• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Komunikasi Orang Tua dengan Ana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Komunikasi Orang Tua dengan Ana"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Komunikasi Antara Orang tua Dengan Anak

Penulis :

Anggie Ariesta (1410411151) Bayu Eko Prasetiyo (1410411150)

Ida Bagus Indra (1410411169) Yuni Lestari (1410411161)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraukatuh,

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayahNya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuskesan berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagian dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Jakarta, 12 September 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI... 2

BAB 1 : PENDAHULUAN... 3

1.1 Latar Belakang... 3

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan... 4

1.4 Manfaat... 4

BAB II : PEMBAHASAN... 5

2.1 Perubahan Anak Saat Remaja... 5

2.2 Sikap Orang Tua Dalam Berkomunikasi Dengan Anak ... 6

BAB III : PENUTUP...10

3.1 Kesimpulan ... 10

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan utama bagi seseorang karena disanalah seseorang mulai mengenal segala sesuatunya hingga mereka menjadi tau dan mengerti. Dimana semua ini tidak akan terlepas dari tanggung jawab keluarga terutama orang tua yang memegang peran penting bagi kehidupan anaknya, oleh karena itu orang tua bertanggung jawab atas proses pembentukan perilaku anak, sehingga diharapkann selalu memberikan arahan, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anak melalui interaksi antara orang tua dengan anak dalam lingkungan keluarga. Namun, dalam kehidupan saat ini peranan orang tua sebagai pendidik anak semakin memperhatinkan. Banyak sekali orang tua yang menjadikan kesibukan bekerja sebagai alasan desakan kebutuhan ekonomi, profesional serta hobi. Padahal, tanpa kita sadari hal tersebut membuat kedekatan orang tua dan anaknya semakin berkurang. Kondisi tersebut yang apabila tanpa kita sadari lama-kelamaan akan menjadi penghalang terhadap hubungan orang tua dengan anak. Dalam hal ini, anak akan tumbuh berkembang semakin dewasa dan perlu diingat pada saat anak tumbuh semakin dewasa komunikasi adalah masalah kebiasaan. Jika anak sudah dibiasakan berkomunikasi sejak masih dalam kandungan maka komunikasi tersebut berpeluang besar tidak akan mengalami kerenggangan. Sementara, seseorang yang disebut anak tidak akan terus menerus menjadi anak-anak melainkan bertumbuh kembang menjadi dewasa. Perubahan anak akan membawa pula perubahan cara berkomunikasi kepada orang tua.. Perubahan anak menjadi dewasa juga sering kali membuat orang tua merasa perilaku anaknya seperti tidak logis dan tidak sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak, membina kehidupan jasmaniah, kecerdasaan, perkembangan sosial dan emosionalnya, orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang erilaku ankanya, karena dari situlah dasar perilaku anka tersebut. Banyak orang tua yang tidak ada masalah dengan perubahan tersebut, namun banyak juga yang mengalami konflik disebabkan karena perubahan cara berkomunikasi Dan pada waktu orang tua menyadari kekurangan ini, keadaan sudah menjadi terlanjur untuk diselamatkan. Fakta pun menunjukan bahwa karena perubahan anak menjadi dewasa sering kali menyebabkan komunikasi orang tua dan anak menjadi sedikit terhambat pula. Agar komunikasi senantiasa bebas dan terbuka, maka pandangan orang tu terhadap anak harus pula bertambah sesuai perkembangan anak.

(5)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Sikap yang seperti apakah yang dibutuhkan orang tua dalam berkomunikasi untuk menghadapi perubahan anak saat remaja?

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui peranan penting serta perubahan komunikasi yang terjadi saat anak berubah menjadi remaja

2. Memberikan informasi tentang solusi serta sikap yang dibutuhkan orang tua dalam berkomunikasi dengan anak.

1.4 MANFAAT MAKALAH Manfaat makalah ini bagi penulis :

Penulis dapat lebih mengetahui lebih jauh tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan orang tua. Setelah memahami banyak sumber, penulis mendapatkan banyak gambaran bagaimana kondisi cara berkomunikasi orang tua dengan anak saat ini. Makalah ini juga menjadikan acuan bagi penulis untuk terus meneliti sehingga dapat berbagi informasi kepada pembaca.

Manfaat makalah ini bagi pembaca :

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PERUBAHAN ANAK DENGAN ORANG TUA SAAT REMAJA

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan ini di mana pun dan kapan pun, termasuk dalam lingkungan keluarga. Pembentukan komunikasi intensif, dinamis dan harmonis dalam keluarga pun menjadi dambaan setiap orang. Peranan keluarga terutama orangtua, menjadi amat penting bagi pembentukan karakter seorang anak, terlebih lagi bila anak tersebut mulai memasuki masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja, seseorang akan mengalami berbagai perubahan mengenai dirinya, baik perkembangan fisik maupun psikologis. Remaja pada umum-nya sangat rentan terhadap pengaruh dari lingkungannya. Karena di masa inilah remaja banyak mengalami berbagai problema mengenai jiwa psikologisnya.

Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-maslahnya sendiri. Walaupun tidak dialami oleh semua remaja, salah satu masalah mereka adalah dengan orang tua. Pernahkah kamu merasa orang tuamu tidak memahamimu? Atau kamu merasa apa saja yang kamu lakukan salah dimata mereka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu dan orang tuamu? Mengapa hubungan kalian tak sebaik dulu ketika kalian masih anak-anak.?

Keluarga merupakan tempat di mana proses interaksi sosial primer berlangsung dan menjadi tempat ditanamkannya pendidikan moral dan agama. Sehingga keluarga terutama orangtua harus ikut bertanggung jawab dalam membimbing anaknya. Orangtua menjadi sumber utama informasi dan menjadi motor pengawasan dan pembinaan terhadap perkembangan para generasi muda yang nantinya akan melanjutkan cita-cita bangsa. Komunikasi efektif dapat menjadi jalan bagi orangtua untuk memantau dan membimbing anaknya. Namun terkadang, orangtua dan remaja terlalu sibuk dengan kegiatannya masing-masing sehingga enggan untuk berbincang-bincang bersama.

(7)

terlalu mengatur dirinya. Remaja juga merasa dirinya ragu-ragu dan malu untuk menceritakan isi hatinya. Demikian pula orangtua yang kadang malas untuk bercengkrama dengan anaknya. Bahkan ada anggapan jika komunikasi remaja dengan orang tua sering bermasalah. Sehingga tak heran, bila hubungan kekeluargaan menjadi kurang harmonis akibat tidak ada jalinan komunikasi yang baik. Bila begitu pengawasan dan pemantauan keluarga terhadap remaja menjadi sulit. Padahal melalui komunikasi efektif antara remaja dan keluarga terutama orangtua, dapat diketahui berbagai perkembangan dan masalah yang sedang dialami remaja, agar yang lebih dewasa dapat menuntunnya. Luangkan waktu sejenak untuk berdiskusi, berkomunikasi aktif, bercanda serta apapun yang membuat seorang anak merasa dimiliki dan diperhatikan.

Bila remaja yang berkembang di lingkungan kurang kondusif, kematangan emosional-nya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah tidak sesuai”, misalnya :

Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya

Lari dari kenyataan (regresif): suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkon-sumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.

2.2 SIKAP ORANG TUA DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK

Sikap orang tua terhadap remaja akan sangat mempengaruhi bagaimana seorang remaja itu bersikap dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Orang tua yang bersikap otoriter, keras dan menyukai hal-hal yang jelas tidak mencerminkan perilaku baik terhadap anak remaja. Jadi setiap hukuman atau disiplin tidak dicarikan dengan kelembutan, penerimaan, dan alasan. Tingkah laku orang tua ini dapat menciptakan suatu konsep diri yang menekankan bagi anak remaja untuk bersikap arogan, keras kepala, tidak penurut, suka melawan.

(8)

pemahaman anak remaja untuk menjadi dirinya percaya diri serta punya rasa tanggung jawab. Anak bukanlah sebuah boneka hanya untuk mainan dan ditimang-timang atau robot yang cara kerjanya hanya menekan tombol on/off, namun anak adalah sebuah individu yang sangat unik apabila kita sebagai orangtua bisa memahaminya.

Dorongan sebagai penyemangat remaja agar ia tidak lekas putus asa. Motivasi untuk memberikan acuan, sehingga remaja memiliki banyak nasihat sebagai arah jalan hidupnya. Solusi untuk membantu menyelesaikan masalah bagi remaja, serta dukungan sebagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja dengan pilihan yang ia putuskan. Berbagai norma tetap menjadi panduan dalam mendidik remaja. Norma kesopanan mengajarkan etiket hidup, norma kesusilaan mengajarkan kepribadian diri, norma hukum melatih disiplin bertanggung jawab, dan norma agama petunjuk jalan arah hidup, keempatnya selalu berkaitan.

Pemantauan meliputi seluruh aspek kehidupan remaja. Baik pemantauan pergaulan, pendidikan, psikologis jiwa, kesehatan reproduksi, maupun kondisi fisik. Komunikasi yang efektif dan menyenangkan dalam keluarga dapat menjadi jalan bagi orang tua untuk dapat membina anaknya supaya anaknya dapat tercipta sebagai remaja yang handal, tangguh, dan berkwalitas supaya tegar dalam menghadapi masa depan. Sebab remaja adalah generasi muda penerus bangsa yang harus dijaga agar tidak rusak akibat terkoyak perkembangan jaman yang selain membawa dampak positif juga negatif. Oleh sebab itulah remaja yang nantinya akan menjadi pilar penyangga masa depan bangsa harus benar-benar dijaga dan dididik dengan baik.

Adanya komunikasi aktif dengan anak, rasa kasih dan rasa sayang yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, anak merasa terlindungi, diperhatikan serta merasa dipedulikan dan dihargai. Ada beberapa cara agar bisa menjadikan seorang anak bisa menurut, segan terhadap orangtua :

1. Komunikasi aktif tanpa membedakan anak

(9)

begitu juga anak remaja yang sedang tumbuh dan berkembah baik secara psikologi maupun perkembangan organ tubuh. Dan orangtua jangan sampai membuat kesenjangan komunikasi anak yang satu dengan yang lainnya, itu akan menimbulkan kecemburuan komunikasi yang pada akhirnya akan timbul mis-komunikasi.

2. Didik dengan agama yang baik

Pendidikan agama dalam lingkungan keluarga sangatlah dibutuhkan dan diharuskan, karena akan menyangkut perkembangan moralitas anak agar tidak terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang akan merugikan masa depannya. Dan agama adalah bagian dari pembentukan jati diri seorang anak, agar bisa memilih dalam pergaulan diluar lingkungan rumah, disekolah, ditempat berkumpulnya anak-anak remaja. Apabila penekanan dalam hal akidah seorang yang beragama, sebagai orangtua harus tegas dan terarah serta disini orangtua tidak ada istilah toleransi.

Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan per-kembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang mempedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian

3. Menghargai pendapat anak

(10)

masih standar seorang anak. Namun sebagai orangtua tidak boleh meremehkan sebuah pendapat dari seorang anak, karena anak adalah bagian dari keluarga. Setiap pendapat anak adalah sebuah wacana, agar anak tersebut dalam hidup bersosialisasinya akan bisa berkembang dan apabila terjadi sesuatu yang akan memungkinkan anak tersebut sudah tidak asing lagi, karena dalam lingkungan keluarga sendiri sudah terbiasa untuk menyampaikan pendapat. Menghargai pendapat itu adalah sebuah tindakan yang sangat bijak apalagi sebagai orang tua, karena seoang anak apabila pendapatnya, atau hasil karyanya dihargai oleh orang tua itu sebuah kebanggaan tersendiri yang diterima oleh seorang anak.

4. Berani meminta maaf kalau memang kesalahan ada di orangtua

Sebaik apapun seorang manusia, secerdas apapun seorang professor, sealim apapun seorang ulama, setiap langkah dalam hidupnya sekecil apapun pasti akan selalu mengalami sebuah kesalahan atau kekeliruan, itu adalah manusiawi. Ada dua kalimat yang kebanyakan orang sulit untuk mengucapkannya permintaan maaf dan terimakasih, padahal kalimat tersebut adalah sebuah ucapan yang sangat mulia, karena setiap manusia tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan. Namun sebagai orang tua terkadang sering mengalami permasalahan atau kesalahan terhadap anak, baik itu di sengaja maupun tridak, tapi jarang orangtua meminta maaf kepada anaknya. Karena mungkin itu gengsi atau merasa setiap apa yang dilakukan orangtua adalah selalu benar, hal semacam ini adalah sebuah dilema, yang sebenarnya aplikasi psikologis yang sangat mendidik agar memberi contoh yang baik terhadap anak. Dengan contoh tersebut seorang anak akan membiasakan diri dalam keluarga untuk saling meminta maaf, jadi bukan hanya anak saja yang selalu meminta maaf kepada oranagtua, tetapi sebaliknya itu adalah sebuah sikap yang sangat demokratis serta bijak dalam bekomunikasi keluarga.

5. Didik anak dengan santun, bicara yang tegas jangan mendoktrin

(11)

Agar menjadi anak yang baik sesuai dengan harapan tidaklah semudah dalam bayangan, akan tetapi itu bisa terjadi, apabila kita sebagai orangtua bisa bersikap tanggap, bijak dan santun dalam cara penyampaian, tegas dalam ucapan serta tidak mendoktrin dalam keinginan-nya. Apabila itu bisa disikapi oleh kita sebagai orangtua, tidak menutup kemungkinan anak akan menjadi sosok yang diidamkan oleh orangtua serta menjadi sosok yang diharapkan oleh keluarga serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.

6. Berilah pilihan, bukan penekanan

(12)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Fungsi komunikasi bagi orang tua dan anak adalah agar tidak terjadi kesalah pahaman antara orang tua dan anak serta dapat menjalin hubungan yang baik dan erat antara orang tua dan anak.

Masalah umum yang timbul dalam komunikasi antara orang tua dan anak adalah kurangnya perhatian orang tua kepada anakyang mengakibatkan anak akan mecari bentuk perhatian ke lingkungan, sehingga anak akan mengungkapkannya dengan perbuatan yang biasa disebut kenakalan remaja.

Faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan antara komunikasi orang tua dan anak adalah :

 Kesibukan orang tua menjadikan kurangnya komunikasi dengan anak  Remaja enggan menceritakan permasalahannya kepada orang tua

Solusi atau langkah-langkahyang ditempuh untuk menangani masalah komunikasi orang tua dengan anak adalah :

 Komunikasi aktif tanpa membedakan anak  Didik dengan agama yang baik

 Menghargai pendapat anak

(13)

3.2 SARAN

Hubungan orang tua dan anak tidak terlepas dari adanya perbedaan karakter diantara keduanya. Dalam berbagai pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, hanya dijelaskan mengenai perbedaan karakter antara anak dan orang tua sehingga memicu miss communication diantara kedua. Hal yang belum terungkap dari berbagai pendapat tersebut, adalah perbedaan karakter yang dapat memicu keefektifan komunikasi diantara keduanya sehingga penulis perlu menyarankan untuk meneliti lebih lanjut perbedaan karakter keduanya.

Diharapkan kepada para Pembaca agar memperhatikan poin-poin penting dalam makalah ini untuk menerapkan dalam keluarga, lebih khusus pada saat kita mendidik sang buah hati, agar dia bisa berkembang menjadi individu yang baik di kemudian hari. Tingkah laku yang baik yang ditunjukkan seseorang mencerminkan kebaikan dari keluarga yang membesarkannya.

(14)

Psikologi remaja. Ali. M dkk. bumi aksara. Jakarta. Hal 89-90

Psikologi remaja. Dadang sulaeman. penerbit mandar maju. bandung. Hal 71

Anita L. Vangelis.2004.Handbook of Family Comunication.USA:Lawrence Elbraum Press. hal 349

Fajeri, Nor. 2014. “

Makalah belajar dan pembelajaran komunikasi orang tua

dengan anak”. (

http://cahaya-fajeri.blogspot.com/2010/10/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html ,diakses pada tanggal 11 september 2014, pukul 18.30 WIB)

Kesimpulan.com . 2014. “Gaya pengasuhan atau pola asuh orang tua pada remaja”.

Referensi

Dokumen terkait

Rezultati istraživanja su pokazali da inovativnost potrošača pozitivno utječe na tradicionalnu i elektronsku usmenu komunikaciju, povjerenje u pošiljatelja nema značaj ni za

Kata “terdapat” pada ayat 5 tidak ada dalam teks aslinya, karena yang ingin ditekankan tata hidup yang anggota – anggota jemaat harus taat, buka contoh yang diberikan

Dari data tersebut diperoleh bahwa untuk proses pengucapan yang relevan (MRM) banyak siswa lamban belajar yang kurang relevan dalam mengucapkan masalah ini

Jenis grouting yang digunakan dalam penelitian berdasarkan tujuannya adalah sementasi pemadatan (compaction grouting) yaitu dilakukan dengan cara menginjeksi

Vica Mitra Sealindo, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan kegiatan Evaluasi Sistem Informasi Penjualan Tunai pada PT.. Vica

Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Jawa Timur pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat

Dalam melakukan penilaian dengan pendekatan kalkulasi biaya (Cost Approach), diperlukan suatu tahapan yang cukup penting, yaitu memperkirakan besarnya penyusutan atau depresiasi dari

Dari semua penjelasan dalam latar belakang penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa citra perguruan tinggi menjadi sangat penting sebagai pertimbangan calon