• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN II-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN II-2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 48/08/72 Th. XVII.05 Agustus 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH

TRIWULAN II-2015

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Sampel STK di Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan II-2015, berjumlah 160 rumahtangga. Rumah tangga terpilih merupakan sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

B. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan II -2015

 ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2015 tercatat 105,03 artinya bahwa kinerja ekonomi triwulan II-2015 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I -II-2015. Hal tersebut didorong oleh ketiga komponen pembentuk ITK terutama tingginya tingkat konsumsi makanan dan bukan makanan dengan indeks triwulan II-2015 yang sebesar 112,18; dibandingkan indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 89,66.

 Kaitan pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan pada triwulan II-2015 memiliki indeks 104,41, lebih tinnggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar nilai indeks 99,63.

 Pendapatan rumah tangga mendorong naiknya optimisme konsumen, dengan indeks sebesar 102,36 pada triwulan II-2015 dibandingkan indeks triwulan I -2015 yang sebesar 88,48.

C. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III -2015

 Perkiraan ITK Sulawesi Tengah pada triwulan III-2015 sebesar 114,76, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2015 yang memiliki indeks sebesar 105,03.

 Dari 10 provinsi di kawasan Sulampua, 6 provinsi memiliki nilai ITK diatas ITK nasional (nilai indeks 105,22) yaitu Provinsi Sulawesi Barat yang mencapai 111,64; Papua Barat sebesar 109,12; Gorontalo 109,08; Papua 107,57; Maluku 107,38 dan Sulawesi Selatan 106,24. Sedangkan empat provinsi lainnya yakni Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara memiliki indeks di bawah ITK nasional.

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2015

ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2015 sebesar 105,03 artinya bahwa kinerja ekonomi pada triwulan II-2015 mengalami kenaikan bila dibandingkan triwulan sebelumnya.Jika dibandingkan dengan triwulan I-II-2015 dengan indeks sebesar 91,78, maka persepsi konsumen triwulan ini mengalami perbaikan dimana persepsi konsumen pada triwulan I-2015 cenderung pesimis. Kondisi ini dipicu oleh kondisi ekonomi di Sulawesi Tengah yang dinamis dimana terdapat momen Bulan Ramadan dan menyambut Idul Fitri dan pola peningkatan pengeluaran konsumsi dan daya beli masyarakat.

Faktor yang juga berpengaruh mendorong meningkatnya ITK pada triwulan II-2015 adalah meningkatnya optimisme konsumen terhadap tingkat pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 102,36 pada triwulan II-2015, lebih tinggi dibanding indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 88,48. sementara variabel kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari triwulan II-2015 dengan nilai indeks 104,41, meningkat dibandingkan dengan triwulan I-2015 yang memiliki nilai indeks 99,63.

Demikian pula, tingkat konsumsi konsumen terhadap konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan meningkat dari 89,66 pada triwulan I-2015 menjadi 112,18 pada triwulan II-2015, sehingga mampu meningkatkan optimisme konsumen secara umum hingga bisa lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Tabel 1.

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen triwulan I-2014 S/D triwulan II-2015 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2014 2015

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Trw-I Trw-II (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pendapatan rumah tangga 104,24 114,41 116,24 100,18 88.48 102,36

Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari 106,67 106,39 109,02 122,68 99.63 104,41

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan

bukan makanan 110,79 104,06 109,19 108,75 89.66 112,18

Indeks Tendensi Konsumen 106,29 110,04 112,79 108,16 91.78 105,03

Jika dicermati lebih jauh, indeks tingkat konsumsi konsumen sebesar 112,18 ditopang oleh indeks kelompok makanan mencapai 126,06 dan kelompok bukan makanan 108,22 (Tabel 2). Apabila dirinci menurut subkelompok pengeluaran, dari 9 subkelompok pengeluaran yang ada, tidak semua subkelompok angka indeksnya diatas 100. Besaran indeks masing-masing subkelompok adalah bahan makanan sebesar 136,76; makanan jadi sebesar 115,36; sandang sebesar 112,61; komunikasi sebesar 112,81; pendidikan sebesar 124,34; hiburan dan rekreasi sebesar 86,75; subkelompok perumahan sebesar 87,30; transportasi sebesar 138,08; dan kesehatan sebesar 95,64.

(3)

Tabel 2.

Indeks Konsumsi Menurut Kelompok Pengeluaran triwulan II-2015

Kelompok Pengeluaran

Indeks Konsumsi Komoditi

(1) (2)

Bahan Makanan/ Minuman 136.76

Makanan/ Minuman Jadi, Rokok, Tembakau, dan Makan di

restoran/ Rumah Makan 115.36

Pakaian 112.61 Pembelian Pulsa HP 112.81 Pendidikan 124.34 Hiburan/ rekreasi 86.75 Akomodasi 87.30 Transportasi 138.08

Perawatan kesehatan/ kecantikan 95.64

Umum 112,18

Makanan 126,06

Bukan Makanan 108,22

Perkembangan indeks makanan dan bukan makanan di Sulawesi Tengah sejak triwulan I-2014 sampai dengan triwulan II-2015 mengalami fluktuasi (Gambar 1). Pada kelompok makanan nilai indeks tertinggi terjadi pada triwulan II-2015 dengan nilai indeks sebesar 126,06 dan terendah pada triwulan I-2015 dengan nilai indeks 102,88. Sedangkan kelompok bukan makanan nilai indeks tertinggi juga terjadi pada triwulan I-2014 (nilai indeks 111,42) dan terendah pada triwulan I-2015 (nilai indeks 85,25).

Gambar 1.

Perkembangan Indeks Konsumsi Komoditi Makanan dan Bukan Makanan triwulan I-2014 S/D triwulan II-2015

110,63 103,20 103,20 109,52 102,88 126,06 111,42 106,55 106,55 106,84 85,25 108,22 85,00 89,00 93,00 97,00 101,00 105,00 109,00 113,00 117,00 121,00 125,00 129,00

Triw. I-2014 Triw.II-2014 Triw.III-2014 Triw.IV-2014 Triw. I-2015 Triw.II-2015 Makanan

(4)

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan III -2015

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengah pada triwulan III-2015 sebesar 114,76 meningkat dibanding triwulan II-2015 yang sebesar 105,03 (Tabel 3). Artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2015. Optimisme ini didorong oleh perkiraan meningkatnya pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 120,02 dan juga didorong oleh indeks rencana pembelian barang tahan lama juga mengalami peningkatan nilai indeks sebesar 105,51.

Tabel 3.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan III -2015 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang

120,02

Rencana pembelian barang-barang tahan

105,51

Indeks Tendensi Konsumen

114,76

3. Perbandingan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan II-2015 dan Perkiraan triwulan III-2015 Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

Secara umum ITK pada triwulan II-2015 dari 10 provinsi di kawasan Sulampua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Selanjutnya bila dibandingkan dengan ITK nasional sebesar 105,22 terdapat 6 provinsi yang nilai ITK-nya di atas ITK nasional. ITK tertinggi yaitu Provinsi Sulawesi Barat yang mencapai 111,64; Papua Barat sebesar 109,12; Gorontalo 109,08; Papua 107,57; Maluku 107,38 dan Sulawesi Selatan 106,24. Sedangkan empat provinsi lainnya yakni Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara memiliki indeks di bawah ITK nasional.

Perkiraan ITK triwulan III -2015 dari 10 provinsi di kawasan Sulampua semuanya mengalami peningkatan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya (ITK > 100). Adapun bila dibandingkan dengan rata-rata nasional terdapat enam provinsi yang diperkirakan memiliki ITK berada di atas ITK nasional yang sebesar 112,18, yakni Provinsi Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua,. Sementara itu, empat provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK di bawah ITK nasional adalah Sulawesi Utara, Papua Barat,, Maluku dan Sulawesi Selatan.

(5)

Tabel 4.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK)1)triwulan II-2015 dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan III-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

No. Provinsi ITK triwulan II-2015 Perkiraan ITK triwulan III -2015 Nilai ITK Rangking Nilai ITK Rangking

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sulawesi Utara 103.46 9 110.75 10 2. Sulawesi Tengah 105.03 7 114.76 4 3. Sulawesi Selatan 106.24 6 112.14 7 4. Sulawesi Tenggara 102.70 10 115.31 3 5. Gorontalo 109.08 3 116.03 1 6. Sulawesi Barat 111.64 1 115.96 2 7. Maluku 107.38 5 111.27 8 8. Maluku Utara 103.81 8 114.32 5 9. Papua Barat 109.12 2 111.26 9 10. Papua 107.57 4 112.27 6 Indonesia 105,22 112.18 Keterangan:

1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200. dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang yang sering berlatih atau berolahraga kemungkinan memiliki stamina yang baik dengan memiliki nilai VO 2 Max lebih tinggi, sehingga dapat melakukan

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Secara kumulatif dari Januari-Juni 2017 neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur surplus sebesar US$ 7,00 miliar, angka ini mengalami kenaikan dibanding

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set