1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.15/02/35/Th. XIII, 5 Februari 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR
No. 15/02/35/Th. XIII, 5 Februari 2015
Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014
INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA TIMUR TAHUN 2014 SEBESAR 68,70 PADA SKALA 0 – 100
Indeks Kebahagiaan Jawa Timur tahun 2014 sebesar 68,70 pada skala 0 - 100.
Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Jawa Timur pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.
Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.
1. Pendahuluan
Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang (monetary-based indicators). Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat ‘beyond GDP’.
Kebahagiaan merupakan suatu hal yang dirasakan dan dipersepsikan secara berbeda oleh setiap orang, karena itu pengukuran kebahagiaan merupakan hal yang subyektif. Dalam hal ini, kebahagiaan menggambarkan indikator kesejahteraan subyektif yang digunakan untuk melengkapi indikator obyektif. Berbagai penelitian tentang indeks kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan subyektif dengan komponen kepuasan hidup dan emosi positif. Dalam konteks pemanfaatan indeks kebahagiaan sebagai salah satu bahan pengambilan kebijakan publik, maka komponen kebahagiaan yang digunakan adalah kepuasan hidup. Pengembangan indikator untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Indeks Kebahagiaan Indonesia dirilis pertama kali pada tahun 2013 berdasarkan hasil studi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Pada tahun 2014, BPS kembali melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 dengan cakupan sampel yang dapat digunakan untuk estimasi tingkat nasional maupun provinsi.
Responden SPTK 2014 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk provinsi Jawa Timur, jumlah sampel sebesar 7.283 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Menurut wilayah, komposisi responden di perkotaan lebih besar dibanding perdesaan, masing-masing 52,34 persen dan 47,66 persen. Sebanyak 65,23 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya adalah pasangan kepala rumah tangga (istri/suami). Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan lebih banyak dibanding responden laki-laki, yaitu masing-masing 51,41 persen dan 48,59 persen. Selain itu, sebagian besar responden berpendidikan tamat SD/MI (28,39%) dan hanya sekitar 7,18 persen responden yang tamat perguruan tinggi.
SPTK 2014 dilaksanakan untuk menghasilkan indikator kebahagiaan penduduk Indonesia dengan pendekatan kepuasan hidup. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami oleh responden.
2. Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014
Indeks kebahagiaan Jawa Timur tahun 2014 sebesar 68,70 pada skala 0 – 100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Empat aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,90%), kondisi rumah dan aset (13,73%), pekerjaan (13,57%), serta pendidikan (13,56%).
Tingkat kepuasan penduduk Jawa Timur terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (78,05). Sementara itu, tingkat kepuasan yang paling rendah terjadi pada aspek pendidikan (58,89). Secara lengkap, tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan disajikan pada Gambar 1.
3 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.15/02/35/Th. XIII, 5 Februari 2015
Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014
3. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi
Beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Jawa Timur berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi, yaitu:
a. Indeks kebahagaian penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (69,96 banding 67,60).
b. Penduduk berstatus menikah memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (69,36), sementara penduduk berstatus cerai hidup mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (65,34).
c. Penduduk kelompok umur 25-40 tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (69,91), sementara, penduduk lansia (kelompok umur 65+) mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (65,95).
d. Ada kecenderungan dengan makin banyak anggota rumah tangga, maka indeks kebahagiaan cenderung semakin tinggi. Namun hal ini hanya berlaku hingga anggota rumah tangga sebanyak 5 orang. Ketika jumlah anggota rumah tangga meningkat menjadi 6 atau lebih, maka indeks kebahagiaan cenderung menurun.
e. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (63,64), sementara indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (82,31).
f. Ada kecenderungan dengan makin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, maka indeks kebahagiaan cenderung semakin tinggi. Pada tingkat pendapatan 1,8 juta rupiah ke bawah, indeks kebahagiannya hanya 65,50, sementara pada tingkat pendapatan 4,8 juta hingga 7,2 juta rupiah per bulan, indeks kebahagiaannya mencapai 76,48. 70.61 58.89 66.28 64.10 78.05 72.03 74.18 65.87 76.86 77.85 0 20 40 60 80 100 Kesehatan Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Rumah Tangga Keharmonisan Keluarga Ketersediaan Waktu Luang Hubungan Sosial
Kondisi Rumah dan Aset Keadaan Lingkungan
Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014
Karakteristik Demografi dan Ekonomi 2014 Klasifikasi Wilayah: Perkotaan 69.96 Perdesaan 67.60 Jenis Kelamin: Laki-Laki 68.54 Perempuan 68.85 Status Perkawinan: Belum Menikah 68.76 Menikah 69.36 Cerai Hidup 65.34 Cerai Mati 65.73 Kelompok Umur: 17 – 24 Tahun 69.26 25 – 40 Tahun 69.91 41 – 64 Tahun 68.79 65 Tahun Ke Atas 65.95
Kedudukan Dalam Rumah Tangga:
Kepala Rumah Tangga 68.01
Pasangan Kepala Rumah Tangga 69.98
Banyaknya Anggota Rumah Tangga:
1 Orang 64.80 2 Orang 67.90 3 Orang 68.86 4 Orang 69.31 5 Orang 69.99 6 Orang 69.38
7 Orang Atau Lebih 69.44
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan:
Tidak/Belum Pernah Sekolah 63.64
Tidak Tamat SD/MI/SDLB/Paket A 66.96
SD/MI/SDLB/Paket A 67.91 SMP/MTs/SMPLB/Paket B 69.42 SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C 71.94 Diploma I/II/III 74.69 Diploma IV/S1 77.10 S2 Atau S3 82.31
Pendapatan Rumah Tangga:
Hingga Rp 1.800.000 65.50
Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000 70.25
Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000 73.58
5 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.15/02/35/Th. XIII, 5 Februari 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi:
BIDANG STATISTIK SOSIAL Telepon : 031-8439343 E-mail : [email protected]