• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kolorimetri Kadar Besi III dala (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kolorimetri Kadar Besi III dala (2)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Chevi Ardiana Rusmawan*, Djulia Onggo, dan Irma Mulyani

Diterima 2 Juni 2011, direvisi 12 September 2011, diterbitkan 23 September 2011

!"""#

!"""# $%⁻,

& ' !"""#

!"""# ( )*+ ( ),*

- ( . / '

0

1 2 !"""#

Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berhubungan dengan identifikasi zat – zat yang ada dalam suatu sampel sehingga kandungannya akan mudah untuk dikenali. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat terkandung di dalam suatu sampel. Beberapa teknik analisis kuantitatif yang umum digunakan di dalam laboratorium antara lain : analisis gravimetri, titrasi, dan kolorimetri. Kolorimetri merupakan suatu teknik analisis kuantitatif untuk sampel berwarna, yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat berdasarkan intensitas cahaya warna larutan [1]. Pesatnya kemajuan teknologi mendorong ditemukannya instrumentasi – instrumentasi yang semakin canggih untuk analisis kolorimetri. Alat yang digunakan dalam analisis kolorimetri diantaranya spektrofotometer UV Vis. Keberadaan alat – alat praktikum yang canggih cenderung menimbulkan permasalahan dalam hal pengadaan untuk kebutuhan laboratoirum khususnya di tingkat SMU/MA. Di sekolah sekolah SMU/MA, alat spektrofotometer UV Vis jarang sekali dimiliki dikarenakan harganya yang relatif mahal. Dampak yang ditimbulkan adalah kegiatan praktikum di sekolah SMU/MA menjadi terbatas padahal kegiatan praktikum sangat

dibutuhkan untuk menunjukkan materi kimia secara nyata kepada siswa melalui kegiatan praktikum. Analisis kolorimetri merupakan salah satu topik yang menarik untuk dipelajari oleh siswa SMU/MA. Konsep – konsep yang dapat dijelaskan dalam analisis kolorimetri, antara lain : perhitungan stoikiometri, warna komplementer, reaksi asam – basa, dan pembentukan senyawa kompleks.

Pengembangan teknik analisis kolorimetri dengan menggunakan alat yang sederhana dan relatif mudah penggunaannya telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya telah melakukan penelitian dengan menggunakan alat dan teknik pencitraan digital dari sampel larutan pewarna makanan [2]. Kelompok tersebut berhasil membuat kurva standar dari larutan pewarna makanan berwarna kuning. Kurva standar yang dihasilkan merupakan hasil pengolahan data dengan teknik pencitraan digital. Di mana hasil pencitraan digital diperoleh 1 (satu) buah kurva standar untuk salah satu komponen warna 345 yaitu komponen warna

5/ 6 (5) dari larutan sampel pewarna makanan berwarna kuning. Peneliti lainnya [3] melakukan pembuatan kurva standar masing – masing dari larutan ion NH4

⁺ , PO4

3⁻

, Br⁻, NO3 ⁻

(2)

konsentrasinya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kurva standar untuk komponen warna 345, yaitu komponen warna

36 (3), 4366% !4#, dan 5/ 6!5# untuk setiap sampel yang diukur, tidak hanya salah satu warna yang digunakan sebagai kurva standarnya seperti yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Douglas, dkk., 2009). Kelebihan pengukuran dengan metoda pencitraan digital yaitu jumlah bahan yang digunakan untuk penelitian menjadi lebih sedikit dan lebih hemat. Berdasarkan hasil yang dilaporkan oleh kedua kelompok peneliti tersebut (Shane, dkk., 2006 dan Douglas, dkk., 2009), alat dan teknik pencitraan digital dapat digunakan sebagai alat sederhana dalam analisis kuantitatif dengan metoda kolorimetri. Dalam penelitian ini, alat dan teknik pencitraan digital digunakan untuk mengukur kadar besi(III) dalam sampel air sumur, dimana larutan besi(III) direaksikan dengan larutan tiosianat dan menghasilkan larutan senyawa kompleks yang berwarna. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan hasil pengukuran spektrofotometer UV Vis, guna mengevaluasi apakah alat dan teknik pencitran digital dapat digunakan sebagai alat alternatif yang sederhana dan relatif murah untuk analisis kuantitatif kolorimetri. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam kegiatan praktikum di SMU/MA, serta materi praktikum berbasis analisis kolorimetri yang dapat dikembangkan oleh guru – guru SMU/MA.

A. Bahan dan Alat

Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: HCl 37 %, HNO3 65 %,

serbuk NH4Fe(SO4)2.12H2O, serbuk KSCN, air

sumur (sampel), dan aquadest.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: peralatan gelas kimia, spektrofotometer UV Vis (spektronik – 20), , pipet , tipe HP scanjet G2410, serta program ImageJ Version 1.48.

B. Cara Kerja

Untuk mengevaluasi keakuratan teknik pencitraan digital dengan bantuan alat

dalam analisis kuantitatif kolorimetri, maka dilakukan beberapa tahapan prosedur penelitian, yaitu:

A. Pembuatan larutan baku besi(III) 100 ppm

Padatan NH4Fe(SO4)2.12H2O sebanyak

0,0863 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. Selanjutnya, sedikit aquadest dan 4 tetes HCl pekat 37 % ditambahkan ke dalam labu takar, kemudian padatan tadi dilarutkan sambil dikocok sampai larut sempurna. Aquadest ditambahkan ke dalam labu takar sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen.

B. Pembuatan larutan standar besi(III) dengan konsentrasi (0,3 – 2 ppm) takar tersebut dan campuran tersebut dikocok sampai homogen. Masing – masing larutan tersebut diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas labu takar dan dikocok sampai homogen. Setelah larutan homogen, larutan standar besi(III) tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diberi label sesuai urutan konsentrasi dan kemudian larutan diukur pH nya. Larutan blanko dibuat dari campuran HNO3 4 M

(3 mL) dan KSCN 2 M (5 mL) yang ditambahkan aquadest sampai tanda batas labu takar dan kemudian dikocok sampai homogen.

C. Penyiapan larutan sampel (air sumur)

Sampel yang akan dianalisis berupa air sumur yang terdapat di daerah Kopo di sekitar lingkungan bandung selatan di mana kualitas air sumur yang dikonsumsi kurang baik. Adanya warna kuning dalam air sumur dapat diindikasikan bahwa adanya kandungan besi khususnya kandungan besi(III) karena besi dengan bilangan oksidasi +3 dalam bentuk larutan akan berwarna kuning. Penyiapan sampel (air sumur) sama seperti pembuatan larutan standar besi(III). Air sumur sebanyak 60 mL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. Kemudian, larutan KSCN 2 M (5 mL), dan larutan HNO3 4 M (3 mL) ditambahkan ke dalam

sampel. Larutan tersebut diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas labu takar dan dikocok sampai homogen. Kemudian, pH larutan sampel diukur.

D. Pengukuran Kadar Besi(III)

(3)

480 nm. Nilai absorbansi hasil pengukuran dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar besi(III) untuk membuat kurva kalibrasi. Absorbansi larutan sampel dialurkan terhadap kurva kalibrasi tersebut dan ditentukan kadar besi(III) .

Berikut penyiapan larutan standar besi(III) dan sampel untuk pengukuran dengan alat . Masing – masing larutan standar besi(III) (0,3 – 2 ppm) dipipet sebanyak 200 HL dan dimasukkan ke dalam sumur (96

& ). Setiap larutan standar besi(III) mengisi sumur – sumur . diletakkan pada (Gambar 1) kemudian dilakukan proses .

! yang ditempatkan dalam sebuah .

Hasil yang berupa gambar digital (Gambar 2), dianalisis menggunakan program

" 7 8 9) dan dihasilkan data

intensitas cahaya komponen warna 345 untuk setiap larutan. Data intensitas tersebut dikonversi menjadi absorbansi dengan menggunakan persamaan Lambert – Beer:

=

, di mana I = intensitas cahaya

warna aktual sampel hasil pencitraan (Intensitas cahaya komponen warna 345) dan Io = intensitas cahaya warna larutan blanko. Setelah didapatkan nilai absorbansi, kurva kalibrasi larutan standar besi(III) dibuat dengan cara mengalurkan absorbansi (A) terhadap konsentrasi (C) larutan. Absorbansi larutan sampel (air sumur) diplotkan pada kurva kalibrasi larutan standar besi(III) untuk mengetahui konsentrasi besi(III) dalam sampel. Setelah itu, kandungan kadar besi(III) dalam sampel air sumur dapat diketahui.

"! Hasil pencitraan larutan standar besi(III) (0,3 2 ppm) dan sampel dengan menggunakan alat .

#

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air sumur yang memiliki kadar besi(III) yang cukup tinggi. Secara visual, air sumur umumnya berwarna kekuning – kuningan. Berdasarkan pengamatan tersebut, air sumur dapat digunakan sebagai sampel yang mudah diperoleh untuk penelitian ini. Penentuan kadar besi(III) dalam sampel air sumur dilakukan dengan metoda kolorimetri. Adapun alat yang digunakan, yaitu : spektrofotometer UV Vis dan teknik pencitraan digital dengan menggunakan alat .

1. Penentuan Kadar Besi(III) dengan Metoda Kolorimetri Menggunakan Spektrofotometer UV – Vis

Garam rangkap NH4Fe(SO4)2.12H2O

digunakan sebagai bahan untuk membuat larutan baku besi(III). Garam rangkap ini dipilih karena tergolong garam rangkap yang paling stabil dibandingkan garam rangkap lainnya seperti FeCl3, dan Fe(NO3)3. Pereaksi yang

digunakan untuk membentuk senyawa kompleks besi(III) adalah larutan KSCN. Senyawa kompleks tersebut mempunyai rumus molekul [Fe(SCN)6]3

yang berwarna merah jingga.

Fe3⁺(aq) + 6SCN

(aq) ↔ [Fe(SCN)6]3

(aq)

Dari warna larutan kompleks yang dihasilkan maka absorbansinya dapat diukur dengan spektrofotometer UV Vis. Warna yang diukur oleh spektrofotometer UV Vis adalah warna komplementer dari senyawa kompleks [Fe(SCN)6]3

(4)

kimia berwarna) yang tembus cahaya bagi panjang – panjang gelombang tertentu tetapi menyerap panjang – panjang gelombang yang lain akibatnya medium itu akan tampak berwarna bagi pengamat [4]. Pengukuran absorbansi untuk larutan standar besi(III) dan absorbansi sampel air sumur diukur pada λmax = 480 nm.

Tabel 1 di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran absorbansi pada masing – masing

konsentrasi larutan standar besi(III) yang dibuat

.

Tabel 1. Hasil pengukuran absorbansi larutan standar besi(III) dan sampel

Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

0,3 0,068

0,5 0,126

1,0 0,196

2,0 0,385

Sampel 0,172

pH larutan standar besi(III) dan sampel berkisar dari 1,74 – 1,84. Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi artinya semakin besar nilai konsentrasi larutan maka warna yang dihasilkan akan semakin tajam dan intensitas cahaya yang diserap oleh larutan berwarna akan semakin besar sehingga nilai serapannya (absorbansi) menjadi bertambah besar. Maka, dari hasil pengkuran nilai absorbansi terlihat adanya peningkatan nilai absorbansi seiring bertambahnya konsentrasi larutan standar besi(III). Kurva kalibrasi larutan standar besi(III) hasil pengukuran spektrofotometer UV Vis ditunjukkan pada Gambar 3.

Hasil ekstrapolasi absorbansi sampel pada kurva kalibarsi larutan standar besi(III) diperoleh sebesar 0,856 ppm. Kandungan kadar besi(III) yang terukur masih dalam batas aman untuk dikonsumsi di mana standar kualitas air yang aman berada pada rentang 0.3 – 1 ppm [5].

$! Kurva kalibrasi larutan standar besi(III) (0,3 – 2,0 ppm).

2. Penentuan Kadar Besi(III) dengan Metoda Kolorimetri Menggunakan Teknik Pencitraan Digital

Hasil pencitraan dengan alat

dianalisa dengan program " 7 8 9). Hasil yang diperoleh berupa data intensitas cahaya komponen warna 345 untuk setiap larutan standar besi(III) dan sampel. Data intensitas cahaya komponen warna 345 yang dihasilkan kemudian diubah menjadi nilai absorbansi dengan menggunakan persamaan

Lambert Beer :

=

. Di mana I =

intensitas cahaya warna aktual hasil pencitraan (Intensitas cahaya komponen warna 345) dan Io = intensitas cahaya warna yang diserap oleh pelarut (intensitas cahaya warna larutan blanko). Hasil pengolahan data intensitas cahaya menjadi nilai absorbansi untuk ketiga komponen warna

345, ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Hasil pengukuran intensitas cahaya komponen warna 345 larutan standar besi(III) dan sampel

Konsentrasi (ppm)

Intensitas Cahaya Komponen Warna 345

(I)

3(3 ) 4(4 ) 5 (5 )

0 201,69 191,66 175,12

0,3 201,27 183,78 162,45

0,5 204,56 176,84 150,18

1 202,62 168,14 132,79

2 200,97 147,48 95,11

(5)

Tabel 3. Hasil perhitungan nilai absorbansi komponen warna 345 larutan standar besi(III) dan sampel

Konsentra

Kurva kalibrasi dibuat dengan mengalurkan nilai absorbansi terhadap konsentrasi. Data hasil pengolahan dengan cara pencitraan ini akan menghasilkan 3 buah kurva kalibrasi larutan standar besi(III) untuk komponen warna 345

seperti pada Gambar 4.

%! Kurva kalibrasi larutan standar besi(III) untuk komponen warna

345 (merah = komponen 3, hijau = komponen 4, dan biru = komponen 5).

Untuk komponen 3 (3 ), nilai absorbansi bernilai nol. Fakta ini menunjukkan bahwa larutan tidak menyerap warna komplemen merah dari sumber radiasi cahaya yang dipancarkan oleh . Radiasi cahaya mengandung paket – paket energi yang disebut foton. Banyaknya foton yang diserap oleh larutan berwarna mengakibatkan jumlah intensitas cahaya tampak (I) semakin bertambah sehingga nilai absorbansi menjadi besar [6]. Sesuai

persamaan Lambert Beer:

=

, maka

nilai absorbansi pada konsentrasi tersebut akan

bernilai negatif sehingga kurva kalbrasi komponen 3(3 ) tidak dapat digunakan untuk mengukur kadar besi(III) dalam sampel air sumur. Data hasil pengukuran konsentrasi besi(III) dalam sampel air sumur yang dihasilkan dari masing – masing komponen warna 4

(4 ) dan 5 !5 ) sebagai berikut 0,875 ppm dan 0,863 ppm. Kedua nilai tersebut relatif sama (∆ = 0,012). Secara keseluruhan data konsentrasi besi(III) yang diperoleh hasil ekstrapolasi kurva kalibrasi hasil pecitraan digital dengan spektrofotometer UV Vis relatif sama. Hasil ini menunjukkan bahwa alat dan pengolahan data dengan teknik pencitraan digital dapat digunakan sebagai alat sederhana dalam analisis kuantitatif dengan metoda kolorimetri.

3. Pengolahan Data Teknik Pencitraan Digital

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kandungan kadar besi(III) dalam air sumur dengan teknik pencitraan digital dan spektrofotometer UV Vis menunjukkan bahwa teknik pencitraan digital dengan alat

dapat digunakan sebagai pilihan alat ukur sederhana dalam metoda analisis kuantitatif kolorimetri ketika penggunaaan spektrofotometer UV Vis sudah dianggap mahal khususnya bagi sekolah – sekolah SMU/MA. Dengan ditemukannya cara pengolahan data dengan menggunakan program " 7 8 9), diharapkan dapat menjadi metoda sederhana dalam pembuatan kurva kalibrasi untuk seluruh komponen warna 345 sehingga hasil yang diperoleh mendekati hasil pengukuran dengan spektrofotometer UV Vis. Teknik pencitraan digital dengan menggunakan alat dapat juga diaplikasikan di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yang belum mampu untuk untuk membeli alat spektrofotometer UV Vis.

Berdasarkan data kandungan kadar besi(III) dalam sampel air sumur hasil pengolahan teknik pencitraan digital menunjukkan bahwa teknik pencitraan digital dengan menggunakan program " 7 8 9) dan alat

(6)

&

Penulis mengucapkan terima kasih kepada FMIPA Institut Teknologi Bandung yang telah memberikan izin dan fasilitas atas terlaksananya penelitian ini.

' (

[1] Harvey, D., 2000.

$ * ., McGraw – Hill

Companies, Inc, United States of America. [2] Kohl, K.S., Landmark, D.J., Stickle, F.D.,

2006. Demonstration of Absorbance Using Digital Color Image Analysis and Colored Solutions. 7 $ 6 ., 83(4), 644. [3] Soldat, J.D., Barak, P., Lepore, J.B., 2009.

Microscale Colorimetric Analysis Using a Desktop Scanner and Automated Digital Image Analysis. 7. $ 6 ., 86(5), 617. [4] Day, A.R., Underwood, L.A., 2002.

1 1 . * ., Erlangga, Jakarta. [5] Joko, T., 2010. Unit Produksi dalam Sistem

Penyediaan Air Minum. 8 .,. Graha Ilmu, Yogyakarta.

[6] Fessenden, J.R., Fessenden, S.J., 2010.

0 1 : . 8 .,

Binarupa Aksara Publisher, Ciputat – Tangerang.

Chevi Ardiana Rusmawan*

Student of Magister of Chemistry Teaching Institut Teknologi Bandung

chetaz.78@gmail.com Djulia Onggo

Faculty of Mathematics and Natural Sciences Institut Teknologi Bandung

djulia@chem.itb.ac.id Irma Mulyani

Faculty of Mathematics and Natural Sciences Institut Teknologi Bandung

Gambar

Tabel 1. Hasil pengukuran absorbansi larutan standar besi(III) dan sampel
Tabel 3. Hasil perhitungan nilai absorbansi

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya hubungan antara durasi denga tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan karena antara durasi, frekuensi dan intensitas yang dilakukan harus sesuai

noktayı bilmem ama, ihtiyar kadın genç ve yakışıklı bir misafir gelir­ se kahveler pişirip hattâ kendi d o­ labından şekerler, çukulatalar geti­ rerek

Berdasarkan intensitas pengaruh ketua kelompok tani terhadap sikap petani dalam pengelolan tergolong tinggi yang artinya peran ketua kelompok tani berpengaruh 100

Di KBIH As-Shodiqiyah saya itu merasa senang mbak, karena disamping banyak teman dan kenalan di KBIH, dalam bentuk pembayaran pembimbingan manasik juga tidak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui genus bakteri apa yang terdapat pada tempat-tempat penampungan air habitat hidup nyamuk Aedes aegypti..

Penelitian dilakukan di Cagar Alam Manggis Gadungan dan perkebunan kopi berbasis agroforesti Mangli Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri dan identifikasi serangga

PAD dari sisi output nya (hasil penerimaan PAD seperti pajak daerah, retribusi daerah,.. dan komponen penerimaan PAD yang lain) dan dari sisi input nya (biaya pemungutan

e) Mendorong peningkatan apresiasi seni dan budaya bahari yang mengakar pada karakter dan identitas bangsa bahari yang unik. f) Menumbuh kembangkan olahraga bahari menjadi ciri