• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Mass Production Botol Kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dampak Mass Production Botol Kemasan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Mass Production Botol Kemasan, Dampak Negatif dan Solusi yang Bisa Dilakukan Untuk Mengatasinya

1. Latar Belakang Masalah

Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Biaya yang rendah di dapatkan karena pebelian bahan baku dengan jumlah besar dan kapasitas produksi dengan jumlah besar sehingga berdampak pada penurunan biaya produksi per satu unit produknya baik itu biaya tenaga kerja, mesin, bahan bakar dan seluruh biaya terkait oprasional produksi.

Pada era sebelum dimulainya mass production sebuah botol kaca memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena untuk membuat 1 botol kaca diperlukan biaya produksi yang besar, setelah era mass production nilai ekonomi ini berkurang yang disebabkan biaya produksi untuk 1 unit botol kaca menurun drastis, bahkan hampir tidak ada harganya jika dijual secara satuan. Hal ini berdampak terhadap kebiasaan penggunanya yaitu konsumen, sewaktu botol kaca memiliki nilai ekonomi yang tinggi setelah digunakan konsumen cendrung akan menyimpan botol untuk koleksi, digunakan kembali atau dijual kepada pengepul secara satuan karena masih mendapatkan harga yang diangap signifikan, setelah dimulainya era mass production sikap konsumen cendrung akan membuang atau mengabaikan botol setelah digunakan karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis yang sepadan apa bila disimpan, dibawa atau dijual kepada pengepul barang bekas dan dianggap hanya merepotkan.

(2)

hal ini akan tidak terimplementasikan dengan baik apabila kesadaran masyarakat yang kurang untuk membuang sampah pada tempatnya, salah satu dampak penyebab sikap masyarakat membuang sampah sembarangan adalah efek dari penurunan ekonomis suatu benda karena mass production sehingga benda tersebut dianggap sampah dan tidak berharga. Dari pihak produsen sebenarnya telah mengharapkan dapat membeli kembali kemasan produk yang masih dapat digunakan namun tentunya dengan harga yang lebih murah dibandingkan biaya pembuatan bahan tersebut oleh sebab itu kebanyakan masyarakat engan untuk menjual kembali kemasan kepada produsennya karena harga yang dianggap terlalu murah jika dijual dalam satuan.

2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas maka perumusan masalah adalah bagai mana mengatasi dampak penurunan nilai ekonomis suatu produk yang dapat digunakan kembali akibat mass production sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.

3. Pembahasan

Dari permasalahan yang kami teliti terdapat beberapa point penting yang dapat di rumuskan sebagai berikut :

1) Penurunan nilai ekonomis Produk

(3)

Sebelum era mass production memiliki harga satuan Rp.3.000,-Setelah mass production harga satuan menjadi

Rp.300,-2) Perubahan masyarakat menyikapi barang yang bernilai ekonomis rendah dan sulit untuk disimpan jika sedang beraktifitas.

 Saat sebelum mass production kecendrungan kinsmen akan menyimpan atau menjual kembali botol setelah digunakan karena mendapat pengembalian uang yang signifikan walaupun diperlukan untuk membawa botol ke pengepul atau ke perusahaan.

 Setelah mass production cendrung membuang produk karena dianggap tidak sepadan pengorbanan untuk membawa dan menjual produk secara satuan ke pengepul atau perusahaan.

3) Membuang produk sembarangan bukan pada tempatnya

Akibat dari dimensi botol yang memakan tempat jika disimpan kecendrungan konsumen setelah menggunakan produk akan membuang secara sembarangan botol kemasannya ke lingkungan dengan alasan tidak tersedianya tempat pembuangan di dekatnya.

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari permasalahan yang diangkat adalah sebagai berikut :

1) Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.

2) Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.

3) PCB (bahan pembuat plastik, umumnya polimer polivinil terbuat dari polychlorinated biphenyl) yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.

4) Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. 5) Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi

(4)

6) Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.

7) Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.

8) Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.

9) Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya. 10) Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan

mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

11) Botol plastik, kaca atau wadah yang dapat menampung genangan air dapat menjadi media berkembang biaknya nyamuk penyebab wabah penyakit seperti demam berdarah.

12) Penggunaan plastik secara berlebihan dapat mempercepat habisnya sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui karena plastik dibuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene.

Permasalahan diatas sebenarnya dapat diatasi dengan beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Pemberlakuan sanksi yang tegas terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan

Dalam pemberian sanksi sudah banyak dilakukan oleh pemerintah daerah atau instansi dalam mengatasi permasalahan sampah namun masih minimnya penerapan secara nyatanya. Pada dasarnya pemberian sanksi bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran pola hidup untuk menjaga kelestarian lingkungan.

2) Pengelolaan sampah non organik untuk didaur ulang

Ada beberapa pola yang bisa diterapkan diantaranya adalah :

(5)

- Daur ulang sampah menjadi kerajinan berbahan baku sampah non organik.

- Daur ulang kemasan yang masih bisa digunakan oleh perodusen produk untuk digunakan kembali. Kebijakan ini sangat berguna untuk menekan biaya produksi kemasan karena pihak produsen dapat menggunakan kembali kemasan produk mereka dengan membeli kemasan bekas dengan harga yang lebih rendah dari biaya pembuatan atau pembelian kemasan baru.

3) Meningkatkan kesadaran pribadi agar menjadi kebiasaan pola masyarakat penyikapan sampah non organik dengan sebaik mungkin yang tentuya dibantu penyuluhan dan penyediaan pasilitas oleh pihak terkait.

4) Bank sampah.

Bank sampah merupakan suatu instansi yang berbasiskan keuntungan penjualan sampah daur ulang dimana nasabah menabung sampah mereka yang nantinya akan diakumulasikan dan dihargai dengan nilai sesuai kesepakatan kebijakan penjualan sampah daur ulang perusahaan, pecairan rekening sampah menjadi uang biasanya tergantung dari akumulasi jumlah atau waktu yang ditentukan sedangkan harga merupakan harga jual sampah daur ulang yang dipotong pihak pengelola sebagai keuntungan perusahaan lalu sisanya diberikan kepada nasabahnya.

(6)

Bank Sampah merupakan solusi yang tepat pengendalian sampah terhadap dampak penurunan nilai ekonomis mass production, karena jika botol plastik / kaca dijual secara akumulasi maka nilai ekonomisnya akan lebih terasa dan juga sebagai salah satu alternative meningkatkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya karena adanya penghargaan kedisiplinan penanganan sampah yang baik dengan adanya imbalan berupa sejumlah uang dari pencarian rekening sampah.

(7)

4. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari pembahasan masalah yang kami lakukan yaitu dampak mass production Botol Kemasan terhadap pencemaran lingkungan yang terjadi adalah :

Kemajuan teknologi industri tidak dapat dihindari karena merupakan dampak perkembangan positif bagi dunia industri dan juga merupakan pondasi ekonomi suatu bangsa agar dapat tumbuh dengan pesat serta bersaing dengan bangsa lainya, namun bagai mana kita menyikapinya dan menerapkan penanganan yang sesuai sangatlah penting dan harus disikapi dengan serius oleh pihak – pihak terkait agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang serius.

Saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :

1) Pemberlakuan sanksi yang tegas terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan

2) Pengelolaan sampah non organik untuk didaur ulang

3) Meningkatkan kesadaran pribadi agar menjadi kebiasaan pola masyarakat penyikapan sampah non organik dengan sebaik mungkin yang tentuya dibantu penyuluhan dan penyediaan pasilitas oleh pihak terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Jika aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang baru diperoleh memenuhi kriteria untuk diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual (lihat paragraf 14), maka

Tuhan   memilih   Jemaat   Tesalonika   (1:4).  Doktrin  pemilihan.  Bukan metafora memilih tim di arena bermain dimana ada orang  yang  tidak  terpilih;  bukan 

MB (**) Anak mampu membuat berbagai bentuk dengan menggunakan kertas yang di gulung dan di remas membentuk orang-orangan dengan dengan motivasi dan bimbingan guru. BSH (***)

Sehingga pada penelitian ini dimanfaatkan serbuk cangkang bekicot (SCB) sebagai substitusi sebagian dari semen. Kedua bahan diatas, fly ash dan SCB akan digunakan

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para guru dan mengatasi kesulitan dalam publikasi artikel hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ke Jurnal

Dalam Organisasi Hak Asasi Manusia Kementrian Kehakiman, seperti Departemen Hukum dan Departemen Hukum Daerah dan sebagainya yang ada di seluruh Jepang melakukan

Pada siklus II ini hasil observasi memperoleh skor rata-rata (4,50), Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa Kelas VI Semester Satu tahun pelajaran 2016/2017

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat dilihat bahwa capital budgeting yang diukur dengan DER tidak dapat meningkatkan keputusan investasi pada tahun 2014 dan