HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN
KOMPLIKASI (P4K) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI KELURAHAN
KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013
DINA PERTIWI 125102016
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan
Komplikasi Kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
Abstrak Dina Pertiwi
Latar belakang : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu kegiatan dalam rangka peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan suatu persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, serta menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 68 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat. Analisis data dengan uji Chi Square.
Hasil : hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan (nilai p=0.000).
Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil tentang P4K akan mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap obyek yang sama, sehingga semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang P4K Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan maka akan semakin positif pula sikap ibu hamil terhadap P4K tersebut meskipun tidak selamanya yang memiliki pengetahuan baik memiliki sikap positif dan sebaliknya tidak selalu yang memiliki pengetahuan kurang memiliki sikap negatif.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Hamil, Program Pererencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan
Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapatkan bimbingan, masukan
dan arahan dari berbagai pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
tepat pada waktunya. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja, SpOG (K) selaku dosen pembimbing penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan
berharga sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Seluruh Dosen dan Staf administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
bimbingan serta nasehat selama menjalani penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan serta doa kepada peneliti
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan.
7. Dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan guna
perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah Ini nantinya. Harapan peneliti, semoga
kelak Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu kebidanan. Akhir kata peneliti
mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2013
(Peneliti)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
1.Bagi Kelurahan Kutambaru ... 5
2.Bagi Tenaga Kesehatan ... 5
3.Bagi Institusi Pendidikan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6
1. Pengertian Pengetahuan ... 6
2. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 6
3. Cara Mendapatkan Pengetahuan ... 7
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8
B. Sikap ... 9
1. Pengertian Sikap ... 9
2. Tingkatan Sikap ... 10
3. Komponen Pokok Sikap ... 10
4. Fungsi Sikap ... 11
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 11
6. Pengukuran Sikap Model Likert ... 13
C. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) ... 14
1. Pengertian P4K ... 14
2. Tujuan P4K ... 15
3. Manfaat Stiker P4K ... 16
4. Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan P4K ... 16
5. Proses Pelaksanaan P4K ... 17
6. Pemantauan Pelaksanaan P4K ... 19
7. Keuntungan Adanya Program P4K ... 19
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 20
B. Hipotesis Penelitian ... 20
C. Definisi Operasional ... 21
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
D. Waktu Penelitian ... 24
E. Etika Penelitian ... 24
F. Alat Pengumpulan Data ... 25
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 27
I. Analisis Data ... 28
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
1. Karakteristik Responden ... 29
2. Pengetahuan Ibu Hamil tentang P4K ... 30
3. Sikap Ibu Hamil tentang P4K ... 32
4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang P4K... 34
B. Pembahasan ... 35
1. Pengetahuan Ibu Hamil tentang P4K... 35
2. Sikap Ibu Hamil tentang P4K... ... 36
3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang P4K.. 38
C. Keterbatasan Penelitian ... 39
D. Implikasi Penelitian... 40
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA... 43 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 21
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi
Ibu Hamil di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat ... 30
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner
Pengetahuan Ibu Hamil tentang P4K di Kelurahan Kutambaru
Kabupaten Langkat... 31
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil
tentang P4K di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat... 32
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Sikap
Ibu Hamil tentang P4K di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat... 33
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Hamil tentang
P4K di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat ... 34
Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil tentang P4K di
Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat ... 35
\
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil
tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Responden
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Content Validity
Lampiran 6 : Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 7 : Surat Penelitian
Lampiran 8 : Surat Balasan Penelitian
Lampiran 9 : Master Tabel Data Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan
Komplikasi Kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
Abstrak Dina Pertiwi
Latar belakang : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu kegiatan dalam rangka peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan suatu persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, serta menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 68 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat. Analisis data dengan uji Chi Square.
Hasil : hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan (nilai p=0.000).
Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil tentang P4K akan mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap obyek yang sama, sehingga semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang P4K Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan maka akan semakin positif pula sikap ibu hamil terhadap P4K tersebut meskipun tidak selamanya yang memiliki pengetahuan baik memiliki sikap positif dan sebaliknya tidak selalu yang memiliki pengetahuan kurang memiliki sikap negatif.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Hamil, Program Pererencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Hal ini merupakan peristiwa yang sangat
membahagiakan bagi ibu hamil yang merencanakan dan menantikan kehamilannya
(Manuaba, 2010).
Kehamilan juga dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran apabila mengalami
komplikasi yang dapat mengancam jiwa (Yulianti, 2006).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia relatif masih tinggi, hingga kini Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat AKI pada tahun 2007 mencapai 228 orang per 100.000 kelahiran
hidup dengan penyebab langsung perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi
kehamilan lain 15%. Ironisnya, di Indonesia hanya 30% kasus komplikasi pada ibu hamil
yang ditangani petugas kesehatan (Rohayati, 2009).
AKI menggambarkan betapa pentingnya tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk
ibu hamil, persalinan dan masa nifas. Berikut ini disajikan data sebagai gambaran AKI dalam
per 100.000 kelahiran hidup di Provinsi Sumatera Utara tahun 2002 sampai dengan tahun
2007 yaitu : 360 (2002), 345 (2003), 330 (2004), 320 (2005), 315 (2006), 275 (2007)
sedangkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tahun 2006 mencapai
sedikitnya 65%. Provinsi ini belum mencapai target nasional, oleh karena itu keselamatan ibu
hamil harus menjadi prioritas utama agar terhindar dari risiko komplikasi obstetri (Syafei,
2009).
Kasus kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara dapat disebabkan oleh 3(tiga) faktor.
(11%), komplikasi nifas (8%), persalinan macet/lama (5%) dan aborsi (5%). Kedua,
penyebab tidak langsung yaitu 3T, terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan. Ketiga, faktor resiko
4T yaitu, terlalu muda melahirkan (<20 Tahun, 0,3%), terlalu sering melahirkan (>3 anak,
37%), terlalu rapat jarak melahirkan (<2 Tahun, 9,4%), terlalu tua untuk melahirkan (>35,
13,0%). Perlu diingat ada penyebab tidak langsung lainnya seperti status gizi, anemia gizi
besi, KEK (Kurang Energi Kronik), dan LILA (Lingkar Lengan Atas) K1<23,5cm (Syafei,
2009).
Untuk menangani rendahnya cakupan penanganan komplikasi ibu hamil oleh petugas
kesehatan tersebut, maka pemerintah mencanangkan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam rangka menurunkan AKI akibat komplikasi kehamilan
karena semua ibu hamil dapat terpantau oleh seluruh komponen masyarakat, baik suami,
keluarga dan bidan secara cepat dan tepat. Indikator P4K adalah dengan pemasangan stiker
P4K yang terdiri dari nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor darah. Bila cakupan ibu
hamil yang mendapat indikator pemantauan P4K mencapai 80%, maka diperkirakan AKI
akibat komplikasi dapat berkurang 6000 jiwa dari 2.052.000 per tahunnya. Cakupan P4K
dapat diketahui dari tingkat cakupan K1 dan K4 oleh tenaga kesehatan. Semakin tinggi
cakupan K1 dan K4 maka semakin tinggi pula cakupan P4K pada ibu hamil. Dalam hal ini
diperlukan kerjasama antara ibu hamil dan tenaga kesehatan yang harus bekerja secara aktif
untuk mencapai keberhasilan tujuan P4K (Syafei, 2009).
Pelaksanaan program P4K dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan
dan sikap, dukungan keluarga, situasi geografis dan budaya. Kurangnya pengetahuan, baik
ibu hamil atau masyarakat tentang kehamilan dan pencegahan komplikasi kehamilan sangat
adalah sesuatu yang alami dan tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan akan
menyebabkan ibu hamil termasuk dalam kelompok risiko tinggi (Guntur, 2008).
Keluarga terutama suami yang berperan aktif sangat dibutuhkan untuk mendukung
tujuan P4K yaitu dengan memotivasi ibu hamil sehingga muncul sikap positif dan berakhir
pada prilaku untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan dan mendapatkan
pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar. ANC yang dilakukan secara teratur akan
mengurangi resiko komplikasi kehamilan sehingga dapat diidentifikasi dan ditangani dengan
upaya preventif sampai kuratif (Mulyono, 2008).
Faktor situasi geografis dan budaya masyarakat Indonesia yang beraneka ragam dapat
menyebabkan 3T, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ketempat
pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga
mempengaruhi cakupan P4K (Prawirohardjo, 2005).
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan pada bulan Desember 2012 di
Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat, diketahui jumlah ibu hamil sebanyak 76 orang.
Dari hasil wawancara dengan 5 ibu hamil, 3 diantaranya sudah mendapatkan stiker P4K dan
sudah mengerti tentang manfaat stiker tersebut sehingga timbul sikap positif terhadap P4K,
sedangkan 2 diantaranya, walaupun sudah mendapat stiker P4K namun mereka tidak
mengetahui apa sebenarnya maksud dan tujuan dari stiker tersebut sehingga mereka
cenderung tidak menempel stiker pada pintu rumahnya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada
kesiapan ibu, keluarga dan seluruh komponen masyarakat jika terjadi komplikasi pada ibu
hamil yang bersangkutan. Melihat pentingnya pencegahan komplikasi kehamilan untuk
mengurangi resiko kematian pada ibu hamil maka peneliti ingin mengetahui “Hubungan
Pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasi
bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara pengetahuan
dengan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten
Langkat Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan
komplikasi kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi
kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013.
b. Untuk mengetahui distribusi sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan
di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan
komplikasi kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Kelurahan Kutambaru
Sebagai bahan informasi terutama dalam membuat kebijakan tentang pentingnya
menggalakkan dan memantau pemasangan stiker di setiap rumah ibu hamil dengan
tenaga kesehatan dan aparat desa agar setiap ibu hamil dapat terdata dengan baik
mengingat masih banyak ibu hamil yang berada pada usia yang bukan usia reproduktif
sehingga memiliki resiko tinggi untuk terjadi komplikasi baik pada masa kehamilan
maupun persalinan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil sesuai standar, aktif berpartisipasi dalam pemantauan dan pemasangan stiker
disetiap rumah ibu hamil sehingga setiap ibu hamil dapat tepantau dengan baik oleh
seluruh komponen masyarakat karena setiap ibu hamil memiliki resiko untuk mengalami
komplikasi obstetri.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan masalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri
sendiri maupun orang, media massa, maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2007) yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah kembali (recall), sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehantion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
3. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
a. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumnya
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara
penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : 1) Cara coba-salah
(Trial and Error) adalah cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. 2)
otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan. 3) Berdasarkan pengalaman pribadi dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
b. Cara Modern Memperoleh Pengetahuan
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis
dan ilmiah. Dilakukan mula-mula dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala alam atau masyarakat. Kemudian hasil pengamatan tersebut
dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) yaitu:
a. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedang
ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, bila ekonomi baik maka tingkat pendidikan
akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga.
b. Kultur (budaya, agama)
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi
yang baru akan disaring sesuai dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
c. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah
menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang tinggi maka
pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman
akan semakin banyak.
Pengetahuan sangat penting perannya dalam memberikan wawasan terhadap
terbentuknya sikap dan akan diikuti dengan tindakan dalam hal pelaksanaan P4K. Jika
ibu sudah mengetahui stimulus atau obyek kesehatan tentang pengertian P4K, manfaat
P4K, dan keuntungan P4K, kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang
diketahuinya maka akan timbul perilaku untuk melaksanakan P4K (Syafei, 2009).
B. Sikap 1. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang diwujudkan dalam bentuk
pengetahuan atau pemahaman, perasaan dan tindakan atau tingkah laku kearah positif
atau negatif terhadap suatu objek (Widoyoko, 2012).
Sikap merupakan kesiapan seseorang dalam melakukan tindakan. Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek
(Azwar, 2009).
Sikap juga dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespon atau bertindak
secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif atau
negatif. Dengan kata lain sikap perlu penilaian. Ada penilaian positif, negatif, dan netral
(Maramis, 2006).
2. Tingkatan Sikap
a) Menerima (Receiving) dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan
memperhatikan stimulasi yang diberikan (objek). b) Merespon (Responding) memberi
jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan hal yang dimaksud. c)
masalah. d) Bertanggung Jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko (Maramis, 2006).
3. Komponen pokok sikap (Widoyoko, 2012)
Sikap mempunyai komponen sebagai berikut:
a. Afeksi
Merupakan komponen emosional atau perasaan, pernyataan tentang hal yang
disenangi. Sebuah sikap yang terdiri dari persepsi, opini, dan keyakinan-keyakinan
seseorang.
b. Kognisi
Adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinan-keyakinan evaluatif, dimanifestasi
dalam bentuk impresi atau kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang terhadap
objek atau orang tertentu.
c. Perilaku
Sebuah sikap yang berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak
terhadap seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu. Seseorang misalnya dapat
bertindak terhadap orang lain, atau hal lain dengan cara bersahabat, hangat, agresif,
bermusuhan atau apatis, ataupun dengan cara-cara lain.
4. Fungsi sikap menurut Maramis (2006) adalah :
a. Fungsi instrumental
Yaitu sikap yang dikaitkan dengan praktis atau manfaat dan menggambarkan keadaan
keinginannya atau tujuan.
b. Fungsi pertahanan ego
Yaitu sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga
c. Fungsi nilai ekspresi
Yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang diambil individu bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan
Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin banyak
mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Fungsi penyesuaian sosial
Yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungannya.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2009) adalah :
a. Pengalaman pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar
terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis.
b. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma
yang cenderung bebas bagi interaksi lawan jenis, sangat mungkin kita akan
mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan lawan
jenis. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan
berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap
kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.
c. Orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut
harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang
yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berati khusus bagi kita, akan
banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang yang
biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang satatus
sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami
dan lain-lain.
d. Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya. Media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi pengaruh yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
e. Institusi/ lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh
dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara
sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari
pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
f. Faktor emosi dalam diri individu
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman
pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan
pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. Selain dari
faktor-faktor diatas yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut Walgito (2003) adalah
faktor pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan
tersebut mengenai objek yang bersangkutan.
6. Pengukuran Sikap Model Likert
Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala
likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala likert (Hidayat, 2007).
Subjek yang diteliti harus memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang
disediakan. Alternatif jawaban yang disediakan oleh likert untuk pernyataan positif
adalah :
a. Sangat setuju (Strogly approve) : 4
b. Setuju (Approve) : 3
c. Tidak setuju (Disapprove) : 2
d. Sangat tidak setuju (Strogly disapprove) : 1
Alternatif untuk pernyataan negatif adalah :
a. Sangat setuju (Strogly approve) : 1
b. Setuju (Approve) : 2
c. Tidak setuju (Disapprove) : 3
d. Sangat tidak setuju (Strogly disapprove) : 4
Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Azwar, 2009):
a. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan obyek tertentu.
b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
C. Program Perencanaan Peralinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 1. Pengertian P4K
Program Pererencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan
suatu kegiatan dalam rangka peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan suatu persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi
ibu hamil, serta menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir
(Syafei, 2009).
2. Tujuan P4K menurut Kemenkes RI (2008) adalah :
Tujuan dari P4K adalah meningkatkan pelayanan ibu hamil agar melahirkan dengan
aman dan selamat, khususnya :
a. Percepatan P4K dengan stiker keseluruh desa di Indonesia.
b. Semua komponen bangsa berpartasipasi secara bersama-sama baik
pemerintah dan nonpemerintah.
c. Peningkatan kesadaran suami dan masyarakat dalam penyelamatan ibu hamil
d. Tenaga dan fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Selain itu, tujuan P4K juga terbagi atas :
a. Tujuan umum yaitu meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sehingga
menurunkan unmet need KB pada ibu, serta meningkatkan pelayanan ibu hamil agar
melahirkan dengan aman dan selamat (Syafei, 2009).
b. Tujuan khusus adalah dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh suami, keluarga,
dan masyarakat luas, memfokuskan pola motivasi kepada keluarga saat antenatal care
oleh bidan, adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami,
keluarga dengan bidan, terdatanya sasaran dan terpasangnya stiker P4K, adanya
disepakati ibu hamil, suami, keluarga dengan bidan, adanya dukungan secara luas dari
tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal, kader, dukun bayi,
memantau kemitraan antara bidan, dukun bayi, dan kader (Syafei, 2009).
3. Manfaat stiker P4K menurut Syafei (2009) :
Untuk mempercepat berfungsinya desa siaga, meningkatnya cakupan pelayanan ANC
(antenatal care) sesuai standar, meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terampil, meningkatkan kemitraan bidan dan dukun, dapat tertanggulanginya kejadian
komplikasi secara dini, serta meningkatkan peserta KB pasca melahirkan. Selain itu,
dengan terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi, maka diharapkan dapat
menurunkan kejadian kesakitan dan kematian ibu.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan P4K menurut Depkes RI (2008) :
a. Situasi geografis
Bentuk dan struktur geografis wilayah kependudukan masyarakat di Indonesia yang
terdiri dari lembah dan pegunungan mempengaruhi keaktifan petugas kesehatan untuk
pemantauan kesehatan ibu hamil dengan stiker P4K. Sehingga dapat mempengaruhi
cakupan P4K di masing-masing daerah.
b. Pengetahuan dan informasi
Pengetahuan dan informasi yang cukup tentang tujuan dan manfaat P4K akan
mempengaruhi sikap dan kesadaran masyarakat akan pentingnya program P4K.
c. Dukungan keluarga
Dalam hal ini suami, keluarga mempunyai peran penting untuk keberhasilan tujuan
P4K, karena keluarga terdekat dapat memantau secara aktif kesehatan ibu hamil.
d. Budaya
Dalam pelaksanaan P4K budaya tetap berpengaruh besar terhadap keberhasilan
cakupan P4K. Dalam hal ini tokoh masyarakat sangat berpengaruh terhadap budaya
5. Proses Pelaksanaan P4K menurut Syafei (2009) adalah sebagai berikut:
a. Pertama, dengan melakukan advokasi dan orientasi P4K dengan stiker untuk
pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan
Puskesmas.
b. Kedua, sosialisasi kepada kader, dukun bayi, tokoh agama dan tokoh masyarakat,
PKK (Program Kesejahteraan Keluarga) serta lintas sektor di tingkat desa.
c. Ketiga, operasional P4K dengan stiker di tingkat desa yang meliputi:
1. Pemanfaatan pertemuan bulanan tingkat desa antara bidan desa, kader, dukun,
kepala desa, tokoh masyarakat untuk mendata jumlah ibu hamil yang ada di
wilayah desa serta membahas dan menyepakati calon donor darah, transport dan
pembiayaan (askeskin, tabulin).
2. Para bidan di desa bersama kader dan atau dukun melakukan kontak dengan ibu
hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker termasuk
pemakaian KB pascapersalinan.
3. Melakukan pemasangan stiker di rumah ibu hamil.
4. Para suami, anggota keluarga, kader dan dukun bayi memantau secara intensif
keadaan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar.
d. Keempat, para bidan di desa melakukan pencatatan di buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) sebagai pegangan ibu hamil, dan di kartu ibu serta kohort ibu untuk disimpan
difasilitas, memberikan pelayanan sesuai standar pemantauan ibu hamil, serta
melaporkan hasil pelayanan kesehatan ibu di wilayah desa (termasuk laporan dari
dokter dan bidan praktek swasta di desa tersebut) ke puskesmas setiap bulan termasuk
laporan kematian ibu, bayi lahir hidup dan bayi lahir mati.
e. Kelima, petugas puskesmas melakukan rekapitulasi laporan dari seluruh bidan di
setempat tentang Pemantauan Wilayah Setempat- Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) dan melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota setiap bulan.
f. Keenam, petugas dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan rekapitulasi laporan dari
seluruh puskesmas di wilayahnya dan laporan pelayanan kesehatan ibu dari rumah
sakit pemerintah dan swasta dan melakukan pemantauan wilayah setempat
(PWS-KIA), evaluasi dan melaporkan ke dinas kesehatan provinsi setiap tiga bulan.
g. Ketujuh, petugas dinas kesehatan provinsi melakukan rekapitulasi dari seluruh dinas
kesehatan kabupaten/ kota di wilayahnya dan melakukan pemantauan, fasilitas dan
evaluasi secara berkala serta melaporkan ke tingkat pusat setiap tiga bulan.
h. Kedelapan, di departemen kesehatan sebagai penanggung jawab tingkat nasional
melakukan rekapitulasi laporan dari dinas kesehatan provinsi dan melakukan
pemantauan berkala, fasilitas, evaluasi P4K dengan stiker dalam rangka pemantauan
penurunan AKI.
i. Kesembilan, untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di masing-masing tingkat
wilayah, maka puskesmas, kabupaten/ kota dan provinsi memiliki wadah forum
komunikasi yang meliputi lintas program dan lintas sektor.
6. Pemantauan pelaksanaan P4K menurut Syafei (2009) :
Untuk menjamin keberhasilan program ini maka perlu dilakukan kegiatan pemantauan
dengan mencatat hal–hal sebagai berikut yaitu :
a. Persentase desa yang melaksanakan P4K dengan stiker.
b. Persentase rumah ibu hamil yang mendapat stiker. Setiap ibu hamil hanya mendapat
satu stiker selama kehamilan yang akan diberikan oleh petugas puskesmas atau bidan
desa.
c. Persentase ibu hamil berstiker yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar.
e. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi
tertangani.
f. Persentase ibu hamil berstiker yang menggunakan KB pasca bersalin.
g. Persentase ibu hamil berstiker yang bersalin di tenaga kesehatan dan mendapatkan
pelayanan nifas.
7. Keuntungan adanya program P4K menurut Syafei (2009) :
Dapat menekan AKI dengan pembuatan peta desa. Peta ini digunakan untuk
mengetahui dimana letak ibu hamil. Dengan adanya data di stiker tersebut, kriteria ibu
hamil yang mempunyai risiko tinggi saat melahirkan akan mudah untuk dilacak karena
sudah tergambar di peta desa. Selanjutnya peta desa ini akan dipasang atau ditempatkan
di pos kesehatan desa atau tempat-tempat lainnya, seperti di rumah bidan, kantor balai
desa dan lain-lain yang menjadi tempat pos desa SIAGA (Siap Antar Jaga).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep Penelitian
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan
dengan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan“ adalah sebagai
berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 3.1 Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai
upaya pencegahan komplikasi kehamilan. Pengetahuan Ibu Hamil
C. Definisi Operasional
No Variabel Penelitian
Definisi
Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
1.
Variabel
Independen
Pengetahuan Pemahaman ibu
hamil tentang
P4K sebagai
upaya pencegahan
komplikasi
kehamilan.
Kuesioner Dengan
pengisian
Kuesioner
a. Baik, bila responden
menjawab benar 8-10
soal
b. Cukup bila responden
menjawab benar 4-7
soal
c. Kurang baik bila
responden menjawab
benar 1-3 soal
Ordinal
2.
Variabel Dependen
Sikap Reaksi atau
respon ibu hamil terhadap P4K sebagai upaya pencegahan
komplikasi kehamilan
Kuesioner Dengan
pengisian
kuesioner
Sikap Positif : Skor 26-40
Sikap Negatif : Skor 10-25
Nominal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Metode ini memberikan gambaran tentang
distribusi pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan, namun
peneliti cenderung mencari hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel
terikat yaitu hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi
kehamilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian
dimana pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, artinya tiap subyek penelitian hanya
diobservasi sekali saja (Syarifuddin, 2010).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Kelurahan
Kutambaru Kabupaten Langkat yang telah mendapat stiker P4K yaitu sebanyak 76 orang,
dimana ibu hamil Trimerter I sebanyak 21 orang, ibu hamil Trimerter II sebanyak 47 orang,
dan ibu hamil Trimester III sebanyak 8 orang .
2. Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang ibu hamil yang ditentukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut : ibu hamil Trimester I, dan II, bersedia mengikuti
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling yaitu
proses pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri. Dalam penelitian ini,
hal yang dipertimbangkan peneliti adalah jumlah populasi yang terdapat diatas merupakan
jumlah populasi pada Bulan Desember 2012, sedangkan pada saat penelitian ini dilakukan
yaitu pada bulan Maret 2013, ibu hamil Trimester III yang ada dalam populasi tersebut sudah
melahirkan sehingga mereka bukan lagi termasuk populasi penelitian.
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yaitu Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat karena lokasinya
mudah dijangkau peneliti, masih sedikit ibu hamil yang mengerti tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sehingga walaupun ibu hamil
sudah mendapat stiker P4K namun masih ada ibu hamil yang mengalami komplikasi
kehamilan yang tidak terdeteksi.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2012 hingga Juni 2013.
E. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin
penelitian kepada institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan kepada Lurah Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten
Langkat. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam suatu penelitian adalah sebagai
berikut: (1) Informed Consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden, dimana peneliti akan memberikan lembar persetujuan sebagai bukti bahwa
responden bersedia secara sukarela untuk mengikuti penelitian yang kemudian
ditandatangani oleh responden, (2) Anonymity (tanpa nama), peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner yang akan diisi oleh responden yang
Confidentiality (kerahasiaan), peneliti juga akan menjaga kerahasiaan responden dan tidak
akan memberitahukannya kepada siapa pun.
F. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden yaitu data tentang pribadinya, atau hal-hal yang responden ketahui. Peneliti
menggunakan alat pengumpul data berupa data demografi responden yang meliputi: umur,
pendidikan, gravida dan pekerjaan, kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap.
Kuesioner pengetahuan yaitu tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan meliputi pertanyaan
tertulis dengan jawaban pilihan a, b, c, dan d. Setiap item pertanyaan yang benar akan diberi
skor 1 dan untuk setiap pertanyaan yang salah akan diberi skor 0, selanjutnya pengkategorian
tingkat pengetahuan menjadi baik, cukup, kurang berdasarkan rumus berikut (Hidayat, 2007)
:
Keterangan :
P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai tertinggi – nilai terendah
Banyak kelas = Jumlah kategori
Di mana, diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban yang tertinggi
dikali jumlah pertanyaan (1x10) dan skor minimum, jumlah nilai jawaban yang terendah
dikali jumlah pertanyaan (0x10). Rentang kelas sebesar 10 (selisih nilai tertinggi dan
terendah) dan banyak kelas 3 kelas (baik, cukup, kurang) maka diperoleh panjang kelas
sebesar 3,3. Jika skor maksimal adalah 10 dan skor minimum adalah 0 dengan interval 3,3
a. Baik : apabila mendapat skor 8-10
b. Cukup : apabila mendapat skor 4-7
c. Kurang : apabila mendapat skor 0-3
Kuesioner sikap yaitu sikap responden terhadap Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan meliputi
pernyataan tertulis dengan pilihan jawaban : untuk pernyataan positif, pilihan jawabannya
adalah Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi
skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Dan pernyataan negatif, pilihan
jawabannya adalah Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju
(TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4, yang selanjutnya juga
dihitung dengan menggunakan rumus panjang kelas interval (Hidayat, 2007).
Di mana, diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban yang tertinggi
dikali jumlah pertanyaan (4x10) dan skor minimum, jumlah nilai jawaban yang terendah
dikali jumlah pertanyaan (1x10). Rentang kelas sebesar 30 (selisih nilai tertinggi dan
terendah) dan banyak kelas 2 kelas (positif dan negatif) maka diperoleh panjang kelas sebesar
15. Jika skor maksimal adalah 40 dan skor minimum adalah 10 dengan interval 15 maka
dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Positif : apabila mendapat skor 26 - 40
b. Negatif : apabila mendapat skor 10 – 25
G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Uji Validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah Content validity yang telah
dilakukan kepada ahlinya yaitu Hj. Idau Ginting, SST,. M.Kes pada tanggal 6 Januari 2013
dengan Content Validity Index (CVI) sebesar 0,835. Sebuah instrumen dikatakan valid jika
2. Reliabilitas
Setelah mengukur validitas maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur yang
digunakan memberikan hasil yang konsisten atau tidak walaupun digunakan berulang-ulang.
Uji reliabilitas telah dilakukan kepada 10 sampel yang memiliki karakteristik yang sama
dengan responden pada tanggal 27 Pebruari 2013 Di Desa Tj. Langkat Kec. Salapian Kab
Langkat. Untuk mengukur reliabilitas data pengetahuan digunakan rumus Split Half,
sedangkan untuk mengukur data sikap dapat digunakan rumus Cronbach’s Alpha
menggunakan program SPSS dengan komputer (Widoyoko, 2012).
Instrumen memiliki reliabilitas tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,7
(Sedarmayanti, 2011).
Nilai Koefisien Split Half yang diperoleh dari data pengetahuan adalah 0,828 sedangkan
nilai koefisien Cronbach’s Alpha dari data sikap adalah 0,890. Dengan demikian instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti setelah mendapat surat izin penelitian dari
institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat dan mengajukan surat
permohonan izin melaksanakan penelitian di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat.
Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu-ibu hamil.
Untuk mempermudah kerja peneliti dan menghemat waktu penelitian, maka peneliti meminta
bantuan ibu kader setempat untuk mengumpulkan ibu hamil yang menjadi responden.
Dengan cara, peneliti meninggalkan nomor handphone dan menyimpan nomor handphone
ibu kader tersebut untuk memperlancar proses pengumpulan data. Responden dikumpulkan
pada hari minggu di balai desa. Setelah responden sudah berkumpul, maka peneliti
responden merasa jelas dengan arahan yang diberikan, selanjutnya peneliti meminta
kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian, dengan
menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah disediakan.
Masing-masing responden diberi waktu 20 menit untuk mengisi lembar kuesioner. Setelah kuesioner
selesai diisi kemudian dikumpulkan kembali dan bila terdapat pengisian data yang tidak
lengkap maka akan diperbaiki dan dilengkapi pada saat itu juga.
I. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner merupakan data primer
yang berisi pertanyaan dan pernyataan tentang P4K sebagai upaya pencegahan komplikasi
kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013, yang akan diolah
melalui langkah – langkah sebagai berikut :
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua
kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (Editing). Kemudian data diberi
kode (Coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data.
Selanjutnya data yang telah diberi kode dimasukkan kedalam komputer (Entry). Kemudian
dilakukan pemeriksaan kepada semua data yang telah dimasukkan ke dalam program
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan (Cleaning). Dan tahap akhir adalah
pengelompokan data dalam suatu bentuk tabel menurut sifat yang dimiliki sesuai tujuan
penelitian (Tabulating).
Analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
analisis bivariat.
1. Analisis univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yaitu
pencegahan komplikasi kehamilan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase
agar data yang diperoleh lebih praktis dan mudah dimengerti.
2. Analisis bivariat
Analisa data bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan
hubungan yang terjadi antara dua variabel (Suyanto, 2011).
Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square (X2), dengan
taraf signifikan 95% (0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis, jika nilai probabilitas
(p) < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu
hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan namun, apabila (p) > 0,05 maka H0
gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai
upaya pencegahan komplikasi kehamilan. Selanjutnya, data yang diperoleh akan
disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah melihat hubungan pengetahuan
dan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan terhadap 68
ibu hamil di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013.
A. Hasil Penelitian
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Kelurahan Kutambaru
Kabupaten Langkat dengan jumlah responden 68 orang, maka hasil penelitian akan diuraikan
berdasarkan karakteristik responden yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah
kehamilan. Subjek penelitian adalah pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan
komplikasi kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013.
1. Karakteristik Responden
Adapun distribusi frekuensi dari karakteristik responden adalah berdasarkan umur,
pendidikan, pekerjaan dan jumlah kehamilan. Dari hasil penelitian diperoleh dari 68
responden bahwa mayoritas umur responden antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 52 responden
(76,47%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak
39 responden (57,35%). Berdasarkan pekerjaan respoden mayoritas memiliki pekerjaan yaitu
sebanyak 37 responden (54,41%). Sedangkan berdasarkan jumlah kehamilan mayoritas
responden memiliki jumlah kehamilan 2 yaitu sebanyak 41 responden (60,30%) seperti
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
Karakteristik N %
Umur
- < 20 - 20-30 - >30 9 52 7 13,23 76,47 10,30 Pendidikan - SD - SMP - SMA - PT 4 15 39 10 5,89 22,05 57,35 14,71 Pekerjaan - Bekerja - Tidak bekerja
37 31 54,41 45,59 Gravida - 1 - 2 - 3-5 - >5 9 41 18 - 13,23 60,30 26,47 -
2. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan
Dari hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan
kuesioner pengetahuan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan, didapatkan bahwa sebagian besar
responden menjawab benar pada pertanyaan mengenai kepanjangan P4K yaitu sebanyak 51
responden (75,00%) dan sebagian besar responden menjawab salah pada pertanyaan
mengenai bentuk pelaksanaan P4K yaitu sebanyak 44 responden (64,71%). Lebih jelasnya
[image:40.595.100.497.155.424.2]Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Pengetahuan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya
Pencegahan Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Benar Salah n % n %
1 Kepanjangan P4K 51 75,00 17 25,00
2 Pengertian P4K 43 63,23 25 36,77
3 Tujuan Program P4K 29 42,64 39 57,36
4 Komponen P4K 30 44,11 38 55,89
5 Bentuk Pelaksanaan P4K 24 35,29 44 64,71
6 Faktor yang mempengaruhi P4K 38 55,89 30 44,11
7 Sasaran P4K 32 47,05 36 52,95
8 Dampak bila tidak mendapat stiker P4K 36 52,95 32 47,05
9 Tempat untuk bisa mendapatkan stiker P4K 41 60,30 27 39,70
10 Jumlah Stiker P4K yang diperoleh oleh setiap ibu hamil selama hamil
29 42,64 39 57,36
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan responden
tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
Pengetahuan N %
Baik Cukup Kurang
10 33 25
14,1 48,52 3,77
Total 68 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil memiliki
pengetahuan cukup tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan yaitu sebanyak 33 responden
(48,52%).
3. Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan
Dari hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan
kuesioner sikap tentang P4K, pada pernyataan positif didapatkan bahwa sebagian besar
responden menjawab setuju pada pernyataan mengenai saat mendengar tentang P4K, ibu
hamil merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang P4K tersebut yaitu sebanyak 38
responden (55,88%). Pada pernyataan negatif sebagian besar responden menjawab tidak
setuju pada pernyataan mengenai ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya tidak
akan mendapat stiker P4K yaitu sebanyak 38 responden (55,88%). Dan lebih jelas dapat
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Sikap tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat
Tahun 2013
No Pernyataan SS S TS STS
n % n % n % n %
1 P4K penting untuk diketahui oleh ibu hamil.
24 35,29 19 27,94 18 26,48 7 10,29
2 Keberhasilan P4K tergantung pada jumlah ibu hamil yang berhasil didata.
22 32,36 20 29,41 16 23,53 10 14,70
3 P4K sangat berguna untuk pendataan ibu hamil
18 26,48 25 36,76 18 26,48 7 10,29
4 Ibu hamil merasa terlindungi dengan adanya P4K.
15 22,06 30 44,11 17 25,00 6 8,83
5 Saat mendengar tentang P4K, Ibu hamil merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang P4K tersebut
7 10,29 38 55,89 16 23,53 7 10,29
6 Keluarga dan masyarakat tidak perlu diikutsertakan dalam pelaksanaan P4K
2 2,95 27 39,70 32 47,06 7 10,29
7. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya tidak akan mendapat stiker P4K.
7 10,29 17 25,00 38 55,89 6 8,83
8 Bila ibu hamil belum mendapat stiker P4K, maka ibu akan memintanya pada tenaga kesehatan saat melakukan pemeriksaan kehamilan
7 10,29 29 42,65 26 38,23 6 8,83
9 Stiker P4K tidak perlu ditempel di setiap pintu rumah ibu hamil karena akan mengganggu pemandangan.
9 13,23 17 25,00 31 45,59 11 16,18
10 Ibu hamil yang telah mendapatkan stiker P4K tidak perlu lagi memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan.
Berdasarkan perhitungan sesuai dengan ketegori yang ditetapkan, maka sikap
responden tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
[image:44.595.78.516.237.310.2]Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya
Pencegahan Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
Sikap N %
Positif Negatif
42 26
61,77 38,23
Total 68 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas ibu hamil memiliki sikap positif
tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya
Pencegahan Komplikasi Kehamilan yaitu sebanyak 42 responden (61,77%).
4. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa analisis hubungan antara pengetahuan dengan
sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan yang diperoleh dari 68 responden mayoritas
berpengetahuan cukup dan memiliki sikap positif yaitu sebanyak 28 responden (41,17%).
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan
komplikasi kehamilan diperoleh nilai p = 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan yang dapat dilihat pada
Tabel 5.6
Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan
Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013
Sikap Total P*
Positif Negatif
n % n % n % Baik 9 13,23 1 1,47 10 14,70
0,000
Cukup 28 41,17 5 7,36 33 48,53
Kurang 5 7,36 20 29,41 25 36,77
Total 42 61,76 26 38,24 68 100
B. Pembahasan
1. Pengetahuan ibu hamil tentang P4K sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan
Berdasarkan tabel 5.2 sebagian besar responden menjawab benar pada pertanyaan
mengenai kepanjangan P4K. Disini tergambar sebagian besar ibu hamil sudah mengetahui
apa itu P4K. Dan sebagian besar responden menjawab salah pada pertanyaan mengenai
bentuk pelaksanaan P4K.
Dari hasil pengkategorian pengetahuan ibu hamil tentang P4K sebagai upaya
pencegahan komplikasi kehamilan sebagian besar mereka memiliki pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 33 responden (48,52%).
Menurut pendapat Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari
“tahu” dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu, pengetahuan disini menyangkut segala sesuatu yang dipahami dan diketahui oleh
responden tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan.
Dari hasil penelitian di dapatkan mayoritas responden berusia 20-30 tahun sebanyak
Sesuai pendapat Hurlock (2004), bahwa usia dewasa (18 – 40 tahun) merupakan
masa di mana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan.
Usia sangat berperan penting dalam memahami suatu ilmu pengetahuan, semakin
bertambah usia seseorang semakin banyak pengalaman dan informasi yang diperoleh
(Notoadmodjo, 2007).
Selain dari usia yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil adalah latar
belakang pendidikan. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas tingkat pendidikan ibu hamil
adalah SMA sebanyak 39 responden (57,35%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2004), bahwa pendidikan berperan penting
dalam menentukan kualitas manusia, dan akan dianggap lebih berpengetahuan apabila
mengecap pendidikan.
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang baik bisa diperoleh ibu hamil
berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Usia dikaitkan dengan pengalaman dan banyaknya
informasi yang diperoleh ibu hamil. Semakin tua usia semakin banyak pengalaman dan
informasi yang diperoleh sedangkan tingkat pendidikan dikaitkan dengan kemampuan dalam
menyerap dan menerima informasi terutama dalam bidang kesehatan, makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Semakin tinggi pendidikan
semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi sehingga responden semakin
mudah dan berwawasan luas tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan karena mayoritas ibu
hamil memiliki latar belakang pendidikan SMA, dan mayoritas berusia 20-30 tahun, selain itu
ibu hamil juga sudah mendapatkan stiker P4K dan adanya peran aktif dari tenaga kesehatan
setempat untuk memberikan penyuluhan dan informasi tentang P4K sehingga pengetahuan
2. Sikap ibu hamil tentang P4K sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan Berdasarkan hasil penelitian dari 68 responden menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki sikap positif, yaitu sebanyak 42 responden (61,77%).
Berdasarkan tabel 5.4 pada pernyataan positif sebagian besar responden menjawab
setuju pada pernyataan mengenai saat mendengar tentang P4K, ibu hamil merasa tertarik
untuk mengetahui lebih dalam tentang P4K, disini responden memiliki sikap positif.
Kemungkinan sikap positif responden karena mereka mengetahui bahwa program P4K ini
sangat membantu dalam meningkatkan pelayanan ibu hamil agar melahirkan dengan aman
dan selamat. Pada pernyataan negatif sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada
pernyataan mengenai ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya tidak akan mendapat
stiker P4K, disini terlihat responden mempunyai sikap yang positif, hal ini mungkin
disebabkan karena mereka mengetahui dan merasakan bahwa dalam pelaksanaannya program
P4K melibatkan seluruh komponen masyarakat baik pemerintah maupun nonpemerintah.
Hal ini sama dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang
sikap terhadap pelaksanaan P4K yaitu penelitian yang dilakukan oleh Novika (2008) di
Kelurahan Kuningan Timur Jakarta Selatan dengan hasil lebih dari separuh ibu hamil
(63.3%) memiliki sikap yang baik tentang pelaksanaan P4K.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek. Sikap itu merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap objek,
individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan
mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan
akan merugikan dirinya (Azwar, 2009).
Peneliti berasumsi bahwa sikap adalah bagaimana kita suka atau tidak suka terhadap
sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita. Kaitannya dengan penelitian ini, ibu
positif pula tentang penerimaannya. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar ibu
hamil cenderung mendekati dan mendukung pelaksanaan P4K sebagai upaya pencegahan
komplikasi kehamilan sehingga kesiapan ibu hamil untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tersebut mempunyai reaksi terbuka. Hal ini terlihat pada hasil uji Crosstab yaitu
28 responden (41,17%) dengan sikap positif memiliki pengetahuan yang cukup tentang P4K.
Berarti ibu hamil sudah cukup memahami penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
setempat bahwa program P4K bertujuan untuk meningkatkan pelayanan ibu hamil agar
melahirkan dengan aman dan selamat dan ditambah dengan latar belakang pendidikan ibu
hamil yang mayoritas berpendidikan SMA dan berusia 20-30 tahun yang mempercepat
pemahaman mereka sehingga mereka ikut mendukung pelaksanaan program P4K tersebut.
3. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan
Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) atau dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak maka terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara
pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan.
Beberapa penelitian sebelumnya meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan
terhadap pelaksanaan P4K. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningrum (2007)
yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang
P4K dengan pelaksanaan P4K. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti (2009) dengan
hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu dengan
penerapan P4K. Selain penelitian tersebut, ada pula penelitian yang dilakukan oleh Astuti
(2010) dengan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara penerapan P4K dengan
Azwar (2009) berpendapat bahwa individu akan membentuk sikap positif terhadap
hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif
terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. Kaitannya dengan penelitian ini
bahwa semakin ibu hamil mengerti dan memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat dan
keuntungan P4K, maka ibu hamil tersebut akan cenderung bersikap lebih positif.
Namun, dari hasil penelitian ditemukan ada beberapa responden yang memiliki
pengetahuan baik tetapi memiliki sikap negatif tentang P4K dan ada beberapa orang
responden yang memiliki pengetahuan kurang tetapi memiliki sikap positif tentang P4K,
sehingga peneliti berasumsi bahwa ada kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yang
dikemukakan oleh Azwar (2009). Hal ini disebabkan karena selain faktor pengetahuan,
pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yaitu pengalaman pribadi,
budaya, orang lain yang dianggap penting, lembaga pendidikan, media massa, dan emosi
dalam diri individu itu sendiri yang mempengaruhi penerimaan ibu hamil terhadap P4K
sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi
dalam melaksanakan penelitian, mulai dari proses pengumpulan data hingga penyajian hasil.
Salah satunya ialah keterbatasan instrumen penelitian