• Tidak ada hasil yang ditemukan

358065018 Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Minat Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "358065018 Pengaruh Metode Mengajar Guru Terhadap Minat Siswa"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH

METODE MENGAJAR GURU

TERHADAP MINAT

SISWA”

BAB I

PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajardi sekolah, siswa dituntut untuk selalu konsentrasi

dalammenerima materi pembelajaran. Namun banyak faktor yang mempengaruhi

tingkat konsentrasi siswa saat proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode

mengajar guru saat menyampaikan materi.Sering kita temui beberapa anak sulit

memahami materi pembelajaran yang sedang

diajarkan.Maka

dari itu, guru dituntut

untuk selalu kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran agar dapat

membangun minat belajar siswa.

Setiap siswa memiliki ketertarikan pada mata pelajaran tertentu yang biasanya

akan berpengaruh terhadap pemahaman siswa dalam mata pelajaran tersebut.

Semakin tinggi ketertarikan dan minat siswa, maka ia cenderung semakin

termotivasi untuk memperhatikan dan akan mudah memahami materi. Sebaliknya,

jika siswa tidak menaruh minat pada mata pelajaran tersebut, maka perhatian siswa

kepada materi yang disampaikan akan sangat berkurang. Jika hal ini terjadi secara

terus menerus tanpa adanya upaya dari pendidik untuk membangkitkan minat

belajar siswa, bisa jadi kebiasaan ini berdampak buruk pada prestasi siswa di

sekolah.

Tiap-tiap guru mempunyai metode mengajar yang berbeda, tergantung pada

karakter dan kreatifitas guru

tersebut.Hal

ini dapat dijumpai di setiap sekolah,

termasuk SMA Negeri 1

Temanggung.Dari

sekitar 50 guru yang ada di SMA Negeri

1 Temanggung, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda

dalam

mengajar.Namun

, tidak semua guru memiliki metode mengajar yang

diharapkan oleh sebagian besar siswa. Apalagi di zaman yang semakin modern

ini,pola pikir siswa sudah semakin maju sehingga mereka menginginkan proses

belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Maka dari itu, penulis

memilih tema pengaruh metode mengajar guru terhadap minat belajar siswa ini

agar dapat menginspirasi guru-guru untuk memperbaiki metode mengajar mereka

sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa.

1.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana pengaruh metode mengajar guru terhadap minat belajar siswa?

2.

Bagaimana metode mengajar guru yang diharapkan oleh siswa?

3.

Bagaimana cara membangkitkan minat belajar siswa?

1.

Tujuan Penelitian

1.

Mengetahui pengaruh metode mengajar guru terhadap minat belajar siswa.

(2)

3.

Mengetahui cara membangkitkan minat belajar siswa.

1.

Manfaat Penelitian

Segi teori

Bagi guru : Memberikan wawasan kepada guru tentang cara mengajar

yangidealdankreatif sehingga dapat membangun minat

belajar siswa.

Bagi siswa : Mengetahui psikologis siswa saat di sekolah terutama saat

proseskegiatan pembelajaran.

Segi praktik

Bagi guru : Mendorong guru untuk mengajar secara kreatif dan efektif agar

dapatmempermudah pemahaman siswa dalam menerima

materi pelajaran.

Bagi siswa :Membantu siswa meningkatkan minat belajar di sekolah.

BAB II

KAJIAN TEORI

1.

Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh guru atau instruktur. Dalam pengertian lain, metode mengajar

adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau

menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut

dapat ditangkap dan dipahami oleh siswa dengan baik.

Siswa sebagai sasaran pembelajaran dituntut untuk meningkatkan kemampuan

belajarnya sehingga dapat memiliki hasil belajar yang baik agar tujuan pendidikan

dapat

tercapai.Dalam

upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka salah satu

komponen yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan metode mengajar

yang tepat agar siswa dapat menguasai dan memahami konsep-konsep materi

pembelajaran dan keterampilan.

Metode mengajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi guru dalam

proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Winarno yang dikutip oleh

(3)

pelajaran yang diajarkan oleh guru.Djayadisastra (1985:13) mengemukakan bahwa

“berhasil

tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat tergantung pada tepat atau

tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh

guru”.

Beberapa jenis metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

antara lain metode ceramah, resitasi, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya. Namun,

metode ceramah lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa, sehingga

guru tidak mampu untuk mengontrol sejauhmana siswa telah memahami uraian

pelajaran yang telah diberikan, karena ketenangan atau kediaman siswa dalam

mendengarkan pelajaran belum pasti bahwa siswa telah memahami uraian dari

pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu metode ceramah yang selalu

digunakan dan terlalu lama dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan bagi

siswa, sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung secara efisien dan tujuan

pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan.

2.

Guru

Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri, dapat

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai

makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.( Noor Jamaluddin 1978:

1)sedangkan Menurut pepatah jawa, Guru adalah digugu lan ditiru yang berarti

bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan dan teladan bagi siswanya

agar dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Saat ini

sosok guru sudah ikut

“ter

-

reformasi”.

Guru dituntut untuk memiliki ilmu

pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah

bukan zamannya lagi guru dengan metode yang kaku, memiliki pengetahuan

terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.

3.

Siswa

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa berarti orang atau anak yang

sedang berguru (belajar, bersekolah).Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali

Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk

memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.Seorang pelajar adalah

orang yang mempelajari ilmu pengetahuan untuk meningkatkan intelek dan

moralnya dalam rangka mengembangkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

Siswa atau murid adalah salah satu komponen utama dalam proses

belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin

meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.

Murid akan menjadi faktor penentu sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu

yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Murid secara kodrati telah

memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan

tertentu.Hanya

saja murid itu belum

mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan

kemampuannya.Oleh

karena itu,

murid memerlukan bimbingan dari sosok yang dianggap dewasa yang dapat

membantu mengasah dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara

optimal.

(4)

Dalam proses belajar komunikasi antara guru dengan siswa sangatlah penting,

sebab tanpa adanya komunikasi yang baik proses belajar mengajar tidak akan

berjalan dengan baik pula. Komunikasi merupakan proses penyampaian

informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagsan dan pengertian-pengertian, dengan

menggunakan lambing-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara

verbal maupun nonverbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang

atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian

dan atau kesepakatan. (komunikasi dan hubungan masyarakat internasional,

2005:10)

5.

Minat Belajar

Dalam memudahkan pemahaman tentang pengertian minat belajar, maka terlebih

dahulu akan diuraikan pengertian kata minat dan belajar itu sendiri.

1.

Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180).The Liang Gie

menyatakan minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu

kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan

itu.Dalam

hal ini, besar kecilnya

minat sangat tergantung pada penerimaan akan suatu hubungan antara diri

seseorang dengan sesuatu di luar dirinya. Seseorang yang berminat terhadap

sesuatu tentu akan lebih memperhatikan dengan perasaan senang tanpa ada

tekanan. Untuk mencapai prestasi yang baik minat menjadi sangat penting, sebab

tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien.

Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat

dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran,

sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya

apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang

menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai

kita.”

(Dakir. 1971 : 81)

2.

Pengertian Belajar

Belajar menurut bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai upaya mendapatkan

kepandaian. Sedangkan menurut istilah belajar adalah sebuah proses perubahan di

dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan

kemampuan-kemampuan yang lain. Berikut ini merupakan pengertian belajar

menurut para ahli:

1.

Ernest H. Hilgard

(5)

2.

Nototadmodjo

Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang

berguna untuk hidup.

3.

Ahmadi A.

Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia.

4.

Oemar H.

Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam

diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku

yang baru berkat pengalaman dan latihan

5.

Cronbach

Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam

mengalami itu menggunakan panca indranya

6.

Winkel

Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilakn perubahan

perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap.

Dari penjelasan tentang pengertian minat dan belajar yang telah diuaraikan diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan atau

ketertarikan yang disertai perhatian dan keaktifan yang akhirnya melahirkan rasa

senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

BAB III

METODE PENELITIAN

1.

MetodePenelitian

1.

Pendekatan Penelitian

(6)

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005: 4). Jenis penelitian ini

peneliti gunakan dengan alasan jenis penelitian ini dirasa mampu memberikan data

atau informasi tentang pengaruh metode mengajar terhadap minat belajar siswa

SMA N 1 Temanggung. Data yang telah diperoleh nantinya akan diolah sehingga

mampu memberikan suatu solusi dan sumbangan pemikiran tentang pengaruh

metode mengajar terhadap minat belajar siswa dikalangan SMA N 1 Temanggung.

2.

Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

denganmencari data dari media cetak atau media elektronik. Metode studi pustaka

ini dilaksanakan oleh penyusun dengan mempelajari secara cermat berbagai buku,

artikel di internet dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan metode

mengajar guru, kemudian penyusun mengambil data yang bersangkutan dengan

tema pengaruh metode mengajar guru terhadap minat siswa, setelah itu penyusun

memasukan data-data tersebut ke dalam laporan penelitian ini.

3.

Angket

Metode angket adalah metode pengumpulan data untuk memperoleh data nyata

dari sample yang akan diteliti dengan membuat pertanyaan seputar tema yang

bersangkutan. Penyusun menggunakan metode angket ini dengan cara membuat

beberapa pertanyaan seputar metode mengajar guru, setelah itu penulis

menyebarkan angket ke siswa-siswi SMA N 1 Temanggung. Kemudian hasil dari

angket tersebut penyusun rekap dan dibuat berupa gambar diagram, dengan

menampilkan presentase pada setiap jawaban yang telah dijawab oleh para

siswa-siswi SMA N 1 Temanggung.

3.1.4. Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mewawancarai narasumber yang dapat memberi informasi yang berkaitan dengan

tema. Metode ini dilakukan penulis dengan cara membuat beberapa pertanyaan

yang menyangkut tentangmetode mengajar guru, kemudian penyusun mengajukan

pertanyaan yang telah dibuat kepada narasumber. Dalam mengajukan pertanyaan

ini, penyusun melakukannya secara langsung, artinya penyusun berbicara langsung

dengan

narasumber.Dalam

wawancara ini penyusun melakukan wawancara dengan

salah satu guru SMA Negeri 1 Temanggung. Selama wawancara berlangsung

penulis juga menulis jawaban dari narasumber yang kemudian jawaban tersebut

akan dilampirkan dalam laporan penelitian dan juga dijadikan bahan untuk

menyusun pembahasan laporan penelitian ini.

3.2. Penentuan Objek

3.2.1. Populasi

Penelitian mengenai pengaruh gaya mengajar guru terhadap minat

siswadilaksanakan dengan sasaran pupulasi siswa dan siswi SMA N 1

Temanggung.

(7)

Ruang sampel pada penelitian ini terbatas pada beberapa siswa dan siswi SMA N 1

Temanggung. Rinciannya adalah kelas X sebanyak 20 murid, kelas XI sebanyak 20

murid, serta Ibu Asih selaku guru mata pelajaran biologi SMA N 1 Temanggung

sebagai narasumber.

3.3.Waktu dan Tempat

3.3.1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai minggu keempat bulan Januari sampai

minggupertama bulan Maret tahun 2013. Berikut jadwal pembuatan laporan

penelitian

NO

KEGIATAN

JANUARI

FEBRUAR

1

2

3

4

1

2

1

Persiapan

2

Pengumpulan

Data

3

Pengorganisasian

4

Penyuntingan

5

Penyusunan

Laporan

6

Penyajian

3.3.2. Tempat

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Hasil Penelitian

1.

Penelitian Berdasarkan Angket

1.

Persentase mengenai pengaruh metode mengajar guru

terhadap minat belajar siswa.

Dari 40 sampel yang telah diteliti, 95% beranggapan bahwa metode mengajar guru

berpengaruh terhadap minat belajar siswa, 2,5% beranggapan bahwa metode

mengajar guru tidak berpengaruh terhadap minat belajar siswa, 2,5% beranggapan

bahwa metode mengajar guru sedikit memengaruhi minat belajar, dan 0% yang

beranggapan kadang-kadang. Jadi lebih dari sebagian sampel beranggapan bahwa

metode mengajar guru berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

2.

Persentase mengenai ada tidaknya guru yang tidak disukai

oleh siswa.

(9)

3.

Persentase mengenai alasan mengapa siswa tidak menyukai

guru tersebut.

Dari 40 sampel yang diteliti, 25% beralasan guru tersebut membosankan, 25%

beralasan guru tersebut terlalu banyak membahas diluar materi pelajaran, 20%

beralasan tidak sesuai dengan yang diharapkan siswa, 17% beralasan guru tersebut

pilih kasih terhadap siswanya, dan sisanya 13% tidak diiisi. Jadi sebagian besar

siswa beralasan tidak menyukai seorang guru karena membosankan dan terlalu

banyak menjelaskan diluar materi.

4.

Persentase mengenai pengaruh metode mengajar guru

terhadap nilai yang diperoleh siswa.

Dari 40 sampel yang diteliti, 80% siswa beranggapan bahwa metode mengajar

memengaruhi nilai, 10% siswa beranggapan kadang-kadang, 5% siswa

beranggapan tidak, dan 5% siswa lain beranggapan sedikit. Jadi dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru

memengaruhi terhadap nilai yang diperoleh.

5.

Persentase mengenai metode guru yang dianggap sesuai

dengan kondisi siswa saat ini.

(10)

metode yang sesuai, 7% memilih metode tanya jawab, dan sisanya 3% memilih

metode berdiskusi.

6.

Persentase mengenai tanggapan siswa terhadap metode

bercerita yang digunakan guru.

Dari 40 sampel yang ada, 50% siswa menganggap bahwa metode bercerita dalam

penyampaian materi menarik, 28% menganggap bahwa metode tersebut membuat

paham, 15% siswa menganggap metode tersebut sangat membantu, dan sisanya

7% siswa menganggap metode tersebut tidak sesuai dengan harapan siswa.

2.

Penelitian Berdasarkan Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, kami peroleh data sebagai berikut:

1.

Nama : Asih Sri Suparni

Pekerjaan : Guru mata pelajaran Biologi SMA N 1 Temanggung

Waktu wawancara : Rabu, 27 Februari 2013 pukul 14.00-14.30 WIB

Metode mengajar yang diterapkan oleh narasumber biasanya sesuai dengan pokok

bahasan atau materi yang sedang diajarkan. Metode-metode itu antara lain adalah

inovasi, diskusi, debat, dan eksperimen. Metode inovasi biasanya diterapkan pada

bab klasifikasi, yaitu dengan mengubah syair sebuah dengan lirik yang

menyangkut materi tersebut. Metode diskusi biasanya diterapkan pada bab

ekosistem. Kemudian, metode debat diterapkan pada bab zat adiktif. Sedangkan

metode eksperimen diterapkan pada bab jamur dan alga. Menurut Ibu Asih, metode

mengajar yang paling diminati siswa tergantung pada kesukaan siswa tersebut

terhadap suatu mata pelajaran. Karena Ibu Asih pernah menemui siswa yang

merasa bosan saat pembelajaran. Beliau berpendapat bahwa kebosanan tersebut

dikarenakan faktor eksternal, contohnya siswa merasa bosan karena sedang sakit

atau sedang mendapatkan masalah di luar sekolah. Namun di sisi lain, apabila

Beliau menemui seorang siswa yang terus menerus bosan saat menerima

pembelajaran, dan hal tersebut mengganggu jalannya proses KBM, maka Beliau

akan berusaha mendekati siswa tersebut dan mencari tahu apa penyebab

kebosanannya dengan cara yang halus. Untuk meningkatkan minat belajar siswa,

Ibu Asih akan memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. Ibu Asih mendeteksi minat seorang siswa terhadap mata

pelajaran yang diampu Beliau dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Metode

(11)

2.

Pembahasan

1.

Pengaruh metode mengajar guru terhadap minat belajar

siswa

Setiap guru memiliki metode mengajar yang berbeda. Metode yang diterapkan

tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula bagi minat belajar siswa.

Metode mengajar guru di kelas dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan

membantu mereka dalam menangkap materi pelajaran yang disampaikan. Sehingga

pengetahuan mereka akan semakin luas karena dapat memahami materi dengan

baik. Dengan metode mengajar yang ideal dan bervariasi, akan mengurangi

kebosanan dan kemalasan siswa dalam belajar, serta otak akan lebih fresh dalam

proses pembelajaran berlangsung. Di lain sisi, ada pula metode mengajar guru

SMA N 1 Temanggung yang kurang ideal sehingga menimbulkan dampak yang

kurang baik bagi siswa. Dengan metode yang kurang ideal tersebut, siswa

cenderung tidak bersemangat mengikuti pelajaran di kelas. Maka, proses

pemahaman siswa akan terhambat sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi

mereka di sekolah. Dengan metode mengajar yang monoton juga akan membuat

siswa bosan dan mengantuk saat proses pembelajaran. Dari pemaparan tersebut,

penulis membenarkan bahwa metode mengajar guru akan berpengaruh terhadap

minat dan prestasi belajar siswa siswi SMA N 1 Temanggung.

2.

Metode mengajar yang diharapkan siswa

Setiap siswa tentunya mengharapkan metode mengajar yang diterapkan guru dalam

proses belajar mengajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Namun,

masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga guru tidak mungkin

akan menerapkan berbagai macam metode mengajar dalam satu pertemuan

sekaligus. Hal itulah yang mendorong seorang guru untuk mengupayakan metode

mengajar yang tepat bagi siswa dalam pembelajaran di

kelas.Maka

dari itu guru

dituntut untuk selalu kreatif dalam mengajar agar dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang efektif dan

kondusif.Ada

berbagai metode yang dapat

diterapkan. Salah satunya yang paling diminati siswa yaitu metode bercerita.

Berdasarkan survei, metode bercerita sangat diminati siswa karena sangat menarik

dan membuat paham siswa dengan materi yang diajarkan. Namun, guru juga dapat

menerapkan lebih dari satu metode. Dalam proses belajar mengajar di SMA N 1

Temanggung, sebagian guru telah menerapkan beberapa metode mengajar yang

sesuai dengan harapan siswa. Hasil dari penerapan variasi metode mengajar

tersebut dapat meningkatkan minat belajar siswa di kelas sehingga mereka meraih

prestasi yang baik.

4.2.3. Cara meningkatkan minat belajar siswa

Untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru dituntut agar kreatif dalam

menerapkan metode mengajar yang menarik. Selain itu, guru juga dapat

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam menerima

(12)

SIMPULAN DAN SARAN

1.

Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode

mengajar guru dapat memengaruhi minat siswa terhadap suatu mata pelajaran.

Sedangkan metode mengajar yang tidak sesuai dapat membuat siswa tidak paham

dengan materi yang diajarkan sehingga memengaruhi nilai yang diperoleh siswa.

Setiap guru memiliki metode mengajar yang berbeda. Ada banyak sekali metode

mengajar yang dapat digunakan oleh guru seperti metode ceramah, resitasi, tanya

jawab, diskusi dan lain sebagainya yang bisa disesuaikan dengan kondisi, situasi

maupun tipe siswa yang diajar.

2.

Saran

Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik maka dapat dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

1.

Menggunakan metode mengajar yang sesuai. Salah satunya yang paling

diminati siswa yaitu metode bercerita.

2.

Adanya usaha untuk memahami materi yang diajarakan dan mengikuti

pembelajaran dengan metode yang digunakan (bagi siswa).

3.

Adanya rasa saling pengertian antara guru dan murid.

4.

Adanya sikap saling menghargai antara guru dan murid.

DAFTAR PUSTAKA

Djajadisastra, J.1985. Metode-Metode Mengajar.Bandung:Angkasa

Gie,

Liang.1998.“Introduction

to The Study of Public Administration”. Dalam

http://grahacendikia.wordpress.com/2009/04/23/minat-belajar-siswa. Di unduh 4

januari 2013.

Rudi, T. May .2005.komunikasi dan hubungan masyarakat

internasional.Jakarta:

Refika Aditama

Slameto.2010

.Author.Jakarta:Rineka Cipta

(13)

Golong an Umur

Perkotaan

Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah L

2000 2 2001 3 2002 4 2003 2004 20

1 Termasuk pendidikan nonformal

(Paket A, Paket B, atau Paket C)

2 Tidak termasuk D.I.

(14)

Aceh dan Maluku

3 Tidak termasuk

D.I. Aceh

4 Tidak termasuk Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD), Maluku, Maluku Utara, dan Papua

[Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS]

Data dikutip dari publikasi

Statistik Indonesia

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengembangan

sumberdaya manusia

mulailah menggunakan sebuah pertanyaan ketika mulai menulis. Misalnya "Bagaimana cara meningkatkan SDM untuk mencapai prestasi pendidikan?" atau "apa saja faktor yang mempengaruhi SDM dalam

meningkatkan prestasinya?", dll. 2. buat kerangka tulisannya

3. gunakan beberapa refresi yang berkaitan. terima kasih.

Pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi khususnya pendidikan madrasah diniyah, sangat penting dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama. Pengembangan sumber daya manusia merupakan bentuk investasi. Oleh karena itu, pelaksanaan pengembangan SDM perlu

memperhatikan faktor-faktor baik dalam diri organisasi itu sendiri maupun di luar organisasi yang bersangkutan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Diantara faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal disini mencakup keseluruhan kehidupan

organisasi/lembaga yang dapat dilakukan, baik pimpinan maupun anggota organisasi yang bersangkutan.

a. Misi dan Tujuan Organisasi

Setiap organisasi mempunyai misi dan tujuan yang ingin

dicapainya. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan yang baik dan implementasinya secara tepat. Untuk itu diperlukan kemampuan tenaga sumber daya manusia melalui pengembangan sumber daya manusia. b. Strategi Pencapaian Tujuan

Misi dan tujuan organisasi mungkin sama dengan organisasi lain,

tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut dapat berbeda. Oleh karenanya, kemampuan karyawan diperlukan dalam memperkirakan dan mengantisipasi keadaan di luar, sehingga strategi yang disusun dapat memperhitungkan dampak yang akan terjadi di dalam organisasinya. Secara tidak langsung hal ini dapat mempengaruhi pengembangan sumber daya menusia dalam organisasi.

c. Sifat dan Jenis Tujuan

Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat penting terhadap

(15)

yang kegiatannya memerlukan inovasi dan kreativitas. d. Jenis Teknologi yang digunakan

Pengembangan organisasi diperlukan untuk mempersiapkan tenaga dalam mengoperasikan teknologi atau mungkin terjadinya otomatisasi kegiatan-kegiatan yang semula dilakukan oleh manusia. 2. Faktor Eksternal

Organisasi itu berada di dalam lingkungan dan tidak lepas dari

pengaruh lingkungan di mana organisai itu berada, agar organisasi itu dapat

melaksanakan misi dan tujuannya maka harus memperhitungkan faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor eksternal organisas. Diantara faktor-faktor

tersebut adalah kebijakan pemerintah, sosial budaya masyarakat, perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi.

a.. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan-kebijakan pemerintah baik yang dikeluarkan melalui

perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah, surat keputusan menteri maupun pejabat pemerintah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi. Kebijakan-kebijakan tersebut akan mempengaruhi program-program pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan.

b. Sosio Budaya Masyarakat

Faktor sosio budaya masyarakat tidak dapat diabaikan oleh suatu

organisasi. Hal ini dapat dipahami karena suatu organisasi apapun didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi faktor eksternal perlu dikembangkan. c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar organisasi dewasa ini telah sedemikian pesatnya. Organisasi yang baik harus mengikuti arus tersebut dan harus mampu memilih teknologi yang tepat. Oleh karena itu, kemampuan karyawan organisasi harus diadaptasikan dengan kondisi tersebut.

Selain itu, faktor-faktor tersebut dapat menunjang suatu

keberhasilan yang maksimal apabila suatu diklat atau pelatihan dan pendidikan tersebut anadaya suatu partisipasi yang sangat baik dalam diri peserta, fokus pelatihan yang sangat efektif, proses yang memadai, biaya yang ringan, motivasi, serta hasil atau out came yang sangat bagus bagi peserta setelah pelaksanaan diklat atau pendidikan dan pelatihan.

Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum

sejalan dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola

SDM menjadi faktor utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. Lalu sumber

daya yang bagaimana yang perlu dikembangkan agar tujuan organisasi bisa

tercapai dengan baik?

(16)

1. Sonny Sumarsono (2003, h 4), Sumber Daya Manusia atau human recources

mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat

diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha

yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang

dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk

memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu

melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan

tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau

masyarakat.

2. Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak

melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Definisi ini, yang dikemukakan oleh Mary Parker Follett, mengandung arti bahwa

para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang

lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlakukan, atau dengan kata

lain dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Manajemen memang dapat mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi

definisi di atas memberikan kepada kita kenyataan bahwa kita terutama mengelola

sumber daya manusia bukan material atau finansial.

Di lain pihak manajemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa

yang akan dilakukan), pengorganisasian (perencanaan dan penugasan kelompok

kerja), penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian

kompensasi, dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan,

integrasi, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.

3. M.T.E. Hariandja (2002, h 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti

modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi organisasi.

4. Mathis dan Jackson (2006, h.3) SDM adalah rancangan sistem-sistem formal

dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara

efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

(17)

kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan proses untuk

mendukung strategi.

5. Hasibuan (2003, h 244) Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan

terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya

dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya

dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan

setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia

menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal

atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah

kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh

dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient

(IQ) dan Emotion Quality (EQ).

Share this article:

Cara Meningkatkan Prestasi Belajar yang Rendah

Permasalahan utama yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah Rendahnya Prestasi

Belajar siswa. Hal ini merupakan sebuah koreksi bagi kinerja dunia pendidikan, khususnya

para pegiat pendidikan. Kita memang sangat terenyuh melihat kenyataan rendahnya prestasi

belajaar para siswa kita. Ini mencerminkan proses pendidikan dan pembelajaran yang gagal.

Terkait dengan kondisi tersebut, maka setidaknya kita perlu melakukan introspeksi

terhadap segala hal yang telah kita perbuat untuk proses pendidikan anak bangsa. Bahwa

pendidikan dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang paling utama, yaitu di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat. Oleh karena itulah, jika kita mendapati kenyataan jelek yaitu rendahnya

prestasi belajar siswa, maka sebenarnya merupakan tanggungjawab bersama tiga aspek

tersebut. Tentunya sebagai akibat rendahnya prestasi belajar siswa, maka kualitas sumber

daya manusia (SDM) juga terpengaruh. Hal ini karena adanya keterkaitan nyata antara

prestasi belajar dengan kualitas sumber daya manusia. Siswa yang berprestasi

mencerminkan sumber daya manusia yang berkualitas, sementara siswa yang tidak

berprestasi atau rendah prestasinya menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas

rendah juga.

Terkait dengan hal tersebut, maka perlu kiranya kita secara intens dan bersama -sama

(18)

rendahnya prestasi belajar siswa sehingga merasa terpuruk dan enggan beranjak dari kondisi

tersebut. Untuk hal tersebut kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

Proses Pembelajaran Harus Efektif

Rendahnya prestasi belajar siswa sebenarnya merupakan satu pukulan telak ya ng diterima

oleh guru dan dunia pendidikan. Ini merupakan satu kondisi yang memalukan dan harus

segera ditindak-lanjuti dengan penanganan efektif. Untuk hal tersebut, maka guru

seharusnya benar-benar memaksimalkan proses pembelajaran sehingga materi dan target

dapat dicapai secara maksimal dan efektif. Dengan demikian, maka kualiats SDM dapat

dipertahankan, bahkan ditingkatkan secara signifikan.

Efektifitas proses pembelajaran pada jaman sekarang sangat tergantung pada tingkat

kebersamaan siswa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban belajarnya. Jika tidak, maka

segala upaya yang kita lakukan sama sekali tidak berguna untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Ini merupakan kewajiban untuk mengangkat rendahnya prestasi

belajar siswa.

ü Siswa Harus Berperan Aktif Dalam Proses Pembelajaran

Konsep pembelajaran beralih secara signifikan pada proses pembelajarannya, dimana pada

jaman dahulu, konsepnya menempatkan guru sebagai pusat belajar, maka sekarang siswa

adalah pusat belajarnya. Artinya untuk meningkatkan rendahnya prestasi belajar siswa,

maka siswa seharusnya memposisikan diri sebagai pusat kegiatan, sehingga setiap kegiatan

belajar adalah bagian kegiatannya. Siswa harus terlibat dan berperan secara aktif dalam

proses pembelajaran. Mereka tidak boleh hanya menunggu perintah atau menjadi

pendengar setia dari proses pembelajaran di kelasnya. Mereka harus mengambil peranan

secara aktif. Jika mereka mengambil peranan aktif dalam proses pembelajaran, maka

rendahnya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Siswalah yang sesungguhnya

menentukan keberhasilan belajarnya. Jika mereka aktif belajar, maka tingkat

keberhasilannya semakin bagus

Peranan Orangtua Pada Belajar Anak-anaknya

Orangtua atau keluarga adalah tempat belajar siswa untuk pertama kalinya. Sejak kecil,

mereka berada di lingkungan keluarga sehingga mereka secara langsung melakukan proses

belajar. Siswa belajar dari orang-orang yang berada di sekitarnya sehingga mempunyai

kemampuan melakukan sesuatu. Dengan demikian, sebenarnya orangtua mempunyai

(19)

Seringkali terjadi, orangtua menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan dan pembelajaran

anak-anaknya kepada sekolah. Mereka merasa dunia pendidikan mempunyai kemampuan

untuk memberikan proses pendidikan dan pembelajaran yang dibutuhkan anak-anaknya da

tidka perlu ditambah di rumah. Akibatnya adalah rendahnya prestasi belajar anak -anak

sebab tidak ada bimbingan di rumah.

ü Masyarakat Sebagai Tempat Belajar Siswa

Lingkungan terakhir yang menjadi tempat belajar anak-anak adalah lingkunganmasyarakat.

Di lingkungan inilah, banyak waktu yang dihabiskan anak. Mereka bergerak dan

bersosialisasi dengan banyak orang sebagai wujud dirinya m akhluk sosial. Dengan demikian,

maka semakin berkurang waktu yang mereka miliki untuk belajar. Dan, dalam konteks inilah

yang selanjutnya menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.

Anak-anak kehilangan waktu untuk belajar sebab terlalu asyik dengan interaksi antar

personal di masyarakat. Mereka tidak pernah belajar sebab kegatan di masyarakat jauh lebih

menarik perhatian mereka daripada sekedar belajar di depan meja belajar. Dalam kondisi

inilah, maka seharusnya

masyarakat menerapkan tugas dan kewajibannya terhadap proses belajar anak -anak.[1]

Dunia pendidikan kita ditandai oleh disparatis antara pencapaian academic standard dan

performance standard. Faktanya, banyak peserta didi k menyajikan tingkat hafalan yang baik

terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada kenyataannya mereka tidak

memahaminya. Sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa

yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunkan atau

dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagai

mana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode

ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami kon sep-konsep yang

berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat umumnya di mana mereka akan hidup

dan bekerja.

Disparitas terjadi karena pembelajaran selama ini hanyalah suatu proses pengondisian

-pengondisian yang tidak menyentuh realitas alami. Pembelajara n berlatar realitas artificial.

Aktivitas kegiatan belajar mengajar selama ini merupakan pseudo pembelajaran. Terdapat

jarak cukup jauh antara materi yang dipelajari dengan peserta didik sebagai insan yang

(20)

Sebagai medium pendekat antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artificial

adalah aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi

terhadap materi yang dipelajari daripada struktur ya ng terdapat di dalam materi itu.

Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Belajar bukan manifestasi

kesadaran dan partisipasi, melainkan keterpaksaan dan mobilisasi. Dampak psikis ini tentu

kontraproduktif dengan hakikat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia atas

seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki secara kodrati.

Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk

mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Seiring dengan

pengembangan filsafat kontruktivisme dalam pendidikan selama dekade ini, muncul

pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa negeri ini menuju pembelajaran

yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan kontruktif. Salah satu pemikiran kritis itu

dan salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan atau PAIKEM.

 Pembelajaran

menunjuk pada proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai center stage

performance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk

berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang

menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh

potensi kemanusiaan yang dimilikinya.

 Aktif

Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif

bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan

proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pas if yang

hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah

proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk

mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas y ang

dihadapinya.

 Inovatif

pembelajaran merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makan

itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang member

kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang

(21)

 Kreatif

pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran seperti itulah

kreativitas bisa dikembangkan. Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif yang

melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan

cara baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi unik atas suatu problem.

 Efektif

Pembelajaran efektif adalah jantungnya sekolah efektif. Efektivitas pembelajaran merujuk

pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan

pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran efektif

e udahka peserta didik elajar sesuatu ya g er a faat .

 Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio emotional climate

positif. Peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah de rita

yang didera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinnya. Belajar bukanlah tekanan

jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya.

Pembelajaran menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas menjalaninya. Pembelajaran

PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta

didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman

(pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarka n

bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan

di luar kelas. Praktik PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan praktik. Kemampuan

teoritik meliputi arti belajar, dukunagn teoritis, model pembelajaran, dan pembelajar an

kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktikan metode -metode PAIKEM.

PAIKEM sebagai proses learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

together mendorong terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta didik. Aspek

pengetahuan-pengetahuan tersebut penting sebagai landasan bagi guru maupun calon guru

berpikir logis dan bertindak profesional atas profesinya. Bertolak pada kebutuhan

pendidikan di era global dan tuntutan profesionalisme kependidikan, metode bertajuk

PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan) proses dan hasil belajar

peserta didik diharapkan akan meningkat. Dengan meningkatnya proses dan hasil belajar

maka diharapkan kualitas pendidikan juga akan meningkat martabat bangsa kita.[2]

(22)

[2]www.kompasiana.comv

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH BERDIRINYA RUMAH PINTAR AL-BAROKAH

Sebagai subsistem pendidikan nasional, pendidikan nonformal dihadapkan pada dua tantangan besar pembangunan pendidikan nonformal, yakni pertama, bagaimana pendidikan nonformal mampu melaksanakan komitmen nasional untuk membenahi dan mengembangkan mutu pendidikan; dan kedua, bagaimana pendidikan nonformal mampu berperan efektif membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat lapisan bawah, yang memiliki berbagai keterbatasan dan ketidakberdayaan secara struktural maupun kultural akibat geologis maupun sosio-demografis. Pendekatan untuk selalu mengintegrasikan aspek mutu dalam merancang dan mengembangkan program-program pendidikan nonformal serta melibatkan seluruh stakeholder pendidikan merupakan strategi untuk menjawab tantangan tersebut, karena bagi pendidikan nonformal, program-program yang tidak mempertimbangkan mutu tidak akan efektif dilaksanakan.

Hingga saat ini, pendidikan nasional di Indonesia masih menghadapi tiga tantangan besar yang kompleks. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Selain itu, pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menonjol yaitu: (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; (2) masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademis.

Tentunya hal ini menjadi tantangan dan pekerjaan rumah kita bersama bagi warga masyarakat yang tinggal di Tatar Pasundan ini. Sehingga perlu adanya suatu penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mau ikut berpartisipasi aktif dalam rangka mencapai indeks IPM yang telah ditargetkan.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Suzanne Kindervatter (1979) yang mengemukakan pendapatnya tentang pemberdayaan adalah setiap upaya dalam pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian dan kepekaan warga belajar terhadap perkembangan sosial ekonomi dan atau politik sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya di dalam masyarakat. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia karena hanya dengan pendidikan seseorang mampu menghadapi persaingan di segala aspek kehidupannya.

(23)

Pendidikan Non Formal sebagaimana yang tercantum di dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yaitu :

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstrukur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional (UU. Sisdiknas, 2004 : 23-2)

Dari penjelasan di atas Pendidikan Luar Sekolah memiliki peran yang urgen di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung semakin cepat menimbulkan kebutuhan yang beraneka ragam dalam hal peralihan informasi, pengetahuan serta keterampilan guna pengembangan potensi peserta didik dengan menyeimbangkan antara pengetahuan dan keterampilan fungsional.

Satuan pendidikan Nonformal seperti PKBM, sanggar belajar, pondok pesantren, padepokan,

dan penyelenggara kegiatan pendidikan lainnya seperti Rumah Pintar dan lain

sebagainya mempunyai kapasitas dalam pengembangan pendidikan nonformal yang merupakan bagian penting dari program pembangunan pendidikan dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan nonformal merupakan usaha sadar yang disengaja untuk membantu masyarakat agar mereka dapat mengubah sikap dan prilaku membangun serta dapat menggunakan sikap dan prilaku tersebut dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Spektrum layanan pendidikan secara komprehensif lebih memungkinkan dilakukan melalui pendidikan nonformal. Argumentasi konseptual-teoritik dan faktual-empiriknya adalah karena menurut perspektif pendidikan nonformal, pendidikan tidak berakhir pada saat berakhirnya pendidikan sekolah atau formal, akan tetapi dia merupakan suatu proses sepanjang hayat yang mencakup keseluruhan kurun waktu hidup seorang individu, termasuk melalui pendidikan non formalyang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar (learning society).

Masyarakat gemar belajar dapat terwujud apabila setiap warga masyarakat selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan bermakna, meningkatkan kemampuan, dan mengembangkan dan melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar telah menjadi kebutuhan hidup dan kebiasaan masyarakat. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat tidak terbatas hanya untuk mengetahui atau belajar sesuatu (learning how to learn), tidak pula belajar hanya untuk, memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan (learning how to solve problems). Kegiatan belajar yang mereka lakukan terarah untuk kepentingan dan kemajuan

kehidupannya (learning how to be), belajar untuk melakukan sesuatu (learning how to do), dan belajar untuk hidup bersama (learning how to live together). Masyarakat gemar belajar akan sekaligus menjadi prasyarat bagi tumbuhnyamasyarakat terdidik (educated society).

(24)

1. Meningkatkan minat baca, mengembangkan potensi kecerdasan anak, pengenalan teknologi melalui pembelajaran di 4 sentra.

2. Mengembangkan dan memberdayakan keterampilan masyarakat berbasis potensi lokal melalui sentra kriya.

3. Memacu kreativitas masyarakat guna mempertahankan dan melestarikan budaya lokal.

4. Menumbuhkembangkan kemampuan berwirausaha berbasis potensi lokal.

5. Meningkatkan taraf hidup keluarga.

Pada penyelenggaraan rumah pintar, program pelaksanannya menggunakan sistem sentra yang terdiri dari :

1. Sentra Buku yaitu pusat penyediaan dan pelayanan buku- buku bacaan. Kegiatan di sentra buku bertujuan untuk mengenalkan anak dengan buku, membangun minat baca dan menambah cakrawala pengetahuan anak. Contoh kegiatannya adalah:

a. Persiapan membaca, menulis serta berhitung untuk anak pra sekolah;

b. Menulis surat, membuat puisi dan cerita, menyusun kata serta mencocokkan gambar untuk anak

yang sudah bisa baca tulis;

2. Sentra Komputer, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan permainan edukatif bagi tumbuh kembang anak. Kegiatan di sentra ini menyuguhkan fasilitas pembelajaran dengan pendekatan yang menyenangkan, sehingga anak dapat menggali pengetahuan dan mengembangkan semua potensi kreatif yang dimilikinya.

3. Sentra Panggung, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan ruang beraktivitas dan berkreasi bagi anak dan masyarakat berupa tempat pentas dan tempat pemutaran tayangan informasi edukatif digital. Kegiatan pembelajaran di sentra ini dirancang untuk merangsang beragam eksplorasi sehingga dapat

e i u kreatifi tas, ke era ia da spo ta itas erekspresi.

4. Sentra Komputer, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan teknologi komunikasi dan informasi agar masyarakat melek teknologi. Kegiatan di sentra komputer bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak tentang teknologi informasi dan dapat bermain sambil belajar dengan menggunakan komputer.

5. Sentra Kriya, yaitu pusat penyediaan dan pelayanan keterampilan dan kecakapan hidup lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan di sentra kriya merupakan sarana pemberdayaan masyarakat yang difokuskan untuk memberikan keterampilan hidup dan vokasional peserta dalam berkarya sambil bekerja sehingga dapat menumbuhkan sikap kewirausahaan yang mandiri.

(25)

terlayaninya pendidikan bagi anak-anak usia 0-6 tahun, serta belum optimalnya layanan bagi usia remaja dan usia dewasa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kecakapan hidup masyarakat. Untuk itu maka, setelah melihat dan mengamati kondisi masyarakat di Dusun Batu Karut Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang tersebut sebagai suatu langkah solusi yang nyata adalah kami memberanikan diri untuk mendirikan dan melembagakan Rumah Pintar Al-Barokah. Adapun program rumah pintar melalui sistem sentra yaitu sebagai berikut :

1. Sentra Buku 2. Sentra Bermain 3. Sentra Panggung 4. Sentra Komputer 5. Sentra Kriya

6. Sentra Peningkatan Mutu PAUDNI

B. MEKANISME LAYANAN

Rumah Pintar Al Barokah mempunyai mekanisme layanan sebagai berikut:

1. Rumah Pintar dibuka umum.

2. Pelayanan dibuka setiap hari dengan waktu libur ditentukan oleh masing-masing Rumpin.

3. Memiliki program kegiatan yang terencana untuk masing-masing kelompok sasaran (anak-anak,

remaja, kaum perempuan dan lansia).

4. Waktu layanan berlangsung 2 jam/perhari dan bersifat fleksibel.

5. Kegiatan dilakukan selama 3-4 bulan dalam 1 kali putaran/periode.

6. Dilakukan evaluasi perkembangan peserta didik setiap akhir program.

7. Memperhatikan rasio antara tutor dan peserta didik.

8. Bersifat proaktif ke masyarakat.

C. KUALIFIKASI PENGELOLA

Rumah Pintar Al Barokah mempunyai persyaratan kualifikasi pengelola sebagai berikut:

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Berkelakuan baik

3. Minimal berpendidikan S1

4. Memiliki jiwa kepemimpinan

(26)

6. Mampu bekerjasama dengan seluruh pengurus Rumah Pintar

7. Mampu mengatur tutor dalam melaksanakan tugas

8. Bersama dengan tutor membuat perencanaan kegiatan pembelajaran di Rumah Pintar

9. Mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk peningkatan dan pengembangan Rumah Pintar

10. Bersama dengan penanggung jawab dan tutor, membuat laporan kegiatan di Rumah Pintar untuk

dilaporkan kepada SIKIB setiap 6 bulan sekali.

D. KUALIFIKASI TUTOR

Rumah Pintar Al Barokah mempunyai persyaratan kualifikasi tutor sebagai berikut:

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Berkelakuan baik

3. Memiliki kemampuan memberikan bimbingan, pembelajaran atau latihan pada warga belajar

4. Mampu mengoperasikan komputer

5. Mempunyai motivasi atau semangat yang tinggi

6. Memiliki daya kreativitas yang tinggi

7. Mencintai dunia anak

8. Memiliki kemampuan untuk membuat program pembelajaran atau kegiatan

9. Memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan membuat laporan perkembangan peserta didik atau

warga belajar.

10. Dapat bekerja dalam tim.

E. KONSEP PEMBELAJARAN

Rumah Pintar Al Barokah mempunyai konsep pembelajaran sebagai berikut:

1. Joyful Learning dan Meaningful Learning

2. Development Appropriate Practice

3. Pendekatan Tematik

(27)

5. Integrated Learning

F. ACUAN OPERASIONAL

Rumah Pintar Al Barokah mempunyai acuan operasional mencakup; (1) panduan teknis pengelola dan tutor rumah pintar dan (2) Berbagai sumber dan literatur yang mendukung sesuai dengan kebutuhan program.

G. LUAS GARAPAN

Rumah Pintar Al Barokah mempunyai luas garapan/sasaran khususnya semua warga Dusun Batu Karut Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang sedangkan sasaran umumnya masyarakat luas.

H. VISI DAN MISI RUMAH PINTAR AL BAROKAH

1. Visi RUMAH PINTAR AL BAROKAH.

Terwujudnya masyarakat yang lebih cerdas, agamis, terampil, mandiri, produktif yang pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup dan hidup harmonis, serta selalu mengembangkan potensi diri.

2. Misi RUMAH PINTAR AL BAROKAH.

Mengembangkan serta memfasilitasi usaha-usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat secara dinamis sesuai dengan kebutuhan setempat, serta memobilisasi sumber daya dan partisipasi masyarakat (baik komunitas tersebut maupun masyarakat luas) dalam upaya mendukung penyelenggaraan program pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat Untuk:

1. Meningkatkan minat baca masyarakat

2. Mengembangkan keterampilan masyarakat berbasis potensi lokal

3. Mengembangkan potensi anak usia dini

4. Mengenalkan teknologi dan informasi

5. Melestarikan budaya setempat

I. PENGELOLAAN RUMAH PINTAR

1. Jenis program.

(28)

3. Pembinaan Teknis. a. Perencanaan

Hal-hal yang disiapkan oleh pengelola RUMAH PINTAR dalam penyelenggaraan

programRUMPIN antara lain :

1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar masyarakat.

2) Menyusun prioritas program masing-masing bidang

3) Merekrut calon warga belajar dan tutor yang sebagian besar berasal dari masyarakat.

4) Menyusun program pembelajaran/pelatihan.

5) Membentuk kelompok-kelompok belajar

6) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran/pelatihan, seperti :

a) Kurikulum masing-masing program

b) Bahan belajar/modul untuk masing-masing program

c) Kalender pembelajaran/pelatihan.

d) Alat dan bahan pembelajaran/pelatihan

e) Kursi, meja, papan tulis, lemari arsip dan lain-lain

7) Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran/pelatihan

b. Pengorganisasian.

1) Menyiapkan dan menggerakan sumber daya yang teridentifikasi

2) Mengkaji dan menata sumber daya yang akan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan/tuntutan

program

3) Menata pelaksanaan program/kegiatan

4) Menata kependidikan

c. Pelaksanaan dan Pengendalian.

Pelaksanaan dan pengendalian program Rumah Pintar Al Barokah dilaksanakan oleh pengelola dan tutor sesuai dengan bidangnya masing-masing yang terdiri dari :

1) Bidang Pendidikan.

a) Memotivasi warga belajar.

b) Mengadakan dan atau mengembangkan bahan belajar pokok bagi warga belajar dan bahan

(29)

c) Melaksanakan proses belajar-mengajar

d) Menilai proses dan hasil kegiatan mengajar secara berkala

2) Bidang Informasi

a) Menyusun atau mengadakan bahan belajar yang merujuk kepada kebutuhan kelompok sasaran (

warga belajar, masyarakat, lembaga mitra potensial )

b) Memberikan layanan informasi, ini dilakukan dalam rangka sosialisasi dan promosiRUMPIN 3) Bidang Kemitraan

Melaksanakan dan mengembangkan jaringan kemitraan/kerja sama fungsional, dilakukan dalam rangka pengembangan program kegiatan, peningkatan kinerja tenaga kependidikan, pendayagunaan hasil program/kegiatan dan berkesinambungan serta pengembangan penyelenggaraan RUMPIN dan juga menerapkan asas saling menguntungkan atau menguatkan.

4) Bidang Pembinaan Teknis dan Kemitraan

Melaksanakan/menyelenggarakan pembinaan teknis secara kependidikan baik secara mandiri maupun atas fasilitasi pembina teknis. Ini dilakukan dalam upaya pemecahan masalah pelaksanaan tugas.

d. Penilaian/Evaluasi.

Evaluasi RUMAH PINTAR dilaksanakan setiap 6 bulan sekali tapi terkadang pula bersifat fleksibel dan insidental. Pada evaluasi pembelajaran di RUMAH PINTAR sama dengan yang dilaksanakan oleh pendidikan sekolah.

Tujuan diadakannya evaluasi di RUMAH PINTAR ini adalah :

1) Mengukur tingkat pencapaian penyelenggaraan

2) Untuk memperoleh data pencapaian tujuan atau keberhasilan dari masing-masing program kegiatan

pada setiap bidang dan penyelenggaran

3) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh setiap program

4) Untuk mengetahui kemajuan atau kemunduran setiap program

5) Sebagai bahan masukan untuk penyusunan rencana kerja tahunan

(30)

Sumber dana RUMAH PINTAR diperoleh dari swadaya masyarakat dan juga bantuan dari kemitraan dengan lembaga pemerintah, perusahaan dan instansi lainnya. seperti, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal KEMENDIKBUD.

J.

PENGELOLA RUMAH PINTAR AL-BAROKAH

1. Penanggung jawab : Yayasan Swandragogia

2. Pelindung :

a. Bupati Sumedang

b. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sumedang

c. Drs. Herman Suryatman, M. Si

d. Camat Kec. Cimalaka

e. UPTD Pendidikan Kec. Cimalaka

f. Kepala Desa Cibeureum Wetan

g. Een Sukaesih (Perintis Rumah Pintar Al-Barokah)

h. H. Dudung Abdullah

i. H. E. Karma Suhamad

3. Pendamping :

a. Laboratorium Jurusan PLS FIP UPI

b. Prodi Pendidikan Arsitektur FPTK UPI

4. Pengelola :

a. Ketua : Mahdi

b. Wakil Ketua I : Hendi Sobari, S. Pd

c. Wakil Ketua II : Atep Nurdin, S. Pd

d. Bendahara : Lilis Sumiati

e. Wakil Bendahara : Tati Haryati

f. Sekretaris : Drs. Maman Budianto

g. Wakil Sekretaris : Ragil Hardi

5. Tim Sentra

(31)

1. Penanggung Jawab : Irfan Awaludin

Ramdhan

2. Pengelola : Nano .S

3. Tutor : Novi Eno Zhunia

: Dini Yulia

: Imas

B. Sentra Bermain

1. Penanggung Jawab : Nenah Suhaemi

S.Pd

2. Pengelola : Susi

3. Tutor : Ida Parida

: Teti Elyana

: Reni Haryani

C. Sentra Komputer

1. Penanggung Jawab : Agus Darmawan

S.Pd

2. Pengelola : Endang Sumardi

3. Tutor : Yulyani Ardini

: Vita Suci

: Tim PGSD UPI Sumedang

D. Sentra Buku

1. Penanggung Jawab : Randi Herdiana

S.Kom

2. Pengelola : Rosiana .SE

3. Tutor : Cucu Ayana

Puri Melani

(32)

E. Sentra Kriya

1. Penanggung Jawab : Suherman

2. Pengelola : Tatang

3. Tutor : Juju

: Otay Kotayah

: Edis Yoga Utama

Sunarya

F. Peningkatan Mutu PAUDNI

1. Penanggung Jawab : Cucu Sukmana

M.Pd

2. Pengelola : Nenah Suhaemi

.S.Pd

: Drs. Maman Budianto

G. Majelis Ta’li Ru ah Pi tar Al-Barokah

1. Penanggung Jawab : Hj. Puad

2. Pengelola : Tatang Suganda

S.Pd

: Elsah Susanti

H. Sentra Bimbingan Belajar

1. Penanggung Jawab : Een Sukaesih

2. Pengelola : Agus Darmawan

S.Pd

3. Tutor : Drs. Maman

Budianto

: Mahdi

(33)

Peranan Permainan Tradisional Dalam Pendidikan

(34)

I Wayan Tarna

Dosen Pembimbing: Ni Putu Supartini, S.Pd.H, M.Pd.H

Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara

Jakarta 2015/2016

KATA PENGANTAR

OmSvastyastu

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Hyang Widi atas Asung Waranugraha yang telah diberikan kepada kita semua. Penyusun sangat bersyukur kepada-Nya karena dalam penulisan makalah ini dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini sengaja kami

mengangkat judul Peranan permainan tradisional dalam pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses seseorang untuk memperbaiki sikap, atau mengubah tingkah laku melalui ajaran dan latihan secara perlahan-lahan.Teknologi saat ini sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, contohnya sebagai penunjang proses pembelajaran di sekolah. Tapi sayangnya teknologi di dunia Pendidikan di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah daerah atau pusat, khususnya pada daerah daerah yang terisolir.

Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu. Jika dalam penulisan makalah ini ada kesalahan, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena kesalahan ini bukan disengaja, tetapi karena ketidaktahuan dan kekurangan dari kami.

Om Santih, Santih, Santih Om

(35)

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Pendidikan karakter... 4

BAB III PEMBAHASAN... 9

3.1 Pengertian Media Pembelajaran... 9

3.2 Pengertian Permainan Tradisional... 10

3.3.1 Permainan Tradisional dan Perkembangannya... 14

3.3.2 Permaianan Tradisional Yang Edukatif... 16

3.3.3 Peranan Permainan Tradisional ... 17

3.3 Jenis-jenis Permainan Tradisional ... 18

3.31 Pengimplementasian Permainan Tradisional ... 20

3.4 Memudarnya Permainan Tradisional ... 21

3.4.1 Dampak Positif dan Negatif Permainan Tradisional ... 25

BAB IV PENUTUP... 27

4.1 Kesimpulan... 27

(36)
(37)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang yang hidup. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkunganya.oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebutyang mungkin terjadi oleh perubahan pada pengetahuan,keterampilan atau sikap. Apabila proses belajar itu di selenggarakan secara formal di sekolah-sekolah. Tidak lai ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa. Baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.selama proses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungan yang antar alain yaitu:trdiri atas muted, guru, dan staf sekolah lainnya.serta bahan maeri lainyaperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong pembaharuan dalam proses pembelajaran

Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendidikan seorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran Pembelajaran di Sekolah diharapkan tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan media pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisonal, karena dalam permaianan tradisional mempunyai nilai nilai pengetahuan yang seharusnya dilestarikan oleh guru, sekalipun pada kenyataannya permainan tradisional sedikit demi sedikit ditinggalkan, permainan

tradisional merupakan ciri suatu bangsa, dan hasil suatu peradaban. Bangsa mana yang tidak bangga pada permainan budaya. Karenanya, menggali, melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Selain telah menjadi ciri suatu bangsa, permaian tradisional adalah salah satu bagian terbesar dalam suatu kerangka yang lebih luas yaitu kebudayaan. Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya dengan diterapkannya model

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk tugas akhir, saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk dapat membantu dengan menjawab daftar pertanyaan

Jika dalam jangka waktu 15 tahun tersebut ternyata salah satu dari Mawar dan Sasa meninggal dunia maka ahli waris akan mendap- atkan uang pertanggungan total sebesar Rp

Na način kako pozitivna marka proizvoda moţe utjecati na rast potraţnje za istim, tako i povijesna, tradicijska i kulturna baština destinacije, što sačinjava njen

[r]

Kata Kunci : PurwaCaraka Music Studio (PCMS), Sistem Manajemen, Jasa Pengiriman, Metode Analisa, Survey, Pengamatan, Metode Perancangan, Sistem Baru, Mengirimkan Data Secara Online,

Praise be to God the Almighty as for the blessing of His grace, the solo exhibition of Dr I Wayan Adnyana (commonly known by the name Kun, a fine art lecturer at the Faculty of

Dalam menyampaikan informasi kepada orang tua siswa, komite menggunakan layanan media sosial atau sesekali dengan menggunakan surat pemberitahuan dari madrasah.