• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN III-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN III-2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 64/11/72 Th. XVII.05 November 2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH

TRIWULAN III-2014

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Sampel STK di Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2014, berjumlah 160 rumahtangga. Rumah tangga terpilih merupakan sub-sampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

B. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan III-2014

 ITK Sulawesi Tengah pada triwulan III-2014 tercatat 112,79 artinya bahwa masyarakat menilai kinerja ekonomi triwulan III-2014 lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2014 yang mencatat nilai indeks sebesar 110,04. Optimisme ini didorong oleh tingginya pendapatan rumah tangga dengan indeks triwulan III-2014 yang sebesar 116,24; dibandingkan indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 114,41.

 Selain variabel tingginya tingkat pendapatan rumahtangga, dua variabel pembentuk ITK lainnya juga menunjukkan peningkatan. Variabel kaitan pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan pada triwulan III-2014mencatat indeks sebesar 109,02, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 106,39.

 Demikian pula variabel tingkat konsumsi rumah tangga terhadap beberapa komoditi makanan dan bukan makanan mencatat indeks sebesar 109,19 pada triwulan III-2014, lebih rendah dibandingkan triwulan II-2014 dengan indeks sebesar 104,06.

C. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2014

 Perkiraan ITK Sulawesi Tengah pada triwulan IV-2014 sebesar 114,46, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2014 yang memiliki indeks sebesar 112,79.

 Dari sepuluh provinsi di kawasan Sulampua, perkiraan nilai ITK tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ITK sebesar 117,98, disusul oleh Provinsi Maluku dan Sulawesi Tengah indeks masing-masing 115,02 dan 114,46. Sedangkan ITK terendah diperkirakan dialami oleh Provinsi Gorontalo dengan indeks sebesar 106,00.

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2014

ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2014 sebesar 112,79 artinya bahwa kinerja ekonomi pada triwulan III-2014 mengalami perbaikan bila dibandingkan triwulan sebelumnya (nilai indeks 110,04) yang mencerminkan tingkat optimisme konsumen pada triwulan III-2014 sedikit lebih baik. Kondisi ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang lebih dinamis dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan III-2014 terdapat momen Idul Fitri dan menyambut Idul Adha pada awal Oktober serta meningkatnya aktivitas ekonomi lainnya pada triwulan ini.

Faktor yang berpengaruh mendorong meningkatnya ITK pada triwulan III-2014 adalah meningkatnya optimisme konsumen terhadap tingkat pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 114,41 pada triwulan II-2014, menjadi lebih tinggipada triwulan IIII-2014 sebesar 116,24. Tingginya kebutuhan masyarakat berupa persiapan biaya pendidikan dan kebutuhan untuk liburan sekolah serta lebaran Idul Fitri pada Juli-Agustus 2014 mendorong optimisme masyarakat berupaya untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Variabel pembentuk ITK lainnya juga menunjukkan peningkatan. Variabel kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari triwulan II-2014 mencatat nilai indeks 106,39, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2014 yang memiliki nilai indeks 109,02. Demikian pula tingkat konsumsi konsumen terhadap konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan naik dari 104,06 pada triwulan II-2014 menjadi 109,19 pada triwulan III-2014.

Tabel 1.

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen triwulan I-2013 S/D triwulan III-2014 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2013 2014

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Trw-I Trw-II Trw-III

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pendapatan rumah tangga 106,25 109,26 110,84 110,50 104,24 114,41 116,24

Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan

sehari-hari 98,14 106,68 108,23 109,75 106,67 106,39 109,02 Tingkat konsumsi beberapa komoditi

makanan dan bukan makanan 99,08 104,41 109,79 108,74 110,79 104,06 109,19

Indeks Tendensi Konsumen 102,51 107,50 109,89 109,75 106,29 110,04 112,79

Jika dicermati lebih jauh, peningkatan indeks tingkat konsumsi konsumen pada triwulan III-2014 disebabkan oleh meningkatnya indeks konsumsi pada sebagian besar kelompok pengeluaran kecuali untuk kelompok pengeluaran perumahan, pendidikan, rekreasi dan transportasi (Tabel 2). Kondisi ini menunjukkan kedua faktor tersebut yang berperan dalam peningkatan optimisme masyarakat dalam menyikapi kondisi perekonomian pada Triwulan III-2014.

(3)

Tabel 2.

Indeks Konsumsi Menurut Kelompok Pengeluaran triwulan I-III 2014

KelompokPengeluaran

Indeks Konsumsi Komoditi

I-2014 II-2014 III-2014

(1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 111,26 103,03 116.43 Makanan Jadi 108,24 103,84 104.72 Perumahan 114,44 105,94 95.18 Sandang 110,40 103,25 121.49 Kesehatan 110,35 99,37 84.96 Pendidikan 109,49 112,37 93.22 Rekreasi 103,68 105,26 101.95 Transportasi 111,53 106,98 101.84 Komunikasi 113,76 109,76 111.05 Umum 110,79 104,06 109,19 Makanan 110,63 103,20 113,93 Bukan Makanan 111,42 106,55 101,51

Perkembangan indeks makanan dan bukan makanan di Sulawesi Tengah sejak triwulan I-2013 sampai dengan triwulan III-2014 mengalami fluktuasi (Gambar 1). Pada kelompok makanan nilai indeks tertinggi terjadi pada triwulan III-2014 dengan nilai indeks sebesar 113,93 dan terendah pada triwulan I-2013 dengan nilai indeks 98,77. Adapun kelompok bukan makanan nilai indeks tertinggi juga terjadi pada triwulan I-2014 (nilai indeks 111,42) dan terendah pada triwulan I-2013 (nilai indeks 99,34).

Gambar 1.

Perkembangan Indeks Konsumsi Komoditi Makanan dan Bukan Makanan triwulan I-2013 S/D triwulan III-2014

98,77 104,28 109,36 108,93 110,63 103,2 113,93 99,34 104,89 110,71 108,67 111,42 106,55 101,51 95 99 103 107 111 115

Triw. I-2013 Triw.II-2013 Triw.III-2013 Triw.IV-2013 Triw. I-2014 Triw. II-2014 Triw. III-2014 Makanan

(4)

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan IV-2014

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengah pada triwulan IV-2014 sebesar 114,46 meningkat dibanding triwulan III-2014 yang sebesar 112,79 (Tabel 3). Artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2014. Peningkatan ITK ini terutama dipicu oleh perkiraan meningkatnya pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 118,06 dan juga didorong oleh indeks rencana pembelian barang tahan lama juga mengalami peningkatan nilai indeks sebesar 108,01. Secara eksplisit optimisme ini didorong oleh dinamika perekonomian pada triwulan IV yang bersamaan dengan momennatal dan tahun baru.

Tabel 3.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan IV-2014 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 118,06 Rencana pembelian barang-barang tahan 108,01

Indeks Tendensi Konsumen 114,46

3. Perbandingan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan III-2014 dan Perkiraan triwulan IV-2014 Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

Secara umum ITK pada triwulan III-2014 dari sepuluh provinsi di kawasan Sulampua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercermin dari nilai indeks yang bernilai lebih besar dari 100, dimana Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat 4. ITK tertinggi di Provinsi Maluku yang mencapai 115,41 diikuti Sulawesi Tenggara sebesar 114,21 dan Maluku Utara sebesar 113,85. Sedangkan ITK terendah tercatat di Provinsi Sulawesi Utara dengan indeks sebesar 107,16.

Perkiraan ITK triwulan IV-2014 dari sepuluh provinsi di kawasan Sulampua semuanya mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkiraan nilai ITK tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ITK sebesar 117,98, disusul oleh Provinsi Maluku dan Sulawesi Tengah dengan indeks masing-masing 115,02 dan 114,46. Sedangkan ITK terendah diperkirakan dialami oleh Provinsi Gorontalo dengan indeks sebesar 106,00 (Tabel 4).

(5)

Tabel 4.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK)1)triwulanIII-2014dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan IV-2014 Tingkat Nasional dan Provinsi di Kawasan Sulawesi. Maluku dan Papua (Sulampua)

No. Provinsi ITK triwulan III-2014 Perkiraan ITK triwulan IV-2014

Nilai ITK Rangking Nilai ITK Rangking

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sulawesi Utara 107,16 10 109,07 6 2. Sulawesi Tengah 112,79 4 114,46 3 3. Sulawesi Selatan 110,67 7 117,98 1 4. Sulawesi Tenggara 114,21 2 108,40 8 5. Gorontalo 111,25 6 106,00 10 6. Sulawesi Barat 111,30 5 108,46 7 7. Maluku 115,41 1 115,02 2 8. Maluku Utara 113,85 3 107,39 9 9. Papua Barat 110,02 8 111,40 4 10. Papua 107,21 9 109,81 5 Indonesia 112,39 109,64 Keterangan: 1)

ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200. dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Secara kumulatif dari Januari-Juni 2017 neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur surplus sebesar US$ 7,00 miliar, angka ini mengalami kenaikan dibanding

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Pembahasan penelitian ini digunakan untuk data dan informasi hasil temuan yang diinterpretasikan dengan menggunakan studi kepustakaan pada Bab II.Hasil analisis yang telah

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set