• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra Dinkes Kab Bogor Studi Kasus Aks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Renstra Dinkes Kab Bogor Studi Kasus Aks"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

JAWA BARAT TAHUN 2013-2016

Studi Kasus Akses Layanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Kabupaten Bogor

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil 2016/2017 Mata Kuliah Manajemen Pemerintahan

Oleh:

Ahmad Naufal Azizi (15/384251/SP/26963) Aliyah Almas Saadah (15/385738/SP/27041) Yanit Gita Prastiwi (13/353483/SP/25984) Gilang Vena Pratama (13/347475/SP/25634) Dona Risma Ayu N A (15/378593/SP/26547) Gita Astri Kusumadewi (15/378596/SP/26550) Chorul U Amirulloh (13/349932/SP/25890) Gigich Ilmy Al Bonadi (15/378689/SP/26643) Miera Ludfia Islamy (15/384275/SP/26987) Amesyha Tri Dany Prasetyo (15/384254/SP/26966) Putri Intan Rengganis (15/381162/SP/26774) Heru Hadiyanto (12/335753/SP/25403)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan merupakan tujuan besar Dinas Kesehatan yang disusun untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain dengan pendekatan paradigma sehat. Upaya yang dilakukan berupa peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, serta rehabilitasi sejak dalam kandungan hingga usia lanjut. Selain itu pembangunan bidang kesehatan juga diarahkan untuk meningkatkan dan memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dan sarana prasarana dalam bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Dalam konteks desentralisasi, daerah dituntut untuk dapat menjalankan pembangunan termasuk dalam bidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah serta mendukung kepentingan Nasional. Salah satu permasalahan utama pembangunan kesehatan yang juga menjadi perhatian dalam penyusunan Rencana Strategis ini diantaranya adalah masih tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, serta antar kawasan dalam wilayah Kabupaten Bogor sendiri.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor akan menjamin ketersediaan akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang diantaranya akan ditempuh melalui langkah-langkah seperti pelayanan kesehatan gratis; peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular; peningkatan kualitas, keterjangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar; peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penjaminan mutu, keamanan dan khasiat obat dan makanan; penanganan kesehatan di daerah bencana; serta peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

(3)

diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan secara sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Kabupaten Bogor khususnya dalam akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

1.2 LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rancangan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 didasarkan pada:

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(4)

7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 SERI E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);

(5)

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) ini adalah agar tersedianya dan tersusunnya dokumen rancangan perencanaan jangka menengah yang nantinya akan digunakan untuk menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 khusus bidang akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin Kabupatem Bogor. Sedangkan, tujuan penyusunan Renstra SKPD ini adalah agar tersedianya suatu dokumen yang strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah terhadap akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin Kabupatem Bogor.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Penyusunan Perubahan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Perubahan Renstra Dinas Kesehatan. Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh bidang/bagian dalam rapat-rapat internal serta melibatkan stakeholders

dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renstra. Sistematika penulisan Perubahan Renstra Dinas kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2008-2013 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas, fungsi, dan struktur organisasi secara ringkas dan kinerja pelayanan Dinas Kesehatan.

(6)

Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan dinas kesehatan, telaahan visi-misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan renstra K/L, telaahan RTRW dan penentuan isu strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2008-2013.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Kesehatan untuk periode tahun 20082013.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII PENUTUP

Lampiran-lampiran.

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

(7)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9), Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi di bidang kesehatan dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut:

1. Perumus kebijakan teknis di bidang kesehatan

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas fungsinya

2.1.1 STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar. 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

BIDANG FUNGSI

(8)

dinas

2. pengumpulan, pengolaan dan analisis data dinas

3. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian dinas 4. pengelolaan administrasi keuangan dinas

5. pengelolaan situs web dinas

6. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun pelaporan kinerja dinas

Informasi, Promosi, dan Sumber Daya Kesehatan

1. Pengelolaan pengembangan sumber daya kesehatan 2. Pengelolaan promosi kesehatan

3. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi kesehatan Pelayanan Kesehatan 1. Pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

2. Pengelolaan pelayanan kefarmasian dan POM 3. Pengelolaan pelayanan upaya kesehatan Pembinaan Kesehatan

Masyarakat

1. Pengelolaan Gizi masyarakat dan institusi

2. Pengelolaan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana 3. Pengelolaan kesehatan remaja dan lanjut usia

Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dan Kesehatan

Lingkungan

1. Pengelolaan kesehatan lingkungan 2. Pengelolaan pemberantasan penyakit

3. Pengelolaan surveilans, epidemiologi dan imunisasi

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

(9)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa mendatang. Jika isu strategis tidak ditanggapi, maka dapat menimbulkan kerugian, dan jika tidak dimanfaatkan. maka akan menghilangkan peluang untuk dimaksimalkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil telaah dari kebijakan, dokumen-dokumen yang terkait dengan Renstra, evaluasi terhadap kinerja pada Renstra sebelumnya, serta hasil FGD internal Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, maka dirumuskan salah satu permasalahan yang harus diperhatikan dan ditangani dalam progam dan kegiatan dalam Renstra ini, yaitu isu akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin Kabupaten Bogor. Mengingat hak untuk mendapatkan akses layanan kesehatan adalah hak dasar warga Negara. Oleh karena itu, permasalahan ini layak untuk diangkat ke permukaan.

3.1.1 TELAAH VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini mengacu visi Kabupaten Bogor 2013-2018 yaitu: “Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia”. Indikator termaju dari penjabaran Visi di atas adalah:

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari indeks pendidikan (education), kesehatan (helath), dan daya beli

2. Kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan yang berkualitas di seluruh wilayah (LPE, PDR Harga Berlaku, PAD/APBD)

3. Kesalehan social (ZIS dan Ratio Tempat Ibadah)

Kemudian, Visi ini dijabarkan ke dalam beberapa misi yang terdiri atas 5 misi yang salah satu pernyataannya berbunyi “Meningkatkan Aksesabilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan”

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas Kesehatan sesuai tugasnya yaitu sebagai membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan, mempunyai tujuan dalam misi tersebut, yaitu:

(10)

2. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat serta PHBS. 3. Meningkatkan puskesmas terakreditasi dan mempersiapkan puskesmas BLUD.

4. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya sarana dan prasarana kerja serta Kualitas Aparatur.

5. Meningkatkan fungsi koordinasi, regulasi dan fasilitasi pelayanan kesehatan pemerintah, swasta dan lintas sektor.

6. Meningkatkan Jejaring Pelayanan Kesehatan.

3.1.2 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI

Berbagai masalah yang berkaitan dengan akses layanan kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang harus diselesaikan. Hal ini menuntut berbagai lembaga atau instansi untuk turut serta menghadapi permasalahan ini. Selain itu, peningkatan peran dan kapasitas pada lembaga atau instansi yang sudah ada khususnya Kementrian Kesehatan perlu diadakan untuk menunjang keefektifan dan keefisienan kinerja untuk menjangkau seluruh elemen masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang merupakan isu strategis khusus penanganan akses layanan kesehatan masyarakat miskin yaitu:

“Aksesabilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, terutama masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil dal letak geografis yang sulit di jangkau”.

Program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah program pemerintah yang sangat strategis. Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat miskin guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa terkecuali.

Dalam pembagian wilayah kerja koordinasi, Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah 4 yaitu: Wilayah Bogor, dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok. Dengan kategori permasalahan kesehatan yang dihadapi sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah, seperti infrastruktur jalan dan jembatan, persampahan serta air bersih;

2. Perlunya peningkatan peran dan kapasitas lembaga atau instansi kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang adil dan merata bagi semua kalangan masyarakat;

(11)

3.1.3 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai konservasi; (b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa–desa potensial; (d) pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.

Jika dilihat dari rencananya, terlihat seimbang antara rencana pembangunan pedesaan, perkotaan dan sistem prasarana wilayah. Namun, dalam penerapannya masih terdapat

overlaping yang terjadi dalam pembangunan tersebut. Hal ini juga menyebabkan persebaran pelayanan kesehatan yang tidak merata akibat pembangunan yang hanya memusat di beberapa kawasan saja. Sehingga akses kesehatan masyarakat miskin di daerah lain pun menjadi terhambat dan harus dipindah ke daerah lain juga. Permasalahan ini juga menjadi salah satu isu strategis yang menjadi sorotan. Selain itu hal-hal lain yang perlu dilihat adalah kualitas dan kuantitas SDM yang berada di kawasan tersebut. Apakah sudah memenuhi standar atau belum. Sehingga peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang kesehatan juga perlu dipertimbangkan. Sehingga dalam pelaksanaannya SDM tersebut mampu melayani masyarakat khususnya masyarakat miskin dengan baik.

(12)

Dalam renstra Dinas Kesehatan Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah dijelaskan mengenai misi dalam bidang kesehatan, yaitu meningkatkan aksebilitas dan kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam meningkatkan aksesbilitas pemerintah menekankan pada pentingnya pelayanan kepada masyarakat miskin yang terjangkau. Selain itu, juga dilakukan peningkatan infrastuktur dan pemerataan dalam rencana tata ruang dan kajian lingkungan hidup strategis. Selanjutnya dalam rencana tersebut juga dijelaskan mengenai peningkatan pelayanan melalui peningkatan SDM, peran dan kapasitas lembaga, serta peningkatan kesadaran masyarakat.

Dalam menjalankan tujuan tersebut direalisasikan dalam beberapa aspek yang disebutkan dalam Isu - Isu Strategis. Sesuai dengan renstra Dinas Kesehatan, isu yang akan dikaji adalah tentang “Aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, terutama masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil dan letak geografis yang sulit dijangkau.”

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1.1 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

(13)

Pada periode pembangunan jangka menengah Kabupaten Bogor dalam rentang waktu 2013-2018, Kepala daerah yang terpilih sebagai pemangku utama pelaksanaan pemerintahan telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan Kabupaten Bogor untuk periode ini adalah terwujudnya Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia. Tujuan pembangunan tersebut selanjutnya menjadi pedoman (guide line) bagi seluruh instansi Pemenrintah Daerah Kabupaten Bogor, dalam hal ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sebagai upaya mendukung pembangunan tersebut dalam urusan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor selanjutnya menyusun visi dan misi untuk arahan kerja yang lebih strategis.

Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menetapkan Visi:

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yangMandiri untuk Hidup Sehat”

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dimaksudkan bahwa setiap penduduk mampu berpikir, bersikap dan bertindak secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan atas kehendak dan dorongan diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi lingkungannya untuk bersikap dan berperilaku hidup sehat.

4.1.2 Misi Dinas Kabupaten Bogor

Untuk mendukung visi yang telah dibuat dan ditetapkan, selanjutnya dibutuhkan konsep yang jelas, sistematis, dan strategis. Konsep tersebut akan terangkum dalam pernyataan yang menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan dimasa datang sebagai hasil dari interpretasi visi. Pernyataan-pernyataan inilah yang disebut sebagai misi organisasi. Misi menjelaskan secara lebih jelas dari nilai umum yang dimiliki oleh visi, sehingga misi seringkali dinyatakan sebagai langkah-langkah organisasi. Dalam mencapai visi

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Mandiri untuk Hidup Sehat”, Dinas

Kesehatan Kabupaten Bogor selanjutnya menetapkan misi sebagai berikut: Misi Pertama:

(14)

Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dituntut kemandiriannya di dalam mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional demi memperoleh pelayanan kesehatan yang akuntabel.

Misi Kedua:

“Meningkatkan daya dukung Pelayanan Kesehatan”

Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dapat terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mempunyai hak serta kesempatan yang sama untuk mengembangkan hidup sehat.

Misi Ketiga:

“Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional”

Misi ini mengandung makna bahwa dalam mendukung pencapaian misi pertama dan pencapaian visi dibutuhkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan yang akuntabel.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH

4.2.1 Tujuan

Tujuan jangka menengah merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang. Penentuan tujuan didasarkan pada visi, misi, isu-isu, dan analisis lingkungan sehingga dapat mencapai visi dan misi Kabupaten Bogor. Penentuan tujuan penting untuk melaksanakan kerja dalam lima tahun kedepan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta faktor lingkungan yang mempengaruhi. Tujuan yang ditetapkan merupakan penjabaran dari misi. Berikut tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk mencapai visi dan misi.

1. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas” maka ditetapkan tujuan

Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang mudah, terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat.

2. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan daya dukung Pelayanan Kesehatan” maka ditetapkan tujuan

(15)

3. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional” maka ditetapkan tujuan

Mewujudkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan yang akuntabel.

4.2.2 Sasaran

Setelah ditetapkan tujuan maka tujuan akan dijabarkan menjadi sasaran. Sasaran ini menjadi sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh dinas dalam jangka waktu lima tahun. Melalui sasaran dapat dipantau kinerja dari dinas sehingga kinerja harus sejalan dengan sasaran yang akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan memiliki fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi kedalam strategi organisasi. Berdasarkan hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menetapkan sasaran hingga tahun 2018 dengan rincian sebagai berikut:

1. Untuk mewujudkan tujuan Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang mudah, terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat maka ditetapkan sasaran:

a. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin.

b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

2. Untuk mewujudkan tujuan Mewujudkan sumber daya, sarana, dan prasarana kesehatan yang memadai dan berkualitas bagi masyarakat maka ditetapkan sasaran: a. Terwujudnya sumber daya, sarana, dan prasarana kesehatan yang memadaian

berkualitas bagi masyarakat.

3. Untuk mewujudkan tujuan Mewujudkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan yang akuntabel maka ditetapkan sasaran:

a. Tersedianya sumber daya kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin. b. Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel bagi masyarakat.

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

(16)

publik, dalam hal ini pelayanan kesehatan, tidak hanya menyangkut persoalan pemberian hak masyarakat, namun juga eksistensi negara di tengah-tengah masyarakat secara langsung.

Dalam mencapai sasaran pemerataan akses pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor kemudian menetapkan strategi kebijakan yang akan ditempuh selama 5 tahun ke depan sebagai instrumen implementasi program kepada masyarakat miskin. Dengan memperhatikan sasaran dan tujuan yang telah diuraikan sebelumnya, telah dihasilkan beberapa strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Peningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas medis di daerah yang terdampak kemiskinan di Kabupaten Bogor.

b) Peningkatkan pengetahuan masyarakat dari tingkat desa tentang prosedur pelayanan kesehatan.

c) Pembuatan integrated system yang memudahkan monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

d) Pemaksimalkan pemanfaatan kader di tingkat desa dalam pengelolaan data kesehatan masyarakat di daerah pinggiran atau daerah yang terdampak kemiskinan.

e) Pembuatan sistem yang memudahkan keluarga miskin mendapat akses dari pinggiran hingga ke pusat.

Strategi ini kemudian diturunkan dalam bentuk kebijakan sesuai dengan visi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, diantaranya:

1. Peningkatan pemerataan sarana dan prasarana kesehatan ke daerah yang terdampak kemiskinan di Kabupaten Bogor.

2. Penambahan jumlah tenaga kesehatan berpendidikan minimal S1 ke daerah yang terdampak kemiskinan di Kabupaten Bogor.

3. Peningkatan kualitas tenaga medis yang sudah ada di daerah yang terdampak kemiskinan melalui sosialisasi dan peningkatan kompetensi SDM.

4. Optimalisasi peran puskesmas dan posyandu baik di tingkat desa maupun kecamatan di wilayah yang terdampak kemiskinan di Kabupaten Bogor.

5. Optimalisasi sistem pendataan dan pelaporan terkait kebutuhan medis di tingkat desa dengan memanfaatkan kader desa.

6. Pembuatan sistem yang lunak dan tepat sasaran terkait dengan rujukan bagi gakin (keluarga miskin) di Kabupaten Bogor.

7. Penerapan SPM di bidang kesehatan secara ketat di unit-unit rumah sakit dan puskesmas di daerah pinggiran.

(17)

9. Pembuatan integrated system dari pusat ke pinggiran untuk memudahkan koordinasi terkait dengan pemenuhan kebutuhan medis di daerah pinggiran.

10. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya keluarga miskin pinggiran mengenai prosedur dalam mengakses pelayanan kesehatan.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

(18)

kesehatan bagi masyarakat miskin. Berikut disajikan program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.

Program/kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana kerja suatu SKPD. Program Lintas SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa SKPD. Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja terpadu antar Kementerian/Lembaga dan SKPD mengenai suatu atau beberapa wilayah, daerah, atau kawasan. Adapun rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten tahun 2013 – 2018 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

BAB VII

PENUTUP

(19)

(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan sebagai pelaksanaan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor 2005-2025. Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2013-2018 menjadi pedoman dalam penyusunan Renja yang menjadi dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Kesehatan.

Gambar

Gambar. 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai

Penetapan koridor perdagangan / perbelanjaan kota untuk Wilayah Pelayanan D juga sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031, bahwa Kota Bogor

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2011 Nomor 2 Seri

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang

Menurut Undang – undang nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang secara Hirarki Rencana Tata Ruang Wilayah terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),

bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,

bahwa sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, pada Tahun 2005 telah dilaksanakan evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok,

Secara umum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor 2005-2025 dijelaskan bahwa tata ruang Kabupaten Bogor terbentuk dengan struktur ruang wilayah