• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Kelola Perguruan Tinggi Berbasiskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tata Kelola Perguruan Tinggi Berbasiskan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Seminar NasionalTeknikMesin X

2-3 November 2011

JurusanMesinFakultasTeknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | i Ketua Peyunting

Dr.Eng. Yudy Surya I,ST.,M.Eng.

Sekretaris Penyunting Dr. Slamet Wahyudi, ST.,MT.

Penelaah Ahli

Prof. Dr. Ir Pratikto, MMT (Universitas Brawijaya Malang) Prof. Ir. ING Wardhana, M.Eng., Ph.D.(Universitas Brawijaya Malang)

Dr.Eng. Anggit Murdani, ST.,M.Eng. (POLINEMA) Dr.Eng. Budi Prawara,ST.,M.Eng. (LIPI-TELIMEK)

Penyunting Pelaksana Francisca Gayuh Utami D, ST., MT.

Tata Letak Fikrul Akbar Alamsyah, ST

Dodik & Very

Cetak dan Distribusi Totok S.

Penanggung Jawab Ketua Jurusan Mesin

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Perancang Sampul Dodik & Very

Penerbit Jurusan Mesin

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145

Telp./Fax. +62-341-554291 Email: slamet_w72@ub.ac.id

The statements and opinion expressed in the papers are those of the authors themselves and not necessarily reflect the opinion of the editors and organizers. Any mention of company or trade name does not imply endorsement by organizers.

ISB N: 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

Copyright © 2011, Departement Mechanical of Engineering Faculty, Brawijaya University of Malang Not to be commercially reproduced by any means without written permission

Printed in Malang, Indonesia, November 2011

(3)

Seminar NasionalTeknikMesin X

2-3 November 2011

JurusanMesinFakultasTeknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | iii

DAF TAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

KEYNOTE SPEAKER

Tantangan Keilmuwan teknik mesin di bidang nuclear reactor safety

Deendarlianto ... 1

Rancang Bangun dan Aplikasi Engine Rusnas 500 cc

I Nyoman Jujur ... 10

BIDANG KONVERSI ENERGI

Peningkatan Efisiensi Pembakaran Tungku Kayu Bakar Tradisional Dengan Modifikasi

Disain

Bambang Yunianto, Nazarudin Sinaga ... 24

Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete Dengan Kombinasi Sekam Padi Dan Tongkol

Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Lydia M Salam, H Baharuddin Mire, M. Fachry. A.R ... 29

Efek Ash Campuran Batubara Mutu Rendah Terhadap Potensi Pembentukan Slagging dan

Fouling Pada Boiler PT. Semen Tonasa

Ismail ... 37

Pengembangan Bahan Bakar Briket dari Campuran Kulit Mete dan Sekam Padi

Muchammad ... 42

Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap Emisi Gas Buang Berbahan Bakar Lpg Pada Ruang Bakar

Model Helle-Shaw Cell

I Gusti Ngurah Putu Tenaya, Made Hardiana. ... 47

Kajian Numerik Aliran Udara Pembakaran pada Tangentially Fired Pulverized-Coal Boiler

Wawan Aries Widodo, Is Bunyamin Suryo, Giri Nugroho ... 52

Perbandingan Simulasi Dengan Asumsi Ideal gas Dengan Kondisi Real gas Effect pada Kasus

Combustion

Albert Meigo R.E.Y, Romie O.Bura, Bambang Kismono Hadi ... 57

Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Tongkol Jagung Dan Sekam Padi Dengan Berbagai

Perbandingan Tongkol Jagung Dan Sekam Padi

Andi Mangkau, Prof. Dr. Ir. Effendy Arif, M. Eng ... 66

Efek Katalisator (Broquet) Terhadap Emisi Gas Buang Mesin Bensin

(4)

Seminar NasionalTeknikMesin X

2-3 November 2011

JurusanMesinFakultasTeknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | xx

Rancang Bangun Aktuator Linier Elektromagnetik

Indrawanto, Vani Virdyawan ... 1362

Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Kualitas Hasil Coran Paduan Aluminium

I Made Astika ... 1366

Perancangan Konsep Kursi Kantor Berdasarkan Kebutuhan Konsumen dan Studi Produk

Pesaing

I Wayan Sukania ... 1375

BIDANG UMUM

Interval Extension of Preventive Maintenance for Lube Oil and Generator Air Coolers at PT

Badak NGL

Putra Peni Luhur Wibowo ... 1382

Stability Control Studies for Hydraulic Servo Systems

Hendro Nurhadi ... 1387

Tata Kelola Perguruan Tinggi Berbasiskan Dosen dan Mahasiswa

I Made Astina... 1394

Pengembangan Metode Diferensiasi Numerik yang Mampu Mereduksi Pengaruh Sinyal

Pengganggu terhadap Hasil Diferensiasi

Zainal Abidin, Fandi Purnama, dan Budi Heryadi ... 1403

Heavy Equipment Rental Rate Calculation Guide for Mining Sector

Sarno, Teguh Wuryantoro ... 1411

Simulasi Pengeringan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) dengan Finite Difference Method

Endri Yani, Abdurrachim, Adjar Pratoto ... 1420

Laboratorium Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Jenly D.I. Manongko, Parabelem T.D. Rompas, Davidsen O. Mapaliey ... 1425

Design of Hybrid System between Renewable Energy and Conventional Energy in Consumer

Households

Jatmiko, Hasyim Asy’ari ... 1430

Pengaruh Grain Size Arang Aktif Dari Bahan Limbah Industri Sagu Aren Terhadap

Penyerapan Polutan Limbah Batik

Sudarja, Kunco Diharjo, Novi Caroko ... 1435

Studi Eksperimental Aliran Cair-Cair (Water dan Shallow Well Crude Oil) Pada Saluran

Mendatar

(5)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1394

Tata Kelola Perguruan Tinggi Berbasiskan Dosen dan Mahasiswa

I Made Astina

KK Konversi Energi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Abstract

Governance plays important role on achieving vision of an education institution. The proved management principles such as accountable, transparent, responsible, fairness and efficient have to be enforced in order to make any designed program can run with high progress either in university level or faculty level. Generally, governance will include proper management aspects used in a good organization to be a needing and cannot be negotiated again. The university governance becomes a difficult problem when there is needing of changing anything from the exiting system to be a new system. Regarding resources and facilities in university, a governance paradigm with basis of lecturer and student are described in this paper. It is started from common situation and paradigm of universities to change to be better one. This paradigm can be considered as an alternative solution to bring a changing and progress of Indonesian universities.

Keywords:university governance, transparent, accountable, efficient

1.PENDAHULUAN

Perguruan tinggi (PT) sebagai institusi pendidikan dan pengajaran harus memegang teguh nilai-nilai yang luhur dalam mengemban visi dan misinya. PT perlu memperhatikan keterkaitan antara kebutuhan kompetensi lulusan untuk industri dan masyarakat, keterbukaan terhadap teknologi baru untuk pemahaman suatu keilmuwan, serta perencanaan dan pembaharuan sistem pendidikan dan kurikulum untuk dapat menjawab perubahan dan perkembangan sains dan teknologi.

Berbagai isu PT telah mencuat seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan masalah dalam masyarakat dan industri. Untuk pendidikan teknik mesin, ada 3 isu yang telah diangkat serta berbagai interaksi PT dengan industri sehingga pendidikan teknik menjadi lebih bermakna [1]. Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD sebagaimana diundangkan pada Pasal 49 UU Sisdiknas [2] akan sia-sia, manakala tata kelola yang diterapkan tidak berkualitas dan ini akan menyebabkan capaian yang diperoleh tidak maksimal. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan bentuk organisasinya PT dipandang perlu untuk menerapkan good corperate governance [3].

Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pendidikan Nasional telah memberikan rambu-rambu dalam bentuk Undang-Undang dan peraturan untuk memberikan pedoman umum kepada PT. Disamping itu, 10 jilid buku telah disusun untuk menuntun operasi PT yaitu buku I tentang Proses Pembelajaran pada tahun 2004 dan kemudian 9 jilid buku pada 2005 yaitu Buku II –Kurikulum Program Studi, Buku III –

Sumber Daya Manusia (Dosen dan Tenaga Penunjang), Buku IV –Kemahasiswaan, Buku V – Prasarana dan Sarana, Buku VI –Suasana Akademik, Buku VII –Keuangan, Buku VIII –Penelitian dan Publikasi, Buku IX –Pengabdian Kepada Masyarakat, Buku X –Tata Kelola. Walaupun demikian, buku-buku itu hanya memberikan arahan umum dan sebagai sumber inspirasi kepada PT dalam pelaksanaan tugas dan pengembanan visi dan misinya. Berbagai unsur PT harus dikonsolidasikan dan diberdayakan untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan sehingga sukses dalam mewujudkan visi dan menjalankan misinya. Kualitas program akademik, kualitas sumber daya manusia (SDM), kualitas sarana prasarana, dan suasana serta atmosfir akademik merupakan unsur-unsur strategis yang harus menjadi perhatian utama dalam tata kelola. Peningkatan kualitas unsur-unsur tersebut harus didukung dengan metode yang realistis yaitu tata kelola yang baik.

(6)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1395

yang realistis, handal dan rasional untuk pengaturan secara teknis organisasi tersebut sangat diperlukan. Dalam paper ini akan diuraikan pemikiran-pemikiran tata kelola yang diharapkan menjadi solusi alternatif atas berbagai tata kelola yang mungkin diterapkan.

2. PILAR TATA KELOLA

Pilar-pilar manajemen diperlukan untuk menggerakkan roda organisasi PT dalam pencapaian tujuannya. Pilar-pilar tersebut mungkin bersifat sangat umum tetapi sulit dalam implementasinya. Sebelum masuk ke tata kelola yang lebih teknis untuk PT, ulasan tentang prinsip-prinsip atau pilar-pilar manajemen yang digunakan oleh beberapa institusi baik itu perusahaan dan PT akan terlebih dahulu dipaparkan.

Pertamina sebagai salah satu perusahaan umum milik negara Indonesia, dalam menjalankan usahanya, punya prinsip-prinsip Good Corporate Governance mencakup: transparansi: keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan; kemandirian: keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; akuntabilitas: kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif; pertanggungjawaban: kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; serta kewajaran: keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku [5]. Perusahaan swasta nasional ada yang menonjolkan prinsip tata kelola keadilan, keterbukaan, akuntabilitas, dan tanggungjawab [6]. Bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asing, secara prinsip tidak jauh berbeda, walaupun pelaksanaan teknis dan prioritas yang digunakan mungkin banyak berbeda. Ada yang sangat menonjolkan sistem reward dan punishment, serta integritas dan kejujuran dari semua yang terlibat di dalam perusahaan itu.

Pilar-pilar manajemen yang direalisasikan pada suatu PT bergantung pada kondisi, paradigma atau pertimbangan dan kemampuan pemimpin dan manajemennya. PT juga harus mengikuti perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang berlaku untuk menjalankan operasinya. Prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam penerapan good university governance adalah [3, 4]:

Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak

stakeholders yang timbul berdasarkan

perjanjian dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai organisasi.

Kemandirian (independence) yaitu tidak ada benturan kepentingan yang berakibat pada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip agensi yang sehat.

 Akuntabilitas (accountability) yaitu bertanggunggugat atas setiap pelaksanaan fungsi dan tugas dari masing-masing organ dalam university governance.

 Responsibilitas (responsibility) yaitu bertanggungjawab atas setiap pelaksanaan tugas yang telah diamanahkan kepada setiap pegawai.

Paradigma tata kelola PT yang baik mempunyai peran sangat penting sehingga sistem pendidikan dapat berkembang dengan baik dan tegaknya nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, keadilan, integritas, efisien, komitmen, kesadaran dan sebagainya untuk menyukseskan tujuan organisasi tersebut. Namun tata kelola menjadi persoalan pelik, manakala tuntutan tata kelola yang baik mengharuskan adanya perubahan mendasar dan inovasi kreatif dari sistem yang ada. Sementara tradisi dan banyak masalah yang dipelihara di sebuah institusi menyebabkan persoalan lebih pelik.

3. SITUASI KONDISI UMUM

Direktorat pendidikan tinggi (Dikti) merupakan bagian dari kementerian pendidikan nasional yang mengemban tugas untuk membina dan memberikan arahan umum kepada PT negeri dan swasta dalam menjalankan fungsi untuk berkembang ke depan menjadi lebih baik. Disamping sejumlah buku penuntun yang dikeluarkan Dikti, pada tanggal 1 April 2003 Dikti telah menetapkan Higher Education Long Term Strategy 2003 - 2010 (HELTS 2003 – 2010). Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh PT diberikan pada Tabel 1 [4].

Walaupun demikian, substansi dari setiap kegiatan sangat penting difahami untuk mencapai sasaran utamanya. Indikator-indikator yang represensi kegiatan itu sangat penting dan sangat diperlukan untuk keberhasilannya.

Tabel 1. Kegiatan penting perguruan tinggi dalam HELTS 2003-2010 [4]

(7)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

3.1 Paradigma Umum Perguruan Tinggi

Kebijaksanaan-kebijaksanaan PT berpelat merah sangat banyak dipengaruhi oleh pemangku jabatan di PT dari tingkat rektorat sampai dengan tingkat fakultas atau/dan unit pelaksana baik akademik maupun non akademik. Penilaian aspek teknis terhadap sistem dan tata kelola PT itu sangat penting tetapi sangat jarang dilakukan. Karena beban keuangan untuk operasinya dari negara, fihak manajemen sering tidak berpikir tentang efisiensi. Benchmarking beban kerja dengan jumlah serta kualitas SDM tidak dipetakan dengan baik. Pemerdayaan sumber-sumber yang ada sangat kurang dilakukan. Perawatan terhadap sarana dan prasarana kurang diperhatikan dengan alasan keterbatasan dana. Pembangunan prasarana dan penambahan sarana baru juga sering tanpa pertimbangan yang sungguh-sungguh, baik itu berupa kajian life cycle cost dan keefektifannya. Dengan demikian beban biaya menjadi lebih besar dan target tidak dapat dicapai dengan maksimal.

Keterbatasan kemampuan tata kelola dan ketidakberanian mengubah menjadi lebih baik ini merupakan penyebab perbaikan tata kelola tidak kunjung terjadi. Status kepegawaian PNS untuk SDM di PT sering dijadikan alasan sulit untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Permasalahan lain adalah permasalahan umum yang sering dijumpai pada unit pelaksana adalah inovasi yang rendah atau/dan lambat respon permasalahan PT yang semakin kompleks, sementara perubahan ataupun perkembangan lingkungan eksternal dan juga dunia yang sangat cepat. Ini menyebabkan peringkat PT di Indonesia berada di ranking bawah. Nilai-nilai seperti inovasi, responsif terhadap perubahan lingkungan, efisiensi, kejujuran dan budi pekerti yang mulia, dan lainnya sering tidak terbentuk dengan baik.

3.2 Pola Pengembangan Prasarana

Laboratarium merupakan prasarana yang sangat mendukung aktivitas PT, baik itu berupa laboratorium edukasi ataupun riset. Sering jumlah laboratorium dijadikan indikator mutu dari PT. Pembangunan laboratorium tanpa pertimbangan yang komprehensif dapat menyebabkan prasarana tersebut tidak efektif dan tidak terawat dengan baik. Keinginan untuk mempunyai sebuah laboratorium secara independen setiap unit pelaksana akademik sering dijadikan pilihan tanpa berpikir lebih lanjut tentang efektifitas dan efisiensi. Tidak semua laboratorium bersifat spesifik, misalnya laboratorium komputasi, gambar dan juga bengkel.

Teknologi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat menyebabkan komputer yang dulunya sulit dimiliki oleh seorang mahasiswa dan ternyata kemudian bisa memilikinya. Perkembangan teknologi informasi (TI) telah membuktikan bahwa sebuah komputer dalam waktu 2-3 tahun telah menjadi usang.

3.3 Budaya dan Pembiaran

Ketika pemimpin PT tidak perhatian akan tata kelola yang bersifat teknis pada institusi yang dipimpinnya, perubahan dan perbaikan yang berarti pada institusinya dapat dikatakan sulit terjadi. Ketakutan untuk melakukan perbaikan dan tindakan yang tidak popular karena ada oknum-oknum akan menentang walaupun keputusan yang diambil akan membawa perubahan dan perbaikan pada institusi tersebut. Masalah-masalah sering dibiarkan dan dipelihara tanpa mengambil keputusan yang dapat mengubah institusi menjadi lebih baik atau berkualitas.

Bila sistem tata kelola yang sedang diterapkan belum berkualitas dari berbagai aspek pandangan, maka pembiaran sistem ini akan menghambat kemajuan PT dan akan lebih merugikan. Operasi PT tanpa dukungan sarana dan prasarana serta SDM secara efisien akan menyebabkan pemborosan. Atmosfir kerja dan kompetisi yang tidak terkendali akan menyebabkan situasi tidak sehat dan bahkan merugikan PT itu sendiri.

3.4. Layanan dan Komposisi SDM

Dari hasil data-data yang telah dikumpulkan dari situs sejumlah PT di dunia, layanan PT terhadap jumlah mahasiswa dan komposisi SDM-nya dapat diringkas dengan hasil pada Tabel 2. Perbandingan ini tidak terlepas dari tata kelola masing-masing PT dan nilai-nilai yang ditonjolkan serta penekanan bisnis dalam tata kelola tersebut. Angka yang berbeda ini datang dari pertimbangan yang spesifik dari masing-masing PT tersebut.

Tabel 2. Mahasiswa dan komposisi SDM

(8)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1397

dan tenaga penunjang ini berbeda dengan menyolok. Perbedaan ini dapat berkaitan dengan efisiensi tata kelola fakultas, dan lingkup tenaga outsourcing yang diberlakukan pada masing-masing PT, serta fokus bisnis PT itu. Semua ini harus balik lagi pada UU Sisdiknas yang berlaku.

3.5 Peningkatan Anggaran

Besar anggaran akan meningkat dengan adanya penambahan pegawai baru. Untuk PT negeri yang SDM nya berstatus PNS, penambahan pegawai tidak menjadi beban bagi PT itu secara langsung terhadap gaji yang harus dibayarkan. Usulan untuk penambahan pegawai tanpa perencanaan yang baik akan berakibat pada ketidakefisienan APBN. Pemerintah telah menyadari akan besarnya APBN yang dibutuhkan untuk penggajian PNS. Oleh karena sebuah kebijaksanaan pemerintah keluar pada 2011 adalah untuk melakukan moratorium PNS di sejumlah sektor ataupun departemen.

3.6 Sentralisasi dan Desentralisasi

Tata kelola secara sentral dan desentral masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Pemunculan nama laboratorium menyebabkan penggunaan tenaga penunjang teknisi yang terdesentralisasi bertambah ke laboratorium-laboratorium. Aspek lain, laboratorium yang dikembangkan dengan sebuah proyek seperti bantuan luar negeri ataupun APBN serta tanpa ada pertimbangan perawatan peralatan tersebut, telah menyebabkan peralatan-peralatan yang didatangkan dari luar negeri, bukan sistem modul tapi sudah merupakan sebuah paket peralatan. Disamping butuh dana yang besar, umur peralatan juga menjadi pendek karena keterbatasan dalam perawatan. Desentralisasi tata kelola ini akan butuh lebih banyak tenaga penunjang. Sebaliknya dengan sentralisasi dan tata kelola yang baik, beban SDM PT akan dapat berkurang.

3.7 Standar Kelulusan

Dibandingkan dengan pendidikan dasar dan menengah, PT mempunyai masalah dalam standar kelulusan. Tidak ada standar nasional yang kuantitatif untuk menentukan kompetensi seorang lulusan sarjana pada suatu program studi. Untuk suatu topik bahasan soal yang diujikan dapat dari level yang paling mudah sampai dengan paling sulit. Sementara fihak institusi swasta, industri, dan institusi pemerintah sebagai penggunaan lulusan PT, menggunakan indek prestasi (IP) seorang lulusan dalam assesmen awal sebelum proses seleksi berikutnya.

Hasil evaluasi sebuah matakuliah dari populasi mahasiswa pintar dari sebuah PT yang meng-indeks nilai dengan distribusi normal akan ada sebaran nilai A, B, C dan bahkan E (tidak lulus). Sementara sebuah PT lain dengan populasi mahasiswa pintar dari sebuah PT lain yang meng-indeks nilai dengan distribusi

normal akan ada sebaran nilai A, B, C dan bahkan E (tidak lulus). Kedua PT tersebut dari kedua matakuliah yang sama ternyata IP kelasnya sama. Hasil ini bukan berarti rata-rata kualitas mahasiswa yang nilai A sama keduanya. IP seorang lulusan hanya sebuah indikator yang bersifat lokal dan berkorelasi terhadap standar evaluasi yang digunakan di masing-masing PT.

Situasi kondisi dan ketidakfahaman akan substansi IP itu, telah menjerumuskan inflasi nilai di institusi-institusi pendidikan di Indonesia. Hal ini dipicu oleh fihak pengguna lulusan mempersyaratkan IP sebagai assesmen awal. Assesmen ini hanya mempermudah proses seleksi fihak pengguna, tetapi merusak standar nilai PT dan tidak sesuai dengan prinsip keadilan.

4. PERUBAHAN PARADIGMA

Dengan memperhatikan unsur mayoritas jumlah pada PT, yaitu jumlah terbanyak adalah mahasiswa dan yang kedua adalah dosen, serta lulusan mahasiswa sebagai produk dan dosen sebagai pelaku utamanya, sesuai dengan judul paper ini, maka kajian dengan memfokus pada layanan kepada mahasiswa dan beban dosen tanpa mengurangi arti dan eksistensi tenaga penunjang.

Tata kelola yang perlu diperhatikan pada PT secara umum meliputi:

1. Beban pengajaran dosen 2. Beban bimbingan dosen 3. Fasilitas ruangan kerja dosen

4. Fasilitas ruangan riset mahasiswa dan dosen 5. Dukungan bengkel terhadap riset mahasiswa

dan dosen

6. Laboratorium edukasi untuk mahasiswa 7. Dukungan tenaga penunjang riset dan

edukasi untuk dosen dan mahasiswa

8. Manajemen perparkiran dan fasilitas transportasi

9. Perawatan sarana dan prasarana 10. Kebersihan gedung dan taman kampus

Seiring dengan aras peningkatan kualitas tata kelola, pendalaman masalah-masalah yang ada serta penerapan pilar manajemen tata kelola yang baik atau berkualitas sangat penting untuk dilakukan. Aspek transparansi dana juga diamanatkan dalam UU Sisdiknas Pasal 48 ayat (1) yaitu Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik [2].

(9)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1398

Di dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (5) dan (6) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas didefinisikan tenaga kependidikan dan pendidik. Secara skematik, sumber daya manusia (SDM) di lingkungan PT dapat diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. SDM pada perguruan tinggi

Adapun tugas pendidik dan tenaga kependidikan itu berturut-turut diuraikan dalam Bab XI Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 39 ayat (1) dan (2) UU Sisdiknas yang isinya adalah:

Pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan:

a. proses pembelajaran; b. menilai hasil pembelajaran;

c. melakukan pembimbingan dan pelatihan; d. melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Pembenahan layanan akademik dan administrasi, kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta sarana prasarana harus dilakukan secara terkait dan terintegrasi. TI merupakan suatu wahana yang dapat diterapkan secara bertahap dan terintegrasi dalam perubahan dan pembenahan tersebut. Berbagai manfaat atas kelebihan TI tersebut dapat diperoleh dengan maksimal bila penerapannya direncanakan dengan baik.

4.1 Sistem Outcome Base

Penugasan kepada dosen dan tenaga penunjang tersebut dapat berbentuk dokumen yang disebut sebagai uraian tugas (job description). Ketika assesmen hanya berdasarkan capaian yang dihasilkan SDM tanpa mempertimbangkan masukan ataupun fasilitas yang diterimanya, cara ini tidak sesuai dengan konsep produktifitas dan tidak memenuhi aspek keadilan. Bagaimanapun juga sebuah produk akan tergantung pada proses dan masukan yang diberikan.

Indikator assesmen akan lebih berkualitas bila melihat kinerja sebagai rasio antara hasil terhadap input yang diberikan oleh institusi kepada sumber daya manusia tersebut. Walaupun cara ini akan lebih

sulit daripada assesmen peralatan energi. Parameter-parameter yang dapat disertakan untuk dosen sebagai obyek dalam assesmen ini adalah:

a. Beban mengajar:

 Jumlah jam mengajar

 Jumlah mahasiswa tiap matakuliah

 Ketersediaan asisten matakuliah

 Kebutuhan tenaga penunjang atau kemandirian untuk mengajar

 Metode kuliah tiap matakuliah

 Jumlah tugas tiap matakuliah

 Jumlah kuis tiap matakuliah

 Jumlah ujian tiap matakuliah b. Beban bimbingan

 Jumlah mahasiswa bimbingan

 Jumlah dan lama asistensi

 Jumlah lulus tiap semester

 Jumlah waktu dukungan tenaga penunjang kepada mahasiswa

 Jumlah waktu dan jenis penggunaan fasilitas bengkel.

 Dukungan fasilitas komputasi c. Penugasan administratif

d. Penugasan pengembangan institusi e. Keberadaan di dalam kampus

f. Karya lain yang dihasilkan dan berkontribusi pada PT

4.2 Apresiasi Kemandiran

Sebagaimana pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya pada seksi 4.1, aspek kemandirian akan menjadi penting, karena semakin mandiri seorang dosen untuk suatu aktifitas, beban biaya PT akan kurang. Sebagai contoh seorang dosen yang akan mengajar ke ruang kuliah, dia akan minta bantuan membawakan atau menyiapkan notebook dan proyektor LCD kepada tenaga penunjang, beban PT akan berbeda dibanding seorang dosen yang dapat melakukan sendiri. Semakin banyak dosen yang mandiri, kebutuhan tenaga penunjang semakin berkurang dan berdampak pada pengurangan beban finansial bagi PT.

4.3 Efektifitas dan Efisiensi

Efektifitas dan efisiensi merupakan dua hal yang saling berhubungan untuk suatu aktifitas. PT merupakan sebuah institusi punya sejumlah aktifitas, kedua parameter tersebut sangat penting untuk disertakan dalam assesmen tentang kinerja pada berbagai program baik itu merupakan layanan maupun urusan internalnya.

(10)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1399

4.4 Prosedur Standar

Prosedur standar (SOP, standard of procedure) merupakan salah satu cara untuk menyederhanakan penilaian terhadap proses-proses yang berlangsung dan juga membuatkan pelayanan lebih baik dan batasan lingkup pekerjaan setiap SDM menjadi lebih jelas. Standar ini juga dapat menyederhanakan tata kelola untuk penilaian kinerja bagi SDM. Banyak SOP yang diperlukan mulai dari urusan administrasi, akademik, kepegawaian, dan kerjasama dengan industri dan pengabdian masyarakat sehingga semuanya akuntabel. Hal yang terkait dengan pelayanan mahasiswa diperlukan SOP meliputi bimbingan, perkuliahan, evaluasi mahasiswa, kerja praktek, perwalian, layanan bengkel, pendistribusian mahasiswa bimbingan, kelas paralel, layanan lab edukasi, dan lainnya.

5. PARADIGMA BARU TATA KELOLA

Untuk mencapai visi bagi sebuah PT, berbagai program perlu dibuat dan dilaksanakan, disamping itu layanan umum juga menjadi tugas utamanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebaiknya pilar-pilar manajemen yang telah teruji, dapat diterapkan untuk memperbaiki kinerja PT. Bila dilihat pemetaan struktur manajemen pada Gambar 2, tata kelola yang bersifat lebih teknis akan ditentukan oleh SDM di unit pelaksana. Unit pelaksana akan menentukan keberhasilan tata kelola PT. Walaupun demikian strategi dan arahan pimpinan terhadap manajemen serta operasi juga diperlukan sehingga adanya tipe tata kelola fakultas atau unit pelaksana yang sama untuk sebuah PT.

Gambar 2. Pemetaan struktur manajemen [8]

Tuntutan akan kesiapan PT dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global dapat dijawab dengan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan serta tata kelola yang berkualitas. Dengan mempertimbangkan bahwa ada dua unsur utama pada PT yaitu mahasiswa dan dosen, serta layanan yang berkualitas dan untuk kemajuan institusi secara menyeluruh, paradigma tata kelola yang berkualitas mempunyai peran yang sangat penting. Sebagai respons atas dinamika eksternal dan kompetisi antar PT baik dalam tingkat nasional, tidak ada jalan lain akan kebutuhan untuk menerapkan tata kelola yang berkualitas. Untuk itu nilai-nilai akuntabilitas, transparansi, adil, tanggung jawab, kompetisi yang

sehat dan efisiensi harus ditumbuhkan serta penghargaan dan sanksi juga harus diterapkan untuk memunculkan rasa keadilan dan tanggung jawab untuk stakeholder. Disamping itu nilai inovatif juga harus ditumbuhkan sebagai konsekuensi tempat orang-orang cerdas itu berkreatifitas.

5.1 Kinerja Dosen

Prestasi seorang dosen akan selalu dinilai pada evaluasi outcome base. Parameter ini belum adil jika fasilitas yang diterima dari PT tidak dipertimbangkan dalam evaluasi. Bila seorang dosen yang terima fasilitas lebih banyak tetapi keluarannya sama dengan yang lain, berarti dosen tersebut mempunyai prestasi lebih jelek daripada yang lainnya. Evaluasi atas kepatuhan terhadap SOP harus juga menjadi indikator evaluasi kinerja ini.

5.2 Beban Dosen

Beban pekerjaan akan memakan waktu dan juga pikiran. Ketika seorang dosen dengan beban 8 SKS yang hanya evaluasi ujian tengah semester dan ujian akhir semester akan berbeda dengan seorang dosen yang juga beban 8 SKS dengan evaluasinya ujian sebanyak 3 kali, serta 5 kali tugas dan 5 kali kuis. Untuk jumlah mahasiswa yang sama butuh waktu untuk menyelesaikan tugasnya tersebut akan berbeda walaupun beban SKS yang sama. Demikian juga bila jumlah mahasiswa berbeda, misalkan jumlah mahasiswa 10 orang dan 50 orang, bila metode evaluasi yang sama maka bebannya akan berbeda, baik perhatian maupun waktu pengerjaan penilaian hasil evaluasi.

Metode kuliah yang diberikan juga berpengaruh pada beban dosen. Metode ceramah, metode active learning, dan lainnya dapat juga menjadikan beban bagi dosen dapat juga berbeda, walaupun tidak signifikan.

5.3 Fasilitas Dosen

Fasilitas mininum yang wajib diterima oleh seorang dosen adalah ruang yang dilengkapi dengan meja, kursi dan rak buku. Luas lantai minimum dapat dijadikan standar oleh PT sebagai fasilitas yang diberikannya sesuai dengan jenjang fungsional yang telah dicapai oleh seorang dosen.

Ketika seorang dosen dapat menggalang dana yang besar dan perlu fasilitas ruang yang lebih besar, aplikasi penambahan ruangan dapat juga dilakukan dan sebagai konsekuensinya dosen tersebut harus membayar sewa untuk periode waktu tertentu.

(11)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1400

yang memberi tugas dan PT akan memberikan insentif atas kelebihan beban kepada teknisi tersebut.

5.4 Laboratorium Edukasi dan Riset

Pemisahan laboratorium edukasi dengan riset akan dapat menyederhanakan tata kelola dan memperkuat prinsip-prinsip tata kelola yang berkualitas. Dengan suatu kondisi bimbingan mahasiswa merata antar dosen, basis dosen dan mahasiswa dengan fasilitas riset akan bisa terpetakan dengan baik. Setiap dosen punya kesempatan pengembangan riset dengan bantuan mahasiswa yang tidak berbeda. Dengan cara ini kompetisi akhirnya mengarah pada mutu. Penurunan kesulitan topik riset mahasiswa demi mendapatkan jumlah bimbingan lebih banyak tidak terjadi. Etika hubungan mahasiswa dengan dosen terkait proyek riset atau industri perlu juga disepakati. Dengan demikian arah untuk perbaikan dan peningkatan mutu serta banyak kontribusi positif pada PT seperti jumlah publikasi bisa meningkat, dan jumlah dana riset keseluruhan PT meningkat serta tumbuh budaya riset yang lebih baik.

Fakultas dibebankan atas biaya operasi lab edukasi, sedangkan setiap dosen dengan fasilitas ruang kantor dan risetnya akan mendapat dukungan dana sesuai dengan beban dan kinerjanya serta usaha untuk mendapatkan bantuan riset lewat proposal yang diajukan kepada sponsor. Beberapa keuntungan dengan pemisahan ini, adanya keadilan untuk setiap dosen, kebutuhan tenaga penunjang seperti teknisi akan dapat dikurangi, serta kebutuhan tenaga penunjang untuk edukasi dan riset dapat dibedakan secara kuantitatif.

Penggunaan peralatan lab edukasi hanya pada semester ganjil atau genap saja, juga menjadikan peralatan tidak efektif, pengadaan praktikum yang sama untuk semester ganjil dan genap dapat menjadi kondisi peralatan lebih terawat dengan baik. Dengan cara ini jumlah layanan mahasiswa dan kualitas layanan dapat meningkat.

Untuk menjaga mutu penelitian dan penggunaan dana riset tepat sasaran, ITB telah punya pegangan panduan etika untuk integritas riset [9]. Etika riset mahasiswa dan dosen, etika publikasi, dan etika penggunaan dana penelitian diatur didalamnya.

5.5 Layanan Bengkel Mahasiswa

Layanan bengkel bisa jadi sebuah kebutuhan untuk mahasiswa teknik. Bengkel seharusnya langsung dikelola oleh fakultas sesuai dengan layanan program studi yang dimilikinya. Bila ada mahasiswa dari fakultas lain karena pekerjaan tugas akhirnya, dapat mendapatkan layanan dengan SOP yang ditetapkan. Untuk program studi teknik mesin sejumlah matakuliahnya melaksanakan praktikum bengkel, fasilitas bengkel ini juga dapat berfungsi ganda yaitu bengkel umum dan laboratorium edukasi.

SOP layanan teknisi yang bertugas harus disosialisasikan. Ketika tingkat kesulitan pekerjaan

tidak tinggi, seorang mahasiswa dapat melakukan sendiri. Untuk kesulitan yang tinggi, pekerjaan itu harus dikerjakan oleh teknisi bengkel untuk menjaga keselamatan pekerja dan menjaga peralatan mahal tidak cepat rusak. Semua ini harus terekam dengan baik seperti jumlah waktu penggunaan mesin, lama waktu dan jenis pekerjaan yang dilakukan teknisi serta mahasiswa/dosen yang mempunyai pekerjaan tersebut. Bagaimanapun juga PT harus penuh perhatian terhadap penggunaan energi untuk operasinya.

5.6 Layanan Kebersihan Kampus

Layanan kebersihan kampus sebaiknya sentral di PT dan fakultas. Pemilihan suatu layanan ini di level PT atau fakultas harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi serta kemudahan operasi dan pengawasannya. PT di luar negeri lebih memilih outsourcing untuk layanan ini. Untuk Indonesia, koperasi dapat diberi wewenang untuk mengelola outsourcing sumber daya ini.

5.7 Layanan Transportasi Kampus

Dunia telah banyak berubah, kendaraan dinas yang sebelumnya merupakan sebuah barang mewah dan berubah menjadi barang dan kebutuhan sekunder dan banyak orang yang memiliki. PT negeri umumnya banyak memiliki sejumlah kendaraan berupa bis, mobil operasi antar jemput pejabat, atau juga mobil dinas bagi pejabat-pejabat. Tata kelola yang tidak baik menyebabkan sektor ini dapat penuh dengan nilai-nilai yang korup berupa penggunaan tidak untuk kepentingan dinas seperti antar jemput keluarga pejabat, dan lain-lainnya. Penempatan seorang sopir tetap untuk seorang pejabat bisa jadi pendorong penyalahan tugas seorang sopir dan juga ketidakadilan antara sopir yang tugasnya hanya standby di pool kendaraan. Melihat semua itu dari aspek signifikansi dan nilai keekonomisan kendaraan PT, kaji lebih cermat fasilitas kendaraan kampus perlu dilakukan.

Sebuah tata kelola transpottasi kampus yang berkualitas dibutuhkan untuk mencegah tindakan yang korup dan tidak adil serta dapat meningkatkan layanan dan menjaga kondisi kendaraan agar selalu dalam kondisi layak pakai. Adapun hal-hal yang harus dilakukan adalah:

Penggunaan kendaraan sistem logbook atau TI yang baik meliputi lama operasi, jarak tempuh, pengisian bahan bakar, layanan perjalanan dalam dan luar kota, dan perawatannya

Sopir layanan pejabat dan standby harus dirotasi dalam periode mingguan.

 Tugas mingguan seorang sopir diatur oleh pool kendaraan.

 Seorang sopir hanya boleh memberikan layanan antar jemput pada pejabat yang sama paling lama seminggu.

(12)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1401

 Setiap penggunaan layanan sopir harus memberikan isian angket angket tentang ketaatan aturan lalulintas dan ketrampilan sebagai seorang sopir.

6. TEKNOLOGI DAN STANDAR

Teknologi dan standar sangat dibutuhkan oleh sebuah PT untuk menjalankan organisasinya sehingga pilar-pilar manajemen yang berkualitas dapat diterapkan dengan baik. Teknologi dapat mengurangi konsumsi tenaga kerja yang pada akhirnya akan menurunkan biaya penggajian. Teknologi membutuhkan biaya untuk memiliki dan menerapkannya. Oleh karena PT merupakan tempat orang-orang yang punya kemampuan lebih dalam berpikir dan berkreatifitas, kebutuhan teknologi tata kelola tidak harus seluruhnya dari luar tapi juga dapat dikembangkan secara mandiri.

6.1. Implementasi Teknologi Informasi

Perubahan lingkungan luar PT, harus dapat direspon dengan cepat. PT yang setiap tahun meluluskan sampai dengan ribuan sarjana, ratusan magister dan puluhan doktor harus sedini mungkin memberikan contoh tentang penerapan TI dan menyadarkan semua mahasiswa akan kebutuhan penerapan teknologi supaya lebih efisien. TI dapat diimplementasikan pada semua lini tata kelola pada PT. Dengan teknologi yang semakin komprehensif dan integrasi, akan dapat meningkatkan kinerja serta mencegah tindakan-tindakan yang korup ataupun penyalahgunaan wewenang. Capaian kinerja yang semakin tinggi akan dapat menekan biaya operasi PT yang tidak perlu sehingga dana yang ada dapat dialihkan untuk program lain yang mendukung visi dan misi PT.

Untuk kepentingan dan kebutuhan PT, secara umum TI dapat dimanfaatkan untuk tugas-tugas berikut:

a. Registrasi matakuliah dan pencatatan nilai akademik mahasiswa, perwalian online serta sosialisasi aturan akademik lainnya

b. Perkuliahan seperti blending learning, akses informasi bahan kuliah, pengumuman, pengumpulan tugas, pengumpulan tugas dalam softcopy, forum diskusi, evaluasi sistem kuliah, dan absensi dosen dan mahasiswa untuk kegiatan perkuliahan dengan teknologi finger print.

c. Pengelolaan bimbingan tugas akhir, baik skripsi, tesis dan disertasi termasuk di dalamnya pendistribusian bimbingan mahasiswa, laporan kemajuan bimbingan, monitoring, seminar, dan sidang.

d. Pengaturan ruang kuliah efisien e. Penilaian karya ilmiah dosen

f. Tata kelola aset dan penggunaan seperti bengkel, alat ukur riset yang, komputer dan lainnya

g. Pengaturan moda transportasi, sopir, dan kendaraan kampus yang tidak korup h. Tata kelola keuangan yang transparan serta

laporan yang dapat diakses oleh publik i. Perencanaan dan pengawasan PT j. Perparkiran

k. dan lainnya

Dengan memperhatikan berbagai kelebihan TI seperti mudah diakses, penyebaran yang mudah dan cepat, serta berbagai fitur yang dapat dimasukkan di dalamnya. TI akan dapat banyak mengurangi jumlah SDM yang dibutuhkan dan konsistensi program-program dapat dikendalikan dengan lebih baik. Dengan TI, PT seharusnya menjadi pelopor untuk memberikan akses informasi kepada publik akan transparansi atas segala sesuatu penggunaan dana yang berasal dari APBN ataupun dari APBD maupun dari masyarakat.

6.2 Standarisasi dan Pengawasan

Ketika beban dosen telah menjadi merata, penjaminan mutu dan pengawasan kinerja Dosen akan menjadi penting untuk meningkatkan kualitas lulusan dan juga layanan PT tersebut. Sejumlah matakuliah mungkin punya silabus yang sama antara satu PT dengan PT lainnya, tetapi mutu ataupun pemahaman yang dimiliki oleh seorang mahasiswa dengan nilai yang sama bisa jadi sangat jauh berbeda. Untuk suatu topik bahasan matakuliah, soal yang diujikan kepada mahasiswa dapat berupa soal dari yang sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan juga sangat sulit. Oleh karena itu layanan yang diberikan oleh PT harus diakses dan perlu alat atau sarana yang dapat digunakan untuk mengakses proses dan kinerja yang dicapai.

ITB telah merancang sistem fortopolio untuk mengakses pelaksanaan dan evaluasi matakuliah dan diujicobakan untuk sejumlah matakuliah pada tahun 2009, dan inipun jalan hanya berlangsung 2 semester. Sistem TI untuk fortopolio juga telah disiapkan.

Penilaian bagi mahasiswa terhadap proses perkuliahan dari semua matakuliah yang di setiap semester dilakukan oleh semua mahasiswa yang ambil matakuliah tersebut dilakukan di akhir semester dan ini telah berlangsung lama, dan dari angket berbentuk kertas telah berubah dan dilakukan dengan bantuan TI. Skor indeks seorang dosen juga telah dihasilkan lewat sistem TI tersebut.

Disamping banyak pengawasan dan evaluasi perlu dilakukan seperti penelitian dan penggunaan dana baik akademik, penelitian, dan lainya bukan hanya administrasi tapi juga akses lapangan. Semua proses baik itu layanan maupun pengawasan dapat dilaksanakan dengan standar minimum yang harus dipenuhi. Untuk itu standarisasi dan perbaikan secara terus menerus perlu dilakukan.

(13)

Seminar Nasional Teknik Mesin X

2-3 November 2011

Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB

ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6

SNTTM X | 1402

Dari pemaparan yang telah diuraikan pada paper ini beberapa hal yang patut dicatat adalah:

Banyak peluang untuk memperbaiki kualitas tata kelola dalam manajerial dan operasi PT. Penerapan TI terintegrasi dalam tata kelola ini akan mempercepat kemajuan PT dengan efisiensi yang tinggi.

Sejumlah SOP dibutuhkan pada unit pelaksana akademik dan administratif untuk peningkatan layanan dan pencapaian standar yang telah ditetapkan.

Kajian ulang terhadap sejumlah fasilitas-fasilitas dulunya merupakan suatu fasilitas mewah dan sekarang sudah menjadi kebutuhan sekunder.

Pengembangan tata kelola berbasiskan dosen dan mahasiswa akan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan PT serta keadilan bagi dosen untuk mengabdikan dirinya pada PT.

Prinsip-prinsip tata kelola transparansi, akuntabel, tanggungjawab, efisiensi, adil dan reward-punishment sudah merupakan suatu keharusan untuk ditegakkan di PT.

Keunggulan SDM pada PT serta nilai-nilai luhur yang harus dipegangnya, ketauladan tata kelola yang berkualitas sudah sepatutnya ditunjukkan dalam rangka mengubah Indonesia yang menjadi lebih baik. Setiap tahun PT akan menghasilkan duta baru sejumlah alumni baru yang dihasilkan untuk tata kelola yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. D. Suharto dan A. I. Mahyuddin, 2008, Masa Depan Pendidikan Teknik Mesin di Indonesia, Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin VII, 4 – 5 November, Manado.

[2]. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

[3]. Ali Hanapiah Muhi, Membangun Good Governance pada Perguruan Tinggi di Indonesia, 2011, available at: http://alimuhi. staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2011/ 04/memb.good_.gov_.pada_.pt_.pdf, diakses 22 Juli 2011

[4]. Tata Kelola, Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Direktorat Jenderal Pen-didikan Tinggi [5]. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of

Corporate Governance), Pertamina, available at http://www.pertamina.com/up

loads/download/PertaminaCodeofCorporateGov ernance.pdf, diakses 28 April 2011

[6]. Tata Kelola Perusahaan, 2005, Bank Danamon [7]. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

[8]. Lukito Edi Nugroho, 2009, Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, available at http://www.te.ugm.ac.id/~lu kito/ requestbuku, diakses 22 Juli 2011

[9]. Panduan Kode Etik dan Integritas Riset, SK rektor ITB No. 024/SK/K01/PL/2011

Gambar

Gambar 1. SDM pada perguruan tinggi
Gambar 2. Pemetaan struktur manajemen [8]

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuk

Sehingga akan diterangkan bahwa daun sirih yang temu ruas adalah daun sirih yang dapat digunakan untuk pengobatan, diantaranya untuk mengobati keputihan pada wanita,

Rencana pembentukan dilakukan mengingat tim Six Sigma sangat penting perananya dalam menyelesaikan suatu proyek Six Sigma dan selain itu di Departemen Two

digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran pembuatan pola rok. Media pembelajaran bisa berupa audio, audio visual, cetak dan lain sebagainya. Media yang akan

Untuk menambahkan header dan footer, Anda harus membuat subclass pada FPDF(). Header dapat ditambahkan dengan membuat function berikut ini dalam subclass PDF

Indomobil Prima Niaga Aceh berusaha untuk memberitahu, mengajarkan dan mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga lingkungannya dari hal-hal yang dapat merusak

Langkah selanjutnya setelah memasukkan kasus uji coba sederhana seperti pada Gambar 5.10 adalah membuat urutan pengerjaan operasi kueri yang memiliki tipe pertama dengan

Pada input ini pusat cluster belum berada pada posisi yang tepat dimana nilai error nya terlalu bersar sehingga iterasinya sedikit karena iterasi akan berhenti jika nilai