• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesi 1 Identifikasi dan Perencanaan Peserta Didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sesi 1 Identifikasi dan Perencanaan Peserta Didik"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik Dosen: Dr. Badrudin, M.Ag.

Oleh :

Kelompok 2

Muhammad Fawaz Hilmy 1142010053

Noviati 1142010058

Siti Saadaturahmah 1142010076

Yuzaki Ayatuna 1142010085

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia kepada hamba-Nya sehingga makalah ini selesai disusun. Shalawat serta salam kita haturkan pula kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, beserta para keluarga dan para sabahatnya juga kepada kita selaku umatnya yang patut dan taat pada ajaran-Nya.

Dalam makalah ini membahas tentang Perencanaan Peserta Didik, dimana kita akan

membahas komponen-komponen yang mendukung untuk terciptanya peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, juga tujuan pendidikan lembaga, selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kami yang telah meluangkan waktu dan memberikan tenaga untuk anak didiknya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Dalam makalah ini, kami menyadari sepenuhnya akan kekurangan kami, meskipun telah berusaha sebaik-baiknya namun kami yakin akan ada kekurangan yang ada di dalam makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapakan, sehingga kami bisa lebih baik dalam penyusunan makalah ini.

Bandung, Februari 2015

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakanga

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada komponen-komponen pendidikan, komponen itu seperti kurikulum, sarana-prasarana, pembiayaan, tenaga pendidik dan peserta didik. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dikatakan berhasil jika ada satu komponen yang tidak berjalan dengan semestinya, komponen-komponen itu harus saling melengkapi satu dengan yang lainnya demi terciptanya keberhasilan pendidikan.

Dalam komponen peserta didik keberadaanya sangat diperlukan, dan kesuksesan lembaga pendidikan juga dapat diukur dengan kualitas peserta didiknya, jika kualitas peserta didiknya sesuai dengan tujuan lembaga, maka peserta didik tersebut dapat dikatakan sukses, peserta didik juga merupakan subjek sekaligus objek dalam transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan. Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

(4)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja ruang lingkup perencanaan peserata didik?

2. Apa fungsi dari sensus sekolah?

3. Apa saja pembinaan yang diperlukan oleh peserta didik?

4. Apa saja tujuan dan fungsi dari evaluasi kegiatan peserta didik?

5. Bagaimana hubungan alumni dan sekolah?

6. Apa pengertian dan tujuan dari mutasi sekolah?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lingkup perencanaan peserata didik. 2. Untuk mengetahui fungsi dari sensus sekolah.

3. Untuk mengetahui apa saja pembinaan yang diperlukan oleh peserta didik.

4. Untuk mengetahui Apa saja tujuan dan fungsi dari evaluasi kegiatan peserta didik. 5. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan alumni dan sekolah.

6. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari mutasi sekolah.

1.4. Metode Penulisan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Peserta Didik

Perencanaan dalam bahasa Inggris berarti planning. SP.Siagian mengatakan

perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dalam hal- hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Menurut Fakri Ghafar mengartikan perencanaan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai tujuan yang ditentukan.1

Dari pendapat kedua ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa perencanaan adalah proses penentuan hal- hal yang akan dicapai dimasa depan. Perencanaan peserta didik adalah memikirkan jauh kedepan secara matang tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah.

Perencanaan terhadap peserta didik menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan. Perencanaan peserta didik berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses mendokumentasi data pribadi siswa, data hasil belajar peserta didik, dan aspek- aspek yang terkait dengan kegiatan kurikuler dan kokurikuler. Perencanaan peserta didik mencakup kegiatan,

analisis kebutuhan peserta didik.2

Langkah pertama yang harus dilakukan terhadap perencanaan peserta didik, meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan peserta didik

Analisis kebutuhan peserta didik adalah menetapkan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. Dengan memperhatikan dua hal penting, yaitu: (1) merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1:30; (2) menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan

1 H. Afifuddin, Perencanaan dan Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. 2005. Bandung: Insan Mandiri hal.6

(6)

prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang

tersedia.3

2. Rekrutmen peserta didik

Rekrutmen peserta didik adalah proses pencarian, penentuan peserta didik yang akan menjadi peserta didik di lembaga spendidikan yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam perekrutan peserta didik ini adalah (1) membentuk panitia penerimaan peserta didik baru yang terdiri dari semua guru, tenaga TU dan dewan sekolah/komite sekolah. (2) pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka. Yang didalamnya memuat informasi tentang gambaran singkat lembaga pendidikan, persyaratan pendaftaran siswa baru (syarat umum dan khusus), cara pendaftaran, waktu dan tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi, dan pengumuman hasil seleksi.

3. Seleksi peserta didik

Seleksi peserta didik yaitu kegiatan memilih dan memilah calon peserta didik yang layak untuk diterima di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah (1) melalui tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes ketrampilan; (2) melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian; (3) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN (untuk SMP/SMA).

4. Orientasi

Orientasi merupakan kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik menempuh pendidikan. Orientasi ini dilakukan ketika calon peserta didik dinyatakan diterima di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Tujuan dari orientasi adalah agar siswa mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, saling mengenal peserta didik yang satu dengan yang lainnya, peserta didik dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik,

mental dan emosional.4

5. Penempatan peserta didik

3Ibid

(7)

Penempatan peserta didik yaitu pembagian peserta didik yang dilakukan dengan cara pembagian kelas. Pembagian ini dilakukan agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Pembagian ini dilakukan dengan memperhatikan bakat dan minat siswa, sesuai dengan persamaan umur siswa, kemampuan siswa dalam menerima mata pelajaran yang diberikan, dan hal- hal lain yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.

6. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan yang dimaksud adalah mencatat hal- hal yang dianggap penting yang ada pada diri seorang peserta didik. Pencatatan dapat berupa pelanggaran ataupun keluhan dari peserta didik. Pelaporan adalah melaporkan hal- hal yang telah dicatat kepada pihak ketertiban dan BK. Pencatatan ini dilakukan bertujuan agar lembaga pendidikan mampu memberikan bimbingan secara maksimal kepada peserta didik. Hal ini dilakukan sejak pertama peserta didik diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam perkembangan peserta didik di sebuah lembaga. Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah (1) buku induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah , pencatatan disertai dengan nomor induk siswa/no pokok; (2) buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasar abjad; (3) daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi peserta didik berisi data setiap peserta didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini

mendukung program bimbingan dan penyuluhan disekolah.5

2.2. Sensus Sekolah

Sensus sekolah adalah suatu aktivitas yang bermaksud mengumpulkan informasi mengenai anak usia sekolah disuatu daerah (area) tertentu; dari data hasil sensus tersebut dipergunakan untuk merencanakan layanan kepada peserta didik.

Sensus sekolah (school census) adalah suatu sarana atau kegiatan mengumpulkan

informasi yang berguna untuk perencanaan dalam berbagai kegiatan pada program sekolah (Atkinson, 1965).

Sedangkan menurut Yeager (1945) sensus sekolah berarti pencatatan tiap-tiap siswa yang berada pada usia sekolah. Dengan sasarannya yaitu anak usia sekolah

(8)

(every child of school-age) dan anak yang pre-school dan school-age (1949). Dari pemaparan tersebut penulis dapat menyimpulkan sensus sekolah adalah kegiatan mengumpulkan informasi siswa yang hasilnya akan digunakan untuk perenanaan peserta didik dalam program kerja sekolah. Adapun data- data yang dijaring melelui sensus sekolah yaitu:

1. Data mengenai identitas diri anak;

2. Data mengenai identitas orang tua; dan

3. Keterangan-keterangan mengenai lingkungan anak.6

Penanggung jawab sensus sekolah secara formal adalah kepala sekolah, sedangkan tanggung jawab materialnya adalah wakil kepala sekolah urusan peserta didik, sedangkan yang dapat dijadikan sebagai tenaga sensus tersebut adalah tenaga kependidikan di sekolah. Fungsi umum sensus sekolah adalah sebagai dasar pembagian anggaran belanja dan sarana untuk mendapatkan dana bantuan pendidikan. Sedangkan fungsi khusus sensus sekolah banyak dikemukakan para ahli sesuai sudut pandang dan latar belakang serta daerah mereka.

Menurut Calvin Greader (1981), fungsi khusus sensus sekolah adalah sebagai berikut:

1. Penentuan kebutuhan program sekolah;

2. Penentuan bidang school attendance;

3. Pemberian fasilitas transportasi;

4. Perencanaan program pendidikan dan pelayanan dan melayani kebutuhan-kebutuhan

yang diperlukan;

5. Membuat persyaratan kehadiran dan undang-undang kerja bagi anak;

6. Menyediakan fasilitas pendidikan;

7. Menganalisis kemajuan daerah sekolah setempat;

8. Mengadakan pendaftaran terhadap sekolah privat;

9. Mendapatkan informasi dari berbagai macam kesejahteraan masyarakat, yayasan,

dan sebagainya.7

Menurut Yeager (1945), sensus sekolah mempunyai fungsi khusus sebagai berikut: 1. Menentukan layanan pendidikan yang benar-benar dibutuhkan;

2. Menyajikan data yang berguna untuk perencanaan program sekolah;

3. Menilai pelaksanaan kewajiban belajar;

4. Mengumumkan jumlah anak yang akan masuk sekolah;

(9)

5. Menempatkan anak yang keluar-masuk sekolah;

6. Menyajikan data jumlah anak yang akan masuk sekolah;

7. Mengecek anak yang masuk dan tidak masuk;

8. Mengatur pengelompokkan peserta didik;

9. Memperluas lokasi tanggung jawab orang tua;

10. Mengecek anak usia sekolah yang bekerja;

11. Mengecek kondisi rumah dan memperbaiki hubungan sekolah dan rumah;

12. Memberikan pengertian dan menyajikan informasi tentang sekolah;

13. Menemukan kasus ketidakhadiran disekolah;

14. Mengecek sebab-sebab keterlambatan.8

2.3. Pembinaan Peserta Didik

Pembinaan terhadap peserta didik adalah pemberian layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi :

1. Layanan bimbingan dan konseling

Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan dan masukan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal sehingga anak didik bisa bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat, dan kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa, serta membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai kunci dalam pembelajaran siswa di sekolah.Perpustakaan merupakan penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa dalam mengadakan penelitian, memperdalam

(10)

pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan membaca, dan sebagainya.

3. Layanan kantin

Kantin merupakan tempat yang didalamnya menyediakan kebutuhan anak terhadap makan yang bersih, bergizi, dan higienis. Sehingga kesehatan anak terjamin selama di sekolah. Disini guru dapt mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.Peranan lain dengan adanya kantin di dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan sekolah.

4. Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah merupakan tempat ynag digunakan untuk menangani siswa ataupun guru yang sedang membutuhkan penanganan kesehatan. Biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah

5. Layanan transportasi

Sarana transport bagi peserta didik adalah alat penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar, layanan transportasi ini biasanya berupa bus sekolah yang diperuntukkan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.

6. Layanan asrama

Layanan asrama sangat berguna untuk par siswa yang jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

2.4. Evaluasi Kegiatan Peserta Didik

(11)

tetapi tidak menutup kemungkinan evaluasi juga dilakukan kepada para guru agar

pembelajaran dapat berjalan dengan mudah dan terdapat keseimbangan.9

Menurut Wand dan Brown (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002;57), evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik yang berupa kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Selain itu evaluasi dapat berfungsi menilai unsur- unsur relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran.

Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuantujuan yang telah ditetapkan. Pasaribu dan Simanjuntak (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002;58), menyatakan bahwa tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah :

a. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan

b. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat

c. Menilai metode mengajar yang digunakan

Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah :

a. merangsang kegiatan peserta didik

b. menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar peserta didik

c. memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan

d. untuk memperbaiki mutu pembelajaran/cara belajar dan metode mengajar10

Berdasarkan tujuan penilaian hasil belajar tersebut, ada beberapa fungsi penilaian yang dapat dikemukakan antara lain:

A. Fungsi selektif

Fungsi selektif dilakukan dengan cara mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Evaluasi dalam hal ini bertujuan untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu, memilih peserta didik yang dapat naik

(12)

kelas atau tingkat berikutnya, memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

B. Fungsi diagnostik

Fungsi diagnostik ini dilakukan dengan melihat hasil dari evaluasi yang telah dilakukan guru, sehingga dapat mengetahui kelemahan peserta didik, dan akan mepermudah untuk mencari cara mengatasinya.

C. Fungsi penempatan

Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan peserta didik adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan. Penempatan ini disesuaikan dengan bakat dan minat siswa.

D. Fungsi pengukur keberhasilan program

Evaluasi ini dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non tes, hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana susuatu program berhasil diterapkan. Dalam penggunaan alat evaluasi yang berupa tes, hendaknya guru membiasakan diri tidak hanya menggunakan tes obyektif saja tetapi juga diimbangi dengan tes uraian. Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Dalam suatu kelas, tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur keberhasilan peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program

pengajaran.11

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur keberhasilan peserta didik, ada tiga jenis tes, yaitu :

a. Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Kedudukan diagnosis adalah dalam menemukan letak kesulitan belajar peserta didik dan menentukan kemungkinan cara mengatasinya dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar.

b. Tes formatif

Tes formatif atau evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Jenis penilaian ini juga berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

(13)

c. Tes sumatif

Tes sumatif atau evaluasi sumatif dilaksanakan setelah berakhir pemberian sekelompok program atau pokok bahasan. Jenis penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar peserta didik.

Hasil evaluasi terhadap peserta didik tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan memberikan umpan balik. Ada dua kegiatan dalam menindaklanjuti hasil penilaian peserta didik, antara lain :

1. Program remedial

Pengajaran remedial adalah suatu bentuk khusus pengajaran yang ditujukan untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian atau keseluruhan kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian peserta didik. Progam remidial ini dilakukan ketika peserta didik tidak mampu untuk menyandang gelar tuntas pada suatu mata pelajaran yang telah diajarkan oleh seorang guru.

Tingkat ketuntasan ini bermacam-macam dan merupakan peryaratan (kriteria) minimum yang harus dikuasai peserta didik. Biasanya dipersyaratkan penguasaan bahan pelajaran bergerak antara 75% sampai 90%. Dalam hal pengajaran remedial, kegiatan ini dilakukan dengan beberapa alasan, antara lain :

a. Masih banyak peserta didik yang menunjukkan belum dapat mencapai prestasi

belajar yang diharapkan

b. Guru bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan, yang berarti

bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian standar kompetensi yang diharapkan

c. Pengajaran remedial diperlukan dalam rangka melaksanakan proses belajar yang

sebenarnya, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan

d. Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan

penyuluhan melalui interaksi belajar mengajar. Adapun tujuan pengajaran remedial adalah :

a. Secara umum pengajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses penyembuhan atau perbaikan, baik dalam segi kepribadian peserta didik maupun segi proses belajar mengajar.

(14)

1. Memahami dirinya sendiri, hal ini menyangkut prestasi belajarnya dari segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitannya

2. Dapat mengubah/memperbaiki cara-cara belajar kea rah yang lebih sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya

3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat

4. Dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya 5. Dapat mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat

mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik

6. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.12

Adapun langkah-langkah dalam pengajaran remedial, antara lain:

a. Penelaahan kembali kasus dan permasalahannya

b. Menentuakan alternative pilihan tindakan

c. Melaksanakan layanan bimbingan dan penyuluhan/psikoterapi

d.Melaksanakan pengajaran remedial

e. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali

f. Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik.

2. Program pengayaan

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat sehingga peserta didik tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang sedang mereka pelajari. Tujuan dari kegiatan pengayaan adalah agar peserta didik yang sudah menguasai bahan pelajaran lebih dahulu dari teman-temannya tidak berehnti perkembangannya, dengan mengisi waktu kelebihannya dengan melakukan kegiatan lain.

Strategi kegiatan pengayaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a) kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topik modul pokok

b) kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok

Kegiatan pengayaan untuk dapat efektif mencapai tujuan, maka perlu diadakan kegiatan penilaian, melalui dua cara, yaitu :

a) Digabungkan dengan nilai modul pokok, dihitung dalam satuan kredit atau bobot tertentu

b) dipisahkan dari nilai pokok sehingga terdapat dua nilai.

2.5. Kelulusan dan Alumni

(15)

Proses kelulusan adalah kegiatan akhir dari peserta didik. Kelulusan merupakan pernyataan dari sekolah bahwa peserta didik telah menyelesaikan program pendidikannya. Setelah lulus peserta didik berhak mendapatkan surat keterangan lulus yang biasa disebut STTB atau ijazah.

Hubungan antara lembaga pendidikan dengan para alumni dapat dilanjutkan dengan adanya wadah iktan alumni. Dengan ikatan tersebut sekolah dapat dengan mudah mendapatkan informasi untuk perkembangan lembaga pendidikan tersebut. Hubungan alumni dengan lembaga pendidikan dapat tetap terjaga dengan baik lewat

acar yang dibuat para alumni yang biasa disebut dengan reuni. Prestasi alumni perlu

dicatat karena berguna bagi lembaga dalam mempromosikan lembaga

pendidikannya.13

2.6. Mutasi Peserta Didik

Mutasi peserta didik dapat diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam sekolah. Ada dua jenis mutasi peserta didik, yaitu :

1. Mutasi Ekstern

Mutasi Ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah yang lain. perpindahan tersebut dilakukan dengan melihat kondisi sekolah yang bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang tuanya, serta sekolah yang akan ditempati. Tujuan dari mutasi ekstern adalah agar dapat mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta lingkungan yang mempengaruhinya, dan memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya.

Mutasi ekstern harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain :

a. Permintaan mutasi peserta didik diajukan oleh orang tua/wali karena alasan yang

dapat dibenarkan (keluarga, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, dan lain-lain). b. Mutasi peserta didik, berlaku dari :

1) Sekolah negeri ke sekolah negeri, maupun ke sekolah swasta

2) Sekolah swasta mandiri ke sekolah swasta mandiri, maupun ke sekolah swasta

yang EBTA-nya menggabung

3) Sekolah swasta menggabung ke sekolah swasta yang juga menggabung

EBTA-nya

(16)

4) Penyimpangan tersebut dapat terjadi apabila di suatu kabupaten/kotamadia yang

dituju tidak ada sekolah yang berstatus sama, dengan syarat :

a. Muatasi tersebut terpaksa dilakukan karena alas an mendesak, maka perlu

surat keterangan dari pengawas b. Dilakukan tes penjajagan

5) Hendaknya dihindarkan mutasi peserta didik di dalam satu kabupaten/

kotamadia, kecuali dengan alas an yang sangat mendesak, maka perlu surat keterangan dari pengawas.

6) Mutasi antar kanwil/propinsi pada dasarnya sama dengan mutasi di dalam satu

kanwil/propinsi. Perbedaannya terletak pada adanya ijin dari kanwil/bidang

dikmunum dari propinsi baik yang ditinggalkan maupun yang akan didatangi.14

Prosedur mutasinya adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah membuat surat keterangan pindah

b. Surat keterangan pindah tersebut harus diketahui dan disahkan oleh kantor

wilayah pendidikan nasional yang akan ditinggalkan maupun yang akan didatangi.

b) Menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah asal

c) Terdapat formasi (daya tampungnya masih ada)

d) Bagi sekolah swasta mungkin peserta didik dikenakan syarat untuk

membayar sejumlah uang. 9) Penomeran di buku induk

Peserta didik yang mutasi akan diberikan nomor induk yang baru di sekolah tersebut sehingga nomor induk dari sekolah asal tidak dipakai lagi.

(17)

Kemungkinan yang terjadi dalam pemebrian nomor induk bagi peserta didik yang mutasi adalah:

a)Diberi nomor induk terakhir dari jumlah peserta didik yang ada

b)Menempati nomor induk peserta didik lama yang pindah atau keluar

c)Dengan cara menempatkan kembali pada nomor induk semula

10) Penempatan peserta didik

Peserta didik yang mutasi sebaiknya ditempatkan sesuai dengan jurusan yang pernah diambilnya di sekolah asal. Peserta didik yang mutasi karena tidak naik kelas, hendaknya juga tetap berada pada kelas dimana mereka tidak naik kelas.

Hal ini dilakukan untuk selalu menjaga kualitas pendidikan.15

2. Mutasi Intern

Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah. Dalam hal ini akan dibahas khhsus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya.

Seorang peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah memenuhi persyaratan:

a. Tidak terdapat nilai mati

b. Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0. Boleh ada 2

nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan pendidikan agama dan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.

c. Program pendidikan akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0. Boleh ada

2 nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan bahasa Indonesia.

d. Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0 dan

boleh ada 1 nilai yang kurang dari 6,0.

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan seorang peserta didik berhasil atau tidak untuk naik kelas, antara lain :

a. Kerajinan

b. Kedisiplinan

c. Tingkah laku

(18)

Kepada peserta didik yang nyaris tidak naik kelas masih diberi kesempatan untuk mengulang kelas atau pindah ke sekolah lain. Dispensasi bagi peserta didik yang mengulang diberikan untuk kepentingan peserta didik dan sekolah.

Bagi peserta didik :

a. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan sekolah

yang baru

b. Dapat belajar lebih intensif

c. Karena malu, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk naik kelas.16

Bagi sekolah : dispensasi bagi peserta didik yang mengulang akan memberikan nilai tambah minimal dari segi ekonomi.

Ada beberapa ketentuan peserta didik yang dapat mengajukan dispensasi, antara lain: a. Pada kelas satu tidak naik kelas dua kali

b. Pada kelas satu tidak naik kelas satu kali kemudian naik kelas, di kelas dua

tidak naik kelas satu kali.

c. Pada kelas dua tidak naik kelas berturut-turut dua kali

d. Peserta didik yang tidak naik kelas di kela II dan III masing-masing satu kali

e. Peserta didik yang berturut-turut tidak lulus atau tamat di kelas III sebanyak

dua kali.17

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kegiatan perencanaan peserta didik menjadi penting dalam pembangunan sebuah lembaga (sekolah), semua kegiatan yang ingin diselenggarakan harus sesuai dengan kemampuna para peserta didik, juga harus sesuai dengan keinginan, bakat dan

(19)

minat peserta didik, pengadaan program kegiatan kepeserta didikan diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu.

Penyelengaraan program kegiatan juga harus didukung oleh lembaga dengan ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan memadai dalam hal kuantitas juga kualitas. Mengingat penyelenggaraan sekolah terus mengalami perubahan dan perkembangan, maka perencanaan peserta didik yang ada di sekolah tersebut perlu melakukan inovasi yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang ada, agar kegiatan perencanaan peserta didik dapat mengimbangi perkembangan zaman.

3.2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah dalam menyusun karya tulis ini penulis menyadari adanya kekurangan serta sangat singkat sekali, dari kekurangan itu semoga dapat bermanfaat sebagai referensi suapaya tidak terulangi, dalam penyusunan karya tulis ini penulis juga percaya ada kelebihan-kelebihan yang dapat diperoleh sehingga dapat pula dijadikan referensi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan sekali saran dan kritikan untuk perbaikan karya tulis ini, dan tidak lupa penulis menghaturkan banyak terimakasih, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Daftar Pustaka

o Ali Imron. 2011, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah: Jakarta, Bumi

Aksara

o Badrudin. Manajemen peserta didik. 2014. Jakarta: Indeks

o Buang Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.1997 Jakarta:

(20)

o H. Afifuddin, Perencanaan dan Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. 2005. Bandung: Insan Mandiri

o Oemar Hamalik. Proses BelajarMengajar.2010. Jakarta: Bumi Aksara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN

(21)

1.2.

Rumusan Masalah...2

1.3.

Tujuan Penulisan...2

1.4.

Metode Penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Perencanaan Peserta Didik...3

2.2. Sensus Sekolah...6

2.3. Pembinaan Peserta Didik...7

2.4 Evaluasi Kegiatan Peserta Didik...9

2.5. Kelulusan dan Alumni...13

2.6. Mutasi Peserta Didik...14

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan...18

3.2. Saran...18

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pelat timbal bekas tutup instalasi listrik pada atap rumah

[r]

4.5 Pemanfaatan Lumpur Lapindo dalam prespektif Islam Penelitian dengan judul “sintesis dan karakterisasi zeolit X dari lumpur Lapindo dengan variasi variasi komposisi

Perceived Quality dan Brand Loyalty terhadap Keputusan Pembelian Semen Holcim di Toko Bangunan Tunas Mekar Pangkalpinang ”.. Penelitian ini dilatar belakangi berdasarkan fenomena

Terdapat beberapa data yang berasal dari survey questioner tentang klasifikasi kualitas kertas tissue apakah baik atau jelek, dengan objek testing

Bakterial vaginosis adalah suatu keadaan yang abnormal pada vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (Bacteroides Spp,

Kondisi tanah dan lingkungan untuk mendukung pembangunan pondasi cakar ayam Kondisi tanah dan lingkungan untuk mendukung pembangunan pondasi cakar ayam disarankan