BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1 Jasa
PT. Cargill Indonesia amurang bergerak di bidang jasa minyak kelapa mentah ( CNO ) dan ( CXP). Minyak mentah yang belum di olah biasanya dieksport ke luar negeri dengan menggunakan kapal laut. Diluar negeri minyak kelapa mentah tersebut akan diolah menjadi parfum dan lain sebagainya.sedangkan CXP akan di buat makanan ternak.
3.2 Dumping
Setelah proses penimbangan, koprah akan di bawah menuju Copra Dumping. Copra damping adalah tempat penampungan semua bahan baku/material (kopra) yang di butuhkan oleh perusahaan kemudian akan di produksi. Kopra dari atas mobil akan di keluarkan oleh pekerja buruh yang kemudian akan di curakan kedalam alat transport. Screw Conveyor mempunyai kapasitas akngkut 100 Metrik Ton per jam. Screw Conveyor yang berada di dasar area copra dumping akan menghantar kopra menuju ke Bucket Elevator utama (307) di samping Bucket Elevator (307) di samping dua buah bucket elevator (307-1) dan (307-2) yang berfungsi sebagai tempat pengambilan sampel kopra untuk di periksa kadar airnya sebagai ukuran untuk menentukan kualitas yang akan di produksi. Semakin sedikit kadar air yang terkandung di dalam kopra untuk mengeluarkan kadar minyak yang ada di dalam kopra dan semakin mudah dalam memproduksinya.
3.3 Pre Breker
Kopra yang masuk dalam Pre breker akan di cincang menjadi halus kira-kira sampai 45%-50%. Ada dua unit pre breker tidak di operasika sekaligus melainkan hanya mengoprasikan salah satu unit pre breker sedangkan yang satunya lagi stan by. Ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila salah satu pre breker rusak. 2 unit pre breker tersebut masing-masing di gerakan oleh satu buah motor dengan daya 100 HP dan di lengkapi oleh sprocket penggerak yang terpasang pada porosnya. Di dalam pre breker terdapat hummer/pemukul yang terpasang pada poros dan berputar dengan kecepatan tinggi yang berfungsi menghancurkan/mencincang kopra hingga menjadi halus. Tidak semua kopra yang di antar oleh screw conveyor (417) masuk dalam pre breker, sehingga untuk menghindari penumpukan kopra maka kopra yang di bawah oleh screw conveyor tersebut akan di antar terus menuju drag conveyor (520). Di dalam drag conveyor ini, kopra yang sempat tidak masuk kedalam pre breker ini akan bertemu dengan kopra yang keluar dari pre breker yang di antar oleh screw conveyor (491).
Dari drag conveyor (520), setelah itu kopra akan di bawah naik ke atas dan selanjutnya akan di pindakan ke drag conveyor (521) kemudian kopra akan di bawah secara horizontal menuju Daibyn untuk di proses kembali. Pada daibyn kopra akan di antar dengan sepasan screw conveyor (422) berada tempat di dasar daibyn menuju bucket elevator (323) yang kemudian akan diteruskan menuju screw conveyor (424). Screw conveyor (424) ini mempunyai ukuran yang lebih pendek di bandingkan dengan screw conveyor yang lainnya.
dalam Grinder. logam yang tertangkap oleh magnet akan jatuh ke bak penampungan yang berada di bawanya. Pada belt conveyor ini pula di pasang saluran by pass untuk menjaga penumpukan /over flow menuju kembali ke daibyn. Dari belt conveyor (224), kemudian akan di antar menuju ke grinder machine.
3.4 Grinder
Ada 3 unit Grinder yang masing-masing dilengkapi dengan sebuah motor penggerak dengan daya sebesar 60 HP serta coupling dan rantai sabagai penghantar putaran dan daya motor dan daya motor. Cara kerja dari Grinder sama dengan cara kerja Prebreker hanya saja kisi-kisi yang dipasang didalam ginder lebih rapat. Dengan ukuran kisi-kisi yang lebih kecil ini, maka material yang diproses didalam Grinder akan diperkecil menjadi 50%.
Dari Drag Convenyor (525), kemudian kopra akan disuplai ke 4 buah Grinder machine, melewati 4 buah Screw Conveyor yang maasing-masing dipasang tempat disalurkan masuk ke Grinder .setelah dihancurkan Kopra kemudian akan jatuh ke Drag Conveyor (528) yang berada dibawah grinder untuk kemudian akan membawa kopra menuju ke 3 unit Ckracking Roll.
Tidak semua kopra yang diantar oleh Drag Conveyor (528) akan masuk kedalam craking roll untuk dihancurkan, jadi dipasang by passuntuk menghindari penumpukan material. Kopra yang tidak masuk kedalam Grinder kemudian akan kembali lagi menuju kedalam daybin.
3.5 Craking Roll
penumpukan material yang berada tidak merata di permukaan roll serta celah antara kedua roll terlalu sempit.Sebaliknya, celah terlalu besar dapat mengakibatkan hasil ukuran material yang keluar dari Craking Roll ini akan mempengaruhi kinerja dari Flaker, yang menghendaki ukuran material yang sesuai standar.Oleh karena itu di butuhkan kepekaan dari operator dalam penyetelan celah antar kedua roll tersebut.
Kopra yang masuk kedalam Craking Roll akan di hancurkan sampai mencapai 60%-65% dengan ukuran Scren 8,setelah di hancurkan kemudian kopra akan di Screw Conveyor (431) menuju Drag Conveyor (528-1) setelah itu kopra yang di antar menuju Flaker (131) menggunakan Screw Conveyor (428-2). Kopra yang di antar oleh Screw Conveyor tidak akan masuk semuanya kedalam Flaker,oleh sebab itu di pasang by pass untuk mencegah kelebihan kapasitas/over kapasity.By pass yang di gunakan adalah Screw Conveyor (528), dan di teruskan ke Screw Conveyor (429) dan kembali kedalam daybin.
3.6 Flaker
Ada 3 unit Flaker yang masing-masing di pasang dua buah motor yang mempunyai daya sebesar 50 HP dan 125 HP sebagai penggerak.Setiap silinder tekanan roll memiliki satu control tekanan dan alat ukur sehingga akan memberikan kesempatan kepada operator untu memonitori tekanan roll agar tetap seragam pada sepanjang bidang roll.Ukuran yang dihasilkan dari Flaker adalah 70%-75%.Dengan dimensi material adalah 1,0 mm.Ini merupakan tahap terakhir dari pengukuran material kopra sebelum kemudian dimasukan ke dalam Cooker.Pemanasan yang optimal akan membuat proses ekstrasi minyak didalam barell akan lebih mudah sehingga akan mendapat Residual Oil (RO) sesui standart yang di tetapkan serta laju proses produksi.
jalur 1 dan Drag Conveyor (535-2) untuk jalur II.Kemudian kopra akan dimasukan kedalam Cooker yang berada tempat diatas Expeller.
Tidak semua material akan masuk kedalam Cooker,jadi untuk mencegah terjadinya penumpukan kopra yang tidak masuk kedalam Cooker akan dibawah oleh Drag Conveyor (535-3) untuk dikeluarkan ke Hopper.
3.7 Cooker
3.8 Conditioner
Conditioner mempunyai cara kerja yang sama dengan Cooker,akan tetapi diameter dalam serta panjangnya lebih kecil dibandingkan dengan Cooker .Suplai uap sisa dari Cooker yang dialirkan melalui jacket conditioner telah mengalami penurunan tekanan namun masih dapat mempertahankan suhu material serta dapat menurunkan kembali MC material hingga 1% sampai 2%.Ini adalah ukuran yang ditetapkan sebagai standart MC agar proses ekstrasi akan dapat dilakukan degnan mudah,suhu yang ada didalam conditioner mencapai 90-100 ˚C.
3.9 Expeller
3.10 Minyak Hasil Perasan
Minyak yang telah bersih dari bungkil akan di pompa dengan menggunakan Fit Pump keluar dari Screening Tank menuju ke oil Heater (965) untuk dilakukan proses pemanasan sampai mencapai suhu 110˚C. Fungsinya agar minyak akan menjadi lebih encer sehingga lebih mudah tersaring saat masuk kedalam Filter area. Setelah dipanaskan oleh oil heater, minyak kemudian dipompa menuju ke Feed Tank (966) untuk ditampung sementara. Jika warna minyak masih sangat gelap, ini menandakan minyak yang disaring masih sangat gelap, ini menandakan minyak yang disaring kotor jadi harus dilakukan proses penyaringan kembali.
3.11 Bungkil Cxp
3.12 Keterangan :