• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERSIAPAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI Relationship Motivation With Performance Program Midwives In The Preparation Of Labor And Prevention Complications

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERSIAPAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI Relationship Motivation With Performance Program Midwives In The Preparation Of Labor And Prevention Complications"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 11 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA BIDAN DALAM

PELAKSANAAN PROGRAM PERSIAPAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI

Relationship Motivation With Performance Program Midwives In The Preparation Of Labor And Prevention Complications

Dewi Novi Asfitri, Sri Kustiyati

Prodi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta

ABSTRACT

Planning and Prevention Program Delivery Complications (P4K) is an effort to accelerate the reduction in maternal and infant mortality through improvement of access and the implementation quality. But after seen, maternal mortality rate by 2015 in Sukoharjo 98.84 / 100,000 live births (13 cases). The success of the program p4k and health in do midwives can achieved because of there is motivation or a strong desire of midwives to reduce cases aki and imr so that the thing into factors a reason for high performance. Objective to examine the relationship between motivation with performance of midwife in implementing P4K.

The study was observational analytic with cross sectional approach to 44 village midwives in the district of Sukoharjo, engineering samples with the proportion of cluster random sampling. Data were analyzed using Chi Square.

The analysis showed a significant relationship between motivation midwife with the performance of midwives in the implementation of P4K in Sukoharjo, with p (0.01) <0.05 and X2 count (6.569)> X2 table (3841).

Conclusion is there is a connection with the performance of midwives midwife motivation in implementing P4K in Sukoharjo district.

Keywords: Motivation, Performance, Midwives, P4K

ABSTRAK

(2)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 12 faktor penyebab tingginya pencapaian kinerja. Tujuan mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanakan P4K.

Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 44 Bidan Desa di wilayah Kabupaten Sukoharjo, tehnik sampel dengan proporsi cluster random sampling. Analisa data menggunakan chi Square.

Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara motivasi bidan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo dengan nilai p (0,01)< 0,05 dan X2 hitung (6,569) > X2 tabel (3841).

Simpulan ada hubungan motivasi bidan dengan kinerja bidan dalam pelaksanakan P4K di Kabupaten Sukoharjo.

Kata kunci: Motivasi, Kinerja, Bidan, P4K

PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab seluruh tenaga kesehatan. Bidan desa merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, serta diharapkan paling mengetahui keadaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi di desa. Melihat besarnya tanggung jawab yang harus di emban, setiap bidan memiliki peran penting dalam menurunkan angka kematian ibu (Yunalis, 2009).

Menurut profil Kesehatan Jawa Tengah angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 604 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebanyak 592 ribu

per 100.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 angka kematian ibu adalah 98,84/100.000 kelahiran hidup (13 kasus). Angka ini meningkat bila di bandingkan tahun 2012 sebesar 64,62/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2013). Upaya penurunan kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui P4K.

(3)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 13 pelaksanaan yang sekaligus merupakan

kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir (Tias, 2014).

Salah satu kunci keberhasilan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi adalah tergantung dari kualitas kinerja bidan. Sedangkan kinerja bidan di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang menjadi pendorong bagi bidan desa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari kemauan dan kemampuan tenaga bidan dalam beradaptasi dengan masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya (Yunalis, 2009). Bidan desa yang memiliki motivasi dalam bekerja biasanya memiliki kemauan untuk berbaur dan beradaptasi dengan masyarakat, sehingga menjadi faktor penyebab tingginya pencapaian kinerja.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kabupaten Sukoharjo pada tanggal 7

Februari 2015 didapatkan hasil bahwa dari 10 bidan desa yang di wawancarai, 8 bidan desa (80%) telah melaksanakan program P4K dengan optimal serta memiliki motivasi untuk melaksanakan program kesehatan. Sedangkan 2 bidan desa (20%) belum mampu melaksanakan program P4K dengan optimal, namun dapat kita lihat angka kematian ibu yang terus meningkat menjadi perhatian tenaga kesehatan.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan program perencanaan dan pencegahan komplikasi di Kabupaten Sukoharjo.

(4)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 14 Penelitian ini dilakukan di

Puskesmas Polokarto, Puskesmas Gatak dan Puskesmas Grogol di Kabupaten Sukoharjo dengan waktu pengambilan data pada bulan April-Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 177 bidan desa. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 25% dari seluruh populasi bidan desa di Kabupaten Sukoharjo yaitu 44 responden yang diperoleh dari Puskesmas Polokarto, Puskesmas Gatak, dan Puskesmas Grogol dengan menggunakan tehnik sampling proporsi cluster random sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for the Social Science) 17.0. Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik tiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang dianalisis Secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, variabel motivasi bidan, dan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K.

Analisis Bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang di analisis secara bivariat dalam penelitian ini adalah hubungan motivasi bidan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik teknik analisis bivariat dengan uji Chi Square (X2).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Karakteristik

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur (Th)

Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

20-30 31-40 >40

19 20 5

43,2 45,5 11,4

Total 44 100

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan

paling banyak responden dengan umur

31-40 tahun sebanyak 20 responden

(45,5%) dan paling sedikit responden

dengan umur lebih dari 40 tahun

sebanyak 5 responden (11,4%).

(5)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 15 sebagian bidan dengan umur 31-40

tahun sebanyak 20 responden (45,5%). Dimana umur dapat mempengaruhi kinerja bidan. Seiring bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga semakin bertambah. Seseorang cenderung menerapkan pengalamannya terdahulu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian Nurjanah (2010) menunjukkan bahwa umur bidan dapat mempengaruhi kualitas layanan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa bertambahnya umur maka akan menambah pengalaman bidan dalam pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

D1 D3 S2

2 41

1

4,5 93,2

2,3

Total 44 100,0

Berdasarkan tabel 2 Menunjukkan

paling banyak responden berpendidikan

D3 sebanyak 41 responden (93,2%) dan

paling sedikit responden berpendidikan

S2 sebanyak 1 responden (2,3%).

(6)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 16 maka dapat diartikan lebih memiliki

pengetahuan, ketrampilan, serta kemampuan tinggi.

Standar pendidikan bidan adalah lulusan Diploma III Kebidanan dan berdasarkan Kepmenkes RI No. 369/SK/MENKES/2007 tentang standar profesi bidan juga dijelaskan bidan yang boleh menyelenggarakan praktik mandiri minimal lulusan diploma III. Hal ini menunjukkan pentingnya standarisasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya dalam pelaksanaan P4K.

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja(th)

Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

<5 5-10

>10

4 27 13

9,1 61,4 29,5

Total 44 100,0

Berdasarkan tabel 3. Menunjukkan

paling banyak responden dengan masa

kerja 5-10 tahun sebanyak 27 responden

(61,4%) dan paling sedikit responden

dengan masa kerja < 5 tahun sebanyak 4

responden (9,1%).

Hasil penelitian tentang masa kerja responden pada Tabel 3. masa kerja

menunjukkan sebagian besar bidan dengan masa kerja 5-10 tahun sebanyak 27 responden (61,4%). Masa kerja

dapat menggambarkan pengalaman

seseorang dalam menguasai bidang

tugasnya, pada umumnya seseorang

dengan pengalaman kerja yang banyak

tidak memerlukan bimbingan kerja yang

banyak tidak memerlukan bimbingan

dibandingkan dengan seseorang yang

pengalaman kerjanya sedikit.

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pelatihan

No Frekuensi pelatihan

Frekuensi Presentase (%) 1 Pernah 44 100,0

Total 44 100,0

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan

bahwa semua bidan pernah mengikuti

pelatihan sebanyak 44 responden(100

%).

Hasil penelitian tabel 4

menunjukkan semua responden pernah

mengikuti pelatihan. Pelatihan akan

(7)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 17 yang bagus serta dengan pengembangan

secara terpadu mempunyai hubungan yang positif dengan kepuasan kerja pegawai sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan dan pelatihan serta pengembangan secara terpadu mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja pegawai.

Pelatihan yang berhasil adalah pelatihan yang disusun secara cermat dan sesuai rencana berdasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan oleh instansi yang bersangkutan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dalam upaya pengembangan formal yang teraplikasikan dalam bentuk pelatihan ini, dilaksanakan mengacu pada peningkatan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai agar mampu menciptakan prestasi kerja yang baik dan mencapai hasil yang optimal.

Efektivitas pelatihan dalam peningkatan kinerja bidan juga dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan Yatino (2005) yang menunjukkan pelatihan signifikan dalam meningkatkan kinerja bidan, termasuk meningkatkan kualitas bidan dalam

pelayanan KB. Menurut Soeprihanto (2005) tujuan dilakukan pelatihan terutama untuk memperbaiki efektifitas pegawai dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan, dapat dicapai dengan cara pengembangan. Pelatihan diselenggarakan dengan maksud untuk memperbaiki penguasaan ketrampilan dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terinci, dan rutin, sedangkan pengembangan mempunyai ruang lingkup lebih luas, dalam pengembangan terdapat peningkatan kemampuan sikap dan sifat-sifat kepribadian.

Analisis Univariat

Tabel 5. Motivasi Bidan dalam Pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2

Baik Cukup

31 13

70,5 29,5

Total 44 100,0

Berdasarkan tabel 5. menunjukkan

sebagian besar bidan dengan

mempunyai motivasi baik, yaitu

sebanyak 31 responden (70,5%) dan

sebagian kecil dengan motivasi cukup,

(8)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 18

Hasil penelitian menunjukkan

motivasi bidan dalam pelaksanaan P4K

sebagian besar bidan dengan

mempunyai motivasi baik, yaitu

sebanyak 31 responden (70,5%).

Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang pribadi yang mendorongnya untuk melakukan tindakan. Hafizzurrachman (2009) mengemukakan motivasi merupakan salah satu alasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Bila seseorang memiliki kemampuan yang dibutuhkan pada suatu tugas, serta memahami prosedur kerja dan memiliki lingkungan kerja yang dikehendakinya, namun orang tersebut tidak memiliki motivasi kerja, maka orang tersebut akan bekerja seadanya, tanpa arah dan kemungkinan tidak menghasilkan kinerja seperti yang diharapakan.

Menurut Berelson dan Steiner (2002) dalam Makruf dan Siswanto, 2010), motivasi adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakkan, karenanya disebut

“penggerakan” atau “motivasi”, yang

mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa motivasi bidan desa adalah suatu keadaan di dalam diri bidan desa yang bisa memberi kekuatan, semangat, keberanian untuk jujur dan menikmati apa yang mereka lakukan dalam rangka mencapai kinerja yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan Amirullah (2004) bahwa pada hakekatnya motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan lebih dipengaruhi oleh dorongan dari dalam individu yang disebut sebagai motivasi instrinsik atau hakiki, antara lain tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan faktor motivator kedua yang mempengaruhi motivasi seseorang melakukan suatu tindakan.

(9)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 19 berasal dalam diri individu atau disebut

juga faktor isi content pekerjaan.

Adanya faktor tanggung jawab dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo, hal ini yang menyebabkan pada penelitian ini bidan mempunyai motivasi yang baik.

Tabel 6. Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan P4K

No Kategorik Frekuensi Presentase (%)

1 2

Baik Cukup

32 12

72,7 27,3

Total 44 100,0

Hasil peneltitian tentang kinerja

bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar bidan dengan mempunyai kinerja baik, yaitu sebanyak 32 responden (72,7%).

Hal ini menunjukkan bidan telah

berhasil dalam dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo. Ukuran keberhasilan bidan dilihat dari hasil penelitian rata-rata bidan telah mencapai 80% dari target yang dibebankan. Hasil itu menunjukkan bidan telah mencapai atau melampaui target dibebankan.

Kinerja bidan pelaksanaan P4K di ukur melalui keberhasilan bidan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

bidan desa yaitu: Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis antara lain : Posyandu dan Polindes, Menjaring seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan memadai sesuai kasus dan rujukannya (Tias, 2014).

(10)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 20 membuat atau menyusun evaluasi

kebidanan.

Kinerja merupakan suatu yang kompleks. Kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor personal yang meliputi kemampuan terutama kemampuan dalam berkomunikasi dan bekerja sama yang baik, kepercayaan diri yang baik motivasi dan komitmen yang dimiliki, faktor sistem kerja yang diberikan oleh organisasi serta faktor kontektual (situasional) yang meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Dengan kemampuan yang baik terutama kemampuan personal baik kemampuan komunikasi bekerja sama dan kepercayaan diri, motivasi dan komitmen diri yang baik diharapkan kinerja bidan juga bisa lebih ditingkatkan.

Analisis Bivariat

Tabel 7. Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan Dalam Pelaksanaan P4K

Motivasi

Kinerja

Baik Cukup jumlah

Baik

Cukup

26 83,9% 6 46,2%

5 16,1% 7 53,8%

31 100%

13 100%

Berdasarkan tabel 7 tentang

distribusi hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo, sebagai berikut:

Pada 31 bidan dengan motivasi baik

sebagian besar mempunyai kinerja baik,

yaitu 26 bidan (83,9%). Pada 13 bidan

dengan motivasi cukup sebagian besar

mempunyai kinerja cukup, yaitu 7 bidan

(53,8%).

Hasil uji statistik dengan chi

square didapatkan nilai X2 hitung

sebesar 6,659, derajat kebebasan (dk)

sebesar 1, nilai X2tabel sebesar 3,841, P Value sebesar 0,01. Berdasarkan hasil

tersebut diketahui X2 hitung (6,569) >

X2tabel (3,841) p ( 0,01 < 0,05) ) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan signifikan antara

motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0,360 yang artinya bahwa hubungan dua variabel tersebut dalam kategori rendah.

(11)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 21 hasil uji statistik menunjukkan hasil

bahwa nilai X2hitung > X2tabel atau nilai signifikansi p-value = 0,01 (p< 0,05) sehingga Ho ditolak yang berarti bahwa ada hubungan signifikan antara motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo. Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,360 yang berarti bahwa hubungan antara dua variabel dalam kategori kurang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

pendapat Wirawan (2009) motivasi merupakan hal yang penting, karena dengan adanya motivasi diharapkan setiap individu sebagai tenaga kerja mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Keterkaitan antara motivasi dengan kinerja sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Muklas (dalam Sari, 2014) yang menjelaskan motivasi adalah kemauan atau keinginan didalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak. Motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya, sehingga setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.

Dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong karyawan berprestasi yang berasal dari dalam diri seseorang diantaranya prestasi, pekerjaan kreatif yang menentang, tanggung jawab dan peningkatan, sedangkan faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar yang dipandang meningkatkan prestasi seseorang karyawan diantaranya kebijakan dan administrasi, kualitas pengendalian, kondisi kerja, status pekerjaan, keamanan kerja, kehidupan pribadi serta penggajian.

Hasil penelitian membuktikan ada

hubungan signifikan antara mengetahui

hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo (p <0,01). Hal ini membuktikan secara statistik motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan.

(12)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 22 menunjukkan bahwa variabel motivasi

kerja berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat dijelaskan dari perbedaan persentase antar bidan desa mempunyai motivasi tinggi berkategorik baik dibandingkan bidan desa yang mempunyai motivasi kerja yang rendah dalam mencapai target yang ditetapkan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan Ma’ruf dan Siswanto (2010)

dengan hasil ada pengaruh signifikan motivasi terhadap kompetensi bidan desa, komptensi seiring dengan peningkatan kinerja bidan. Motivasi bidan desa adalah suatu keadaan di dalam diri bidan desa yang bisa memberi kekuatan, semangat, keberanian untuk jujur dan menikmati apa yang mereka lakukan dalam rangka mencapai kinerja yang tinggi..

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian tentang hubungan

motivasi dengan kinerja bida di

Kabupaten Sukoharjo yang dilakukan

pada bulan April-Mei 2015, dapat

disimpulkan sebagai berikut : Motivasi bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar bidan dengan mempunyai motivasi baik.

Kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar bidan dengan mempunyai kinerja baik. Terdapat hubungan signifikan antara motivasi dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan P4K di Kabupaten Sukoharjo.

Saran

1. Tenaga kesehatan lebih aktif mengikuti pelatihan baik secara mandiri maupun yang terprogram oleh dinas terkait. Hasil ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dan meningkatkan kualitas layanan kebidanan.

(13)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 23 3. Bagi Penelitian selanjutnya

diharapkan melakukan perluasan model penelitian yaitu meneliti varibel-variabel yang belum dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Budiyono, H, (2004), Pengantar Manajemen. (2th). Yogyakarta: Graha Ilmu

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2013, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Sukoharjo: DKK Sukoharjo

Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah.2011, Profil Dinas Kesehtan Provinsi Jawa Tengah, Semarang: DINKES JATENG

Handoko. 2005.Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE .

Hafizurrachman. (2009), Manajemen Pendidikan dan Kesehatan, Jakarta: Sagung Seto.

Kepmenkes, RI, Nomor

369/Menkes/SK/III/2007, Tentang Standar Profesi Bidan. 2007, Jakarta

Ma’ruf dan Siswanto, (2010), Pengaruh

Motivasi Terhadap Peningkatan Kompetensi Bidan Desa di Kabupaten Malang. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13 (1), 77-83.

Mubarok, W. I, (2011), Promosi Kesehatan untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika.

Mustafa. Z, (2008), Mengurangi Variabel Hingga Instrumentasi, Yogyakarta : Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. (2010), Metodelogi penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjanah (2010). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Penelitian Manajemen. Vol. 8 No. 1.

Sari, Puspita R. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Kinerja Bidan Ditinjau Dari Struktur Gaji Pada Bidan Pegawai Negeri Sipil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Surakarta. Tesis. Surakarta: Univesitas Sebelas Maret

(14)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 24 Susiloningtyas (2010). Hubungan

antara Kompetensi Task Skill dan Adaptation Skill dengan Kinerja Bidan Lulusan Akademi Kebidanan Pamenang Kediri Menurut Persepsi Pengguna Jasa. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tias, Kurniarum, Winarso, (2014). Jurnal kebidanan, Hubungan antara dukungan suami dengan pengisian stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi di desa Mertan, VI (01), 79.

Wirawan, (2009). Evaluasi kinerja sumber daya manusia, Jakarta: Salemba Empat.

Yatino, (2005). Analisis Kinerja Bidan Desa dan Hubungannya dengan Keberhasilan Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan di Kabupaten Lampung Barat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Ditambahkan oleh Hartley (2010:42-43) bahwa cultural studies telah mengembangkan kerangka kerja yang berusaha untuk memulihkan dan menempatkan budaya kelompok

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penerimaan PKB dan jumlah kendaraan bermotor dari 38 UPTD dibawah Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Karena terkait dengan Amdal, UKL-UPL, usaha dan/atau kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, izin lingkungan hidup juga harus memperhatikan ketentuan

RIAT PRO=INSI SULAWESI TENGA4 BULAN : $ Januari s/d 1 D!s!&#34;#!r $01% BULAN : $ Januari s/d 1 D!s!&#34;#!r

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta... Departemen Kesehatan Republik

Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia, Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan

Hasil analisis varians satu jalur untuk burnout ditinjau dari dukungan sosial pada atlet Women’s National Basketball League (WNBL) Indonesia, diperoleh F hitung &gt; F tabel

Varietas juga berpengaruh terhadap beberapa komponen hasil tanaman, yaitu jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah bulir per malai, dan hasil padi (Hatta,