• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No.29/05/Th. VI, 5 Mei 2017 1 No. 29/05/Th. VI, 5 Mei 2017

I

NDEKS

T

ENDENSI

K

ONSUMEN

(ITK)

T

RIWULAN

I-2017

SEBESAR 98.57

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2017

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengggara pada Triwulan I-2017 sebesar 98.57, artinya kondisi ekonomi konsumen mengalami penurunan atau cenderung sama seperti triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme masyarakat pada Triwulan I-2017 mengalami penurunan, akan tetapi

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang menurut pendapat konsumen sebagai pelaku konsumsi.

Jumlah sampel STK pada Triwulan I-2017 sebanyak 14.021 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia. Di Sulawesi Tenggara sendiri sampel STK berjumlah 180 rumah tangga. Responden STK mulai Triwulan I-2017 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan "wealth index" dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar-triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar-waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2017

 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengggara pada Triwulan I-2017 sebesar 98,57,

artinya kondisi ekonomi konsumen mengalami penurunan atau cenderung sama seperti triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme masyarakat masih rendah dan mengalami penurunan, akan tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan IV-2016 (nilai indeks sebesar 98,54).

 Kondisi ekonomi konsumen yang cenderung stagnan terutama didorong oleh berkurangnya

pendapatan rumah tangga dan total pengeluaran rumah tangga yang terpengaruh oleh faktor musiman (siklus produksi).

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan II-2017

 Nilai ITK Sulawesi Tengggara pada Triwulan II-2017 oleh masyarakat diperkirakan mencapai

111,26, artinya kondisi ekonomi konsumen oleh masyarakat diperkirakan akan membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan meningkat dibandingkan Triwulan I-2017 (nilai ITK sebesar 98.57).

 Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2017 diperkirakan terjadi karena

(2)

2 Berita Resmi Statistik No. 29/05/Th. VI, 5 Mei 2017

lebih tinggi dari Triwulan sebelumnya, ditandai dengan peningkatan nilai ITK sebesar 0.03 dari Triwulan IV-2016 (nilai indeks sebesar 98.54) (lihat Tabel 1).

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya, Triwulan IV-2016 danTriwulan I-2017

Variabel Pembentuk Triwulan IV-2016 Triwulan I-2017

(1) (2) (3)

Pendapatan rumah tangga kini 106,16 92,69 Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga 82.52 104,66 Volume/frekuensi konsumsi barang dan jasa rumah tangga 100,72 104,85 Indeks Tendensi Konsumen 98.54 98.57

Kondisi ekonomi konsumen yang cenderung stagnan terutama didorong oleh penurunan pendapatan rumah tangga (nilai indeks 92,69). Pada Triwulan I-2017 aktivitas ekonomi belum banyak bergerak, bahkan cenderung menurun bila dibandingkan Triwulan IV-2016. Hal ini mempengaruhi pendapatan penduduk. Terlebih lagi, pada Triwulan IV-2016 terdapat penerimaan bonus akhir tahun sehingga pendapatan pada Triwulan I-2017 lebih rendah. Inflasi yang terjadi pada Triwulan I-2017 tidak terlalu mempengaruhi total pengeluaran rumah tangga (nilai indeks 104.66).

Kondisi ekonomi konsumen cukup terbantu dengan adanya peningkatan konsumsi barang dan jasa rumah tangga dari triwulan sebelumnya (nilai indeks 104,85). Dengan pendapatan yang menurun dari triwulan sebelumnya, konsumen mengurangi atau menggunakan tabungan yang dimiliki untuk memenuhi pengeluaran konsumsi barang dan jasa rumah tangga. Pengeluaran untuk konsumsi makanan, komunikasi, pendidikan, pakaian dan transportasi mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, namun pengeluaran untuk rekreasi, akomodasi dan kesehatan lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan konsumsi rumah tangga pada triwulan I relatif meningkat secara keseluruhan. Peningkatan pengeluaran konsumsi barang dan jasa juga menyebabkan meningkatnya kondisi ekonomi konsumen meskipun tingkat optimismenya menurun. Tingkat optimisme masyarakat menurun (pesimis), akan tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan sebelumnya, naik sebesar 0,03 poin dari Triwulan IV-2016.

2.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2017

Nilai ITK Sulawesi Tenggara pada Triwulan II-2017 diperkirakan sebesar 111,26, artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Tingkat optimisme konsumen juga diperkirakan meningkat, yang ditunjukkan dengan lebih tingginya perkiraan nilai indeks pada Triwulan II-2017 dibandingkan Triwulan I-2017 (nilai ITK diperkirakan naik 12.69 poin).

Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2017 didorong oleh perkiraan meningkatnya pendapatan (nilai indeks sebesar 122,21). Pada Triwulan II-2017 konsumen memperkirakan adanya peningkatan pendapatan karena penerimaan tunjngan hari raya. Ekspektasi kenaikan pendapatan rumah tangga didorong oleh harapan meningkatnya aktivitas ekonomi yang akan berpengaruh pada pendapatan rumah tangga.

(3)

Berita Resmi Statistik No.29/05/Th. VI, 5 Mei 2017 3 Tabel 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya, Triwulan II-2017

Variabel Pembentuk Triwulan II-2017

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 122.21 Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi, dan Pesta/Hajatan 92.06 Indeks Tendensi Konsumen 111,26

3.

Perbandingan Regional

Penurunan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2017 terjadi pada tiga provinsi di Sulawesi yaitu Sulawesi Utara sebesar 89,89, Sulawesi Tengah sebesar 97,96 dan Sulawesi Tenggara sebesar 98,57. Peningkatan kondisi ekonomi konsumen ditandai oleh nilai ITK masing-masing provinsi yang lebih besar dari 100, yaitu Sulawesi Selatan sebesar 101,02, Gorontalo sebesar 104,71 dan Sulawesi Barat sebesar 100,58. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi di Sulawesi adalah Gorontalo yang mencapai 104,71. Nilai ITK Sulawesi Tenggara secara regional tercatat terendah ke tiga setelah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Nilai ITK Sulawesi Tenggara juga lebih rendah dari rata-rata nasional.

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Pulau Sulawesi dan Nasional, Triwulan I-2017 dan Perkiraan Triwulan II-2017

Pada Triwulan II-2017, kondisi ekonomi konsumen di seluruh provinsi di Pulau Sulawesi diperkirakan semakin membaik (perkiraan nilai ITK lebih dari 100). Tingkat optimisme konsumen pada provinsi di Pulau Sulawesi juga diperkirakan meningkat, yang masing-masing ditunjukkan dengan perkiraan nilai ITK Triwulan II-2017 yang lebih tinggi daripada nilai ITK Triwulan I-2017. Nilai ITK Sulawesi Tenggara diperkirakan berada pada urutan tiga tertinggi, setelah Sulawesi barat dan Gorontalo, dengan perkiraan nilai ITK masing-masing sebesar 114.81 dan 117,08. Perbandingan nilai ITK Triwulan I-2017 dan Perkiraan nilai ITK Triwulan II-2017 seluruh Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. 8 9 .8 9 9 7 .9 6 1 0 1 .0 2 9 8 .5 7 10 4 .7 1 1 0 0 .5 8 1 0 2 .2 7 1 1 0 .6 8 1 0 6 .4 3 1 0 8 .2 2 1 1 1 .2 6 1 1 7 .0 8 1 1 4 .8 1 1 1 2 .7 3 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Nasional Triw. I-2017 Perkiraan Triw. II-2017

(4)

4 Berita Resmi Statistik No. 29/05/Th. VI, 5 Mei 2017 Tabel 3

Indeks Tendensi Konsumen1) Seluruh Indonesia Triwulan IV-2016 sampai dengan Triwulan II-2017

Provinsi ITK Triwulan IV-2016 ITK Triwulan I-2017 ITK Triwulan II-20172)

(1) (2) (3) (4) 1. Aceh 103,65 101,68 106,37 2. Sumatera Utara 102,83 101,24 101,91 3. Sumatera Barat 103,73 99,93 108,12 4. R i a u 102,61 101,99 107,45 5. J a m b i 100,83 105,37 121,96 6. Sumatera Selatan 100,40 101,62 114,19 7. Bengkulu 100,30 103,93 111,02 8. Lampung 102,29 101,81 102,57 9. Kep. Bangka Belitung 104,59 98,34 108,52 10. Kep. R i a u 100,86 96,88 103,98 11. DKI Jakarta 104,28 100,84 112,89 12. Jawa Barat 101,59 104,50 116,05 13. Jawa Tengah 99,93 102,05 112,50 14. D.I. Yogyakarta 103,15 104,13 122,98 15. JawaTimur 103,34 104,30 120,94 16. Banten 104,65 108,42 113,94 17. B a l i 100,57 103,91 106,82 18. Nusa Tenggara Barat 103,16 97,93 122,87 19. Nusa Tenggara Timur 109,62 97,03 108,62 20. Kalimantan Barat 95,07 99,82 101,23 21. Kalimantan Tengah 101,92 103,81 121,64 22. Kalimantan Selatan 99,09 101,45 102,45 23. Kalimantan Timur 101,23 100,35 101,49 24. Sulawesi Utara 106,15 89,89 110,68 25. Sulawesi Tengah 103,06 97,96 106,43 26. Sulawesi Selatan 102,43 101,02 108,22 27. Sulawesi Tenggara 98,54 98,57 111,26 28. Gorontalo 100,60 104,71 117,08 29. Sulawesi Barat 104,44 100,58 114,81 30. Maluku 111,57 98,26 109,53 31. Maluku Utara 103,05 101,71 112,42 32. Papua Barat 106,88 98,57 107,09 33. Papua 112,47 92,84 107,49 Nasional 102.46 102,27 112,73 Keterangan:

1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

(5)

Berita Resmi Statistik No.29/05/Th. VI, 5 Mei 2017 5

BPS PROV. SULAWESI TENGGARA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Wa Zalima, S.Si

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Telepon: 0401-3121751

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

  Zaman  Wilayat  di  mana  para  aulia  menunjukkan  manusia  jalan  kepada  Allah  s.w.t  sehingga  akhir  zaman.  Bila  zaman  Nubuwwah  berakhir,  maka  dari 

Penelitian yang relevan dengan pembahasan kali ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mega Zenita Mufatir (2013) dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

077% t er hadapPendapat anAsl iDaer ah( PAD)Kot aMakassar .Mel i hat pembangunanekonomiKot aMakassart el ahmenunj ukkankemaj uan yangcukupsi gni f i kankar enadi i mbangidenganbel

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set