• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 13/02/76 Th.X, 5 Februari 2016

INDEKS

TENDENSI

KONSUMEN

SULAWESI

BARAT

TRIWULANIV2015

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. ITK <100 menunjukkan kondisi ekonomi konsumen mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya; =100 menunjukkan kondisi ekonomi konsumen sama dengan triwulan sebelumnya sedangkan >100 kondisi ekonomi konsumen lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Jumlah sampel STK di Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 120 rumah tangga sebagai responden yang tersebar di semua kabupaten di Sulawesi Barat. Responden STK mulai triwulan I tahun 2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel secara panel antar triwulan dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen dari waktu ke waktu. Pada triwulan I tahun 2015 juga telah dilakukan penyempurnaan baik kuesioner maupun metode penghitungan indeksnya.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV 2015

 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Barat pada triwulan IV 2015 sebesar 109,15, artinya

kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen karena adanya peningkatan pada semua komponen pembentuk ITK (nilai indeks diatas 100).

 Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sulampua, perolehan ITK Sulawesi Barat berada pada

urutan keempat. ITK tertinggi sebesar 112,03 di Provinsi Maluku dan terendah terjadi Provinsi Maluku Utara 99,14.

 Posisi ITK Sulawesi Barat berada di atas capaian nasional yang sebesar 102,77.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I 2016

 Optimisme konsumen di Sulawesi Barat pada triwulan I 2016 dalam menyongsong perekonomian

diperkirakan sebesar 102,46.

 Optimisme konsumen Sulawesi Barat dalam menyambut kondisi perekonomian triwulan I 2016

merupakan urutan ke-8 se Sulampua. Perkiraan tendensi konsumen terendah di Provinsi Papua dengan nilai indeks 95,58.

(2)

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV 2015

Indeks tendensi konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsen terhadap situasi perekonomian pada triwulan berjalan. ITK dibentuk dari beberapa variabel diantaranya adalah pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan dan tingkat konsumsi makanan dan non makanan.

Memasuki triwulan IV 2015 terlihat bahwa konsumen Sulawesi Barat tetap optimis menghadapi perekonomian Sulawesi Barat. Hal ini tercermin dari realisasi ITK triwulan IV 2015 sebesar 109,15. Capaian tingkat optimisme konsumen pada triwulan ini sedikit meningkat jika dibandingkan dengan triwulan III 2015 (nilai indeks 107,24). Optimisme perekonomian dari sudut pandang konsumen pada triwulan ini digambarkan oleh optimisme setiap variabel pembentuknya, seperti yang dirinci pada Tabel 1.

Dalam periode yang sama bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (triwulan IV 2014), optimisme konsumen juga mengalami peningkatan hingga 4,58 point atau dari 104,57 menjadi 109,15. Meningkatnya optimisme ini akibat adanya peningkatan semua variabel pembentuknya. Dimana variabel pendapatan rumah tangga mengalami peningkatan paling tinggi sebesar 6,12 poin yakni dari 103,29 pada triwulan IV 2014 menjadi 109,41 pada triwulan IV 2015.

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV 2014 dan Triwulan III-IV 2015 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Trw IV Tahun 2014 Trw III Tahun 2015 Trw IV Tahun 2015 (1) (2) (3) (4)

Pendapatan rumah tangga 103,29 104,73 109,41

Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari 104,02 109,22 107,91 Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan non makanan 108,30 110,69 110,08

Indeks Tendensi Konsumen 104,57 107,24 109,15

Meningkatnya optimisme konsumen terhadap perkonomian pada triwulan IV 2015, karena adanya dorongan dari semua komponen pembentuknya (semua variabel berada di atas 100). Variabel pendapatan rumah tangga meningkat 4,68 poin dari 104,73 pada triwulan III 2015 menjadi 109,41 pada triwulan IV 2015. Peningkatan optimisme konsumen ini juga dipicu oleh pergerakan indeks harga Kota Mamuju yang cenderung masih terjaga. Kendati selama triwulan IV 2015, indeks harga mengalami pergerakan yang

(3)

meningkat. Hal ini tercermin dari kaitan inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari yang masih berada di atas 100, sebesar 107,91. Tidak terlalu berpengaruhnya peningkatan indeks harga ini juga masih nampak dari tingkat konsumsi rumah tangga baik makanan maupun non makanan yang mengalami peningkatan dari 3.401 miliar rupiah pada triwulan III 2015 menjadi 3.419 miliar rupiah pada triwulan IV 2015 (atas dasar harga konstan 2010) atau tumbuh hingga 0,54 persen.

Optimisme konsumen terhadap kinerja perekonomian triwulan IV 2015 tidak hanya tergambar di Sulawesi Barat. Dari sepuluh provinsi di Kawasan Sulampua hanya Maluku Utara yang optimismenya berada di bawah 100, sebesar 99,14. Delapan provinsi lainnya terlihat cukup optimis. Provinsi dengan tingkat optimisme yang paling tinggi adalah Maluku dengan indeks sebesar 112,03. Jika dibandingkan dengan ITK nasional, terdapat tujuh provinsi yang berada di atas nasional (nilai indeks 102,46), sedangkan tiga daerah lainnya berada di bawah rata-rata nasional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV 2015 di Kawasan Sulampua dan Nasional

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I 2016

Nilai ITK Sulawesi Barat pada triwulan I 2016 diperkirakan sebesar 102,46, kondisi ini tetap menunjukkan jika konsumen Sulawesi Barat memiliki optimisme yang tinggi dalam menghadapi perekonomian pada triwulan I 2016. Tingkat optimisme konsumen ini sedikit lebih tinggi dari optimisme konsumen pada triwulan III 2015 yang memprediksi perbaikan konsumen pada triwulan IV 2015 yang sebesar 102,09. Konsumen Sulawesi Barat tetap optimis bahwa pada triwulan I 2016 terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai indeks 106,42). Perkiraan peningkatan pendapatan ini diduga berasal dari pentepatan UMP Sulawesi Barat yang sudah mendapat persetujuan dan pengesahan dari Pemerintah

108.42 103.85 102.68 106.06 101.40 109.15 112.03 99.14 110.22 111.72

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papbar Papua

Rata2 Sulampua 106,47

(4)

Provinsi Sulawesi Barat yang mengalami peningkatan hingga 12,59 persen menjadi 1.864 ribu rupiah pada tahun 2016. Meningkatnya pendapatan ini sepertinya tidak memicu konsumen di Sulawesi Barat untuk berencana melakukan pembelian barang tahan lama (TV, VCD/DVD player, Radio, Tape/Compo, Komputer, HP, mebelair, kompor/tabung gas, kulkas, mesin cuci, oven/microwave, AC, perhiasan berharga, kendaraan bermotor, mengadakan pesta/hajatan maupun rekreasi). Hal tersebut ditunjukan dengan nilai indeks yang tertahan di bawah 100, sebesar 95,49. Perkiraan ekonomi konsumen Sulawesi Barat triwulan I 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Perkiraan dan Realisasi Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV 2015, dan Perkiraan ITK Triwulan I 2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Trw IV 2015 Trw I 2016

(1) (2) (3)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 101,96 106,42 Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Kegiatan Pesta/Hajatan,

dan Rekreasi 102,28 95,49

Perkiraan*) Indeks Tendensi Konsumen 102,09 102,46

Realisasi Indeks Tendensi Konsumen 109,15 XX

Membaiknya kondisi perekonomian pada triwulan I 2016 tidak hanya diyakini oleh konsumen Sulawesi Barat. Konsumen di Kawasan Sulampua cenderung terlihat optimis dalam menghadapi perekonomian di triwulan I 2016. Dua provinsi yang optimismenya kurang menggembirakan adalah Sulawesi Utara dan Papua yang masing-masing sebesar 98,78 dan 95,58. Pada triwulan I 2016 mendatang, diperkirakan Papua Barat akan memiliki optimesme yang paling tinggi dalam menjalani perekonomian hingga sebesar 108,86. Sementara Sulawesi Barat berada pada urutan ke-8 sedikit lebih tinggi dari Sulawesi Utara dan Papua Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3

Perkiraan Capaian ITK Provinsi di Kawasan Sulampua Triwulan I 2016 Mendatang Menurut Variabel Pembentuknya

Provinsi Perkiraan Pendapatan Rumah Tangga Mendatang Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (1) (2) (3) (4) Sulawesi Utara 98,84 98,64 98,78 Sulawesi Tengah 109,49 94,71 104,13 Sulawesi Selatan 104,90 103,42 104,37 Sulawesi Tenggaran 106,15 102,34 104,78 Gorontalo 105,26 110,59 107,21 Sulawesi Barat 106,42 95,49 102,46 Maluku 109,04 106,10 107,98 Maluku Utara 103,55 105,05 104,10 Papua Barat 109,20 108,23 108,86 Papua 97,23 92,68 95,58 Rata-rata Sulampua 105,01 101,73 103,83 Nasional 108,13 100,51 105,38

(6)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Suntono, SE., M.Si. Kepala Badan Pusat Statistik

Provinsi Sulawesi Barat e-mail : suntono@bps.go.id

M. La‘bi, S.Si.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik e-mail: mlabi@bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI SULAWESI BARAT

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan penelitian ini digunakan untuk data dan informasi hasil temuan yang diinterpretasikan dengan menggunakan studi kepustakaan pada Bab II.Hasil analisis yang telah

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

Seseorang yang sering berlatih atau berolahraga kemungkinan memiliki stamina yang baik dengan memiliki nilai VO 2 Max lebih tinggi, sehingga dapat melakukan

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Berdasarkan hasil nilai rata-rata frekuensi kemunculan gejala ketika masa pramenstruasi diperoleh hasil bahwa gejala-gejala psikologis kemunculannya lebih sering dirasakan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning