• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Tendensi Konsumen Sulawesi Selatan Triwulan III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indeks Tendensi Konsumen Sulawesi Selatan Triwulan III"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

Indeks Tendensi Konsumen Sulawesi

Selatan Triwulan III - 2017

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Selatan pada Triwulan III-2017 sebesar 105,53, artinya kondisi ekonomi konsumen di Sulawesi Selatan pada triwulan ini berjalan lebih baik (meningkat) dibanding triwulan sebelumnya. Dengan kata lain, konsumen relatif optimis menghadapi perekonomian Sulsel. Walaupun dengan tingkat optimisme lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. • Turunnya optimisme konsumen tercermin dari tiga faktor

pembentuk ITK yang walaupun nilainya diatas 100 tetapi lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya.

• Secara umum, kondisi ekonomi konsumen pada provinsi-provinsi di Sulawesi pun relatif meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan semua angka ITK di atas 100, menunjukkan masyarakat sulawesi optimis dari triwulan sebelumnya dalam memandang kestabilan perekonomian.

 Nilai ITK provinsi Sulawesi Selatan pada Triwulan IV-2017 diperkirakan sebesar 101,44 yang artinya kondisi ekonomi konsumen triwulan depan dianggap tetap lebih baik dari triwulan ini dengan tingkat optimisme konsumen lebih rendah dibanding saat ini.

 Pada provinsi di Sulawesi, gambaran prediksi ITK pada semua provinsi secara umum mengindikasikan kondisi ekonomi lebih baik jika dibandingkan dengan Triwulan ini.

Kondisi Ekonomi

konsumen

Triuwulan III-2017

meningkat

dibanding triwulan

sebelumnya.

(2)

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2017

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

Nilai ITK menunjukkan derajat optimisme kestabilan ekonomi yang ditunjukkan oleh perilaku konsumen dalam menyimpan dan membelanjakan pendapatan rumah tangganya, dimana jika kepercayaan konsumen meningkat, maka mengindikasikan keadaan ekonomi yang baik dan konsumen lebih banyak membelanjakan uangnya untuk konsumsi. Sebaliknya, jika konsumen pesimis, maka mereka akan mengurangi pengeluaran rumah tangga dan meninjau ulang keadaan finansialnya.

Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Sulawesi Selatan pada Triwulan III-2017 cukup menggembirakan dengan indeks sebesar 105,53. Walaupun masih lebih kecil dari angka ITK Nasional (nilai indeks 109,42), tetapi gambaran kondisi ekonomi konsumen masih tetap meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III-2017, kondisi ekonomi konsumen memang lebih baik, tetapi tingkat optimisme konsumen lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat, pada triwulan II-2017 nilai ITK Sulawesi Selatan hanya sebesar 112,27.

Geliat kondisi ekonomi pada triwulan ini memang tidak seperti triwulan sebelumnya, walaupun masih tumbuh dengan baik. Pertumbuhan ekonomi tetap bermakna positif bagi konsumen, dimana mereka tetap optimis bahwa kondisi triwulan ini tetap menigkat dibanding triwulan lalu.

Dilihat dari komponen pembentuknya, pada triwulan ini ketiga komponen pembentuk ITK yaitu pendapatan rumahtangga; volume konsumsi barang/jasa; dan inflasi nilainya memang lebih rendah dibanding nilai ITK Triwulan II. Akan tetapi angka indeksnya tetap diatas 100, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kondisi ketiganya tetap lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Pada triwulan ini, komponen pengaruh inflasi terhadap konsumsi (sebesar 107,27) nilai indeksnya lebih tinggi dibanding dua komponen lainnya. Tingkat inflasi triwulan III yang sebesar 0,61 diakui konsumen tidak berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran mereka. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pengeluaran konsumsi makanan (nilai indeks 105,32). Pada triwulan ini, konsumen masih optimis dalam konsumsi makanan, walaupun optimismenya turun jika dibandingkan triwulan lalu. Kondisi ini bisa disebabkan karena selesainya euforia puasa maupun lebaran. Akan tetapi, adanya perayaan Idul Adha mempunyai peran penting dalam meningkatkan konsumsi makanan.

Volume konsumsi barang dan jasa relatif tetap dibanding triwulan sebelumnya dengan nilai indeks 100,52. Fenomena yang cukup mempengaruhi peningkatan volume konsumsi barang dan jasa adalah momen tahun ajaran baru sekolah dan hari raya Idul Adha. Jika kita telisik indeks pembentuk volume konsumsi barang dan jasa, akan kita temukan bahwa indeks pendidikan merupakan komponen dengan nilai paling tinggi (110,06) dibanding komponen-komponen pembentuk volume konsumsi barang dan jasa lainnya. Bahkan lebih tinggi dibanding triwulan

(3)

3

sebelumnya. Selain pendidikan, pengeluaran transportasi juga tergolong tinggi (sebesar 108,52). Sementara dari sisi makanan, pengeluaran tertinggi adalah untuk konsumsi makanan jadi (sebesar 105,87) dan bahan makanan (sebesar 104,77).

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen Terkini Menurut Variabel/Komponen Pembentuknya Variabel / Komponen Pembentuk ITK Trw III -

2016 Trw IV - 2016 Trw I - 2017 Trw II -2017 Trw III-2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pendapatan rumah tangga kini 112,28 107,94 98,82 113,40 106,7 Pengaruh inflasi terhadap tingkat

konsumsi 96,24 90,24 105,14 108,40 107,27

Volume Konsumsi Barang dan Jasa 108,47 104,77 101,02 114,49 100,52

Indeks Tendensi Konsumen 107,09 102,43 101,02 112,27 105,53

2. Perbandingan Indeks Tendensi Konsumen Antar Wilayah

Jika kita membandingkan nilai ITK untuk semua provinsi di Sulawesi, maka secara umum nilai ITK di semua provinsi relatif meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Masih tetap optimis, walaupun dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya, kecuali Sulawesi Utara. ITK Nasional sendiri berada pada angka 109,42. Pada Triwulan ini, Provinsi Gorontalo dengan nilai indeks 110,89 merupakan provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi dibanding provinsi-provinsi lainnya di Pulau Sulawesi. Dari variabel pembentuknya, secara umum Pendapatan Kini di Pulau Sulawesi memiliki indeks paling tinggi dibandingkan dua komponen pembentuk ITK lainnya. Untuk komponen pembentuk volume konsumsi barang/jasa, yang meningkat cukup signifikan adalah: Pendidikan. Konsumen di Pulau Sulawesi secara umum mengakui bahwa konsumsi jenis barang/jasa tersebut meningkat volumenya dibandingkan konsumsi barang/jasa lainnya.

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2017 Tingkat Nasional dan Provinsi di Sulawesi

104.75 105.53 106.05 109.42 110.03 110.44 110.89 SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI UTARA NASIONAL SULAWESI TENGGARA SULAWESI BARAT GORONTALO

(4)

3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2017

Pada Triwulan IV tahun 2017 kondisi ekonomi konsumen di Sulawesi Selatan diprediksi bergerak lebih baik dari triwulan sekarang, dengan derajat optimisme yang ternyata lebih rendah dari triwulan ini. Kondisi ini tercermin dalam prediksi ITK triwulan IV-2017 sebesar 101,44. Nilai prediksi ITK Sulawesi Selatan yang nilainya dibawah ITK saat ini tetap diatas 100, tetapi turun sebesar 4,09 poin menggambarkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan tetap optimis. Konsumen yakin bahwa keadaan ekonomi triwulan depan masih lebih baik dibandingkan triwulan ini, walaupun optimismenya cenderung turun.

Tabel 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2017 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Triwulan IV Tahun 2017

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 106,73

Rencana pembelian barang-barang tahan lama (barang elektronik, perhiasan,

perangkat komunikasi) rekreasi, dan pesta/hajatan 92,18

Indeks Tendensi Konsumen 101,44

Prediksi ITK triwulan depan yang masih cukup baik terutama didorong oleh optimisme konsumen tentang perkiraan pendapatan rumahtangga. Konsumen masih yakin bahwa pendapatan rumahtangga pada triwulan mendatang naik. Dengan tingkat optimisme yang sedikit lebih tinggi dibanding triwulan III-2017 ini. Kondisi ini terjadi dikarenakan efek musiman yang telah selesai, kondisi perekonomian kembali seperti sebelum tahun ajaran sekolah, maupun hari raya Idul Adha. Meningkatnya pendapatan diperkirakan karena adanya THR menjelang Natal dan bonus akhir tahun bagi karyawan/pegawai.

Namun keyakinan akan masih baiknya pendapatan rumahtangga tidak diikuti dengan rencana pembelian barang-barang tahan lama. Indeks rencana pembelian barang tahan lama pada triwulan IV-2017 diperkirakan sebesar 92,18. Artinya, konsumen pesimis atau cenderung tidak merencanakan pembelian barang tahan lama pada triwulan depan.

Secara umum, provinsi-provinsi di Sulawesi diperkirakan mengalami kondisi ekonomi konsumen yang lebih baik di triwulan depan, kecuali untuk konsumen di Sulawesi Tenggara. Namun 4 provinsi , termasuk Sulawesi Selatan nilai ITK diprediksikan masih dibawah nilai Nasional. ITK Nasional sendiri diprediksi akan berada pada posisi 105,49. Perkiraan nilai ITK Sulawesi Utara paling tinggi dibanding 5 provinsi lainnya. Berbeda dengan 5 provinsi lainnya, konsumen di Sulawesi Tenggara diprediksikan cenderung pesimis di triwulan depan dengan nilai ITK dibawah 100 (sebesar 94,33).

(5)

5

Gambar 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2017 Tingkat Nasional dan Provinsi di Sulawesi

Indeks Pendapatan Mendatang mengalami pergerakan indeks di atas 100 pada kelima provinsi, kecuali Provinsi Sulawesi tenggara. Sementara pada Indeks pembelian barang tahan lama, hanya Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat yang mempunyai angka indeks diatas 100. Perbandingan perkiraan nilai ITK Triwulan IV-2017 tingkat nasional dan provinsi di Sulawesi dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 3.

Tabel 3

Indeks Tendensi Konsumen1) Triwulan IV-2016 s/d Triwulan III-2017 serta

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2017 Tingkat Nasional dan Provinsi di Sulawesi

No Provinsi Trw IV-2016 Trw I-2017 Trw II-2017 Trw III-2017 Prediksi ITK

Trw IV-2017 1. Sulawesi Utara 106,15 89,89 106,62 106,05 112,15 2. Sulawesi Tengah 103,06 97,96 106,42 104,75 105,64 3. Sulawesi Selatan 102,43 101,02 112,27 105,53 101,44 4. Sulawesi Tenggara 98,54 98,57 111,59 110,03 94,33 5. Gorontalo 100,60 104,71 115,75 110,89 100,98 6. Sulawesi Barat 104,44 100,58 113,15 110,44 100,27 Indonesia 108,22 102,46 102,27 115,92 109,42 Keterangan:

1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

94.33 100.27 100.98 101.44 105.49 105.64 112.15 SULAWESI TENGGARA SULAWESI BARAT GORONTALO SULAWESI SELATAN NASIONAL SULAWESI TENGAH SULAWESI UTARA

(6)

Tabel 4

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2016 – Triwulan III-2017 dan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2017 Tingkat Nasional dan Provinsi

No Provinsi Triwulan III-2016 Triwulan IV-2016 Triwulan I-2017 Triwulan II-2017 Triwulan III-2017 Perkiraan Triwulan IV-2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Aceh 106,73 103,65 101,68 108,18 114,4 97,69 2 Sumatera Utara 106,36 102,83 101,24 104,18 101,97 102,79 3 Sumatera Barat 109,53 103,73 99,93 109,67 102,76 97,03 4 Riau 106,03 102,61 101,99 109,36 102,86 101,7 5 Jambi 114,22 100,83 105,37 108,74 104,13 102,66 6 Sumatera Selatan 110,85 100,40 101,62 114,67 105,35 101,08 7 Bengkulu 109,22 100,30 103,93 111,05 103,88 99,78 8 Lampung 102,12 102,29 101,81 104,10 104,08 98,96 9 Kep. Bangka Belitung 112,38 104,59 98,34 108,25 103,6 98,07 10 Kepulauan Riau 104,32 100,86 96,88 106,02 107,25 109,19 11 DKI Jakarta 108,79 104,28 100,84 116,97 110,01 99,15 12 Jawa Barat 108,27 101,59 104,50 118,59 110,19 103,87 13 Jawa Tengah 109,16 99,93 102,05 114,74 110,47 111,73 14 DI Yogyakarta 115,02 103,15 104,13 122,35 119,09 112,18 15 Jawa Timur 108,23 103,34 104,30 123,21 110,52 108,46 16 Banten 110,01 104,65 108,42 112,85 109,93 102,82 17 Bali 109,98 100,57 103,91 110,81 109,83 96,85

18 Nusa Tenggara Barat 114,81 103,16 97,93 109,06 106,27 101,85 19 Nusa Tenggara Timur 106,14 109,62 97,03 107,83 113,4 120,88 20 Kalimantan Barat 103,71 95,07 99,82 107,23 106,31 103,13 21 Kalimantan Tengah 101,13 101,92 103,81 107,44 104,99 106,04 22 Kalimantan Selatan 100,21 99,09 101,45 105,40 104,85 102,15 23 Kalimantan Timur 105,79 101,23 100,35 106,68 105,69 96,89 24 Sulawesi Utara 103,46 106,15 89,89 106,62 106,05 112,15 25 Sulawesi Tengah 104,50 103,06 97,96 106,42 104,75 105,64 26 Sulawesi Selatan 107,09 102,43 101,02 112,27 105,53 101,44 27 Sulawesi Tenggara 109,25 98,54 98,57 111,59 110,03 94,33 28 Gorontalo 107,89 100,60 104,71 115,75 110,89 100,98 29 Sulawesi Barat 111,00 104,44 100,58 113,15 110,44 100,27 30 Maluku 110,89 111,57 98,26 109,24 116,46 117,47 31 Maluku Utara 100,87 103,05 101,71 115,17 106,27 103,89 32 Papua Barat 110,17 106,88 98,57 106,35 118,14 119,64 33 Papua 112,09 112,47 92,84 108,83 107,72 109,01 Indonesia 108,22 102,46 102,27 115,92 109,42 105,49 Diterbitkan oleh:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jl. Haji Bau No. 6 Makassar (0411)-854838

Didik Nursetyohadi

Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Surel: didikn@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Seseorang yang sering berlatih atau berolahraga kemungkinan memiliki stamina yang baik dengan memiliki nilai VO 2 Max lebih tinggi, sehingga dapat melakukan

3 1. Jerami jagung 33. Jerami kedelai 34. Jerami kacang tanah 35. Jerami kacang hijau 36.. PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGA1 PAKAN. Jenis Limbah/Pakan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

(Tiga ratus tiga puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh ribu rupiah) Termasuk PPN 10%. Demikian agar saudara mengetahui dan atas perhatiannya diucapkan

(1992) Functional analysis of the transcriptional activator encoded by the maize B gene: evidence for a direct functional interaction between two classes of regulatory proteins,

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 &lt; alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

Pemecahan tekuk lateral torsi pada balok pelat badan kaku berpengaku vertikal dengan momen konstan dicoba menggunakan beda hingga.. Hasilnya