• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN III-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN III-2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 66/11/72 Th. XVIII.05 November 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH

TRIWULAN III-2015

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Sampel STK di Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2015, berjumlah 160 rumahtangga. Rumah tangga terpilih merupakan sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

B. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan III -2015

 ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2015 tercatat 111,42 artinya bahwa kinerja ekonomi triwulan III-2015 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-III-2015. Hal tersebut didorong oleh ketiga komponen pembentuk ITK terutama meningkatnya indeks tingkat pendapatan rumah tangga dengan indeks triwulan III-2015 yang sebesar 115,29; dibandingkan indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 102,36.

 Kaitan pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan pada triwulan III-2015 memiliki indeks 104,89, lebih tinnggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar nilai indeks 104,41.

 Tingkat konsumsi rumah tangga terhadap beberapa komoditi makanan dan bukan makanan yang mencatat dengan indeks sebesar 110,50 pada triwulan III-2015 lebih rendah dibandingkan indeks triwulan II -2015 yang sebesar 112,18.

C. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV -2015

 Perkiraan ITK Sulawesi Tengah pada triwulan IV-2015 sebesar 103,29, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat tetapi tingkat optimisme lebih rendah dibandingkan triwulan III-2015 yang memiliki indeks sebesar 111,42.

 Dari 10 provinsi di kawasan Sulampua, 8 provinsi memiliki nilai ITK diatas ITK nasional (nilai indeks 102,57) yaitu Provinsi Papua yang mencapai 112,65; Sulawesi Selatan sebesar 112,09; Gorontalo 111,20; Sulawesi Utara 110,45; Papua Barat 110,15; Maluku 109,47; Sulawesi Tenggara 104,64 dan Sulawesi Tengah 103,29 Sedangkan dua Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Barat dan Maluku utara, memiliki indeks di bawah ITK nasional.

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2015

ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2015 sebesar 111,42 artinya bahwa kinerja ekonomi pada triwulan III-2015 mengalami kenaikan bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan II-III-2015 dengan indeks sebesar 105,03, maka persepsi konsumen triwulan ini memiliki tingkat optimisme yang lebih tinggi. Kondisi ini dipicu oleh perekonomian di Sulawesi Tengah yang lebih dinamis dimana terdapat momen Idul Fitri , adanya pemberian tunjangan hari raya (THR) serta pembayaran gaji ke-13 bagi PNS/TNI/POLRI dan menyambut Idul Adha, yang secara umum mencerminkan pola peningkatan pengeluaran konsumsi dan daya beli masyarakat.

Faktor yang berpengaruh mendorong meningkatnya ITK pada triwulan III-2015 adalah meningkatnya optimisme konsumen terhadap tingkat pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 115,29 pada triwulan III-2015, lebih tinggi dibanding indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 102,36. sementara variabel kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari triwulan III-2015 dengan nilai indeks 104,89, meningkat dibandingkan dengan triwulan II-2015 yang memiliki nilai indeks 104,41.

Sementara itu, tingkat konsumsi konsumen terhadap konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan menurun dari 112,18 pada triwulan II-2015 menjadi 110,50 pada triwulan III-2015, tetapi secara umum mampu meningkatkan optimisme konsumen hingga mencapai bisa lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Tabel 1.

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen triwulan I-2014 S/D triwulan III - 2015 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2014 2015

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Trw-I Trw-II Triw-III

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pendapatan rumah tangga 104,24 114,41 116,24 100,18 88.48 102,36 115,29

Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari 106,67 106,39 109,02 122,68 99.63 104,41 104,89

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan

bukan makanan 110,79 104,06 109,19 108,75 89.66 112,18 110,50

Indeks Tendensi Konsumen 106,29 110,04 112,79 108,16 91.78 105,03 111,42

Jika dicermati lebih jauh, indeks tingkat konsumsi konsumen sebesar 110,50 ditopang oleh indeks kelompok makanan mencapai 130,34 dan kelompok bukan makanan 104,83 (Tabel 2). Apabila dirinci menurut subkelompok pengeluaran, dari 9 subkelompok pengeluaran yang ada, tidak semua subkelompok angka indeksnya diatas 100. Besaran indeks masing-masing subkelompok adalah bahan makanan sebesar 142,64; makanan jadi sebesar 118,05; sandang sebesar 129,70; komunikasi sebesar 106,34; pendidikan sebesar 121,73; hiburan dan rekreasi sebesar

(3)

Tabel 2.

Indeks Konsumsi Menurut Kelompok Pengeluaran triwulan III - 2015

Kelompok Pengeluaran

Indeks Konsumsi Komoditi

(1) (2)

Bahan Makanan/ Minuman 142,64

Makanan/ Minuman Jadi, Rokok, Tembakau, dan Makan di

restoran/ Rumah Makan 118,05

Pakaian 129,70 Pembelian Pulsa HP 106,34 Pendidikan 121,67 Hiburan/ rekreasi 80,22 Akomodasi 83,04 Transportasi 121,73

Perawatan kesehatan/ kecantikan 91,09

Umum 110,50

Makanan 130,34

Bukan Makanan 104,83

Perkembangan indeks makanan dan bukan makanan di Sulawesi Tengah sejak triwulan I-2014 sampai dengan triwulan III-2015 mengalami fluktuasi (Gambar 1). Pada kelompok makanan nilai indeks tertinggi terjadi pada triwulan II-2015 dengan nilai indeks sebesar 126,06 dan terendah pada triwulan I-2015 dengan nilai indeks 102,88. Sedangkan kelompok bukan makanan nilai indeks tertinggi terjadi pada triwulan III-2015 (nilai indeks 130,34) dan terendah juga terjadi pada triwulan I-2015 (nilai indeks 85,25).

Gambar 1.

Perkembangan Indeks Konsumsi Komoditi Makanan dan Bukan Makanan triwulan I-2014 S/D triwulan III-2015

110,62664 103,20269 103,20269 109,52477 102,87729 126,05833 104,83000 111,41538 106,54754 106,54754 106,83781 85,25183 108,21950 130,34000 85,000 89,000 93,000 97,000 101,000 105,000 109,000 113,000 117,000 121,000 125,000 129,000 133,000 Makanan Bukan Makanan

(4)

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan IV -2015

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengah pada triwulan IV-2015 sebesar 103,29, sedikit menurun dibanding triwulan III-2015 yang sebesar 111,42 (Tabel 3). Artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2015. Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan ITK triwulan IV-2015 yakni rencana pembelian barang tahan lama dengan indeks 114,61 sementara itu indeks perkiraan pendapatan rumah tangga tercatat lebih rendah dengan indeks sebesar 96,82 .

Tabel 3.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan IV -2015 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang

96,82

Rencana pembelian barang-barang tahan

114,61

Indeks Tendensi Konsumen

103,29

3. Perbandingan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan III-2015 dan Perkiraan triwulan IV-2015 Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

Secara umum ITK pada triwulan III-2015 dari 10 provinsi di kawasan Sulampua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Selanjutnya bila dibandingkan dengan ITK nasional sebesar 109,00 terdapat 4 provinsi yang nilai ITK-nya di atas ITK nasional. ITK tertinggi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah yang mencapai 111,42; Sulawesi Tenggara sebesar 110,64; Papua Barat 109,31 dan Papua 109,13; Sedangkan enam provinsi lainnya yakni Provinsi Maluku Utara, Gorontalo, Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara memiliki indeks di bawah ITK nasional.

Perkiraan ITK triwulan IV -2015 dari 10 provinsi di kawasan Sulampua semuanya mengalami peningkatan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya (ITK > 100). Adapun bila dibandingkan dengan rata-rata nasional terdapat Delapan provinsi yang diperkirakan memiliki ITK berada di atas ITK nasional yang sebesar 102,57, yakni Provinsi Papua, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Sementara itu, dua provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK di bawah ITK nasional adalah Sulawesi Barat dan Maluku Utara.

(5)

Tabel 4.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK)1)triwulan III-2015 dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan IV-2015 Tingkat Nasional dan Provinsi di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

No. Provinsi ITK triwulan III-2015 Perkiraan ITK triwulan VI -2015 Nilai ITK Rangking Nilai ITK Rangking

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sulawesi Utara 100,28 10 110,45 4 2. Sulawesi Tengah 111,42 1 103,29 8 3. Sulawesi Selatan 103,38 9 112,09 2 4. Sulawesi Tenggara 110,64 2 104,64 7 5. Gorontalo 108,48 6 111,20 3 6. Sulawesi Barat 107,24 8 102,09 9 7. Maluku 108,48 7 109,47 6 8. Maluku Utara 108,94 5 101,82 10 9. Papua Barat 109,31 3 110,15 5 10. Papua 109,13 4 112,65 1 Indonesia 109,00 102,57 Keterangan: 1)

ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200. dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah semua data lulusan mahasiswa Fakultas Teknik tahun 2013 sampai 2015 didapatkan dengan jumlah 466 record, setelah data diseleksi sesuai dengan atribut yang akan

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set