• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I-2016"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 29/05/72 Th. XIX.04 Mei 2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI TENGAH

TRIWULAN I-2016

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Jumlah sampel STK pada triwulan I-2016 sebanyak 14.593 rumah tangga di seluruh provinsi di

Indonesia. Sampel STK di Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan I-2016, berjumlah 160 rumahtangga. Responden STK mulai triwulan I-2016 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.

B. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan I-2016

 ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2016 tercatat 107,58 artinya bahwa kinerja ekonomi triwulan I-2016 mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme konsumen lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2015 yang nilai indeksnya sebesar 103,85. Hal tersebut dipicu oleh tingkat pendapatan rumah tangga dengan indeks triwulan I-2016 yang sebesar 106,44; dibandingkan indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 101,56.

 Pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan pada triwulan I-2016 mencatat indeks 109,53, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan indeks 100,14.

 Tingkat konsumsi rumah tangga terhadap beberapa komoditi makanan dan bukan makanan mencapai indeks sebesar 107,85 pada triwulan I-2016, lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2015 dengan indeks 114,03.

C. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2016

 Perkiraan ITK Sulawesi Tengah pada triwulan II-2016 sebesar 108,69 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2016 yang memiliki indeks sebesar 107,58.

 Dari 10 provinsi di kawasan Sulampua, tiga provinsi memiliki nilai ITK di atas ITK nasional (nilai indeks 102,89) yaitu, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku sedangkan Provinsi Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku Utara, memiliki indeks lebih kecil dari ITK nasional.

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2016

ITK Sulawesi Tengah pada triwulan 2016 sebesar 107,58 artinya bahwa kinerja ekonomi pada triwulan I-2016 mengalami peningkatan bila dibandingkan triwulan sebelumnya (nilai indeks 103,85) yang mencerminkan tingkat optimisme konsumen pada triwulan I-2016 lebih tinggi. Kondisi ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang lebih dinamis dari triwulan sebelumnya.

Faktor yang berpengaruh terhadap tingginya ITK pada triwulan I-2016 adalah meningkatnya optimisme konsumen terhadap tingkat pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 106,44 lebih tinggi dibanding indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 101,56. Demikian pula variabel pengaruh inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari triwulan I-2016 dengan nilai indeks 109,53 meningkat dibandingkan dengan triwulan IV-2015 yang memiliki nilai indeks 100,14. Bahkan patut diduga tingginya optimisme konsumen dipengaruhi pula oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Bulan Januari 2015 yang dampaknya terasa di triwulan ini.

Sementara itu, tingkat konsumsi konsumen terhadap barang dan jasa lebih rendah dari 114,03 pada triwulan IV-2015 menjadi 107,85 pada triwulan I-2016. Perkembangan variabel pembentuk ITK cukup baik, sehingga optimisme konsumen secara umum menjadi lebih tingggi dari triwulan sebelumnya.

Tabel 1.

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen triwulan I-2015 S/D triwulan I-2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2015 2016

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Trw-I

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pendapatan rumah tangga 88,48 102,36 115,29 101,56 106,44 Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari 99,63 104,41 104,89 100,14 109,53 Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan

bukan makanan 89,66 112,18 110,50 114,03 107,85

Indeks Tendensi Konsumen 91,78 105,03 111,42 103,85 107,58

Jika dicermati lebih jauh, indeks tingkat konsumsi konsumen sebesar 107,85 ditopang oleh indeks kelompok makanan mencapai 113,98 dan indeks kelompok bukan makanan 106,09 (Tabel 2). Apabila dirinci menurut subkelompok pengeluaran, dari 8 subkelompok pengeluaran yang ada, semua subkelompok angka indeksnya di atas 100 kecuali kelompok pakaian dan akomodasi masing-masing 96,67 dan 98,98. Besaran indeks masing-masing subkelompok adalah bahan makanan sebesar 120,08; makanan/minuman jadi, rokok, tembakau dan makanan di restoran/rumah makan sebesar 107,88; subkelompok komunikasi (pulsa HP) sebesar 123,46; rekreasi/hiburan sebesar 100,69;

(3)

Tabel 2.

Indeks Konsumsi Menurut Kelompok Pengeluaran triwulan I-2016

Kelompok Pengeluaran

Indeks Konsumsi Komoditi

(1) (2)

Bahan Makanan/Minuman 120,08

Makanan/Minuman jadi, rokok, tembakau, dan makan di

restoran/rumah makan 107,88

Pakaian 96,67

Komunikasi (Pembelian Pulsa HP) 123,46

Rekreasi/Hiburan 110,77

Akomodasi (Hotel/Penginapan) 100,69

Transportasi 98,98

Perawatan Kesehatan dan Kecantikan 111,65

Makanan 100,44

Bukan Makanan 106,09

Umum 113,98

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan II -2016

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengah pada triwulan II-2016 sebesar 108,69 meningkat dibanding triwulan I-2016 yang sebesar 107,58 (Tabel 3). Artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan meningkat dengan tingkat optimisme lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2016. Optimisme ini didorong oleh perkiraan meningkatnya pendapatan rumah tangga dengan indeks sebesar 111,12 dan juga didorong oleh indeks rencana pembelian barang tahan lama juga mengalami peningkatan nilai indeks sebesar 104,41.

Tabel 3.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan II -2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 111,12

Rencana pembelian barang-barang tahan 104,41

Indeks Tendensi Konsumen 108,69

(4)

Secara umum ITK pada triwulan I-2016 sepuluh provinsi di kawasan Sulampua mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK >100) kecuali Sulawesi Utaran, Papua dan Papua Barat. Namun demikian hanya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara yang tingkat optimismenya lebih tinggi dari triwulan IV-2015. Selanjutnya bila dibandingkan dengan ITK nasional sebesar 102,89 terdapat tiga provinsi yang nilai indeksnya di atas ITK nasional yakni Provinsi Maluku, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dengan masing-masing indeksnya mencapai 109,96; 107,58 dan 105,58. Indeks terendah adalah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 96,08.

Gambar 1.

ITK Provinsi Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

80 85 90 95 100 105 110 115 120 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia ITK IV-2015 ITK I-2016 ITK II-2016

Perkiraan ITK triwulan II-2016 dari 10 provinsi di kawasan Sulampua semuanya mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya (ITK > 100). Adapun bila dibandingkan dengan ITK nasional terdapat empat provinsi yang diperkirakan memiliki indeks berada di bawah ITK nasional yang sebesar 106,56; yakni Provinsi Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Sementara itu, enam provinsi memiliki perkiraan nilai ITK di atas ITK nasional adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Perkiraan ITK triwulan II-2016 tertinggi adalah Provinsi Maluku yang mencapai 115,53, sedangkan yang terendah adalah Provinsi Papua dengan ITK 100,97.

(5)

Tabel 4.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK)1) triwulan I-2016 dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen triwulan II-2016 Tingkat Nasional dan Provinsi di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

No. Provinsi ITK triwulan I-2016 Perkiraan ITK triwulan II-2016 Nilai ITK Rangking Nilai ITK Rangking

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Sulawesi Utara 96,08 10 110,02 3 2. Sulawesi Tengah 107,58 2 108,69 4 3. Sulawesi Selatan 101,91 4 107,60 6 4. Sulawesi Tenggara 100,57 6 101,19 9 5. Gorontalo 101,14 5 110,93 2 6. Sulawesi Barat 105,58 3 107,71 5 7. Maluku 109,96 1 115,53 1 8. Maluku Utara 100,45 7 105,27 7 9. Papua Barat 98,53 9 104,06 8 10. Papua 99,78 8 100,97 10 Indonesia 102,89 106,56 Keterangan:

1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200. dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100. menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Secara kumulatif dari Januari-Juni 2017 neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur surplus sebesar US$ 7,00 miliar, angka ini mengalami kenaikan dibanding

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Pembahasan penelitian ini digunakan untuk data dan informasi hasil temuan yang diinterpretasikan dengan menggunakan studi kepustakaan pada Bab II.Hasil analisis yang telah

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set