• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Pkn Yang Efektif Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembelajaran Pkn Yang Efektif Dalam"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB 1

Belajar Aktif dan Pembelajaran Efektif

A.

Belajar Aktif

Belajar merupakan sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas. Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.

Belajar merupakan usaha seseorang untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses belajar terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.

Belajar aktif (sering dikenal sebagai “cara belajar siswa aktif”) merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajarinya.

(3)

Dewey merupakan pendiri sekolah Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan guru dalam belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman.

Melalui pendekatan belajar aktif, siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Di samping itu siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya.

Selanjutnya, belajar aktif menuntut guru bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya, guru dapat merekayasa model pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa. Untuk itu guru diharapkan memiliki kemampuan :

a Memanfaatkan sumber belajar di lingkungannya secara optimal dalam proses pembelajaran.

(4)

c Mengurangi kesenjangan pengetahuan yang diperoleh siswa dari sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh di masyarakat

d Memperjelas relevansi dan keterkaitan mata pelajaran bidang ilmu dengan kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat

e Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa secara bertahap dan utuh

(5)

siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata

a Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk berkarya, dan melakukan kegiatan nyata) secara maksimal.

b Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan kemampuan.

c Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara konkrit, luas, dan mendalam, adalah hal yang perlu diupayakan oleh guru yang profesional dan peduli terhadap keberhasilan belajar siswanya.

(6)

dalam bingkai belajar sepanjang hayat (life long contiuning education).

C. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Reiser Robert, 1996).

a. Ciri-ciri pembelajaran efektif : o Aktif bukan pasif

o Kovert bukan overt

o Kompleks bukan sederhana

o Dipengaruhi perbedaan individual siswa

o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar

b. Kriteria :

o Kecermatan penguasaan

o Kecepatan unjuk kerja

o Tingkat alih belajar

o Tingkat retensi (Reigeluth & Merril, 1989)

(7)

BAB 2

METODE PEMBELAJARAN EFEKTIF

(8)

enius learning adalah sebuah model pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa yang menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, multiple intelligences atau kecerdasan majemuk, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya.

G

Dasar Genius Learning adalah accelerated

learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar negeri,

model pembelajaran ini dikenal dengan beragam nama, seperti Accelerated Learning, Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Eficient and Efectiie

Learning.

Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan. Lalu apa perbedaan antara Genius Learning dengan lainnya? Genius Learning, perbedaannya adalah bahwa Genius Learning telah memasukkan dan mempertimbangkan kondisi masyarakat Indonesia secara umum, kebudayaan bangsa yang sangat beragam, kondisi sosial ekonomi, sistem pendidikan nasional dan tujuan pendidikan yang utama, yaitu menyiapkan anak-anak Indonesia untuk bisa menjalani hidupnya dengan berhasil setelah mereka meninggalkan sekolah formal dan masuk ke Universitas Kehidupan.

(9)

1. Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan tantangan berpikir. Lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.

2. Besarnya pengharapan / ekspektasi berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan bersifat pribadi

3. Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantantang tinggi namun dengan tingkat ancaman rendah. Dalam kondisi ini otakneo-cortex dapat diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan

(10)

7. Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini, yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan. 8. Setiap otak adalah unik dengan kapasitas

pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman pribadi. Ada beberapa jenis kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.

(11)

b METODE THINK TALK WRITE (TTW)

ecara etimologi think talk write dalam kamus john. Echol, think diartikan dengan "berfikir"

talk diartikan “berbicara“ sedangkan write diartikan sebagai "menulis". Jadi think talk write bisa diartikan sebagai berpikir, berbicara, dan menulis. Sedangkan strategi think talk write adalah sebuah pembelajaran yang di mulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya di komunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Sintaknya adalah informasi, kelompok (membaca-mencatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36). Teknik ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis.

S

(12)

siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunukasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Menurut Huinker & Laughlin dalam Martinis (2008:86), pada umunya berkomunikasi dapat berlangsung alami, tatapi menulis tidak.

Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan.

(13)

tahap talk, tugas guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator guru senantiasa harus memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan terutama dalam hal materi, baik itu diminta maupun tidak diminta.

Sebagai motivator, guru senantiasa memberi dorongan kepada siswa yang merasa kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang mendapatkan jalan buntu untuk menemukan suatu jawaban. Guru juga harus bisa memotivasi siswa yang dalam kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat pasif. Guru harus memberikan semangat kepada siswa yang bersangkutan bahwa kegiatan diskusi yang sedang berlangsung adalah penting untuk dijalani, supaya mereka dapat memahami sendiri.

Fase ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi/pada lembar kerja yang disediakan (LKS). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang siswa tentang materi yang dipelajari (Martinis Yamin, 2008: 87). Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.

(14)

1. Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan.

2. Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti.

3. Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan.

4. Menyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu legkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya (Martinis Yamin, 2008: 87-88).

(15)

c METODE INKUIRI / INQUIRY

(16)

dikeluarkan semakin efisien. Menurut Uzer Usman ( 1993:124 ) Metode Inkuiri adalah “suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentative ( Ilmiah ) dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju kesimpulan.

Menurut Sri Anita W (2001:1-4) metode Inkuiri merupakan metode Discoiery artinya suatu proses mental yang lebih tingkatannya”. Upaya mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan iswa untuk membantu memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan – Pertanyaan yang memperoleh jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses Inquiry. Kerterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar yang sebenarnya. Inquiry secara koperatif memperkaya cara berpikir siswa dan mendorong mereka hakekat timbulnya pengetahuan tentative dan berusaha menghargai penjelasan.

(17)

sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan Inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri.

Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Kegiatan ini dilakukan saat tatap muka atau pada saat tatap muka atau saat kegiatan bukan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai peran aksi. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini perkembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari – hari dapat diaplikasikan secara motorik.

(18)

dimengerti. Funsi pengajaran disini untuk mengarahkan peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Langkah – langkah dalam proses inquiri Menurut E. Mulyasa ( 2006:235 ) adalah sebagai berikut :

1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru – guru harus memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan peserta didik bersama sama membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat atau teori yang sudah ada.

2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah.

3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.

4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari agar dapat dipahami.

(19)

6) Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut.

7) Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kelebihan metode inkuiri sebagai berikut:

1) Siswa aktif dalam belajar

2) Membangkitkan motivasi belajar siswa 3) Siswa memahami benar bahan pelajaran

4)Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah kepercayaan pada diri sendiri sebagai penemu 5)Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya

dalam berbagai konteks 6) Melatih siswa belajar mandiri

Kelemahan metode inkuiri sebagai berikut:

1) Menyita waktu yang banyak

2) Cara belajar ini diperlukan adanya kesiapan mental

3) Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan 4) Tidak berlaku untuk semua topik

(20)

Tabel 1. Tahap Kegiatan Pelaksanaan Penbelajaran Inquiry

Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan

Kegiatan Awal

Membina suasana atau iklim yang lebih responsif (pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran).

Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan terhadap sesuatu terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan peserta didik bersama sama membandingkan

Resitasi untuk menanamkan fakta – fakta yang telah mereka pelajari agar dapat dipahami. melakukan sesuai dengan informasi tersebut.

(21)

dapat dipertanggungjawabkan (menelaah jawaban sementara / hipotesis).

Kegiatan Penutup

Penilaian

Refeksi : siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Pemberian tugas.

Dari beberapa pendapat dan uraian diatas, menunjukkan bahwa metode pembelajaran inquiri merupakan bentuk belajar yang fundamental, karena siswa tidak hanya menerima informasi dari guru tetapi lebih banyak mencari dan memberi informasi dlam proses pembelajaran.

d METODE EXAMPLE NON EXAMPLE

a. Pengertian

(22)

menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.

Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :

a kemampuan berbahasa tulis dan lisan, b kemampuan analisis ringan, dan

c kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya

Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

b. Ciri-ciri Metode

Example non example

Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri.

(23)

 Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan

 non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

c. Kelebihan dan Kekurangan

.

Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:

 Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.

 Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example

 Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat

Beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

(24)

 Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.

 Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

 Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan:

 Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

 Memakan waktu yang lama.

d. Langkah-langkah :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai 7. Kesimpulan

e METODE MIND MAPPING

(25)

Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.

Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa..Mind pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif.

(26)

yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.

Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping Ø Catatan biasa :

a. Catatan Biasa

b. Hanya berupa tulisan-tulisan saja c. Hanya dalam satu warna

d. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama e. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama f. Statis

Ø Mind mapping : a. Peta pikiran

b. Berupa tulisan, simbol, dan gambar c. Berwarna warni

d. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek

e. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif

(27)
(28)

Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan ( 2 orang ).

Langkah-langkah pembelajarannya :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.

(29)

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.

7. Kesimpulan/penutup.

2. Prinsip Dasar Mind Mapping

Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.

3. Kelebihan dan Kekurangan mind mapping

Beberapa manfaat memiliki mind maping antara lain : a. Merencana

b. Berkomunikasi c. Menjadi Kreatif d. Menghemat Waktu e. Menyelesaikan Masalah f. Memusatkan Perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien j. Melihat gambar keseluruhan

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang

(30)

c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang

lain.

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk

menulis.

Kekurangan model pembelajaran mind mapping:

a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

f METODE EKSPOSITORI

etode pembelajaran ekspositori merupakan metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan lebih dahulu, defenisi,

(31)

prinsip dan konsep materi pembelajaran serta memberikan contoh – contoh latihan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, penugasan dan tanya jawab sedangkan siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Metode ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama – sama memberikan informasi.

Soemantri (2001:45) membedakan metode ekspositori dan metode ceramah, mengingat dominasi guru dalam metode ekpositori banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi informasi diberikan pada saat atau bagian – bagian yang diperlukan, seperti awal pelajaran. Menjelaskan konsep dan prinsip baru pada saat memberikan contoh kasus dilapangan.

(32)

Menurut Wahyudin (2004), dalam pembelajaran dengan strategi ekspositori guru cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran dengan aktif, sementara siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Pembelajaran ekspositori ini merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru (“teacher

center”), guru menjadi sumber pemberi informasi utama

meskipun dalam strategi pembelajarannya digunakan metode selain ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan penggunaan media, penekanannya pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian konstruksi pengetahuan.

Peranan guru dalam metode ekspositori merupakan pembimbing program pelajaran karena merupakan programmer. Guru harus melihat program pelajaran yang telah ditetapkan untuk dijelaskan dan siswa harus dapat menguasainya. Guru merupakan sumber data yang penting dan merupakan komponen pemindah antara sumber pengajaran dengan siswa. Peranan guru ialah membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang benar, yang merupakan bagian dari kurikulum yang dipersyaratkan.

(33)

digambarkan secara kurang tepat, siswa dianggap pasif. Sebenarnya peranan siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran ekspositori seperti membaca materi, mengerjakan tugas, mencari jawaban yang benar. Namun mereka diarahkan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh guru.

Kelebihan dari metode ekspositori adalah :

a) Dapat menampung kelas besar.

b) Bahan pelajaran yang diberikan secara urut oleh guru.

c) Guru dapat menentukan tiap tiap hal yang dianggap penting

d) Guru dapat memberikan penjelasan – penjelasan yang dari setiap pelajaran

Kekurangan dari metode ekspositori adalah sebagai berikut :

(34)

b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran)

c) Pengetahuan yang didapat dari metode ekspositori cepat hilang

Tabel 2: Langkah – langkah Pembelajaran Ekspositori

Kegiatan Awal

Menciptakan suasana pembelajaran yang terbuka

Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif

Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar

Merangsang dan mengunggah rasa ingin tahu siswa

Kegiatan Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran yang telah dipersiapkan.

(35)

Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan dan mencatat kesimpulan materi tersebut.

Kegiatan akhir

Penilaian

Refeksi : siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Pemberian tugas

(36)

BAB 3

PROSEDUR PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN

(37)

1. PROSEDUR GENIUS LEARNING

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan lebih jauh berdasar pada cara kerja otak menawarkan langkah-langkah aplikatif dalam proses pembelajaran, yakni sebagai berikut:

a) Suasana Kondusif

Inti Genius Learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung, strategi apapun yang diterapkan di dalam kelas akan sia-sia. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal. Untuk menciptakan suasana kondusif ini ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a. Memenuhi kebutuhan fisik, yang meliputi :

 Fisik murid: murid harus dijauhkan dari lapar, kekenyangan, haus, lelah, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu dibatasi gerak-geriknya.

(38)

 Memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai. Pemenuhan kebutuhan fisik bukanlah tugas yang terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai. Faktor ini adalah faktor internal, yang walaupun sudah berusaha dipenuhi, sering kali tidak mudah untuk mewujudkannya.

Genius Learning menawarkan beberapa langkah praktis untuk memenuhi kebutuhan psikhis, yaitu:

 Ciptakan hubungan positif.

Untuk menciptakannya, gunakan metode PARTIS , yaitu: Perasaan diterima, Aspirasi, Rasa aman, Tantantang, Identitas, dan Sukses.

Tip praktis untuk menciptakan Perasaan diterima: o Gunakan dan sebut nama anak dengan positif

o Berikan perhatian secara adil dan merata terhadap diri setiap anak

o Bagi tugas dan tanggung jawab secara merata dan adil o Kelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik o Kelompokkan anak dengan kawan yang belum ia kenal o Rayakan keberhasilan secara bersama-sama

(39)

Tip praktis untuk menciptakan Aspirasi: o Tunjukkan dan berikan contoh perilaku positif

o Buat tembok aspirasi, suatu tembok atau tempat menempel aspirasi

o Anjurkan murid untuk menggunakan kalimat positif “aku bisa ...”

o Gunakan poster/alat peraga untuk memperjelas apa yang dipelajari

o Tetapkan target pribadi untuk murid Tip praktis menciptakan Rasa aman:

o Rancang proses pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil yang terukur yang dapat dimengerti setiap murid. o Perhatikan bahasa lisan yang digunakan dalam komunikasi

o Berikan penilaian positif, misalnya: hitunglah berapa jawaban benar

o Perkuat perilaku positif dengan memberikan pujian atas perilaku baik

o Lakukan aktivitas bersama

Tip praktis menciptakan Tantangan:

(40)

o Gunakan beragam jenis pengujian yang bersifat informal o Fokuskan peningkatan prestasi murid dengan membandingkan prestasi murid saat ini dengan prestasi sebelumnya, bukan dengan membandingkan prestasi murid satu dengan yang lain

o Bagi proses pencapaian prestasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terukur

o Berikan tanggung jawab dan peran bagi setiap murid secara bergantian

o Bicarakan dengan murid metode penilaian yang akan digunakan untuk mengukur prestasi mereka.

Tip Praktis menciptakan Identitas :

o Kenali murid: nama sampai latar belakang, kesukaan, hobi, dan kebiasaan murid.

o Berikan pujian dan penghargaan atas prestasi murid o Tetapkan target secara individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka bisa mencapai target itu

o Temukan keunikan murid dan gunakan dalam komunikasi.

o Dorong murid berani mengambil tanggung jawab

(41)

o Luangkan waktu untuk mencari tahu keberhasilan kecil maupun besar yang dicapai oleh murid dan berikan waktu untuk mendengar cerita sukses dibalik peristiwa itu.

o Jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan keuletan untuk bisa mencapai keberhasilan.

o Gunakan Goal-Setting agar tingkat pencapaian prestasi dapat diukur dengan mudah dan jelas.

 Guru berdiri di depan pintu kelas menyambut kedatangan murid dan menyalami murid satu persatu

 Sapa murid dengan menggunakan nama mereka masing-masing

 Buat catatan mengenai perkembangan diri setiap murid

 Gunakan poster: penyambutan, pelepasan, kalimat afirmatif, dll.

 Tempatkan meja guru dekat dengan meja murid

 Umpan balik dari murid

 Kelompok belajar

b) Menghubungkan

(42)

a. Mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan selalu membutuhkan jawaban. Untuk bisa menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses memori jangka pendek kita. Dengan demikian, memori ini terisi informasi baru dan menggeser informasi yang tidak ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Untuk menghilangkan memori yang tidak berguna ini, murid diminta untuk menghubungkan (memikirkan) materi yang akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Selain itu, murid perlu mengerti aplikasi dari apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk menuliskan di atas kertas, apa yang muncul di pikirannya. Ini akan semakin memperkuat pikirannya tentang materi yang akan dipelajari dan dengan demikian akan menghapus informasi tak berguna yang ada di dalam memorinya yang tidak ada hubungan sama sekali dengan materi pelajaran. b. Gunakan gambar atau poster sebagai pemicu

Misalnya anda menggantungkan gambar manusia perahu. Lalu tanyakan kepada murid apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mereka melihat gambar tersebut. Laukan brain-storming. Catat apa saja ide yang muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan cukup banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam kelompok-kelompok tertentu.

(43)

Cara ini bisa dilakukan sebagai berikut: Misalnya materi yang akan diajarkan adalah mengenai cara kerja otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan kertas kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan dua hal yang tidak ia ketahui mengenai otak. Ia boleh menulis apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman di sebelahnya. Dari sini akan muncul empat hal yang diketahui dan empat hal yang tidak diketahui.

Setelah itu, minta pasangan ini membandingkan isi kertas mereka dengan pasangan lain. Lakukan ini hingga semua pasangan telah saling membandingkan isi kertas mereka. Setelah ini semua selesai dilakukan, anda sebagai guru akan mendapat satu daftar, yang memberikan gambaran kelas secara menyeluruh, mengenai hal yang diketahui dan yang tidak diketahui mengenai otak. Lalu tuliskan daftar itu di papan tulis. Ajarkan materi mengenai otak berdasarkan informasi yang anda dapatkan dari murid anda. Ajarkan apa yang tidak mereka ketahui dann jangan membuang waktu mengulang apa yang telah mereka ketahui.

c) Gambaran besar

(44)

informasi yang sejalan pada saat proses pemasukan informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi pelajaran disampaikan secara linear dan bertahap. Mengapa gambaran besar ini sangat mambantu? Prinsip kerjanya sama dengan fungsi gambar yang ada pada puzzle. Bayangkan bila anda harus menyusun puzzle yang terdiri dari 1000 keping gambar tanpa diberi gambar besarnya. Tentu akan sangat sulit dan membingungkan.

Strategi yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Berikan ringkasan dari apa yang akan dipelajari

 Jelaskan bagaimana cara anda akan mengajarkan materi pembelajaran dan berikan kata-kata kunci.

 Tulis atau buat gambaran besar, pada papan tulis, dari materi pelajaran yang akan anda sampaikan.

 Gunakan gambar, poster, fowchart atau mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang pemikiran yang mendalam.

Gunakan kalimat, sebagai berikut:

 Pertanyaan yang ada di papan tulis adalah pertanyaan yang akan kita cari jawabannya bersama-sama melalui pelajaran / materi

 Poster yang saya pegang menunjukkan bagaimana proses pembelajaran kita akan dilakukan

Gunakan kata kunci sebagai pemicu. Berikut ini adalah kata-kata kunci yang akan kita pakai pada sesi ini .

(45)

Pada tahap inilah proses pembelajaran baru dimulai. Apa hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan dan dinyatakan kepada murid. Hasil yang akan dicapai dapat dijelaskan langsung kepada seluruh kelas, ada juga yang dijelaskan per kelompok, atau kadang dijelaskan kepada murid secara pribadi. Tulislah dengan huruf yang besar dan jelas di papan tulis sehingga murid dapat senantiasa melihat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera mereka mulai. Tahap ini juga merupakan tahap goal-setting.

Ajarkan kepada murid cara untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan, dengan menggunakan bahasa murid itu sendiri. Minta mereka untuk membuat goal secara detail, lebih baik kalau bisa secara tertulis.

 Gunakan kalimat:

o Pada akhir sesi ini kita akan mengerti bahwa dan Marilah kita lihat .... dan ....

o Amati goal yang telah kita tetapkan pada minggu lalu untuk ....

o Keluarkan kartu goal anda dan letakkan di meja ...

o Bacalah hasil yang ingin anda capai ( di dalam hati ) sebelum anda memberi tahu kawan anda ....

o Setelah kita menyelesaikan pelajaran ini, kita akan tahu bahwa target yang kita tetapkan telah tercapai dengan menggunakan parameter ....

(46)

d) Pemasukan informasi

Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan gaya belajar. Metode penyampaian harus bisa mengkombinasikan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetis dan bila memungkinkan juga mengakomodasi gaya penciuman dan pengecapan. Pada tahap ini, memori jangka panjang akan dapat diakses apabila proses pemsukan informasi bersifat unik dan menarik. Gunakan strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya, misalnya active concert, membaca dengan cara dramatisasi, menggunakan poster, gunakan pendekatan mendengar secara aktif dan berikan juga waktu untuk melakukan refeksi, review.

Lalu bagaimana tepatnya metode pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi masing-masing gaya belajar?

 Gaya Belajar Visual:

 gerakan tubuh/body language

 buku/majalah

 grafik, diagram

 peta pikiran/mind mapping

 OHP/LCD/Komputer

 Poster

 Kolase

 Flowchart

(47)

 kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas

 tulisan dengan warna yang menarik

 model/peralatan

 Gaya Belajar Auditori:

 instruksi guru

 suara yang jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga

 membaca dengan keras

 pembicara tamu

 sesi tanya jawab

 rekaman ceramah/kuliah

 diskusi dengan teman

 belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan informasi

 kuliah

 role play / permainan peran

 musik

 kerja kelompok

 Gaya Belajar Kinestetik:

 merancang dan membuat aktivitas

 keterlibatan fisik

 field trip

 membuat model

 memainkan peran/skenario

 highlighting

 berjalan

(48)

 menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu

 waktu istirahat yang teratur

Selain memperhatikan cara penyampaian yang multi sensori, anda juga harus memutuskan, pada level mana dari perkembangan kognitif dalam taksonomi Bloom, murid akan diajar berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis ataukah pada level evaluasi?

e) Aktivasi

Saat murid menerima informasi melalui proses pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini masih bersifat pasif. Murid masih belum merasa memiliki informasi atau pengetahuan yang ia terima. Mengapa? Karena proses penyampaian berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke murid. Untuk bisa lebih meyakinkan bahwa murid benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati murid bahwa informasi yang barusan diajarkan adalah benar-benar milik mereka, kita perlu melakukan proses aktivasi.

(49)

Dengan menggunakan kalimat di bawah ini sebenarnya anda telah melakukan proses aktivasi dalam diri murid. Didalam Pelaksanaannya perlu diketahui bahwa penggunaan kalimat dalam pengajarannya sangat mempengaruhi pembelajaran. Maka sebaiknya gunakan kalimat :

 Jelaskan kepada kawan anda yang mungkin masih belum mengerti.

 Coba buat ringkasan dalam pikiran anda apa yang paling penting bagi diri anda.

 Tentukan lima kata kunci dan coba cari kata lain yang memiliki arti serupa.

 Ambil lima kata kunci ini dan coba membuat lagu yang lucu

 Jika anda harus menciptakan tarian untuk menjelaskan kata-kata ini, apakah yang akan anda lakukan?

 Bagaimana cara terbaik untuk membuat gambar dari kata kunci ini agar orang lain yang belum mengerti bisa segera memahaminya?

 Coba ingat kembali apa saja yang telah kita pelajari hari ini dan buatlah urutan sesuai dengan waktu materi ini diajarkan, buat urutan sesuai tingkat kepentingan dari materi tersebut.

 Bila anda harus mengajari seekor hewan mengenai kata kunci tersebut, hewan mana yang akan anda ajarkan dan bagaimana caranya?

(50)

tahap aktivasi tersebut didasarkan pada jenis kecerdasan murid yang paling dominan. Oleh karena itu seorang guru seharusnya melakukan uji kecerdasan murid-muridnya.

Aktivasi bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara berpasangan atau secara berkelompok guna membangun kemampuan komunikasi dan kerja sama/kelompok. Dorong murid untuk membuat keputusan sendiri dan mengukur kemajuan yang mereka capai dibandingkan dengan kriteria sukses yang telah ditetapkan. Pada tahap ini murid menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang ia pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Murid mengintegrasikan apa yang ia pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang ia pelajari.

2. PROSEDUR THINK TALK WRITE

Prosedur Penerapan Model Pembelajaran (TTW) di Kelas

A. Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW (think-talk-write)

a) Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya. b) Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS

(51)

didik. Setelah itu peserta didik berusaha untuk meyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri. diskusi. Diskusi di harapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang di berikan.

e) Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

f) Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

(52)

B. Komponen Pendukung Strategi think talk write

Dalam strategi terdapat beberapa komponen penting yang cukup berperan dalam memperlancar jalannya strategi think talk write pada pembelajaran yaitu:

a) Guru yang berkompeten dan profesional.

b) Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran.

c) Buku bacaan yang sesuai dengan topik materi yang diajarkan dengan jumlah yang banyak dan bervariasi. d) Beberapa teknik pembelajaran yang mempunyai

peranan cukup penting dalam terlaksananya strategi think talk write dalam pembelajaran, agar dapat tercapai tujuan yang telah ditentukan.

Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW ini, sebagaimana yang di kemukakan Silver dan Smith (dalam Yamin, 2008:90) adalah:

a) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan, menantang setiap siswa berpikir.

b) Mendengar secara hati-hati ide siswa.

c) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.

d) Memutuskan apa yang di gali dan di bawa siswa dalam diskusi.

(53)

f) Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

C. Teknik Penyampaian Strategi think talk write

Telah dipaparkan di atas bahwa strategi think talk

write ini tidak semata-mata mengutamakan segi

pelaksanaan atau aplikasi praktis, namun teknik pengajarannya dengan bantuan penggunaan teknik pengajaran yang lain, antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi dan lain-lain. Namun tetapi model atau metode pembelajarannya menonjolkan aspek kecepatan siswa dalam beraktivitas ( berpikir, berbicara, menulis dll ).Teknik-teknik yang bisa di gunakan sebagai pengantar pelaksanaan strategi think talk writedalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

 Diskusi

 Ceramah

 Resitasi (pemberian tugas)

 Tanya jawab

 Penemuan

Untuk memilih teknik mana yang akan digunakan sebagai pengantar pelaksanaan strategi think talk

write ini, tentu saja harus di perhatikan dan menjadikannya

(54)

pertemuan,maka teknik yang baik di gunakan sebagai pengantar strategi think talk write ini antara lain; Diskusi, Resitasi, Tanya jawab, Penemuan.

D. Manfaat Strategi think talk write dalam Pembelajaran

Sedangkan manfaat dari strategi ini adalah sebagai berikut: 1) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan tau mendiskusikan pemikirannya dengan temannyasehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang di ajarkan.

2) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehinnga siswa akam lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

E. Kelebihan dan kelemahan Strategi think talk write

(55)

a) Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.

b) Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.

c) Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.

d) Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri.

Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah :

a) Kecuali kalau soal open ended tersebut dapat memotivasi, siswa di mungkinkan bekerja sibuk.

b) Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kmampuan dan kepercayaan, karena di dominasi oleh siswa yang mampu.

c) Guru harus benar – benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam menerapkan strategi think

(56)

3. PROSEDUR INKUIRI / INQUIRY

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.

b) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

c) Merumuskan Hipotesis

(57)

sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

d) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

e) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.

f) Merumuskan Kesimpulan

(58)

4. PROSEDUR EKXPOSITORI / EXPLICIT INSTRUCTION

Ada beberapa langkah dalam penerapan Metode ekspositori, yaitu:

a) Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah: 1) Memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti

yang negatif.

2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

3) Bukalah file dalam otak siswa.

b) Penyajian (Presentation)

(59)

1. Penggunaan bahasa, 2. Intonasi suara,

3. Menjaga kontak mata dengan siswa, dan 4. Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.

c) Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

d) Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.

e) Mengaplikasikan (Application)

(60)
(61)

BAB 4

Pembelajaran Kontekstual

(Contextual Teaching and Learning)

(62)

Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Landasan filosofi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak siswa sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Siswa perlu menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan demikian siswa memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya ini, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan, keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru.

(63)

a. Perbedaan pembelajaran kontektual dan konvensional

Pola pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional yang selama ini dikenal. Perbedaan tersebut tergambar dalam tabel berikut.

Tabel 3. Perbedaan Kontekstual dengan Konvensional

Pembelajaran

Konvensional Pembelajaran Kontektual

 Menyandarkan pada

hafalan memori spasial Menyandarkan pada

 Pemilihan informasi

 Memberikan tumpukan informasi kepada siswa

 Menerapkan penilaian

auntentik melalui

penerapan praktis dalam pemecahan masalah

b. Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual.

(64)

(authentic assessment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Model pembelajaran kontektual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam kelas secara garis besar mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1). Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya

2). Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam

kelompok-kelompok)

5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6). Lakukan refeksi di akhir pertemuan

7). Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

d. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

(65)

1). merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa (deielopmentally appropriate)

2). membentuk group belajar yang saling ketergantungan (interdependent learning group)

3). Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning) yang mempunyai karakteristik : kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan.

4). Mempertimbangkan keragaman siswa (disiersity of student)

5). Memperhatikan multi-intelegensi siswa (mltiple intelligences), spasial-ierbal, linguistic-ierbal, interpersonal, musikal ritmik, naturalis,

badan-kinestetika, intrapersonal, dan

logismatematis. (Gardner, 1993)

6). Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berfikir tingkat tinggi.

7). Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

e. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 1). Adanya kerjasama

2). Saling menunjang

3). Menyenangkan, tidak membosankan 4). Belajar dengan bergairah

5). Pembelajaran terintegrasi 6). Menggunakan bebagai sumber 7). Siswa aktif

8). Sharing dengan teman 9). Siswa kritis, guru kreatif

10). Laporan kepada orang tua berujud, rapor, hasil karya siswa, laporan praktikum, dan karangan siswa, dll.

(66)

Penilaian dilakukan dengan menggunakan penilaian authentik, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1). Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung

2). Menggunakan penilaian formatif maupun sumatif

3). Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta

4). Berkesinambungan 5). Terintegrasi

6). Digunakan sebagai umpan balik.

Hal-hal yang digunakan sebagai dasar penilaian prestasi siswa meliputi :

1). Penilaian kinerja (performance assessment) 2). Observasi Sistematik (Systematic obseriation) 3). Portofolio (portofolio)

4). Jurnal Sain (Journal)

(67)
(68)

BAB 5

JENIS METODE PEMBELAJARAN

(69)

Metode Debat

(70)

 Metode Role Playing

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan

metode Role Playing:

Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.

3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.

4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

(71)

masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 2. Berpikir dan bertindak kreatif.

3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis 4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

(72)

Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah:

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

 Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

 Guru membantu siswa untuk melakukan refeksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

(73)

 Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.

 Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.

 Dapat memperoleh dari berbagai sumber. Kekurangan:

 Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.

 Membutuhkan banyak waktu dan dana.

 Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

Cooperative Script

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

(74)

ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

6. Kesimpulan guru. 7. Penutup.

Kelebihan:

1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan. 2. Setiap siswa mendapat peran.

3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

Kekurangan:

1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:

(75)

2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan / rangkuman. Kebaikan:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2. Melatih berpikir logis dan sistematis. Kekurangan:

1. Memakan banyak waktu. 2. Banyak siswa yang pasif.

Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

(76)

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru

menunjuk nomor yang lain. 6. Kesimpulan

Kelebihan:

1. Setiap siswa menjadi siap semua.

2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang

pandai Kelemahan:

1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Metode Investigasi Kelompok (Group

(77)

Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Seleksi topikParasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

Gambar

Tabel  1.  Tahap  Kegiatan  Pelaksanaan
Tabel  2:  Langkah  –  langkah  Pembelajaran
Tabel  3.  Perbedaan  Kontekstual  dengan

Referensi

Dokumen terkait

Rumah suku batak Mandailing berbentuk panggung dan mengenal pembagian rumah menjadi 3 yaitu banua parginjang (atas) yang merupakan tempat suci, banua partonga (tengah)

Dengan menggunakan teknologi di bidang Artificial Intellegence yaitu teknologi jaringan syaraf tiruan maka identifikasi pola data dari sistem prediksi kelulusan siswa

Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan dan Keamanan Terhadap Minat Penggunaan Mobile Banking di Era Covid-19 (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Solo)..

Sulh merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu pertikaian terhadap satu atau beberapa tuntutan di Mahkamah Syariah Negeri Melaka,

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang Sistem Informasi Transportasi Umum di Kota Surakarta Menggunakan

Keterbatasan para penguasa kerajaan untuk bertindak, karena terikat atas perjanjian yang ditandatanganinya bersama Belanda, juga diikuti dengan peran yang makin besar dari

Related to the establishment of a portfolio that can be used as a reference, there are several instituti- ons in Indonesia to introduce stock price indices made up of

Data Hasil Penelitian Tes Kecepatan Reaksi Kaki (Tes Kemampuan Bergerak melalui Pemilihan Respon) dan Tes Lari 100 Meter pada siswa kelas XI SMA Negeri I Sirenja.. Analisis data