• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Peserta Didik Dalam Peningkatan Mutu Lulusan Di SMPN 2 Singorojo Tahun 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Peserta Didik Dalam Peningkatan Mutu Lulusan Di SMPN 2 Singorojo Tahun 2013/2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 50 ayat 2 berisi “ Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional”. Selanjutnya untuk menjamin pelaksanaan pendidikan bermutu yang didasarkan pada standar nasional pendidikan, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan komponen standar yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar penilaian, dan standar pembiayaan. Untuk mencapai delapan standar itu, maka satu-satunya pilihan adalah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, sekaligus untuk mendukung terwujudnya program Wajib Belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang berkualitas.” menurut Didik Suhardi, Direktur pembinaan SMP (2010: 8).

(2)

dapat menjamin bahwa proses penyelenggaraaan pendidikan di sekolah sudah sesuai standar pelayanan. Beberapa penerapan pola peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah banyak dilakukan, di antaranya adalah Proyek Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), proyek perpustakaan, proyek Bantuan Opersional Manajemen Mutu (BOMM), proyek Bantuan lmbal Swadaya (BIS), proyek pengadaan buku paket, proyek peningkatan mutu guru, Dana Bantuan Langsung (DBL), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Khusus Murid (BKM), pembangunan unit gedung baru (UGB), ruang kelas baru (RKB), pembenahan kurikulum, pengangkatan/penataan guru, pengembangan potensi kesiswaan, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning/CTL) menurut Didik Suhardi, Direktur pembinaan SMP (2010: 8). Dengan memperhatikan sejumlah proyek itu, dapatlah kita simpulkan bahwa pemerintah telah banyak menghabiskan anggaran dana untuk membiayai proyek itu sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Usaha untuk terus meningkatkan mutu pendidikan tidak pernah berhenti dilaksanakan dengan berbagai terobosan antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan materi ajar, pengelolaan peserta didik.

(3)

lembaga pendidikan karena peserta didik merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan ketrampilan.

Mulyasa (2009) menyatakan bahwa “manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.”

Di lembaga pendidikan, peserta didik memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Namun tentu saja peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan potensinya. Akibat dari adanya perbedaan yang dimiliki peserta didik, maka kompetisi yang sehat antar peserta didik akan terjadi bila ada pengelolaan manajemen, yaitu dalam pelaksanaan manajemen peserta didik. Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya.

Pada dasarnya, pembinaan peserta didik di sekolah merupakan tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Tanggung jawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen peserta didik dalam memberikan layanan kepada peserta didik dengan cara memenuhi kebutuhan mereka.

(4)

prestasi akademik dan non akademik, tapi kenyataannya peringkat lulusan SMPN 2 Singorojo dari tahun ke tahun masih berada di posisi tengah untuk tingkat kabupaten Kendal. Prestasi non akademik yang pernah diraih adalah peringkat dua tingkat kabupaten pada bidang olahraga saat mengikuti popda.

Dari fenomena di atas SMPN 2 Singorojo berbenah diri, untuk melakukan evaluasi manajemen peserta didik terhadap peningkatan mutu lulusan.

Menurut Stark & Thomas yang dikutip Eko Putro Widoyoko (2014:4), menjelaskan bahwa “evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta menyusun program selanjutnya.”

Salah satu model evaluasi yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator adalah model CIPP (Context, Input, Process and Product) yang dikenalkan oleh Stufflebeam pada tahun 1966. Konsep tersebut ditawarkan Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Alasan pemilihan model ini untuk mengevaluasi manajemen peserta didik, karena model ini bersifat mendasar, menyeluruh, dan terpadu, karena obyek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tapi juga mencakup konteks, input, proses dan hasil.

(5)

rapat awal tahun dengan membahas menghitung daya tampung siswa, perencanaan penerimaan peserta didik baru dan mengadakan orientasi peserta didik baru, (2) pengorganisasian kesiswaan dilakukan dengan cara mengelompokan siswa ke dalam kelas berdasarkan kemampuan akademik dan memberi wewenang kepada wali kelas untuk membinanya, (3) pelaksanaan kesiswaan diawali dengan kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kurikuler dan ekstrakurikuler, kemudian diadakan pencatatan dan pelaporan, menjalin komunikasi dengan para alumni, dan memberikan layanan-layanan bagi peserta didik, (4) pengawasan dilakukan kepala sekolah dengan cara memantau kegiatan kesiswaan secara langsung dan membuat hasil laporan setiap bulan, melakukan evaluasi kepada siswa secara berkala, (5) Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan kesiswaan di MTs Darul A`mal Metro adalah pelajaran agama Pondok Pesantren Darul A`mal Metro, kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas SDM yang baik karena 90% guru telah Sarjana, status akreditasi B. Sedangkan faktor kendala dalam pelaksanaan kegiatan keiswaan adalah kurangnya kerjasama yang baik antara pengelola pondok dengan pihak sekolah, komunikasi dengan wali murid kurang lancar.

(6)

sarpras, Kegiatan ekstra kurikuler, 3. Proses, sudah berjalan baik meliputi PPDB, Penilaian Lulusan. 4. Produk, prestasi akademik dan nonakademik.

Di SMPN 2 Singorojo belum pernah dilakukan evaluasi manajemen peserta didik secara formal, sehingga belum diketahui implementasi, faktor pendukung dan penghambatnya. Usia SMPN 2 Singorojo akan berusia 30 tahun. Kondisi bangunan sudah sesuai standar, sebagian besar guru sudah bersertifikasi, sarana prasarana sangat mendukung dalam proses pembelajaran tapi hasil prestasi akademik belum memuaskan dibandingkan prestasi non akademik yang sudah membawa harum nama sekolah, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1.Bagaimana konteks manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo?

1.2.2.Bagaimana input manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo? 1.2.3.Bagaimana proses manajemen peserta didik

dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo?

(7)

1.2.5.Apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan SMPN 2 Singorojo?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Untuk mengevaluasi konteks manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo?

1.3.2.Untuk mengevaluasi input manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo?

1.3.3. Untuk mengevaluasi proses manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo?

1.3.4.Untuk mengevaluasi hasil manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan di SMPN 2 Singorojo?

1.3.5.Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat manajemen peserta didik dalam peningkatan mutu lulusan SMPN 2 Singorojo?

1.4. Manfaat Penelitian

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari orientasi ini adalah agar lulusan dapat lebih mudah beradaptasi di semua bidang dalam lingkungan teknik sipil, selain itu mereka diharapkan mampu menguasai

Pembelajaran IPA fisika materi gerak melalui metode nyamantik ( bernyanyi, permainan ular tangga dan melukis batik lurik) sesuai dengan situasi dan kondisi

Media pembelajaran pada materi Senyawa Hidrokarbon untuk peserta didik kelas XI di SMA Batik 1 dan SMA Batik 2 Surakarta dapat dikembangkan menggunakan metode

Computer (internet on line)/Bahasa dan multi media (1 siswa 1 unit computer).

Klien mengatakan saat masih muda bekerja sebagai petani dengan suami, sekarang ini klien hanya tinggal dirumah tidak bekerja seperti sebelumnya dikarenakan kondisi

Kami mendefinisikan populasi penelitian sebagai pasien yang: terdaftar dengan praktik perawatan primer yang berkontribusi terhadap basis data CPRD di Inggris; yang

Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang

yang terkait China dalam bahasa Arab untuk meningkatkan pertukaran