• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER REPORT SEJARAH HUKUM INTERNASION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CHAPTER REPORT SEJARAH HUKUM INTERNASION"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

CHAPTER REPORT

SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL KLASIK

Disusun Oleh :

Muhammad Khoirul Iqbal (02011181621093) Nur Fathimah Azzahra Syafril (02011281621197)

Serry Andesi (02011181621010)

Rizki Amaliah (02011281621222)

Kristianus Jimmy Pratama (02011281621147) Rana Khoirunnisa (02011281621142)

Joshua (02011281621246)

Monica (02011281621474)

Kurnia Ardhiani (02011281621202)

Arvin Daniel Inzaghi (02011281621224)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

BAB I internasional sebagai landasan sosiologis”. Pada bagian lain dikemukakan juga bahwa ”...Hukum internasional dalam arti luas, termasuk hukum bangsa-bangsa, maka sejarah hukum internasional itu telah berusia tua. Akan tetapi bila hukum internasional diartikan sebagai perangkat hukum yang mengatur hubungan antar negara, maka sejarah hukum internasional itu baru berusia ratusan tahun1

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh J.G. Starke bahwa pengungkapan sejarah sistem hukum internasional harus dimulai dari masa paling awal, karena justru pada periode kuno kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antar masyarakat internasional berupa adat istiadat. Traktat, kekebalan duta besar, peraturan perang ditemukakan sebelum lahirnya agama Kristen di India dan Mesir Kuno. Di Cina kuno ditemukan aturan penyelesaian melalui arbitras dan mediasi. Demikian juga di Yunani kuno dan Romawi kuno.

Sedangkan sistem hukum internasional merupakan suatu produk dari empat ratus tahun terakhir ini. Pada mulanya berupa adat istiadat dan praktek-praktek negara Eropa moderen dalam hubungan dan komunikasi antar mereka dan adanya bukti-bukti pengaruh dari para ahli hukum pada abad ke enambelas, tujuhbelas dan delapan belas. Lagi pula hukum internasional masih diwarnai oleh konsep-konsep kedaulatan nasional, kedaulatan teritorial, konsep kesamaan penuh dan kemerdekaan negara-negara yang meskipun memperoleh kekuatan dari teori-teori politik yang mendasari sistem ketatanegaraan Eropa moderen juga dianut oleh negara-negara non Eropa yang baru muncul2.

Dengan demikian sejarah hukum internasional sama tuanya dengan adanya masyarakat internasional meskipun dalam taraf tradisional yang berbeda

(3)

dengan masyarakat internasional dalam arti moderen. Dengan mengunakan kedua pendekatan di atas, sejarah perkembangan hukum internasional dalam pembahasan ini akan dimulai pada masa klasik, yaitu masa India kuno, Yahudi kuno, Cina Kuno, Yunani Kuno, Romawi Kuno; kemudian pada masa abad pertengahan yaitu abad 15 dan 16; Masa Hukum Internasional Moderen, yaitu pada abad 17, abad 18, abad 19, abad ke 20 dan hingga dewasa ini.

Dari uraian diatas maka kami selaku penulis akan membatasi tugas kami dengan menjelaskan secara singkat sejarah hukum internasional klasik yang meliputi masa India kuno , Mesir Kuno, Cina Kuno, Yunani Kuno dan Romawi Kuno dalam pembahasan chapter report yang kami buat.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Untuk menjelaskan sejarah perkembangan Hukum Internasional Klasik 1.3 Manfaat Penulisan

a. Agar Mahasiswa dapat memahami perkembangan sejarah Hukum Internasional Klasik

(4)

A. Hukum Internasional Klasik 1. India Kuno

Dalam lingkungan kebudayaan India Kuno telah terdapat kaidah dan lembaga hukum yang mengatur hubungan antara kasta, suku-suku bangsa dan raja-raja. Menurut penyeledikan yang diadakan oleh Bannerjce pada masa beberapa abada sebelum masehi, kerajaan-kerajaan India sudah mengadakan hubungan satu sama lain yang diatur adanya kebiasaan. Adat Kebiasaan yag mengatur hubungan-hubungan antara raja-raja dinamakan Desa Dharma. Salah seorang pujangga yang terkenal pada waktu itu ialah Kautilya atau Chanakya yang menurut perkiraan adalah penulis buku artha sastra.3

Gautamasutra yang berasal dari abad VI sebelum masehi dan merupakan salah satu karya dibidang hukum yang tertua telah menyebutkan tentang hukum kerajaan di samping hukum kasta dan hukum keluarga. Buku Undang-Undang Manu juga menyebutkan tentang hukum kerajaan . Hukum yang mengatur hubungan antara raja-raja pada waktu itu tidak dapat disamakan dengan hukum internasional zaman sekarang karena belum terpisah dengan agama dan soal kemasayarakatan dan negara. Namun , tulisan-tulisannya pada waktu itu sudah menunjukkan ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan raja-raja atau kerajaan demikian. 4

Hukum bangsa-bangsa pada zaman india kuno sudah mengenal ketentuan yang mengatur kedudukan dan hak istimewa diplomat atau utusan raja yang dinamakan duta . Juga sudah terdapat ketentuan yang mengatur perjanjian (treaties), hak dan kewajiban raja , tetapi yang agak jelas terutama terdapat bertalian dengan hukum yang mengatur perang. Hukum India Kuno misalnya sudah mengadakan perbedaan yang tegas antara combatant dan noncombatant. Juga ketentuan-ketentuan mengenai perlakuan tawanan perang dan cara melakukan perang ( the conduct of war ) sudah diatur

(5)

dengan jelas. Bagaimanapun bukti-bukti telah ditemukan oleh para sarjana dapat dikatakan bahwa India Kuno telah ada semacam hukum yang dapat dinamakan hukum bangsa-bangsa5

2. Yahudi Kuno6

Lingkungan Kebudayaan zaman kuno yang telah mengenal hukum bangsa-bangsa ialah kebudayaan Yahudi. Orang Yahudi sebagaimana telah terbukti dari buku-buku kuno mereka antara lain Kitab Perjanjian Lama, sudah mengenal ketentuan mengenai perjanjian perlakuan terhadap orang asing dan cara melakukan perang. Akan tetapi , dalam hukum perang masih dibedakan perlakuan terhadap mereka yang dianggap musuh bebuyutan.Terhadap musuh demikian diperbolehkan diadakan penyimpangan dari ketentuan perang

3. Cina Kuno7

Cina memperkenalkan nilai-nilai etika dalam proses pembelajaran untuk kelompok-kelompok berkuasa. Pembentukan sistim kekuasaan negara yang bersifat regional tributary state. Pembentukan perserikatan negara-negara Tiongkok yang dicanangkan oleh Kong Hu Cu.

4. Yunani Kuno

Menurut Vinoggradoff, pada masa itu telah ada hukum intermunicipal, yaitu kaidah-kaidah kebiasaan yang berlaku dalam hubungan antar negara-negara kota, seperti ketentuan mengenai utusan, pernyataan perang, perbudakan tawanan perang8. Kaidah-kaidah

intermunicipal juga diterapkan bagi masyarakat tetangga dari negara kota. Namun kaidah intermunicipal sangat dipengrauhi oleh pengaruh agama, sehingga tidak ada pemisahan yang tegas antara hukum. Moral, keadilan, dan agama.9

5 Baca antara lain Viswanatha, International Law in Ancient India, Bombay-London 1925 6 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, op. cit : 27

(6)

Menurut hukum negara-negara kota , penduduk digolongkan kedalam dua golongan yaitu orang yunani dan orang luar yang dianggap biadab (barbar).Masyarakat Yunani juga sudah mengenal perwasitan (arbitration) fan diplomat yang tinggi tingkat perkembangannya.Mereka juga menggunakan wakil-wakil dagang yang melakukan banyak tugas yang sekarang dilaksanakan konsul. Akan tetapi sumbangan yang paling berharga dari kebudayaan Yunani Kuno yaitu konsep hukum alam yaitu hukum yang berlaku secara mutlak dimana saja dan berasal dari rasio atau akal manusia.10

5. Romawi Kuno

Pada masa Romawi kuno, hukum yang mengatur hubungan antar kerajaan tidak mengalami perkembangan karena masyarakat bangsa-bangsa adalah satu imperium, yaitu Imperium Romawi. Sumbangan utama bangsa Romawi bagi perkembangan hukum pada umumnya dan sedikit sekali bagi perkembangan hukum internasional. Pada masa Romawi ini diadakan pembedaan antara Ius Naturale dan Ius Gentium. Ius Gentium (hukum masyarakat) menunjukkan hukum yang merupakan sub dari hukum alam (Ius Naturale). Pengertian Ius Gentium hanya dapat di kaitkan dengan dunia manusia sedangkan Ius naturale (hukum alam) meliputi seluruh penomena alam. Sumbangan bangsa Romawi terhadap hukum pada umumnya yaitu dengan adanya the Corpus Juris Civilis, pada masa Kaisar Justinianus. Konsep-konsep dan asas-asas hukum perdata yang kemudian diterima dalam hukum internasional seperti occupation, servitut, bona fides, pacta sunt servanda.

Pada masa kekuasaan Romawi, hukum internasional tidak mengalami perkembangan Hal ini disebabkan karena adanya Imperium Romawi Suci (Holly Roman Empire), yang tidak memungkinkan timbulnya suatu bangsa merdeka yang berdiri sendiri, serta adanya struktur masyarakat eropa barat yang bersifat feodal, yang melekat pada hierarki otoritas yang menghambat munculnya negara-negara merdeka, oleh karenanya tidak diperlukan hukum yang mengatur hubungan antar bangsa-bangsa11

(7)

6. Masa Kekaisaran Byzantium

Pada masa Kekaisaran Byzantium dikenal praktik diplomasi yang saat itu digunakan untuk mempertahankan supremasinya yang pada akhirnya turut menyumbang kepada perkembangan hukum internasional berupa bentuk praktik diplomasi.12

BAB III PENUTUP a. Kesimpulan

(8)

Berdasarkan pada uraian-uraian pada bab pembahsan, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu Hukum internasional tumbuh dan berkembang sesuai zamannya, yang diawali pada masa klasik, seperti pada masa India kuno, Yahudi Kuno, Cina Kuno, Yunani Kuno dan Romawi Kuno, dalam bentuk kaidah-kaidah kebiasaan dan aturan-aturan yang dibuat oleh suatu bangsa atau kerajaan yang mengatur hubungan diantara mereka dalam bentuk yang masih sederhana dan bersifat terbatas untuk bidang-bidang tertentu saja. Pada masa perkembangan sejarah hukum internasional klasik masih dipengaruhi hukum antar bangsa-bangsa yang masih bersifat sederhana dan dipengaruhi juga sistem agama, kemasyarakatan dan kasta serja ajaran hukum alam yang mendominasi pada saat itu.

b. Saran

Dengan mempelajari sejarah perkembangan hukum internasional mahasiswa dapat diharapkan bisa memahami karakteristik hukum internasional khususnya pada perkembangan hukum internasional klasik

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

J.G Starke, Pengantar Hukum Internasional, Jakarta : PT Sinar Grafika, 2001

(9)

Viswanatha, International Law in Ancient India, Bombay-London 1925

Jurnal

jurnal.untan.ac.id/index.php/civika/article/view/401/406

Arsensius, Sejarah Perkembangan Hukum Internasional Dari Masa Klasik Hingga Masa Modern, Jurnal Varia Bina Civika, No.75

Intenet

Referensi

Dokumen terkait

Data pemeriksaan awal gangguan gerak motorik kasar anak ini diolah dengan RapidMiner Studio menggunakan metode Naive Bayes serta menggunakan metode optimasinya yaitu

Shell and Tube heat exchangers biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan yang lebih besar dari 30 bar dan suhu lebih besar dari 260 ° C..

(1) Berdasarkan Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan Surat

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif

bahwa berdasarkan Surat Kawat Menteri Dalam Negeri Nomor : 061/6859/SJ, tanggal 4 Nopember 1982, Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 061/11034/SJ, tanggal 19 Nopember 1983 perihal

pelayanannya baik jumlah pengunjung akan semakin bertambah. c) Dalam penempatan perabot seperti meja, kursi, rak buku, lemari, dan lainnya hendaknya disusun dalam bentuk garis

Oleh karena Gapoktan Harjo Kinasih telah mampu membuat chip berkualitas baik maka pembuatan tepung mocaf hanya dimulai dari proses penepungan sampai

Anda juga dapat menggunakan tombol daya untuk mengaktifkan mode tidur atau hibernasi pada PC Notebook dan beralih kembali ke siaga dari mode tidur atau hibernasi.. Jika PC