• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BASIS DATA JARINGAN JALAN DALAM KOTA ( Studi Kasus : Kota Bandung )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL BASIS DATA JARINGAN JALAN DALAM KOTA ( Studi Kasus : Kota Bandung )"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Kasus : Kota Bandung )

Aprilana, Ir., MT. Imam Aschuri, Ir., MT. MIHT.

Staf Pengajar Staf Pengajar

Jurusan Teknik Geodesi ITENAS Jurusan Teknik Sipil ITENAS Jl. P.H.H. Mustopa 23 Bandung Jl. P.H.H. Mustopa 23 Bandung Telp.: (022) 7272215. Fax. : (022) 702892

E-mail : Aprilana@mail.itenas.ac.id

Telp.: (022) 7272215. Fax. : (022) 702892 E-mail : Aschuri@yahoo.com

ABSTRAK

Banyak instansi di kota Bandung, masing -masing membuat peta dijital jalan kota Bandung. Karena peta jalan dibuat masing -masing dan untuk keperluan masing -masing, maka dapat terjadi beberapa masalah, yaitu :

1. Pemerintah harus mengeluarkan dana berlipat ganda untuk obyek yang sama.

2. Secara teknis muncul redudancy , inconsistency dan repeating group pada data tektual jalan tersebut.

Banyak cara untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain adalah membuat Model Basis Data Jaringan Jalan Kota Bandung. Pada penelitian ini dibuat Model Basis Data Jaringan Jalan kota Bandung. Dar i hasil penelitian diperoleh temuan sebagai berikut : untuk menghilangkan terjadinya redudancy, inconsistency dan repeating group Entitas maka data jalan harus dibuat menjadi 12 entitas.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Instansi pemerintah di kota Bandung, seperti Bappeda Propinsi DT I Jabar dan DPU Bina Marga kota Bandung sudah membuat peta dijital jalan Bandung. Didalam peta dijital tersebut terdapat data tekstual jalan. Data tekstual jalan yang sudah dibuat oleh instansi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing -masing. Selain itu, data tekstual jalan tersebut belum berbentuk model basis data.

Masalah yang dapat terjadi adalah pemerintah harus mengeluarkan dana yang besar karena peta dijital jalan Bandung telah dibuat oleh masing -masing instansi. Selain itu, karena data tekstualnya belum berbentuk basis data, maka dapat terjadi redudancy , inconsistencydanrepeating grouppada data tektual jalan tersebut.

Secara teknik, masalah tersebut dapat diatasi dengan konsep Sistem Basis Data. Banyak software yang dapat digunakan untuk membuat Sistem Basis Data. Pada penelitian ini, software yang digunakan adalah dengan MapInfo dan Acces.

1.2 Rumusan Masalah

(2)

Tujuan dari penelitian ini adalah untu k membuat model basis data jaringan jalan kota Bandung yang dapat dipakai oleh beberapa instansi serta terhindar dari data yang redudancy,inconsistency danrepeating group. Manfaat dari penelitian ini adalah Pemerintah akan mengeluarkan biaya yang lebi h murah, karena petanya dapat berbagi pakai.

1.4 Pembatasan Masalah

Penelitian ini masalahnya dibatasi, yaitu Model Basis Data Jalan ini didisain untuk keperluan DPU Bina Marga, Bappeda Propinsi dan DLLAJ. Akan tetapi, model tersebut dapat dikembangkan untuk keperluan instansi lain yang memerlukannya.

2. Dasar Teori

2.1 Basis Data

Basis data adalah sekumpulan tabel non redundant yang saling berkaitan, disimpan secara bersama-sama pada suatu media tertentu, sehingga :

a. Dapat digunakan oleh beber apa pemakai, tapi terjamin keamanannya.

b. Tidak bergantung pada program yang akan menggunakannya dan mudah di -update. Dalam merancang basis data terdapat tiga tahapan , yaitu :

1. Tahap eksternal, yaitu tahap mengidentifikasi kebutuhan pengguna.

2. Tahap konseptual, yaitu tahap mengorganisasikan data, memilih, mengelompokan, menyederhanakan data, menetapkan enterprise rule , membuat Entiti Relationship ( E-R ) diagram , menetapkan kunci dan membuat tabel skeleton secara terstuktur.

3. Tahap internal , yaitu tahap mengimplementasikan tabel yang telah dirancang kedalam perangkat lunak, kemudian dilakukan uji coba.

2.2 Jaringan Jalan

Jalan dikelompokan berdasarkan : Jaringan ( Jalan Primer, Sekunder ), Peranan ( Jalan Arteri, Kolektor dan Lokal ), Wewenang ( Jalan Nasional, Propinsi, Kabupaten,. Kotamadya, Desa dan Jalan Khusus ). Sistem jaringan jalan sekunder berhubungan dengan sistem kawasan di dalam kota. Hubungannya dapat dilihat pada gambar 2 -1.

Kawasan Sekunder III Gambar 2-1 Hubungan Jalan Sekunder dengan Kawasan Dalam Kota.

(3)

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kota Bandung yang terletak pada posisi geografis 107o32’ - 107o44’ BT dan 06o50’ - 06o59’ LS. Bandung terbagi menjadi 6 wilayah dan

total luas wilayahnya adalah 16.749,61 ha

3.2 Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Penelitian

Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Perangkat keras, yang terdiri dari : komputer PC AT Processor Intel Pentium 233 MMX,

SDRAM 16 MB, monitor SVGA resolusi 1024 x 768, dijitiser Numonics Accugrid ukuran Ao, printer Canon BJ 2000 dan GPS merk Garmin 45 XL.

2. Perangkat lunak, yang terdiri dari Auto Cad release 12, Map Info versi 5,0, Map Basic versi 4.5 dan Acces 97.

3.3 Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Peta Kota Bandung skala 1 : 25 .000 tahun 1998 dari Dinas Pemetaan Kota Bandung. 2. Peta Status Jalan Bandung skala 1 : 50.000 tahun 1998 dari Bappeda Propinsi DT I Jabar. 3. Daftar Inventarisasi Jalan Kota Bandung tahun 1996/1997 dari DPU Kota Bandung. 4. Daftar Jaringan Jalan Utama Kota Bandu ng tahun 1997 dari Bappeda Propinsi DT I Jabar. 5. Daftar Tingkat Pelayanan Jalan Kota Bandung tahun 1998 dari DLLAJ Bandung

3.4 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dilakukan dengan urutan seperti pada diagram alir 3 -1. Data daftar jalan yang dibuat m enjadi basis data harus diolah dulu dalam beberapa tahap sebagai berikut :

A. Tahap membuat Enterprise Rule.

Berdasarkan identifikasi dari data tekstual jalan, maka diperoleh enterprise rule sebagai berikut :

a. Satu Kota terdiri dari beberapa Wilayah. Juml ah Wilayah di satu Kota dapat saja berubah. Tidak akan ada suatu Wilayah terletak di dua Kota.

b. Satu Wilayah mempunyai beberapa Ruas Jalan. Satu Ruas Jalan dapat terletak pada beberapa Wilayah.

c. Satu Ruas Jalan memiliki satu jenis Wewenang. Jenis Wewenang suatu ruas jalan dapat berubah. Satu jenis Wewenang Jalan dapat dimiliki oleh beberapa Ruas Jalan d. Satu Ruas Jalan memiliki satu jenis Fungsi. Jenis Fungsi suatu ruas jalan dapat

berubah. Satu jenis Fungsi Jalan dapat dimiliki oleh beberapa Ruas Jalan

e. Satu Ruas Jalan memiliki satu jenis Jaringan. Jenis Jaringan suatu ruas jalan dapat berubah. Satu jenis Jaringan Jalan dapat dimiliki oleh beberapa Ruas Jalan.

f. Satu Ruas Jalan dianggap hanya memiliki satu kelas Lebar Jalan. Lebar suatu ruas jalan dapat berubah. Satu kelas Lebar Jalan dapat dimiliki oleh beberapa Ruas Jalan.

(4)

PENGUMPULAN DATA

DATA DARI :

Dinas Pemetaan Kota Bandung. Bappeda Propinsi DT I Jawa Barat.

DPU Kota Bandung DLLAJ.

DATA TEKSTUAL JALAN DATA SPASIAL JALAN

PROSES DATA TEKSTUAL : PROSES DATA SPASIAL : Tahap Eksternal Dijitasi dan Editing Tahap Konseptual Exsport & Import Data

Tahap Internal Transpormasi Data Topologi

PENGGABUNGAN

DATA SPASIAL DENGAN DATA TEKSTUAL

SURVAI

LAPANGAN PETA DIJITAL JARINGAN JALAN

PHOTO JALAN

FILM JALAN PEMBUATAN PRGRAM

VISUALISASI

PROGRAM, Ok ?

BASIS DATA JALAN

Diagram 3.1 Tahapan Penelitian g. Satu Ruas Jalan memiliki satu jenis Permukaan. Jenis Permukaan suatu ruas jalan

(5)

Satu jenis Tipe Jalan dapat dimiliki oleh beberapa Ru as Jalan

i. Satu Ruas Jalan memiliki satu jenis Kondisi. Jenis Kondisi suatu ruas jalan dapat berubah. Satu jenis Kondisi Jalan dapat dimiliki oleh beberapa Ruas Jalan

B. Tahap membuat Tabel Skeleton dan Atribut Assignment.

Berdasarkan enterprise rule tersebut diatas, maka diperoleh tabel skeleton beserta atribut assignmen-nya, yaitu sebagi berikut :

a. Tebel Entitas

 Kota ( Kota# , Nama-Kota )

 Wilayah ( Wilayah# , Nama_Wilayah )

 R-Jalan ( R-Jalan# , Nama_Jalan, Panjang, Kapasitas, Volume, V/C, Kecep atan, DAMIJA, Jumlah-Gorong-gorong, Kondisi_Gorong-gorong )

 Wewenang ( Wewenang# , Nama_Wewenang )  Fungsi ( Fungsi# , Nama_Fungsi )

 Jaringan ( Jaringan# , Nama_Jaringan )  Perkerasan ( Perkerasan# , Nama_Perkerasan )  Tipe ( Tipe# , Nama_Tipe )

 Kondisi ( Kondisi# , Nama_Kondisi )  Lebar ( Lebar# , Ukuran_Lebar )

b. Tebel Penghubung.

Apabila tebel-tabel entitas dan tabel-tabel penghubung tersebut digabung kan, maka akan menjadi suatu tabel yang saling berkaitan dan logis. Hubungan antar tabel tersebut dapat dilihat pada diagram 3 -2.

4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Implementasi Model Logikal dan Tabel Jaringan Jalan Dalam Kota

Dari hasil implementasi tabel-tabel, maka diperoleh 10 buah tabel entitas, 2 buah tabel penghubung dan 1 buah Model Logikal Basis Data Jaringan Jalan Dalam Kota. Diagram Model Logikal tersebut dapat dilihat pada diagram 4 -1. Sebagian dari tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada gambar 4-1.

1 N 1

(6)

n-obl obl obl

1 obl

Kondisi Lebar R_Jalan Wilayah

1 n-obl 1 n-obl 1 n-obl 1 n -obl

Memiliki Memiliki Memiliki W -P2

N n-obl N n-obl N n-obl N n -obl P E N G H U B U N G-2

N n-obl N n-obl N n-obl N n-obl N n-obl

Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki

1 n_obl 1 n_obl 1 n_obl 1 n_obl 1 n_obl Wewenang Fungsi Ja ringan Permukaan Tipe

Diagram 3-2 Model Logikal Basis Data Jaringan Jalan Dalam Kota

4.2 Peta Jaringan Jalan

Dari penelitian ini, hasilnya selain berupa basis data yang berbentuk tabel -tabel yang saling terkait, juga me nghasilkan peta dijital jaringan jalan Kota Bandung. Hard copy peta tersebut dapat dilihat pada gambar 4 -2.

4.3 Pembahasan

Pembahasan dari segi data dapat dikemukakan bahwa, memang ada data yang sama-sama digunakan oleh instansi DPU Bina Marga Bandung, Bappeda Propinsi DT I Jabar dan DLLAJ Bandung. Data tersebut adalah entitas Ruas Jalan dan entitas Lebar. Apabila instansi tersebut, masing-masing melakukan pembaharauan data entitas Ruas Jalan dan entitas Lebar kemudian tidak ada koordinasi, maka yang te rjadi adalahinconsistency data.

Pembahasan dari segi produk penelitian, dapat dikemukakan bahwa sistem Model Basis Data Jalan Dalam Kota yang telah dibuat mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1. Sistem dapat menginfornasikan data tekstual jalan untuk mas ing-masing instansi tersebut. 2. Sistem dapat melakukanquery berdasarkan jenis kondisi, tipe, lebar dan perkerasan. 3. Peta dijital jalan dapat memunculkan foto dan film suatu ruas jalan.

(7)

Tabel Wilayah

(8)

Tabel Ruas Jalan

Tabel Fungsi Jalan Tabel Tipe Jalan

(9)

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan se bagai berikut :

1. Bentuk Model Basis Data Jaringan Jalan Kota Bandung yang dapat berbagi pakai diantara DPU Bina Marga Bandung, Bappeda Propinsi DT I Jabar dan DLLAJ Bandung serta terhindar dari data yang redudancy,inconsistency danrepeating groupadalah harus tediri dari 12 entitas. Keduabelas entitas tersebut beserta atributnya adalah sebagai berikut:

a. Kota ( Kota#, Nama_Kota )

b. Wilayah ( Wiayah#, Nama_Wilayah )

c. Ruas Jalan ( R_Jalan#, Nama_Jalan, Panjang, Kapasitas, Volume, V/C, Kecepatan, DAMIJA, Jumlah_Gorong-gorong, Kondisi_Gorong-gorong )

d. Lebar ( Lebar#, Ukuran_Lebar ) e. Kondisi ( Kondisi#, Nama_Kondisi ) f. Tipe ( Tipe#, Nama_Tipe )

(10)

i. Fungsi ( Fungsi#, Nama_Fungsi ) j. Jaringan ( Jaringan#, Nama_Jaringan ) k. Penghubung-1 ( Wilayah#, Kota# )

l. Penghubung-2 ( Wilayah#, Ruas_Jalan#, Wewenang#, Fungsi#, Jaringan#, Perkerasan#, Tipe#, Kondisi#, Lebar# )

2. Berdasarkan data, entitas yang digunakan oleh DPU Bina Marga Bandung, Bappeda Propinsi DT I Jabar dan DLLAJ Bandung dapat dikelompokan sebagai berikut :

DPU Bina Marga Bappeda Prop DT I Jabar DLLAJ Ruas Jalan Ruas Jalan Ruas Jalan

Tabel 5-1 Entitas Jalan Dalam Kota Untuk DPU, Bappeda dan DLLAJ

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Perlu dibuat Satuan Unit Kerja terpadu yang bertugas melakukan pembaharuan Basis Data Jaringan Jalan secara teratur serta mendistribusikannya kepada Instansi terkait.

2. Model Basis Data Jaringan Jalan tersebut perlu dikembangkan sebagai berikut : a. Dengan menambahkan instansi lain yang terkait dengan jalan dalam kota.

b. Dengan menambahkan data parkir, data ATCS, data Polisi Lalulintas, data rute Bis, data rute Angkot dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim-1 [1980] Undang-Undang Republik Indonesia Nom or 13 Tahun 1980 Tentang Jalan.”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anonim-2.[1985] “ Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985. Tentang Jalan ”,

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.

Anonim-3 [1990]. “ Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan Di Wilayah Perkotaan ”.,

Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorak Pembinaan Jalan Kota, Jakarta.

Anonim-4 [1997]. “Daftar Inventaris Jalan Kotamadya Bandung ”., Dinas Pekerjaan Umum

Kotamadya Dati II Bandung.

Anonim-5 [1998} “ Studi Sistem Transportasi Terpadu Di Kotamadya Bandung Dati II Bandung”, Bappeda Kotamadya Bandung.

Anonim-6. [ 1998]. “ MapInfo Profesional ”, User’s Guide, MapInfo Corporation, Troy, New

York.

(11)

Aprilana [1997] “ Analisis Rute Jalan Yang Optimum Menggunakan Program Network -Arc/Info “, Tesis, Jurusan Teknik Geodesi ITB, Bandung.

Aronof, Stanley. S.[1980] “ Geographic Information System : a Management Perpect ive.” ,

WDL Publication, Ottawa, Canada.

Howe, D.R.[1989] “Data Analyisis for Data Base Design.” , Second Edition, Edward Arnold,

Advision of Hodder &Stoughton, London.

Mapping Information System Corporation. [ 1985 -1992]. “ Map Basic Reference ”, MapInfo

Corporation, Troy, New York.

Mapping Information System Corporation. [ 1994]. “ Map Info, User Guide ”, MapInfo

Corporation, Troy, New York.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melakukan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor ITENAS, Bandung.

2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ITENAS. 3. Dekan FTSP ITENAS

4. Ketua Pusat Studi Transportasi ITENAS. 5. Ketua Jurusan Teknik Geodesi ITENAS. 6. Ketua Jurusan Teknik S ipil ITENAS 7. Muhammad Yamin, Ir

Gambar

Gambar 2-1   Hubungan  Jalan  Sekunder dengan Kawasan  Dalam  Kota.
Tabel  Ruas  Jalan
Tabel 5-1  Entitas  Jalan  Dalam  Kota  Untuk  DPU, Bappeda dan DLLAJ

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana Merumuskan Strategi dengan Menerapkan Analisis

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang mengacu pada fenomena, maka masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kelas

Hasil dari informasi tipe pekerasan jaringan jalan kabupaten sumba timur dimana terdapat tipe pekerasan aspal memiliki presentase 5%, tipe pekerasan penetrasi

Berdasarkan pada latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kemampuan membangun partnership (networking capability)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu: Aktivitas perdagangan di kawasan Pasar Baru Bandung dilakukan

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana konfigurasi model jaringan ANN untuk

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana konfigurasi model jaringan ANN untuk

Kesesuaian Zona Jaringan Jalan untuk Lajur Pesepeda dan Rencana Jaringan Jalan Sepeda Analisis, 2020 No Nama Jalan Perkerasan Lebar Aktifitas Kawasan Zona Hasil 1 Mangkang