• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 118,18

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 118,18"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

+

No. 28/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014

I

NDEKS

T

ENDENSI

K

ONSUMEN

D

AERAH

I

STIMEWA

Y

OGYAKARTA

T

RIWULAN

I

T

AHUN

2014

S

EBESAR

118,18

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK) yang dilakukan secara berkala setiap triwulan. ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Sebelum Triwulan I-2012, BPS melaksanakan kegiatan STK di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan jumlah sampel sebanyak 330 rumah tangga (secara nasional sebanyak 10.865 rumah tangga). Mulai Triwulan I-2012 sampai sekarang, sampel STK di DIY diperluas menjadi 400 rumah tangga (secara nasional sebanyak 14.232 rumah tangga). Pelaksanaan STK dilakukan secara terintegrasi dengan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), sehingga responden STK menjadi sub-sampel dari Sakernas khususnya di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Dengan adanya perluasan sampel, nilai ITK dapat disajikan sampai level provinsi. Upaya ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan data yang semakin beragam hingga tingkat regional (spasial antarprovinsi).

B. Kondisi Ekonomi Konsumen DIY Selama Triwulan I-2014

 Memasuki awal tahun 2014, nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DIY pada triwulan I tercatat sebesar 118,18; artinya kondisi ekonomi konsumen berada pada taraf optimis dan tingkat optimismenya meningkat lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (nilai indeks sebesar 112,11). Meningkatnya optimisme konsumen didorong oleh peningkatan indeks pendapatan terkini dan indeks konsumsi. Indeks pendapatan yang diterima selama triwulan berjalan tercatat sebesar 117,13, sementara indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi rumah tangga dan indeks konsumsi makanan dan non makanan masing-masing tercatat sebesar 119,08 dan 119,58.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen DIY Selama Triwulan II-2014

 Nilai ITK DIY pada Triwulan II-2014 diperkirakan sebesar 120,58; artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan mengalami peningkatan dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan I-2014.

(2)

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2014

Memasuki awal tahun 2014, kondisi ekonomi konsumen/rumah tangga di wilayah DIY meningkat lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari nilai ITK Triwulan I-2014 yang tercatat sebesar 118,18. Artinya, persepsi konsumen terkait dengan kondisi ekonomi mereka selama triwulan berjalan meningkat lebih optimis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan yang diterima dan tingkat konsumsi konsumen selama triwulan berjalan.

Selama Triwulan I-2014, indeks pendapatan kini atau indeks pendapatan yang diterima konsumen selama triwulan berjalan memberi andi positif dengan nilai indeks sebesar 117,13. Peningkatan nilai indeks pendapatan kini berkaitan dengan fenomena mulai diberlakukannya kebijakan upah minimum kabupaten/kota per tanggal 1 Januari 2014 dengan rata-rata peningkatan sebesar 10 persen dan bersamaan dengan momentum panen raya komoditas bahan makanan yang mencapai puncaknya selama Triwulan I (Januari-Maret). Indeks konsumsi rumah tangga yang terdiri dari indeks pengaruh inflasi/perubahan harga terhadap konsumsi rumah tangga/konsumen dan indeks konsumsi kelompok makanan dan non makanan rumah tangga juga mampu mendorong peningkatan ITK secara signifikan, meskipun terjadi inflasi sebesar 1,26 persen selama Januari-Maret 2014. Nilai indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi selama Triwulan I-2014 tercatat sebesar 119,88; sementara nilai indeks konsumsi makanan dan non makanan tercatat sebesar 119,58. Fenomena konsumsi rumah tangga di awal tahun relatif tidak terpengaruh oleh tingkat perubahan harga. Data persepsi rumah tangga di STK Triwulan I-2014 menunjukkan semua kelompok pengeluaran rumah tangga baik kelompok makanan maupun non makanan mengalami peningkatan konsumsi selama triwulan berjalan. Peningkatan konsumsi yang tertinggi terjadi pada kelompok komunikasi, bahan makanan, dan perumahan (termasuk listrik, gas dan bahan bakar).

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional

Variabel Pembentuk Tw III-2012 Tw IV-2012 Tw I-2013 Tw II-2013 Tw III-2013 Tw IV- 2013 Tw I- 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (6) (6)

Pendapatan rumah tangga kini 111,46 106,38 107,58 112,46 115,96 113,31 117,13

Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi 118,57 121,59 106,22 109,22 113,56 110,86 119,08 Tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di

restoran dan bukan makanan *) 109,37 100,46 102,54 107,36 120,33 110,89 119,58

Indeks Tendensi Konsumen DIY 112,90 109,21 106,13 110,47 116,23 112,11 118,18

Jateng 111,29 107,70 104,68 108,14 113,46 108,08 112,53

Jabar 110,72 107,88 104,14 107,75 113,53 110,04 112,42

DKI 114,72 112,35 108,32 110,87 118,09 113,55 117,56

(3)

waktu yang sama tercatat sebesar 110,03. Jika dibandingkan dengan nilai ITK provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa, maka nilai ITK DIY berada di peringkat pertama (Tabel 1). Nilai ITK provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa cukup bervariasi dan nilainya berkisar antara 111,84 sampai 117,56.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2014

Nilai ITK DIY pada Triwulan II-2014 diperkirakan mencapai 120,58; artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan meningkat lebih baik dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan Triwulan I-2014 (nilai indeks sebesar 109,02). Tabel 2 menjelaskan bahwa perkiraan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga selama Triwulan II-2014 akan meningkat dengan nilai indeks sebesar 121,50. Peningkatan pendapatan ini akan mendorong meningkatnya rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi dan pesta/hajatan dengan nilai indeks mencapai 118,91. Peningkatan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan momentum Pemilu legislatif, liburan akhir tahun ajaran dan pergantian tahun ajaran baru serta persiapan menjelang puasa ditenggarai menjadi faktor yang mendorong peningkatan optimisme konsumen.

Tabel 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional

Variabel Pembentuk Tw II-2014

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 121,50

Rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah

tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan 118,91

Indeks Tendensi Konsumen DIY 120,58

Jateng 112,93 Jabar 112,82 DKI 118,45 Jatim 112,95 Banten 116,01 Nasional 112,39

Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa, perkiraan nilai ITK DIY selama triwulan yang akan datang (nilai indeks 120,58) berada di peringkat pertama terbesar. Pada level nasional, nilai perkiraan ITK mendatang DIY juga menempati peringkat pertama terbesar. Pada level nasional nilai ITK mendatang (Triwulan II-2014) diperkiranan mencapai 112,28.

(4)

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen Riil dan Indeks Tendensi Konsumen Perkiraan DI Yogyakarta Triwulan I-2011 sampai Triwulan I-2014

Pola perbandingan antara nilai ITK pada triwulan berjalan (ITK riil) dengan nilai perkiraan ITK triwulan yang bersangkutan secara umum menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan (kurang dari 2 poin). Namun demikian, selama Triwulan I-2014 selisihnya sangat lebar dan mencapai 9,16 poin. Hal ini berarti persepsi konsumen yang diukur pada triwulan berjalan (nilai ITK riil sebesar 118,34) jauh lebih optimis dibandingkan dengan nilai perkiraan yang diukur pada triwulan sebelumnya (109,02). 102,79 105,64 111,91 110,02 109,71 109,85 112,9 109,21 106,13 110,47 116,23 112,11 118,18 106,64 110,45 111,56 108,46 109,47 112,59 110,23 109,54 110,67 114,06 111,54 109,02 120,58 100 105 110 115 120 125 Tw

I-2011 Tw II-2011 Tw III-2011 Tw IV-2011 Tw I-2012 Tw II-2012 Tw III-2012 Tw IV-2012 Tw I-2013 Tw II-2013 Tw III-2013 Tw IV-2013 Tw I-2014 Tw II-2014

(5)

Tabel 3

Indeks Tendensi Konsumen1)Triwulan I-2014 dan

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2014 Tingkat Nasional dan Provinsi

Provinsi Pendapatan Ruta Kini

Pengaruh Inflasi Thd Tingkat Konsumsi Konsumsi Makanan & Non Makanan

ITK Kini Pendapatan Ruta Mendatang Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Kegiatan Pesta/Hajatan, dan Rekreasi ITK Mendatang2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) NAD 104,98 109,22 110,11 107,22 106,01 113,57 108,71 Sumatra Utara 107,31 120,95 118,09 113,28 111,67 108,87 110,67 Sumatra Barat 108,84 112,90 116,56 111,58 111,32 109,79 110,77 Riau 110,19 111,98 110,25 110,69 110,42 109,30 110,02 Jambi 104,52 105,17 109,00 105,66 114,45 104,41 110,86 Sumatra Selatan 107,73 107,73 107,52 107,69 113,70 110,56 112,58 Bengkulu 101,66 115,62 112,02 107,63 109,30 105,82 108,06 Lampung 106,08 110,06 110,80 108,16 109,76 112,03 110,57 Kepulauan Babel 105,04 104,93 105,58 105,13 111,56 110,28 111,11 Keulauan Riau 107,64 112,33 114,94 110,46 121,61 112,72 118,43 DKI Jakarta 117,41 117,54 117,95 117,56 118,41 118,51 118,45 Jawa Barat 111,01 113,64 114,29 112,42 113,87 110,94 112,82 Jawa Tengah 108,64 118,99 113,80 112,53 115,18 108,87 112,93 DI Yogyakarta 117,13 119,08 119,58 118,18 121,50 118,91 120,58 Jawa Timur 109,92 113,64 114,21 111,84 114,44 110,27 112,95 Banten 112,63 117,46 119,53 115,41 118,30 111,90 116,01 Bali 116,27 111,45 116,29 114,98 120,91 116,47 119,32 NTB 106,54 114,63 119,86 111,57 113,72 109,92 112,37 NTT 98,45 101,49 104,25 100,51 108,88 105,43 107,65 Kalimantan Barat 108,80 116,73 126,87 114,80 116,40 112,88 115,14 Kalimantan Tengah 106,16 106,01 108,58 106,64 113,49 110,39 112,38 Kalimantan Selatan 116,69 104,81 107,21 111,47 110,34 106,95 109,13 Kalimantan Timur 119,13 117,68 122,79 119,52 111,58 119,95 114,57 Sulawesi Utara 101,44 98,12 101,16 100,49 111,13 106,17 109,36 Sulawesi Tengah 104,24 106,67 110,79 106,29 114,75 111,50 113,59 Sulawesi Selatan 114,12 106,89 109,23 111,13 118,28 115,29 117,21 Sulawesi Tenggara 104,13 100,98 106,12 103,71 107,80 107,74 107,78 Gorontalo 103,06 109,37 110,83 106,42 112,09 107,96 110,62 Sulawesi Barat 103,55 104,51 108,27 104,82 113,97 109,41 112,34 Maluku 120,56 112,81 112,94 116,85 112,11 107,53 110,47 Malut 114,59 103,04 112,36 111,00 112,09 108,16 110,69 Papua Barat 104,06 108,21 110,11 106,47 109,90 112,68 110,90 Papua 108,74 108,54 110,14 108,99 111,71 106,04 109,68 Nasional 108,83 110,40 112,49 110,03 113,35 110,64 112,39 Keterangan :

1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang yang sering berlatih atau berolahraga kemungkinan memiliki stamina yang baik dengan memiliki nilai VO 2 Max lebih tinggi, sehingga dapat melakukan

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

diberlakukan Setelah aplikasi disetujui oleh pihak penanggung dan diberlakukan Setelah aplikasi disetujui oleh pihak penanggung dan polis asuransi segera dikirim pada saat

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

Pada tabel 4.5 dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ang katan