lagi karena perusahaan berusaha mempertahankan keuntungan yang telah diperolehnya. Harga yang lebih tinggi ini akan kembali direspon dengan tuntutan kenaikan upah lebih lanjut dan seterusnya.

Gambar 6.10

c. Berdasarkan sumbernya

Inflasi berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi Inflasi dari dalam negeri dan Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).

1) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

Inflasi ini timbul karena adanya inflasi di luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang di dalam negeri. Jenis inflasi ini banyak dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang sebagian besar usaha produksinya mempengunakan

Gambar karyawan perusahaan yang sedang demo menuntut kenaikan upah

(31)

bahan dan alat dari luar negeri. Misalnya, inflasi yang terjadi di Jepang menimbulkan inflasi pula di Indonesia karena kenaikan harga bahan cat, bahan foto, kendaraan, dan bahan apa saja yang berasal dari sana membawa akibat naiknya harga-harga

produksi di Indonesia. Inflasi tersebut terjadi karena berdasarkan kaitan antarnegara yang timbul dari perdagangan internasional.

Penularan inflasi dari luar bisa juga terjadi lewat kenaikan barang ekspor. Bila harga barang ekspor naik maka ini juga berarti kenaikan penghasilan eksportir. Lebih jauh kenaikan penghasilan ini akan menambah permintaan. Bertambahnya permintaan berakibat pada demand pull inflation. Selain itu, bila barang-barang ekspor naik (karet, kayu, dan sebagainya), maka biaya produksi dan barang yang menggunakan barang tersebut dalam proses produksinya akan naik sehingga harga jual akan naik juga ( cost push inflation). Inflasi yang berasal dari luar negeri ini dapat dinetralisir oleh pemerintah melalui kebijakan perpajakan dan moneter.

2) Inflasi dalam negeri

Inflasi ini berasal murni dari gejolak perekonomian dalam negeri, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. Dari sisi permintaan, meningkatnya investasi swasta dalam negeri akan memacu permintaan dalam negeri. Bertambahnya permintaan ini pada akhirnya akan menghasilkan demand-pull inflation. Sementara dari sisi penawaran, kenaikan harga BBM yang merupakan barang produksi akan menaikkan harga penawaran. Kenaikan harga penawaran akan menimbulkan cosh-push inflation.

3. Penyebab Inflasi

(32)

1) Jumlah Uang Beredar . Faktor moneter seperti terlalu banyaknya uang beredar di masyarakat.

2) Administered Prices . Administered prices adalah harga barang dan jasa tertentu yang tingkat harganya ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau BUMN, seperti listrik, air, telepon, dan lain-lain.

3) Supply Shock. Fenomena supply shock, misalnya kekeringan, wabah ternak, gagal panen (dari sisi domestik), dan naiknya suku bunga internasional serta harga minyak dunia (dari sisi internasional).

4. Teori Inflasi

Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok menjelaskan inflasi melalui sudut pandang yang berbeda-beda. _

a. Teori Kuantitas. Teori kuantitas menyatakan bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh uang beredar. Berangkat dari teori Irving Fisher, dengan menganggap kecepatan sirkulasi transaksi dan output tetap, maka jumlah uang beredar berhubungan langsung dengan kenaikan harga. Sehingga, semakin besar pertumbuhan jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi yang semakin besar pula dengan tingkat yang sama. Sebagai contoh, ketika bank sentral mengambil kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang beredar sebesar tiga kali lipat, menurut teori ini, inflasi akan bertambah pula sebesar tiga kali lipat.

(33)

jumlah output yang tersedia. Bila jumlah permintaan efektif dari semua golongan masyarakat tetap melebihi jumlah barang yang tersedia, maka harga akan naik dan inflasi akan terus ada.

c. Teori Strukturalis Teori ini memberikan tekanan pada kekakuan dan struktur perekonomian seperti yang terjadi di negara-negara berkembang. Kekakuan yang terjadi di negara-negara berkembang berasal dari ketidakelastisan dari penawaran barang dan jasa. Dengan tingkat teknologi yang rendah, penawaran tidak dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan permintaan, misalnya akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat, di negara-negara berkembang. Ketidakseimbangan ini pada akhirnya akan menaikkan harga-harga dan menimbulkan inflasi

5. Dampak Inflasi

Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa inflasi ringan (antara 1% - 10% per tahun) tidak merugikan, sebaliknya malah dapat mendorong perkembangan ekonomi karena mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, dapat diciptakan kesempatan kerja baru. Tetapi apabila inflasi mencapai laju lebih dari 10%, maka dampaknya akan mulai terasa. Tidak setiap pelaku ekonomi merasakan dampak negatif dari inflasi, meskipun kebanyakan pelaku merasakannya. Perhatikan beberapa dampak inflasi di bawah ini:

a. Orang-orang Berpenghasilan Tetap. Orang yang berpenghasilan tetap seperti karyawan tetap, guru, polisi, tentara, pegawai swasta, buruh tetap, pensiunan, dan lain-lain, akan menderita akibat inflasi. Dengan adanya inflasi, harga barang akan meningkat sementara gaji mereka tidak meningkat. Dengan demikian, inflasi menyebabkan pendapatan riil merosot karena dengan jumlah gaji atau upah yang diterima hanya akan lebih sedikit diperoleh barang atau jasa.

(34)

dagangannya sesuai dengan inflasi. Meskipun demikian, untuk jangka panjang, inflasi juga dapat merugikan mereka. Seorang pedagang, misalnya, akan kesulitan mendapatkan pelanggan yang mampu membeli dagangannya bila inflasi terus melaju tinggi.

c. Dunia Usaha. Inflasi menyebabkan biaya produksi barang dalam negeri menjadi tinggi sehingga tak sanggup bersaing dengan barang impor. Selain itu, inflasi akan menghambat perkembangan dunia usaha dan investasi karena modal yang tersedia merosot nilainya.

d. Pemerintah. Inflasi akan menyulitkan pemerintah karena dapat mendorong terjadinya defisit APBN yang berasal dari pembayaran bunga serta cicilan hutang luar negeri cenderung meningkat.

e. Dampaknya terhadap perekonomian adalah: (1) Produksi akan menurun.

Dengan adanya inflasi maka harga barang atau jasa secara umum naik, kenaikan harga mengakibatkan permintaan terhadap barang dan jasa menurun. Dengan demikian produsen juga akan menurunkan produksinya sehingga tidak terjadi penumpukan barang (over produksi)

(2) Mengakibatkan anggaran defisit.

Kenaikan harga barang tersebut menjadikan produk barang dalam negeri tidak mampu bersaing, sehingga menurunkan ekspor barang ke luar negeri sehingga bisa terjadi defisit neraca pembayarannya.

(3) Pembayaran bunga dan cicilan utang luar negeri meningkat.

Dengan adanya inflasi akan terjadi penurunan nilai mata uang terhadap nilai atau harga barang. Tidak tertutup kemungkinan dengan turunnya nilai mata uang terhadap barang tersebut akan berimbas turunya nilai mata uang terhadap valas. Dengan demikian akan menambah beban terhadap cicilan dan bunga utang luar negeri

(4) Daya beli masyarakat menjadi menurun

(35)

6. Perhitungan Laju Inflasi

Perhitungan laju inflasi digunakan dasar indek harga konsumen (IHK) dengan dasar bulan atau tahun sebelumnya.

Contoh:

TABEL 6.11 Perkembangan indek harga konsumen

Bulan IHK

Januari 2011 186

Februari 2011 192

Maret 2011 194

April 2011 202

Mei 2011 208

Juni 2011 216

Berdasarkan data di atas hitunglah laju inflasi pada: a. Bulan Maret 2011

b. Bulan April 2011 c. Bulan Juni 2011 Jawab:

a. laju inflasi bulan Maret 2011 194 – 192 x 100% = 2,08 % 192

b. laju inflasi bulan April 2011 202 – 194 x 100% = 4,12 % 194

c. laju inflasi bulan Juni 2011 216 – 208 x 100% = 3,85% 208

7. Cara Mengatasi Inflasi

(36)

pada dasarnya, inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali. Inflasi dapat menguntungkan golongan masyarakat tertentu tetapi merugikan golongan lain, sehingga menimbulkan ketegangan sosial. Oleh sebab itu, tiap-tiap negara berusaha menghindari inflasi dengan menerapkan berbagai kebijakan. Beberapa kebijakan untuk mengatasi inflasi antara lain sebagai berikut. _

1. Kebijakan Moneter.

Kebijakan ini otoritasnya berada di Bank Sentral dalam rangka mengatur jumlah uang beredar di masyarakat melalui instrumen-instrumen moneter yang dimiliki bank sentral. Melalui instrumen ini, diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Ada tiga kebijakan moneter yang dapat ditempuh bank sentral dalam mengatur inflasi. a) Politik Diskonto. Politik diskonto ( discount policy) adalah politik Bank Sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan investasi.

b) Operasi Pasar Terbuka. Selain politik diskonto, Bank Sentral juga menjalankan operasi pasar terbuka ( open market operation), yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga, seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Melalui penjualan surat-surat berharga, diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat. c) Politik Persediaan Kas. Politik persediaan kas ( cash ratio policy) ialah politik Bank

Sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, maka diharapkan jumlah kredit akan berkurang.

Gambar : 6.11

2. Kebijakan Fiskal.

Gambar Sidang Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam rangka mengambil kebijakan moneter

(37)

Kebijakan ini otoritasnya ada pada pemerintah dengan mempengaruhi perekonomian melalui kebijakan anggaran dengan perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Jenis kebijakan fiskal ini antara lain sebagai berikut. a) Pengaturan Pengeluaran Pemerintah. Pemerintah harus menjaga penggunaan

anggaran negara agar sesuai dengan perencanaan. Kalau pembelanjaan negara melampaui batas yang telah ditentukan atau direncanakan, akan mendorong pertambahan uang beredar atau sebaliknya.

b) Peningkatan Tarif Pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang utama. Dengan dinaikkannya tarif pajak, maka penghasilan rumah tangga akan diberikan kepada pemerintah sehingga daya beli masyarakat atas barang dan jasa akan berkurang.

c) Kebijakan Nonmoneter. Kebijakan moneter dan fiskal merupakan kebijakan yang sering ditempuh oleh bank sentral ataupun pemerintah dalam mengatur laju inflasi. Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada kebijakan-kebijakan lain yang dapat dilakukan. Setidaknya ada tiga kebijakan selain moneter dan fiskal yang dapat diambil untuk mencapai laju inflasi yang diinginkan.

(1) Peningkatan Produksi. Kalau produksi meningkat, walaupun jumlah uang bertambah, inflasi tidak terjadi. Bahkan hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perekonomian.

(2) Kebijakan Upah. Inflasi dapat diatasi dengan menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan ( disposable income) masyarakat. Penurunan disposable income dilakukan dengan menaikkan pajak penghasilan.

(3) Pengawasan Harga. Kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha dapat diatasi dengan penetapan harga maksimum oleh pemerintah. Namun, tindakan ini dapat menyebabkan timbulnya jual-beli barang tanpa mengindahkan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah (black market). Untuk mengatasi keadaan itu, pendistribusian barang-barang tersebut kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah. Hal ini pernah dilaksanakan pada masa orde lama.

Gambar : 6.12.

Gambar di kantor kementrian keuangan RI yang sedang melakukan rapat untuk menentukan kebijakan fiskal

(38)

C. DEFLASI, DEVALUASI, DEPRESIASI, REVALUASI, APRESIASI

Di samping konsep inflasi, terdapat beberapa konsep lain yang terkait dengan harga dan kebijakan pemerintah. Konsep ini perlu dipahami karena akan mampu memperjelas konsep inflasi yang telah kita pelajari dan sebagian pernah terjadi di Indonesia.

a. Deflasi

Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Pada deflasi, jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat terlalu sedikit, sementara barang dan jasa tersedia secara melimpah sehingga kenaikan secara tajam nilai mata uang dan peningkatan peranan uang tidak dapat dihindarkan.Deflasi akan mempengaruhi harapan yang akan dating dan psikologi para pengusaha. Proses deflasi juga akan mempengaruhi penurunan tingkat investasi yang tentu saja akan membawa kesulitan bagi perekonomian.

Pada keadaan deflasi, para penjual akan merasa tidak aman untuk menahan persediaan barangnya terlalu lama, karena khawatir tingkat harga akan terus menurun. Sebaliknya, pihak pembeli akan bersikap menunggu dengan harapan harga akan lebih turun lagi. Cara mengatasi deflasi adalah melalui kebijakan pemerintah dengan jalan melakukan tambahan pembelanjaan sebesar (sejumlah) celah deflasi itu sendiri, kemudian menambahkan pengeluaran masyarakat, baik untuk konsumsi maupun investasi.

b. Devaluasi

Devaluasi berkaitan erat dengan perubahan kurs valuta asing. Devaluasi adalah penurunan nilai mata ``uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri (valuta asing). Kebijakan devaluasi yang dilakukan oleh pemerintah biasanya ditujukan untuk memperbaiki posisi neraca pembayaran yang tidak seimbang. Kebijakan devaluasi

(39)

Sumber :... c. Depresiasi

Pada krisis moneter 1997 lalu, nilai tukar mata uang kita anjlok dari kisaran Rp2.500 per US dollar, menembus kisaran Rp15.000 per US dolar. Inilah bentuk dari depresiasi. Jadi depresiasi dapat diartikan sebagai turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.

Kita perlu membedakan antara devaluasi dan depresiasi, mengingat keduanya sama-sama merupakan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing. Pada devaluasi, penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing terjadi karena adanya kebijakan pemerintah. Sementara pada depresiasi, penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing terjadi bukan karena adanya kebijakan pemerintah, tetapi akibat kekuatan permintaan dan penawaran mata uang di pasar valuta asing.

d. Revaluasi

Revaluasi adalah kebalikan dari devaluasi. Jadi, revaluasi adalah suatu usaha untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing karena nilai mata uang dalam negeri itu dinilai terlalu rendah. Sampai saat ini, Indonesia belum mengalami revaluasi sama sekali.

e. Apresiasi

Apresiasi merupakan kebalikan dari depresiasi, yaitu suatu kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap valuta asing yang terjadi di pasar valuta asing. Apresiasi ini akan menjadikan impor lebih murah (dalam mata uang lokal) dan ekspor akan lebih mahal, sehingga mampu menaikkan impor dan menurunkan ekspor.

f. Redenominasi rupiah.

(40)

Gambar 6.13

TUGAS

EKONOMIKA

BI Prediksi Inflasi Maret 2014 Sebesar 0,1%

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 0,1% pada Maret 2014. Angka inflasi itu masih sejalan dengan prediksi BI.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, prediksi yang dikatakannya itu berdasarkan dari survei pemantaun pasar yang dilakukan BI.

"Inflasi dari survei pemantauan harga sampai minggu ketiga 0,1% di bulan ketiga ini , jadi year on year nya 7,3%. Itu

berdasarkan minggu ketiga kemudian kami asassment estimasi untuk keseluruhan bulan," ungkap Perry saat ditemui di kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/3/2014).

Perry menjelaskan, hal itu sesuai dengan target dan perkiraan sebelumnya. Dalam bulan kedua dan ketiga pada 2014, tren inflasi terus menurun jika dibandingkan pada Januari 2014.

Menurut Perry, penurunan tren inflasi itu

didorong faktor utama penggerak inflasi yaitu harga pangan masih dapat terkendali.

"Ini menentukan bahwa memang tren inflasi menurun terus berlanjut, harga pangan masih terkendali, stok masih cukup, dampak kenaikan gas tidak terlalu besar, bahkan nilai tukar depresiasi juga tidak berpengaruh," kata Perry.

Bank Indonesia sendiri hingga akhir tahun masih konsisten dengan memperkirakan inflasi akan berada di angka 4,5% plus minus 1%.

"Kami sudah assesment dampak yang ada, dalam perkiraan kami sudah memasukkan faktor gangguan distribusi, juga kenaikan tarif listrik industri, dimana kenaikan listrik memiliki kontribusi inflasi sebesar 0,2%," pungkasnya.

Jumat, 28 Maret 2014 16:30

(Liputan6.com)

TUGAS MANDIRI

1. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan devaluasi serta apa yang menjadi tujuan pemerintah melakukan devaluasi!

2. Jelaskan pula apa yang dimaksud:

a. Deflasi

b. Revaluasi

c. Depresiasi

d. Revaluasi

e. Apresiasi

Gambar papan yang berisi kurs valas di suatu bank

(41)

D. RANGKUMAN

1. Angka Indeks sebuah rasio yang umumnya dinyatakan dalam persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu atau lokasi tertentu relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi lainnya.

2. Perubahan yang dianalisa dalam angka indeks meliputi:

 Sederetan nilai sebuah karakteristik dalam waktu yang bersamaan dan tempat yang bersamaan

 Dua buah atau Iebih karakteristik yang terdapat pada tempat dan waktu yang sama

 Nilai sebuah karakteristik di beberapa tempat yang berlainan pada waktu yang sama

3. Dalam penyusunan angka indeks, hal-hal yang harusdiperhatikan yaitu tujuan penyusunan angka indeks, sumber dan syarat perbandingan data, pemilihan periode dasar, dan pemilihan timbangan.

4. Jenis-jenis indek harga meliputi indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar, dan indeks harga yang dibayar dan diterima petani.

5. Perhitungan indeks harga dibagi menjadi dua, yaitu indeks harga agregatif tidak tertimbang dan indeks harga agregatif tertimbang. Indeks harga agregatif tertimbang terdiri dari Laspeyres, metode Paasche, dan metode tahun khas. 6. Inflasi adalah naiknya harga-harga yang bersumber dari terganggunya

keseimbangan antara arus uang dan barang.

7. Inflasi dapat dibedakan berdasarkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan tingkat keparahan, terdapat inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat, dan inflasi sangat berat (hyperinflation). Berdasarkan penyebab, terdapat demand-pull inflation dan costpush inflation. Berdasarkan asal, terdapat imported inflation dan inflasi dari dalam negeri.

8. Di Indonesia, faktor dominan penyebab inflasi adalah faktor moneter, perubahan administrated prices, dan fenomena supply shock.

(42)

10. Inflasi memiliki dampak negatif terhadap berbagai pelaku ekonomi, antara lain orang-orang yang berpenghasilan tetap maupun tidak, pemerintah, dan dunia usaha.

11. Pemerintah dalam mengendalikan inflasi, dapat mengeluarkan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan non-moneter. Kebijakan moneter meliputi politik diskonto, operasi pasar terbuka, dan politik persedian kas. Kebijakan fiskal meliputi pengaturan pengeluaran pemerintah dan peningkatan tarif pajak. Kebijakan non-moneter meliputi peningkatan produksi, kebijakan upah, dan pengawasan harga.

12. Deflasi adalah turunnya harga barang-barang secara umum.

13. Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri (valuta asing).

14. Depresiasi adalah turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.

15. Revaluasi adalah suatu usaha untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing.

16. Apresiasi adalah kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap valuta asing yang terjadi di pasar valuta asing

E. EVALUASI

1. SOAL PILIHAN GANDA

1. Dalam menentukan tahun dasar salah satu yang menjadi bahan pertimbangan adalah….

A. tahun dasar hendaknya dipilih keadaan yang normal atau keadaan ekonomi yang stabil sehingga tidak dalam kondisi inflasi atau deflasi yang cukup tinggi. B. tahun dasar hendaknya dipilih dalam keadaan ekonomi yang sedang

mengalami boom atau titik puncak

C. tahun dasar hendaknya dipilih berdasarkan keadaan ekonomi yang sedang mengalami resesi

(43)

E. tahun dasar hendaknya ditentukan berdasarkan kondisi ekonomi yang sedang inflasi

2. Indeks harga yang diterima petani adalah….

A. selisih antara hasil yang diterima petani dengan pengorbanan / harga pokok yang telah dikeluarkan oleh petani.

B. seluruh hasil dari penjualan hasil produksi pertanian yang diperoleh seorang petani dalam waktu tertentu.

C. seluruh nilai dari hasil produksi seorang petani yang dihitung berdasarkan harga dasar yang ditetapkan pemerintah.

D. seluruh nilai dari hasil produksi seorang petani yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku di pasar.

E. seluruh nilai dari hasil produksinya yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang petani dalam waktu tertentu

3. Data harga beberapa jenis barang Jenis

Jumlah 2.500 2.900 57 73

Berdasarkan data di atas maka besarnya angka indeks tahun 2012 menggunakan metode Laspeyres adalah….

(44)

B 16.500 18.000 29 40

C 10.200 11.000 48 60

D 8.000 9.000 50 55

E 20.000 24.000 25 30

Berdasarkan data di atas maka besarnya indek harga tahun 2012 menurut Paaschi adalah….

5. Data harga beberapa jenis barang. Jenis

Berdasarkan data di atas maka angka indeks tidak tertimbang secara agregatif tahun 2012 dengan tahun dasar 2011 adalah….

A. 88,00 B. 88,09 C. 113,00 D. 113,09 E. 113,52

6. Data harga beberapa jenis barang Jenis

(45)

Berdasarkan data di atas maka besarnya angka indeks tahun 2012 menggunakan

7. Diketahui data sebagai berikut : Jenis

Berdasarkan data di atas jika tahun 2011 sebagai tahun dasar maka besarnya indek harga tahun 2012 dengan metoda Laspeyres adalah….

A. 80,75 diketahui indek harga barang konsumsi di Jakarta sebesar 140 , maka besarnya upah /gaji rial pak takdir adalah….

A. Rp.2.500.000,-B. Rp.2.900.000,-C. Rp.3.000.000,-D. Rp.3.500.000,-E.

Rp.4.900.000,-9. Jika diketahui data sebagai berikut :

(46)

A. 83,07 % B. 83,60 % C. 100 % D. 119,62 % E. 120,40 %

10. Jika diketahui harga tahun dasar (Po) adalah Rp.8.000,- dan harga tahun n (Pn) adalah Rp.9.600,- maka log harga relatif tahun n adalah….

A. 0,8333 B. 1,0000 C. 1,2000 D. 2,0000 E. 2,0792

11. Jika diketahui angka indek Laspeyres adalah 121,40 % dan angka indek Paasche 127,86 % maka angka indek Dorbish dan Boeley adalah….

A. 124,50 % B. 124,59 % C. 124,63 % D. 125,50 % E. 125,59 %

12. Jika upah nominal di Jakarta sebesar Rp.450.000,- perbulan, sedangkan indek harga konsumen di wilayah Jakarta 143,5 % maka upah rialnya adalah….

A. Rp.313.588,85 B. Rp.314.599,95 C. Rp.316.600,-D. Rp.645.750,-E.

Rp.650.000,-13. Perhatikan beberapa pernyataan tentang Indeks harga di bawah ini:

(1) Dapat dijadikan standar / pedoman untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.

(47)

E1

(3) Indek harga merupakan petunjuk / indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara umum.

(4) Indek harga pedagang besar dapat memberikan gambaran / trend dalam perdagangan.

(5) adalah ukuran statistik yang dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada harga eceran barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.

Pernyataan di atas yang merupakan peranan indek harga adalah.... A. (1), (2) dan (3) BBM. Uraian di atas menunjukkan fungsi APBN....

A. perencanaan B. pengawasan C. distribusi

D. stabilasasi E. alokasi

15. Grafik penyebab inflasi

Dari grafik di atas inflasi yang timbul disebabkan

oleh....

A. kenaikkan biaya produksi B. kenaikan harga dari E ke E1

(48)

E. berkurangnya jumlah permintaan

16. Inflasi yang cukup tinggi dampaknya sangat dirasakan di berbagai bidang dan berbagai kalangan terutama masyarakat tingkat menengah ke bawah. Dampak negatif inflasi terhadap perdagangan internasional adalah....

A. jumlah ekspor barang ke luar negeri akan bertambah pesat

B. impor barang dari luar negeri akan terhenti total karena mahalnya harga barang

C. jumlah ekspor barang ke luar negeri akan berkurang karena harga barang akan naik

D. devisa negara akan meningkat sangat tajam karena barang ekspor harganya naik

E. pemerintah akan menghentikan pengeluaran devisa agar tidak terjadi defisit anggaran

17. Kenaikan harga BBM pada bulan Juni 2008 menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok meningkat, sehingga tingkat inflasi cukup meningkat. Akibat inflasi tersebut berdampak kepada beberapa pihak diantaranya:

(1) Pegawai negeri yang berpenghasilan tetap (2) Orang yang menyimpan uang tunai (3) Para pedagang yang permodalannya kuat (4) Orang yang menyimpan dalam bentuk barang

(5) Orang yang meminjam uang dengan bunga yang rendah Pihak yang diuntungkan oleh adanya inflasi adalah…

A. (1), (2), dan (3) B. (1), (2), dan (4) C. (2), (3), dan (4) D. (2), (3), dan (5) E. (3), (4), dan (5)

18. Dampak inflasi dalam masyarakat di bawah ini yang benar adalah….

A. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti PNS.

(49)

C. inflasi sangat merugikan bagi masyarakat yang meminjam uang di Bank meskipun tingkat bunganya relatif rendah.

D. inflasi sangat menguntungkan bagi pihak yang memberikan pinjaman (debitor) meskipun dengan tingkat bunga yang cukup rendah.

E. inflasi pengaruhnya sangat kecil bagi masyarakat yang tidak punya penghasilan karena harga barang relatif murah.

19. Perhatikan Indeks Harga Konsumen tahun 2010

Bulan IHK

Berdasarkan tabel di atas, laju inflasi bulan Juni adalah... A. 2,57%

B. 2,65% C. 4,26% D. 4,45% E. 7,21%

20. Indek Harga Konsumen suatu negara dalam beberapa tahun terlihat sbb:

Tahun IHK tingkat keparahannya termasuk jenis inflasi ... .

A. sangat ringan B. ringan

C. sedang D. berat

E. sangat berat

(50)

A. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar dan keduanya mempunyai hubungan sebab akibat.

B. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 benar tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar D. Jika pernyataan 1 benar dan pernyataan 2 salah E. Jika pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 salah

21. Tahun dasar dalam indek harga hendaknya dipilih keadaan yang normal atau keadaan ekonomi yang stabil.

Sebab

Angka indeks dapat mengukur perubahan relatif berbagai hal, mulai dari harga, kuantitas, nilai, atau hal-hal lainnya yang menjadi pusat perhatian.

22. Barang-barang yang diukur dengan indeks harga perdagangan besar adalah bahan mentah dan barang jadi yang diperjualbelikan di pasar primer.

Sebab

Inflasi merupakan meningkatnya nilai mata uang rupiah terhadap harga barang maupun jasa di dalam negeri.

23. Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam jangka satu tahun merupakan indek harga yang diterima petani.

Sebab

Indeks harga yang diterima petani meliputi pendapatan yang diterima petani, dari seluruh uang hasil penjualan produk agrarianya.

24. Inflasi berat sangat membahayakan perekonomian suatu negara yaitu inflasi yang besarnya lebih dari 100%

Sebab

Menurut tingkat keparahannya hiper inflation tidak membahayakan perekonomian suatu negara karena hanya berkisar 10% – 30%.

25. Istilah deflasi dengan devaluasi sebenarnya dua istilah yang sama dalam masalah perekonomian suatu negara.

(51)

Deflasi mengukur nilai uang dalam negeri dengan harga barang dan jasa dan devaluasi menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing tertentu.

Untuk soal No 26 s/d 30 pilihlah: A. Jika 1, 2, dan 3 Benar B. Jika 1 dan 3 Benar C. Jika 2 dan 4 Benar D. Jika hanya 4 Benar E. Jika semua Benar

26. Dalam menghitung angka indek banyak hal-hal yang

harus dipertimbangkan diantaranya adalah:

1. Memilih jenis barang yang akan

dipakai dalam perhitungan indek harga.

2. Menentukan tahun dasar yang

akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan indek harga.

3. Memilih faktor penimbang

berdasarkan urutan penting atau tidaknya suatu barang.

4. Memilih metode perhitungan

angka indek yang tepat sesuai dengan tujuan.

27. Perhitungan indek harga secara tertimbang secara obyektif yang dilakukan oleh Laspeyres dan Paaschi dapat dibedakan:

1. Angka indek Laspeyres

menggunakan faktor penimbang Qo

2. Angka indek Paaschi menggunakan

faktor penimbang Qo

3. Angka indek Paaschi menggunakan

faktor penimbang Qn

4. Angka indek Laspeyres

menggunakan faktor penimbang Qn

28. Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat digolongkan:

(52)

2. Inflasi sedang berada dikisaran antara 10% - 30%. 3. Inflasi berat berada dikisaran antara 50% - 100%.

4. Hiper inflasi berada di atas 100%

29. Beberapa istilah penting yang berkaitan dengan mata

uang:

1. Apresiasi adalah kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap valuta asing yang terjadi di pasar valuta asing

2. Deflasi adalah turunnya harga barang-barang secara

umum.

3. Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam

negeri terhadap mata uang luar negeri (valuta asing).

4. Revaluasi adalah suatu usaha untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing.

30. Dalam kondisi inflasi ada beberapa pihak yang diuntungkan diantaranya adalah:

1. Pegawai negeri yang

berpenghasilan tetap.

2. Orang yang sudah terlanjur

meminjam uang di bank.

3. Orang yang menabung di bank

untuk memenuhi kebutuhan masa depan.

4. Orang yang menyimpan dalam

bentuk barang-barang berharga seperti emas.

2. SOAL URAIAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jika diketahui indeks biaya hidup tahun 2002 adalah 200,15 dan kemudian naik menjadi 220,2 (2003), hitunglah berapa laju inflasi tahun 2002 dan 2003!

(53)

3. Indeks harga merupakan komponen yang cukup penting dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. Apakah yang disebut oleh indeks harga? apa saja yang dapat dijelaskan oleh angka indeks harga? Berikan contoh!

4. Dalam penentuan tahun dasar, mengapa yang dipakai adalah tahun dimana keadaan perekonomiannya relatif stabil? Apa yang terjadi jika yang dipakai adalah tahun yang pada saat tersebut keadaan perekonomiannya fluktuatif?

5. Dalam perhitungan indeks harga, diharapkan memiliki nilai yang akurat. Apakah syarat-syarat perbandingan data agar mencapai kondisi akurat tersebut? Dan ketentuan-ketentuan apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih tahun dasar? Jelaskan Berdasarkan tabel di atas, hitunglah indeks harga perdagangan buah agregatif tertimbang dengan menggunakan indeks Laspeyers untuk tahun tahun 2007 dengan tahun dasar: a. 2005, 2005-2006

6. Apakah potensi krisis perekonomian dapat dilihat dari nilai trens indeks harga? Jelaskan alasan anda! Jika diketahui indeks biaya hidup tahun 2002 adalah 200,15 dan kemudian naik menjadi 220,2 ditahun 2003, hitunglah laju inflasi tahun 2003! 7. Misalkan terjadi hyperinlation yang menyebabkan harga barang naik sebesar seratus persen dalam tempo satu minggu. Menurutmu, apa yang akan terjadi pada kegiatan ekonomi masyarakat? Bagaiman pula dengan kelompok masyarakat yang memiliki tingkat penghasilan yang tetap?

8. Jelaskan penyebab-penyebab inflasi! Berdasarkan krisis moneter pada tahun 1997 hingga 2001, penyebab manakah yang paling dominan dalam menentukan tinggi rendahnya inflasi di Indonesia?

9. Jelaskan mengenai spiral inflation! Mengapa fenomena ini sangat ditakuti oleh suatu negara? Menurutmu, pernahkan Indonesia mengalaminya?

10. Sebutkan teori-teori yang menjelaskan tentang inflasi dan jelaskan perbedaannya! Untuk kasus Indonesia, teori mana yang menurutmu relevan untuk menjelaskan inflasi di Indonesia. 11. Jelaskan kebijakan-kebijakan non-moneter yang dapat diambila pemerintah dalam mengendalikan inflasi!

REFLEKSI DIRI :

(54)

1. Religius, dengan mempelajari tentang indek harga dan inflasi diharapkan dapat terbentuk rasa bersukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa saya mendapatkan pengetahuan tentang indek harga dan inflasi.

2. Mandiri, dengan mempelajari tentang indek harga dan inflasi diharapkan dapat terbentuk sikap mandiri, sehingga dapat diterapkan dalam mengelola keuangan sendiri supaya dapat terhidar dari kerugian akibat inflasi.

3. Tanggung jawab, dengan mempelajari indek harga dan inflasi diharapkan dapat terbentuk sikap tanggung jawab sehingga dalam mengelola keuangan sendiri dapat dipertanggung jawabkan dalam penggunaannya

4. Kreatif, dengan mempelajari indek harga dan inflasi diharapkan dapat terbentuk sikap kreatif , sehingga dapat digunakan dalam mengelola keuangan sendiri menemukan cara-cara baru dengan menentukan skala prioritas , sehingga terhindar kerugian akibat inflasi.

5. Responsif, dengan mempelajari indek harga dan inflasi diharapkan dapat

terbentuk sikap Responsif, sehingga dapat diterapkan dalam mengelola keuangan sendiri untuk menyikapi adanya gejala inflasi sehingga tidak menimbulkan

kerugian. PENILAIAN DIRI.

Setelah mempelajari masalah indek harga dan inflasi lakukanlah penilaian diri tentang sikap anda dengan memberikan tanda (V) pada pernnyataan di bawah dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Bacalah pernyataan-pernyataan dalam kolom

secara teliti.

b. Berilah tanda (v) sesuai dengan kondisi dan

keadaan anda sehari-hari secara jujur dengan kriteria sebagai berikut: 4 = Selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati. 3 = Sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati 2 = Kadang-kadang, , apabila cenderung lebih melakukan aspek yang diamati 1 = Tidak pernah, , apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati

c. Jika anda mendapatkan jumlah skor dari

masing-masing aspek yang diamati/dinilai maka disimpulkan sebagai berikut:

Gambar

TABEL  6.1. INFLASI DI 10 KOTA SUMATRA
Gambar 6.6Gambar Gedung BEI
TABEL   6.3.  Sembilan kebutuhan pokok pada tahun 2010 dan 2011
TABEL  6.4.   Harga sembilan kebutuhan pokok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika sebuah permintaan untuk mengakses record tertentu, misal kita ingin mengakses dengan nilai key BAT, indeks dengan tingkat tertinggi (dalam hal ini blok

Jika sebuah permintaan untuk mengakses record tertentu, misal kita ingin mengakses dengan nilai key BAT, indeks dengan tingkat tertinggi (dalam hal ini blok

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah ratio indeks harga diterima petani terhadap indeks harga dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase (BPS, 2003). Nilai NTP diatas

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pasar modal Amerika, China, Singapura dan Jepang memiliki efek signifikan pada indeks harga saham gabungan di Indonesia,

Indeks PUFA/pufa adalah sebuah indeks yang digunakan untuk mengukur keadaan rongga mulut akibat karies gigi yang tidak dirawat seperti keterlibatan pulpa (P/p), ulserasi

a. Rasio Lancar : Mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio Quick : Rasio ini dirancang untuk mengukur

Faktor tersebut umumnya dinyatakan dalam persentase % atau angka desimal, dimana performa kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00 3.7 Menghitung Waktu Standar Waktu standar

Indeks harga adalah ukuran perubahan harga sekelompok barang dan jasa yang diwakili oleh rata-rata tertentu.. Ini membantu kita memahami perkembangan harga dalam