BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Apoteker sebagai pelaku utama dalam pelayanan kefarmasian yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan di beri wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya.
Kompetensi dan wewenang apoteker tersebut menunjukkan kemampuan professional yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan tersebut. Apoteker kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesinya akan mendapatkan perlindungan hukum.
Apoteker sebagai pendukung upaya kesehatan dalam menjalankan tugasnya
harus dibina dan diarahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. Pembinaan dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan kemampuannya, sehingga selalu tanggap terhadap permasalahan kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Perkembangan ilmu kefarmasian yang pada awalnya adalah sekedar meracik bahan-bahan alam (galenik) kemudian berkembang menjadi penemuan dan sintesa senyawa bahan obat dan kemudian diproduksi secara massal dengan intervensi ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatan kualitas hidup pasien.
Sebagai konsekwensi perubahan orientasi tersebut apoteker dituntut untuk meningkatkan kompetensinya yang meliputi : pengetahuan, ketrampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik.
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 2 dalam menjalankan praktik harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional.
Kondisi tersebut dipayungi secara legal oleh undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan yaitu pasal 108 yang menyatakan bahwa (1) praktek kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) ketentuan mengenai pelaksanaan praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Sedang menurut peraturan pemerintah nomer 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian disebutkan bahwa pasal 1 poin 1 pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat, atau resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional. Pasal 1 poin 4 adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Selanjutnya pada pasal 2 peraturan pemerintah nomer 51 tahun 2009, disebutkan bahwa : (1) peraturan pemerintah ini mengatur pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran dan pelayanan sediaan farmasi. Pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Kemudian dijelaskan lagi pada pasal 33 ayat (1) tenaga kefarmasian terdiri atas: a. Apoteker dan b. Tenaga Teknis kefarmasian. (2) tenaga teknis kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari : Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 3 5063) sepanjang kalimat, “……harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan “ bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga kefarmasian dan dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan tertentu dapat melakukan praktek kefarmasian secara terbatas, antara lain dokter dan/atau dokter gigi, bidan, dan perawat yang melakukan tugasnya dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis segera untuk menyelamatkan pasien (dibacakan dalam sidang MK tanggal 27 juni 2011).
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Maliki Malang akan berupaya membina calon apoteker sedini mungkin agar kelak jika lulus nanti mereka mempunyai kompetensi yang kuat sebagai salah satu bagian tenaga kesehatan. Sehingga kami mengharapkan mereka dapat menjadi bagian dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
Adapun langkah dini untuk membentuk kompetensi calon lulusan apoteker di
program studi farmasi UIN Malang ini adalah dilakukannya kegiatan ujian kompetensi. Ujian ini merupakan evaluasi pembelajaran per dua tahun yang diadakan setiap akhir semester 4 dan semester 7. Ujian kompetensi ini dilakukan secara bertingkat yaitu ujian kompetensi I untuk mahasiswa yang telah menempuh empat semester, ujian kompetensi II untuk mahasiswa yang telah menempuh 7 (tujuh) semester. Semua mahasiswa diwajibkan mengikuti ujian ini karena sebagai prasyarat untuk dapat mengikuti Ujian Skripsi.
Ada dua model ujian kompetensi yang dilakukan yaitu yang pertama ujian berupa evaluasi pengetahuan yang diajarkan oleh dosen melalui matakuliah-matakuliah semester sebelumnya secara terintegrasi dengan model soal berupa MCQ (multiple choice question). Yang kedua adalah model OSCE dimana dalam uji ini akan menilai
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 4
B. Tujuan
Secara umum Tujuan ujian kompetensi ini adalah : sebagai sarana evaluasi pembelajaran mahasiswa calon lulusan program studi farmasi dan membentuk kompetensi calon lulusan Apoteker dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
C. kompetensi
Kompetensi yang diharapkan dengan penyelenggaraan ujian kompetensi ini adalah bertumpu pada standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia).
Adapun Sembilan kompetensi tersebut secara lengkap bisa di lihat di Buku Standar Kompetensi Indonesia yang terdiri dari standar pokok kompetensi, unit kompetensi, elemen kompetensi kriteria kerja dan unjuk kerja. Sedangkan 9 pokok standar kompetensi tersebut adalah:
1. Mampu melakukan praktek kefarmasian secara professional dan etik
2. Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaan farmasi 3. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Mampu menformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku
5. Mempunyai ketrampilan dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
6. Mampu berkontribusi dalam Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku
8. Mempunyai ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan interpersonal dalam melakukan praktik kefarmasian
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 5
BAB II
PELAKSANAAN UJIAN
A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UJIAN KOMPETENSI
1. Peserta melakukan pendaftaran ujian di bagian administrasi jurusan Farmasi 2. Peserta mendapatkan tanda peserta ujian kompetensi
3. Peserta wajib mematuhi tata tertib ujian yang telah ditetapkan
4. Pengawas Ujian hadir di tempat ujian 30 menit sebelum ujian dimulai 5. Peserta ujian hadir di tempat ujian 15 menit sebelum ujian dimulai
6. Peserta mengikuti pelaksanaan ujian mulai awal hingga berakhirnya ujian 7. Pengawas Ujian melakukan pemeriksaan semua berkas ujian dan
mengumpulkan ke panitia ujian
8. Panitia bertugas menerima dan mendistribusikan lembar jawaban kepada dosen yang bertugas
9. Dosen yang bertugas mengumpulkan hasil penilaian kepada panitia. 10. Panitia mengumumkan kelulusan peserta ujian yang telah disyakan oleh
ketua jurusan selambat-lambatnya 3 hari setelah nilai ujian diterima 11. Peserta yang lulus ujian akan mendapatkan sertifikat kelulusan ujian
kompetensi.
12. Sertifikat kelulusan ujian kompetensi I-II adalah syarat untuk dapat melaksanakan ujian skripsi.
13. Peserta yang tidak lulus ujian wajib mengikuti ujian ulang.
14. Panitia memberi kesempatan ujian ulang (remidi) kepada peserta yang tidak lulus ujian pada waktu yang akan ditentukan kemudian.
15. Peserta yang akan ikut ujian ulang wajib mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk ikut ujian ulang ke bagian administrasi jurusan.
16. Panitia Ujian Kompetensi hanya mengadakan ujian remedial 2 kali. Jika mahasiswa remidi lebih dari dua kali maka mahasiswa wajib mematuhi aturan yang ditetapkan prodi.
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 6
B. MODEL DAN MATERI UJIAN
Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesiametode MCQ’s (Cognitive Based-Test)
memiliki 6 (enam) tinjauan yaitu: 1. Area kompetensi, 2. Domain kompetensi, 3. Tingkat
pemahaman, 4. Praktik kefarmasian, 5. Farmakoterapi, 6. Penyelesaian masalah
kefarmasian. Masing-masing tinjauan berisi beberapa aspek penting yang
menggambarkan fokus penilaian kemampuan peserta pada tinjauan tersebut. Matriks
blueprint UKAI metode MCQ’s (CBT) dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut deskripsi dari
masing-masing tinjauan.
2.1 Tinjauan 1: Area Kompetensi
Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 4 (empat) aspek yaitu:
1. Landasan ilmiah
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan untuk
menerapkan ilmu biomedik dasar (biologi molecular-genetik, anatomi, fisiologi,
biokimia, mikrobiologi, imunologi, biostatistik), ilmu farmasi (farmasetika,
farmakologi, kimia farmasi, farmakognosi), ilmu sosial-perlaku-administrasi
farmasi, dan ilmu klinik-farmasi dalam praktik kefarmasian
2. Ketrampilan personal
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan kepemimpinan,
pengambilan keputusan, kerjasama tim, komunikasi, organisasi, hubungan
inter-personal, kolaborasi interpersonal dan interprofesional.
3. Ketrampilan manajemen & organisasi:
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah ketrampilan manajemen diri,
pengelolaan tempat kerja, pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sumber
daya finansial, pengelolaan perbekalan farmasi, dan penjaminan mutu.
4. Ketrampilan kefarmasian:
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah ketrampilan dalam
perancangan, pembuatan, pendistribusian, penyiapan, peracikan, pencampuran
sediaan steril, penyerahan sedian farmasi, pemberian informasi terkait sediaan
farmasi dan alat kesehatan, identifikasi, penetapan dan pengelolaan masalah
penggunaan dan keamanan penggunaan obat, pencegahan penyakit dan promosi
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 7 5. Praktik profesional, legal dan etik
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan praktik yang
berfokus pada pasien, bersikap jujur, menunjukkan integritas, akuntabilitas,
tanggungjawab dan komitmen, kepatuhan pada aspek legal praktik kefarmasian,
standar praktik profesi, pedoman praktik dan kode etik profesi apoteker.
6. Komunikasi, informasi dan edukasi
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah ketrampilan penyiapan
informasi, komunikasi, edukasi, dan diseminasi informasi secara akurat dan efektif
kepada individu, komunitas dan masyarakat untuk menjamin ketepatgunaan
sediaan farmasi.
7. Mawas diri dan pengembangan diri
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kesadaran diri, kemampuan
inovasi, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), evaluasi diri dan komitmen pada
upaya pengembangan diri dan profesi secara berkelanjutan.
Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut:
No Area Kompetensi Prosentase
1 Landasan ilmiah 15-20 %
2 Ketrampilan personal 5-10 %
3 Ketrampilan manajemen & organisasi 10-15 %
4 Ketrampilan kefarmasian 25-35 %
5 Praktik professional, legal & etik 10-15 %
6 Komunikasi, informasi dan edukasi 5-10 %
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 8 2.2 Tinjauan 2: Domain Kompetensi
Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 3 (tiga) aspek yaitu:
1. Kognitif
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah pengetahuan dan
pengembangan kemampuan intelektual untuk membangun kemampuan praktik
kefarmasian.
2. Pengetahuan prosedural
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah pengetahuan tentang
prosedur yang berlaku dalam melakukan tindakan kefarmasian.
3. Konatif
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah cara bersikap dengan
melibatkan empati dalam menerapkan nilai-nilai profesional pada praktik
kefarmasian.
Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut:
No Dimensi Perilaku Persentase
1 Kognitif 40-50 %
2 Pengetahuan prosedural 35-45 %
3 Konatif 10-15 %
2.3 Tinjauan 3: Tingkatan pemahaman
Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 3 (tiga) aspek yaitu:
1. Recall of Knowledge
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan mengingat
item-item spesifik dalam pengambilan keputusan/tindakan profesi.
2. Pharmaceutical Calculation
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini mencakup kemampuan melakukan
perhitungan yang dibutuhkan pada pembuatan, penyiapan, peracikan, penyerahan,
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 9 3. Reasoning ability
Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan untuk memberikan
landasan ilmiah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan/tindakan profesi.
Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut:
No Tingkat Pemahaman Persentase
1 Recall of Knowledge 20-30 %
2 Pharmaceutical Calculation 20-30 %
3 Reasoning ability 40-45 %
2.4 Tinjauan 4: Praktik Kefarmasian
Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 5 (lima) aspek yaitu:
1. Pembuatan dan pengembangan sediaan farmasi
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan dalam
perancangan, pengembangan, pembuatan, pengujian mutu dan penjaminan mutu
sediaan farmasi (dosage form) serta peracikan dan penyiapan sediaan
extemporare, dengan mempertimbangkan sifat fisikokimia bahan aktif dan bahan
tambahan, aspek biofarmasetik, farmakokinetik, farmakodinamik, bentuk sediaan,
rute pemakaian, regulasi, persyaratan standar, teknik pembuatan, sarana-prasana,
pengemasan, pelabelan, penyediaan informasi penggunaannya.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan dalam
pengelolaan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan mulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengamanan, penyaluran, serta
penjaminan mutu sediaan.
3. Pelayanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan melakukan
pelayanan obat yang mencakup verifikasi administrasi, farmasetik dan klinik,
identifikasi dan penyelesaian masalah terkait obat, rekomendasi pemilihan obat dan
pengaturan dosis, penyerahan dan pemberian informasi & edukasi terkait sediaan
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 10 4. Pelayanan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan penelusuran
informasi, analisis, evaluasi, pengorganisasian, komunikasi dan diseminasi
informasi tentang sediaan farmasi dan alat kesehatan secara akurat dan efektif
kepada individu dan masyarakat untuk menjamin ketepatgunaannya, identifikasi
masalah, perancangan strategi intervensi/edukasi, dan implementasi upaya
pengelolaan penyakit kronis dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut:
No Praktik Kefarmasian Persentase
1 Pembuatan sediaan farmasi 25-35 %
2 Pengelolaan sediaan farmasi & alat kesehatan 15-20 %
3 Pelayanan sediaan farmasi dan alat kesehatan 25-35 %
4
Pelayanan informasi sediaan farmasi & alat
kesehatan 10-15 %
2.5 Tinjauan 5: Farmakoterapi
Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 11 (sebelas) aspek farmakoterapi yang
dikelompokkan berdasarkan penatalaksanaan obat pada gangguan sistem organ atau
gangguan lainnya. Fokus penilaian pada aspek tinjauan ini adalah kemampuan untuk:
• Memahami dan menginterpretasikan kondisi patofisiologi sebagai dasar pemilihan obat yang rasional dan menjamin keberhasilan terapi.
• Memahami mekanisme kerja obat, proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat, pengaturan dosis, pertimbangan pemilihan bentuk sediaan dan
rute pemberian obat, serta pertimbangan farmakoekonomi sebagai dasar
penggunaan obat yang rasional.
• Mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi informasi terkait obat, kondisi dan berbagai faktor spesifik pasien dalam menentukan pilihan terapi, pengaturan
regimen dosis, serta pemberian informasi yang tepat & akurat untuk
meningkatkan keberhasilan terapi.
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 11 rekomendasi pilihan obat-obat sesuai kebutuhan dengan memperhatikan
ketentuan regulasi.
• Mengevaluasi dan mengelola regimen obat melalui pemantauan kondisi pasien, komunikasi efektif dengan pasien, serta kolaborasi dengan profesi kesehatan
lain untuk memastikan efikasi dan keamanan penggunaan obat.
Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut:
Keterangan:
Rincian kategori terapi pada masing-masing aspek tinjauan ini dapat dilihat pada
Lampiran 2
No Farmakoterapi Persentase
1 Sistem kardiovaskuler 10-12 %
2 Infeksi 20-25 %
3 Sistem endokrin 5-10 %
4 Sistem pernafasan 5-10 %
5 Sistem gastrointestinal 10-15 %
6 Sistem renal, saluran kemih 5-8 %
7 Sistem syaraf dan kesehatan jiwa 8-10 %
8 Tulang dan persendian 8-10 %
9 Kulit 3-5 %
10 Mata, hidung, telinga, dan tenggorokan 3-5 %
11
Onkologi, imunologi, nutrisi, gawat darurat, vaksin,
dan 8-10 %
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 12 2.6 Tinjauan 6: Penyelesaian Masalah Kefarmasian
Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 5 (lima) aspek utama dalam
penyelesaian masalah kefarmasian untuk memastikan tersedianya sediaan farmasi yang
bermutu, penggunaan obat yang rasional, aman dan efektif, pelaporan masalah terkait
obat, dan penarikan sediaan farmasi. Fokus penilaian pada strategi penggalian data dan
informasi,ketepatan penetapan masalah dan solusinya, implementasi solusi, monitoring
efektifitas dan keamanan penggunaan sedian farmasi, serta kemampuan dalam
menerapkan dan mematuhi ketentuan perundang-undangan, kode etik profesi dan
standar praktik sebagai wujud tanggungjawab profesi.
Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut:
No Penyelesaian Masalah Kefarmasian Persentase
1 Penggalian data dan informasi 10-15 %
2 Analisis, interpretasi data dan penetapan masalah 25-35 %
3 Penetapan penyelesaian masalah 25-35 %
4 Monitoring dan evaluasi 10-15 %
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 14 Lampiran 2. Daftar Obat Pada Tinjauan Farmakoterapi
No Kelompok Farmakoterapi Jenis Terapi
01 Sistem kardiovaskuler
02 Infeksi
03 Sistem endokrin
04 Sistem pernafasan
05 Sistem gastrointestinal
06 Sistem renal, saluran kemih
07 Sistem syaraf dan kesehatan jiwa
08 Tulang dan persendian
09 Kulit
10 Mata, hidung, telinga, dan tenggorokan
11 Onkologi, imunologi, nutrisi, gawat darurat, vaksin, dan produk biologi
No Kelompok Farmakoterapi Jenis Terapi
01 Sistem kardiovaskuler
• Hipertensi esensial
• Ischemic heart diseases-angina • Acute coronary syndrome
• Stroke ishemik - transient ischemic attack
• Hiperlipidemia
02 Infeksi
• Upper respiratory tract infection • Lower respiratory tract infection • Influenza
• Tuberkulosis
• Urinary tract disease • Gastrointestinal infection • Parasitic diseases
• Sexual trannmission disease • Superficial fungal infection • HIV-AIDS
• Chronic obstructive pulmonary disease
• Cough and cold • Rhinitis
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 15 05 Sistem gastrointestinal
• Gastroesophageal reflux disease • Diare and konstipasi
• Nausea and vomiting (non post operative
• nausea vomiting, non cancer) • Non ulcer dyspepsia
• Peptic ulcer
•
06 Sistem renal, saluran kemih
• Acute renal failure • Chronic renal failure
• Drug enhance renal disease
• Benign prostate hyperthropy (BPH)
•
07 Sistem syaraf dan kesehatan jiwa
• Depression • Schizophrenia
• Generalised Anxiety disease • Psychosis
• Dermatologic drug reaction and self-treatable
• skin disorder (dermatitis, cutaneous drug
• reaction, hyper pigmentation) • Acne vulgaris
10 Mata, hidung, telinga, dan tenggorokan
• Glaukoma • Allergic rhinitis • Conjunctivitis
• Tinnitus, otitis media • Pharingitis
• Dry eyes
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 16 11 Onkologi, imunologi, nutrisi, gawat
darurat, vaksin dan produk biologi
• Cancer treatment and chemotherapy
• Assesment of nutritionstate and nutrition
• requirements • Vaksin dan Toxoid • Anemia
• Coagulation disorder
• Allergic and pseudo allergic • Poisoning
PESERTA
Peserta ujian adalah mahasiswa aktif jurusan Farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang terdiri dari :
1. Peserta Ujian Kompetensi I
Adalah mahasiswa yang telah menempuh proses belajar mengajar di jurusan Farmasi semester selama 4 semester
2. Peserta Ujian Kompetensi II
Adalah mahasiswa yang telah menempuh proses belajar mengajar di jurusan Farmasi selama 7 semester
JADWAL PELAKSANAAN UJIAN
Pelaksanaan ujian kompetensi 4 dan 7 dilaksanakan satu minggu setelah Ujian Akhir Semester.
PEMBIAYAAN
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 17
BAB III
PENILAIAN DAN KELULUSAN
A. Penilaian model soal MCQ (multiple choice question)
Model soal MCQ merupakan model soal pilihan ganda yang terdiri dari gabungan beberapa matakuliah sesuai dengan tingkat ujian kompetensi. skor penilaian dari ujian ini adalah 0 sampai 200. Minimal nilai kelulusan adalah 60. Mahasiswa dinyatakan tidak lulus jika nilainya kurang dari 60.
B. Penilaian model soal OSCE (Objective Structured Clinical Examaination) • Bidang ilmu yang dijadikan materi ujian OSCE ada 3 (tiga) bidang ilmu , yaitu
bidang ilmu Farmasi Komunitas, bidang ilmu Farmasi Klinis dan Bidang Ilmu Teknologi Farmasi.
• Tiap bidang ilmu diujikan dalam 2 (dua) station.
• Alokasi waktu untuk tiap station adalah 10 menit. I (satu) menit sebelum waktu selesai, aka ada pemberitahuan.
• Nilai tiap bidang ilmu merupakan nilai rata-rata dari nilai tiap station pada bidang ilmu tersebut.
• Kelulusan tiap bidang ilmu ditetatpkan dengan skor minimal 65.
• Peserta OSCE yg tdk lulus suatu bidang ilmu harus mengulang OSCE bidang ilmu tersebut.
• Peserta yang mengulang OSCE suatu bidang ilmu harus mengulang semua station pada bidang ilmu tersebut.
• Peserta OSCE yang tidak lulus lebih dari satu bidang ilmu, dianggap tidak lulus OSCE dan harus mengulang OSCE semua bidang ilmu.
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 18
CONTOH SOAL FARMASI KOMUNITAS
Tn agus membawa copy resep ke Apotek anda, bermaksud menebus sisa obat. Kerjakan etiket, copy resep dan berikan KIE kepada pasien
Apotek Sehat Medika Jl Panggung 67 Malang
Apoteker : Hajar S Apt
SIA : 776/223-APT-01 SIPA : 12/SIPA-12/2012
COPY RESEP
Tanggal R :20/1/18 No :3
Resep dr : Sri Tgl : 23/1/18 Untuk : Tn Agus (42th)
R/ Amlodipin 5 mg XXV
S 1-0-0
-det XV-
R/ Erlamicetin SM I
S tdd 1
-ndet-
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 19
CHECK LIST PENILAIAN KIE
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Instruktur : Tanggal :
NO LANGKAH/KEGIATAN BOBOT NILAI
0 1 2
1 Mengucapkan Salam 1 2 Memperkenalkan Diri 1 3 Menanyakan identitas
pasien
2
4 Penggalian Informasi Pasien
3
5 Pemberian Informasi Aturan Pakai Obat
3
6 Pemberian Edukasi 3 7 Pembuatan Etiket 3 8 Pembuatan Copy
Resep
2
Nilai skor X 100% = 16
Keterangan : 0 = Tidak dilakukan
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 20
CONTOH SOAL COMPOUNDING
Tn agus membawa resep ke Apotek anda bermaksud menebus sisa obatnya. Kerjakan Resep berikut dengan tepat dan cepat
Puyer hanya dibagi, tidak perlu dibungkus
Apotek Sehat Medika Jl Panggung 67 Malang
Apoteker : Hajar S Apt
SIA : 776/223-APT-01 SIPA : 12/SIPA-12/2012
COPY RESEP
Tanggal R :20/1/18 No :3
Resep dr : Sri Tgl : 23/1/18 Untuk : Tn Agus (42th)
R/ Amlodipin
5 mg
Captopril
20mg
GG
50 mg
Mfla Pulv dtd no XXV
S 1-0-0
-det XV-
R/ Amoxicillin tab
XV
S tdd 1
-det-
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 21
CHECK LIST PENILAIAN COMPOUNDING DAN DISPENSING
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Instruktur : Tanggal :
NO LANGKAH/KEGIATAN BOBOT NILAI
0 1 2
1 PERHITUNGAN BAHAN
3
2 PENGAMBILAN BAHAN
3
3 CARA PENGERJAAN 3 4 HASIL SEDIAAN 3
Nilai skor X 100% = 8
Keterangan : 0 = Tidak dilakukan
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 22
CONTOH SOAL FARMASI INDUSTRI
1. Sebuah industri farmasi memiliki lini produksi yang khusus membuat obat berbentuk tablet. Industri farmasi tersebut memproduksi 50000 tablet ibuprofen dalam 1 siklus produksi. Formula tablet ibuprofen yang akan diproduksi, sebagai berikut :
Pertanyaan :
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 23
CHECK LIST FORMULASI NOMOR 1
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Instruktur : Tanggal :
NO LANGKAH/KEGIATAN BOBO T
NILAI
0 1 2
1 PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN BAHAN AKTIF PRODUKSI
3
2 PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN
(EKSIPIEN) 3
Nilai skor X 100% = Nilai Akhir 4
Keterangan : 0 = Tidak dilakukan
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 24 2. Seorang farmasis industri di bagian RnD melakukan pengembangan tablet
paracetamol dengan mengacu pada formula tablet paracetamol chewable dibawah ini :
Pertanyaan :
BUKU PANDUAN UJIAN KOMPETENSI 25
CHECK LIST FORMULASI NOMOR 2
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Instruktur : Tanggal :
NO LANGKAH/KEGIATAN BOBO T
NILAI
0 1 2
1 PERBEDAAN KRUSIAL ANTARA TABLET DAN TABLET
CHEWBLE
3
2 EKSIPIEN YANG HARUS DIHILANGKAN UNTUK
MENGHASILKAN TABLET PCT
3
3 EKSIPIEN YANG HARUS DIMODIFIKASI UNTUK
MENGHASILKAN TABLET PCT
3
Nilai skor X 100% = Nilai Akhir 6
Keterangan : 0 = Tidak dilakukan